Anda di halaman 1dari 16

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN
PEMBANGUNAN PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) OKTAGONAL
KELURAHAN KOLESE

RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan adalah bahwa Pemerintah Kota Baubau ingin
mewujudkan sarana Penerangan Jalan Umum di sepanjang jalan dengan tinggi 7
meter dari permukaan jalan dengan pencahayaan diarahkan ke as lebar
jalan. Hal ini dimaksudkan selain memenuhi kebutuhan pencahayaan dan
kerataan penyebaran cahaya, juga untuk menghindari potensi terjadinya
sundulan mobil-mobil pengangkut barang yang tingginya diatas rata-rata. Agar
tercapai efisiensi sekaligus tetap memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap transportasi jalan umum, timer akan dipasang dan diset dengan waktu
penyalaan mulai pukul 18.00 - 06.00 WITA.

PERSYARATAN UMUM
1. Penyedia Jasa mempunyai pengalaman dalam bidang pelaksanaan
pekerjaan pemasangan jaringan dan instalasi Lampu Penerangan Umum
(PJU).
2. Penyedia jasa wajib melampirkan jadwal atau waktu pelaksanaan pekerjaan
paling lama sesuai dengan LDP.
3. Melampirkan spesifikasi teknis dan gambar, meliputi : macam / jenis kapasitas
dan jumlah perralatan yang diperlukan kualifikasi dan jumlah personil yang
diperlukan; syarat material/bahan; gambar-gambar kerja; Kriteria kinerja
produk yang diinginkan.
4. Melampirkan daftar kuantitas dan harga Rencana Anggaran Biaya (RAB).
PERSYARATAN KHUSUS

1. LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)


Lampu penerangan jalan umum terdiri atas rumah lampu, komponen
pengendali (ballast, kapasitor, dan ignitor) serta bola lampu. Keseluruhan
rumah lampu, komponen pengendali dan bola lampu yang ditawarkan
harus berasal dari satu kesatuan suatu merek yang sama. Daya lampu dan
sistem kendali pada lampu penerangan jalan umum ini adalah menggunakan
jenis lampu Sodium Tekanan tinggi 150 watt yang dilengkapi komponen
pengendali yang dikontrol dari boks panel dengan timer untuk pengatur
periode waktu operasi tertentu sesuai yang dikehendaki oleh pemakai. Sistem
ini berfungsi untuk penghematan energy dan memperpanjang umur bola
lampu.
Tabel 1 : Armatur SON-T 150W Setara Smartway SPP186
Spesifikasi lampu
Lamp Type : SON-T
Wattage : 150W
Lumen : 1800
Colour Temperature (Tc) : 2000 K
Colour Rendering (CRI) : 20
P - Indeks Protection
Lamp Compartement (IP) : 65
Gear Compartement (IP) : 43
Classifcations
Insulation Class : Class I
EC - 598 Comply : yes
Material Spesification
Housing Non Corrosive, die-cast almunium for canopy
:
and frame
bowl : Toughened Glass
gaskets : Silicon Rubber Gasket
reflector : High - Purity Almunium
fixing unit : Stainless steel clip
Material Spesification
Ballast : Setara Philips BSN 250 W
Ignitor : SN 58
Capasitor : Include
Cos Phi : 0.8
Voltage & Frequency : 220-230 V, 50 Hz
Technical Lighting
DLOR : 0.78
ULOR : 0
TLOR : 0.78
Lamp Adjustable : No
Reflector Adjustable : No
Instalation & Mounting
Gear Component Integrated : yes
Net Weight (Kg) : 7.80 kg
Dimension Length : 678 mm
Width : 312 mm
Height : 205 mm
Mounting System : Lateral
Accessories
Other Accessories : None
:
:

a. Armature
Lingkup spesifikasi ini terbatas pada armature lampu penerangan jalan
umum. Spesifikasi lampu, ballast kapasitor, dan ignitor diuraikan terpisah.
Housing (Rumah Lampu)
Rumah lampu harus didesain dan dibentuk sedemikian rupa sehingga
mampu melayani kebutuhan. Secara prinsip rumah lampu harus didisain
sehingga memudahkan perawatan dan penggantian lampu cover,
control gear, reflector dan lamp holder, tanpa menggunakan peralatan
khusus.
Rumah lampu harus diproses sedemikian rupa sehingga tingkat
kehalusan dan kemerataan bagian luar dan dalam sama.
Konstruksinya harus menahan getaran dalam penggunaan kondisi
normal.
Rumah lampu berfungsi melindungi dan meletakkan reflector serta
fitting lampu. Kedududkan fitting lampu terhadap reflector harus mampu
diatur (adjustable) disesuaikan dengan kebutuhan keretaan cahaya
terhadap dengan jalan.
Penggantian lampu dan komponen dapat dilakukan dari atas
dengan membuka penutup housing. Pada saat pembukaan ruang
komponen dan lampu, komponen seperti ballast, kapasitor, dan
ignitor harus dalam posisi terkunci kuat, didudukan dalam plat
datar dan tidak menimbulkan resiko benda jatuh pada saat perbaikan
atau pemeliharaan.
Penggantian lampu harus mempu dilakukan tanpa melepas reflector,
sehingga ruang optic dapat terjaga kebersihanya. Bola lampu harus
mampu ditarik keluar dari ruang optic dan penggantian dapat diluar
ruang optic.

REFLEKTOR
Rancangan refleklor harus mampu mendukung sistim optik. Reflektor harus
berdiri sendiri secara utuh (one piece), bukan memanfaatkan dinding
dalam housing sebagai bidang pemantul. Bahan reflektor terbuat dari lembar
aluminium kemurnian tinggi dianodizing (high purity anodized aluminum),
posisi reflector dipasang sedemikian sehingga dapat mengontrol sinar lampu
yang akan direfleksikan sesuai daya lampu yang dipasangkan. Reflektor
harus mempunyai ketahanan terhadap lingkungan korosif minimal untuk 5
(lima) tahun. Ruang reflector harus mempunyai ventilasi (breating hole)
dengan filter glass woll, yang berfungsi menyerap uap air, menjamin tidak
masuk debu serta terjaminnya control kelembaban udara dalam ruang optik.

GASKET
Gasket harus tahan terhadap iklim tropis dan tetap berada pada posisinya
pada saat pengerjaan danperawatan. Material yang dipakai dari bahan
silikon atau bahan lain yang tahan panas dan elastis. Homogenitas
temparatur terkontrol dengan baik.

PENUTUP KACA (GLASS COVER)


Terbuat dari bahan safety glass bening dicetak halus dan kokoh.
Tingkat transparansi bening (tahan terhadap ultra violet). Safety glass dapat
terpecah dan akan hancur dalam butiran kecil (Tempered Glass) sehingga
tidak berbahaya. Peletakan glass cover terhadap housing luminer harus
dilapisi dengan gasket silikon yang mengelilingi sepanjang bidang sentuh
antara gasket terhadap housing luminer. Cover mampu melindungi luminair
dan memudahkan penggantian cover apabila pecah.

PLAT DUDUKAN KOMPONEN (GEAR TRAY)


Plat dudukan komponen dari bahan besi yang digalvanis atau bahan lain
yang tahan karat, Plat dudukan beserta elektrikal dapat dilepas dari body
housing untuk keperluan perawatan.
PENGKAWATAN DALAM DAN PENYAMBUNGAN ANTAR KOMPONEN

Pengkawatan dalam sebagai penghubung rangkaian antar komponen harus


menggunakan kabel dengan diameter memadai, terbuat dari tembaga.
Warna kabel pengenal L, N, dan G harus jelas dan dibedakan serta
tahan panas. Sambungan harus menggunakan terminal block tahan
panas. Terminal kabel utama (main input) menuju ke pengkawatan dalam
dan menuju ke lampu harus menggunakan model plug and loosese hingga
penyambungan dan pemutusan saat pemeliharaan tanpa menggunakan alat
(tool less).

LAMP HOLDER AND CASING


Lampholder model E40. Bahan luar lampholder harus terbuat dari
keramik. Bidang ulir terbuat dari tembaga lapis nikel atau stainless steel.
Lampholder diletakkan dalam casing lampholder yang terbuatdari bahan
plastik tahan panas yang dapat disesuaikan posisinya terhadap reflector
(adjustable). Antara lampholder dengan casing dudukannya harus diberi
pembatas berupa plat asbes tahan panas sebagai bahan insulasi dan
peredam getar. Casing lampholder harus mempunyai lubang untuk
evaporasi panas dari lampu ke luar lamp compartmen. Lubang evaporasi
panas tersebut harus dilengkapi filter nylon atau carbon.

BOLA LAMPU (LAMP)


UMUM
Jenis-jenis lampu yang digunakan pada armature lampu penerangan
jalan adalah Jenis Lampu Pelepas Gas yaitu Lampu Sodium Tekanan
Tinggi berbentuk Tabung (High Pressure SodiumTube/HPS-T). Daya
yang digunakan adalah 150 W. Sistem tegangan listrik adalah 220
Volt 50Hz. Faktor daya listrik pada rangkaian listrik armature
lampu pada waktu penyalaan minimal 0.85 (Cos phi :0.85) sedangkan
frekuensi harmonic ketiga yang ditimbulkan tidak boleh melebihi 21%.
Spesifikasi jenis lampu Sodium Tekanan Tinggi (High Pressure Sodium
Discharge Lamps)
a) Jenis lampu Sodium bekerja secara emisi elektron dengan media
pengantar gas sodium. Cahaya yang dihasilkan dalam kuning
keemasan, dengan temperatur warna 2000 Kelvin.
b) Efikasi lumen lampu sodium sekurang-kurangnya l10 lumen/watt.
c) Umur lampu rata-rata (Average Rated Lifetime) minimal adalah
32.000 jam.

KONSTRUKSI
a) Lampu (SON - T) berbentuk tubular (tabung bening).
b) Tabung discharge terbuat dari bahan "sintered polyrystaline alumina".
c) Jenis fitting E40.
d) Sistem komponen listrik: Ballast, kapasitor, dan ignitor harus dipasang
di dalam armature (integral).
e) Dimensi bola lampu sedemikian rupa sehingga bila dipasangkan
pada armatur tidak menyentuh dinding dalam reflektor.

SPESIFIKASI TEKNIS
a) Posisi penyalaan (burning position) dalam segala posisi (universal).
b) Warna cahaya sekitar 2000 K.

BALLAST
UMUM
a) Ballast sebagai komponen penting pada sistem penyalaan lampu
pelepas gas (gas discharge) berfungsi untuk membatasi arus
melalui lampu yang dilayani.
b) Jenis ballast yang digunakan adalah electromagnetic ballast induktif
(inductive ballast) yang berfungsi sebagai pembatas arus.
c) Konstruksi harus sedemikian hingga dapat terkunci pada dudukan
komponen dan mudah dirakit/proses penyambungan.
d) Pada tiap ballast harus diengkapi dengan marking petunjuk wiring,
merk, model, arus nominal.
e) Dilengkapi dengan perlindungan terhadap panas (heat)
berlebih yang dapat mencegah terbakarnya sirkuit.

KAPASITOR
UMUM
a) Digunakan pada sistem tegangan maksimal 400 V
b) Bahan pembungkus terbuat dari aluminium atau plastik
c) Frekuensi nominal 50Hz batas toleransi nominal +/- l0%
d) Besar dan jumlah kapasitansi kapasitor tidak ditentukan sepanjang
dapat menghasilkan cos-phiminimal 0.85 dalam suatu rangkaian
listrik luminer.

IGNITOR
UMUM
a) Digunakan pada sistem tegangan 220 V - 50 Hz dengan toleransi
tegangan +/- l0% untuk keperluan lampu pelepas gas seperti
Sodium, tegangan pulsa awal antara 2.8 – 5 KV.
b) Fungsi ignitor adalah sebagai super posisi dari satu atau lebih
tegangan pulsa yang diberikan pada suatu lampu dengan tegangan
beban nol sebelum lampu tersebut bekerja/menyala.
c) Untuk lampu dengan katode dingin maka penyalaannya (ignitor)
setelah tegangan pulsa terjadi. Untuk lampu dengan katoda panas
bila lampu telah menyala dan kemudian tiba-tiba kehilangan daya
listrik maka lampu akan padam, selanjutnya percepatan penyalaan
(ignitor) akan terjadi setelah lampu menjadi dingin. Contoh :
lampu sodium tekanan tinggi memerlukan waktu setelah +/- 5
menit.
d) Elemen pensakelan (switching elements) menggunakan sistem
elektronik.
e) Type: Serial atau superimposed.
f) Mempunyai tingkat isolasi yang baik agar mampu menahan
tegangan pulsa hingga maksimal 5 KV. Jarak pemasangan
ignitor dengan lampu harus dekat dan dipasang dekat pemegang
lampu (lamp holder).
LAMPU
1. Tipe : High Pressure dan Sorot
2. Cahaya : Kuning keemasan, dengan temperature warna 2000
Kelvin
3. Bentuk : Tubular (tabung bening)

4. Bahan : Tabung discharge terbuat dari bahan “ sintered


polyrystaline alumina”, dinding bagian dalam lampu
memiliki lapisan phosphor dan tidak mengelupas
karena pengaruh panas.
5. Daya Lampu High Pressure : 70 Watt, 150 Watt
6. Daya Lampu Tipe Sorot : 150 Watt
7. Lumens Output : Min 27500 Lumens
8. Efficiency : Min 225 Lm/Watt
9. Fitting : E40 berbahan keramik
10. Standard : Sesuai IEC 662
11. Posisi penyalaan (burning position) dalam segala posisi (universal)
12. Temperatur base maksimum 250 C
13. Temperatur Bulb maksimum 450 C

KOMPONEN TAMBAHAN WAJIB

Mempunyai Komponen tambahan berupa Fuse Protector, sebagai pengaman


komponen-komponen yang ada di dalam rumah lampu dari perbedaan
tegangan yang masuk dan tegangan tinggi.

b. Kabel
Syarat Umum
a) Kabel yang digunakan dari tipe :

- NYY / NYM 3 x 2,5 mm2

- NYA 35 mm2

- NYFGBY 4 x 16 mm2

- NYRGBY 4 x 10 mm2

- NYFGBY 4 x 50 mm2

- Twisted kabel 2 x 10 mm2


b) Bahan konduktor kabel terbuat dari copper atau aluminium sesuai
dengan spesifikasi yang disyaratkan. Kabel mampu menahan tegangan
isolasi 500 Volt. Kabel yang ditawarkan adalah kabel 4 (empat) atau
2 (dua) besar yaitu produsen kabel yang telah mempunyai sertifikasi
lolos uji dari LMK berstandard SNI dan berstandard PLN (SPLN).

Syarat Khusus

a) Menggunakan Kabel Twisted 2×10 mm2


b) Wajib Menyertakan Surat Dukungan dari pabrik (bukan dari agen atau
Distributor) yang disertai dengan kesanggupan ketersediaan barang.
c) Semua jenis kabel harus diproduksi oleh 1 (satu) pabrik.

c. Tiang PJU
Tiang PJU
a) Tiang harus tahan karat dan tidak mudah keropos.
b) Tiang yang digunakan adalah :
- Tiang Oktagonal parabola cabang 1 (single Parabolic). Tinggi
7 meter bahan SPCC standard ASTM A36.
- Ketebalan 3 , 2 mm.
- Dimensi, Bentuk dan Ukuran sesuai gambar kerja.
- Tipe Base plate (pemasangan menggunakan angkur).
- Diproses dengan hot dipped galvanized.
- Pabrik pembuat tiang harus telah menerapkan sistim manajemen
mutu.
- Jarak antar tiang ± 50 m atau sesuai dengan instruksi dari
pengawas.

Pekerjaan Pemasangan Accessories Tiang.

1. Sebelum penarikan kabel Jaringan Instalasi PJU, dilakukan

pemasangan accesories kabel Twisted 2 x 10 mm2 berupa


pemasangan Breaket Dead And (dengan menggunakan Stainless
Strip sebagai pengikat dan straping Buckle sebagai pengunci)
2. Untuk Pemasangan Stainless Strip 20 × 0.7 mm, haruslah
dengan menggunakan Bandit untuk memastikan pengancingan
dilaksanakan dengan baik dan kuat.

Pekerjaan Pemasangan Armatur Lampu Jalan dan


Penyambungan Instalasi Lampu.

1. Setelah penarikan Jaringan selesai dilaksanakan kemudian


dilanjutkan dengan Pemasangan Armatur lampu SON - T 150 W
Setara Smartway SPP186 dan instalasinya dengan kabel NYY 2 x 2,5
mm .
2. dilanjutkan dengan penyambungan/connect instalasi Lampu

Penerangan Jalan pada Kabel Twisted 2 x 10 mm2 dengan


menggunakan Connector Tab kedap air dengan ukuran 16/25 mm.

d. Panel Hubung Bagi (PHB)

Panel terbuat dari plat baja tebal 1,5 – 2,1 mm, dengan ukuran disesuaikan
gambar, terdiri dari Panel Hubung Bagi dan panel KWH meter sendiri.
Panel berisi peralatan/perangkat untuk mengendalikan aliran listik dan
pengaturan waktu penyalaan/mematikan lampu Panel di pasang di tiang PJU
yang letaknya sesuai dengan gambar dan petunjuk dari pengawas lapangan
sehingga dapat melayani seluruh kebutuhan pengaturan (menyalakan dan
mematikan) dari sekelompok lampu yang dipasang serta memenuhi standart
kualitas yang disyaratkan. Konstruksi Bok Panel Hubung Bagi (PHB) dan APP
PLN
a) Panel terbuat dari plate baja yang difinishing dengan powder coating –
Warna panel ditetapkan oleh pengguna barang sebelum pemasangan
b) Bidang pertemuan antar tutup panel dan body panel nya harus
dirancang sedemikian rupa sehingga air hujan tertahan di bidang temu
dan mengalir ke bawah secara sempurna.
c) Proses penyambungan antar plate baja harus dilakukan dengan
cara spot welding.
d) Harus tersedia sarana pendukung kabel dan bus baru untuk
pentanahan (grounding) yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel
pentanahan.
e) Pada dinding samping harus tersedia lubang ventilasi udara
secukupnya. Konstruksi ventilasi sedimikian rupa sehingga tusukan
benda logam lurus tidak dapat langsung menyentuh komponen
bertegangan.
f) Panel diletakkan ditiang PJU dengan penguat menggunakan dinabolt
M12. g) Pintu panel dilengkapi dengan kunci gembok.
h) Ukuran panel sebagaimana sesuai gambar. Ukuran panel harus mampu
menampung seluruh komponen Kontrol dan KWH meter.
i) Bagian sisi depan terdapat kaca bening dengan luasan secukupnya
sehingga memudahkan pembacaan kWh.i. KHW meter dilengkapi
dengan bok meter untuk penyegelan dari instansi PT. PLN (Persero).
j) Panel type outdoor, dilengkapi dengan plat nama MILIK PEMKOT
KOTA BAUBAU, dengan ukuran dan spesifikasi sesuai dengan gambar.

Pemasangan Box Panil, Contaktor Magnetick, Timer dan Pembatas


Instalasi/ MCB.

Setelah dipastikan semua pekerjaan penarikan kabel jaringan dan


Pemasangan Armatur Lampu Jalan dilaksanakan dengan baik, kemudian
dilanjutkan dengan Pemasangan Box Panil, Kwh meter (Pihak PLN),
Kontaktor Magnetic dan Time Switch.
1) Pemasangan Boxes Panil ini dilaksanakan pada tiang lampu jalan yang
telah ditentukan. Pemasangan Box Panil ini dilakukan dengan
pemasangan buegel dan pengancingan dengan menggunakan baut
klem begel yang sesuai dengan ukuran box panil 400 × 600 × 200 mm
yang menggunakan topi agar tidak kemasukan air.
2) Setelah Pemasangan Box Panil selesai dilaksanakan, kemudian
dilanjutkan dengan Pemasangan Kontaktor Magnetik 25 Amperre 220 –
230V, pemasangan Time Switch 220 – 240V 16A 50-60Hz/Double Power
(yang menggunakan Baterai Cadangan).
3) Apabila proses pengadaan Kwh meter oleh PT PLN Persero Kota
Baubau telah selesai maka dapat dilanjutkan dengan pemasangan Kwh
Meter dan penyambungan arus/connect pada Jaringan Tegangan
Rendah (JTR) dengan menggunakan pembatas (MCB) kwh meter dan
pembatas jaringan instalasi penerangan jalan umum (MCB 1P 220V
25A 2 buah dan MCB 1P 220V 10A1 buah).
4) Penyambungan pada JTR dilakukan dengan menyambungkan kabel

Twisted 4 × 16 mm2 pada Jaringan Tegangan Rendah menggunakan

connector Tab 16/25 mm2. Kabel NYAF 16 mm2 yang berada diluar
Box Panil PHB diwajibkan dimasukkan dalam Pipa PVC Ø 5/8
(inlet/outlet).
5) Dalam pelaksanaan Pekerjaan Penyambungan ini yang harus
dipastikan adalah bahwa arde/groundingnya terpasang dengan baik.

e. Peralatan Lain

a) MINIATUR CIRCUIT BREAKER (MCB) MCB yang digunakan wajib atau


sesuai dengan kebutuhan daya lampu yang dibutuhkan.
b) POWER ELECTRIC TIMER SWITCH Power Electric Switch dilengkapi
dengan backup power baterai. Berfungsi untuk menyalakan dan
mematikan lampu (beban). Spesifikasi teknis sebagai berikut :
- Tegangan Supply : ac 24 – 250 v 50 – 60 hz
- Kapasitas : AC 220 v 16a
- Jenis kontak : Solid state contactor
- Proteksi beban : Thermostate
- Base Kontak : Alumunium Heatsink
- Casing Material : Acrylic
- Akurasi waktu : 1 (satu) menit 3.
c) SUSPENSION BRACKET terbuat dari bahan alumunium cor
d) SUSPENSION CLAMP terbuat dari bahan alumunium cor
e) STRAIN CLAMP WEDGE terbuat dari alumunium, plastic dan kawat
pengait
f) SERVICE WEDGE CLAMP terbuat dari bahan Plastik dan kawat pengait
g) STOPPING BUCKLE terbuat dari steel plate yang dilapisi dengan
stainless.
h) STAINLESS STEEL BELT terbuat dari steel plate yang dilapisi dengan
stainless.
i) TAP CONNECTOR terbuat dari bahan plastic kedap air dengan ukuran
menyesuaikan kabel.
j) PLAT NAMA ALUMUNIUM terbuat dari plat alumunium tebal 0,5 mm
dengan ukuran dan spesifikasi sesuai dengan gambar.
k) PENOMORAN TIANG, ARMATURE LAMPU DAN PANEL terbuat dari stiker
spotlight dengan ukuran dan spesifikasi sesuai dengan gambar.
f. Pekerjaan Tanah
a) Galian
- Semua galian harus mencapai kedalaman yang diisyaratkan sesuai
dengan gambar rencana, kecuali ditentukan lain oleh pengawas
sehubungan dengan keadaan tanah atau kondisi lingkungan.
- Lebar dasar galian untuk pondasi, memiliki lebar dasar minimum
40×40 cm dan kedalaman rata-rata 100 – 130 cm
- Semua akar /batang pohon yang terpendam, tembok/pondasi,
pipa-pipa yang tidak terpakai atau halangan lain yang dijumpai pada
saat penggalian harus dikeluarkan atau dibuang.
- Kontraktor harus memperhatikan pada saat melakukan
penggalian terhadap adanya kabel PLN, Telkom, dan pipa Gas
jangan sampai menggangu atau merusaknya.
- Galian tanah dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak berserakan dan
menggangu badan jalan.
b) Pekerjaan Pengurugan d an Pemadatan
- Bahan urugan adalah tanah bekas galian. Jika terdapat kekurangan
dapat diambil dari daerah lapangan atau di luar lapangan.
- Penghamparan dan pemadatan harus dilakukan secara lapis perlapis
dengan tebal hamparan maksimal 20 cm dan kemudian dipadatkan.

g. Pekerjaan Beton
Lingkup Pekerjaan
a) Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan beton sesuai dengan gambar rencana termasuk
pengadaan, upah, pengujian dan peralatan pembantu.
b) Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan
dan bagian-bagian pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
Bahan - Bahan
a) Semen
- Semen yang digunakan adalah semen Portland yang sesuai
dengan persyaratan NI-2 pasal 3 bab III Standar Indonesia.
- Pemborong harus menempatkan semen tersebut dengan baik
untuk mencegah terjadinya kerusakan.
- Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengiriman.
b) Agregat Kasar
- Berupa batu pecah yang diperoleh dengan pemecahan
batu yang mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
- Agregat kasar terdiri dari butir-butir kasar, keras, tidak
berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butiran pipih maka
jumlahnya tidak boleh lebih dari 20% dari Volume.
- Bahan harus bersih dari zat-zat organic, zat-zat reaktif
alkali atau substansi yang merusak beton dan tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 1%.
c) Agregat Halus
- Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihaasilkan
dari pemecah batu dan harus bersih dari bahan organic,
lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50%
dari substansi yang merusak beton.
- Pasir Laut diperkenankan dipergunakan dan pasir harus
terdiri dari pertikel yang tajam dan keras.
d) Air
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung
minyak atau garam serta zat-zat yang dapat merusak beton baja
bertulang.

h. Persiapan Pengecoran
a) Sebelum Pengecoran dimulai, semua bagian yang akan di cor harus
benar- benar bersih dan bebas dari kotoran, juga dari bagian beton
yang lepas. Bagian-bagian yang akan ditanam dalam beton harus
sudah terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik dan perlengkapan
lainya).
b) Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton
harus dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah
terpasang dengan baik.
c) Pemborong harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut
sampai ijin pengecoran diberikan oleh pengawas.

i. Acuan Cetakan Beton/Bekisting

a) Rencana cetakan beton pondasi menjadi tanggung jawab pemborong


sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dari beton
yang direncanakan, serta tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk
mencegah perpindahan dari tempat atau kelonggaran dari penyangga
harus menggunakan multiplek.
b) Permukaan cetakan harus dan halus serta tidak boleh ada lekukan
atau lubang-lubang.
c) Penulangan cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran
letaknya, kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituang.
d) Jika terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana,
pemborong wajib memberikan perbaikan atau pembetukan kembali.
e) Untuk permukaan beton yang diharuskan expose, maka pemborong
wajib memfinisnya tanpa pekerjaan tambah.

j. Baja Tulangan

a) Semua baja tulangan yang dipakai adalah tulangan besi polos. Tulangan
harus bersih dari segala macam kotoran, karat, minyak, cat dan lain-
lain.
b) Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan
pemasangan harus sesuai persyaratan.
k. Benda-Benda yang Tertanam dalam Beton
a) Semua Angkur, baut , pipa dan benda-benda lainya yang diperlukan
tertanam dalam beton, harus terikat dengan baik sebelum pengecoran.
b) Benda-benda tersebut harus dalam keadaaan bersih
c) Sebelum diadakan pengecoran, pipa-pipa harus diuji dengan baik.

Baubau, Juli 2019


Ditetapkan : Dibuat :
Pengguna Anggaran Konsultan Perencana
Dinas Perhubungan Kota Baubau CV. Royale Cipta Butuni

H. IDRUS TAUFIQ SAIDI, S.Kom., M.Si. LAODE MUHUSIR, ST.


NIP. 19730131 199803 1 005 Direktur

Anda mungkin juga menyukai