Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN

KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Victory Hasan1, Ria Asih Aryani Soemitro2, Sumino3


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian Manajemen Aset, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Kampus ITS Sukolilo Surabaya
Email : victory_subing@yahoo.co.id
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,
3
Dosen Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,

ABSTRAK
Jalan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat. Permasalahan yang dihadapi adalah belum
adanya metode untuk menentukan prioritas usulan kegiatan peningkatan jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah
membuat suatu metode baru dalam penentuan urutan prioritas usulan peningkatan jalan kota di Kota Bandar
Lampung. Dalam menentukan urutan prioritas peningkatan jalan kota digunakan Analytical Hierachy Process
(AHP). Berdasarkan metode AHP maka prioritas tertinggi untuk peningkatan jalan pada Kecamatan Teluk Betung
Barat adalah jalan Teluk Bone dengan bobot 0,3703; Kecamatan Teluk Betung Selatan adalah jalan P. Ikan Balok
bobot 0,4160; Kecamatan Panjang adalah jalan Way Gubak bobot 0,4073; Kecamatan Tanjung Karang Timur adalah
jalan Cendrawasih bobot 0,3754; Kecamatan Teluk Betung Utara adalah jalan Camar bobot 0,3421, Kecamatan
Tanjung Karang Pusat adalah jalan Amir Hamzah bobot 0,3231; Kecamatan Tanjung Karang Barat adalah jalan
Purnawirawan 3 bobot 0,2924 ; Kecamatan Kemiling adalah jalan Waluh bobot 0,4168 ; Kecamatan Kedaton adalah
jalan MS Hamdani bobot 0,2691 ; Kecamatan Rajabasa adalah jalan Lada bobot 0,3704 ; Kecamatan Tanjung Senang
adalah jalan Cendana bobot 0,2251 ; Kecamatan Sukarame adalah jalan R. Senopati bobot 0,2550 dan Kecamatan
Sukabumi adalah jalan P. Sebesi bobot 0,3066. Dari hasil penelitian jumlah jalan yang dapat ditangani berdasarkan
anggaran yang disediakan dari 13 Kecamatan terdapat 7 Kecamatan yang alokasi anggarannya tidak mencukupi.

Kata Kunci : AHP, Kota Bandar Lampung,Peningkatan Jalan, Urutan Prioritas

PENDAHULUAN jalan dan jumlah penduduk yang berpotensi


Kota Bandar Lampung adalah Ibukota Propinsi menggunakan ruas jalan tersebut.
Lampung memerlukan suatu jaringan jalan dalam kota Sedangkan kendala keterbatasan dana yang dihadapi
yang baik, sehingga akan dapat memberikan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung
pelayanan transportasi yang baik pula. Kota Bandar mengakibatkan kurang optimalnya pelaksanaan
Lampung terdiri dari 13 Kecamatan yaitu Kecamatan penanganan jalan. Mengingat dana yang terbatas
Teluk Betung Barat, Kecamatan Teluk Betung sehingga tidak mencukupi untuk membiayai
Selatan, Kecamatan Panjang, Kecamatan Tanjung penanganan jalan semua ruas jalan maka diperlukan
Karang Timur, Kecamatan Teluk Betung Utara, metoda khusus dalam penentuan prioritas penanganan
Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Kecamatan jalan sesuai dengan kondisi jalan, yang diharapkan
Tanjung Karang Barat, Kecamatan Kemiling, akan memberi manfaat yang optimal serta
Kecamatan Kedaton, Kecamatan Rajabasa, Kecamatan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
Tanjung Senang, Kecamatan Sukarame dan penanganan jalan.
Kecamatan Sukabumi. Sedangkan dari keseluruhan
panjang jalan di Kota Bandar Lampung sepanjang METODE
900.320 km yang kondisinya baik 395.980 km, sedang Penelitian dimulai dengan dasar pemikiran bahwa
407.250 km, rusak 59.820 km, rusak berat 14.360 km, pelaksanaan kegiatan peningkatan jalan kota di Kota
tidak dirinci 22.910 km. Bandar Lampung setiap tahunnya belum dilakukan
Dalam upaya pengembangan kawasan-kawasan yang secara maksimal dan tepat sasaran. Hal ini tidak lain
strategis dalam Kota Bandar Lampung maka sangat dikarenakan keterbatasan anggaran dana dan juga
diperlukan faktor-faktor pendukung yang salah diakibatkan oleh pelaksanaan kegiatan peningkatan
satunya adalah prasarana jaringan jalan. Sedangkan jalan kota yang tidak memperhatikan prioritas
jika melihat data di atas dapat dilihat bahwa kondisi terhadap ruas-ruas jalan yang memang sudah
jalan yang baik hanya 43,98 %, sehingga sangat seharusnya mendapat prioritas paling utama untuk
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dari ditangani. Maka dari itu perlunya suatu penelitian
kawasan tersebut. yang dapat menentukan urutan prioritas untuk usulan
Seiring dengan pembangunan yang terus kegiatan peningkatan jalan kota di Kota Bandar
dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung Lampung.
maka jaringan jalan dalam kota menjadi semakin Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi
panjang. Usulan Program Penanganan Jaringan Jalan terhadap kondisi eksisting proses penentuan urutan
Dalam Kota Bandar Lampung pada saat ini disusun prioritas untuk usulan program peningkatan jalan kota
dengan berbasis kepada Surat Keputusan Menteri dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung.
Pekerjaan Umum Nomor 77/KPTS/Db/1990 tentang Selanjutnya dilakukan pengumpulan literatur/referensi
Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penyusunan (studi literatur) yang berhubungan dengan
Program Jalan Kabupaten. Dimana penentuan prioritas permasalahan yang diambil dalam penelitian ini.
dan kelayakan usulan suatu program penanganan jalan Kemudian dilakukan proses pengumpulan data yang
hanya mempertimbangkan volume lalu lintas, kondisi
A-219
ISBN 978-979-18342-1-6
diperlukan dalam penelitian ini yang berupa data Pengumpulan Data. Adapun data yang digunakan
sekunder dan data primer. terdiri dari :
Tahap selanjutnya barulah dilakukan penyusunan 1. Data Sekunder
kriteria dalam penentuan urutan prioritas usulan Data sekunder didapat melalui instansi yang terkait
kegiatan peningkatan jalan kota. Analisa multi kriteria dengan penelitian ini, seperti : Dinas Pekerjaan Umum
adalah analisa yang dipakai untuk menentukan pilihan Kota Bandar Lampung, Badan Pengelola Keuangan
dengan menggunakan metoda penilaian dan Kota Bandar Lampung,Badan Pusat Statistik Kota
pembobotan terhadap beberapa kriteria yang Bandar Lampung, Bappeda Kota Bandar Lampung
mempengaruhi pengambil keputusan dalam membuat dan Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung.
keputusan. Salah satu analisa multikriteria yang sering Data sekunder yang dikumpulkan berupa :
dipakai adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). 1) Data ruas -ruas jalan, klasifikasi jalan, kondisi
Diagram alir pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat jalan dan hirarki jaringan jalan.
pada Gambar 1. 2) Data volume lalu lintas, jenis dan jumlah
kendaraan, dan tata guna lahan
3) Data anggaran dana peningkatan jalan
LATAR BELAKANG
4) Data fasilitas umum, potensi komoditi, dan
jumlah penduduk
PERUMUSAN MASALAH 2. Data Primer
Data primer adalah hasil jawaban terhadap kuisioner
yang disebarkan kepada responden. Jawaban tersebut
STUDI LITERATUR
berupa perbandingan antar kriteria dan perbandingan
antar ruas jalan bedasarkan kriteria.
IDENTIFIKASI PERATURAN DAN NSPM
Teknik Pengambilan Sampel. Responden untuk
survei kuesioner adalah para perencana yang ikut
terlibat dalam membuat keputusan penentuan urutan
PENGUMPULAN DATA prioritas usulan kegiatan peningkatan jalan.
Sehubungan dengan itu, teknik sampling yang
digunakan untuk menentukan responden adalah
DATA SEKUNDER purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang
digunakan adalah responden merupakan pejabat terkait
dengan tugas perencanaan jalan sesuai dengan
USULAN PENINGKATAN JALAN Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 07 Tahun
2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
MODEL HIRARKI Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung.
Responden tersebut adalah :
1. Kepala Seksi Survei dan Perencanaan Dinas
PENYUSUNAN KRITERIA Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung.
2. Kepala Seksi Jalan Perkotaan Dinas Pekerjaan
Umum Kota Bandar Lampung
DATA PRIMER 3. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Jalan Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung.
4. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Bagian
ANALISA MULTI KRITERIA
Administrasi Pembangunan Pemerintah Kota
Bandar Lampung.
5. Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Tata Guna
Lahan Bappeda Kota Bandar Lampung.
URUTAN PRIORITAS

Identifikasi dan Penentuan Kriteria. Beberapa


kriteria yang mempengaruhi dalam penentuan skala
URUTAN PRIORITAS
prioritas peningkatan jalan kota diidentifikasi melalui
kajian pustaka yang kemudian diuji dengan melakukan
wawancara kepada para ahli jalan dan praktisi. Hasil
KESIMPULAN wawancara dikaji dan dirangkum sehingga didapatkan
kriteria-kriteria penentu yaitu :
Gambar 1: Diagram Alir Penelitian 1. Kondisi Teknis Jalan adalah data kondisi
persentase tingkat kerusakan jalan
2. LHR adalah data lalu lintas harian rata-rata
A-220
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009
3. Kemampuan Anggaran adalah alokasi anggaran sub kriteria serta kemungkinan alternatif pada
untuk kegiatan peningkatan jalan kota pada ruas tingkatan kriteria yang paling bawah.
jalan penelitian Berikut ini merupakan langkah-langkah penyusunan
4. Manfaat Ekonomi model hirarki untuk menentukan urutan prioritas
Terdiri atas sub kriteria-sub kriteria : peningkatan jalan kota di Kota Bandar Lampung.
a. Ekonomi Masyarakat adalah potensi ekonomi • Tujuan (Level I)
komoditi unggulan pada ruas jalan penelitian Tujuannya adalah menentukan urutan prioritas
b. Biaya Operasional Kendaraan adalah peningkatan jalan kota perkecamatan
penghematan biaya pemakai jalan sebelum • Level II (Kriteria)
dan sesudah adanya peningkatan jalan kota Kriteria yang digunakan adalah survei kuesioner
5. Jumlah Penduduk yang terlayani adalah jumlah yang nanti akan dinilai tingkat kepentingannya.
penduduk pengguna ruas jalan tersebut Kriteria-kriteria yang disusun ini akan
6. Jumlah Fasilitas Umum berupa data jumlah mempengaruhi tujuan dengan nilai/bobot yang
fasilitas umum di sepanjang ruas jalan penelitian, berbeda.
seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan,sarana • Level III (Sub Kriteria)
peribadatan, pasar dan kantor pemerintahan Pada level ini dilakukan perbandingan
7. Hirarki Jalan berupa data hirarki dan peta jaringan berpasangan antar sub kriteria dalam kriteria.
jalan Kota Bandar Lampung. • Level IV (Alternatif)
Pada level ini membandingkan masing-masing
Tahapan Penelitian. Metode penelitian yang alternatif ruas jalan.
digunakan untuk menentukan skala prioritas
penentuan yaitu dengan mempergunakan metoda Pembobotan Tingkat Kepentingan Kriteria.
AHP. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan Pembobotan tingkat kepentingan kriteria dengan
yaitu : analisa multi kriteria adalah analisa yang dipakai
1. Perumusan Masalah untuk menentukan pilihan dengan menggunakan
2. Penetapan Tujuan Penelitian metode penilaian dan pembobotan terhadap beberapa
3. Pengumpulan data-data yang diperlukan dalam kriteria yang mempengaruhi pengambil keputusan
penelitian yang berupa data primer dan data dalam membuat keputusan.
sekunder Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
4. Menyaring ruas jalan yang ada dalam usulan membuat matriks berpasangan, yaitu elemen-elemen
peningkatan jalan kota dengan menggunakan dibandingkan berpasangan terhadap kriteria yang telah
kriteria -kriteria ditentukan. Dalam mengisi matriks berpasangan
a. Kondisi Teknis Jalan digunakan skala banding untuk menggambarkan relatif
b. LHR pentingnya suatu elemen di atas yang lainnya.
c. Kemampuan Anggaran Untuk memperoleh prioritas menyeluruh bagi suatu
d. Manfaat Ekonomi persoalan keputusan maka matriks perbandingan
e. Jumlah Penduduk berpasangan harus disatukan atau disintesa dengan
f. Jumlah fasilitas umum melakukan pembobotan dan penjumlahan untuk
g. Hirarki Jalan menghasilkan bilangan tunggal yang menunjukkan
5. Penyusunan model hierarki prioritas setiap elemen. Selanjutnya di dalam
6. Menganalisis data yang diperoleh dan menyusun pengambilan keputusan, perlu didasarkan atas
peringkat prioritas ruas-ruas jalan kota di Kota pertimbangan dengan tingkat konsistensi yang wajar,
Bandar Lampung yang mendapatkan prioritas dimana nilai rasio konsistensi yang wajar harus
peningkatan jalan berdasarkan metode AHP digunakan pada proses analisa multi kriteria ini adalah
7. Menyusun Usulan Prioritas Peningkatan Jalan < 0,10. Jika lebih dari 0,10 maka perlu dilakukan
Kota yang dengan metode baru berdasarkan perbaikan terutama di dalam melakukan survei
anggaran yang ada. kuisioner dan menentukan matriks perbandingan
berpasangan.
Penyusunan Model Hirarki. Analisa yang digunakan
untuk menentukan urutan prioritas peningkatan jalan Penyusunan Urutan Prioritas Usulan Penanganan
kota di Kota Bandar Lampung adalah Analytical Jalan Berdasarkan Anggaran yang Tersedia.
Hirarchy Process (AHP). Pada dasarnya langkah- Setelah diketahui urutan prioritas pada metode baru
langkah dalam metode AHP yang dikutip dari Saaty hasil penelitian, maka langkah selanjutnya adalah
(1993) meliputi : melakukan penyusunan usulan prioritas peningkatan
1. Mengidentifikasi masalah dan menentukan solusi jalan kota berdasarkan anggaran dana yang disediakan.
yang diinginkan Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan 1. Nilai dari masing-masing kriteria terlebih dahulu
tujuan umum dilanjutkan dengan kriteria dan sub- dijadikan skala, karena masing-masing nilai

A-221
ISBN 978-979-18342-1-6
mempunyai satuan yang berbeda. Pemberian skala selanjutnya adalah menghitung bobot prioritas kriteria
dengan membagi jumlah nilai masing-masing dan penentuan nilai konsistensi
dengan nilai tertinggi dari jalan yang diteliti. 1. Memasukkan nilai matriks yang diperoleh dari
2. Skala tersebut dikalikan dengan bobot masing- hasil rata-rata jawaban responden.
masing kriteria yang telah diperoleh dan 2. Membuat matriks normalisasi perbandingan
ditetapkan dari proses analisa multi kriteria dan berpasangan, dengan membagi semua nilai pada
kemudian akan menghasilkan nilai. kolom dengan jumlah dari semua nilai per kolom.
3. Nilai masing-masing kriteria ini (butir 2) 3. Jumlahkan semua hasil normalisasi perbandingan
dijumlahkan berdasarkan jalan yang diteliti dan berpasangan (tahap 2) per baris, kemudian masing-
hasilnya disebut dengan jumlah manfaat. masing hasil penjumlahan dibagi dengan jumlah
4. Sebelum ditentukan peringkat prioritas, jumlah kriteria untuk mendapatkan bobot.
biaya peningkatan jalan kota (dalam satuan 4. Menghitung eigen value terbesar (λ ) yaitu
maks
rupiah) terlebih dahulu dijadikan dalam nilai dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah
skala. kolom matrik perbandingan berpasangan dengan
5. Untuk menentukan peringkat adalah dengan cara bobot.
membagi nilai jumlah manfaat dengan skala
5. Menghitung Indeks Konsistensi (CI).
biaya. Jumlah nilai tertinggi merupakan peringkat 6. Menghitung Rasio Konsistensi (CR).
teratas dan yang terendah merupakan peringkat
terakhir.
Dari data urutan prioritas hasil penelitian dan data Tabel 1: Prioritas Level Kriteria
anggaran dana yang disediakan akan didapat jumlah Kriteria Bobot Prioritas
jalan yang akan diusulkan untuk dijadikan prioritas Kondisi Teknis Jalan (KTJ) 0,2876 1
dalam penanganannya. LHR 0,0571 6
Kemampuan Anggaran (KA) 0,2697 2
HASIL DAN PEMBAHASAN Manfaat Ekonomi (ME) 0,0771 5
Penyebaran Kuisioner. Penyebaran Kuisioner Jumlah Penduduk (JP) 0,1620 3
(Lampiran 5 Kuisioner) bertujuan untuk menentukan Jumlah Fasilitas Umum (JF) 0,0411 7
prioritas penanganan jalan penelitian. Kuisioner ini Hirarki Jalan (HJ) 0,1054 4
menggunakan matrik perbandingan berpasangan. Skor
yang dipakai dalam penentuan prioritas peningkatan Dari di atas diketahui bahwa kriteria kondisi jalan
menggunakan angka dari 1-9 untuk menyatakan mempunyai bobot yang paling tinggi yaitu sebesar
tingkatan pengaruh atau kepentingan kriteria dan 0,2876, urutan kedua adalah kriteria kemampuan
subkriteria terhadap penentuan prioritas. anggaran dengan nilai 0,2697, urutan ketiga adalah
Responden pada kuisioner terdiri dari 5 orang kriteria jumlah penduduk dengan nilai 0,1620, urutan
pejabat Pemerintah Kota Bandar Lampung yang keempat adalah kriteria hirarki jalan dengan nilai
terlibat secara langsung dalam perencanaan kegiatan 0,1054, urutan kelima kriteria manfaat ekonomi
penanganan jalan. Mengacu pada Peraturan Walikota dengan nilai 0,0771, urutan keenam lalu lintas harian
Bandar Lampung Nomor 07 tahun 2008 tentang rata-rata dengan bobot 0,0571, dan urutan terakhir
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan adalah kriteria jumlah fasilitas umum dengan bobot
Umum Kota Bandar Lampung maka bidang yang 0,0411.
terlibat adalah Seksi Survey dan Perencanaan pada
Bidang Perencanaan dan Pengendalian, Seksi Jalan Penentuan Bobot Level Sub Kriteria. Pada
Perkotaan pada Bidang Bina Marga, Seksi Sarana dan penelitian ini ada 2 sub kriteria yang dikelompokkan
Prasarana Jalan pada bidang Bina Marga. Dan dalam yang termasuk dalam kriteria manfaat ekonomi
ditambah dengan Kasubag Penyusunan Program pada yaitu :
Bagian Administrasi Pembangunan dan Kasubid Tata 1. Sub Kriteria Ekonomi Masyarakat
Ruang dan Tata Guna Lahan pada Bappeda Kota 2. Sub Kriteria Biaya Operasional Kendaraan.
Bandar Lampung. Setelah menyebar kuisioner, Berikut ini diuraikan langkah-langkah perhitungan
dilakukan rekapitulasi untuk masing-masing bobot sub kriteria pada kriteria manfaat ekonomi :
responden. 1. Memasukkan nilai matriks yang diperoleh dari
hasil nilai rata-rata jawaban responden
Penentuan Bobot Level Kriteria. Pada penelitian ini 2. Membuat matriks normalisasi perbandingan
ada 7 kriteria yang akan dibandingkan yaitu kriteria berpasangan, dengan membagi semua nilai pada
kondisi teknis jalan, kemampuan anggaran, jumlah kolom dengan jumlah dari semua nilai per kolom.
penduduk yang terlayani, hirarki jalan, manfaat 3. Jumlahkan semua hasil normalisasi perbandingan
ekonomi, LHR, dan jumlah fasilitas umum. Jawaban berpasangan (tahap 2) per baris, kemudian
dari setiap responden dihitung rata-ratanya dengan masing-masing hasil penjumlahan dibagi dengan
menggunakan rata-rata geometrik. Setelah nilai rata- jumlah sub kriteria untuk mendapatkan bobot.
rata dari jawaban seluruh responden, langkah 4. Menghitung eigen value terbesar (λ ) yaitu
maks
A-222
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009
dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah anggaran yang tersedia tersebut maka urutan tersebut
kolom matrik perbandingan berpasangan dengan dapat diusulkan sebagai Program Peningkatan Jalan
bobot. Kota di Kota Bandar Lampung Tahun Anggaran 2008.
5. Selanjutnya dengan cara yang sama dengan di atas Adapun dari 13 Kecamatan yang ada, terdapat 6
diperoleh nilai Indeks Rasio (RI), Indeks Kecamatan dimana anggarannya sesuai dengan
Konsistensi (CI), dan Rasio Konsistensi (CR). alokasinya. Kecamatan tersebut adalah Teluk Betung
Barat, Teluk Betung Selatan, Panjang, Tanjung
Tabel 2: Bobot Sub Kriteria dan Urutan prioritas Karang Timur, Kemiling dan Rajabasa. Sedangkan 7
dalam Kriteria Manfaat Ekonomi Kecamatan, alokasi anggarannya tidak mencukupi
ME Bobot Prioritas adalah Kecamatan Teluk Betung Utara, Tanjung
Sub Kriteria
0,0771 Karang Barat ,Kedaton, Tanjung Senang, Sukarame,
Ekonomi Masyarakat Sukabumi dan Tanjung Karang Pusat.
(EM) 0,2500 0,0193 2
Biaya Operasional KESIMPULAN
Kendaraan (BOK) 0,7500 0,0578 1
1. Penentuan urutan prioritas bedasarkan hasil
penelitian dan pembahasan menghasilkan urutan
Penentuan Bobot Level Alternatif Peningkatan prioritas usulan kegiatan peningkatan jalan kota
Jalan. Pada level ini penentuan bobot dilakukan pada tiap kecamatan di Kota Bandar Lampung dimulai
setiap alternatif lokasi sebagai alternatif keputusan dari ruas jalan dengan prioritas pertama sampai
dalam semua sub kriteria yang ada. Peningkatan Jalan urutan terakhir sebagai berikut : Kecamatan Teluk
pada penelitian ini dibagi atas 13 kecamatan yaitu Betung Barat adalah Jalan Teluk Bone dengan
kecamatan Teluk Betung Barat, Teluk Betung Selatan, bobot 0,3703, Jalan Sunda dengan bobot 0,3407,
Panjang, Tanjung Karang Timur, Teluk Betung Utara, Jalan Perum Keteguhan dengan bobot 0.2870,
Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Barat, Kecamatan Teluk Betung Selatan adalah Jalan
Kemiling, Kedaton, Rajabasa, Tanjung Senang, Ikan Balok dengan bobot 0,4160, Jalan Ikan
Sukarame dan Sukabumi. Berikut ini contoh isian Layur dengan bobot 0,3288, Jalan Ikan Pari
berdasarkan kriteria kondisi teknis jalan pada dengan bobot 0,2766 , Kecamatan Panjang adalah
kecamatan Sukarame : Jalan Way Gubak dengan bobot 0,4073, Jalan
1. Memasukkan nilai matriks yang diperoleh dari Wala Utama dengan bobot 0,3106, Jalan Wala
hasil nilai rata-rata jawaban responden. Abadi dengan bobot 0.2956, Kecamatan Tanjung
2. Setelah itu, membuat matriks normalisasi Karang Timur adalah Jalan Cendrawasih dengan
perbandingan berpasangan, dengan membagi bobot 0,3754, Jalan Ryacudu dengan bobot
semua nilai pada kolom dengan jumlah dari semua 0,3321, Jalan Merbau dengan bobot 0,3155,
nilai perkolom. Kecamatan Teluk Betung Utara adalah Jalan
3. Jumlahkan semua hasil normalisasi perbandingan Camar dengan bobot 0,3421, Jalan Way Umpu
berpasangan (tahap 2) per baris, kemudian masing- dengan bobot 0,2483, Jalan H. Umar dengan
masing hasil penjumlahan dibagi dengan jumlah bobot 0,2269, Jalan KH Ahmad Dahlan dengan
alternatif lokasi untuk mendapatkan bobot. bobot 0,2038, Kecamatan Tanjung Karang Pusat
4. Menghitung eigen value terbesar (λ ) yaitu adalah Jalan Amir Hamzah dengan bobot 0,3231,
maks
Jalan Durian dengan bobot 0,3076, Jalan Kenari
dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah
dengan bobot 0,2061, Jalan Jati Baru dengan
kolom matrik perbandingan berpasangan dengan
bobot 0,1892, Kecamatan Tanjung Karang Barat
bobot.
adalah Jalan Purnawirawan 3 dengan bobot
5. Menghitung Indeks Konsistensi (CI). 0,2924, Jalan Swadaya dengan bobot 0,2743,
6. Menghitung Rasio Konsistensi (CR). Jalan Kamboja dengan bobot 0,2541, Jalan
Mawar Putih dengan bobot 0,1596, Kecamatan
Urutan Prioritas Usulan Peningkatan Jalan Kemiling adalah Jalan Waluh dengan bobot
Berdasarkan Anggaran yang Tersedia. Berdasarkan 0,4168, Jalan R. Imba Kusuma dengan bobot
hasil perhitungan diatas maka didapatkan urutan 0,3196, Jalan S. Badaruddin dengan bobot 0,2867,
prioritas peningkatan jalan pada 13 kecamatan di Kota Kecamatan Kedaton adalah Jalan MS Hamdani
Bandar Lampung. Dengan alokasi anggaran Tahun dengan bobot 0,2691, Jalan Nangka dengan bobot
2008 untuk Program/ Kegiatan Pemeliharaan Jalan 0,2690, Jalan Rusa dengan bobot 0,2327, Jalan
Kota Bandar Lampung sebesar Rp. 7.620.000.000,-, Bumi Manti dengan bobot 0,2118, Kecamatan
untuk 13 kecamatan, dimana masing-masing Rajabasa adalah Jalan Lada dengan bobot 0,3704,
kecamatan akan mendapat anggaran sebesar Rp. Jalan Cengkeh I dengan bobot 0,3409, Jalan
586.153.846,-, maka akan didapat jumlah jalan yang Perum Polri dengan bobot 0,3117, Kecamatan
akan ditangani berdasarkan urutan teratas sampai nilai Tanjung Senang adalah Jalan Cendana dengan
uang yang tersedia terpenuhi. Dari hasil penyusunan bobot 0,2251, Jalan AMD dengan bobot 0,2125,
urutan prioritas peningkatan jalan berdasarkan Jalan Nusa Indah dengan bobot 0,2086, Jalan
A-223
ISBN 978-979-18342-1-6
Flamboyan dengan bobot 0,2040, Jalan R. Saleh DAFTAR PUSTAKA
dengan bobot 0,1691, Kecamatan Sukarame [1] Departemen Pekerjaan Umum, (1994),
adalah Jalan R. Senopati dengan bobot 0,2550, Kabupaten Road Economic Evaluation Method
Jalan P. Buru dengan bobot 0,2321, Jalan P. (KREEM), Direktorat Jenderal Bina Marga,
Bawean dengan bobot 0,1895 Jalan Pembangunan Jakarta
A dengan bobot 0,1654, Jalan P. Seribu dengan [2] Olglesby, C, H. dan Hicks, R, G., (1996), Teknik
bobot 0,1500, Kecamatan Sukabumi adalah Jalan Jalan Raya, Erlangga, Jakarta
P. Sebesi dengan bobot 0,3066, Jalan P.Buton [3] Pemerintah Republik Indonesia, (2004),
dengan bobot 0,2984, Jalan P. Seram dengan Undang-Undang RI No. 38 Tahun 2004 tentang
bobot 0,1921, Jalan P. Bangka dengan bobot Jalan, Jakarta
0,1854. [4] Saaty, T. L, V., (1988), Multicriteria Dicisions
2. Dari hasil penelitian didapat jumlah jalan yang Making – The Analytic Heararchy Process,
dapat ditangani berdasarkan urutan yang ada University of Pittsburgh
dengan jumlah anggaran yang disediakan untuk [5] Saaty, T. L.V, (1993), Pengambilan Keputusan
Tahun Anggaran 2008 dari 13 Kcamatan terdapat Bagi Para Pemimpin, PT. Pustaka Binaan
7 yang alokasi anggararannya tidak mencukupi. PresindoJakarta

A-224
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

Anda mungkin juga menyukai