Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN PENGETAHUAN PENYAKIT DERMATOFITOSIS

PADA PEKERJA TAHU DI KOTA BANDA ACEH


TAHUN 2017

Rismayati, Rizky Kurniawan, Elfa Wirdani Fitri


Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama Aceh
(rrismayati43@yahoo.co.id)

ABSTRAK
Dermatofitosis adalah penyakit yang menyerang jaringan yang mengandung keratin, yang disebabkan
oleh kolonisasi jamur dermatofita. Dermatofita terbagi dalam 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton
dan Epidermophyton. Satu jenis dermatofita dapat menghasilkan bentuk klinis yang berbeda, tergantung
pada lokalisasi anatominya. Bentuk klinis tersebut adalah Tinea kapitis, Tinea korporis, Tinea kruris,
Tinea manus et pedis, Tinea unguinum, dan Tinea imbrikata. Instrument yang dilakukan dalam penelitian
ini berupa kuesioner. Penelitian ini bersifat deskriptif dan bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengetahuan penyakit dermatofitosis pada pekerja tahu di Kota Banda Aceh. Pengumpulan data
dilakukan terhadap 27 responden pada bulan maret-juni 2017 pada pekerja tahu di Kota Banda Aceh.
Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja yang menjadi responden berada
pada umur 17 sampai 25 tahun yaitu berjumlah 16 orang (59,3%), dan responden yang berada pada
umur 26 sampai 35 tahun yaitu berjumlah 11 orang (40,7%). Jenis kelamin responden adalah laki-laki
yaitu 27 orang (100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan tentang penyakit dermatofitosis dalam kategori baik yaitu 17 orang (63,0%), sedangkan
pengetahuan responden yang dalam kategori buruh yaitu 10 orang (37,0%).
Keywords : pengetahuan pekerja tahu, dermatofitosis

ABSTRACT
Dermatophytosis is a disease that attack tissues containing keratin, which is caused by colonization of
dermatofita mushroom. Dermatofita are devided into three genus : they are Microsporum, Trichophyton,
dan Epidermophyton. On tipe of dermatofita which can produce different clinical forms, depend on the
localization of the anatomy. The clinical form are Tinea capitis, Tinea corporis, Tinea cruris, Tinea
manus et pedis, Tinea unguinum, dan Tinea imbrikata. The instrument which is done in this research is
questionnaire. This research is using descriptive method and the purpose is to know the description of
dermatophytosis disease through tahu workers in Banda Aceh. Data collection was done on 27
respondents on March to Juny 2017 on tahu workers in Banda Aceh. The result of data conclusion shows
that most workers who become respondents are 17 until 25 years old which is amount 16 people (59,3%),
and the respondents who are at age 26 until 35 years old are 11 people (40,7%). Their gender are male,
and their amount are 27 (100%). The result shows that most respondents have knowledge about
dermatophytosis disease on good category are 17 people (63,0%), when knowledge of respondents on
bad category are 10 people (37,0%).
Keywords : tahu workers knowledge, dermatophytosis
1. PENDAHULUAN didapatkan 54 kasus.7 Tinea kapitis
Kulit merupakan pembungkus yang merupakan dermatofitosis yang paling
elastik dapat melindungi tubuh dari sering mengenai anak-anak terutama pada
pengaruh lingkungan.1 Kulit ialah lapisan usia 3-7 tahun. Angka kejadian tinea
terluar dari tubuh manusia, yang terdiri dari kapitis berdasarkan jenis kelamin sangat
tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis dan bervariasi, tergantung pada organisme
jaringan subkutan.2 Penyakit kulit yang penyebab.8 Hasil penelitian penderita
disebabkan oleh jamur disebut dengan Dermatofitosis Superfisial yang berobat di
mikosis. Mikosis terbagi menjadi dua poliklinik kulit dan kelamin RSUD dr.
bentuk yaitu mikosis profunda dan mikosis Zainoel Abidin Kota Banda Aceh Tahun
yang menyerang kulit, rambut, atau kuku 2012-2013 menunjukkan bahwa jenis
disebut dengan mikosis superfisialis. infeksi dermatofitosis superfisial yang
Mikosis superfisialis terbagi menjadi paling banyak ditemukan adalah Tinea
dermatofitosis dan non dermatofitosis.3 kruris (38,9%), dengan usia 46-55 tahun
Penyakit jamur kulit atau (24,2%), pada jenis kelamin perempuan
dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, (57,1%), dengan pekerjaan sebagai ibu
kuku, rambut, dan mukosa yang rumah tangga (37,4%).9
disebabkan infeksi jamur. Pada umumnya Industri adalah kegiatan ekonomi
golongan penyakit ini dibagi atas infeksi dengan memproses atau mengolah bahan-
superfisial, infeksi kutan, dan infeksi bahan atau barang dengan menggunakan
subkutan. Salah satu yang termasuk infeksi sarana dan peralatan, seperti mesin, untuk
kutan adalah dermatofitosis.1 menghasilkan barang jadi atau jasa. Dalam
Dermatofitosis ialah penyakit yang menjalankan suatu industri dibutuhkan
menyerang jaringan yang mengandung suatu kegiatan produksi yang bertujuan
keratin, yang disebabkan oleh kolonisasi menciptakan barang yang akan ditawarkan
jamur dermatofita.4 atau didistribusikan kepada masyarakat
Angka kejadian Dermatofitosis luas.10 Industri terbagi menjadi dua, yaitu
yaitu mikosis superfisial lebih dari 20% industri besar dan industri kecil. Industri
sampai 25% dari jumlah populasi. Menurut kecil adalah kegiatan industri yang
penelitian World Health Organization dikerjakan di rumah-rumah penduduk yang
(WHO) menyatakan bahwa infeksi pekerjanya merupakan anggota keluarga
dermatofit mengenai 20% penduduk di sendiri yang tidak terikat jam kerja dan
seluruh dunia mengalami infeksi tinea tempat. Industri kecil dapat juga diartikan
kruris, tinea korporis, tinea pedis dan sebagai usaha produktif diluar usaha
onychomycosis.5 Pada penelitian yang pertanian, baik itu sebagai mata
dilakukan di Poliklinik Kulit dan Kelamin pencaharian utama maupun sampingan.
RSUP. Prof. Dr. D. Kandou Manado pada Salah satu contoh industri kecil adalah
tahun 2012 sebanyak 65 kasus dari 4.023 industri kecil tahu yang merupakan
kasus. Kejadian terbanyak dermatofitosis perusahaan perorangan dengan bentuk
yaitu tinea kruris 36 kasus (55,38%), tinea usaha paling murah, sederhana dalam
korporis 17 kasus (26,16%), tinea kapitis 6 pengolahannya, serta usaha tersebut
kasus (9,23%), dan tinea unguinum 4 kasus dimiliki secara pribadi yang untung
(6,15%), serta tinea barbae dan tinea pedis ruginya ditanggung pribadi.10 Pada industri
masing-masing 1 kasus (1,54%).6 tahu, proses pembuatan kacang kedelai
Hasil penelitian yang dilakukan di menjadi tahu dimulai dari perendaman,
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. Prof. penggilingan, penyaringan, penggumpalan
Dr. D. Kandou Manado pada tahun 2013 dan percetakan. Dari tahapan pembuatan
yaitu 153 (3,7%) kasus dari 4099 (100%) tahu tersebut dapat dilihat bahwa para
total kasus penyakit kulit. Angka kejadian pekerja tahu sering terpapar air, dan pada
tertinggi adalah kejadian tinea kruris lingkungan pekerja yang basah dan lembab
sangat memungkinkan jamur berkembang
biak. Tabel 3. Distribusi Data Demografi
Lingkungan kerja dapat Responden Pada Pekerja Tahu di Kota
mempengaruhi kesehatan pekerja dimana Banda Aceh (n=27)
pekerja dengan hygiene buruk sangat tinggi Frekue
No. Kategori Persentase
faktor resiko terjadinya tinea pedis nsi
dibandingkan dengan pekerja yang hygiene 1. Umur
baik.11 Berdasarkan uraian diatas, maka Responden: 16 59,3
peneliti ingin mengetahui pengetahuan a. 17-25 Tahun 11 40,7
penyakit dermatofitosis pada pekerja tahu b. 26-35 Tahun
di Kota Banda Aceh Tahun 2017. 2. Jenis
Kelamin: 27 100,0
a. Laki-laki 0 0
2. METODOLOGI PENELITIAN b. Perempuan
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Berdasarkan table 4 dapat kita
Objek pada penelitian ini adalah seluruh
ketahui bahwa sebagian responden
pekerja tahu di Kota Banda Aceh (Ateuk
memiliki pengetahuan tentang penyakit
Jawo, Punge blang cut,dan Geuceu) yang
dermatofitosis dalam kategori kurang yaitu
berjumlah 27 orang pada bulan Maret-Juni
10 orang (37,0%), sedangkan pengetahuan
2017. Pengambilan sampel penelitian
responden yang berada dalam kategori baik
menggunakan teknik total sampling.
yaitu 17 orang (63,0%).
Kriteria sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah pekerja tahu di Kota
Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Pekerja
Banda Aceh (Ateuk Jawo, Punge blang cut,
Tahu Terhadap Penyakit Dermatofitosis
dan Geuceu), bersedia menjadi responden.
Di Kota Banda Aceh (n=27)
Teknik pengambilan data dalam penelitian
ini dengan menggunakan kuesioner. No. Pengetahuan Frekuensi Persentase
Alanisa data dalam penelitian ini adalah
analisa univariat. Dilakukan metode 1. Baik 17 63,0
statistik deskriptif untuk masing-masing 2. Kurang 10 37,0
variabel penelitian dengan menggunakan Total 27 100,0
frekuensi distribusi berdasarkan persentase
dari masing-masing variabel. Analisa data Berdasarkan hasil penelitian bahwa
yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik responden menurut kelompok
analisa data dengan program SPSS. umur, sebagian besar pekerja yang menjadi
responden berada pada umur 17 sampai 25
3. HASIL DAN PEMBAHASAN tahun yaitu berjumlah 16 orang (59,3%).
Responden yang menjadi sampel Dari hasil yang diperoleh pendidikan
dalam penelitian ini adalah pekerja tahu di terakhir pekerja tahu di Kota Banda Aceh
Kota Banda Aceh dengan jumlah 27 orang. dengan rata-rata berpendidikan terakhir
Dari keseluruhan responden yang ada, SMA.
diperoleh gambaran mengenai Umur mempengaruhi daya tangkap
karakteristiknya meliputi: umur dan jenis seseorang. Berdasarkan hasil penelitian
kelamin. Berdasarkan hasil dan didapatkan bahwa pekerja yang berumur
pembahasan penelitian, maka dapat 17 sampai 25 tahun memiliki pengetahuan
disimpulkan bahwa sebagian besar pekerja dalam kategori baik yaitu berjumlah 9
yang menjadi responden berada pada umur orang dan dengan pengetahuan dalam
17-25 tahun yaitu berjumlah 16 orang kategori kurang yaitu berjumlah 6 orang,
(59,3%), jenis kelamin responden adalah sementara pekerja yang berumur 26 sampai
laki-laki yaitu 27 orang (100,0%). 35 tahun memiliki pengetahuan dalam
kategori baik yaitu berjumlah 8 orang dan 4. Kuraiati, Rosita C. Etiopatogenesis of
pekerja dengan pengetahuan dalam Dermatofitosis [Internet]. 2008. Berkala
kategori kurang yaitu berjumlah 3 orang. llmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.
Dari hasil penelitian ini dapat peneliti Diunduh pada tanggal 12 Agustus 2016. 20
simpulkan bahwa pada usia yang lebih tua, (3): 243-250. Tersedia dari:
maka pengalaman dan pengetahuan yang http://joumal.unair.ac.id/filerPDF/BEKKK
didapat juga akan semakin banyak. vol%2020%20no%
Seseorang lebih banyak belajar dari 203_des%202008_Acc_3 .pdf
pengalaman hidupnya, namun pada usia 5. Lakshmipathy TD. Kannabiran K. 2013.
yang lebih muda pengalaman dan Review on dermatomycosis: Pathogenesis
pengetahuan seseorang masih belum terlalu and Treatment. Natural Science. Tersedia
luas. pada: http://www.scirp.org/journal/NS/.
Diakses tanggal 21 September 2014.
4. KESIMPULAN 6. Bertus NV., Pandaleke HE., Kapantow
Berdasarkan uraian-uraian yang GM. 2015. Profil Dermatofitosis di Poli
telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D.
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar Kandou Manado peri ode Januari-
pekerja tahu yang menjadi responden Desember 2012. Jurnal e- clinic (eCl) FK
berada pada umur 17 sampai 25 tahun yaitu UNSRAT [Serial Online]. [Dikutip
berjumlah 16 orang (59,3%), dengan jenis AgustUs 2016];3 (2):731- 734. Tersedia
kelamin laki-laki dan sebagian responden dari: Portal Garuda.
memiliki pengetahuan tentang penyakit 7. Sondakh CEEJ., Pandaleke TA., Mawu
dermatofitosis dalam kategori kurang yaitu FO. 2016. Profil Dermatofitosis di Poli
10 orang (37,0%), sedangkan pengetahuan Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D.
responden yang berada dalam kategori baik Kandou Manado periode Januari-
yaitu 17 orang (63,0%). Desember 2013. Jurnal e- clinic (eCl) FK
UNSRAT [Serial Online]. [Dikutip 21
5. SARAN juli 2016];4 (1): 1-6. Tersedia dari: Portal
Saran untuk peneliti selanjutnya Garuda.
dapat melakukan penelitian dengan 8. Sari AB, Widaty S dkk. 2012. Tinea
menambahkan variabel-variabel lain yang Kapitis di Poliklinik Kulit dan Kelamin
dapat menjadikan hasil penelitian semakin RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta
baik. Periode Tahun 2005- 2010. MDVI. 39 (3):
113-117.
UCAPAN TERIMAKASIH 9. Lestari M. 2015. Profil Dermatofitosis
Ucapan terimakasih kepada dr. Superfisial yang Berobat di Poliklinik
Rizky Kurniawan, M.Ked (KK), Sp.KK Kulit dan Kelamin RSUD DR. ZAINOEL
dan dr. Elfa Wirdani Fitri, M.Kes, Sp.KK, ABIDIN Kota Banda Aceh Tahun 2012-
yang telah banyak memberikan bimbingan, 2013 [Skripsi]. Banda Aceh : Universitas
bantuan dan motivasi dalam penelitian ini. Syiah Kuala.
10. Holle FR., Dewi RM. 2014.
DAFTAR PUSTAKA Pengembangan Industri Kecil Tahu pada
1. Harahap M. 2015. Dermatofitosis. llmu Sentral Industri Tahu dan Tempe Desa
Penyakit Kulit. Hipokrates. Jakarta Sepande Kecamatan Candi Kabupaten
2. Swartz MH.2012. Buku Ajar Diagnostik Sidoarjo. Jurnal Ilmiah.
Fisik. EGC. Yogyakarta.
3. Suwita BM, Mulyadi CK dkk. 20\3ModuI
Praktik Klinik llmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin Makalah Presentasi Kasus
Persiapan Tinea Fasialis. FKUI.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai