Anda di halaman 1dari 2

III.

HASIL PENELITIAN

Peneliti akan menjabarkan tentang hasil penelitian berdasar proses keperawatan yang telah
dilakukan

1. Pengkajian
Hasil pengakajian terhadap pasien didapatkan Data subjektif : pasien mengeluhkan
pusing, pasien mengeluh mual, nyeri dibagian luka operasi dan pasien mengeluh jika
belum bisa bergerak secara bebas karena nyeri. Data objektif: TTV: S= 36oC, N= 90
x/menit, RR= 22 x/menit, TD= 170/110 mmHg. Pandangan mata kabur, kondisi luka post
section caesaea baik, tidak ada rembesan, tidak terjadi tanda-tanda infeksi, terdapat
ekspresi wajah tampak menahan nyeri, gerakan terbatas, dan tampak lemah. Hb= 15,0
g/dl, leukosit= 22,4, pengkajian nyeri=
P: luka post operasi section caesarea
Q: panas dibagian luka operasi, seperti disayat-sayat
R: abdomen bawah
S: skala 6
T: hilang timbul
2. Diagnosis keperawatan
Dari data yang sudah didapat pada pengkajian peneliti dapat menegakkan diagnose
keperawatan:
Diagnosa keperawatan pertama adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
yaitu prosedur pembedahan ditandai dengan data subjektif: pasien mengeluhkan nyeri
dibagian luka operasi. Data objektif: pengkajian nyeri=
P: luka post operasi section caesarea
Q: panas dibagian luka operasi, seperti disayat-sayat
R: abdomen bawah
S: skala 6
T: hilang timbul
TD: 170/110 mmHg, S: 36oC, N: 90 x/menit, RR: 22 x/menit
Diagnosa keperawatan kedua adalah hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
ditandai dengan data subjektif; pasien mengeluhkan belum bisa bergerak secara bebas
karena nyeri. Data objektif: gerakan pasien terbatas karena post sectio caesarea, kesulitan
membolak-balik posisi dan lemah
3. Intervensi keperawatan
Tujuan keperawatan untuk diagnosa keperawatan nyeri adalah setelah dilakukan tindakan
3x24 jam diharapkan masalah keperawatan dapat teratasi dengan kriteria hasil skala nyeri
berkurang dari 6 menjadi 3, klien mengatakan tidak nyeri dan wajah tampak rileks dan
nyaman, tidak ada gerakan yang menunjukkan sakit, tanda-tanda vital dalam batas
normal. Intervensi keperawatan yang dilakukan: lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif dengan menggunakan pengkajian nyeri PQRST, pemantauan tanda-tanda
vital secara berkala, ajarkan tindakan non farmakologi dengan menggunakan teknik
relaksasi dan distraksi, anjurkan untuk meningkatkan istirahat dan berikan lingkungan
yang nyaman, kolaborasi dengan pemberian analgetik.
Tujuan keperawatan untuk diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik adalah setelah
dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan masalah keperawatan dapat teratasi dengan
kriteria hasil: kemampuan berpindah pasien tidak terganggu, mampu merubah posisi
secara mandiri, kemampuan melakukan perawatan diri. Intervensi keperawatan yang
dilakukan: monitor kemampuan diri secara mandiri, dorong pasien untuk terlibat dalam
perubahan posisi, dorong pasien untuk ambulasi sebanyak dan sesering yang diinginkan,
dorong klien untuk latihan melakukan perawatan diri secara mandiri.
4. Implementasi keperawatan
Tindakan keparawatan yang dilakukan pada tanggal 22-24 Januari 2019 disesuaikan
dengan rencana tindakan yang sudah disusun berdasar masalah keperawatan yang
bersangkutan.
5. Evaluasi keperawatan
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2 hari didapatkan hasil bahwa
masalah keperawatan dapat teratasi karena dapat tercapai tujuan dan kriteria hasil yang
sudah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai