Anda di halaman 1dari 70

MODUL PRAKTIKUM

KONVERSI ENERGI ELEKTRIK

Disusun Oleh :
Tim Konversi Energi Elektrik

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI ELEKTRIK


LABORATORIUM TERPADU TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, modul praktikum Konversi Energi Elektrik telah dipersiapkan oleh


tim Laboratorium Konversi Energi Elektrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Lampung. Modul ini terdiri dari 5 percobaan yang akan diselenggarakan
dan dilaksanakan oleh praktikan Konversi Energi Elektrik.

Dalam kegiatan praktikum ini, diberi gambaran materi tentang Konversi Energi
Elektrik dan kinerja mesin pada tanpa beban , dihubung terbuka atau hubung singkat.
Praktikum ini menerapkan teori yang telah dipelajari sehingga dapat menambah
wawasan praktikan dalam menilai kinerja mesin elektrik.

Modul praktikum ini masih jauh dari sempurna dan diharapkan kedepannya jauh
lebih baik dan semoga bermanfaat bagi kami untuk meningkatkan mutu kinerja
program studi kami.

Terima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya modul ini sehingga dapat
dimanfaatkan dengan sebaiknya.

Wassalam

Bandar Lampung,

Penulis

Modul Praktikum Dasar Konversi Energi Elektrik i


Teknik Elektro, Universitas Lampung
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar ……………………………………………………………… i

Daftar Isi …………………………………………………………………… ii

Tata Tertip Dan Petunjuk Umum Praktikum ………………………………. iii

Kartu Penilaian Praktikum …………………………………………………. vi

Percobaan 1

Transformator ………………………………………………………. 1

Percobaan 2

Generator AC ……………………………………………………….. 24

Percobaan 3

Generator DC ……………………………………………………….. 32

Percobaan 4

Motor AC …………………………………………………………… 41

Percobaan 5

Motor DC …………………………………………………………... 52

Lampiran

Modul Praktikum Dasar Konversi Energi Elektrik ii


Teknik Elektro, Universitas Lampung
TATA TERTIB DAN PETUNJUK UMUM
PRAKTIKUM KONVERSI ENERGI ELEKTRIK

1. Praktikan yang terlambat lebih dari 15 menit tidak boleh mengikuti


praktikum hari itu dan membuat surat perjanjian dengan asisten yang
bersangkutan.
2. Praktikan yang melanggar peraturan pada pasal pertama untuk yang kedua
kalinya dinyatakan GAGAL mengikuti praktikum.
3. Praktikan diwajibkan membuat tugas pendahuluan, laporan awal untuk
mengikuti praktikum.
4. Praktikan diwajibkan membuat tugas pendahuluan, laporan awal dan
laporan akhir dibuat berdasarkan format yang telah ditentukan.
5. Laporan akhir praktikum dikumpulkan pada hari yang telah ditentukan
setelah selesai praktikum, dimana minimal 2x asistensi dengan asisten yang
bersangkutan selama rentang waktu yang telah ditentukan.
6. Apabila asistensi melebihi waktu yang diberikan maka akan dilakukan
pengurangan nilai.
7. Apabila laporan yang telah dijilid dikumpulkan melebihi waktu yang
diberikan, maka praktikan dinyatakan GAGAL.
8. Praktikan harus memakai pakaian yang sopan dan rapi selama praktikum
berlangsung, tidak boleh memakai sandal jepit dan kaos oblong.
9. Praktikan dilarang merokok, membawa makanan, minuman, atau bahan
yang sifatnya dapat merusak alat/peralatan percobaan ke dalam lab.
10. Praktikan harus menjaga kebersihan, kerapihan dan keutuhan alat
laboratorium.
11. Laboratorium bukan tempat untuk bermain-main dan bersendau gurau.
Praktikan DILARANG KERAS bermain-main dengan semua peralatan
praktikum.
12. Setelah selesai melakukan praktikum, peralatan agar dirapikan seperti
semula.
13. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum pada hari yang ditentukan,
dapat mengajukan hari pengganti setelah seluruh praktikum selesai.
Modul Praktikum Dasar Konversi Energi Elektrik iii
Teknik Elektro, Universitas Lampung
14. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian.

PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM

I. SEBELUM PRAKTIKUM
1. Kegiatan dimulai dengan praktikan mengikuti responsi awal. Bagi
praktikan yang dianggap tidak lulus responsi awal, maka asisten
berhak menyuruh praktikan untuk belajar lagi atau membatalkan
praktikum.
2. Mengumpulkan laporan dan tugas pendahuluan.
3. Mengerjakan Pretest yang diberikan asisten praktikum yang
bersangkutan.

II. SELAMA PRAKTIKUM


1. Setelah pretest, praktikan dapat melaksanakan praktikum dibawah
bimbingan asisten.
2. Praktikan melaksanakan praktikum dengan merangkai rangkaian
percobaan sesuai dengan modul praktikum.
3. Setelah selesai merapihkan kembali peralatan praktikum.

III. AKHIR PRAKTIKUM


1. Asisten memberi pengarahan tentang laporan dan tugas-tugas lain
yang harus dikerjakan praktikan, lalu mengisi/menandatangani kartu
praktikum.
2. Praktikan mengerjakan laporan dan tugas-tugas lain dengan batas
waktu yang telah diberikan. Dan setelahnya harus melakukan
asistensi laporan.

PETUNJUK UMUM

PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM

Modul Praktikum Dasar Konversi Energi Elektrik iv


Teknik Elektro, Universitas Lampung
1. Laporan Awal
I. JUDUL PERCOBAAN
II. TUJUAN PERCOBAAN
III. DASAR TEORI
IV. ALAT DAN BAHAN
V. RANGKAIAN PERCOBAAN
VI. PROSEDUR PERCOBAAN

2. Laporan Akhir
Laporan akhir terdiri dari laporan awal dan ditambah dengan :
VII. DATA HASIL PERCOBAAN
VIII. PEMBAHASAN
8.1 Perhitungan
8.2 Grafik dan Analisa
8.3 Pembahasan
IX. KESIMPULAN

Note: Semua laporan dibuat dengan margin 4-3-3-3

Modul Praktikum Dasar Konversi Energi Elektrik v


Teknik Elektro, Universitas Lampung
KARTU PENILAIAN

Nama Mahasiswa : _____________________


NPM : _____________________
Kelompok : _____________________
Judul Percobaan : _____________________

No Skor Skor
Aspek Penilaian Ket
. Maks. Perolehan
Responsi 5
I
Sub Total 5
Penguasaan Materi
1.1 Pretest 10
II
1.2 Tugas Pendahuluan 10
Sub total 20
Laporan Pendahuluan 15
III
Sub total 15
Pelaksanaan
IV 3.1 Keaktifan 20
Sub total 20
V Tugas Akhir 10
Sub total 10
Laporan Akhir
6.2 Kelengkapan data pengujian 5
VI 6.3 Analisa hasil laporan 25
Sub total 30
Total 100

Bandar Lampung,
Kepala Laboratorium Asisten

Modul Praktikum Dasar Konversi Energi Elektrik vi


Teknik Elektro, Universitas Lampung
TRANSFORMATOR SATU PHASA DAN TIGA PHASA

Percobaan 1 : Pengukuran Hambatan Belitan

Percobaan 2 : Menetukan Rasio Transformasi

Percobaan 3 : Menentukan Polaritas Transformator

Percobaan 4 : Short Circuit Test pada Trafo 1 Phasa

Percobaan 5 : No Load Test pada Trafo 1 Phasa

Percobaan 6 : Short Circuit Test pada Trafo 3 Phasa

Percobaan 7 : No Load Test pada Trafo 3 Phasa

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 1


Tekni Elektro, Universitas Lampung
Percobaan 1

A. JUDUL PERCOBAAN
Pengukuran Hambatan Belitan

B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
 Mahasiswa mampu melakukan pengukuran hambatan belitan dari sebuah
transformator satu fasa
 Mahasiswa mampu mencari hambatan belitan dari sebuah transformator
satu fasa dengan perhitungan.

C. TEORI DASAR

Dalam transformator , nilai hambatan belitan tergantung pada:


 Rugi tembaga
 Tegangan jatuh
 Kenaikan suhu saat pembebanan

Pengujian harus dilakukan dengan arus searah, biasanya menggunakan metode


volt-ammetric. Hanya untuk beberapa transformator tegangan tinggi atau
tegangan sangat rendah, yang nilai hambatannya sangat tinggi akan lebih baik
jika menggunakan jembatan wheatstone. Sedangkan untuk transformator yang
memiliki nilai hambatan kumparan sangat rendah digunakan jembatan
thompson. Dalam kasus ini, karena sumber tegangan dc dengan range yang
sesuai dan instrument yang diperlukan telah tersedia, maka adalah mungkin
memilih metode volt-ammetric.

Penyeleksian instrument
Sebelum pengujian dilakukan, penting untuk menghitung orde jarak dari
hambatan yang akan ditentukan , sehingga instrumen dan sumber tegangan yang
paling sesuai dapat dipilih.

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 2


Tekni Elektro, Universitas Lampung
Untuk tujuan ini , adalah mungkin untuk memulainya dari pertimbangan-
pertimbangan berikut:
a. Nilai dari rugi-rugi tembaga total transformator pada suhu 20 derajat celcius ,
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

𝑃𝑡𝑜𝑡 𝑐𝑢 = 𝑝 𝑐𝑢% ∗ 𝑎𝑟𝑎𝑡

Dimana nilai dari 𝑃𝑡𝑜𝑡 𝑐𝑢 % adalah fungsi dari arat rating daya transformator

b. Karena biaya manufacture yang lebih rendah , belitan transformator yang


dayanya tidak begitu tinggi adalah jenis konsentris dan disusun berdasarkan
kriteria berikut:
 Ketika rating tegangan tinggi ( diluar 2-3 kv) belitan HV disusun diluar belitan
Iv , karena pada cara ini akan lebih memudahkan pengisolasian dari ground;
 Jika menggunakan konduktor yang besar atau disediakan beberapa output
terminal pada papan terminal, belitan Iv sebaiknya disusun diluar untuk
mempermudah manufactur.
 Pada kasus dimana tidak satupun kondisi diatas terpenuhi penyusunan dari
kedua belitan adalah tidak penting.
Transformator yang akan digunakan memiliki belitan HV yang dekat dengan
inti sedangkan belitan Iv berada diluar.
Oleh karena itu, belitan disebelah dalam, memiliki ventilasi yang kurang, diukur
untuk kerapatan arus yang lebih kecil ketika dibandingkan terhadap belitan di
sebelah luar.
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑠=
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚
Jika perbedaan diameter rata-rata dari kedua kumparan (eksternal dan internal)
diabaikan, rasio yang sama juga berlaku antara rugi-rugi joule dari kedua
belitan, sebenarnya adanya ventilasi membuat perbedaan diameter ini menjadi
pantas.
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑢𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑢𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑙𝑣
d= =
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑢𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑢𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐻𝑣

selanjutnya adalah mungkin untuk menuliskan

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 3


Tekni Elektro, Universitas Lampung
𝑝 𝑒𝑥𝑡 𝑐𝑢 𝑝 𝐿𝑣 𝑐𝑢 𝑆 𝐿𝑣 𝑑 𝐼𝑣
= ≡ * = S.d
𝑝 𝑖𝑛 𝑐𝑢 𝑝 𝐻𝑣 𝑐𝑢 𝑆 𝐻𝑣 𝑑 𝐻𝑣

Dan ,

P (Cu) = P Cu (HV) + P Cu (LV) = P Cu (HV) + (1+sd )

Sehingga hambatan fasa adalah

P Cu (LV) P Cu (HV)
R (LV) = atau R (HV) =
I∗I I∗I

Dimana I adalah arus fasa

c. Pengujian harus dilakukan sehingga temperatur belitan yang di uji juga dapat
diketahui, temperatur ini dapat dengan mudah ditentukan dengan menggunakan
termometer. Pengukuran tidak harus secara signifikan mengubah suhu pada
keadan steady, untuk tujuan ini adalah penting untuk menggunakan arus uji
tidak melebihi 10-15% dari rating nilai masing –masing belitan , lebih lanjut
waktu sirkulasi harus dibatasi seminimum mungkin.
d. Karena belitan transformator menunjukkan sebuah induktansi yang tinggi, arus
uji membutuhkan waktu untuk melaluinya , karena itu adalah penting untuk
menunggu akhir dari transient sebelum pembacaan dimulai, semua ini
bertentangan dengan ketentuan (c) yaitu mempercepat pengukuran .
Hal ini selanjutnya penting untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap
efek tersebut , yang akan mempersingkat waktu transient:
 Adalah mungkin dengan menghubungkan secara seri sebuah hambatan ballast
yang cukup memadai terhadap belitan yang sedang di uji untuk mengurangi
waktu konstan.
 Mencegah supaya tidak ada belitan yang sedang tidak di uji menjadi hubung
singkat, faktanya arus transient akan melaluinya yang efeknya mendelay
pemulihan waktu uji.

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 4


Tekni Elektro, Universitas Lampung
D. ALAT YANG DIGUNAKAN
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
 1 buah power supply AC 1 fasa
 1 buah experimen trafo 1 fasa
 1 buah ampere-meter analog
 1 buah volt-meter analog
 Kabel secukupnya

E. RANGKAIAN PERCOBAAN

Adapun rangkaian percobaan pengukuran hambatan belitan pada transformator


satu fasa adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Rangkaian percobaan pengukuran hambatan belitan pada


transformator satu fasa

F. PROSEDUR PERCOBAAN
Ada pun prosedur dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan set power supply dc.
2. Hubungkan belitan Hv ke terminal L+ /L- (hubungan heavy line).
3. Nyalakan power supply.
4. Ketika menyesuaikan knob power supply , lihat pembacaan arus pada
ampere-meter A seperti yang ditentukan pada tabel data hasil percobaan.

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 5


Tekni Elektro, Universitas Lampung
Untuk setiap nilai arus catat nilai tegangan yang terbaca pada volt-meter
kedalam tabel data percobaan.
5. Mereset knob power supply ke posisi nol kemudian mematikan power
supply.
6. Lepaskan hubungan pada belitan Hv.
7. Hubungkan belitan Iv ke terminal L+/L- (hubungan dotted line).
8. Nyalakan kembali power supply.
9. Ketika menyesuaikan knob power supply, lihat pembacaan arus pada
ampere-meter A seperti yang ditentukan pada tabel data hasil percobaan ,
untuk setiap nilai arus catat nilai tegangan yang terbaca pada volt-meter
kedalam tabel data percobaan.
10. Matikan power supply.

G. DATA HASIL PERCOBAAN

I V
Belitan Rx (ohm) Rxm (ohm)
(A) (Volt)
HV (220 V) 0,1
0,15
0,2
LV(2x110
0,2
V)
0,25
0,3

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 6


Tekni Elektro, Universitas Lampung
Percobaan 2

A. JUDUL PERCOBAAN

Menentukan Rasio Transformasi

B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa dapat menentukan rasio transformasi dari sebuah transformator
- Menentukan rasio transformasi melalui perhitungan

C. TEORI DASAR
Rasio transformasi dari sebuah transformator didefinisikan sebagai rasio yang
ada saat operasi tanpa beban ( no-load operation ), antara belitan Hv dan belitan
Lv . lebih lanjut ada istilah rasio putaran yang didefinisikan sebagai rasio antara
jumlah putaran pada belitan Hv dan jumlah putaran pada belitan Iv.
Terpisah dari perbedaan-perbedaan yang diabaikan, rasio putaran berlangsung
secara bersamaan dengan rasio tegangan dalam kondisi tanpa beban, sebagai
contoh, dengan rasio transformasi.

Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk menentukan rasio


transformasi, yaitu:
1. Metode potensiometrik
Metode ini memerlukan pemakaian potensiometer ac khusus yang
menampilkan perhitungan perbandingan dari tegangan rendah dan fraksi
dari tegangan tinggi, potensiometer tersebut menyediakan secara langsung
nilai dari rasio transformasi dan juga mengizinkan kita un tuk menentukan
koresponding polaritas terhadap terminal HV dan LV
2. Metode langsung (direct methode)
Metode ini didasari oleh definisi rasio transformasi, metode ini terdiri dari
perhitungan melalui voltmeter, baik tegangan primer maupun tagangan
sekunder dari transformator saat di operasikan tanpa beban. Metode
langsung adalah metode yang akan kita gunakan pada percobaan kedua ini.

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 7


Tekni Elektro, Universitas Lampung
D. ALAT YANG DIGUNAKAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
 1 buah power supply ac 1 fasa
 1 buah experiment trafo 1 fasa
 Kabel secukupnya

E. RANGKAIAN PERCOBAAN

Adapun rangkaian percobaan menentukan rasio transformasi adalah sebagai


berikut

Gambar 2. rangkaian percobaan menentukan rasio transformasi

F. PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun prosedur percobaan ii adalh sebagai berikut :
1. Set variable power supply 1 fasa.
2. Rangkaian percobaan sesuai gambar.
3. Nyalakan variable power supply 1 fasa.
4. Sesuaikan knop power supply , lihat pembacaan pada Volt-meter sesuai
dengan yang ditentukan pada tabel data percobaan, kemudian lihat
pembacaan volt-meter pada sisi sekunder untuk masing-masing nilai dan
catatkan kedalam tabel data.
5. Reset knob power supply ke posisi nol.

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 8


Tekni Elektro, Universitas Lampung
6. Rangkaikan kembali percobaan untuk step-up autrotransformator dan step-
down autotransformator.
7. Ulangi lagi langkah 1 sampai 5
8. Matikan power supply 1 fasa.

G. DATA HASIL PERCOBAAN

test V_p (volt) V_s (volt) Kx K catt


1 230 sisi sekunder dihubung seri
2 220
3 210
1 230 step-up autrotrafo
2 220
3 210
1 230 step-down autrotrafo
2 220
3 210

Percobaan 3

A. JUDUL PERCOBAAN

Menentukan Polaritas Transformator

B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapaun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
 Mahasiswa dapat menentukan polaritas dari sebuah transformator 1 fasa.

C. TEORI DASAR
Tegangan yang diinduksikan ke belitan sekunder dari transformator satu fasa
adalah dalam persetujuan fasa atau oposisi dalam perbandingannya dengan

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 9


Tekni Elektro, Universitas Lampung
tegangan primer, sebagai sebuah fungsi bagaimana terminal output
dipertimbangkan.
Ketika terminal-terminal telah diberi label (D-Q untuk HV dan d-q untuk LV),
tegangan diinduksi antara D dan Q adalah dalam persetujuan fasa dengan
tegangan induksi antara d dan q, polaritas disebut subtraktif. Jika tidak ,
polaritas adalah additive.

Polaritas dari sebuah transformator satu fasa dapat diketahui baik denga arus
searah maupun arus bolak-balik, metode yang akan kita gunakan pada
percobaan ini adalah yang memakai arus bolak-balik.
Jika terminal-terminal penghubung (D dan d) telah dihubungkan satu sama lain,
sebuah tegangan terhubung ke salah satu belitan (DQ) dan tegangan diukur
diantara dua terminal yang lainnya (Q dan q). Jika tegangan ini lebih rendah
dari tegangan yang dihubungkan ke antara terminal DQ, maka polaritasnya
adalah subtranktif. Jika tidak maka polaritasnya adalah additive.

D. ALAT YANG DIGUNAKAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
 1 buah power supply AC 1 fasa
 1 buah experimen trafo 1 fasa
 2 buah voltmeter analog
 Kabel secukupnya

E. RANGKAIAN PERCOBAAN
Adapun rangkaian percobaan menentukan polaritas transformator adalah
sebagai berikut :

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 10


Tekni Elektro, Universitas Lampung
Gambar 3. rangkaian percobaan menentukan polaritas transformator

F. PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun prosedur dari percobaan ini adlah sebagai berikut :
1. Set sebuah variable power supply 1 fasa.
2. Rangkaian percobaan sesuain gambar.
3. Nyalakan power suply.
4. Dengan menyesuaikan knob, lihat pembacaan nilai tegangan VDQ yang
dihubungkan pada Volt-meter sesuai dengan tabel data percobaan,
kemudian lihat pembacaan tegangan VQq pada volt-metter untuk masing-
masing nilai dan catat ke dalam tabel data.
5. Reset knob power supply kembali ke posisi nol.
6. Matikan variable power supply 1 fasa.

G. DATA HASIL PERCOBAAN

VDQ VDQ
(volt) (volt) keterangan
50
belitan HV 380, belitan
75
IV dihubung seri
100

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 11


Tekni Elektro, Universitas Lampung
Percobaan 4

A. JUDUL PERCOBAAN
Short Circuit Test Transformator 1 Phasa

B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
 Mahasiswa dapat menentukan nilai impedansi ekivalen transformator
 Mahasiswa dapat menentukan nilai resistansi ekivalen transformator
 Mahasiswa dapat menentukan nilai reaktansi ekivalen transformator
 Mahasisswa dapat menentukan rugi-rugi tembaga pada transformator

C. TEORI DASAR
Test hubung singkat merupakan suatu test yang dapat dilakukan pada
transformator, test ini dilakukan dengan memberi input tegangan AC pada sisi
primer dan menghubung singkat kumparan pada sisi skunder.

Gambar 4. rangkaian hubung singkat pada transformator

Gambar 5. rangkaian ekivalen hubung singkat pada transformator

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 12


Tekni Elektro, Universitas Lampung
R01=R1+δ2 R2 =W/ I2sc
X01=X1... δ2 X2 =√𝑍. 𝑍 − 𝑅. 𝑅
Z01= R1+J X01 =Vsc/Isc

Metode test hubung singkat ini cukup ekonomis untuk menentukan impedansi
eksponen ( Z01 atau Z02 )

Reaksi bocor ( X01 atau X02 )


Tahanan ( R01 atau R02 )
Rugi – rugi tembaga = Isc2 R01

D. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adlah sebagai
berikut:
 1 buah power supply ac 1 fasa
 1 buah experimen trafo 1 fasa
 1 buah ampere-metter analog
 1 buah volt-metter analog
 1 buah watt-metter analog
 Kabel secukupnya

E. RANGKAIAN PERCOBAAN

Adapun rangkaian percobaan tes hubung singkat pada transformator adalah


sebagai berikut

Gambar 6. rangkaian percobaan tes hubung singkat pada transformator

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 13


Tekni Elektro, Universitas Lampung
F. PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun prosedur dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. siapkan 1 buah power supply 1 fasa
2. siapkan 1 buah ampere-metter analog, setel pada posisi ac
3. siapkan 1 buah volt-metter analog. Setel pada posisi ac
4. siapkan 1 buah watt-metter analog, setel pada posisi ac
5. siapkan kabel secukupnya
6. rangkai percobaan sesuai rangkain
7. aktifkan power supply ac
8. atur power suppy ac sehingga di dapatkan nilai Isc sesuai pada tabel
9. percobaan di mulai dari nilai Isc sebesar 0,5 A

G. TABEL DATA HASIL PERCOBAAN

1. Step-up

Isc Psl Vsc Rugi CU


cos ϕ R (ohm) X (ohm) Z (ohm)
(A) (watt) (volt) (watt)
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1

2. Step-down

Isc Psl Vsc R X Z Rugi CU


cos ϕ
(A) (watt) (volt) (ohm) (ohm) (ohm (watt)
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 14


Tekni Elektro, Universitas Lampung
Percobaan 5

A. JUDUL PERCOBAAN
No-Load Test pada Transformator 1 Phasa

B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
 Mahasiswa dapat menentukan nilai arus rugi besi
 Mahasiswa dapat menentukan nilai arus magnetisasi
 Mahasiswa dapat menentukan nilai nilai Xm
 mahasiswa dapat menentukan nilai Rm

C. TEORI DASAR
Komponen arus tanpa beban

Gambar 7. Rangkaian saat tanpa beban pada transformator

Gambar 8. Rangkaian ekivalen saat tanpa beban pada transformator

 Arus penguatan Iw , arus yang aktif yang dapat menimbulkan rugi-rugi besi
tersebut arus rugi besi

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 15


Tekni Elektro, Universitas Lampung
 Arus magnetisasi Im arus yang merupakan jumlah dari arus eddy dan arus
histerisis , arus ini timbul karena adanya inti besi , di mana fluks
menimbulkan arus eddy dan arus histeresis

Pada saat tanpa beban I1 =I0 dan bernilai sangat kecil di bandingkan pada saat
diberi beban sehingga rugi tembaga pada primer dapat diabaikan oleh karena
itu yang ada hanyalah rugi-rugi besi,
Rugi besi terdiri dari
1. Rugi histeresis (W)= Kn B1,5max watt
2. Rugi arus eddy (W)= KF2 B2max watt

D. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
 1 buah power supply ac 1 fasa
 1 buah experimen trafo ac 1 fasa
 1 buah ampere-metter analog
 1 buah volt-metter analog
 1 buah watt-metter analog
 Kabel secukupnya

E. RANGKAIAN PERCOBAAN

Adapun rangkaian percobaan tes beban nol pada transformator adalah sebagai
berikut:

Gambar 9. Rangkaian percobaan tes beban nol pada transformator

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 16


Tekni Elektro, Universitas Lampung
F. PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun proseur dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan 1 buah power supply ac 1 fasa
2. Siapkan 1 buah experimen trafo ac 1 fasa
3. Siapkan 1 buah ampere-metter analog
4. Siapkan 1 buah volt-metter analog
5. Siapkan 1 buah watt-metter analog
6. Siapkan kabel secukupnya
7. Rangkaikan percobaan sesuai dengan rangkaian
8. Aktifkan power suppy
9. Atur power supply ac sehingga didapat nilai V0 yang mendekati nilai V1
10. Catat nilai V0, I0, dan W0 , ke dalam tabel untuk masing-masing nilai V1
11. Percobaan di mulai dari nilai V1 terbesar

G. DATA HASIL PERCOBAAN

1. Step-up

V1 I0 V0 W0 Xm Rm Z0 Im Iw
(volt) (A) (volt) (watt) (ohm) (ohm) (ohm) (A) (A) cos ϕ
100
80
60
40
20

2. Step-down

V1 I0 V0 W0 Xm Rm Z0 Im Iw
(volt) (A) (volt) (watt) (ohm) (ohm) (ohm) (A) (A) cos ϕ
100
80

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 17


Tekni Elektro, Universitas Lampung
60
40
20

Percobaan 6

A. JUDUL PERCOBAAN
Short Circuit Test Transformator 3 Phasa

B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
 Mahasiswa dapat menentukan rugi daya akibat efek joule pada kumparan
 Mahasiswa dapat menentukan drop tegangan pada berbagai kondisi beban

C. TEORI DASAR

Test hubung singkat terdiri dari pengukuran kuantitas input dari trafo pada saat
kumparan sekunder dihubung singkat dan kumparan primer diberi tegangan
input menurun yang sesuai sehingga arus pada kedua kumparan sama terhadap
Irate .
Keutamaan test ini untuk menentukan

1. Rugi daya akibat efek joule pada kumparan , harga ini sangat penting untuk
perhitungan dari efisiensi transformator.
2. Tegangan hubung singkat (Vsc) dan faktor daya (cos ϕ)
Harga ini sangat penting untuk perhitungan drop tegangan pada berbagai
kondisi beban.

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 18


Tekni Elektro, Universitas Lampung
L
Wa
1

L Ic
2 Vc
Wb
L
3
Gambar 10. Short Circuit Test 3 Fasa

D. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
 1 buah unit power supply 3 fasa
 1 buah experimental trafo 3 fasa
 1 buah ampere-metter analog
 1 buah volt-metter analog
 2 buah watt-metter analog
 Kabel secukupnya

E. RANGKAIAN PERCOBAAN
Adapun rangkaian percobaan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
A

Wa
R

S B
A
T
V
Wb

Gambar 11. Short Circuit Test 3 Fasa

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 19


Tekni Elektro, Universitas Lampung
F. PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun prosedur dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan 1buah unit power suppy 3 fasa
2. Siapkan 1 bauh experimental tansformator 3 fasa
3. Siapkan 1 buah ampere-metter analog
4. Siapkan 1 buah volt-metter analog
5. Siapkan 2 buah watt-metter analog
6. Siapkan kabel secukupnya
7. Rangkai percobaan sesuai dengan rangkaian percobaan
8. Aktifkan power supply
9. Atur power supply sehingga didapatkan nilai Isc yang mendekati nilai I1
10. Catat nilai Isc , f, Vsc, wa. Wb. Kedalam tabel untuk masing-masing nilai
I1
11. Percobaan dimulai dari nilai I1 Terbesar

G. DATA HASIL PERCOBAAN

I1 Isc F Wa Wb Psc
cos ϕ
(ampere) (ampere) (hertz) (watt) (watt) (watt)
0.5
0,4
0,3
0,2
0,1

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 20


Tekni Elektro, Universitas Lampung
Percobaan 7

A. JUDUL PERCOBAAN
No-Load Test Transformator 3 Phasa

B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
 Mahasiswa dapat menentukan nilai rugi-rugi daya pada inti besi yang terdiri
dari rugi hiteresis dan arus eddy
 Mahasiswa dapat menentukan level saturasi dari kumparan

C. TEORI DASAR

Test tanpa beban terdiri dari pengukuran kuantitas input dari trafo pada saat
tanpa beban, test ini berguna untuk menentukan nilai rugi-rugi pada inti besi
yang terdiri dari rugi histeresis dan arus eddy dimana harga ini sangat essensial
untuk perhitungan nilai effisiensi konvensional, selain itu metode ini juga
berguna untuk menentukan nilai arus tanpa beban dan faktor daya pada saat
tanpa beban, dimana nilai-nilai tersebut sangat berguna untuk mengevaluasi
level saturasi dari kumparan dan menghitungnya.

L A
Wa Vc
1 1
L A
2 2
A Wb
L
3 3

Gambar 12. No Load Test 3 Fasa

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 21


Tekni Elektro, Universitas Lampung
D. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
 3 buah ampere-meter analog
 2 buah watt-metter
 1 buah volt-metter analog
 1 buah unit power supply 3 fasa
 1 buah experimental transformer 3 fasa
 Kabel secukupnya

E. RANGKAIAN PERCOBAAN
Adapun rangkaian percobaan adalah sebagai berikut :

Wa
R V
S
A
T

Wb

Gambar 13. Rangkaian No Load Test

F. PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun prosedur percobaan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan 1 buah unit power supply 3 fasa
2. Siapkan 1 buah experimental transformator 3 fasa
3. Siapkan 3 buah ampere-metter analog
4. Siapkan 2 buah watt-metter
5. Siapkan 1 buah volt-metter analog
6. Siapkan kabel secukupnya
7. Rangkai percobaan sesuai dengan rangkaian
8. Aktifkan power supply

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 22


Tekni Elektro, Universitas Lampung
9. Atur power supply sehingga didapat nilai V0 yang mendekati nilai V1
10. Catat nilai I1,I2,I3, Wa,dan Wb, kedalam tbel untuk masing-masing nilai
V1
11. Percobaan dimulai dari nilai V1 terbesar

G. DATA HASIL PERCOBAAN

V1 V0 I1 I2 I3 I0 Wa Wb P0 cosϕ
(volt) (volt) (A) (A) (A) (A) (watt) (watt) (watt)

120

100

80

60

40

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 23


Tekni Elektro, Universitas Lampung
ALTERNATOR DAN OPERASI PARALEL

NO-LOAD TEST AND SHORT-CIRCUIT TEST

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 24


Tekni Elektro, Universitas Lampung
A. JUDUL PERCOBAAN
Alternator dan Operasi Paralel

A. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini ada sebagai berikut :
 Mengetahui kurva karakteristik tanpa beban.
 Mengetahui kurva karakteristik beban penuh.

B. DASAR TEORI

Medan Magnet
Pada prinsipnya ada sebuah medan utama yang dibangkitkan oleh rotor.
Sesegera setelah generator mendapat beban, maka arus yang mengalir
menyebabkan suatu medan baru, berupa medan jangkar atau medan stator.
Oleh karena kedua medan itu mempunyai putaran yang sama, maka kedua
medan itu dapat saling membantu.

Diagram Tegangan
Medan utama ∅u akan menyebabkan terjadinya induksi gaya gerak listrik
Eu. Ikutilah gambar 1.a.Beban I akan menyebabkan terjadinya medan
jangkar ∅j, yang sefasa dengan I. Medan jangkar memiliki dua komponen :
medan jangkar lintang ∅jd dan medan jangkar lawan ∅jl.
Medan jangkar lawan akan menyebabkan terinduksinya gaya gerak listrik
Ejl yang melawan Eu sedangkan medan jangkar lintang akan mengakibatkan
gaya gerak listrik yang melintang sebesar Ejd. Hasilnya adalah gaya gerak
listrik E.
Kemudian terjadi dalam stator, tegangan ohm sebesar IR dan kerugian
tegangan reaktansi sebesar IX.
Hasilnya, atau sisanya adalah tegangan apit U.
Biasanya dalam praktek dipergunakan diagram tegangan yang
disederhanakan menurut gambar 1.b, dimana kerugian-kerugian disebabkan

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 25


Tekni Elektro, Universitas Lampung
medan jangkar dan R serta X disatukan menjadi : segitiga kerugian,
disebabkan R’ dan X’.
Sudut ∅adalah sudut antara tegangan apit dan arus, sedangkan sudut ψ
adalah sudut antara gaya gerak listrik dan arus.
Untuk keadaan tanpa beban, maka arus adalah nol, seluruh segitiga kerugian
hilang, sehingga gaya gerak listrik utama adalah sama dengan tegangan apit.
Untuk keadaan hubung singkat, maka tegangan apit adalah nol. Oleh karena
biasanya R’ adalah jauh lebih kecil dari X’, maka untuk penyederhanaan R’
diabaikan. Oleh karena itu sudut ψs adalah hampir 90º, maka medan jangkar
lintang adalah kecil pula dan dapat diabaikan. Dalam keadaan ini diperoleh
diagram tegangan menurut gambar 1.c.

Karakteristik

Lengkung tanpa beban :

E = E (Im) n,ij= 0

Lengkung tanpa beban adalah gaya gerak listrik E sebagai fungsi dari arus
medanpada putaran tetap dan arus jangkar no. Karena arus nol, tegangan
apit adalah sama dengan gaya gerak listrik. Karena E = cn∅, maka gaya
gerak listrik berbanding lurus dengan putaran.

Lengkung hubung singkat :


Is = Is (Im)n,u = 0
Lengkung hubung singkat adalah arus hubung singkat sebagai fungsi dari
arus medan, pada putaran tetap dan tegangan apit nol.

C. ALAT YANG DIGUNAKAN


Adapun alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
 DC filtered power supply
 Shunt dc drive motor
Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 26
Tekni Elektro, Universitas Lampung
 Three-phase altenator
 Speed indicator
 Optikal elektronik generator
 Excitation voltage controller
 Moving-iron ammeter (1000 mA)
 Moving-iron voltmeter (600V)

D. RANGKAIAN PERCOBAAN
Adapun rangkaian percobaan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Rangkaian Percobaan No-Load Test

Gambar 1. Rangkaian Percobaan No-Load Test

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 27


Tekni Elektro, Universitas Lampung
2. Rangkaian Percobaan Short-Circuit Test

L+ L+

A
z

A B

E1
zzzzz zzzzz
M
zzzzz
G
zzzzz
E2
zzzz zzzz

A
z
A
z
T

Tachometer
L+ L-

Gambar 2. Rangkaian percobaan short-circuit test

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Adapun prosedur percobaan ini adalah sebagai berikut :

- Prosedur Percobaan No-Load Test


1. Buat rangkaian seperti pada gambar.
2. Pada permulaannya jangan menghubungkan motor dc dengan altenator
: ini berarti bahwa hanya motor dc yang harus bekerja.
3. Mulai dari 0 V, naikan harga sumber tegangan dc untuk menjalankan
motor dc dan sesuaikan tegangan sampai kecepatan nominal altenator
dicapai.
4. Ketika motor dc telah dipanaskan, ukur arus pembangkit, arus dan
tegangan yang diserap oleh motor dc.
IEM = …………..A

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 28


Tekni Elektro, Universitas Lampung
IM = ……………A
UM =…………..V
5. Hitung daya yang diserap oleh motor : PMm = UM (IM – IEM) =
……………..W

Berhubungan dengan rugi mesin dari motor dc

1. Hentikan motor dan hubungkan motor dc dengan alternator tapi jangan


bangkitkan generator
2. Mulai lagi dari 0 volt, naikkan harga sumber tegangan dc untuk
menjalankan motor alternator dan sesuaikan tegangan ini sampai
kecepatan nominal dari alternator dicapai.
3. Ukur arus pembangkit , arus dan tegangan yang diserap oleh motor dc.
Iemo= .... A
Imo =.... A
Umo=....V
4. Hitung daya yang diserap oleh motor
Pmo = Umo (Imo – Iemo)
Maka didapat
PGm = Pmo – PMm
Yang mewakili rugi mesin dari alternator
5. Sekarang dengan motor-alternator diset pada kecepatan nominal
generator, bangkitkan juga alternator untuk menghasilkan tegangan
nominal UN.
6. Ukur arus pembangkit arus dan tegangan yang diserap oleh motor dc
7. Hitung daya yang diserap oleh motor
Pme = Ume (Ime-Ieme)
Didapatkan persamaan
PGfe = Pme – Pmo
Mewakili rugi besi alternator, rugi tanpa beban dari alternator adalah:
PGo = PGm + PGfe

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 29


Tekni Elektro, Universitas Lampung
Akhirnya buat kurva open circuit, mengukur tegangan stator yang
berhubungan dengan arus medan ketika alternator bekerja pada
kecepatan konstan yang berbeda.

- Prosedur Percobaan Short Circuit Test


1. Buat rangkaian seperti gambar
2. Hubung singkat lilitan stator pada alternator
3. Mulai dari 0 volt, naikkan harga sumber tegangan dc untuk menjalankan
set motor-alternator dan sesuaikan tegangan sampai kecepatan nominal
alternator dicapai
4. Sekarang suplay medan alternator untuk menghasilkan arus nominal,
ketika set motor alternator telah dipanaskan , pada suhu ambien δa=
....0C
Kemudian ukur Arus pembangkit, arus dan tegangan yang diserap oleh
motor dc.
Iemk =... A
Imk =... A
Umk=... V
Dan hitung daya yang diserap oleh motor
Pme= Umk (Imk-IEmk)

Arus pembangkit generator nominal arus stator hubung singkat


IEk =... A
Altenator beban penuh menyerap daya:
PGk = Pmk - PMm =EEE watt
Dimana PMm adalah rugi-rugi mesin motor dc (lihat percobaan 2)
Persamaan:
Pcu = PGk – PGm =... watt
Dimana PGm adalah rugi mesinalternator (lihat percobaan 2)
Mewakili rugi tembaga alternator
Karena pada suhu ambien rugi hambatan stator adalah

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 30


Tekni Elektro, Universitas Lampung
Pscu = 3 RsI2N =... N
Kita dapat hitung penyimpangan adalah:
Pad = PGcu – Pscu =... watt
Dan dihubungkan tahanan ekivalen
Rad = Pad/I2N =... U
Untuk menghitung rugi tembaga pada suhu konvensional 750C tahanan
ekivalen total stator:
R75 = 3Rs75 – Rad =... ohm
Dan juga
Pcu75 = R75 *I2N =... watt
5. Akhirnya buat kurva hubung singkat yang mengukur arus beban penuh
yang berhubungan dengan harga arus pembangkit alternator ketika
alternator bekerja pada kecepatan konstan yang berbeda.

F. DATA HASIL PERCOBAAN


- No-Load Test

- Short Circuit Test

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 31


Tekni Elektro, Universitas Lampung
GENERATOR DC

a. Generator DC penguat bebas tanpa beban


b. Generator Penguat Bebas Short Circuit
c. Generator Penguat Bebas Dengan Beban
d. Generator Shunt Tanpa Beban
e. Generator Shunt Short Circuit
f. Generator Shunt Dengan Beban

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 32


Tekni Elektro, Universitas Lampung
A. TUJUAN PERCOBAAN

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

 Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi generator DC


 Mahasiswa dapat memahami karakteristik-karakteristik pada generator DC
penguatan bebas dan generator DC shunt
 Mahasiswa dapat mengetahui tingkatan daya pada generator DC
 Mahasiswa dapat mengetahui dan menghitung rugi-rugi pada generator DC

B. TEORI SINGKAT

Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Proses pengubahan energi mekanik menjadi energi listrik
berdasarkan pada prinsip induksi electromagnet. Jika suatu kawat penghantar
memotong medan magnet, maka pada penghantar tersebut akan mengalir arus
jika rangkaian kawat tadi tertutup.

Gambar 1. Rangkaian sederhana generator DC

Dari rangkaian diatas terlihat bahwa bentuk tegangan keluaran berubah-ubah


nilainya sesuai dengan posisi kawat penghantar yang memotong fluks.
Tegangan induksi akan mencapai nilai maksimal pada saat kawat penghantar
segaris dengan garis gaya magnet dan akan mencapai nilai minimal (0) pada
saat tegak lurus terhadap garis gaya magnet.

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 33


Tekni Elektro, Universitas Lampung
Perlu dingat bahwa pada kumparan jangkar generator DC, tegangan yang
diinduksikan berupa tegangan arus bolak balik. Tegangan DC pada rangkaian
luar didapat dari penyearahan oleh komutator (cincin belah).

Generator DC mempunyai 3 karakteristik utama,yaitu:

- Karakteristik penjenuhan tanpa beban; kurva ini menunjukkan hubungan


antara tegangan induksi tanpa beban di terminal jangkar Eo dengan arus
eksitasi kumparan medan pada putaran konstan.
- Karakteristik internal atau total; kurva ini menunjukkan hubungan antara
tegangan induksi sebenarnya Ea (setelah dikurangi oleh pendemagnetan
akibat reaksi jangkar) terhadap arus jangkar Ia, karakteristik ini sangat
penting pada saat perancangan.
- Karajteristik luar; kurva ini menunjukkan hubungan antara tegangan beban
𝑉𝑇 dengan arus beban. Karakteristik ini sangat penting dalam menentukan
kesesuaian generator dengan fungsinya.

Rugi-rugi Pada Generator DC

Rugi-rugi Pada Generator DC dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

a) Rugi tembaga
 Rugi jangkar ( 𝐼𝑎2 Ra), rugi ini sekitar 30-40% dari rugi beban penuh.
 Rugi Kumparan Medan, pada generator shunt relatif konstan (Ish2 Rsh)
dan pada generator seri besarnya =Ise2 Rse. Rugi-rugi ini berkisar 20-
30% dari rugi beban penuh.
 Rugi akibat resistansi sikat, biasanya sudah termasuk dalam rugi
jangkar.

b) Rugi Mekanik
Rugi-rugi ini relative konstan untuk generator shunt dan compound karena
pada generator tersebut, arus medan relative konstan. Yang termasuk rugi
ini adalah:
 Rugi Histeris

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 34


Tekni Elektro, Universitas Lampung
 Arus Edy

c) Rugi Mekanis
Rugi ini adalah rugi yang diakibatkan oleh gesekan pada bantalan maupun
gesekan angin

Tingkatan Daya pada Generator DC

Daya pada generator DC dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Tingkatan daya pada generator DC

C. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang di gunakan adalah :

 1 unit Output Turret


 1 unit motor DC
 1 unit generator DC
 1 buah Voltmeter
 3 buah Ammeter
 2 buah rheostat
 1 unit Universal Base
 1 buah Brake Control Unit
 Kabel

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 35


Tekni Elektro, Universitas Lampung
D. RANGKAIAN PERCOBAAN
Adapun rangkaian percobaan adalah :
a. Generator DC penguat bebas tanpa beban

Gambar 3. Generator DC penguat bebas tanpa beban

b. Generator Penguat Bebas Short Circuit

Gambar 4. Generator Penguat Bebas Short Circuit

c. Generator Penguat Bebas Dengan Beban

Gambar 5. Generator Penguat Bebas Dengan Beban

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 36


Tekni Elektro, Universitas Lampung
d. Generator Shunt Tanpa Beban

Gambar 6. Generator Shunt Tanpa Beban

e. Generator Shunt Short Circuit

Gambar 7. Generator Shunt Short Circuit

f. Generator Shunt Dengan Beban

Gambar 8. Generator Shunt Dengan Beban

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 37


Tekni Elektro, Universitas Lampung
E. PROSEDUR PERCOBAAN

Adapun masing - masing prosedur percobaan ini adalah sebagai berikut:

a. Generator DC Penguatan Bebas Tanpa Beban


- Susun rangkaian percobaan.
- Hidupkan power supply, atur putaran sampai 1000 rpm dan pastikan
switch pengatur tegangan kumparan medan dalam posisi Off.
- Hidupkan saklar, atur arus kumparan medan If = 10 mA.
- Catat tegangan terminal Vt yang terukur.
- Ulangi percobaan untuk If 20,30,40 dan 50 mA.
- Matikan semua saklar.

b. Generator DC Penguatan Bebas Short Circuit


- Susun rangkaian percobaan.
- Hidupkan power supply, atur putaran sampai 600 rpm dan pastikan
saklar pengatur saklar pengatur tegangan kumparan medan dalam
posisi Off.
- Hidupkan saklar, atur If perlahan-lahan hingga didapat arus beban IL
nominal.
- Catat tegangan terminal IL dan Vt yang terukur.
- Matikan semua saklar.

c. Generator DC Penguatan Bebas Dengan Beban


- Susun rangkaian percobaan.
- Hidupkan power supply, atur putaran sampai 1000 rpm dan
tegangan kumparan medan VF.=.100V.
- Atur rheostat pada titik tertentu.
- Catat IL dan Vt yang terukur.
- Matikan semua saklar.

d. Generator DC Shunt Tanpa Beban

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 38


Tekni Elektro, Universitas Lampung
- Susun rangkaian percobaan.
- Atur rheostat pada titik tertentu.
- Hidupkan power supply, atur putaran sampai 1250 rpm.
- Atur rheostat pada posisi maksimum.
- Ulangi percobaan untuk If 20,30,40 dan 50 mA.
- Matikan semua saklar.

e. Generator DC Shunt Short Circuit


- Susun rangkaian percobaan
- Atur rheostat sampai nilai maksimum
- Hidupkan power supply, atur putaran sampai 1250 rpm
- Atur rheostat sampai A2 menunjukkan IL=10 mA, catat tegangan
yang terukur
- Ulangi percobaan untuk IL 20,30,40 dan 50 mA
- Matikan semua saklar

f. Generator DC Shunt Dengan Beban


- Susun rangkaian percobaan.
- Atur rheostat pada posisi maksimum.
- Hidupkan power supply, atur putaran sampai 1000 rpm.
- Atur rheostat pada beberapa posisi tertentu, catat IL dan VT yang
terukur .
- Matikan semua saklar.

F. DATA HASIL PERCOBAAN

a. Generator DC Penguatan Bebas Tanpa Beban

N(rpm) If (mA) VT = EA(volt)

b. Generator DC Penguatan Bebas Short Circuit


Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 39
Tekni Elektro, Universitas Lampung
N(rpm) IL (mA) If (mA) VT = EA(volt)

c. Generator DC Penguatan Bebas Dengan Beban

N(rpm) IL (mA) EA(volt) If (mA) IA(mA) VT(volt)

d. Generator DC Shunt Tanpa Beban

N(rpm) If (mA) VT (volt)

e. Generator DC Shunt Short Circuit

N(rpm) IL (mA) If (mA) VT (volt)

f. Generator DC Shunt Dengan Beban

N(rpm) IL (mA) EA(volt) If (mA) IA(mA) VT(volt)

MOTOR AC TIGA FASA (MOTOR SLIP RING)

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 40


Tekni Elektro, Universitas Lampung
a) Stator Resistance
b) Rotor Resistance
c) No Load Test
d) Short-Circuit Test
e) Test Pengereman Dengan Electromagnetic Brake

A. TUJUAN PERCOBAAN
Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 41
Tekni Elektro, Universitas Lampung
 Mahasiswa memahami prinsip kerja motor slip ring.
 Menghitung hambatan stator dan rotor.
 Menghitung daya, daya mekanik, daya iron dari no load test dan cos φ.
 Menghitung daya dari test hubung singkat dan cos φ.
 Memahami prinsip pengereman motor secara elektromagnetik serta efeknya
terhadap putaran, cos φ, daya serta efisiensi motor.

B. TEORI DASAR
Pada dasarnya motor ac merupakan alat yang digunakan untuk mengubah gaya
elektrik menjadi gaya mekanik. Gaya elektrik didapat dari sumber tegangan ac.
Motor ac terdiri dari 1 fasa dan 3 fasa. Dalam praktikum ini kita
mengkhususkan diri untuk mempelajari prinsip kerja motor ac 3 fasa.
 Kontruksi Motor Slip ring
Perbedaan dari motor slip ring dengan motor sangkar hanya pada gulungan
rotornya yang tidak dapat dihubung secara singkat secara langsung seperti
pada motor sangkar. Motor slip ring dilengkapi dengan 3 buah cincin geser
yang dipasang pada poros motor.
 Stator Motor Slip ring
Bentuk besi stator maupun gulungan statornya sama seperti motor sangkar.
Gulungan stator dapat dihubung bintang atau segitiga.
 Rotor Motor Slip ring
Gulungan rotor bentuknya sama seperti gulungan statornya. Dimana
gulungannya di bagi tiga fasa yang ujung-ujungnya U1-U2, V1-V2, W1-W2.
Setiap ujung fasanya bisa dihubungkan bintang maupun segitiga seperti
gulungan statornya. Akan tetapi, yang biasa dipakai adalah hubungan
bintang sebagai tiitk bintang adalah U2V2W2. Sedangkan U1V1W1 , masing-
masing disambung dengan 3 buah cincin geser yang dipasang pada poros.
Karena adanya cincin geser itu maka motor ini dinamakan slip ring.
 Mengoperasikan Motor Slip ring
Motor slip ring biasanya digunakan untuk mengerjakan beban berat. Untuk
mengoperasikan motor slip ring perlu disiapkan 3 buah tahanan (rheostat).
Ketiga tahanan tersebut dihubung bintang yang ujung lainnya dihubung

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 42


Tekni Elektro, Universitas Lampung
delta dengan gulungan rotor melalui terminal. Gulungan stator dapat
dihubung bintang maupun segitiga, untuk pemula jalan harus di hubung
bintang.

Melalui alat penghubung (saklar) gulungan stator dihubungkan ke tegangan


jala-jala, posisi rheostat pada posisi maksimum supaya nilai tahanan setiap
gulungan fasanya menjadi besar.
Seterusnya posisi rheostat sedikit demi sedikit ke posisi nol. Demikian
putaran akan bergerak ke arah pada putaran normal sehingga pada putaran
akan bergerak ke arah putaran normal posisi rheostat nol. Demikian juga
sebaliknya pada waktu memberhentikan motor slip ring terlebih dahulu
mengatur posisi rheostat ke arah maksimum. Setelah itu, alat penghubung
diputuskan.
Walaupun kontruksi rotor motor induksi rotor sangkar dengan motor slip
ring berbeda namun prinsip kerjanya sama. Pada saat start, reaktansi rotor
motor sangkar lebih besar dari pada tahanan rotornya. Sehingga faktor kerja
menjadi kecil dan momen kopelnya juga kecil. Ketika motor masih
berhenti, reaktansi motor tiap fasa x = 2πfL.
 Pengereman
Suatu motor listrik dapat berhenti dengan adanya geseran yang terjadi.
Tetapi, tentu saja hal ini membutuhkan waktu yang lama. Agar motor dapat
berhenti dalam waktu yang singkat, dilakukan pengereman. Ada 3 jenis
pengereman yaitu pengereman dinamik, pengereman regenerative, dan
pengereman plugging/mendadak. Pengereman yang akan dilakukan pada
percobaan ini merupakan salah satu pengereman regenerative, pengereman
secara elektromagnetik.

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 43


Tekni Elektro, Universitas Lampung
Gambar 1. Rangkaian pengereman pada motor AC

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

Pada percobaan ini, alat-alat yang digunakan adalah:

1. 1 unit motor 3 fasa (slip ring)


2. 1 unit brake control
3. 1 dasar mesin
4. 1 panel flame
5. 1 output turset
6. 2 unit wattmeter
7. 1 unit starting resistence
8. 2 unit ampermeter
9. 2 unit voltmeter
10. 1 unit elektromagnetic brake
11. Kabel penghubung
12. Excitation rheostat

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 44


Tekni Elektro, Universitas Lampung
D. RANGKAIAN PERCOBAAN
Adapun rangkaian percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Stator Resistance

Gambar 2. Rangkaian percobaan stator resistance


b. Rotor Resistance

Gambar 3. Rangkaian percobaan rotor resistance

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 45


Tekni Elektro, Universitas Lampung
c. Rangkaian pengujian tanpa beban

Gambar 4. Rangakain percobaan tanpa beban

d. Rangkaian hubung singkat

Gambar 5. Rangkaian hubung singkat

e. Rangkaian electromagnetic brake

Gambar 6. Rangkaian electromagnetic brake


Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 46
Tekni Elektro, Universitas Lampung
E. PROSEDUR PERCOBAAN

Adapun prosedur percobaan dari percobaa ini adalah sebagai berikut :


a. Stator Resistance
 Merangkai mesin sesuai gambar, memastikan power supply DC dalam
keadaan off dan memastikan juga rheostat dalam keadaan maksimum
pada posisi a.
 Mengaktifkan power supply, mengatur nilai R dan tegangan sehingga
pada ampere meter menunjukkan 0,3 A. (pastikan semua alat ukur
dalam keadaan DC).
 Mencatat nilai pada ampere meter dan voltmeter.
 Mematikan power supply DC dan kembalikan semua alat ukur pada
keadaan semula.
 Mengulangi percobaan di atas untuk phasa V dan W
 Menghitung R phase masing-masing dengan menggunakan rumus
𝑉
𝑅 𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 = 𝐼
𝑅𝑢 + 𝑅𝑣 + 𝑅𝑤
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑅 =
3
b. Rotor Resistance
 Merangkai mesin sesuai dengan gambar, pastikan power supply DC
dalam keadaan off dan memastikan juga rheostat dalam keadaan
maksimum pada posisi a.
 Mengaktifkan power supply, atur R dan tegangan sehingga pada ampere
meter menunjukkan 0,3 A (alat ukur DC).
 Mencatat nilai pada ampere meter dan voltmeter.
 Mematikan power supply DC dan mengembalikan semua alat pada
keadaan semula.
 Mengulangi percobaan di atas untuk phasa L dan M.
 Menghitung R phase masing-masing dengna menggunakan rumus.
1𝑉 𝑅𝐿 + 𝑅𝑘 + 𝑅𝑀
𝑅 𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 = ; 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑅 =
2𝑙 3

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 47


Tekni Elektro, Universitas Lampung
c. No Load Test
 Merangkai alat sesuai dengan gambar yang ada pada modul,
memastikan power supply dalam keadaan off dan posisi minimum.
 Menyalakan power supply, mengatur tegangan perlahan-lahan sampai
menunjukkan nilai yang telah ada di table.
 Memastikan motor berputar dalam keadaan normal dengan mengatur
rheostat sampai posisi nol.
 Mencatat nilai besaran yang ada pada alat ukur.
 Memastikan power supply dan mengembalikan ke posisi semula.
 Melakukan perhitungan:
𝑃𝑜 = 𝐾 (𝑊𝐴 + 𝑊𝐵)
𝑥+1 𝑊𝐵
𝐶𝑜𝑠 ∅ = dimana 𝑋 = 𝑊𝐴
2√𝑥 2 −𝑥+1
𝐼2
𝑃𝑀 + 𝑃𝑏𝑒𝑠𝑖 = 𝑃𝑜 − 3𝑅 ( 30 ) dimana R = R phase motor

d. Short-Circuit Test
 Merangkai alat sesuai dengan gambar yang ada pada modul,
memastikan power supply dalam keadaan off, dan posisi minimum.
 Menyalakan power supply dan mengatur tegangan sehingga ampere
meter menunjukkan arus yang telah ditentukan table.
 Mencatat semua nilai pada alat ukur.
 Memastikan power supply dan mengembalikan ke posisi semula.
 Melakukan perhitungan untuk besaran yang lain sesuai dengan rumus
yang diberikan.
𝑃𝑠𝑐 = 𝐾(𝑊𝐴 + 𝑊𝐵)

𝑥+1 𝑊𝐵
𝐶𝑜𝑠 ∅ = dimana 𝑋 = 𝑊𝐴
2√𝑥 2 −𝑥+1

e. Test Pengereman Dengan Electromagnetic Brake


 Merangkai mesin sesuai gambar, memastikan power supply dalam
keadaan off dan memastikan juga start resistance dalam keadaan
maksimum.

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 48


Tekni Elektro, Universitas Lampung
 Memasang berat beban pada lengan dan meletakkan pada posisi lengan
minimum.
 Memasang beban penyeimbang dan atur letaknya sehingga alat
pengukur keseimbangan menunjukkan seimbang. Kemudian mengunci
agar tidak bergeser karena selama percobaan tidak diubah-ubah.
 Menghidupkan power supply AC dan DC, mengatur pada tegangan
nominal motor, memastikan motor berputar dengan baik dan mengatur
posisi start resistance pada posisi nol, memperhatikan penunjuk
keseimbangan.
 Memindahkan berat beban ke posisi maksimum (b max), mengatur
output tegangan untuk mendapatkan keseimbangan, mencatat nilai pada
alat ukur serta rpmnya.
 Mengatur beban ke posisi yang telah ditentukan dengan a (1/4, 2/4, 3/4,
4/4, 5/4) pada posisi b nominal yang ditentukan.
 Menyeimbangkan berat dengan mengatur tegangan sampai penunjuk
keseimbangan berada pada level seimbang.
 Mencatat nilai baru yang terlihat pada alat ukur.
 Melakukan sampai posisi a yang diminta terpenuhi.
 Melakukan perhitungan.
C = G.B 𝑃𝑎 = 𝑘(𝑤𝑎 + 𝑤𝑏)
𝑥+1
𝐶𝑜𝑠 ∅ = dimana
𝑧√𝑥 2 −𝑥+1
𝑤𝑏
𝑥 = 𝑤𝑎
2𝜋𝑛 𝑃𝑟
𝑃𝑟 = .𝐶 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑃𝑎
60

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 49


Tekni Elektro, Universitas Lampung
F. DATA HASIL PERCOBAAN
a. Rotor Resistance

Phase Ammeter Voltmeter R Phase Mean R


I(A) V(V) Phase
KL

KM
LM

b. Stator Resistance

Phase Ammeter Voltmeter R phase Mean R


I(A) V(V) phase
KL
KM
LM

c. No Load Test

Vo(V) Io(A) K WA WB Po Cosφ Pm+Piron N


(W/div) (div) (div) (W) (W) (rpm)

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 50


Tekni Elektro, Universitas Lampung
d. Short Circuit Test

Isc Vsc K WA WB Psc Cosφ sc


(A) (V) (W/div) (div) (div) (W)

e. Test With Electromagnetic Brake

α B G C I(A) K Wa Pa Cos n Pr WB
(m) (N) (Nm) (W/div) (div) (W) φ (rpm) (W) (div)

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 51


Tekni Elektro, Universitas Lampung
MOTOR DC

a) Menentukan tahanan jangkar

b) Menentukan tahanan medan

c) Motor shunt tanpa beban

d) Motor shunt dengan beban

e) Motor seri dengan beban

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 52


Tekni Elektro, Universitas Lampung
A. JUDUL PERCOBAAN

Motor DC

B. TUJUAN PERCOBAAN

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :


- Mahasiswa dapat mengetahui dan menghitung rugi-rugi pada motor DC
- Mahasiswa dapat mengetahui tingkatan daya pada motor DC

C. TEORI SINGKAT
Motor DC merupakan suatu mesin listrik yang dapat mengubah daya masukan
listrik arus searah menjadi daya keluaran mekanik. Proses pengubahan tersebut
akan menyebabkan rugi-rugi pada konduktor, material ferromagnetic, dan
rugi-rugi mekanik akibat putaran.

Rugi-rugi pada motor DC dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :


a. Rugi-rugi tembaga
Yang termasuk rugi-rugi ini adalah :
- Rugi-rugi kumparan jangkar (Ia2Ra)
- Rugi-rugi kumparan medan, pada motor shunt besarnya adalah If2Rf dan
pada motor seri besarnya adalah Is2Rs

b. Rugi-rugi magnetik
Yang termasuk rugi-rugi ini adalah :
- Rugi-rugi histerisis
- Rugi-rugi arus Eddy

c. Rugi Mekanik
Yang termasuk rugi-rugi ini adalah :
- Rugi-rugi gesek
- Rugi-rugi angin

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 53


Tekni Elektro, Universitas Lampung
Tingkatan daya pada motor DC dapat digambarkan sebagai berikut :

A B C

Output
Motor Input
Rugi-rugi Daya Pada Jangkar Rugi-rugi gesek
dan angin angin Watt
VI Watt tembaga
Ea Ia Watt

Gambar 1. Tingkatan daya pada motor

D. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan dari praktikum ini adalah:
a. Menentukan tahanan jangkar
- 1 unit DC Power Supply
- 1 unit Universal Base
- 1 unit motor DC
- 1 buah Voltmeter
- 1 buah Ammeter
- Kabel penghubung secukupnya.

b. Menentukan tahanan medan


- 1 unit DC Power Supply
- 1 unit Universal Base
- 1 unit motor DC
- 1 buah Voltmeter
- 1 buah Ammeter
- 1 buah excitation rheostat
- Kabel penghubung secukupnya

c. Motor shunt tanpa beban


- 1 unit DC Power Supply
- 1 unit Brake Control Unit

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 54


Tekni Elektro, Universitas Lampung
- 1 unit Universal Base
- 1 unit motor shunt
- 1 buah starting rheostat (Ra)
- 1 buah excitation rheostat (Re)
- 1 buah Voltmeter
- 2 buah Ammeter
- Kabel penghubung secukupnya

d. Motor shunt dengan beban


- 1 unit DC Power Supply
- 1 unit Brake Control Unit
- 1 unit Universal Base
- 1 unit motor shunt
- 1 unit Elektromagnetik Brake
- 1 buah starting rheostat (Ra)
- 1 buah excitation rheostat (Re)
- 1 buah Voltmeter
- 3 buah Ammeter
- Kabel penghubung secukupnya.

e. Motor seri dengan beban


- 1 unit DC Power Supply
- 1 unit Brake Control Unit
- 1 unit Universal Base
- 1 unit motor seri
- 1 unit Elektromagnetik Brake
- 1 buah starting rheostat (Ra)
- 1 buah Voltmeter
- 2 buah Ammeter
- Kabel penghubung secukupnya

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 55


Tekni Elektro, Universitas Lampung
E. RANGKAIAN PERCOBAAN
Adapun rangkaian percobaan pada praktikum kali ini adalah :
a. Menentukan tahanan jangkar

Gambar 2. Tahanan jangkar

b. Menentukan tahanan medan

Gambar 3. Tahanan medan

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 56


Tekni Elektro, Universitas Lampung
c. Motor shunt tanpa beban

Gambar 4. Motor shunt tanpa beban

d. Motor shunt dengan beban

Gambar 5. Motor shunt dengan beban

e. Motor seri dengan beban

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 57


Tekni Elektro, Universitas Lampung
gambar 6. Motor seri dengan beban

F. PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun prosedur percobaan kali ini adalah :
a. Menentukan tahanan jangkar
1. Susun rangkaian seperti gambar 2.
2. Hidupkan DC Power Supply.
3. Dengan perlahan-lahan naikan tegangan sumber (VT) sehingga
Ammeter menunjukan 0,15 A.
4. Catat nilai tegangan yang terbaca pada Voltmeter.
5. Matikan Power Supply.

b. Menentukan tahanan medan


1. Susun rangkaian seperti gambar 3 dengan voltmeter belum terpasang.
2. Atur excitation rheostat pada posisi tahanan maksimum.
3. Hidupkan DC Power Supply dan atur tegangan sumber sebesar 50V.
4. Dengan perlahan-lahan turunkan nilai tahanan excitation rheostat
sehingga Ammeter menunjukan 0,01 A.
5. Pasang Voltmeter dan catat nilai tegangan yang terbaca.
6. Matikan Power Supply.

c. Motor shunt tanpa beban


1. Susun rangkaian seperti gambar 4.

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 58


Tekni Elektro, Universitas Lampung
2. Atur starting rheostat pada posisi tahanan maksimum dan excitation
rheostat pada posisi tahanan minimum.
3. Hidupkan DC Power Supply dan atur tegangan sumber tegangan sumber
sebesar 220 V.
4. Dengan perlahan-lahan turunkan nilai tahanan starting rheostat sehingga
tahanan minimum.
5. Atur putaran sebesar 1500 rpm dengan mengatur excitation rheostat.
6. Turunkan tegangan sumber tahap demi tahap hingga sebesar 100 V,
pada setiap penurunan, jaga agar putaran tetap konstan 1500 rpm dengan
mengatur excitation rheostat.
7. Catat tegangan sumber (Vt), arus jangkar (Io), dan arus medan (If) pada
setiap penurunan.
8. Matikan Power Supply.

d. Motor shunt dengan beban


1. Susun rangkaian seperti gambar 5.
2. Atur starting rheostat pada posisi tahanan maksimum dan excitation
rheostat pada posisi tahanan minimum.
3. Atur electromagnet corona agar seimbang dengan memasang berat
berukur pada posisi lengan minimum dan dengan menggerakkan berat
penyeimbang hingga alat pengukur keseimbangan menunjukan
seimbang. Kunci berat penyeimbang agar tidak bergeser selama
percobaan.
4. Hidupkan DC Power Supply dan atur tegangan sumber sebesar 220 V.
5. Dengan perlahan-lahan turunkan nilai tahanan starting rheostat sehingga
tahanan minimum.
6. Atur putaran sebesar 2000 rpm dengan mengatur excitation rheostat.
7. Pindahkan berat berukur pada lengan maksimum dan atur tegangan
sumber electromagnetic brake sampai electromagnet corona seimbang
kembali.
8. Catat setiap nilai yang terlihat pada alat ukur.

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 59


Tekni Elektro, Universitas Lampung
9. Turunkan panjang lengan berat berukur tahap demi tahap dan atur agar
electromagnet corona tetap seimbang dengan mengatur tegangan
sumber electromagnetic brake.
10. Catat nilai baru yang terlihat pada alat ukur pada setiap tahap penurunan.
11. Matikan Power Supply.

e. Motor seri dengan beban


1. Susun rangkaian seperti gambar 6.
2. Atur starting rheostat pada posisi tahanan maksimum
3. Atur electromagnet corona agar seimbang dengan memasang berat
berukur pada posisi lengan minimum dan dengan menggerakkan berat
penyeimbang hingga alat pengukur keseimbangan menujunkan
seimbang. Kunci berat penyeimbang agar tidak bergeser selama
percobaan.
4. Hidupkan DC Power Supply dan atur tegangan sumber sebesar 220 V.
5. Dengan perlahan-lahan turunkan nilai tahanan starting rheostat sehingga
tahanan minimum.
6. Pindahkan berat berukur pada lengan maksimum dan atur tegangan
sumber electromagnetic brake sampai electromagnet corona seimbang
kembali.
7. Catat setiap nilai yang terlihat pada alat ukur.
8. Turunkan panjang lengan berat berukur tahap demi tahap dan atur agar
electromagnet corona tetap seimbang dengan mengatur tegangan
sumber electromagnetic brake.
9. Catat nilai baru yang terlihat pada alat ukur pada setiap tahap penurunan.
10. Matikan Power Supply.

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 60


Tekni Elektro, Universitas Lampung
G. DATA HASIL PERCOBAAN

a. Menentukan tahanan jangkar


Ammeter (A) Voltmeter (V) R (Ohm)

b. Menentukan tahanan medan


Ammeter (A) Voltmeter (V) R (Ohm)

c. Motor shunt dengan beban


VT (V) Io (A) If (A) Pf (W) Pk (W)

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 61


Tekni Elektro, Universitas Lampung
d. Motor shunt dengan beban
B G C n. Pr V Ia If Pabs η
(m) (N) (Nm) (rpm) (W) (V) (A) (A) (W)

e. Motor seri dengan beban


b.( cm) G (N) C (Nm) N (rpm) Iabs V

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 62


Tekni Elektro, Universitas Lampung
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI ELEKTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
20…

LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM KONVERSI ENERGI ELEKTRIK

Judul Percobaan :
Nama Praktikan (NPM) :
Nama Asisten (NPM) :
Kelompok :

No Catatan Tanggal TTD

Bandar Lampung, 20…


Asisten,

Modul Praktikum Konversi Energi Elektrik 63


Tekni Elektro, Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai