2. Struktur Organisasi
Direktur Utama
Paskalis Kolin
Kepala Proyek
Frans S. Wungukung, ST
Material Engginering
Pembantu Peng. Lapangan
Erland, ST.
Philipus A. Balun, Amd.
Material Engginering
Pekerja Harian
Erland, ST.
Tukang
2. Kepala Proyek
a. Bertanggung jawab penuh atas seluruh aspek pelalaksanaan dilapangan baik teknis,
administrasi, SDM dan alat yang menujang kegiatan Proyekan proyek.
b. Melakukan koordinasi dengan direktur sebagai penanggung jawab umum tentang tata
laksana proyek.
c. Melakukan koordinasi dengan pihak direksi tentang hal-hal yang terkait dengan aspek
Proyekan proyek.
d. Membuat laporan secara berkesinambungan kepada direktur baik lisan maupun tulisan
tentang tahap-tahap kegiatan proyek.
e. Bertanggung jawab penuh kepada direktur
3. Pelaksana Lapangan
a. Bertanggung jawab seluruh aspek pelaksanaan dilapangan
b. Berkoordinasi dengan kepala Proyek menyangkut pelaksanaan dilapangan.
c. Membuat laporan dan pengujian tentang mutu bahan dan perkembangan pekerjaan
dilapangan sesuai jadwal kepada kepala Proyek
4. Quality Conrol
a. Bertanggung jawab seluruh aspek mutu bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
proyek
b. Berkoordinasi dengan Kepala Proyek dan pelaksana Lapangan menyangkut material
yang dipergunakan.
c. Membuat laporan tentang kegiatan pengujian serta penggunaan bahan secara
berkesinambungan sesuai jadwal kepada Kepala Proyek.
5. Perlengkapan/Logistik
a. Bertanggung jawab seluruh aspek perlengkapan proyek dan logistik
b. Berkoordinasi dengan Kepala Proyek menyangkut administrasi teknis keuangan dan
material/logistik.
c. Membuat laporan tentang penggunaan perlengkapan dan logistik secara
berkesinambungan sesuai jadwal kepada Kepala Proyek.
d. Bertanggung jawab penuh kepada direktur
6. Pengawas Lapangan
a. Membantu Pelaksana Lapangan dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan dilapangan
b. Membantu quality control dalam mengawasi penggunaan material/bahan di lapangan.
c. Bertanggung jawab penuh kepada direktur
a. Galian Tanah : Yang termasuk dalam pekerjaan galian tanah ini adalah semua
kebutuhan yang ada hubungannya dengan pekerjaan pembuatan lubang di tanah
untuk pondasi.
b. Galian tanah untuk semua lubang pondasi baru boleh dimulai setelah dipasang papan
bowplank dengan diberi tanda As yang diketahui dan disetujui oleh Direksi.
c. Dalam galian dan lebar galian pondasi disesuaikan dengan gambar rencana kerja dan
spesifikasi teknis atau atas petunjuk Direksi.
a. Galian lubang pondasi disesuaikan dengan gambar rencana; jika galiannya melebihi
dari yang disyaratkan, maka akan menimbunnya kembali dan dipadatkan.
c. Untu galian pondasi foot plat dimensi galian mengikuti yang ditentukan dalam
gambar rencana atau atas petunjuk direksi
d. Semua tanah hasil galian harus di buang sekurang-kurangnya 1m dari tempat galian.
a. Semen
b. Pasir
Bahan– bahan yang boleh dipakai.
Pasir harus yang bermutu baik, bersifat kekal dan bersih dan tidak boleh
mengandung bahan–bahan yang merusak, seperti umpamanya merusak bentuk atau
kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan, termasuk daya tahannya
terhadap karat baja tulangan. Pasir dalam segala hal harus memenuhi yang
dikehendaki (ketentuan – ketentuan ) PBI 1971.
Pasir harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah
supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain atau pengotoran.
c. Air
Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih, bebas dari bahan–bahan yang
merusak atau campuran–campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
d. Baja tulangan
Jenis baja tulangan, baja tulangan harus dari baja lunak dengan mutu baja jenis U 24.
bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan– ketentuan PBI 1971.
e. Kerikil
Kerikil harus bersih dan bermutu baik
Penyimpanan
Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang lama.
f. Pemasangan
Sebelum beton dicor, baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat,
sisik baja atau bahan – bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang
dengan baik, diikat kuat dan tepat hingga tidak dapat berubah atau bergeser pada
waktu adukan beton dipadatkan. Tebal selimut beton harus tepat, untuk maksud
mana penggunaan beton decking yang telah disetujui dapat dipakai.
g. Cetakan ( begisting )
* Bahan
Cetakan harus dibuat dari papan–papan yang bermutu baik. Tebalnya tergantung
dari kualitas jarak rangka penguat cetakan tersebut.
* Konstruksi
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat dicegah
getaran–getaran yang merusak atau lendutan akibat tekanan adukan beton yang
cair atau padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa, hingga mempermudah
pembongkaran tanpa merusak konstruksi.
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 4
CV. Trimitra Binatama
* Perlengkapan untuk pembersihan
Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan–
perlengkapan untuk membersihkan kotoran, serbuk gergaji, potongan– potongan
kawat pengikat dan lain–lain.
* Pelapis cetakan
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan, pelapis cetakan dari merk yang
telah disetujui dapat dipakai. Minyak pelumas baik yang sudah dipakai / yang
belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.
h. Adukan beton
* Rencana adukan
Jenis adukan beton harus diberi agregat kasar atau halus yang banyaknya
memenuhi persyaratan beton minimal campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl
* Pengadukan
Semua pengadukan beton menggunakan mesin pengaduk (beton molen) yang
berkapasitas tidak kurang dari 350 liter.
Perbandingan
Untuk memperoleh perbandingan adukan yang benar, semua bahan harus
ditakar, berdasarkan volumenya atau beratnya.
Pengadukan
- Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk ( beton molen )
sekurang–kurangnya 5 menit setelah bahan–bahan dimasukkan kedalam
molen. Adukan harus memperlihatkan susunan dan warna yang merata /
sama.
- Adukan beton sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai. Bila adukan digerakkan secara terus menerus, jangka
waktu ini dapat diperpanjang hingga 2 jam.
Pengangkutan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga dapat dicegah adanya
pemisahan dari bagian–bagian bahan dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian
lebih dari 2 m. Untuk kolom yang tinggi, “ lubang “ harus dibuat pada cetakan
untuk mengurangi terlalu tinggi jatuhnya adukan.
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 5
CV. Trimitra Binatama
Persiapan cetakan dan alat–alat
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari
cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan–pasangan dinding yang akan
berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air bersih sebelum dicor .
Semua alat dan perkakas untuk pengecoran harus bersih dan tidak ada adukan
yang mengeras, minyak yang menempel dan sebagainya.
Pengecoran beton
Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental,
yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu
unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh
terputus tanpa adanya persetujuan pemberi tugas. Tidak boleh mengecor beton
waktu hujan kecuali jika yg telah disetujui oleh pemberi tugas.
a. Semen
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya dengan semen yang
ditentukan untuk pekerjaan beton.
b. Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya dengan pasir yang
ditentukan untuk pekerjaan beton.
c. Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat–syarat dalam
pekerjaan beton.
* Jenis adukan
Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipergunakan sesuai dengan yang diinstruksikan dalam
gambar – gambar atau dalam spesifikasi pekerjaan ini adalah 1 Pc : 5 Psr.
Mencampur
Adukan harus dicampur dalam alat tempat pencampur / mixer yang telah disetujui
atau dicampur dengan tangan, diatas permukaan yang bersih dan keras. Dilarang
memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau membubuhkannya kembali
untuk dipakai lagi.
Kualitas terbaik
Pembakaran matang, warna merata / merah bata ( jenis bata merah )
Sisi–sisi dengan permukaan rata, tegak lurus runcing
Keras dan tidak mudah patah
1 ukuran & kualitas (jika ada perbedaan tidak lebih dari 3 mm)
Penyerahan ditempat pekerjaan hanya diizinkan maksimum 5 % yang
patah
* Penggunaan adukan
Semua dinding mulai dari atas sloof beton sampai 20 cm, diatas lantai finish harus
dibuat dengan adukan 1 Pc : 3 Psr, seperti tertera didalam gambar, dinding kamar
mandi, WC dan sebagainya, harus dibuat adukan 1 Pc : 3 Psr yang sama sampai
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 6
CV. Trimitra Binatama
mencapai ketinggian 1,50 diatas permukaan lantai finish. Untuk semua dinding
lainnya harus dipakai adukan 1 Pc : 5 Psr.
* Proyekan
Dinding harus dipasang dan didirikan menurut masing–masing ukuran ketebalan
dan ketinggian yang disyaratkan dalam gambar rencana dan memasang profil–
profil dan sebagainya dan harus sudah diperiksa kebenarannya baik secara vertikal
maupun horizontal. Blok–blok / batu bata sebelum dipasang harus direndam
didalam air agar proses pengeringan lambat.
Blok–blok atau bata diletakkan diatas adukan datar dengan sambungan 10 mm,
perletakannya sebaik mungkin dan dengan sambungannya diisi penuh dengan
adukan selama pekerjaan berjalan dan dalam pemasangan tembok baru, pada
saat yang bersamaan, pekerjaan tidak boleh melebihi tinggi 1 m diatas
pasangan yang lalu.
a. Kayu
Semua penggunaaan kayu untuk kosen pintu dan jendela menggunakan kayu klas I
bayam sedangkan daun pintu, daun jendela memakai kayu klas I jati dengan ukuran
jadi sesuai gambar rencana.
b. Kualitas
Semua kayu untuk jenis yang ditentukan dari kualitas yang baik, tua, kering udara
minimal 3 bulan dan tidak ada cacat / celah, mata kayu besar yang lepas atau mati,
susut pinggir–pinggirnya tidak melebihi 1/5 ukuran kayu, bekas dimakan bubuk dan
cacat lainnya yang parah.
c. Jenis kayu
Dalam syarat–syarat khusus dan spesifikasi pekerjaan, daftar kayu termasuk juga
disebutkan bahan–bahan untuk macam–macam tempat / lokasi pekerjaan. Jenis kayu
selain telah ditentukan dalam daftar tersebut, akan dipertimbangkan jika jenisnya
memenuhi syarat dan mutu untuk penggunaan yang dimaksud. Contoh–contoh akan
dikirimkan terlebih dahulu dan memerlukan persetujuan pemberi tugas. Untuk
pemakaian–pemakaian khusus yang tidak tercantum dalam daftar diatas, akan
digunakan jenis yang ditentukan untuk pekerjaan– pekerjaan sebanding.
d. Fabrikasi
Melaksanakan semua pekerjaan–pekerjaan seperti mempasak, memahat, menyetel
( memasang ) spooning dan lain–lain pekerjaan yang diperlukan untuk menyambung
kayu dengan baik dan juga harus pelat–pelat besi, sekrup–sekrup, paku–paku dan
lain–lain pasangan yang mungkin diperlukan untuk Proyekan pekerjaan kayu halus.
Jendela–jendela kayu dikerjakan dengan sambungan sistim pasak dan lubang
dikokohkan dengan pasak–pasak penyambung dari kayu. Sponning untuk kaca
mati/alur–alur kaca tetap lurus dan tepat pengerjaannya.
c. Listplank
Dipakai Papan kayu klas II setara meranti dengan ukuran sesuai gambar kualitas baik
tua, kering, lurus, tidak pecah dan dipasang sesuai gambar rencana.
d. Atap
* Bahan
Penutup atap menggunakan Seng GLB BJLS 0,30, untuk Seng bubungan dipakai
BJLS 0,30.
* Pemasangan
Semua pekerjaan dari atap harus dibuat dan dipasang dengan menurut standard
yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak ada lekukan.
a. Plafond menggunakan tripleks tebal 3,8 mm ukuran sesuai gambar, pemasangan satu
dengan yang lainnya diberi jarak ( alur ) 5 mm dan pemasangannya disesuaikan
dengan gambar rencana.
b. Rangka plafond dari kayu klas II setara meranti merah kualitas baik dengan ukuran
5/7 cm dan disekap rata pada sisi bagian bawah.
c. List plafond dipasang pada pertemuan antara tembok dengan plafond ditempel atau
dipaku hanya pada bagian plafond saja. Ukuran list plafond dinuat ukuran 1/6 cm dari
kayu klas II setara meranti merah diprofil pada salah satu sisi list.
a. Instalasi air bersih dipasang untuk tiap – tiap bak KM/WC dan wastafel sesuai dengan
gambar rencana.
b. Sambungan–sambungan dan pemasangannya memenuhi persyaratan teknis
perpipaan.
c. Pipa yang digunakan adalah pipa galvanis yang dipasang tertanam hingga tidak
kelihatan baik–baik dalam tanah maupun dalam tembok.
d. Kran yang dipergunakan adalah kran yang berkualitas baik.
e. Instalasi air dipasang dengan baik dan dicoba pemasangannya agar tidak mengalami
kebocoran dan dijamin dapat mengalirkan air secara baik.
f. Saluran–saluran ditentukan sebagai berikut :
- Saluran air pembuangan dari floor drain / wastafel dialirkan
keperesapan pada septicktank.
- Saluran air kotor dari kloset diteruskan ke septictank.
- Diameter perpipaan
Diameter perpipaan yang disebut adalah diameter diukur pada bagian dalam.
Bahan – bahan yang dipakai
Pipa–pipa besi galvanis yang dipakai harus yang disetujui dan memakai
socket–socket sambungan standard, disambungkan dengan memakai
lapisan pintalan benang atau pita khusus untuk pelapis sambungan,
mamakai bengkokan siku–siku ( elbow ) sambungan T seperti yang
dikehendaki untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Pipa–pipa harus yang berkelas medium dan galvanisir dan drat / mur yang
cacat tidak digunakan. Pipa–pipa harus tersembunyi dibelakang
permukaan dinding tembok.
Stop kran
Stop kran untuk air harus dari kuningan yang disetujui atau berlapis
chromium sebagaimana disyaratkan pada syarat khusus/gambar kerja
a. Bahan
Kaca harus kaca ryben standard dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti
disebut dalam gambar. Kaca untuk daun– aun naco jendela digosok sampai tidak
tajam pada kedua pinggirnya. Dempul untuk memasang kaca kozen–kozen kayu
memenuhi kualitas yang disetujui.
a. Umum
Semua pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan dikerjakan oleh perusahaan /
instalatur yang memiliki Surat Ijin ( SIKA ) dari PLN dan dapat dipercaya mempunyai
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 9
CV. Trimitra Binatama
reputasi yang baik dan mempunyai pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam
bidangnya, serta perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalatir resmi PLN.
Seluruh pekerjaan instalasi dikerjakan menurut “ peraturan umum instalasi listrik di
Indonesia / peraturan PLN “ edisi yang terakhir sebagai petunjuk dan juga peraturan
yang berlaku pada daerah setempat dan memerlukan persetujuan pemberi tugas.
b. Luas pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk dalam keahlian ini meliputi penyediaan semua bahan yang
diperlukan dan instalasi penerangan lengkap, sistim penyaluran dalam, termasuk juga
papan–papan sekering, pemutus–pemutus arus utama dan sebagainya. Pekerjaan ini
meliputi pekerjaan instalasi titik lampu dan panel – panel sampai pada pemasangan
mata lampu dan pemasangan sekering.
Pekerjaan ini tidak termasuk pengadaan daya.
c. Gambar–gambar
Diagram dari instalasi listrik ditunjukkan dalam gambar kontrak dan hanya
menunjukkan pekerjaan instalasi yang akan dipasang aliran dan pengaturan saluran /
jaringan, kawat–kawat, kedudukan saklar–saklar ( switch ), stop kontak–stop kontak,
papan sekring (panel board ) dan sebagainya.
Dalam garis besarnya harus seperti yang ditentukan, dapat dirubah jika dikehendaki
untuk disesuaikan dengan keadaan bangunan, tapi tergantung kepada persetujuan
Direksi atau yangmemberi tugas.
3.14.PEKERJAAN PENGECATAN
Semua cat dipergunakan dan dipulaskan sesuai dengan instruksi pabriknya. Juga
plamir dan cat dasarnya dikeluarkan oleh pabrik yang sama untuk masing–masing
lapisan pemakaian.
* Dinding
Cat dinding luar dan dalam, kolom. Langit–langit dan sebagainya memakai cat
yang berkualitas baik.
Sesudah Proyekan seluruh item pekerjaan yang tertulis didalam bestek/kontrak maka
dilakukan pembersihan akhir dan perapihan.
Semua jadwal diatas mengikat dengan jadwal waktu Proyekan pekerjaan selama 90
(Sembilan puluh) hari kalender.
Didalam Proyekan pekerjaan pasti mengalami hambatan, terutama pengadaan bahan
material lokal yang berhubungan dengan pihak ketiga (semen, dan bahan lainnya)
karenanya untuk mengantisipasi akan hal tersebut kami pihak perusahaan melakukan
pembelian dalam jumlah cukup banyak berupa Delivery Order/DO baik semen maupun
bahan lainnya sehingga begitu satuan kerja sementara sudah menerbitkan SPPJ untuk
perusahaan, kami secara menegemen sudah siap untuk mendatangkan bahan tersebut
minimal sudah sampai digudang perusahaan.
Kalaupun terjadi hal-hal diluar kemampuan kami, maka perusahaan sudah siap dalam bentuk
lembar kerja / daftar simak yang menggamnbarkan sesuatu terlaksana dengan baik dan
berkesinambungan dan wajib dituangkan lebih rinci dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK)
saat PCM.
Guna mengukur/mengetahui tingkat kemajuan Proyekan pekerjaan maka dilakukan evaluasi
terhadap kemajuan pekerjaan dengan dasar laporan penyelesaian pekerjaan yang dibuat
oleh Proyek dan mengetaui direksi pekerjaan, sehingga hasil Proyekan dapat diketahui
tingkat kemajuan dan kelambatannya pada kegiatan apa? Dan kegiatan itu selanjutnya
dapat diselesaikan dengan memanfaatkan Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang sudah diajukan
perusahaan yang mendapat persetujuan dari Pengguna Anggaran Program sebagai bahan
acuan dalam Proyekan pekerjaan dilapangan.
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 11
CV. Trimitra Binatama
Demikian metode Proyekan pekerjaan ini kami buat dengan sesungguhnya dan menjadi
bahan acuan dalam menyelesaikan Proyekan pekerjaan tersebut diatas apabila perusahaan
kami ditunjuk sebagai Proyek pekerjaan tersebut.
PASKALIS KOLIN
Direktur Utama