e. Cawan contoh harus terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder
dengan dasar yang rata-rata berukuran sebagai berikut:
Tabel 2.1 Ukuran Cawan untuk Percobaan Penetrasi
Penetrasi Diameter Dalam
< 200 55 mm 35 mm
200-300 70 mm 45 mm
Sumber : Modul praktikum mix design (perencanaan campuran beraspal)
f. Bak perendaman (waterbath), terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang
dari 10 liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih
kurang 0,1ºC. Bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang,
terletak 50 mm di atas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di atas
dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di bawah permukaan air dalam
bejana.
g. Tempat air untuk benda uji di tempatkan di bawah alat penetrasi. Tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan tinggi yang cukup
untuk merendam benda uji tanpa gerak.
h. Pengukur waktu.
i. Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stopwatch dengan
skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dari kesalahan tertinggi 0,1
detik/detik. Untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis kesalahan
alat tersebut tidak boleh melebihi 0,1 detik.
j. Termometer.
Kelompok 2 23
Laporan Praktikum Jalan Raya Pengujian Penetrasi Bahan Bitumen
kurang dari angka penetrasi di tambah 10 mm. Buatlah dua benda uji
(duplo).
c. Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang
selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5 sampai 2 jam
untuk yang besar.
Kelompok 2 24
Laporan Praktikum Jalan Raya Pengujian Penetrasi Bahan Bitumen
Kelompok 2 25
Laporan Praktikum Jalan Raya Pengujian Penetrasi Bahan Bitumen
2.1.8 Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan penetrasi aspal rata-
rata sebesar 93,3, dengan toleransi > 4, dan tidak sesuai dengan spesifikasi
berdasarkan SNI-2456-1991, dan syarat penetrasi 60-70, maka bahan bitumen
tidak dapat digunakan hal ini dikarenakan beberapa hal yang mempengaruhi
seperti temperature (suhu diruangan), dan waktu pendinginan benda uji.
Kelompok 2 26