Anda di halaman 1dari 12

METODE PROYEKAN

1. Uraian Umum Kegiatan


SATUAN KERJA RUMAH TAHANAN NEGARA LEMBATA

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS DAN

PEMBANGUNAN PRASARANAN & SARANA LINGKUNGAN GEDUNG

LOKASI KABUPATEN LEMBATA

TAHUN ANGGARAN 2007

2. Struktur Organisasi

Direktur Utama

Paskalis Kolin

Kepala Proyek

Frans S. Wungukung, ST

Material Engginering Administrasi / Keuangan Administrasi /


Pengawas Lapangan Proyek Lapangan Quality Control Perlengkapan/Logistik
Keuangan Jacob Kase
Erland, ST. Kusnan, ST.
Philipus A. Balun, Amd. Yosefina N. Kerans Matheus M. Bean Maria M. Lou
Kusnan, ST.

Material Engginering
Pembantu Peng. Lapangan
Erland, ST.
Philipus A. Balun, Amd.

Material Engginering
Pekerja Harian
Erland, ST.
Tukang

Uraian Tugas Kepala Tukang


Pekerja
Mandor
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 1
CV. Trimitra Binatama
1. Direktur
a. Bertanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan Proyekan pekerjaan baik teknis maupun
non teknis selaku pemilik perusahaan.
b. Melakukan koordinasi dengan pihak pemilik kegiatan

2. Kepala Proyek
a. Bertanggung jawab penuh atas seluruh aspek pelalaksanaan dilapangan baik teknis,
administrasi, SDM dan alat yang menujang kegiatan Proyekan proyek.
b. Melakukan koordinasi dengan direktur sebagai penanggung jawab umum tentang tata
laksana proyek.
c. Melakukan koordinasi dengan pihak direksi tentang hal-hal yang terkait dengan aspek
Proyekan proyek.
d. Membuat laporan secara berkesinambungan kepada direktur baik lisan maupun tulisan
tentang tahap-tahap kegiatan proyek.
e. Bertanggung jawab penuh kepada direktur

3. Pelaksana Lapangan
a. Bertanggung jawab seluruh aspek pelaksanaan dilapangan
b. Berkoordinasi dengan kepala Proyek menyangkut pelaksanaan dilapangan.
c. Membuat laporan dan pengujian tentang mutu bahan dan perkembangan pekerjaan
dilapangan sesuai jadwal kepada kepala Proyek

4. Quality Conrol
a. Bertanggung jawab seluruh aspek mutu bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
proyek
b. Berkoordinasi dengan Kepala Proyek dan pelaksana Lapangan menyangkut material
yang dipergunakan.
c. Membuat laporan tentang kegiatan pengujian serta penggunaan bahan secara
berkesinambungan sesuai jadwal kepada Kepala Proyek.

5. Perlengkapan/Logistik
a. Bertanggung jawab seluruh aspek perlengkapan proyek dan logistik
b. Berkoordinasi dengan Kepala Proyek menyangkut administrasi teknis keuangan dan
material/logistik.
c. Membuat laporan tentang penggunaan perlengkapan dan logistik secara
berkesinambungan sesuai jadwal kepada Kepala Proyek.
d. Bertanggung jawab penuh kepada direktur

6. Pengawas Lapangan
a. Membantu Pelaksana Lapangan dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan dilapangan
b. Membantu quality control dalam mengawasi penggunaan material/bahan di lapangan.
c. Bertanggung jawab penuh kepada direktur

7. Pembantu Pengawas Lapangan

a. Membantu Pengawas Lapangan dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan dilapangan


b. Membantu Pengawas Lapangan dalam mengawasi penggunaan material/bahan
di lapangan.
c. Bertanggung jawab penuh kepada direktur

3. Metode Kerja / Cara Pelaksanaan


3.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 2


CV. Trimitra Binatama
a. Urutan pekerjaan : Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, wajib menyusun
daftar/tata urut pekerjaan berdasarkan pertimbangan efisiensi dalam Proyekan
yang disetujui oleh Direksi.
Urutan pekerjaan harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi kerusakan atas
bagian pekerjaan terdahulu yang mengakibatkan pemborosan waktu dan biaya.
b. Selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari setelah surat perintah kerja (SPK) ditanda
tangani/dikeluarkan, sudah harus mulai dengan kegiatan nyata di lapangan.
c. Membuat Papan Nama Proyek dan dipasang di Lokasi Pekerjaan dilengkapi dengan
tulisan warna hitam dasar di atas dasar warna putih dengan menggunakan bahan dan
ukuran yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis.
d. Membuat los kerja/direksi keet sesuai dengan keperluan.

3.2. PEKERJAAN TANAH

a. Galian Tanah : Yang termasuk dalam pekerjaan galian tanah ini adalah semua
kebutuhan yang ada hubungannya dengan pekerjaan pembuatan lubang di tanah
untuk pondasi.
b. Galian tanah untuk semua lubang pondasi baru boleh dimulai setelah dipasang papan
bowplank dengan diberi tanda As yang diketahui dan disetujui oleh Direksi.
c. Dalam galian dan lebar galian pondasi disesuaikan dengan gambar rencana kerja dan
spesifikasi teknis atau atas petunjuk Direksi.

3.3. PEKERJAAN URUGAN

a.Yang termasuk dalam pekerjaan urugan tanah semua pekerjaan


penimbunan/urugan pemadatan dan pemerataan kembali baik dengan tanah maupun
pasir urug sampai mencapai suatu permukaan baru yang ditentukan.
b. Menggunakan tanah yang baik untuk urugan tanah yang tidak mengandung bahan
organis dan dipadatkan lapis demi lapis dengan ketebalan dan kepadatan sesuai
dengan yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknik atau atas petunjuk Direksi.
Begitu pula dengan pekerjaan urugan pasir, apabila urugan pasir berada dibawah
konstruksi maka ketebalan urugan tersebut 5 Cm atau yang ditentukan dalam
gambar rencana dan spesifikasi.

3.4. PEKERJAAN PONDASI

a. Galian lubang pondasi disesuaikan dengan gambar rencana; jika galiannya melebihi
dari yang disyaratkan, maka akan menimbunnya kembali dan dipadatkan.

b. Pasangan pondasi menggunakan batu karang/batu kali dengan adukan 1 pc : 5


psr.material yang digunakan harus bebes dari bahan organik (tanah, lumpur, zat
asam dsb.),semen yang dipakai adalah semen portland yang memenuhi SII, serta
untuk ukuran batu kali/karang tidak melebihi 20 x 20 cm. Sebelum pasang pondasi,
terdahulu dipasang aanstamping dari batu karang/kali setinggi 20 cm dan urugan
pasir setebal 10 cm.

c. Untu galian pondasi foot plat dimensi galian mengikuti yang ditentukan dalam
gambar rencana atau atas petunjuk direksi
d. Semua tanah hasil galian harus di buang sekurang-kurangnya 1m dari tempat galian.

3.5. PEKERJAAN BETON BERTULANG

a. Semen

RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 3


CV. Trimitra Binatama
Semen yang dipakai harus dari jenis portland semen yang telah disahkan / disetujui
oleh yang berwenang ( SII ) dan dalam segala hal memenuhi syarat sesuai yang
dikehendaki oleh Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1991 ( SK SNI T-15-1919 – 03 ).
Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan, semen harus diserah
terimakan dalam zak ( kantong ) asli dari pabriknya yang tertutup rapat dan
terlindung dari air, disimpan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai. Zak–zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk melebihi 2 m tingginya, dan tiap
pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian
semen yang mulai membatu ( rusak ) tidak boleh digunakan / dipakai.

b. Pasir
Bahan– bahan yang boleh dipakai.
Pasir harus yang bermutu baik, bersifat kekal dan bersih dan tidak boleh
mengandung bahan–bahan yang merusak, seperti umpamanya merusak bentuk atau
kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan, termasuk daya tahannya
terhadap karat baja tulangan. Pasir dalam segala hal harus memenuhi yang
dikehendaki (ketentuan – ketentuan ) PBI 1971.
Pasir harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah
supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain atau pengotoran.

c. Air
Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih, bebas dari bahan–bahan yang
merusak atau campuran–campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.

d. Baja tulangan
Jenis baja tulangan, baja tulangan harus dari baja lunak dengan mutu baja jenis U 24.
bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan– ketentuan PBI 1971.

e. Kerikil
Kerikil harus bersih dan bermutu baik

Penyimpanan
Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang lama.

f. Pemasangan
Sebelum beton dicor, baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat,
sisik baja atau bahan – bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang
dengan baik, diikat kuat dan tepat hingga tidak dapat berubah atau bergeser pada
waktu adukan beton dipadatkan. Tebal selimut beton harus tepat, untuk maksud
mana penggunaan beton decking yang telah disetujui dapat dipakai.

g. Cetakan ( begisting )

* Bahan
Cetakan harus dibuat dari papan–papan yang bermutu baik. Tebalnya tergantung
dari kualitas jarak rangka penguat cetakan tersebut.

* Konstruksi
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat dicegah
getaran–getaran yang merusak atau lendutan akibat tekanan adukan beton yang
cair atau padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa, hingga mempermudah
pembongkaran tanpa merusak konstruksi.
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 4
CV. Trimitra Binatama
* Perlengkapan untuk pembersihan
Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan–
perlengkapan untuk membersihkan kotoran, serbuk gergaji, potongan– potongan
kawat pengikat dan lain–lain.

* Pelapis cetakan
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan, pelapis cetakan dari merk yang
telah disetujui dapat dipakai. Minyak pelumas baik yang sudah dipakai / yang
belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.

h. Adukan beton

* Rencana adukan
Jenis adukan beton harus diberi agregat kasar atau halus yang banyaknya
memenuhi persyaratan beton minimal campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl

* Bahan campuran tambahan ( additive )


Hanya jika disetujui oleh pemberi tugas secara khusus dan tertulis, tetapi sejauh
mungkin penggunaan additive dihindarkan.

* Pengadukan
Semua pengadukan beton menggunakan mesin pengaduk (beton molen) yang
berkapasitas tidak kurang dari 350 liter.

i. Pemberitahuan tentang Proyekan pengecoran

Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian–bagian utama,


harus memberitahu pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuan. Jika tidak ada
pemberitahuan yang semestinya atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh
pemberi tugas, maka siap diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang baru dicor
atas biaya sendiri.

* Perbandingan, pengadukan, pengangkutan, persiapan cetakan dan alat–alat dan


pengecoran beton.

 Perbandingan
Untuk memperoleh perbandingan adukan yang benar, semua bahan harus
ditakar, berdasarkan volumenya atau beratnya.

 Pengadukan
- Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk ( beton molen )
sekurang–kurangnya 5 menit setelah bahan–bahan dimasukkan kedalam
molen. Adukan harus memperlihatkan susunan dan warna yang merata /
sama.
- Adukan beton sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai. Bila adukan digerakkan secara terus menerus, jangka
waktu ini dapat diperpanjang hingga 2 jam.

 Pengangkutan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga dapat dicegah adanya
pemisahan dari bagian–bagian bahan dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian
lebih dari 2 m. Untuk kolom yang tinggi, “ lubang “ harus dibuat pada cetakan
untuk mengurangi terlalu tinggi jatuhnya adukan.
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 5
CV. Trimitra Binatama
 Persiapan cetakan dan alat–alat
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari
cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan–pasangan dinding yang akan
berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air bersih sebelum dicor .
Semua alat dan perkakas untuk pengecoran harus bersih dan tidak ada adukan
yang mengeras, minyak yang menempel dan sebagainya.

 Pengecoran beton
Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental,
yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu
unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh
terputus tanpa adanya persetujuan pemberi tugas. Tidak boleh mengecor beton
waktu hujan kecuali jika yg telah disetujui oleh pemberi tugas.

3.6 PEKERJAAN PASANGAN TEMBOK DAN PELESTERAN

a. Semen
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya dengan semen yang
ditentukan untuk pekerjaan beton.

b. Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya dengan pasir yang
ditentukan untuk pekerjaan beton.

c. Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat–syarat dalam
pekerjaan beton.

* Jenis adukan
Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipergunakan sesuai dengan yang diinstruksikan dalam
gambar – gambar atau dalam spesifikasi pekerjaan ini adalah 1 Pc : 5 Psr.

Mencampur
Adukan harus dicampur dalam alat tempat pencampur / mixer yang telah disetujui
atau dicampur dengan tangan, diatas permukaan yang bersih dan keras. Dilarang
memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau membubuhkannya kembali
untuk dipakai lagi.

* Bahan dinding atau tembok ( bata merah )


Batu bata yang dipakai harus memenuhi syarat–syarat sebagai berikut :

 Kualitas terbaik
 Pembakaran matang, warna merata / merah bata ( jenis bata merah )
 Sisi–sisi dengan permukaan rata, tegak lurus runcing
 Keras dan tidak mudah patah
 1 ukuran & kualitas (jika ada perbedaan tidak lebih dari 3 mm)
 Penyerahan ditempat pekerjaan hanya diizinkan maksimum 5 % yang
patah

* Penggunaan adukan
Semua dinding mulai dari atas sloof beton sampai 20 cm, diatas lantai finish harus
dibuat dengan adukan 1 Pc : 3 Psr, seperti tertera didalam gambar, dinding kamar
mandi, WC dan sebagainya, harus dibuat adukan 1 Pc : 3 Psr yang sama sampai
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 6
CV. Trimitra Binatama
mencapai ketinggian 1,50 diatas permukaan lantai finish. Untuk semua dinding
lainnya harus dipakai adukan 1 Pc : 5 Psr.

* Proyekan
Dinding harus dipasang dan didirikan menurut masing–masing ukuran ketebalan
dan ketinggian yang disyaratkan dalam gambar rencana dan memasang profil–
profil dan sebagainya dan harus sudah diperiksa kebenarannya baik secara vertikal
maupun horizontal. Blok–blok / batu bata sebelum dipasang harus direndam
didalam air agar proses pengeringan lambat.
Blok–blok atau bata diletakkan diatas adukan datar dengan sambungan 10 mm,
perletakannya sebaik mungkin dan dengan sambungannya diisi penuh dengan
adukan selama pekerjaan berjalan dan dalam pemasangan tembok baru, pada
saat yang bersamaan, pekerjaan tidak boleh melebihi tinggi 1 m diatas
pasangan yang lalu.

3.7. PEKERJAAN KAYU

a. Kayu
Semua penggunaaan kayu untuk kosen pintu dan jendela menggunakan kayu klas I
bayam sedangkan daun pintu, daun jendela memakai kayu klas I jati dengan ukuran
jadi sesuai gambar rencana.

b. Kualitas
Semua kayu untuk jenis yang ditentukan dari kualitas yang baik, tua, kering udara
minimal 3 bulan dan tidak ada cacat / celah, mata kayu besar yang lepas atau mati,
susut pinggir–pinggirnya tidak melebihi 1/5 ukuran kayu, bekas dimakan bubuk dan
cacat lainnya yang parah.

c. Jenis kayu
Dalam syarat–syarat khusus dan spesifikasi pekerjaan, daftar kayu termasuk juga
disebutkan bahan–bahan untuk macam–macam tempat / lokasi pekerjaan. Jenis kayu
selain telah ditentukan dalam daftar tersebut, akan dipertimbangkan jika jenisnya
memenuhi syarat dan mutu untuk penggunaan yang dimaksud. Contoh–contoh akan
dikirimkan terlebih dahulu dan memerlukan persetujuan pemberi tugas. Untuk
pemakaian–pemakaian khusus yang tidak tercantum dalam daftar diatas, akan
digunakan jenis yang ditentukan untuk pekerjaan– pekerjaan sebanding.

d. Fabrikasi
Melaksanakan semua pekerjaan–pekerjaan seperti mempasak, memahat, menyetel
( memasang ) spooning dan lain–lain pekerjaan yang diperlukan untuk menyambung
kayu dengan baik dan juga harus pelat–pelat besi, sekrup–sekrup, paku–paku dan
lain–lain pasangan yang mungkin diperlukan untuk Proyekan pekerjaan kayu halus.
Jendela–jendela kayu dikerjakan dengan sambungan sistim pasak dan lubang
dikokohkan dengan pasak–pasak penyambung dari kayu. Sponning untuk kaca
mati/alur–alur kaca tetap lurus dan tepat pengerjaannya.

e. Daun pintu, jendela


* Daun pintu dan jendela dibuat dengan rangka kayu jati ukuran sesuai dengan
gambar rencana
* Khusus daun pintu KM / WC dengan rangka kayu jati, dibagian dalam dilapis tripleks
alumunium
* Alat penggantung dan pengunci

RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 7


CV. Trimitra Binatama
Engsel–engsel dipakai merk Palensia dan kunci-kunci dipakai merk Arcel dengan
kualitas baik dan tiap–tiap pintu memakai 3 engsel dengan cincin plastik . semua
alat penggantung ini dipasang sampai berfungsi dengan baik.
Setiap daun jendela dengan 2 buah engsel jendela 2 buah kait angin jendela dan 1
buah grendel jendela. Espagnolet / grendel tanam dipasang pada setiap daun pintu
doubel. Semua barang – barang tersebut diatas harus dimintakan persetujuan
direksi sebelum pemasangan.

3.8. PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP DAN PENUTUP PLAFOND

a. Pekerjaan rangka atap / kap


Konstruksi rangka atap menggunakan kayu klas II setara Meranti merah ukuran 8/12
cm diperkuat dengan penjepit ukuran 2 x 4/12 cm .
Gording menggunakan kayu klas II setara meranti merah ukuran : 6/12 cm, plat jepit
ukuran sesuai dengan gambar rencana. Sebelum pembuatan harus diajukan contoh
kayu yang dipakai untuk mendapat persetujuan direksi.

b. Semua Rangka / kuda–kuda dan Gording harus diresidu minimal 2 kali


jalan sampai merata dan disetujui direksi.

c. Listplank
Dipakai Papan kayu klas II setara meranti dengan ukuran sesuai gambar kualitas baik
tua, kering, lurus, tidak pecah dan dipasang sesuai gambar rencana.

d. Atap
* Bahan
Penutup atap menggunakan Seng GLB BJLS 0,30, untuk Seng bubungan dipakai
BJLS 0,30.

* Pemasangan
Semua pekerjaan dari atap harus dibuat dan dipasang dengan menurut standard
yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak ada lekukan.

3.9. PEKERJAAN LANGIT – LANGIT / PLAFOND

a. Plafond menggunakan tripleks tebal 3,8 mm ukuran sesuai gambar, pemasangan satu
dengan yang lainnya diberi jarak ( alur ) 5 mm dan pemasangannya disesuaikan
dengan gambar rencana.

b. Rangka plafond dari kayu klas II setara meranti merah kualitas baik dengan ukuran
5/7 cm dan disekap rata pada sisi bagian bawah.

c. List plafond dipasang pada pertemuan antara tembok dengan plafond ditempel atau
dipaku hanya pada bagian plafond saja. Ukuran list plafond dinuat ukuran 1/6 cm dari
kayu klas II setara meranti merah diprofil pada salah satu sisi list.

3.10. PEKERJAAN LANTAI

a. Untuk pekerjaan semua lantai ( kecuali lantai KM / WC ) dipakai tegel keramik


KWI ( produk Roman atau setara ) ukuran 30 x 30 cm kualitas baik dengan spesie 1
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 8
CV. Trimitra Binatama
Pc : 4 Psr dengan warna yang telah ditentukan dalam spesifikasi. sedangkan
WC/kamar mandi menggunakan keramik ukuran 20/20 cm,dengan warna yang sudah
ditentukan pula dalam spesifikasi atau atas petunjuk pemberi tugas.
b. Untuk semua nat pasangan ubin lantai dibuat lebar maksimal 5 mm dan dicor
dengan saus Pcwarna yang sesuai.

3.11.PEKERJAAN INSTALASI AIR

a. Instalasi air bersih dipasang untuk tiap – tiap bak KM/WC dan wastafel sesuai dengan
gambar rencana.
b. Sambungan–sambungan dan pemasangannya memenuhi persyaratan teknis
perpipaan.
c. Pipa yang digunakan adalah pipa galvanis yang dipasang tertanam hingga tidak
kelihatan baik–baik dalam tanah maupun dalam tembok.
d. Kran yang dipergunakan adalah kran yang berkualitas baik.
e. Instalasi air dipasang dengan baik dan dicoba pemasangannya agar tidak mengalami
kebocoran dan dijamin dapat mengalirkan air secara baik.
f. Saluran–saluran ditentukan sebagai berikut :
- Saluran air pembuangan dari floor drain / wastafel dialirkan
keperesapan pada septicktank.
- Saluran air kotor dari kloset diteruskan ke septictank.
- Diameter perpipaan
Diameter perpipaan yang disebut adalah diameter diukur pada bagian dalam.
 Bahan – bahan yang dipakai
 Pipa–pipa besi galvanis yang dipakai harus yang disetujui dan memakai
socket–socket sambungan standard, disambungkan dengan memakai
lapisan pintalan benang atau pita khusus untuk pelapis sambungan,
mamakai bengkokan siku–siku ( elbow ) sambungan T seperti yang
dikehendaki untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
 Pipa–pipa harus yang berkelas medium dan galvanisir dan drat / mur yang
cacat tidak digunakan. Pipa–pipa harus tersembunyi dibelakang
permukaan dinding tembok.
 Stop kran
Stop kran untuk air harus dari kuningan yang disetujui atau berlapis
chromium sebagaimana disyaratkan pada syarat khusus/gambar kerja

3.12. PEKERJAAN PEMASANGAN KACA

a. Bahan
Kaca harus kaca ryben standard dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti
disebut dalam gambar. Kaca untuk daun– aun naco jendela digosok sampai tidak
tajam pada kedua pinggirnya. Dempul untuk memasang kaca kozen–kozen kayu
memenuhi kualitas yang disetujui.

b. Memasang kaca pada kozen kayu


Alur kayu dibersihkan, diplamir dan dicat dengan lapis cat minyak sebelum kaca
dipasang. Kaca dipotong menurut ukuran kozen dengan kelonggaran sedikit pada
bagian atas, kiri dan kanan masing–masing 1,5 mm lalu dipasang dan dikukuhkan
memakai dempul kaca dan lat–lat kayu dan dipaku hingga betul– betul rapat dan
kuat.

3.13. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

a. Umum
Semua pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan dikerjakan oleh perusahaan /
instalatur yang memiliki Surat Ijin ( SIKA ) dari PLN dan dapat dipercaya mempunyai
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 9
CV. Trimitra Binatama
reputasi yang baik dan mempunyai pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam
bidangnya, serta perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalatir resmi PLN.
Seluruh pekerjaan instalasi dikerjakan menurut “ peraturan umum instalasi listrik di
Indonesia / peraturan PLN “ edisi yang terakhir sebagai petunjuk dan juga peraturan
yang berlaku pada daerah setempat dan memerlukan persetujuan pemberi tugas.

b. Luas pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk dalam keahlian ini meliputi penyediaan semua bahan yang
diperlukan dan instalasi penerangan lengkap, sistim penyaluran dalam, termasuk juga
papan–papan sekering, pemutus–pemutus arus utama dan sebagainya. Pekerjaan ini
meliputi pekerjaan instalasi titik lampu dan panel – panel sampai pada pemasangan
mata lampu dan pemasangan sekering.
Pekerjaan ini tidak termasuk pengadaan daya.

c. Gambar–gambar
Diagram dari instalasi listrik ditunjukkan dalam gambar kontrak dan hanya
menunjukkan pekerjaan instalasi yang akan dipasang aliran dan pengaturan saluran /
jaringan, kawat–kawat, kedudukan saklar–saklar ( switch ), stop kontak–stop kontak,
papan sekring (panel board ) dan sebagainya.
Dalam garis besarnya harus seperti yang ditentukan, dapat dirubah jika dikehendaki
untuk disesuaikan dengan keadaan bangunan, tapi tergantung kepada persetujuan
Direksi atau yangmemberi tugas.

d. Lampu – lampu penerangan.


i. Lampu Pijar :
- SL x 25 watt type / merk Philips

ii. Fiting – fiting penerangan


Semua fiting–fiting untuk penerangan dari jenis yang tertera dalam gambar.
dibuat dari bahan yang sesuai dan bentuknya menarik, dengan merk yang
telah ditentukan dalam spesifikasi.

3.14.PEKERJAAN PENGECATAN

a. Bahan, ketentuan – ketentuan umum


Semua bahan–bahan cat dari kualitas yang telah disetujui dan jika dikehendaki dapat
memberikan keterangan lengkap mengenai bahan tersebut dan prosesnya.

Semua cat dipergunakan dan dipulaskan sesuai dengan instruksi pabriknya. Juga
plamir dan cat dasarnya dikeluarkan oleh pabrik yang sama untuk masing–masing
lapisan pemakaian.

b. Bahan, ketentuan – ketentuan khusus yaitu :


* Pekerjaan kayu
Cat yang akan dipakai untuk pekerjaan kayu petunjukan dalam spesifikasi,
sebelum cat tersebut dipergunakan.

* Dinding
Cat dinding luar dan dalam, kolom. Langit–langit dan sebagainya memakai cat
yang berkualitas baik.

c. Persiapan dan pengecatan dasar untuk kayu


Petak–petak, celah–celah dan lubang–lubang harus digosok, dicat dasar dan
diperbaiki dengan jalan menambal dengan dempul dan diratakan.
Dempul tersebut dari kualitas dan merk yang disetujui.
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 10
CV. Trimitra Binatama
Mata kayu dipotong dan diganti dengan kayu yang mulus atau dipotong
permukaannya diperbaiki dengan tambalan.
Mata kayu yang kecil – kecil diberi 2 ( dua ) lapisan plamir yang tipis. Pekerjaan kayu
halus yang sudah digabungkan harus dicat dasar sintetis.

d. Persiapan dan pengecatan dasar plesteran


Plesteran diberi waktu secukup mungkin untuk mengering dan jangan dipulas
(dicat) sebelum permukaan benar – benar kering.
Semua pekerjaan plesteran atau semen yang cacat dipotong dan diperbaiki dengan
plesteran dari jenis sama.
Sebelum permukaan plesteran diberi satu lapisan cat dasar, debu–debu yang
menempel pada permukaan–permukaannya dibersihkan dengan lap yang kering lalu
dilanjutkan dengan menyekanya memakai lap yang dibasahi dengan air bersih lalu
dikeringkan.

e. Lapisan cat akhir ( finishing )


Lapisan cat akhir dipulaskan sampai merata menurut ketentuan–ketentuan dalam
spesifikasi

f. Pekerjaan kayu ( dicat )


Diberi 2 lapis cat dasar dan 3 lapis cat halus yang mengkilap kalau sudah kering

g. Pekerjaan kayu ( dipelitur )


Diberi 2 lapis pelituran yang mengkilap kalau sudah kering

h. Dinding, kolom dan langit–langit


Semua pengecatan dilakukan minimal 3 lapis sampai merata dan atas persetujuan
direksi.

i. Atap seng dan bubungan


dicat 3 ( tiga ) kali sampai dengan cat atap dengan warna ditentukan oleh pemimpin
proyek

Sesudah Proyekan seluruh item pekerjaan yang tertulis didalam bestek/kontrak maka
dilakukan pembersihan akhir dan perapihan.
Semua jadwal diatas mengikat dengan jadwal waktu Proyekan pekerjaan selama 90
(Sembilan puluh) hari kalender.
Didalam Proyekan pekerjaan pasti mengalami hambatan, terutama pengadaan bahan
material lokal yang berhubungan dengan pihak ketiga (semen, dan bahan lainnya)
karenanya untuk mengantisipasi akan hal tersebut kami pihak perusahaan melakukan
pembelian dalam jumlah cukup banyak berupa Delivery Order/DO baik semen maupun
bahan lainnya sehingga begitu satuan kerja sementara sudah menerbitkan SPPJ untuk
perusahaan, kami secara menegemen sudah siap untuk mendatangkan bahan tersebut
minimal sudah sampai digudang perusahaan.
Kalaupun terjadi hal-hal diluar kemampuan kami, maka perusahaan sudah siap dalam bentuk
lembar kerja / daftar simak yang menggamnbarkan sesuatu terlaksana dengan baik dan
berkesinambungan dan wajib dituangkan lebih rinci dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK)
saat PCM.
Guna mengukur/mengetahui tingkat kemajuan Proyekan pekerjaan maka dilakukan evaluasi
terhadap kemajuan pekerjaan dengan dasar laporan penyelesaian pekerjaan yang dibuat
oleh Proyek dan mengetaui direksi pekerjaan, sehingga hasil Proyekan dapat diketahui
tingkat kemajuan dan kelambatannya pada kegiatan apa? Dan kegiatan itu selanjutnya
dapat diselesaikan dengan memanfaatkan Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang sudah diajukan
perusahaan yang mendapat persetujuan dari Pengguna Anggaran Program sebagai bahan
acuan dalam Proyekan pekerjaan dilapangan.
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 11
CV. Trimitra Binatama
Demikian metode Proyekan pekerjaan ini kami buat dengan sesungguhnya dan menjadi
bahan acuan dalam menyelesaikan Proyekan pekerjaan tersebut diatas apabila perusahaan
kami ditunjuk sebagai Proyek pekerjaan tersebut.

Kupang, 27 Agustus 2007


PT. SINAR LEMBATA

PASKALIS KOLIN
Direktur Utama

RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 12


CV. Trimitra Binatama

Anda mungkin juga menyukai