ABSTRAK
Jalan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat. Permasalahan yang dihadapi adalah belum
adanya metode untuk menentukan prioritas usulan kegiatan peningkatan jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah
membuat suatu metode baru dalam penentuan urutan prioritas usulan peningkatan jalan kota di Kota Bandar
Lampung. Dalam menentukan urutan prioritas peningkatan jalan kota digunakan Analytical Hierachy Process
(AHP). Berdasarkan metode AHP maka prioritas tertinggi untuk peningkatan jalan pada Kecamatan Teluk Betung
Barat adalah jalan Teluk Bone dengan bobot 0,3703; Kecamatan Teluk Betung Selatan adalah jalan P. Ikan Balok
bobot 0,4160; Kecamatan Panjang adalah jalan Way Gubak bobot 0,4073; Kecamatan Tanjung Karang Timur adalah
jalan Cendrawasih bobot 0,3754; Kecamatan Teluk Betung Utara adalah jalan Camar bobot 0,3421, Kecamatan
Tanjung Karang Pusat adalah jalan Amir Hamzah bobot 0,3231; Kecamatan Tanjung Karang Barat adalah jalan
Purnawirawan 3 bobot 0,2924 ; Kecamatan Kemiling adalah jalan Waluh bobot 0,4168 ; Kecamatan Kedaton adalah
jalan MS Hamdani bobot 0,2691 ; Kecamatan Rajabasa adalah jalan Lada bobot 0,3704 ; Kecamatan Tanjung Senang
adalah jalan Cendana bobot 0,2251 ; Kecamatan Sukarame adalah jalan R. Senopati bobot 0,2550 dan Kecamatan
Sukabumi adalah jalan P. Sebesi bobot 0,3066. Dari hasil penelitian jumlah jalan yang dapat ditangani berdasarkan
anggaran yang disediakan dari 13 Kecamatan terdapat 7 Kecamatan yang alokasi anggarannya tidak mencukupi.
A-221
ISBN 978-979-18342-1-6
mempunyai satuan yang berbeda. Pemberian skala selanjutnya adalah menghitung bobot prioritas kriteria
dengan membagi jumlah nilai masing-masing dan penentuan nilai konsistensi
dengan nilai tertinggi dari jalan yang diteliti. 1. Memasukkan nilai matriks yang diperoleh dari
2. Skala tersebut dikalikan dengan bobot masing- hasil rata-rata jawaban responden.
masing kriteria yang telah diperoleh dan 2. Membuat matriks normalisasi perbandingan
ditetapkan dari proses analisa multi kriteria dan berpasangan, dengan membagi semua nilai pada
kemudian akan menghasilkan nilai. kolom dengan jumlah dari semua nilai per kolom.
3. Nilai masing-masing kriteria ini (butir 2) 3. Jumlahkan semua hasil normalisasi perbandingan
dijumlahkan berdasarkan jalan yang diteliti dan berpasangan (tahap 2) per baris, kemudian masing-
hasilnya disebut dengan jumlah manfaat. masing hasil penjumlahan dibagi dengan jumlah
4. Sebelum ditentukan peringkat prioritas, jumlah kriteria untuk mendapatkan bobot.
biaya peningkatan jalan kota (dalam satuan 4. Menghitung eigen value terbesar (λ ) yaitu
maks
rupiah) terlebih dahulu dijadikan dalam nilai dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah
skala. kolom matrik perbandingan berpasangan dengan
5. Untuk menentukan peringkat adalah dengan cara bobot.
membagi nilai jumlah manfaat dengan skala
5. Menghitung Indeks Konsistensi (CI).
biaya. Jumlah nilai tertinggi merupakan peringkat 6. Menghitung Rasio Konsistensi (CR).
teratas dan yang terendah merupakan peringkat
terakhir.
Dari data urutan prioritas hasil penelitian dan data Tabel 1: Prioritas Level Kriteria
anggaran dana yang disediakan akan didapat jumlah Kriteria Bobot Prioritas
jalan yang akan diusulkan untuk dijadikan prioritas Kondisi Teknis Jalan (KTJ) 0,2876 1
dalam penanganannya. LHR 0,0571 6
Kemampuan Anggaran (KA) 0,2697 2
HASIL DAN PEMBAHASAN Manfaat Ekonomi (ME) 0,0771 5
Penyebaran Kuisioner. Penyebaran Kuisioner Jumlah Penduduk (JP) 0,1620 3
(Lampiran 5 Kuisioner) bertujuan untuk menentukan Jumlah Fasilitas Umum (JF) 0,0411 7
prioritas penanganan jalan penelitian. Kuisioner ini Hirarki Jalan (HJ) 0,1054 4
menggunakan matrik perbandingan berpasangan. Skor
yang dipakai dalam penentuan prioritas peningkatan Dari di atas diketahui bahwa kriteria kondisi jalan
menggunakan angka dari 1-9 untuk menyatakan mempunyai bobot yang paling tinggi yaitu sebesar
tingkatan pengaruh atau kepentingan kriteria dan 0,2876, urutan kedua adalah kriteria kemampuan
subkriteria terhadap penentuan prioritas. anggaran dengan nilai 0,2697, urutan ketiga adalah
Responden pada kuisioner terdiri dari 5 orang kriteria jumlah penduduk dengan nilai 0,1620, urutan
pejabat Pemerintah Kota Bandar Lampung yang keempat adalah kriteria hirarki jalan dengan nilai
terlibat secara langsung dalam perencanaan kegiatan 0,1054, urutan kelima kriteria manfaat ekonomi
penanganan jalan. Mengacu pada Peraturan Walikota dengan nilai 0,0771, urutan keenam lalu lintas harian
Bandar Lampung Nomor 07 tahun 2008 tentang rata-rata dengan bobot 0,0571, dan urutan terakhir
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan adalah kriteria jumlah fasilitas umum dengan bobot
Umum Kota Bandar Lampung maka bidang yang 0,0411.
terlibat adalah Seksi Survey dan Perencanaan pada
Bidang Perencanaan dan Pengendalian, Seksi Jalan Penentuan Bobot Level Sub Kriteria. Pada
Perkotaan pada Bidang Bina Marga, Seksi Sarana dan penelitian ini ada 2 sub kriteria yang dikelompokkan
Prasarana Jalan pada bidang Bina Marga. Dan dalam yang termasuk dalam kriteria manfaat ekonomi
ditambah dengan Kasubag Penyusunan Program pada yaitu :
Bagian Administrasi Pembangunan dan Kasubid Tata 1. Sub Kriteria Ekonomi Masyarakat
Ruang dan Tata Guna Lahan pada Bappeda Kota 2. Sub Kriteria Biaya Operasional Kendaraan.
Bandar Lampung. Setelah menyebar kuisioner, Berikut ini diuraikan langkah-langkah perhitungan
dilakukan rekapitulasi untuk masing-masing bobot sub kriteria pada kriteria manfaat ekonomi :
responden. 1. Memasukkan nilai matriks yang diperoleh dari
hasil nilai rata-rata jawaban responden
Penentuan Bobot Level Kriteria. Pada penelitian ini 2. Membuat matriks normalisasi perbandingan
ada 7 kriteria yang akan dibandingkan yaitu kriteria berpasangan, dengan membagi semua nilai pada
kondisi teknis jalan, kemampuan anggaran, jumlah kolom dengan jumlah dari semua nilai per kolom.
penduduk yang terlayani, hirarki jalan, manfaat 3. Jumlahkan semua hasil normalisasi perbandingan
ekonomi, LHR, dan jumlah fasilitas umum. Jawaban berpasangan (tahap 2) per baris, kemudian
dari setiap responden dihitung rata-ratanya dengan masing-masing hasil penjumlahan dibagi dengan
menggunakan rata-rata geometrik. Setelah nilai rata- jumlah sub kriteria untuk mendapatkan bobot.
rata dari jawaban seluruh responden, langkah 4. Menghitung eigen value terbesar (λ ) yaitu
maks
A-222
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009
dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah anggaran yang tersedia tersebut maka urutan tersebut
kolom matrik perbandingan berpasangan dengan dapat diusulkan sebagai Program Peningkatan Jalan
bobot. Kota di Kota Bandar Lampung Tahun Anggaran 2008.
5. Selanjutnya dengan cara yang sama dengan di atas Adapun dari 13 Kecamatan yang ada, terdapat 6
diperoleh nilai Indeks Rasio (RI), Indeks Kecamatan dimana anggarannya sesuai dengan
Konsistensi (CI), dan Rasio Konsistensi (CR). alokasinya. Kecamatan tersebut adalah Teluk Betung
Barat, Teluk Betung Selatan, Panjang, Tanjung
Tabel 2: Bobot Sub Kriteria dan Urutan prioritas Karang Timur, Kemiling dan Rajabasa. Sedangkan 7
dalam Kriteria Manfaat Ekonomi Kecamatan, alokasi anggarannya tidak mencukupi
ME Bobot Prioritas adalah Kecamatan Teluk Betung Utara, Tanjung
Sub Kriteria
0,0771 Karang Barat ,Kedaton, Tanjung Senang, Sukarame,
Ekonomi Masyarakat Sukabumi dan Tanjung Karang Pusat.
(EM) 0,2500 0,0193 2
Biaya Operasional KESIMPULAN
Kendaraan (BOK) 0,7500 0,0578 1
1. Penentuan urutan prioritas bedasarkan hasil
penelitian dan pembahasan menghasilkan urutan
Penentuan Bobot Level Alternatif Peningkatan prioritas usulan kegiatan peningkatan jalan kota
Jalan. Pada level ini penentuan bobot dilakukan pada tiap kecamatan di Kota Bandar Lampung dimulai
setiap alternatif lokasi sebagai alternatif keputusan dari ruas jalan dengan prioritas pertama sampai
dalam semua sub kriteria yang ada. Peningkatan Jalan urutan terakhir sebagai berikut : Kecamatan Teluk
pada penelitian ini dibagi atas 13 kecamatan yaitu Betung Barat adalah Jalan Teluk Bone dengan
kecamatan Teluk Betung Barat, Teluk Betung Selatan, bobot 0,3703, Jalan Sunda dengan bobot 0,3407,
Panjang, Tanjung Karang Timur, Teluk Betung Utara, Jalan Perum Keteguhan dengan bobot 0.2870,
Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Barat, Kecamatan Teluk Betung Selatan adalah Jalan
Kemiling, Kedaton, Rajabasa, Tanjung Senang, Ikan Balok dengan bobot 0,4160, Jalan Ikan
Sukarame dan Sukabumi. Berikut ini contoh isian Layur dengan bobot 0,3288, Jalan Ikan Pari
berdasarkan kriteria kondisi teknis jalan pada dengan bobot 0,2766 , Kecamatan Panjang adalah
kecamatan Sukarame : Jalan Way Gubak dengan bobot 0,4073, Jalan
1. Memasukkan nilai matriks yang diperoleh dari Wala Utama dengan bobot 0,3106, Jalan Wala
hasil nilai rata-rata jawaban responden. Abadi dengan bobot 0.2956, Kecamatan Tanjung
2. Setelah itu, membuat matriks normalisasi Karang Timur adalah Jalan Cendrawasih dengan
perbandingan berpasangan, dengan membagi bobot 0,3754, Jalan Ryacudu dengan bobot
semua nilai pada kolom dengan jumlah dari semua 0,3321, Jalan Merbau dengan bobot 0,3155,
nilai perkolom. Kecamatan Teluk Betung Utara adalah Jalan
3. Jumlahkan semua hasil normalisasi perbandingan Camar dengan bobot 0,3421, Jalan Way Umpu
berpasangan (tahap 2) per baris, kemudian masing- dengan bobot 0,2483, Jalan H. Umar dengan
masing hasil penjumlahan dibagi dengan jumlah bobot 0,2269, Jalan KH Ahmad Dahlan dengan
alternatif lokasi untuk mendapatkan bobot. bobot 0,2038, Kecamatan Tanjung Karang Pusat
4. Menghitung eigen value terbesar (λ ) yaitu adalah Jalan Amir Hamzah dengan bobot 0,3231,
maks
Jalan Durian dengan bobot 0,3076, Jalan Kenari
dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah
dengan bobot 0,2061, Jalan Jati Baru dengan
kolom matrik perbandingan berpasangan dengan
bobot 0,1892, Kecamatan Tanjung Karang Barat
bobot.
adalah Jalan Purnawirawan 3 dengan bobot
5. Menghitung Indeks Konsistensi (CI). 0,2924, Jalan Swadaya dengan bobot 0,2743,
6. Menghitung Rasio Konsistensi (CR). Jalan Kamboja dengan bobot 0,2541, Jalan
Mawar Putih dengan bobot 0,1596, Kecamatan
Urutan Prioritas Usulan Peningkatan Jalan Kemiling adalah Jalan Waluh dengan bobot
Berdasarkan Anggaran yang Tersedia. Berdasarkan 0,4168, Jalan R. Imba Kusuma dengan bobot
hasil perhitungan diatas maka didapatkan urutan 0,3196, Jalan S. Badaruddin dengan bobot 0,2867,
prioritas peningkatan jalan pada 13 kecamatan di Kota Kecamatan Kedaton adalah Jalan MS Hamdani
Bandar Lampung. Dengan alokasi anggaran Tahun dengan bobot 0,2691, Jalan Nangka dengan bobot
2008 untuk Program/ Kegiatan Pemeliharaan Jalan 0,2690, Jalan Rusa dengan bobot 0,2327, Jalan
Kota Bandar Lampung sebesar Rp. 7.620.000.000,-, Bumi Manti dengan bobot 0,2118, Kecamatan
untuk 13 kecamatan, dimana masing-masing Rajabasa adalah Jalan Lada dengan bobot 0,3704,
kecamatan akan mendapat anggaran sebesar Rp. Jalan Cengkeh I dengan bobot 0,3409, Jalan
586.153.846,-, maka akan didapat jumlah jalan yang Perum Polri dengan bobot 0,3117, Kecamatan
akan ditangani berdasarkan urutan teratas sampai nilai Tanjung Senang adalah Jalan Cendana dengan
uang yang tersedia terpenuhi. Dari hasil penyusunan bobot 0,2251, Jalan AMD dengan bobot 0,2125,
urutan prioritas peningkatan jalan berdasarkan Jalan Nusa Indah dengan bobot 0,2086, Jalan
A-223
ISBN 978-979-18342-1-6
Flamboyan dengan bobot 0,2040, Jalan R. Saleh DAFTAR PUSTAKA
dengan bobot 0,1691, Kecamatan Sukarame [1] Departemen Pekerjaan Umum, (1994),
adalah Jalan R. Senopati dengan bobot 0,2550, Kabupaten Road Economic Evaluation Method
Jalan P. Buru dengan bobot 0,2321, Jalan P. (KREEM), Direktorat Jenderal Bina Marga,
Bawean dengan bobot 0,1895 Jalan Pembangunan Jakarta
A dengan bobot 0,1654, Jalan P. Seribu dengan [2] Olglesby, C, H. dan Hicks, R, G., (1996), Teknik
bobot 0,1500, Kecamatan Sukabumi adalah Jalan Jalan Raya, Erlangga, Jakarta
P. Sebesi dengan bobot 0,3066, Jalan P.Buton [3] Pemerintah Republik Indonesia, (2004),
dengan bobot 0,2984, Jalan P. Seram dengan Undang-Undang RI No. 38 Tahun 2004 tentang
bobot 0,1921, Jalan P. Bangka dengan bobot Jalan, Jakarta
0,1854. [4] Saaty, T. L, V., (1988), Multicriteria Dicisions
2. Dari hasil penelitian didapat jumlah jalan yang Making – The Analytic Heararchy Process,
dapat ditangani berdasarkan urutan yang ada University of Pittsburgh
dengan jumlah anggaran yang disediakan untuk [5] Saaty, T. L.V, (1993), Pengambilan Keputusan
Tahun Anggaran 2008 dari 13 Kcamatan terdapat Bagi Para Pemimpin, PT. Pustaka Binaan
7 yang alokasi anggararannya tidak mencukupi. PresindoJakarta
A-224
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009