Anda di halaman 1dari 7

Contoh Budaya Daerah Indonesia

1. Tari Suanggi

Papuan Barat memiliki beberapa tarian daerah, salah satunya adalah Tari Suanggi. Merupakan
tari yang mengisahkan seorang istri yang mati akibat korban angi-angi (Jejadian). Seperti
kebanyakan tarian daerah papua yang lain, tarian daerah inipyn memiliki gerakan yang
cenderung pada ritual dan upacara keagamaan. Suanggi merupakan roh jahat (Kapes) karena
belum ditebus dan belum mendapatkan kenyamanan di alam bakanya. Roh Jahat ini biasanya
merasuki tubuh wanita. Kebudayaan papua sangat banyak dan khas. Banyak sekali yang dapat
kita explore dan kita pelajari.

2. Yamko Rambe Yamko

Berasal dari Provinsi Papua, Yamko Rambe Yamko ini memiliki irama yang menggambarkan
kesan menyenangkan. Meski sebenarnya syairnya berisi kesedihan akibat peperangan, utamanya
pertikaian dan perlawanan bangsa Indonesia terhadap para penjajah. Di papua sendiri banyak
kebudayaan berdasarkan suku yang ada di sana. Seperti kebudayaan suku dani dan kebudayaan
suku asmat.
3. Pesta Bakar Batu

Masih berada di wilayah Provinsi Papua, Pesata Bakar Batu merupakan sebuah tradisi atau ritual
Adat masyarakat Papua. Ritual ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Papua atas
berkat yang melimpah. Selain itu, ritual ini dilakukan sebagai simbol perdamaian. Karena seperti
kita ketahui bahwa kerap terjadi perang antar suku di Papua.

4. Upacara Potong Jari

Yang lainnya dari Provinsi papua adalah Tradisi potong jari. Meski tergolong ekstreme, tapi
upcara potong jari ini dilakukan untuk memaknai kesedihan seseorang yang tinggilah pergi
(meninggal) oleh orang yang mereka cintai. Tidak hanya dengan menangisi mereka, tetapi
masyarakt papua akan memotong jari mereka setiap kali mereka kehilangan anggota keluarga.
Dan tradisi tersebut sifatnya wajib. Dengan memotong jari mereka, masyarakat pengunungan
tengah papua beranggapan bahwa memotong jari adalah simbol dari sakit dan pedihnya
seseorang yang kehilangan sebagian anggota keluarganya.

5. Tanam Sasi
Merupakan bentuk upacara kematian yang dilakukan oleh Suku Marin, Kabupaten Merauke. Sasi
adalah sejenis kayu yang ditanam ketika seseorang meninggal selama 40 hari. Kemduian Sasi
tersebut akan dicabut setelah mencapai 1000 hari.

6. Merarik

Bergeser dari papua, kita ke Lombok. Salah satu upacara adat yang ada di lombok adalah
merarik. Merarik merupakan bahasa sasak yang artinya menikah. Masyarakat Lombok memiliki
cara yang unik untuk melangsungkan upacara pernikahan yakni dengan mempelai laki-laki
menculik mempelai perempuan kemudian di bawa ke rumahnya. Tentunya hal tersebut sudah
melalui kesepakan sebelumnya. Setelah proses penculikan, keesokan harinya akan dilakukan
prosesi ijab qobul agar pernikahan kedua mempelai sah.

7. Bau Nyale

Tidak hanya upacara pernikahan, Lombok juga memiliki upacara yang unik dan khas lainnya.
Merupakan Bau Nyale, yang berasal dari bahasa sasak. ‘Bau’ berarti menangkap sedangkan
‘Nyale’ adalah sebuatan untuk cacing laut di Lombok. Pelaksanaan upacara ini berada di antara
bulan februari atau maret. Orang-orang akan turun ke Pantai pada saat pasang surut (Sekitar
pukul 4 – 5 pagi) untuk menangkap Nyale. Hasil tangkapannya akan dimakan ataupun
diperbolehkan untuk dijual. Asal mula upacara ini adalah bersumber dari legenda Putri
Mandalika. Kebudayaan suku sasak yang berada di wilayah lombok ini tidak kalah khasnya
dengan kebudayaan lain.

8. Ngaben

Sebuah upacara pembakatan mayat yang dipercayai dan dilakukan oleh Masyarakat Bali.
Masyarakat bali mempercayai bahwa orang yang telah meninggal wajib disucikan dengan media
api (dibakar) hingga menjadi abu. Abu hasil pembakaran tersebut selanjutnya akan dilarungkan
ke sugai ataupun lautan. Tujuanya adalah sebagai penyucian elemen jiwa dan raga.

9. Pengubuan Mayat di Trunyan

Masih dengan upacara kematian, bali juga memiliki tradisi unik untuk menguburkan mayat
orang yang telah meninggal. Tradisi ini dikenal di Desa Trunyan. Mayat orang yang telah mati
hanya akan digeletakkan di sekitar pohon yang ada di hutan di dekat Desa Trunyan. Pohonnya
pun pukan pohon biasa / sembarangan. Melainkan pepohonan taru dan menyan yang mampu
mengeluarkan enzim dan bau wangi. Hal tersebut dimaksudkan agar bau busuk dari mayat tidak
akan menguar. Dengan pohon taru dan menyan, mayat malah menjadi wangi.
10. Ngurek

Tahukah kamu tentang Debus dari banten? Ya, Ngurek ini merupakan sebuah upacara yang
memiliki sedikit kemiripan dengan debus. Dimana para pelaku yang teriibat dalam upacara ini
wajib menusuk tubuhnya dengan menggunakan keris. Makna dan tujuan dari upacara ini adalah
untuk meyakinkan manusia tentang Tuhan Yang Maha Esa. Ketika para pelaku melakukan
upacara ini, mereka yakin dan hanya meminta pertolongan untuk dilindungi Oleh Sang Kuasa.
Hal tersebutlah yang disampaikan pada upacara ini. Bahwa sebagai manusia kita hanya boleh
meyakini pertolongan sang kuasa.

11. Melasti

Sepertinya Bali merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki banyak sekali ritual
dan upacara adat. Kebudayaan Suku Bali memiliki unsur-unsur kebudayaan yang khas. Untuk
menyucikan manusia dan kehidupannya sebelum Hari Raya Nyepi, masyarakat Bali wajib
melakukan upacara Melasti. Caranya adalah dengan bersembahyang dan berdoa di tepi pantai.
Konon, unsur-unsur jahat dan buruk dari manusia akan dibuang dan dilarung ke lautan.

12. Perang Pandan


Istilah lain untuk menyebut upacara Perang Pandan adalah Mekare-Kare. Pada upacara ini orang
akan terlibat saling menghantamkan daun pandan berduri untuk dipersembahkan pada Dewa
Indra. Namun jangan khawatir. Meski saling menghantam dengan pandan berduri sekalipun, para
pelaku tidak akan merasakan kesakitan. Beradarah dan lecet pada kulit mereka tidak akan terasa
sakit dan setelahnya akan diobati serta disucikan oleh para pemangku adat.

13. Mesuryak

Kali ini adalah upacara adat Mesuryak yang merupakan upacara dimana masyarakat Bali
melempar uang ke atas setelah hari Galungan. Digelar pada hari kuningan atau 10 hari setelah
hari Galungan. Tujuan upacara ini adalah sebagai persembahan atau memberikan bekal kepada
para leluhur masyarakat Bali.

14. Tiwah
Suku Dayak memiliki kebiasaan atau ritual adat untuk upacara kematian, yaitu Tiwah. Layaknya
upacara lain, tiwah ini juga bersifat sakral. Tulang-tulang orang yang telah mati aka diantar dan
ditelakkan di sandung (Rumah kecil yang dibuat khusus untuk mereka yang telah meninggal
dunia). Sebelumnya, akan ada banyak sekali ritual lain seperti tarian, suara gong dan hiburan
lainnya. Masih bayak kebudayaan suku dayak lainnya, seperti tari-tarian ataupun pakaia adat.

15. Reneuh Mundingeun

Masyarakat suku Sunda juga tidak kalah dan memiliki ritual adatnya sendiri. Reneuh
mundingeun merupakan sebuah upacara adat yang dialkukan ketika seorang perempuan telah
hamil dan memasuki usia 12 bulan. Normalnya, wanita akan mengandung sampai dengan usia
kandungan 9 bulan, tetapi beberapa kasus terdapat usia kandungan hingga 12 bulan, seperti
munding (kerbau). Tujuan dilakukannya upacara ini adalah agar wanita tersebut segera
melahirkan. Kebudayaan suku sunda yang satu ini memang jarang diketahui bahkan oleh
masyarakatnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai