Anda di halaman 1dari 23

BAB II

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

A. Elektrokardiogram (EKG)

1. Pengertian

Elektrokardiogram (EKG) atau electrocardiogram (ECG) adalah tes


medis untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktivitas listrik
yang dihasilkan oleh jantung, sebagaimana jantung berkontraksi. EKG dapat
membantu mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan seperti aritmia jantung,
pembesaran jantung, peradangan jantung (perikarditis atau miokarditis),
dan penyakit jantung koroner.
Mesin yang mencatat EKG disebut dengan elektrokardiograf.
Elektrokardiograf akan mencatat aktivitas listrik otot jantung dan
menampilkan data ini pada layar visual atau pada kertas print. Data ini
kemudian ditafsirkan oleh dokter yang ahli.
Hasil EKG yang normal dari jantung memiliki karakteristik yang khas.
Irama jantung yang tidak teratur atau kerusakan pada otot jantung dapat
berdampak pada aktivitas listrik jantung sehingga mengubah bentuk EKG.
Seorang dokter mungkin akan merekomendasikan tes EKG pada pasien yang
mungkin berisiko mengalami penyakit jantung karena adanya riwayat
keluarga penyakit jantung, atau karena kebiasaan merokok, obesitas, diabetes,
kolesterol tinggi, atau tekanan darah tinggi.
Gambaran EKG normal :
a. Gambaran Sinus Takikardia (ST):
Irama: Teratur
Frekwensi: 100-150 x/menit
Gelombang P: Normal, setiap gelombang P selalu diikuti
gelombang QRS dan T.
Interval PR: Normal (0,12 – 0,20 detik)
Gelombang QRS: Normal (0,06 – 0,12 detik).

3
b. Gambaran Sinus Bradikardi (SB):
Irama: Teratur
Frekwensi: Kurang dari 60 x/menit
Gelombang P: Normal, setiap gel P selalu di ikuti gelombang
QRS dan T
Interval PR: Normal (0,12 – 0,20 detik)
Gelombang QRS: Normal (0,06 – 0,12 detik)

c. Gambaran Sinus Arrest:


Irama: Teratur, kecuali pada yang hilang
Frekwensi: Biasanya kurang dari 60x/menit
Gelombang P: Normal, kecuali pada yang hilang
Interval PR: Normal, kecuali pada yang hilang
Gelombang QRS: Normal (0,06 – 0,12 detik)

d. Gambaran Ekstrasistol Atrial (AES/PAB/PAC)


Irama: Tidak teratur, karena ada irama yang timbul lebih awal
Frekwensi: Tergantung irama dasarnya
Gelombang P: bentuk berbeda dari irama dasarnya
Interval PR: Normal atay memendek.

e. Gambaran Takikardia Atrial (PAT):


Irama: Teratur
Frekwensi: 150 – 250 x/menit
Gelombang P: Sukar dilihat, kadang terlihat, tetapi kecil
Interval PR: Tidak dapat dihitung atau memendek
Gelombang QRS: Normal (0,06 – 0,12 detik)

f. Gambaran Flutter Atrial (AFI):


Irama: Biasanya teratur, bisa juga tidak
Frekwensi: Bervariasi (Bisa normal, lambat atau cepat)
Gelombang P: Tidak normal, seperti gigi gergaji, teratur dan
dapat dihitung
Interval: Tidak dapat dihitung

4
Gelombang QRS: Normal, tetapi tidak semua gel QRS
mengikuti gelombang P, sehingga pada
flutter atrial sering disertai blok 2: 1, 3:1
atau 4:1.

g. Gambaran Atrial Fibrasi (AF):


Irama: Tidak Teratur
Frekwensi: Bervariasi (bisa normal, lambat atau cepat)
Gelombang P: Tidak dapat diidentifikasikan, sering terlihat
keriting
Interval PR: Tidak dapat dihitung
Gelombang QRS: Normal (0,06 – 0,12 detik)

2. Tujuan/Indikasi

a. Tujuan
1) Mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung dan otot jantung.
2) Mengetahui pengaruh/efek obat-obat jantung.
3) Mengetahui adanya ganguan-gangguan elektrolit.
4) Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan
ventrikel.
5) Menilai fungsi pacu jantung.

b. Indikasi
1) Miokardium infark dan tipe penyakit arteri koroner lainnya, seperti
angina.
2) Pembesaran jantung.
3) Gangguan elektrolit, terutama kalsium dan kalium.

5
4) Efek obat-obatan pada jantung.
5) Penyakit inflamasi pada jantung.

3. Persiapan Tindakan Keperawatan

a. Alat
1) Mesin EKG
2) Kabel untuk sumber listrik
3) Kabel elektroda ekstremitas dan dada
4) Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat
5) Balon penghisap elektroda dada
6) Jeli
7) Tissue
8) Kapas alkohol
9) Kertas EKG
10) Spidol

b. Pasien
1) Menjelaskan tindakan keperawatan.
a) Tujuan pemeriksaan.
b) Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perekaman.
2) Dinding dada harus terbuka dan tidak ada perhiasan logam yang
melekat.
3) Pasien diminta tenang atau tidak bergerak saat perekaman EKG.

4. Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan

a. Salam, perkenalan, TWT (tempat, waktu dan topik)


b. Inform consent
c. Mengatur posisi pasien, posisi supine atau terlentang
d. Memasang sampiran
e. Buka pakaian bagian atas pasien, jika pasien menggunakan gelang, ikat
pinggang, jam tangan atau logam-logam lainnya perintahkan untuk
dilepas
f. Bersihkan dada pasien dengan menggunakan kapas, kedua pergelangan
tangan serta kedua tungkai dilokasi penempatan manset elektroda.
6
g. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda yang akan dipasang serta
oleskan juga pada daerah tubuh yang akan dipasang tepatnya sekitar
dada.
h. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua
tungkai.
i. Menghidupkan monitor Elektrokardiogram.
j. Menyambungkan kabel Elektrokardiogram di kedua tungkai pergelangan
tangan dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman
ekstremitas (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara :
1) Warna merah di pergelangan tangan kanan
2) Warna hijau di kaki kiri
3) Warna hitam di kaki kanan.
4) Warna kuning di pergelangan tangan kiri.
k. Elektoda pada ekstremitas atas dipasang di pergelangan tangan kiri dan
kanan dan searah terhadap telapak tangan.
l. Pada bagian ekstremitas bawah pasang pada pergelangan kaki kiri dan
kanan sebelah/arah bagian dalam.
m. Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead
1) V1 diletakkan pada interkosta
ke 4 garis sternum kanan
2) V2 diletakkan pada interkosta
ke 4 garis sternum kiri
3) V3 diletakkan pada pertengahan
V2 dan V4
4) V4 diletakkan pada interkosta
kelima garis mid (pertengahan)
clavikula kiri
5) V5 pada axila sebelah depan kiri
6) V6 pada axila sebelah belakang kiri atau sejajar dengan axila line
n. Selanjutnya tinggal menekan tombol start tunggu beberapa saat
o. Bila rekaman Elektrokardiogram sudah lengkap terekam, semua
elektroda-elektroda yang melekat di tubuh pasien dilepas dan dibersihkan
dengan alkohol.
p. Membantu merapihkan pakaian pasien kembali.

7
5. Rasional

a. Lead EKG
1) Lead bipolar : merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode
a) Lead I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA)
dengan tangan kiri (LA) yang mana tangan kanan bermuatan (-)
dan tangan kiri bermuatan (+)
b) Lead II : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA)
dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kanan bermuatan (-)
dan kaki kiri bermuatan (+)
c) Lead III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA)
dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kiri bermuatan (-) dan
kaki kiri bermuatan (+)
2) Lead unipolar : merekam beda potensial lebih dari 2 elektode
a) Lead unipolar ekstremitas
 Lead aVR : merekam beda potensial pada tangan kanan
(RA) dengan tangan kiri dan kaki kiri yang mana tangan
kanan bermuatan (+)
 Lead aVL : merekam beda potensial pada tangan kiri (LA)
dengan tangan kanan dan kaki kiri yang mana tangan kiri
bermuatan (+)
 Lead aVF : merekam beda potensial pada kaki kiri (LF)
dengan tangan kanan dan tangan kiri yang mana kaki kiri
bermuatan (+)
b) Lead unipolar prekordial : merekam beda potensial lead di dada
dengan ketiga lead ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6.

b. Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis
horisontal dan vertikal berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm.
Garis yang lebih tebal (kotak besar) terdapat pada setiap 5 mm. Garis
horizontal menggambarkan waktu (detik) yang mana 1 mm (1 kotak

8
kecil) = 0,04 detik, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 detik. Garis vertical
menggambarkan voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.

c. Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium
dan ventrikel. Proses listrik terdiri dari :
1) Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)
2) Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan
dengan depolarisasi ventrikel)
3) Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)
4) Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)
Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T
kadang-kadang tampak gelombang U.

6. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan pada tindakan

a. Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin 25 mm/detik dan voltase 10


mm. Jika kertas tidak cukup kaliberasi voltase diperkecil menjadi ½ kali
atau 5 mm. Jika gambaran EKG kecil, kaliberasi voltase diperbesar
menjadi 2 kali atau 20 mm.
b. Hindari gangguan listrik dan mekanik saat perekaman
c. Saat merekam, operator harus menghadap pasien

7. Evaluasi Tindakan

a. Menentukan Frekwensi Jantung


Cara menentukan frekwensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu :
1) 300 dibagi jumlah kotak besar antara R – R’
2) 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R – R’
3) Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS
dalam 6 detik tsb kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12 detik,
kalikan 5

b. Menentukan Irama Jantung

9
Dalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan
adalah sebagai berikut:
1) Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
2) Tentukan berapa frekwensi jantung (HR)
3) Tentukan gelombang P ada/tidak dan normal/tidak
4) Tentukan interval PR normal atau tidak
5) Tentukan gelombang QRS normal atau tidak

Irama EKG yang normal implus (sumber listrik) berasal dari Nodus
SA, maka irmanya disebut dengan Irama Sinus (“Sinus Rhytem”).
Kriteria Irama Sinus adalah :
1) Iramanya teratur
2) frekwensi jantung (HR) 60 – 100 x/menit
3) Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS, T
4) Gelombang QRS normal (0,06 – <0,12 detik)
5) PR interval normal (0,12-0,20 detik)

Irama yang tidak mempunyai criteria tersebut di atas kemungkinan


suatu kelainan.

10
B. Pengambilan Specimen Darah

Pengambilan specimen darah adalah pengambilan dan pendistribusian sampel


darah dalam keadaan segar dan aman sebagai bahan pemeriksaan laboratorium.
Pengambilan specimen darah dapat dilakukan pada pembuluh vena atau pembuluh
arteri.

1. Pengambilan Specimen Darah Vena

a. Pengertian
Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam
fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain yang cukup
besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan representative
dengan menggunakan spuit.

b. Tujuan/Indikasi
1) Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi
syarat untuk dilakukan pemeriksaan.
2) Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan
darah (phlebotomy).

c. Persiapan Tindakan Keperawatan

1) Alat
a) Spuit
b) Kapas kering
c) Kapas alkohol 70%
d) Tabung darah
e) Torniquet
f) Sarung tangan

2) Pasien
a) Menjelaskan tujuan tindakan keperawatan
b) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.

11
d. Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan
1) Lakukan penjelasan kepada penderita (tentang apa yang dilakukan
terhadap penderita, kerjasama penderita, sensasi yang dirasakan
penderita, dsb).
2) Cari vena yang akan ditusuk
(superfisisal, cukup besar, lurus,
tidak ada peradangan, tidak
diiinfus).
3) Letakkan tangan lurus serta
ekstensikan dengan bantuan tangan
kiri operator atau diganjal dengan
telapak menghadap ke atas sambil
mengepal.
4) Lakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril
yang telah dibasahi alcohol 70% dan biarkan sampai kering
5) Lakukan pembendungan pada daerah proximal kira-kira 4-5 jari dari
tempat penusukan agar vena tampak lebih jelas (bila tourniquet
berupa ikatan simpul terbuka dan arahnya ke atas)
6) Ambil spuit dengan ukuran sesuai jumlah darah yang akan diambil,
cek jarum dan karetnya.
7) Pegang spuit dengan tangan kanan, kencangkan jarumnya dan
dorong penghisap sampai ke ujung depan.
8) Fiksasi pembuluh darah yang akan ditusuk dengan ibu jari tangan
kiri.
9) Tusukkan jarum dengan sisi menghadap ke atas membentuk sudut
15-30° sampai ujung jarum masuk ke dalam vena dan terlihat darah
dari pangkal jarum.
10) Fiksasi spuit dengan tangan kiri dengan membentuk sudut
11) Penghisap spuit ditarik pelan-pelan sampai didapatkan volume darah
yang didinginkan
12) Kepalan tangan dibuka, lepaskan bendungan
13) Letakkan kapas alcohol 70% di atas jarum, cabut jarum dengan
menekan kapas menggunakan tangan kanan pada bekas tusukan

12
selama beberapa menit untuk mencegah perdarahan, plester, tekan
dengan telunjuk dan ibu jari penderita selama ± 5 menit.
14) Lepaskan jarum, alirkan darah dalam wadah melalui dindingnya
supaya tidak terjadi hemolisa
15) Tuangkan darah ke dalam botol penampungan yang volumenya
sesuai (sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta).
16) Jika menggunakan antikoagulan, kocok botol beberapa menit agar
antikoagulan tercampur dengan darah dan tidak terjadi pembekuan.

e. Rasional
Beberapa lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah, sebagai berikut:
1) Daerah edema
2) Hematoma
3) Daerah dimana darah sedang ditranfusikan
4) Daerah bekas luka

f. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan


1) Pemasangan turniket (tali pembendung)
 pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat
menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai
hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat
(protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total)
 melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan
hematoma
2) Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga
mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel
darah merah.
3) Penusukan
 penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan
jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu,
penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan
hematoma.
 tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena
menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma

13
4) Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis
sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri
yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.

g. Evaluasi Tindakan
Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek
laboratorium klinik adalah sebagai berikut :
1) Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive,
darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan.
Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi,
serologi dan bank darah (crossmatching test)
2) Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum
separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel
darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan
sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi
3) Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma
separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah
pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah
berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia
darah.
4) Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA.
Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank
darah (crossmatch)
5) Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
6) Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit,
kimia darah.
7) Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper,
mercury) dan toksikologi.
8) Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan
kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.

14
9) Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk
pemeriksaan LED (ESR).
10) Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk
pemeriksaan imunohematologi.
11) Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk
pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA.
12) Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi
media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob,
anaerob dan jamur.

2. Pengambilan Specimen Darah Arteri

a. Pengertian
Pengambilan sampel darah arteri adalah pengambilan sampel darah
melalui pembuluh darah arteri.
Pengambilan sampel darah arteri untuk pemeriksaan analisa gas
darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”, yaitu suatu
pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi
pengambilan darah yang umum dilakukan yaitu Arteri radialis, Arteri
brachialis dan Arteri Femoralis.

b. Tujuan/Indikasi
1) Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa
2) Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
3) Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh

c. Persiapan Tindakan Keperawatan


1) Alat
a) Spuit 2 ml atau 3ml dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk
anak-anak) dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa
b) Heparin
c) Yodium-povidin
d) Penutup jarum (gabus atau karet)
e) Kasa steril

15
f) Kapas alcohol
g) Plester dan gunting
h) Pengalas
i) Handuk kecil
j) Sarung tangan sekali pakai
k) Obat anestesi lokal jika dibutuhkan
l) Wadah berisi es
m) Kertas label untuk nama
n) Thermometer
o) Bengkok

2) Pasien
a) Menjelaskan tujuan tindakan keperawatan
b) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.

d. Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan


1) Baca status dan data klien untuk memastikan indikasi pengambilan
AGD
2) Cek alat-alat yang akan digunakan
3) Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya
4) Perkenalkan nama perawat
5) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
6) Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
7) Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
8) Tanyakan keluhan klien saat ini
9) Jaga privasi klien
10) Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
11) Posisikan klien dengan nyaman
12) Cuci tangan dan pakai sarung tangan sekali pakai
13) Palpasi arteri radialis
14) Lakukan allen’s tes
15) Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
16) Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras
dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah

16
17) Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-povidin,
kemudian diusap dengan kapas alkohol
18) Berikan anestesi lokal jika perlu
19) Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan
kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan
spuit
20) Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 ° sambil
menstabilkan arteri klien dengan tangan yang lain
21) Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila
darah tidak bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena)
22) Ambil darah 1 sampai 2 ml
23) Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa
5-10 menit
24) Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau
karet
25) Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
26) Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
27) Ukur suhu dan pernafasan klien
28) Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen
yang digunakan klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
29) Kirim segera darah ke laboratorium
30) Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak
mengeluarkan darah (untuk klien yang mendapat terapi antikoagulan,
penekanan membutuhkan waktu yang lama)
31) Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
32) Cuci tangan
33) Kaji respon klien setelah pengambilan AGD
34) Berikan reinforcement positif pada klien
35) Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
36) Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
37) Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan
AGD, dari sebelah mana darah diambil dan respon klien

17
e. Rasional

Tujuan uji allen tes adalah untuk menilai sistem kolateral arteri
radialis. Penderita diminta mengepalkan tangan dengan kencang.
Pengambil darah dengan jari menekan kedua arteri radialis dan ulnaris.
Penderita diminta membuka dan mengepalkan beberapa kali hingga jari-
jari pucat, kemudian biarkan telapak tangan terbuka. Pengambil darah
melepaskan tekanan jarinya dari arteri ulnaris, telapak tangan akan pulih
warnanya dalam 15 detik bila darah dari arteri ulnaris mengisi pembuluh
kapiler tangan.
Bila terdapat gangguan kolateralisasi pada arteri ulnaris (uji Allen
negative), arteri radialis tidak boleh digunakan untuk pengambilan darah
arteri. Bila tidak terdapat kolateralisasi arteri radialis dan arteri ulnaris
(uji Allen negative), arteri radialis tidak boleh digunakan.
Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan
langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka
tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu
jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15 detik,
warna merah menunjukkan test allen’s positif. Apabila tekanan dilepas,
tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan
negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.

f. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan

1) Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah


terlatih
2) Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi
heparin untuk mencegah darah membeku
3) Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri,
berikan anestesi lokal
4) Bila menggunakan arteri radialis, lakukan
test allent untuk mengetahui kepatenan
arteri
5) Untuk memastikan apakah yang keluar darah
vena atau darah arteri, lihat darah yang

18
keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah arteri
6) Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah
tercampur rata dan tidak membeku
7) Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri
lebih deras daripada vena).
8) Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan
tutup ujung jarum dengan karet atau gabus.
9) Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil
10) Segera kirim ke laboratorium ( cito )

g. Evaluasi Tindakan

1) Keluarkan udara dan spuit; lepaskan jarum dan buang. Rasional


mencegah accidental sticks dengan jarum yang terkontaminasi.
2) Pasang label identifikasi ke spuit. Rasional memastikan dokumentasi
yang akurat
3) (Lepas sarung tangan) dan cuci tangan. Rasional menghindari segala
kemungkinan terpapar darah dengan melepas sarung tangan hanya
setelah tangan tidak lag! menyentuh spuit
4) Dokumentasikan informasi yang dibutuhkan pada formulir untuk
pemeriksaan laboratorium yang telah ditentukan. Rasional
memastikan keakuratan. Analisa gas darah membutuhkan informasi
tentang konsumsi oksigen klien.
5) Kirimkan spesimen ke laboratorium secepatnya. Rasional mencegah
metabolisme sel darah yang dapat mempengaruhi hasil test

19
C. Menyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan Echocardiographi, Dan Treadmill

Test

1. Echocardiographi

a. Pengertian

Echocardiographi adalah serangkaian usaha untuk mempersiapkan


pasien tindakan non invasif (echocardiography) untuk membantu
menegakkan diagnosis penyakit jantung. Ekokardiografi merupakan
prosedur diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultra
untuk mengamati struktur jantung dan pembuluh darah, serta
menilai fungsi jantung.

b. Tujuan/Indikasi
1) Tujuan
a) Untuk mempersiapkan pasien dalam rangka kelancaran
pemeriksaan tindakan non invasif (echocardiography)
b) Untuk mengurangi respon kecemasan/ takut pasien terhadap
pemeriksaan

2) Indikasi
a) Ditemukan adanya bising jantung (mur-mur),
b) Kondisi dimana ada dugaan adanya penyakit jantung bawaan.
c) Dugaan adanya hipertensi pulmonal, emboli paru, pembesaran
jantung pada pemeriksaan toraks foto atau pada pemeriksaan
fisik, dugaan adanya efusi perikard

c. Persiapan Tindakan Keperawatan

1) Alat
a) alat echocardiography
b) Gel
c) Tissue

20
2) Pasien

Pasien sebaiknya datang setelah makan atau minum seperti biasanya.


Apabila pasien mengkonsumsi obat-obatan rutin, pasien sebaiknya
melanjutkan untuk meminumnya seperti biasa, kecuali apabila Dokter
memberikan instruksi khusus.

d. Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan

1) Menyiapkan pasien
2) Berikan penjelasan dengan prinsip 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan
Santun) terhadap prosedur penatalaksanaan Echocardiography
3) Pastikan pasien telah menandatangani persetujuan tindakan di format
4) “informed concent”
5) Ganti baju pasien dengan baju pemeriksan
6) Menyiapkan alat dan memulai tindakan
7) Cuci tangan 6 langkah dan gunakan APD
8) Siapkan tissue sesuai kebutuhan
9) Mesin Echocardiography Set
10) Tekan tombol power “on” pada mesin
11) Pastikan alat menyala dengan menilai layar monitor
12) Atur posisi pasien dengan posisi semifowler dan miring ke kiri
13) Pasang sadapan ekstremitas: RA pada lokasi lengan kanan; LA pada
lokasi lengan kiri; LL pada lokasi kaki kiri
14) Berikan jelly secukupnya pada dada pasien
15) Memasukkan identitas pasien
16) Tekan menu new patient
17) Isi biodata pasien sesuai yang ada pada tampilan monitor
18) Tekan tombol untuk menyimpan data pasien
19) Persilahkan dokter untuk memulai tindakan/ pemeriksaan
20) Informasikan tindakan sudah selesai, bersihkan dada pasien dari jelly
dengan tissue
21) Rapikan pasien dan dokumentasikan hasil tindakan
22) Cuci tangan 6 langkah dan bereskan alat – alat

21
e. Evaluasi Tindakan
Sebaiknya perawat selalu memonitor pasien

2. Treadmill Test

a. Pengertian
Treadmill test adalah uji latih beban jantung dengan cara memberikan
stress fisiologi yang dapat menyebabkan abnormalitas kardiovarsikuler yang
tidak ditemukan pada saat istirahat.

b. Tujuan/Indikasi
Meningkatkan curah jantung, tahan/resistance perifer serta penurunan
tahanan/resistance sismetik.

c. Persiapan Tindakan Keperawatan


1) Alat
a) Kabel penghubung listrik
b) UPS stabilizer
c) Monitor
d) CPU
e) Printer

2) Pasien
a) Anjurkan pasien tidak melakukan kegiatan yang berat
b) Malam sebelum tes pasien harus cukup tidur

d. Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan

1) Pasien di anamnesa dan menjelaskan tentang tata cara,maksud, manfaat


dan resiko dari treadmill.
2) Menentukan target HR submaximal dan maximal (target HR max : 220
dikurang umur dan submaximal adalah 85 % dari target HR max)
3) Pasien menandatangani formulir informed consent.
4) Pasien dipersilahkan ganti pakaian, celana dan sepatu treadmill yang telah
disediakan.
5) Pasien berbaring denagn tenang di tempat tidur

22
6) Bersihkan tubuh pasien pada lokasi pemasangan electrode dengan
menggunakan kassa alkohol.
7) Tempelkan electrode sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan.
8) Sambungkan dengan kabel treadmill
9) Fiksasi electrode dengan sempurna
10) Masukkan data pasien ke alat treadmill
11) Ukur tekanan darah
12) Rekam EKG 12 leads
13) Jalankan alat treadmill dengan kecepatan sesuai dengan prosedur.
14) Setiap tiga menit speed dan elevation akan bertambah sesuai dengan
prosedur yang sudah ditentukan.
15) Pantau terus perubahan EKG dan keluhan pasien selama tets.
16) Rekam EKG 12 leads dan BP setiap tiga menit.
17) Hentikan test sesuai dengan prosedur.

e. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan pada Tindakan

1) Dua orang tenaga yang terlatih telah menguasai seluk beluk alat dan
prosedur treadmill.
2) Mempunyai pengetahuan tentang indikasi dan kontra indikasi ULJB.
3) Mempunyai pengetahuan tentang dasar – dasar fisiologi treadmill.
4) Mengetahui prinsip – prinsip interpretasi ULJB
5) Mampu melakukan prosedur penanganan emergency termasuk
kemampuan ACLS.

f. Evaluasi Tindakan

1) Menberitahukan pada pasien bahwa test sudah selesai.


2) Lepaskan elektrode dan manset BP.
3) Bersihkan jelly yang menempel di dada pasien .
4) Merapihkan kembali alat–alat pada tempatnya.
5) Sebaiknya selama 15 menit pasca treadmill test pasien masih berada dalam
pengawasan petugas.

23
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Elektrokardiogram (EKG) atau electrocardiogram (ECG) adalah tes
medis untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktivitas listrik
yang dihasilkan oleh jantung, sebagaimana jantung berkontraksi. EKG dapat
membantu mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan seperti aritmia jantung,
pembesaran jantung, peradangan jantung (perikarditis atau miokarditis),
dan penyakit jantung koroner.
Pengambilan specimen darah adalah pengambilan dan
pendistribusian sampel darah dalam keadaan segar dan aman sebagai bahan
pemeriksaan laboratorium. Pengambilan specimen darah dapat dilakukan
pada pembuluh vena atau pembuluh arteri. Suatu cara pengambilan darah
vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena magna / vena
supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik
dan representative dengan menggunakan spuit. Pengambilan sampel darah
arteri adalah pengambilan sampel darah melalui pembuluh darah arteri.
Echocardiographi adalah serangkaian usaha untuk mempersiapkan pasien
tindakan non invasif (echocardiography) untuk membantu menegakkan
diagnosis penyakit jantung. Treadmill test adalah uji latih beban jantung
dengan cara memberikan stress fisiologi yang dapat menyebabkan
abnormalitas kardiovarsikuler yang tidak ditemukan pada saat istirahat.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

https://eu0.proxysite.com/process.php?d=joV9rFmPUFJTid%2FKW1DSnMFHeXgP
hyQg%2FpThj3ra8%2FGnBWTtZXw%2BRmIB5hXsz%2BuOHBXwmiE%
2BmuMTpjaWrMrd8zRjN3yjRZOw&b=1&f=norefer

http://www.catatanperawat.id/2017/01/prosedur-pemasangan-ekg.html

http://www.academia.edu/19826565/SOP_Pemasangan_Elektrokardiogram_EKG

https://dediirawandi.files.wordpress.com/2014/08/sop-pengambilan-darah-vena.pdf

https://documents.tips/documents/sop-pengambilan-darah.html

25

Anda mungkin juga menyukai