Anda di halaman 1dari 4

NASKAH DRAMA NATAL

NASKAH DRAMA NATAL

SINOPSIS
Tokoh : Raja Sifat bijaksana
Permaisuri Cerdas dan penuh perhatian
Mbok Rondo Sengsara tetapi selalu penuh pengharapan.
Anak-anak Percaya kepada Ibunya
Wanita 1 Jujur
Wanita 2 Licik
Pengajaran : Seorang Ibu akan selalu mengasihi anaknya, bagaimanapun keadaannya. Tuhan
juga tidak pernah meninggalkan umatnya.
Mengajarkan sifat bijaksana, adil dan penuh kasih.
Seting Panggung:
1. Suasana istana
2. Rumah mbok rondo
3. Pertengkaran di Jalan.
Ayat pengajaran: Kasihilah ayah dan ibumu.
Hai orang tua, kasihilah anak-anakmu.
NASKAH DRAMA
Pencerita:
Di sebuah negeri yang jauh, ada seorang raja yang adil dan bijaksana. Raja itu
bernama Sulaeman. Raja selalu memantau kehidupan rakyatnya.
(Pemeran Raja dan permaisuri sedang duduk di singgasana menyaksikan tarian
anak-anak, musik
padang pasir)
Raja: (berbicara pada permaisuri) Adinda, hari ini aku mendapat laporan bahwa rakyat
kita sudah semakin makmur, tidak ada lagi kelaparan.
Ratu: Puji Tuhan, bersyukur sekali kita diberkati negeri yang aman dan damai. Tetapi
kakanda, apakah tidak lebih baik kalau kanda melihat langsung keadaan rakyat
kita?
Raja: (antusias) saran yang bagus sekali! Wah, aku akan menyamar untuk mengetahui
keadaan rakyatku. malam ini juga, aku akan pergi ke desa yang paling jauh di
kerajaan kita. (raja dan ratu bersiap-siap, musik ceria)
Pencerita: Pergilah raja ke sebuah desa yang bernama dadapan. Ia berjalan jauh sekali.sampai
di ujung desa, ia mendengar suara anak-anak menangis dari sebuah rumah, raja bergegas pergi
ke rumah itu. (raja mengintip ke dalam rumah)
Rumah itu adalah milik Mbok Rondo dadapan, seorang janda dengan empat orang
anak. Mbok Rondo sedang memasak sesuatu di dalam kuali dan anak-anaknya
duduk mengitari kuali itu dengan tatapan yang sangat lapar.
Anak 1 SiMbok, apakah sudah matang? Perutku lapar sekali.
Mbok Sabar ya, Le. Sabar, Nak. Sebentar lagi sudah akan matang.
Anak2 Sepertinya aku sudah tidur dua kali, kenapa belum matang juga?
Mbok: Iya, ubi kali ini mungkinubi tua, jadi tidak empuk-empuk dimasak. Sekarang
begini ya, bagaimana kalau kalian cicipi kuahnya dulu.
Anak-anak: iya, Mbok. Yang banyak ya kuahnya. (Mbok Rondo membagi-bagikan kuah ke
dalam mangkuk sambilmenangis.)
Anak3 Kenapa Si Mbok menangis?Kami sabar kok menunggu masakannya matang.
Mbok: Iya, iya.minumlah dulu kuahnya, setelah itu kalian pergi tidur, nanti bangun tidur,
pasti ubi ini sudah matang.
(Anak-anakterlihat mulai minum kuah di dalam mangkuk, kemudian mereka
berbaring di atas tikar. Mbok Rondo dadapan mengelus-elus kepala anaknya
sambil menangis)
mbok: ya Tuhan, tolonglah kami, berilah anak-anak ini makan hari ini.
Anak4 Apakah aku sudah boleh bangun, mbok?
Mbok Kenapa tidak boleh nak?
Anak4 Kalau aku bangun, ubinya
kan harus sudah matang. (mbok tersenyum)
Mbok Coba kita lihat ya! (Si mbok mengetuk-ngetukkan sendok sayur ke dalam
pancinya.) Belum matang le, masih keras. Tidurlah sebentar lagi.
Pencerita: Raja mendengarkan percakapan anak-beranak itu dari balik
jendela. Dia sangat bingung. Ubi apakah yang dimasak begitu lama. Akhirnya
Sang Raja tidak sabar untuk mengetahui masakan mbok rondo.
Raja (Mengetuk pintu) Permisi! Salam!
Mbok Siapa itu ya!? Tunggu sebentar. (mbok rondo berjalan membukakan pintu).
Raja Maaf ibu, saya seorang pengelana. Saya sedang berjalan melewati desa ini dan
mencium bau masakan ibu yang enak. Bolehkah saya ikut mencicipinya?
Mbok (Menangis) Huu…. Hu…. Anak yang baik. (Sambil terisak). Maafkan saya
tidak bisa mengundangmu makan. Karena kami tidak punya apapun untuk
dimakan.
Raja Benarkah? Kenapa ibu menjerang panci di atas api? Dan saya mencium bau yang
enak dari panci itu.
Mbok Nak, sebenarnya yang ibu masak di panci itu adalah empat buah batu, Ibu hanya
ingin, menghibur hati anak-anak bahwa akan ada makanan yang mereka tunggu
setelah bangun dari tidur.
Raja (Terharu dan memegang tangan mbok Rondo) Ibu, hati ibu baik. Karena itu,
maukah ibu menolong saya memasakkan makanan? Ini ada sedikit uang dan ibu
bisa membeli beras serta lauk pauk untuk anak-anak itu.
Mbok Jangan nak, apa yang telah saya lakukan untukmu, sehingga engkau
memberi uang?
Raja Terimalah uang ini Ibu, saya telah mendapatkan sebuah pelajaran. Bahwa kasih
ibu tidak ada duanya. Pakailah uang itu berbelanja, sebelum anak-anak
bangun. Tuhan telah mendengar doa ibu.
Pencerita Adik-adik, mbok Rondo sangat bahagia bisa membelikan makanan untuk anak-
anaknya. Rajapun mendapatkan pelajaran, ketulusan hati mbok Rondo dalam doa
dan pengharapan, bahwa Tuhan akan menolong keluarganya. Kemudian Raja
melanjutkan perjalanannya.

Suatu hari, raja melihat pertengkaran antar dua orang wanita yang memperebutkan
seorang bayi. Apa yang terjadi?
Wanita1 Ini anakku! Lihat, ada tahi lalat di bibirnya.
Wanita 2 Bukan, bayi yang mati itu (Sambil menunjuk keranjang, berisi mayat bayi dalam
lampin). Itu anakmu!
Wanita 1 Tidak! Dia anakmu, ini anakku.
Raja Adakah yang bisa dibantu, saudara-saudaraku?
Wanita 1 Dia mengakui bayi yang hidup ini adalah anaknya, padahal anak dia sudah mati.
Wanita 2 Dia bohong! Bayiku yang hidup.
Raja Saudara-saudaraku aku tidak tahu mana yang benar di antara kalian, aku juga tidak
membela satu dari antara kalian. (Raja mengambil pedang dari balik bajunya,
meminta bayi dan mengangkat pedangnya)
Aku akan membagi dua, dan kalian mendapat masing-masing sepotong.
Wanita 2 Ya, itu sangat adil!
Wanita 1 Jangan lakukan itu. Biarlah bayi ini menjadi anaknya, asal dia tidak dibunuh.
Raja (Menyarungkan pedangnya dan memberikan bayi kepada wanita 1) Ibu ini
anakmu, jagalah dia baik-baik.
Wanita 2 Bagaimana engkau ini!? Kenapa kau berikan bayi itu kepadanya.
Raja Seorang ibu tidak akan tega melihat anaknya disakiti. Kau pembohong. Aku tidak
melaporkan kepada Raja, asalkan kau tidak mengulangi perbuatanmu dan kuburkan
bayimu baik-baik.
Wanita 1 Bapak yang baik, kenapa kau melakukan ini kepada kami?
Raja Ibu, Tuhan mengajarkan kepada kita untuk berbuat jujur, mengasihi dan bijaksana.
Wanita 1 Siapakah Tuhanmu? Apakah dia seorang raja?
Raja Ya Tuhanku adalah seorang Raja Damai, yaitu Yesus Kristus, yang dilahirkan di
kota
Bethlehem.
Wanita 1 Aku pernah mendengarnya. Ceritakan lagi tentang Bayi yang lahir di
Bethlehem itu.
(Dilanjutkan dengan cerita
Natal oleh Guru Sekolah Minggu diselingi dengan menyanyikan bersama lagu-lagu natal!)

Anda mungkin juga menyukai