Anda di halaman 1dari 3

E.

SISTEMATIKA HUKUM DALAM AL-QURAN


Hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an ada 3 yaitu hukum I’tiqadiyah,
hukum akhlaq, hukum amaliah.

1. Hukum I’tiqadiyah yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban para


mukallaf untuk mempercayai Allah, malaikat-malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul-
rasul Allah dan hari pembalasan.
2. Hukum akhlaq yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan kewajiban orang
mukallaf untuk menghiasi dirinya dengan sifat-sifat keutamaan dan menjauhkan dirinya
dari sifat-sifat yang tercela.
3. Hukum amaliah yaitu yang bersangkutan dengan perkataan, perbuatanperbuatan,
perjanjian-perjanjian, dan mu’amalah (kerja sama) sesama manusia.

Hukum amaliah sendiri terbagi menjadi dua, yaitu hukum ibadat, seperti shalat, puasa,
zakat, dan lain-lain dimana hukum ini diciptakan dengan tujuan untuk mengatur
hubungan hamba dengan Tuhan serta hukum mu’amalat seperti segala macam
perikatan, transaksi-transaksi kebendaan, jinayat dan ‘uqubat (hukum pidana dan
sanksi-sanksinya) dan lain sebagainya.
F. ADAB DAN KEUTAMAAN AL-QURAN
1. Adab-adab membaca Al Quran:

a. Dianjurkan dan disunahkan dalam membaca Al-Qur’an dalam kondisi yang


sempurna: Bersih, Menghadap Qiblat, serta senantiasa menjaga waktu terbaik
untuk membaca Al Quran seperti malam hari, ba’da maghrib, dan ba’da shubuh
sebagaimana firman Allah :
 “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan
bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (Al-Muzammil:6)
 “Sesungguhnya membaca Al Quran di waktu Fajar disaksikan (oleh Malaikat),”
(Al-Isra:78)
 Hadits Rasulullah “Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua
orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam
kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu
itu dan mengajarkannya kepada orang lain.” (HR. Muslim).
b. Membaca Al Quran dengan tartil/perlahan-lahan.
“Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” (Al Muzzammil:4)
c. Memperindah bacaan sebagaimana sabda Rasulullah saw:
“Hiasilah Al Quran itu dengan suaramu.” (HR. Muslim)
d. Membaca Al Quran dimulai dengan isti’adzah:
“Dan bila kamu akan membaca Al Quran, maka mintalah perlindungan kepada Allah
dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
e. Membaca dengan tidak mengganggu orang lain.
Rosululloh shollallohu ‘alaihiwasallam bersabda, “Ingatlah bahwasanya setiap dari
kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu
yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain
pada saat membaca (Al Quran).” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim).
2. Keutamaan Al-Quran
a. Pahala membaca Al Quran
Sabda Nabi Muhammad saw: “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah
(Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan
sepuluh kali lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi).
b. Keutaman membaca Al Quran, Menghafalnya dan pandai membacanya
Sabda Nabi Muhammad saw: “Perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an
sedang ia hafal dengannya bersama para malaikat yang suci dan mulia, sedang
perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia senantiasa
melakukannya meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala.”
(Muttafaq ‘alaih).
c. Pahala bagi orang yang anaknya mempelajari Al Quran
“Siapa saja membaca al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka
dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya
dan sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan pada kedua orang tuanya
dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya pun
bertanya, ‘bagaimana dipakaikan kepda kami semuanya itu?’ Dijawab, ‘karena
anakmu telah membawa al-Qur’an”. (HR. Al-Hakim).
d. Al Quran memberi syafa’at kepada ahlinya di akhirat
Sabda Nabi Muhammad saw: “Bacalah al-Qur’an karena ia akan datang pada
hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR. Muslim)
Dan sabda beliau Nabi Muhammad saw: “Puasa dan Al-Qur’an keduanya akan
memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat…” (HR. Ahmad
dan Al-Hakim).
e. Pahala bagi orang yang berkumpul untuk membaca dan mengkajinya
Nabi Muhammad saw bersabda: “Tidak berkumpul sauatu kaum di salah satu
rumah Allah SWT, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya,
melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para
malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.”
(HR. Abu Dawud).
f. Dapat menentramkan hati
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.” (QS.13:28).
g. Dapat menyembuhkan penyakit
“Hendaknya kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Al-Qur’an” (HR.
Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud).
h. Pembaca Al Quran dikurniakan hatinya dengan cahaya oleh Allah SWT
dan dipeliharanya dari kegelapan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra yang maksudnya: “Bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Siapa yang medengar satu ayat daripada Kitab Allah Ta’ala (al-
Qur’an) ditulis baginya satu kebaikan yang berlipat ganda. Siapa yang
membacanya pula, baginya cahanya di hari kiamat.”

G. ILMU TAJWID

Ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara melafazkan atau mengucapkan
huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun Hadist dan lainnya.

Dalam ilmu tajwid dikenal beberapa istilah yang harus diperhatikan dan diketahui dalam
pembacaan Al-Quran, diantaranya :
 Makharijul huruf, yakni tempat keluar masuknya huruf
 Shifatul huruf, yakni cara melafalkan atau mengucapkan huruf
 Ahkamul huruf, yakni hubungan antara huruf
 Ahkamul maddi wal qasr, yakni panjang dan pendeknya dalam melafazkan ucapan dalam
tiap ayat Al-Quran
 Ahkamul waqaf wal ibtida’, yakni mengetahui huruf yang harus mulai dibaca dan berhenti
pada bacaan bila ada tanda huruf tajwid
 dan Al-Khat dan Al-Utsmani
Arti lainnya dari ilmu tajwid adalah melafazkan, membunyikan dan menyampaikan dengan
sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan dalam ayat Al-Quran. Menurut para Ulama
besar menyatakan bahwa hukum bagi seseorang yang mempelajari tajwid adalah Fardhu
Kifayah, yakni dengan mengamalkan ilmu tajwd ketika memabaca Al-Quran dan Fardhu ‘Ain
atau wajib hukumnya baik laki-laki atau perempuan yang mu’allaf atau seseorang yang baru
masuk dan mempelajari Islam dan KitabNya.
Mengenal, mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid berserta pemahaman akan ilmu tajwid
itu sendiri merupakan hukum wajib suatu ilmu yang harus dipelajari, untuk menghindari
kesalahan dalam membaca ayat suci Al-Quran dan melafazkannya dengan baik dan benar
sehingga tiap ayat-ayat yang dilantunkan terdengar indah dan sempurna.

H. DOA UNTUK KEDUA ORANG TUA


‫ص ِغي َْرا‬ َ ‫ار َح ْم ُه َما َك َم‬
َ ‫اربَّ َيا ِن ْي‬ َّ َ‫اَللّٰ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْي َو ِل َوا ِلد‬
ْ ‫ي َو‬
Alloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa

Artinya: "Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah
mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil"

Anda mungkin juga menyukai