Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Jalan Raya Pengujian Penetrasi Bahan Bitumen

e. Cawan contoh harus terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder
dengan dasar yang rata-rata berukuran sebagai berikut:
Tabel 2.1 Ukuran Cawan untuk Percobaan Penetrasi
Penetrasi Diameter Dalam
< 200 55 mm 35 mm
200-300 70 mm 45 mm
Sumber : Modul praktikum mix design (perencanaan campuran beraspal)
f. Bak perendaman (waterbath), terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang
dari 10 liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih
kurang 0,1ºC. Bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang,
terletak 50 mm di atas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di atas
dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di bawah permukaan air dalam
bejana.
g. Tempat air untuk benda uji di tempatkan di bawah alat penetrasi. Tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan tinggi yang cukup
untuk merendam benda uji tanpa gerak.
h. Pengukur waktu.
i. Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stopwatch dengan
skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dari kesalahan tertinggi 0,1
detik/detik. Untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis kesalahan
alat tersebut tidak boleh melebihi 0,1 detik.
j. Termometer.

2.1.4 Penyiapan benda uji


Adapun benda uji yang akan disiapkan:
a. Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup cair untuk
dapat dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 60ºC di
atas titik lembek, dan untuk bitumen tidak lebih dari 90ºC di atas titik
lembek. Waktu pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah
perlahan-lahan agar udara tidak masuk kedalam contoh.
b. Setelah contoh cair merata, tuangkan kedalam tempat contoh dan
diamkan hingga dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak

Kelompok 2 23
Laporan Praktikum Jalan Raya Pengujian Penetrasi Bahan Bitumen

kurang dari angka penetrasi di tambah 10 mm. Buatlah dua benda uji
(duplo).
c. Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang
selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5 sampai 2 jam
untuk yang besar.

2.1.5 Prosedur pengujian


Adapun prosedur percobaan yang dilakukan ialah:
a. Meletakkan benda uji kedalam tempat air yang kecil yang telah berada
pada suhu yang ditentukan dan mendiamkannya dalam bak tersebut
selama 1 sampai 1,5 jam.
b. Memeriksa pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik
kemudian membersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut
lain lalu mengeringkan jarum tersebut dengan lap bersih dan
memasangnya pada pemegang jarum.
c. Meletakkan pemberat 50 gram diatas jarum sehingga beban sebesar
(100 ± 0,1) gram diperoleh.
d. Memindahkan tempat air ke bawah alat penetrasi.
e. Memutar arloji penetrometer kemudian membaca angka pentrasi yang
berhimpit dengan jarum penunjuk dan membulatkan pencatatannya
hingga angka 0,1 mm terdekat.
f. Menurunkan jarum perlahan-lahan hingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji. Kemudian mengatur angka 0 di arloji
penetrometer, sehingga jarum penunjuk berhimpit dengannya.
g. Melepaskan pemegang jarum dan serentak menjalankan stopwatch
selama jangka waktu (5 ± 0,1) detik.
h. Melakukan pekerjaan di atas sampai dengan tidak kurang dari 5 kali
untuk benda uji yang sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan
berjarak satu sama lain dari tepi dinding lebih dari 1 cm.

Kelompok 2 24
Laporan Praktikum Jalan Raya Pengujian Penetrasi Bahan Bitumen

Sampel Aspal dimasukkan Didinginkan dalam Water Dalam suhu 25oC


dalam cawan bath

Pengujian penetrasi Tempat air untuk sampel Alat Penetrasi


aspal

Pembacaan Alrloji ukur


Gambar 2.1 Pengujian penetrasi aspal

Kelompok 2 25
Laporan Praktikum Jalan Raya Pengujian Penetrasi Bahan Bitumen

2.1.6 Data hasil pengujian


Tabel 2.2 Hasil pengujian penetrasi aspal
Pemeriksaan penetrasi I II
pada 100 gram, 5
detik
Pengamatan 1 103 93
Pengamatan 2 95 94
Pengamatan 3 93 92
Pengamatan 4 93 91
Pengamatan 5 89 90
94,6 92
Rata-rata 93,3

2.1.7 Analisis data


Pengujian penetrasi bitumen adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk
melihat tingkat kekerasan aspal. Semakin tinggi nilai penetrasi aspal maka aspal
semakin lunak begitu juga sebaliknya jika hasil penetrasi kecil maka semakin
keras.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap 5 kali pengamatan didapatkan niali
penetrasi rata-rata 93,3. Pada SNI-2456-1991 nilai toleransi 4 dengan rentang 49-
149. Sedangkan hasil selisih penetrasi 103-93=10 > 4 maka nilai hasil pengujian
tersebut tidak masuk dalam spesifikasi. Berdasarkan kekerasan dan kekenyalan
aspal tergolong pada aspal PEN 85/100.
Aspal penetrasi 60-70 jika hasil yang diperoleh lebih besar maka dapat
dikatakan aspal tersebut memiliki rongga yang besar sehingga aspal terlalu
banyak mengandung air pada saat perendaman.

2.1.8 Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan penetrasi aspal rata-
rata sebesar 93,3, dengan toleransi > 4, dan tidak sesuai dengan spesifikasi
berdasarkan SNI-2456-1991, dan syarat penetrasi 60-70, maka bahan bitumen
tidak dapat digunakan hal ini dikarenakan beberapa hal yang mempengaruhi
seperti temperature (suhu diruangan), dan waktu pendinginan benda uji.

Kelompok 2 26

Anda mungkin juga menyukai