Anda di halaman 1dari 106

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI WONOREJO 02 KABUPATEN MALANG

Disusun Dalam Rangka


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Peneliti :
Dra MUNDIKARTI, M.M.Pd
NIP. 19600503 198010 2 005

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG


SD NEGERI WONOREJO 02
2016

i
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG
SD NEGERI WONOREJO 02
KEC. PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG
Jl. Simpar Wonorejo Poncokusumo

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui


Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada Siswa Kelas V SD
Negeri Wonorejo 02 Kabupaten Malang.
2. Peneliti :
a. Nama Lengkap : Dra MUNDIKARTI, M.M.Pd
b. NIP : 19600503 198010 2 005
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Jabatan : Guru Kelas / Kepala Sekolah

3. Anggota : -
4. Lokasi Penelitian : SD Negeri Wonorejo 02
5. Sumber Dana : Mandiri

Malang, 15 Mei 2016

Mengetahui,

Kepala Sekolah
SD Negeri Wonorejo 02

Dra MUNDIKARTI, M.M.Pd


NIP. 19600503 198010 2 005

ii
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG
SD NEGERI WONOREJO 02
KEC. PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG
Jl. Simpar Wonorejo Poncokusumo

LEMBAR PUBLIKASI ILMIAH DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1. Judul Penelitian : Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui


Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada Siswa Kelas V SD
Negeri Wonorejo 02 Kabupaten Malang.
2. Peneliti :
a. Nama Lengkap : Dra MUNDIKARTI, M.M.Pd
b. NIP : 19600503 198010 2 005
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Jabatan : Guru Kelas/Kepala Sekolah

3. Anggota : -
4. Lokasi Penelitian : SD Negeri Wonorejo 02

Bahwa karya tulis tersebut telah didokumentasikan di perpustakaan sekolah di SD


Negeri Wonorejo 02 Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang dengan No.
Register…..…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Mengetahui, Malang,15 Mei 2016

Kepala Sekolah Kepala Perpustakaan


SD Negeri Wonorejo 02 SD Negeri Wonorejo 02

Dra MUNDIKARTI, M.M.Pd ELISTIANA DEWI


NIP. 19600503 198010 2 005

iii
ABSTRAK

MUNDIKARTI. 2016. Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Model


Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas V SD
Negeri Wonorejo 02 Kabupaten Malang. Penelitian Tindakan Kelas.
Sekolah Dasar. Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata kunci: Hasil belajar, PKn, Simulasi Sosial

Pembelajaran PKn merupakan pelajaran yang mudah dipelajari, karena


berkaitan langsung dengan perilaku sehari-hari dan dapat diterapkan langsung
dalam kehidupan berdasarkan nilai dan moral Pancasila. Tetapi pada kenyataan-
nya pemahaman nilai-nilai Pancasila masih kurang ditanamkan pada siswa. Hal
ini disebabkan karena guru menggunakan model pembelajaran yang monoton dan
tidak bevariasi, guru lebih dominan dalam pembelajaran dan siswa kurang aktif
terlibat langsung sehingga pembelajaran membosankan.Hal ini mempengaruhi
terhadap hasil belajar siswa. Dari 18 siswa, terdapat 22 % siswa yang mendapat
nilai lebih dari 70 dan 78 % siswa mendapat nilai kurang dari 70.Untuk mengatasi
hal tersebut diperlukan model pembelajaran yang lebih menarik yaitu model
pembelajaran Problem Based Learning(PBL).Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
mendeskripsikanpenerapan model pembelajaran PBL pada pembelajaran
PKnkelas V SD Negeri Wonorejo 02 Kabupaten Malang, (2) mendeskripsikan
Penggunaan model PBL dan peningkatkan hasil belajar PKn kelas V SD Negeri
Wonorejo 02 Kabupaten Malang dengan menggunakan model pembelajaran PBL.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah PTK ini
meliputi 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan,observasi, dan refleksi.Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 Kabupaten Malang dengan jumlah 18
siswa. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, tes, dan
dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap
aktivitas siswa yaitu siswa menjadi lebih berani mengemukakan pendapatnya dan
aktif terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa secara
individu meningkat mulai dari rata-rata pratindakanyaitu 5,3dan ketuntasan
belajar klasikal sebesar 22 % mengalami peningkatan pada siklus I dengan rata-
rata nilai hasil belajar 6,6 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 44 %. Pada
siklus II dengan rata-rata hasil belajar 7,3 serta ketuntasan belajar klasikal sebesar
78 %. Pada siklus II hasil belajar siswa dinyatakan dalam kategori tuntas karena
nilai ketuntasan belajar secara klasikal sudah mencapai standar ketuntasan belajar
klasikal yang ditentukan yaitu 70%. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan
bahwa melalui model pembelajaran PBL dapat meningkatkan aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran, dan penerapan model pembelajaran ini dapat
meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02
Kabupaten Malang.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik dan hidayahNya Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul

“Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) pada Siswa Kelas V SD Negeri Wonorejo 02 Kabupaten

Malang”.

Penelitian Tindakan Kelas ini terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Daerah Kabupaten Malang, yang telah


memberi motivasi spiritual dan bimbingan.
2. Pengawas TK/SD Kabupaten Malang, yang telah banyak memberikan
bimbingan, pelatihan dan motivasi.
3. Guru dan pustakawan perpustakaan SD Negeri Wonorejo 02 Kecamatan
Poncokusumo, Kabupaten Malang.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan Karya Tulis ilmiah ini.
Penulisan PTK ini disadari masih memerlukan penyempurnaan. Karena

itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar dapat dijadikan

acuan dalam kesempurnaan PTK yang akan datang.

Akhirnya, semoga PTK ini dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan bagi semua pihak yang memerlukan.

Malang, 15 Mei 2016

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR PUBLIKASIILMIAH DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH ........... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................6
1.3 Hipotesis Tindakan.........................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................6
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ............................................7
1.6 Definisi Operasional.......................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Belajar...............................................................................9
2.2 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).............................11
2.3 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ................14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian...................................................17
3.2 Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan ..................................20
3.3 Kancah Penelitian.........................................................................20
3.4 Subjek Penelitian..........................................................................20
3.5 Data dan Sumber Data .................................................................20
3.6 Teknik Pengumpulan Data ...........................................................21
3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................22
3.8 Langkah-langkah Penelitian .........................................................23
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
4.1 Paparan Data ................................................................................27
4.2 Temuan Penelitian ........................................................................36
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Penerapan ModelPembelajaran Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Pembelajaran PKn ...............................................................38
5.2 Peningkatan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas Vmelalui
Penerapan Model Problem Based Learning ................................40
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ..................................................................................44
6.2 Saran .............................................................................................45

DAFTAR RUJUKAN ..........................................................................................47


LAMPIRAN ..........................................................................................................48
BERITA ACARA SEMINAR LAPORAN PENELITIAN ..............................98

vi
BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas tentang: latar belakang, rumusan masalah,

hipotesis tindakan, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan masalah, serta

definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) adalah program

pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk

mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada

budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang

diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para siswa baik

sebagai individu, anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha

Esa. PKn juga dimaksudkan membekali siswa dengan budi pekerti yang luhur,

pengetahuan, dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga

negara dengan negara serta pendidikan bela negara dan penanaman nilai dalam

kehidupan. Dengan mengetahui betapa pentingnya PKn bagi pembentukan watak

manusia sebagai bagian dari masyarakat suatu negara maka pembelajaran PKn

utamanya di tingkat Sekolah Dasar (SD) perlu mendapat perhatian lebih.

Kegiatan mengajar dan kegiatan belajar di sekolah dilakukan oleh dua orang

pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa

adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan

bahan pengajaran. Bahan pengajaran dapat berupa pengetahuan, nilai kesusilaan,

1
seni, agama, sikap dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa, dan bahan

pengajaran tersebut bersifat dinamis dan kompleks.

Dengan adanya kekompleksitasan seperti hal tersebut, banyak sekali

dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menemukan model-model

pembelajaran PKn. Model-model yang ditemukan tersebut dapat diubah, diuji

kembali, dan diperluas. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan

dalam pembelajaran PKn adalah model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL). Dari nama model pembelajaran ini dapat dijelaskan bahwa dalam

pengajaran PKn dapat diterapkan pembelajaran yang berbasis pada pemecahan

masalah yaitu suatu model pembelajaran yang dimulai dengan menghadapkan

siswa pada suatu masalah tertentu dan siswa dibimbing untuk bisa mencari

pemecahannya. Dalam mengajarkan salah satu nilai moral, guru harus

menyiapkan pertanyaan-pertanyaan/masalah-masalah tentang materi yang sedang

disampaikan yang harus benar-benar dihadapi dan ada serta telah diketahui oleh

siswa di dalam kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran PBL dirancang untuk memperbesar keberanian

meneliti secara terarah. Model ini bertujuan untuk membantu siswa

mengembangkan disiplin berpikir dalam meneliti secara bebas, sehingga

mengutamakan penguasaan proses dan kesadaran tentang pentingnya menemukan

sendiri nilai yang ada dalam materi pembelajaran serta mencari berbagai solusi

pemecahan masalah yang sedang dihadapinya..

Pada dasarnya siswa memiliki keingintahuan yang besar secara alamiah,

khususnya siswa kelas V SD. Keingintahuan tersebut seringkali tidak terarah.

Model pembelajaran PBL digunakan untuk menciptakan tantangan untuk

2
bernalar. Keingintahuan yang tidak terarah tadi, kemudian diarahkan dengan

langkah-langkah mengidentifikasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis

data, memecahkan masalah berdasarkan pada data dan analisisnya, serta

melakukan tindakan untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, model ini

bukan hanya melatih keterampilan menerima informasi saja, tetapi juga

mengaktifkan siswa untuk memperoleh pengetahuan serta menentukan

pemecahan suatu masalah..

Di SD Negeri Wonorejo 02Kabupaten Malang, penggunaan model

pembelajaran masih cenderung menggunakan model pembelajaran ekspositori.

Pada model ini guru sangat dominan dalam proses pembelajaran sehingga

siswanya pasif saja menerima pelajaran yang diberikan guru. Padahal di sisi lain,

siswa sangat ingin dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran. Siswa akan

merasa senang apabila mereka diberikan kebebasan untuk memilih sendiri

masalah yang akan dipelajari maupun cara untuk memecahkan masalah tersebut.

Guru hanya bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.

Di kelas V SD Negeri Wonorejo 02 Kabupaten Malang, siswa tidak

banyak melakukan kegiatan ketika pembelajaran PKn berlangsung. Mereka hanya

duduk diam sambil menerima materi dari gurunya dan sesekali mencatat apa yang

diterangkan guru kemudian mengejakan soal-soal yang ada di buku. Padahal

siswa-siswa tersebut memiliki keingintahuan yang sangat besar untuk dilibatkan

dalam kegiatan belajar mengajar, walaupun cara berpikir mereka masih dalam

tahap peralihan antara praoperasional menuju operasional konkret. Mereka

berpikir atas dasar pengalaman konkret/nyata Hal ini sesuai dengan teori

perkembangan Piaget (Semiawan, 1999: 272) yang menggolongkan tahapan

3
perkembangan pikiran anak menjadi 4 tahap yaitu tahap sensorimotorik (0-2

tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-12 tahun),

dan tahap operasional formal (12 tahun-seterusnya). Dengan memperhatikan teori

perkembangan Piaget tersebut siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 Kabupaten

Malang yang rata-rata masih berumur 11 tahun ini termasuk dalam tahap

operasional konkret. Operasional konkret adalah suatu tindakan mental yang dapat

diputarbalikkan berdasarkan obyek yang real dan konkret. Sedangkan

pembelajaran di dalam kelas cenderung bersifat abstrak tanpa menggunakan

media yang bersifat nyata dan dilihat langsung oleh siswa. Oleh karena itu

kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran PKn, sering mengalami

kegagalan. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn

yang rata-rata keberhasilannya hanya mencapai sekitar 40% saja dari KKM 70.

PKn sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat

pendidikan PKn menjadi sangat penting. Oleh karena itu, perkembangan struktur

kognitif siswa harus sejalan dengan perkembangan struktur afektif dan

psikomotornya juga. Hal ini disebabkan karena PKn adalah pelajaran yang sarat

dengan penanaman sistem nilai moral dan bukan saja terpancang pada aspek

kognitif yang berkaitan erat dengan sistem hafalan. Mereka perlu diberi

kesempatan untuk berlatih keterampilan-keterampilan memecahkan segala bentuk

permasalahan yang terkait erat dengan pemanfaatan sistem nilai dalam mencari

jalan keluarnya.

Bila diajarkan menurut cara yang tepat, PKn merupakan suatu mata

pelajaran yang memberikan kesempatan latihan berpikir kritis. Misalnya, PKn

diajarkan dengan model pembelajaran PBL. Dengan model ini siswa dihadapkan

4
kepada suatu masalah. Siswa diminta untuk mencari cara menyelidiki masalah

tersebut. Dari berbagai saran yang dikemukakan siswa, mereka dibimbing untuk

menemukan solusi dari permasalahan tersebut sampai pada akhirnya mereka

memperoleh kesimpulan.

Kemampuan siswa SD, khususnya siswa kelas V, untuk berpikir dengan

mengaitkan segala sesuatu dengan sistem nilai dan norma selalu harus didahului

dengan pengalaman-pengalaman yang konkret yang pernah terjadi dalam

kehidupan mereka sehari-hari. Mereka masih sangat membutuhkan benda-benda

konkret serta pengalaman-pengalaman untuk menolong kemampuan

intelektualnya.

Berdasarkan kenyataan di lapangan yang seperti itu, yaitu siswa SD

khususnya kelas V yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran PKn, maka

guru harus merubah model dalam pembelajaran PKn dengan melibatkan siswa

ikut aktif terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Guru harus tahu

bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang merangsang siswanya ikut aktif

dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dapat memberikan bimbingan pada siswa

dalam melakukan eksplorasi, observasi, dan investigasi. Kegiatan tersebut dapat

menimbulkan dampak yang positif terhadap perkembangan intelektual siswa.

Bimbingan guru yang dimaksud dapat dimulai dari memberikan pengarahan agar

siswa dapat mencapai tujuan atau dapat menemukan nilai-nilai dalam PKn,

melontarkan masalah serta memberikan bimbingan pada siswa untuk mencari

alternatif pemecahannya, memonitor proses belajar, menolong siswa yang

mengalami hambatan melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan, serta

memberikan penilaian atas kinerja siswa. Hasil belajar siswa akan menjadi lebih

5
tinggi serta dapat mengembangkan sikap yang positif terhadap sistem norma dan

nilai dalam masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian

ini adalah:

1.2.1 Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02

Kabupaten Malang pada mata pelajaran PKn?

1.2.2 Bagaimana Peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02

pada mata pelajaran PKn melalui model Problem Based Learning (PBL) ?

1.3 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 Kabupaten Malang terhadap

pembelajaran PKn.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.4.1 Bagi Siswa

Penelitian ini sangat penting bagi siswa untuk meningkatan pemahaman,

kemampuan, keterampilan, kreativitas, serta penanaman nilai-nilai sikap

positif tentang PKn pada siswa.

6
1.4.2 Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan guru sebagai sarana menentukan model

pembelajaran yang tepat, sesuai, efektif, kreatif, dan inovatif terhadap

materi pembelajaran PKn.

1.4.3 Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan peidagogik khususnya dalam hal karya ilmiah pengembangan

profesionalisme guru di sekolah.

1.4.4 Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana latihan dan pengembangan

kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri Wonorejo 02 Kabupaten

Malang pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 18. Adapun

ruang lingkup penelitian ini adalah materi PKn tentang kebebasan

berorganisasimelalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang secara umum

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara

Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan

kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi

7
secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Sudjatmiko, 2008: 12).

1.6.2 Nilai adalah segala sesuatu yang berharga (Koyan, 2000: 2)

1.6.3 Moral berasal dari bahasa latin mores, dari suku kata mos yang artinya

adat istiadat, kelakuan, watak, tabiat, akhlak (Soenarjati, 1989: 25).

1.6.4 Aktivitas artinya “kegiatan / keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang

dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik,

merupakan suatu aktifitas ( Mulyono, 2001: 26). Sedangkan belajar

menurut Oemar Hamalik (2001: 28), adalah “Suatu proses perubahan

tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek

tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan,

keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau

budi pekerti, dan sikap. Jika seseorang telah belajar maka akan terlihat

terjadinya perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku

tersebut.

1.6.5 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya. (Sudjana, 2002: 20).

1.6.6 Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang

melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode

ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan

dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk

memecahkan masalah (Kamdi, 2007: 77).

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas tentang: (1) hakikat belajar, (2) hakikat PKn,

dan (3) model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

2.1 Hakikat Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengala-

man (Hamalik, 2006:27). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses,

suatu kegiatan dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami.

Seorang dikatakan belajar apabila ia melakukan suatu kegiatan sehingga

kelakuannya berubah. Morgan,dkk (dalam Sumantri, 1999:15) menjelaskan

pengertian belajar secara modern yaitu sebagai perubahan tingkah laku yang

relative tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Dalam hal ini

siswa dikatakan belajar apabila perubahan-perubahan yang terjadi sesuai dengan

kebutuhan sekolah dan masyarakat. Sedangkan Gagne (dalam Sumantri dan

Permana, 1999:15) mengemukakan bahwa belajar bukan terjadi karena adanya

warisan genetika, atau repons secara alamiah, kedewasaan, atau keadaan

organisme yang bersifat temporer seperti kelelahan, pengaruh obat-obatan, rasa

takut, persepsi, motivasi dan seterusnya atau gabungan dari kesemuanya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman atau latihan.

Pengalaman atau latihan dapat di peroleh si pebelajar secara langsung dalam

9
kehidupan nyata sehari-hari atau diperoleh melalui suatu keadaan yang memang

di kondisikan untuk menghasilkan pengalaman bagi sipebelajar. Sehingga dengan

pengalaman tersebut dapat diperoleh terjadinya perubahan tingkah laku yag lebih

baik.

2.1.2 Hasil Belajar

Menurut Hamalik (2006: 15), hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar

merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi

guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang

lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar (Dimyati, 1999: 250).

Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat

terselesainya bahan pelajaran.

Dalam dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis

besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah efektif, dan

ranah pisikomotoris (Sudjana, 2002: 22).

Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi. Ranah efektif berkenan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

10
internalisasi. Ranah psikomotoris berkenan dengan hasil belajar ketrampilan dan

kemampuan bertindak.

Dari berbagai pengertian hasil belajar di atas, maka peneliti mendeskripsi-

kan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan

yang telah dilakukan berulang-ulang serta akan tersimpan dalam jangka waktu

lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut

serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang

lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku

kerja yang lebih baik.

2.2 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

2.2.1 Pengertian PKn

Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan

nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan

nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam

kehidupan sehari-hari. Menurut Sudjana (2002:4) PKn merupakan mata pelajaran

yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama,

sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara

Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila

dan UUD1945.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas bahwa Pendidikan Kewarganega-

raan dapat membekali dan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang

berkualitas yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

11
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggungjawab serta memiliki kepribadian yang mantap dan

mandiri.

2.2.2 Fungsi dan Tujuan PKn

Pendidikan Kewarganegaraan mengemban beberapa fungsi harapan. yaitu

sebagai berikut: (a) Sebagai program pendidikan nilai, moral, dan norma yang

harus membina totalitas diri siswa yakni: pola pikir, sikap dan kepribadian serta

perilaku yang berdasarkan, nilai, moral dan norma Pancasila UUD 1945; (b)

Sebagai program pendidikan politik dengan tugas membina peserta didik menjadi

warga negara Indonesia yang melek politik; (c) Sebagai program pendidikan studi

lanjutan dengan tugas membina perbekalan, kemampuan, dan keterampilan untuk

studi lajutan mereka yang mampu serta untuk belajar sepanjang hayat bagi mereka

yang tidak melanjutkan studi. Pada hakikatnya PKn dapat membantu siswa dalam

mengembangkan pertimbangan-pertimbangan ke arah objek tertentu (moral

maupun non moral) termasuk estetika dan etika.

2.2.3 Pembelajaran PKn SD

Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu interaksi antara guru dan

siswa, siswa dengan siswa lainnya, dan siswa dengan lingkungan untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran di SD siswa perlu dibekali wahana

kognitif, afektif dan psikomotor, serta nilai-nilai sosial bermasyrakat dalam

hubunganya sebagai warga negara. Melalui pembelajaran PKn SD dikembangkan

12
wawasan, sikap, dan keterampilan hidup dan berkehidupan yang demokratis

sebagai makhluk sosial berbangsa dan bernegara.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar siswa memili-

ki berbagai kemampuan, yaitu (1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif

dalam menanggapi isu kewarganegaraan. (2) Berpartisipasi secara aktif dan

bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi. (3) Berkembang secara positif dan

demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. (4) Berinte-

raksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau

tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Upaya pencapaian tujuan PKn SD dapat dilakukan dengan menjadikan

sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat sebagai pusat pemberdayaan dan

pembudayaan siswa sepanjang hayat, yang mampu memberi keteladanan,

membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas siswa dalam proses

pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran PKn harus berfungsi sebagai wahana

kurikuler pengembangan karakter siswa sebagai warga negara Indonesia yang

memiliki intelektual tinggi, partisipatif, kreatif, inovatif, demokratis dan

bertanggung jawab. Hal ini dilkukan dengan menerapkan berbagai model

pembelajaran yang sesuai.

13
2.3 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

2.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Model Problem Based Learning (PBL) atau disebut Model Belajar

Berbasis Masalah merupakan model pembelajaran dengan menghadapkan siswa

pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau

dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan (Wena, Made.

2009: 91). Aktivitas pembelajaran dalam PBL akan mendorong siswa untuk

bekerja dan melakukan kegiatan. Kegiatan yang dilakukan siswa diarahkan untuk

menyelesaikan masalah. Kegiatan memecahkan masalah dilakukan dengan

pendekatan berpikir secara ilmiah.

Pembelajaran dengan PBL memerlukan tersedianya masalah yang perlu

dipecahkan. Permasalahan ini dapat diambil dari buku teks atau dari sumber-

sumber lain misalnya permasalahan yang terdapat di lingkungan sekitar.

Permasalahan dalam PBL merupakan permasalahan yang bersifat terbuka, artinya

jawaban dari permasalahan tersebut belum pasti sehingga siswa diberi kesempatan

untuk bereksplorasi, mengumpulkan data dan menganalisis data secara lengkap

untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Permaslahan dalam PBL pada

hakikatnya adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan.

Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan,

atau kecemasan..

2.3.1 Langkah-langkah Model Problem Based Learning (PBL)

Langkah pelaksanaan PBL dijelaskan oleh banyak ahli, diantaranya oleh

Fogarty dan oleh David Jhonson & Jhonson. Menurut Fogarty dalam Wena, Made

(2009: 92), “Tahap-tahap PBL adalah menemukan masalah, mendefinisikan

14
masalah, mengumpulkan fakta, menyusun hipotesis, melakukan penyelidikan,

menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan, menyimpulkan altrnatif

pemecahan secara kolaboratif dan melakukan pengujian hasil pemecahan

masalah”. Sedangkan David Jhonson & Jhonson dalam Sanjaya, Wina (2009:

217) mengemukakan 5 langkah PBL melalui kegiatan kelompok yaitu

“mendefinisikan masalah, mendiagnosis masalah, merumuskan alternatif model,

menentukan dan menerapkan model pilihan, dan melakukan evaluasi”.

Langkah-langkah PBL yang dikemukakan oleh Sanjaya, Wina (2009:

218) adalah “menyadari masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menentukan pilihan penyelesaian”.

2.3.2 Kelebihan dan kekurangan PBL

Model pembelajaran yang dilaksanakan di setiap kegiatan belajar selalu

memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula model pembelajaran PBL.

Sebagai suatu model pembelajaran PBL memiliki beberapa kelebihan diantanya

adalah menantang kemampuan siswa untuk memberi keputusan dan menemukan

pengetahuan baru, meningkatkan aktivitas belajar siswa, membantu siswa

mentransfer pengetahuan untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata,

mendorong siswa untuk bertanggung jawab terhadap pembelajaran yang mereka

lakukan dan mengevaluasi sendiri terhadap proses dan hasil belajarnya,

memberika pemahaman kepada siswa bahwa mata pelajaran yang ada disekolah

merupakan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, mengembangkan

kemampuan berfikir kritis siswa dan minat siswa untuk secara terus menerus

belajar (Sanjaya, Wina. 2009: 220).

15
Kelebihan-kelebihan yang ada dalam model pembelajaran PBL perlu

terus dikembangkan. Selain kelebihan-kelebihan yang ada, model pemblejaran

PBL juga memiliki kelemahan diantaranya siswa akan enggan mencoba

menyelesaikan permasalahan jika mereka tidak memiliki minat dalam

menyelesaikan masalah atau mereka memiliki kepercayaan bahwa masalah yang

dipelajari sulit unutk dipecahkan, tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha

untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari maka mereka tidak akan

belajar apa yang mereka ingin pelajari, dan keberhasilan model PBL

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

Kelemahan-kelemahan dalam model PBL tersebut perlu dicari solusi

yang tepat agar tujuan pembelajaan dapat tercapai dengan baik. Misalnya,

sebelum pembelajaran dimulai siswa diberi motivasi agar mereka memiliki minat

terhadap pembelajaran menyelesaikan masalah. Selain itu masalah yang akan

dikaji diambil dari permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa. Guru juga

perlu menyiapkan kegiatan pembelajaran jauh-jauh hari sebelum kegiatan

pembelajaran menggunakan model PBL dilaksanakan agar pembelajaran dapat

berjalan dengan baik dan mencapai tujuan sesuai yang diharapkan.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dibahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran

dan peran peneliti di lapangan, kancah penelitian, subjek penelitian, data dan

sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan langkah-langkah

penelitian.

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yaitu Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). PTK merupakan penelitian yang dilakukan pada kegiatan

pembelajaran di kelas. Menurut Aqib, Zainal (2006: 13) “ Penelitian Tindakan

Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja

dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas”. Pendekatan yang digunakan dalam

Penelitain Tindakan Kelas adalah pendekatan penelitian kualitatif. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Wiriaadmadja (2006:96) bahwa “Penelitian Tindakan Kelas

sebagai penelitian yang bertradisi kualitatif dengan latar atau setting yang

alami…”. Data penelitian ini diperoleh secara mendalam dan rinci. Menurut Aqib,

Zainal (2006: 15) “Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan secara

cermat, mendalam, dan rinci sehingga dapat mengumpulkan data yang sangat

lengakap dan dapat menghasilkan informasi yang menunjukkan kualitas sesuatu.

PTK dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas.

Tindakan dalam PTK dilakukan dalam dua siklus. Jenis Penelitian Tindakan

Kelas yang digunakan adalah model spiral dari Kemmis & Taggart (dalam

17
Akbar, Sa’dun, 2009:28).Adapun rancangan Penelitian Tindakan Kelas ini

digambarkan sebagai berikut:

Berdasarkan rancangan Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 4

tahapan yaitu perencanaan, tindakan dan observasi, refleksi dan perbaikan

perencanaan.

(1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti merancang pelaksanaan tindakan

yang akan diterapkan. Perencanaan tersebut meliputi kegiatan menyusun rencana

tindakan yang akan diterapkan. Dalam kegiatan perencanaan peneliti menetapkan

18
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dalam

pembelajaran. Selanjutnya, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

tes akhir, lembar observasi, dan instrumen penilaian yang digunakan dalam setiap

siklus.

(2) Tindakan dan observasi

Tindakan merupakan upaya pelaksanaan kegiatan yang telah

direncanakan dalam RPP. Tindakan dilakukan melalui proses pembelajaran pada

pratindakan, siklus I, dan siklus II. Tindakan yang dilakukan diobservasi oleh

observer. Hasil observasi dicatat secara rinci pada lembar pengamatan yang telah

dirancang (terlampir).

(3) Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan menganalisa, mensintesa, menerangkan, dan

menyimpulkan hasil pengamatan selama pembelajaran, dan tes akhir. Jika hasil

refleksi menunjukkan harus adanya perbaikan, maka akan diperbaiki pada

perencanaan berikutnya.

(4) Perbaikan perencanaan

Perbaikan perencanaan dilakukan agar pembelajaran dapat berhasil

sehingga memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Perbaikan

perencanaan didasarkan pada hasil refleksi yang dilakukan pada setiap siklus.

Perbaikan perencanaan ini akan menjadi perencanaan baru yang akan diterapkan

pada siklus berikutnya.

19
3.2 Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan

Dalam penelitian ini, peneliti adalah guru kelas V SD Negeri Wonorejo

02Kabupaten Malang. Kehadiran peneliti diperlukan dalam keseluruhan kegiatan

penelitian karena peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data,

penganalisis data, dan sekaligus pelapor data. Dalam pelaksanaannya peneliti

dibantu oleh teman sejawat sebagai observer pada saat peneliti melaksanakan

tindakan (mengajar), dan sebagai teman diskusi dalam menganalisis data

pemecahan masalah.

3.3 Kancah Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kelas V semester 2 tahun pelajaran

2015/2016 di SD Negeri Wonorejo 02 yang beralamatkan di Kabupaten Malang.

Pelaksanaan penelitian ini dilatarbelakangi hasil belajar PKn Kelas V yang

sebagian besar belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 tahun

pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 18 siswa.

3.5 Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini mencangkup uraian hasil pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang berupa

aktivitas siswa selama proses pembelajaran, tes hasil belajar siswa secara

individu, dan aktivitas guru dengan menggunakan model pembelajaran Problem

20
Based Learning (PBL) .Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa

kelas V SD Negeri Wonorejo 02 dan dokumen hasil nilai belajar PKn kelas V.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan/

observasi, tes tertulis, dan dokumentasi.

3.6.1. Pengamatan/observasi

Observasi adalah metode yang menggunakan pengamatan atau

penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku

(Faisal, 202:52). Menurut Arikunto (2002:197) observasi adalah suatu usaha sadar

untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur

yang terstandar. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran

atau kegiatan yang dilakukan guru dan siswa di kelas. Pengamatan dilakukan

secara langsung terhadap kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama

pembelajaran. Melalui lembar observasi (RPP, proses pembelajaran dan aktVItas

siswa selama pembelajaran) diperoleh informasi mengenai masalah pembelajaran

yang dihadapi guru dan siswa. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

digunakan pada saat pelaksanaan siklus, tujuannya untuk mengetahui

keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam

pembelajaran PKn.

21
3.6.2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2002: 127). Tes yang

digunakan adalah pre tes, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa

tentang materi yang akan diajarkan, dan post tes yang digunakan untuk

mengetahui keberhasilan siswa setelah diterapkan model Problem Based Learning

(PBL) .

3.6.3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu instrument non tes yang digunakan

peneliti sebagai bukti pengamatan dan mendukung informasi yang diperoleh.

Dokumentasi yang digunakan adalah data nilai siswa sebelum pelaksanaan siklus,

ketika pelaksanaan siklus, dan sesudah pelaksanaan siklus.

3.7 Teknik Analisis Data

Pada Penelitian Tindakan Kelas ini digunakan analisis deskriptif

kualitatif, yaitu suatu metode yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta

sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar

yang dicapai siswa. Data yang telah diperoleh peneliti, selanjutnya akan diolah

secara deskriptif kualitatif. Penilaian pada pembelajaran ini meliputi penilaian

proses dan penilaian hasil belajar siswa.

22
3.8 Langkah-langkah Penelitian

Pratindakan

Pada tahap pratindakan dilakukan observasi oleh peneliti terhadap

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V. Kegiatan ini

dilaksanakan di kelas tanpa mengganggu atau mengubah kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru kelas.

Observasi dilakukan terhadap kegiatan siswa selama pembelajaran serta

metode atau model pembelajaran apa yang dipergunakan guru kelas I ketika

mengajar. Selain itu, pengamatan juga dilakukan terhadap hasil tes akhir yang

diperoleh siswa.

Siklus I

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini, dilakukan persiapan bahan dan peralatan

yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan penelitian yaitu:

a. Silabus kelas V semester II mata pelajaran PKN

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Model Problem Based

Learning

c. Lembar tes akhir

d. Lembar observasi dan dokumentasi berupa lembar observasi kegiatan siswa

selama pembelajaran, beserta kamera

e. Materi pembelajaran tentang permasalahan sosial yaitu sampah, kenakalan

remaja, dan pengangguran

23
2. Tindakan dan Observasi

Pada tahap ini kegiatan dilaksanakan di kelas V sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah dipersiapkan. Dalam pelaksanaanya guru kelas V sebagai

pengamat, sedangkan peneliti sebagai pengajar dengan model pembelajaran

inovatif yang telah dirancang. Modifikasi proses pembelajaran dilakukan sesuai

dengan situasi yang dihadapi dan guru membimbing siswa sesuai dengan materi

pada siklus I yaitu kebebasan berorganisasi.

Observasi dilakukan terhadap keterampilan siswa dalam menyelesaikan

masalah, tingkah laku maupun sikap selama kegiatan pembelajaran yang meliputi

kemampuan siswa dalam merumuskan masalah, ide siswa dalam menyelesaikan

masalah, kemampuan siswa dalam menganalisis penyelesaian masalah, dan kerja

sama.

3. Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi ini adalah menganalisis

dan mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Permasalahan yang muncul pada pembelajaran siklus I kemudian diidentifikasi

dan dicari penyelesaiannya untuk dijadikan acuan perencanaan siklus II. Data

yang dianalisis pada siklus I berupa lembar observasi kegiatan siswa selama

pembelajarandan hasil tes akhir siswa.

Keberhasilan siswa pada pembelajaran siklus I disesuaikan dengan

pencapaian tujuan pembelajaran. Apabila siswa belum mampu mencapai hasil

belajar sesuai dengan standar yang diharapkan yakni 65, maka perlu dilakukan

upaya perbaikan pada rencana program pembelajaran selanjutnya. Apabila pada

24
pratindakan ketuntasan klasikal sebanyak 65% belum tercapai, maka perlu dicari

penyebab dan penyelesaian masalahnya.

4. Perbaikan Perencanaan

Refleksi yang telah dilaksanakan pada siklus I digunakan sebagai dasar

melaksanakan perbaikan perencanaan pada siklus II. Perbaikan perencanaan

meliputi perbaikan RPP maupun kegiatan guru atau siswa yang dirasa kurang

menunjang ketercapaian hasil belajar secara maksimal.

Siklus 2

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini, dilakukan persiapan bahan dan peralatan

yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan penelitian yaitu:

a. Silabus kelas V semester II mata pelajaran PKN

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakanModel Problem

Based Learning

c. Lembar tes akhir

d. Lembar observasi dan dokumentasi berupa lembar observasi kegiatan siswa

selama pembelajaran, beserta kamera

e. Materi pembelajaran tentang permasalahan sosial yaitu masalah narkoba,

kejahatan, dan kemiskinan

2. Tindakan dan Observasi

Tahap pelaksanaan siklus II merupakan kegiatan tindak lanjut dari siklus

I. Seperti halnya pada kegiatan siklus I, pengamatan siklus II dilakukan terhadap

keterampilan siswa dalam menyelesaiakan masalah, tingkah laku maupun sikap

25
selama kegiatan pembelajaran yang meliputi kemampuan siswa dalam

merumuskan masalah, ide siswa dalam menyelesaikan masalah, kemampuan

siswa dalam menganalisis penyelesaian masalah, dan kerjasama.

3. Refleksi

Data yang dianalisis pada siklus 2 berupa lembar observasi yang terdiri

dari observasi kegiatan siswa selama pembelajaran dan hasil tes akhir

siswa.Keberhasilan siswa pada pembelajaran siklus II disesuaikan dengan

pencapaian tujuan pembelajaran. Apabila semua siswa sudah mencapai hasil

belajar sesuai standart yang diharapkan yakni 65, maka pembelajaran dikatakan

berhasil. Pada siklus ini ketuntasan klasikal yang diharapkan 85% tercapai,

sehingga penelitian berakhir pada siklus II.

26
BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan data dan temuan penelitian pada peningkatan hasil

belajar PKn melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada

siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02Kabupaten Malang. Temuan penelitian

disajikan berdasarkan pelaksanaan siklus I dan siklus II. Pada tahap ini akan

dibahas mengenai data hasil penelitian pada pratindakan, siklus I dan siklus II.

4.1.Paparan Data

Pada tahapan ini dijelaskan data-data pada tahapan pratindakan, siklus I, dan

siklus II.

4.1.1. Pratindakan

Pada pratindakan ini peneliti melakukan observasi terhadap pembelajaran

PKn kelas V yang berjumlah 18 siswa Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai

guru, peneliti sekaligus observer yang dibantu oleh teman sejawat. Pada tahap ini

peneliti mengamati terhadap kegiatan siswa selama pembelajaran. Sedangkan

teman sejawat mengamati kegiatan guru dan siswa. Peneliti juga mengamati hasil

tes akhir yang diperoleh siswa. Pada pratindakan ini, pembelajaran dilakukan

secara konvensional. Hasil tes akhir menunjukkan, banyak siswa yang mempero-

leh nilai di bawah rata-rata KKM. Berikut adalah hasil tes akhir pada tahap

pratindakan.

27
Tabel 4.1. Daftar Nilai Siswa Pratindakan

No Nama Siswa Nilai Tuntas Belum Tuntas


1. AN 5 √
2. CR 7 √
3. DV 7 √
4. DT 4 √
5. DN 4 √
6. DY 5 √
7. HM 5 √
8. IC 5 √
9. IT 5 √
10. M. A 5 √
11. M. Y 7 √
12. NV 4 √
13. NL 7 √
14 RK 6 √
15. RL 4 √
16. SL 5 √
17. YS 6 √
18. M.M 4 √
Jumlah 95 4 14
Rata-rata 5,3
Ketuntasan (%) 22% 78%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebagian besar siswa, yaitu

14siswa (78%) belum mencapai ketuntasan minimal dan hanya 4 siswa (22%)

yang mencapai nilai di atas KKM. Selain itu rata-rata kelas masih berada pada

nilai 5,3 sehingga masih berada di bawah rata-rata ketuntasan minimal yaitu 70.

Paparan data di atas menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut masih

memerlukan perbaikan guna meningkatkan nilai siswa sesuai dengan kriteria

ketuntasan belajar yang diharapkan.

4.1.2. Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan kelengkapan pelaksanaan

penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu menyiapkan

28
silabus PKn kelas Vsemester 2, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) tentang organisasi, menyiapkan media yang diperlukan dalam

pembelajaran, menyiapkan dialog dan kegiatan yang akan diperagakan oleh siswa,

menyiapkan Lembar Kerja Kelompok (LKS), menyiapkan lembar observasi

terhadap aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, serta lembar observasi

keterlaksanaan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) , dan menyusun tes akhir.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada kegiatan awal pembelajaran guru memulai proses pembelajaran

dengan mengucapkan salam, meminta ketua kelas memimpin berdo’a, dan

melakukan absensi kepada siswa. Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa

tentang pengalaman siswa yang berhubungan dengan organisasi. Kemudian guru

meluruskan setiap pertanyaan yang di berikan dan menginformasikan materi serta

tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti siswa bertanya jawab dengan guru tentang pengertian

dan tujuanorganisasi. Kemudian guru menjelaskan tentang permasalahan yang

akan dibahas dalam pembelajaran. Siswa membahas permasalahan sesuai dengan

topic yang telah disiapkan. Siswa memperoleh umpan balik dari hasil evaluasi

simulasi. Guru memberi penjelasan tentang pembelajaran dan mengaitkan dengan

materi yang dipelajari. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan siswa

menerima dan mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKS). Siswa dengan

bimbingan guru membahas LKS.

29
Kegiatan akhir, siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang

belum dimengerti. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang

telah dipelajari dan guru memberi pengukuhan terhadap kegiatan siswa selama

pembelajaran. Dan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang

telah dipelajari, siswa mengerjakan soal tes akhir secara individu. Sebagai tindak

lanjut, guru memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari kembali materi yang

telah dipelajari dan menginformasikan materi selanjutnya. Pembelajaran berakhir

dan guru mengucapkan salam penutup.

c. Observasi

Pengamatan atau observasi pada siklus I dilaksanakan selama kegiatan

pembelajaran berlangsung mulai awal sampai akhir. Dalam mengobservasi siswa

kelas V peneliti dibantu oleh seorang observer yaitu guru kelas V yang lain. Guru

dalam melaksanakan pembelajaran dengan model PBL sudah baik, hanya perlu

kesabaran dalam membimbing siswa karena PBL merupakan metode

pembelajaran yang baru bagi guru maupun siswa. Dalam mengikuti pembelajaran

dengan model PBL, siswa tampak antusias meskipun siswa saling berebut untuk

mengajukan pertanyaan pada guru.

Nilai dari hasil tes akhir belajar pada siklus I, siswa SD Negeri Wonorejo

02 mata pelajaran PKn dengan model Problem Based Learning (PBL) adalah

sebagai berikut.

30
Tabel 4.2 Hasil rekapitulasi nilai tes akhir siswa siklus 1

Ketuntasan
Nilai tes
No Nama Siswa Belum Tuntas Keterangan
Akhir Tuntas (T)
(BT)
1. AN 7 √ Rata-rata
2. CR 7 √ = 119/1 = 6,6
3. DV 7 √
4. DT 6 √ 8 siswa Tuntas atau
5. DN 5 √ 44 %
6. DY 6 √
7. HM 6 √ 10 siswa belum
8. IC 6 √ Tuntas atau 56 %
9. IT 6 √
10. M. A 6 √
11. M. Y 8 √
12. NV 6 √
13. NL 9 √
14 RK 8 √
15. RL 6 √
16. SL 7 √
17. YS 8 √
18. M.M 5 √
Jumlah 119 8 10

Data tabel 4.3 menunjukkan bahwa bahwa hasil tes akhir siswa adalah

44% atau 8 siswa mendapat nilai diatas KKM, dan 46 % atau 10 siswa mendapat

nilai tes akhir yang kurang dari KKM. Nilai rata –rata kelas mencapai 6,6. Hal ini

berarti nilai rata-rata kelas belum mencapai KKM yang diharapkan.

d. Refleksi

Data dari hasil refleksi ditemukan beberapa kekurangan dalam pelaksana-

an pembelajaran baik dari segi guru, siswa, maupun kelengkapan perangkat

pembelajaran. Kekurangn dari segi guru meliputi, guru harus lebih terampil dalam

menerapkan motivasi, umpan balik dan pengawasan pada siswa yang cenderung

hiperaktif, pasif, dan kurang antusias dalam pembelajaran. Guru harus mampu

membagi perhatian kepada seluruh siswa agar tidak berebut.

31
Kekurangan pada siswa tampak pada sikap siswa yang menunjukkan rasa

malu, takut, psimis,dan hiperaktif pada siswa-siswa tertentu. Siswa merasa bahwa

kegiatan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan hal baru

baginya. Kegiatan pembelajaran masih di dominasi oleh beberapa siswa yang

memang sudah berprestasi. Siswa cenderung menunjuk teman lain sebagai wakil

dari kelompoknya, siswa belum bisa menganggap bahwa satu kelompok

mempunyai tanggung jawab dan peranan yang sama. Selain itu, nilai tes akhir

siswa masih banyak yang belum mencapai KKM yang diharapkan.

Kekurangan dalam kelengkapan pembelajaran lebih terkait pada sarana

berupa lokasi yang kurang luas untuk melaksanakan kegiatan simulasi social, dan

perlu adanya pengeras suara agar kegiatan lebih terfokus pada pembahasan.

4.1.3. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa terdapat kekurangan dan

kelemahan dalam pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) pada materi organisasi . Dengan menggunakan model ini siswa dapat

mengembangkan kreativitasnya serta lebih termotivasi karena siswa terlibat

langsung dalam pembelajaran. Oleh karena itu pada siklus II merupakan tindak

lanjut dari siklus I. Kelebihan yang ditemukan dipertahankan dan ditingkatkan,

sedangkan kekurangan yang ditemukan dalam siklus I diperbaiki pada siklus II.

Pada bagian ini akan dipaparkan data yang diperoleh selama tindakan pada

siklu II. Paparan tersebut meliputi (a) perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan,

(c) observasi, dan (d) refleksi.

32
a. Perencanaan

Pada siklus II dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus pertama,

tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil yang diperoleh pada

siklus I. Sehingga kekurangan-kekurangan pada siklus pertama tidak terjadi pada

siklus kedua. Kegiatan persiapan meliputi pembuatan rencana pelaksanaan

pembelajaran sebagi perbaikan dari rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I,

menyiapkan LKS, menyusun soal tes akhir, dan kriteria penilaian yang digunakan

untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerima tindakan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada Siklus II dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Sebelum

pelaksanaan proses pembelajaran, guru menyiapkan segala sesuatu yang

diperlukan selama proses pembelajaran seperti mengatur tempat duduk dalam

kelompok.

Pada kegiatan awal pembelajaran guru memulai proses pembelajaran

dengan mengucapkan salam, menyuruh ketua kelas memimpin berdo’a, dan

melakukan absensi kepada siswa. Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa

tentang materi sebelumnya. Menyiapkan siswa untuk menerima pelajaran

selanjutnya. Setelah menggali pengetahuan siswa guru menginformasikan dan

menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran

yang akan dilaksanakan.

Guru memulai kegiatan inti dengan meminta siswa memperhatikan gambar

media. Guru dan siswa bertanya jawab tentang media. Siswa menerima LKS dari

guru. Siswa berdiskusi dengan kelompok, untuk mengajukan pendapat sesuai

33
topic yang dipilih. Perwakilan kelompok membacakan pendapatnya. Dalam

pembelajaran pada siklus II ini siswa terlihat lebih aktif lagi, meskipun masih ada

siswa yang bermain sendiri. Guru memberikan pertanyaan dan menyuruh siswa ke

depan kelas pada siswa yang bermain sendiri dengan tujuan agar ia ikut berperan

aktif dalam pembelajaran.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, siswa dibimbing guru untuk

menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya, guru memberikan

refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dan guru menanyakan

kepada siswa tentang kesan-kesan pembelajaran yang telah berlangsung. Guru

menginformasikan materi yang harus dipelajari pada pertemuan berikutnya,

kemudian menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Observasi

Berdasarkan hasil observasi secara keseluruhan, dapat diperoleh informasi

sebagai berikut guru mengajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Semua

kegiatan yang terdapat dalam RPP telah dilaksanakan guru secara berurutan. Guru

telah menerapkan semua langkah-langkah model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dengan baik. Hampir semua siswa telah ikut berperan aktif dalam

pembelajaran, meskipun ada 4 siswa yang masih senang bermain atau menggam-

bar sendiri waktu pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan pembelajaran

dengan model PBL ini telah dilaksanakan dengan baik.

Nilai dari hasil tes akhir belajar pada siklus V, siswa SD Negeri Wonorejo

02 mata pelajaran PKn dengan model Problem Based Learning (PBL) adalah

sebagai berikut.

34
Tabel 4.3 Hasil tes Akhir siswa siklus II

Ketuntasan
Nilai tes
No Nama Siswa Belum Tuntas Keterangan
Akhir Tuntas (T)
(BT)
1. AN 8 √
2. CR 8 √
3. DV 8 √
4. DT 6 √
5. DN 6 √
6. DY 7 √
Rata-rata
7. HM 7 √ = 132/18 = 7,3
8. IC 7 √
9. IT 7 √ 14 siswa Tuntas
10. M. A 7 √ atau 78 %
11. M. Y 9 √
12. NV 7 √ 4 siswa belum
Tuntas atau 22 %
13. NL 9 √
14 RK 8 √
15. RL 6 √
16. SL 8 √
17. YS 8 √
18. M.M 6 √
Jumlah 132

Data tabel 4.3 menunjukkan bahwa bahwa hasil tes akhir siswa adalah 78

% atau 14 siswa mendapat nilai tuntas atau lulus KKM, dan 22 % atau 4 siswa

mendapat nilai tes akhir yang kurang dari KKM. Nilai rata–rata kelas mencapai

73. Hal ini berarti nilai rata-rata kelas melebihi KKM yang ditentukan.

d. Refleksi

Hasil refleksi dari kegiatan pembelajaran PKn dengan model Problem

Based Learning (PBL) siklus II menunjukkan adanya peningkatan atau

perbaikan di bandingkan siklus I. Aktivitas guru dan siswa sudah sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran PBL yang direncanakan, meskipun pada beberapa

siswa masih ada yang belum mencapai KKM yang diharapkan. Kegiatan

35
pembelajaran dengan model PBL dapat membuat siswa semangat belajar dan

lebih aktif dalam belajar.

4.2.Temuan Penelitian

Berikut akan dipaparkan temuan penelitian tiap siklus dan temuan secara

lengkap.

4.2.1 Temuan Tiap Siklus

4.2.1.1. Siklus I

Pada siklus I ini, guru sudah merencanakan RPP dengan baik dan

menyampaikan semua langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan baik. Tetapi pada

pertemuan pertama guru kurang bisa mengkondisikan kelas dengan baik karena

pada saat pembelajaran masih banyak siswa yang bertanya tentang tahapan-

tahapan pembelajaran PBL. Sehingga pelaksanaan pembelajaran belum maksimal.

4.2.1.2. Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II, dalam mengerjakan LKS siswa sudah mampu

bekerjasama dengan kelompoknya tanpa bimbingan guru. Siswa sudah dapat

mengerjakan LKS sesuai dengan tahapan PBL dengan baik meskipun tanpa

bimbingan guru. Berdasarkan hasil belajar siklus II nilai rata-rata klasikal kelas

siswa mengalami peningkatan dari pada siklus I.

4.2.2. Temuan Lengkap

Secara umun masalah yang ditemukan ketika pelaksanaan penelitian

adalah kurangnya pengkondisian siswa untuk siap mengikuti seluruh kegiatan

pembelajaran. Masalah yang timbul seperti adanya siswa yang bermain sendiri

36
ketika diberi penjelasan guru dan adanya siswa yang mengerjakan tugas sambil

mengganggu temannya. Oleh karena itu, guru harus membimbing serta memberi

kebebasan untuk mengembangkan kreativitas yang dimiliki siswa. Hal ini akan

meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) ini hasil belajar siswa mengalami peningkatan

dan siswa lebih aktif terlibat dalam pembelajaran serta mampu menyampaikan

pendapat tanpa rasa takut.

37
BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang: penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran PKn,peningkatan hasil belajar PKn pada siswa kelas V melalui

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

5.1. PenerapanModel pembelajaranProblem Based Learning (PBL) untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn.

Pada pembelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 ini

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran ini dapat melatih

keterampilan dan meningkatkan keaktifan belajar siswa karena dengan model ini

dapat melibatkan siswa dalam mempelajari berbagai masalah yang ada

dilingkungannya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (202) bahwa

belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami.

Dengan belajar mengalami, maka dapat melatih kemampuan siswa yang

mencangkup pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga pengetahuan yang

dimiliki siswa akan lebih bermakna.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada pratindakan, bahwa

kegiatan pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru. Dalam pembelajaran

banyak siswa yang kurang aktif dan cenderung ramai. Siswa tidak pernah

bertanya pada guru tentang materi yang belum dimengerti. Hal ini disebabkan

dalam setiap pembelajaran guru menjadi satu-satunya sumber informasi siswa dan

38
siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu nilai rata-rata kelas

siswa masih di bawah KKM yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu diadakan

pembaharuan dalam hal model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran

yang sesuai adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), yaitu

model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna

diri di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Pada

pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini,

guru juga menggunakan metode yang bervariasi agar pembelajaran lebih

menyenangkan dan tidak membosankan, seperti menggunakan metode ceramah

untuk mengetahui pengetahuan yang dimiliki siswa, metode diskusi untuk melatih

siswa dalam berinteraksi dengan orang lain, dll.

Dalam pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) pada siklus I masih belum optimal. Pada siklus

ini hasil belajar siswa masih banyak yang belum mencapai batas ketuntasan

KKM. Hal ini disebabkan karena kurangnya bimbingan dari guru, pengelolaan

kelas yang kurang baik, dan aktivitas pembelajaran yang belum maksimal, serta

siswa dalam mengerjakan LKS masih kebingungan dengan tahapan-tahapan

dalam PBL.

Pada siklus II guru memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan melihat

kekurangan yang terjadi pada siklus I. Pada siklus II ini guru lebih menjelaskan

gambaran tahapan-tahapan dalam PBL sehingga akan mudah dipahami oleh

siswa. Melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dalam pembelajaran PKn kelas V, siswa lebih aktif dan tidak bosan dalam belajar

PKn. Karena siswa dapat terlibat langsung dalam pembelajaran. Dengan

39
demikian, pengetahuan yang diperoleh siswa lebih melekat pada ingatan dan ada

keinginan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari serta belajar siswa menjadi

lebih bermakna dan menyenangkan.

Pada siklus II pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) berlangsung lebih baik daripada siklus I, karena siklus II ini

merupakan perbaikan dari siklus I. Siswa sudah mulai terbiasa melakukan

pembelajaran dengan menggunakan LKS maupun secara berkelompok. Selain itu

siswa dapat bekerjasama dalam kelompok-nya serta dapat mengemukakan suatu

pendapat berdasarkan persoalan yang ada dengan baik.

Peningkatan hasil belajar masing-masing siswa pada siklus II berdampak

pada ketuntasan belajar secara klasikal. Peningkatan hasil belajar ini dipengaruhi

oleh beberapa hal antara lain: (1) sebagian besar siswa sudah mau memusatkan

perhatian dalam pembelajaran , (2) hampir semua siswa sudah aktif dalam bekerja

sama dalam kelompoknya serta dapat mengemukakan pendapat terhadap suatu

permasalahan sosial yang pernah dihadapi siswa, (3) siswa dapat mengembangkan

kreativitas sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, (4) sebagian besar siswa

dapat mengerjakan LKS dengan baik meskipun tanpa bimbingan dari guru, (5)

dalam mengerjakan tes akhir, siswa mampu menjawab pertanyaan tanpa saling

mencontoh hasil pekerjaan temannya.

5.2.Peningkatan Hasil Belajar PKn pada Siswa Kelas V melalui Penerapan

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa dari suatu interaksi

dalam proses pembelajaran yang diukur dengan skor tes yang dicapai siswa. Pada

40
pratindakan tingkat pemahaman siswa tentang materi masih rendah sehingga hasil

belajar yang diperoleh siswa juga rendah. Rendahnya tingkat pemahaman siswa

terhadap pembela-jaran PKn disebabkan oleh pembelajaran yang dilakukan guru

yang kurang efektif, metode mengajar guru yang kurang menarik, dan tidak

bervariasi serta tidak adanya media pembelajaran, yang menyebabkan siswa

merasa bosan dan jenuh untuk belajar.

Setelah dilakukan pembelajaran dengan model Problem Based Learning

(PBL) yaitu suatu model pembelajaran yang mengaitkan pembelajaran dengan

kehidupan nyata, serta dilengkapi dengan penggunaan media terbukti mampu

meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar tersebut karena guru

menggunakan pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan perkembangan

siswa dalam kehidupan nyata serta siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian, hasil belajar yang

dicapai siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02Kabupaten Malang mengalami

peningkatan mulai dari kegiatan pratindakan, pelaksanaan siklus I, sampai

pelaksanaan siklus II. Hal ini dapat dilihat dari nilai ketuntasan belajar klasikal

siswa meningkat yaitu pada pratindakan nilai rata-rata klasikal sebesar 5,3.

Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat

menjadi 6,6. Pada siklus Ihasil belajar siswa belum dapat dinyatakan dalam

kategori tuntas karena jumlah siswa yang tuntas belajar masih mencapai 44 % dan

belum mencapai 70 %. Meskipun kriteria ketuntasan belajar secara klasikal belum

tercapai setelah pemberian tindakan pada siklus I, akan tetapi pemberian tindakan

pada siklus I telah dapat meningkatkan skor rata-rata kelas dan persentase

41
ketuntasan belajar secara klasikal jika dibandingkan dengan sebelum pemberian

tindakan.

Temuan penelitian pada siklus I, sebelum di terapkan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dengan setelah pembelajaran pada siklus I

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 22%. Hal

ini menunjukkan pada tahap awal model PBL sudah menunjukkan dampak yang

baik bagi peningkatan hasil pembelajaran.

Siklus IImenunjukkan hasil belajar siswa sudah dapat dinyatakan dalam

kategori tuntas karena jumlah siswa yang tuntas belajar sudah mencapai 78 % dari

jumlah siswa dalam kelas. Dengan demikian, pada siklus II ini, kelas VSD Negeri

Wonorejo 02dapat dinyatakan tuntas belajar karena telah memenuhi KKM yang

ditetapkan.

Peningkatan rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar secara klasikal

tersebut menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dan pengembangan

yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Menurut Hamalik (2002:155)

bahwa hasil belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, dan

keterampilan. Peningkatan hasil belajar tersebut didukung oleh adanya

peningkatan yang terjadi pada motivasi dan aktivitas belajar siswa. Tujuan proses

belajar mengajar adalah agar bahan yang dipelajari dapat dikuasai sepenuhnya

oleh siswa, sehingga siswa mampu melakukan penguasaan penuh terhadap materi

pelajaran yang dipelajari.

Dengan demikian penerapkan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) pada pembelajaran PKn menjadikan siswa aktif terlibat dalam

42
proses pembelajaran. Melalui serangkaian kegiatan yang mengacu pada prinsip

menemukan pengetahuan dan keterampilan serta mempraktikan langsung dalam

kehidupan nyata, pengetahuan yang diperoleh siswa akan mudah diingat oleh

siswa, dan yang terpenting penyampaian materi pelajaran menjadi lebih menarik

sehingga dapat meningkatkan minat serta perhatian siswa. Sehingga penerapan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri Wonorejo

02Kabupaten Malang.

43
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran PKn kelas

VSDNKebonagung, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada

pembelajaran PKn kelas V SD Negeri Wonorejo 02 dapatditerapkan di SD

Negeri Wonorejo 02 dan dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar

siswa. Hal ini dapat terlihat motivasi pada saat siswa mengerjakan LKS

dengan sungguh-sungguh dan memiliki semangat belajar yang tinggi.

2. Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat dilasanakan dengan

melakukan persiapan secara maksimal dan melakukan langkah-langkah

pembelajaran secara benar.

3. Penerapan model ini dapat membantu siswa mengalami langsung proses

pembelajarn sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, sehingga kemampuan

yang dimilki siswa akan mudah dVngat dan proses pembelajaran lebih

bermakna.

4. Dengan model ini siswa dapat berinteraksi bekerjasama dengan siswa lain

melalui kelompok, serta dapat menghargai semua pendapat antar temannya

dalam mengambil suatu keputusan.

5. Adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata pada pratindakan

5,3, pada siklus I adalah menjadi 6,6, pada siklus V adalah 7,3. Selain itu

juga mengalami peningkatan hasil belajar secara klasikal yaitu dari 22 % pada

44
siklus I menjadi 44% dan pada siklus V menjadi 78%. Sehingga pada siklus

V inihasil belajar siswa sudah dapat dinyatakan dalam kategori tuntas karena

jumlah siswa yang tuntas belajar sudah mencapai 78% dari jumlah siswa

dalam kelas.

6.2 Saran

Berdasarkan pemaparan data, temuan penelitian, dan pembahasan maka

dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) pada pembelajaran PKn untuk membantu meningkatkan kemampuan

dan kreativitas dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki siswa sesuai

dengan kehidupan nyata.

2. Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) pada pembelajaran lain untuk melatih kemampuan berinteraksi siswa

dengan siswa lainnya.

3. Guru hendaknya menggunakan model dan metode pembelajaran yang

bervariasi untuk menciptakan suatu variasi pembelajaran yang bermakna.

45
DAFTAR RUJUKAN

Akbar, Sa’dun. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Cipta Media

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Bagi Pengembangan Profesi

Guru.Bandung: Yrama Widya.

Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Siswa. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:PT

Remaja Rosdakarya.

Hernawan, Asep Herry, dkk. 2007. Pengembangan Kurikulum Dan

Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

http://www.definisionline.com/220/10/ pengertian-hasil-belajar.html

http://duniabaca.com/pengertian-belajar-dan-hasil-belajar.html

Mikarsa, Hera Lestari, Taufik, Agus, dan Prianto, Puji Lestari. 2007. Pendidikan

Siswa Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2009. Model pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sapriya. 2009. Pendidikan PKN. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:PT

Remaja Rosdakarya.

46
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Model Penelitian Pendidikan. Bandung:PT

Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Konsep.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wena, Made. 2009. Model pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiraatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

47
Lampiran 1 : Biografi Peneliti

BIOGRAFI PENELITI/DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI


BIODATA PENELITI

a. Nama Lengkap : Dra MUNDIKARTI, M.M.Pd


b. NIP : 19600503 198010 2 005
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Jabatan : Guru Kelas
e. Unit Kerja : SD Negeri Wonorejo 02 Kabupaten
Malang

48
Lampiran 2 : Nilai Pra Tindakan

DAFTAR NILAI SISWA PRATINDAKAN

No Nama Siswa Nilai Tuntas Belum Tuntas


1. AN 5 √
2. CR 7 √
3. DV 7 √
4. DT 4 √
5. DN 4 √
6. DY 5 √
7. HM 5 √
8. IC 5 √
9. IT 5 √
10. M. A 5 √
11. M. Y 7 √
12. NV 4 √
13. NL 7 √
14 RK 6 √
15. RL 4 √
16. SL 5 √
17. YS 6 √
18. M.M 4 √
Jumlah 95 4 14
Rata-rata 5,3
Ketuntasan (%) 22% 78%

49
Lampiran 3 : Hasil Tes Akhir Siklus I

HASIL REKAPITULASI NILAI TES AKHIR SISWA SIKLUS 1


Ketuntasan
Nilai tes
No Nama Siswa Tuntas Belum Tuntas Keterangan
Akhir
(T) (BT)
1. AN 7 √ Rata-rata
2. CR 7 √ = 119/1 = 6,6
3. DV 7 √
4. DT 6 √ 8 siswa Tuntas
5. DN 5 √ atau 44 %
6. DY 6 √
7. HM 6 √ 10 siswa belum
8. IC 6 √ Tuntas atau 56
9. IT 6 √ %
10. M. A 6 √
11. M. Y 8 √
12. NV 6 √
13. NL 9 √
14 RK 8 √
15. RL 6 √
16. SL 7 √
17. YS 8 √
18. M.M 5 √
Jumlah 119 8 10

50
Lampiran 4 : Hasil Tes Akhir Siklus II

HASIL TES AKHIR SISWA SIKLUS II

Ketuntasan
Nilai tes
No Nama Siswa Belum Tuntas Keterangan
Akhir Tuntas (T)
(BT)
1. AN 8 √
2. CR 8 √
3. DV 8 √
4. DT 6 √
5. DN 6 √
6. DY 7 √
Rata-rata
7. HM 7 √ = 132/18 = 7,3
8. IC 7 √
9. IT 7 √ 14 siswa Tuntas
10. M. A 7 √ atau 78 %
11. M. Y 9 √
12. NV 7 √ 4 siswa belum
Tuntas atau 22 %
13. NL 9 √
14 RK 8 √
15. RL 6 √
16. SL 8 √
17. YS 8 √
18. M.M 6 √
Jumlah 132

51
Lampiran 5 : RPP Siklus I Pertemuan 1 dan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS 1 PERTEMUAN 1 DAN 2

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar


Mata Pelajaran : PKn
Kelas/Semester : V/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

STANDAR KOMPETENSI
3. Memahami kebebasan berorganisasi.

KOMPETENSI DASAR
3.1 Mendeskripsikan pengertian organisasi.

INDIKATOR
 Menjelaskan ciri-ciri organisasi (Pertemuan 1).
 Menjelaskan manfaat berorganisasi (Pertemuan 1).

I. PENGEMBANGAN INDIKATOR/TUJUAN PEMBELAJARAN


 Melalui tanya jawab dan diskusi kelas, siswa dapat menjelaskan ciri-ciri dan
manfaat organisasi

I. MATERI POKOK
Organisasi

II. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

1. PERTEMUAN 1
a. Kegiatan Awal (±5 menit)
 Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa, mengkondisikan siswa
untuk siap belajar, serta menyiapkan media dan sumber belajar.
 Apersepsi:

52
“Masih ingatkah kalian dengan pelajaran minggu lalu tentang organisasi?”
“Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan organisasi!”
“Menurut kalian organisasi memiliki manfaat apa tidak?”
 Informasi Materi:
“Nah, pada pembelajaran hari ini kita akan mempelajari tentang ciri-ciri dan
manfaat organisasi.
 Informasi Tujuan:
Dengan pembelajaran ini, diharapkan kalian dapat memahami ciri-ciri dan
manfaat organisasi bagi kehidupan sehari-hari.

b. Kegiatan Inti ( ± 45 menit)


Eksplorasi
 Guru meminta siswa untuk menyebutkan ciri-ciri dan manfaat organisasi
berdasarkan pemahaman mereka.
 Siswa memperhatikan media gambar yang dipasang oleh guru.
 Siswa bertanya jawab dengan guru tentang gambar.
 Guru menyampaikan ilustrasi cerita terkait dengan gambar.
 Siswa menyampaikan permasalahan yang timbul berdasarkan ilustrasi
tersebut.
 Siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan
yang terjadi.
 Siswa dengan bimbingan guru berdiskusi dan berdialog untuk mencari
alternatif pemecahan masalah dari ilustrasi.
 Siswa diarahkan untuk mengajukan argumentasi yang logis tentang
permasalahan yang terjadi.
 Siswa dengan bimbingan guru diminta untuk mengkaji ulang hasil diskusi,
secara bersama-sama membahaspermasalahan yang terjadi, kemudian
menjelaskan ciri-ciri dan manfaat organisasi berdasarkan permasalahan dari
ilustrasi.
 Guru memberikan penguatan terhadap pernyataan sikap yang diambil siswa
dan membimbing siswa untuk menarik kesimpulan tentang ciri-ciri dan
manfaat organisasi.

53
Elaborasi
 Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen, tiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
 Siswa memahami petunjuk cara mengerjakan kemudian mendiskusikan LKS.
Konfirmasi
 Perwakilan masing-masing kelompok mengkomunikasikan argumentasi
kelompoknya dan kelompok lain menanggapi.
 Guru memberi penguatan terhadap jawaban-jawaban siswa.

c. Kegiatan Akhir( ± 20 menit)


 Siswa menanyakan materi yang belum dimengerti kepada guru.
 Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
 Siswa secara individu mengerjakan soal-soal pada tes akhir.
 Refleksi
Siswa mengungkapkan kesan-kesan dalam pembelajaran serta saran
perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya.
 Tindak Lanjut :
Guru memberikan pesan moral pada terkait dengan materi.
Salam penutup

2. PERTEMUAN 2
a. Kegiatan Awal (±5 menit)
 Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa, mengkondisikan siswa
untuk siap belajar, serta menyiapkan media dan sumber belajar.
 Apersepsi:
“Masih ingatkah kalian dengan pelajaran minggu lalu tentang organisasi?”
“Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan organisasi!”
“Menurut kalian organisasi memiliki manfaat apa tidak?”
 Informasi Materi:
“Nah, pada pembelajaran hari ini kita akan mempelajari tentang ciri-ciri dan
manfaat organisasi.
 Informasi Tujuan:

54
Dengan pembelajaran ini, diharapkan kalian dapat memahami ciri-ciri dan
manfaat organisasi bagi kehidupan sehari-hari.

b. Kegiatan Inti ( ± 45 menit)


Eksplorasi
 Guru meminta siswa untuk menyebutkan ciri-ciri dan manfaat organisasi
berdasarkan pemahaman mereka.
 Siswa memperhatikan media gambar yang dipasang oleh guru.
 Siswa bertanya jawab dengan guru tentang gambar.
 Guru menyampaikan ilustrasi cerita terkait dengan gambar.
 Siswa menyampaikan permasalahan yang timbul berdasarkan ilustrasi
tersebut.
 Siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan
yang terjadi.
 Siswa dengan bimbingan guru berdiskusi dan berdialog untuk mencari
alternatif pemecahan masalah dari ilustrasi.
 Siswa diarahkan untuk mengajukan argumentasi yang logis tentang
permasalahan yang terjadi.
 Siswa dengan bimbingan guru diminta untuk mengkaji ulang hasil diskusi,
secara bersama-sama membahaspermasalahan yang terjadi, kemudian
menjelaskan ciri-ciri dan manfaat organisasi berdasarkan permasalahan dari
ilustrasi.
 Guru memberikan penguatan terhadap pernyataan sikap yang diambil siswa
dan membimbing siswa untuk menarik kesimpulan tentang ciri-ciri dan
manfaat organisasi.
Elaborasi
 Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen, tiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
 Siswa memahami petunjuk cara mengerjakan kemudian mendiskusikan LKS.
Konfirmasi
 Perwakilan masing-masing kelompok mengkomunikasikan argumentasi
kelompoknya dan kelompok lain menanggapi.

55
 Guru memberi penguatan terhadap jawaban-jawaban siswa.
c. Kegiatan Akhir( ± 20 menit)
 Siswa menanyakan materi yang belum dimengerti kepada guru.
 Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
 Siswa secara individu mengerjakan soal-soal pada tes akhir.
 Refleksi
Siswa mengungkapkan kesan-kesan dalam pembelajaran serta saran
perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya.
 Tindak Lanjut :
Guru memberikan pesan moral pada terkait dengan materi.
Salam penutup

III. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN


 Metode Pembelajaran
- Diskusi Kelas
- Diskusi Kelompok
 Model Pembelajaran
- PBL

IV. MEDIA/ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN


 Media Pembelajaran
Gambar, teks ilustrasi.
 Sumber Pembelajaran
- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, mata pelajaran PKn Kelas V
- Sulhan, Najib. 2008. Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan : untuk
SD/MI kelas V. Jakarta : Pusat PerbukuanDepartemen Pendidikan
Nasional
- Darmono, Ikhwal Sapto dan Sudarsih. 2008. Pendidikan
Kewarganegaraan
5: untuk SD/MI kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

- Widihastuti, Setiati dan Fajar Rahayuningsih. 2008. Pendidikan


Kewarganegaraan; SD/MI kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen

56
Pendidikan Nasional.

V. PENILAIAN
1) Prosedur Penilaian
Penilaian proses dan penilaian hasil
2) Bentuk Penilaian
Penilaian Proses : kegiatan siswa selama pembelajaran
Penilaian Hasil : LKS dan tes akhir

VI. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1) Rangkuman Materi
2) Media Pembelajaran
3) Lembar Kerja Siswa (LKS)
4) Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS)
5) Tes Akhir
6) Kunci Jawaban Tes Akhir
7) Lembar Pengamatan Penilaian Proses
8) Lembar Penilaian Hasil LKS
9) Lembar Penilaian Tes Akhir

57
Lampiran 1

RANGKUMAN MATERI

 Tujuan dibentuknya organisasi adalah agar suatu kegiatan berjalan lancar dan dapat
mencapai tujuan.
 Organisasi yang baik memiliki ciri sebagai berikut.
1) Memiliki tujuan yang jelas dan nyata.
2) Pembagian kerjanya jelas.
3) Pembagian tugas sesuai dengan kemampuan.
4) Ada keserasian antara anggota yang bertanggung jawab.
5) Adanya koordinasi yang baik untuk semua bagian atau anggota.
 Manfaat berorganisasi.
1) Melatih tanggung jawab.
2) Belajar rela berkorban.
3) Melatih bekerja keras.
4) Dapat lebih maju dalam bidang tertentu.
5) Dapat belajar menjadi warga negara yang baik.
6) Dapat mengembangkan potensi kepemimpinan.
7) Menambah wawasan dan pengalaman.
8) Menambah teman.
9) Membagi dan mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat.
10) Menimbulkan kepercayaan diri dan tidak mudah mengeluh.
 Dalam suatu organisasi terdiri dari beberapa pengurus, dan masing-masing
pengurus mempunyaitugas yang berbeda-beda. Pengurus dalam sebuah
organisasi terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara,dan lain-lain.Adapun tugas-
tugas dari pengurus suatu organisasi, antara lain:
 Ketua, mempunyai tugas:
1) Mengurus organisasi.
2) Bertanggung jawab ke luar dan ke dalam organisasi.
3) Memimpin rapat.
4) Mengadakan hubungan dengan pihak luar.
5) Membuat rencana kerja.
 Wakil ketua, mempunyai tugas:
1) Membantu ketua dalam mengurus organisasi.
2) Bertanggung jawab dan menggantikan tugas ketua, apabila ketua tidak ada.
 Sekretaris, mempunyai tugas:
1) Membantu ketua dalam mengurus organisasi.
2) Membuat agenda kegiatan organisasi.
3) Membuat surat-surat yang diperlukan/proposal kegiatan.
4) Membuat arsip.
5) Membuat rencana kerja organisasi bersama ketua.
 Bendahara, mempunyai tugas:
1) Membantu ketua dalam mengurus organisasi.
2) Mengurus masalah keuangan organisasi.
3) Membuat laporan keuangan.
4) Membantu ketua membuat rencana kerja organisasi.
 Setiap pengurus organisasi harus melakukan tugasnya dengan baik, agar tujuan
organisasi dapat tercapai.

58
Lampiran 2

MEDIA

Media berupa gambar anak yang menyapu menggunakan lidi dan sapu lidi.

59
Lampiran 3
LEMBAR KERJA SISWA
Siklus 1 1. ..................................................
2. ..................................................
Mata Pelajaran : PKn
Kelas/Semester :V/2 3. ..................................................
Waktu : 20 menit 4. ..................................................
5. ..................................................

Diskusikan bersama kelompokmu untuk mengisi tabel di bawah ini!

Setuju/
No Peristiwa Alasan Sikap yang seharusnya diambil
Tidak Setuju
1. Budi dipilih menjadi ketua kelompok belajar,
karena merasa tidak mampu dia menolaknya.
2. Ketika sedang berdiskusi kelompok, Mirna
mempunyai pendapat yang berbeda dengan
teman-temannya yang lain. Mirna diam saja
karena khawatir pendapatnya tidak diterima.
3. Titi mendapat tugas mengumpulkan artikel
dari koran tentang lingkungan dari ketua
kelompoknya. Anggota kelompok yang lain
juga mendapat tugas, ada yang bertugas
menulis, mencari artikel, dan lain-lain. Titi
merasa tidak sanggup mengumpulkan artikel
dengan alasan tidak memiliki koran. Mail
sebagai ketua kelompok akhirnya mengganti

60
Setuju/
No Peristiwa Alasan Sikap yang seharusnya diambil
Tidak Setuju
tugas Titi menjadi penulis, dan tugas mencari
artikel diberikan pada anggota kelompok lain
yang memiliki koran.

4. Apa saja ciri-ciri dari sebuah organisasi?


5. Sebutkan manfaat organisasi!

61
Lampiran 4

KUNCI JAWABAN

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

PERTEMUAN 1

1. Kebijaksanaan guru

2. Kebijaksanaan guru

3. Kebijaksanaan guru

4. Ciri-ciri Organisasi:

Memiliki tujuan yang jelas dan nyata.

Pembagian kerjanya jelas.

Pembagian tugas sesuai dengan kemampuan.

Ada keserasian antara anggota yang bertanggung jawab.

Adanya koordinasi yang baik untuk semua bagian atau anggota.

5. Manfaat Organisasi

Melatih tanggung jawab, belajar rela berkorban, melatih bekerja keras,

dapat lebih maju dalam bidang tertentu, dapat belajar menjadi warga

negara yang baik, dapat mengembangkan potensi kepemimpinan,

menambah wawasan dan pengalaman, menambah teman, membagi dan

mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat, menimbulkan

kepercayaan diri dan tidak mudah mengeluh.

62
Lampiran 5

Nama : .........................

TES AKHIR
No. Absen : ..................
(Siklus I )

Mata Pelajaran : PKn

Kelas/Semester : V/2

Waktu : 15 menit

A. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang kamu anggap benar!

1. Organisasi dibentuk karena anggotanya merasa...

a. dengan organisasi kegiatan tidak bertambah baik

b. dengan organisasi hasil kerjanya lebih baik

c. dengan organisasi hasil kerjanya tambah buruk

d. dengan organisasi bertambah persaingan

2. Ciri organisasi yang baik, kecuali...

a. tidak ada pembagian tugas

b. memiliki tujuan yang jelas

c. ada keserasian antar anggota

d. koordinasi yang baik

3. Yang bukan termasuk organisasi di sekolah adalah...

a. OSIS

b. LKMD

c. Pramuka

63
d. Pengurus kelas

4. Berorganisasi ternyata banyak manfaatnya. Manakah yang merupakan

manfaat berorganisasi?

a. belajar hidup hemat

b. belajar memaksakan pendapat kepada orang lain

c. belajar memboroskan uang jajan

d. belajar menghargai pendapat orang

5. Target yang harus dikerjakan disebut...

a. struktur organisasi

b. gambaran organisasi

c. tujuan organisasi

d. pengertian organisasi

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Apa tujuan organisasi?

2. Sebut dan jelaskan tiga unsur dalam organisasi!

3. Bagaimana ciri organisasi yang baik?

4. Jelaskan tiga bentuk organisasi yang kamu ketahui!

5. Apa sajakah manfaat dari organisasi?

64
Lampiran 6

KUNCI JAWABAN TES AKHIR

PERTEMUAN 1

A. Objektif

1. B

2. A

3. B

4. D

5. C

B. Subjektif

1. Tujuan dibentuknya organisasi adalah agar suatu kegiatan berjalan lancar dan

dapat mencapai tujuan.

2. Manusia, tujuan, tempat, pekerjaan, struktur.

3. Memiliki tujuan yang jelas dan nyata, pembagian kerjanya jelas, pembagian

tugas sesuai dengan kemampuan, ada keserasian antara anggota yang

bertanggung jawab, adanya koordinasi yang baik untuk semua bagian atau

anggota.

4. Pengurus Kelas, OSIS , Pramuka, PMR, Komite Sekolah dan lain-lain.

5. Melatih tanggung jawab, belajar rela berkorban, melatih bekerja keras, dapat

lebih maju dalam bidang tertentu, dapat belajar menjadi warga negara yang

baik, dapat mengembangkan potensi kepemimpinan

65
Lampiran 7

LEMBAR PENILAIAN

1. Penilaian Proses
Guru mengadakan penilaian proses saat kegiatan pembelajaran PKn berlangsung.

PENILAIAN PROSES SIKLUS I PERTEMUAN 1

Aspek yang Dinilai


Ketrampilan
No. Nama Siswa Keaktifan Keberanian dan Kerjasama Skor Nilai
Ketepatan
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. AN √ √ √ √ 5 42
2. CR √ √ √ √ 5 42
3. DV √ √ √ √ 8 67
4. DT √ √ √ √ 8 67
5. DN √ √ √ √ 8 67
6. DY √ √ √ √ 8 67
7. HM √ √ √ √ 5 42
8. IC √ √ √ √ 8 67
9. IT √ √ √ √ 8 67
10. M. A √ √ √ √ 8 67
11. M. Y √ √ √ √ 8 67
12. NV √ √ √ √ 8 67
13. NL √ √ √ √ 6 50
14. RK √ √ √ √ 9 75
15. RL √ √ √ √ 8 67
16. SL √ √ √ √ 7 58
17. YS √ √ √ √ 7 58
18. M.M √ √ √ √ 5 42
Jumlah 1642
Rata-rata 61

Keterangan:
Keaktifan
3 : Jika siswa aktif menanggapi permasalahan dengan tepat tanpa diminta oleh guru
2 : Jika siswa aktif menanggapi permasalahan dengan tepat setelah diminta oleh guru
1 : Jika siswa tidak menanggapi permasalahan

66
Keberanian
3 : Jika siswa berani mengungkapkan pendapatnya tanpa diminta.
2 : Jika siswa berani mengungkapkan pendapatnya setelah diminta.
1 : Jika siswa tidak berani mengungkapkan pendapatnya

Kualitas gagasan
3 : Jika siswa terampil dan tepat dalam menjawab pertanyaan
2 : Jika siswa terampil menjawab tetapi jawabannya tidak tepat
1 : Jika siswa tidak menjawab pertanyaan
Kerjasama
3 : Jika siswa ikut serta menyampaikan pendapat ketika membahas LKS
2 : Jika siswa ikut serta dalam kelompok tanpa menyampaikan pendapat
1 : Jika siswa tidak ikut serta dalam kelompok.

Skor yang diperoleh


Nilai Proses = ------------------------------- x 100
Skor Maksimal (12)

2. Penilaian Hasil
a) Penilaian LKS
Jumlah soal 5, jika tepat masing-masing soal bernilai 20
b) Penilaian Tes Akhir
Jumlah soal obyektif 5, jika benar masing masing soal bernilai 5
Jumlah soal subyektif 5, jika benar masing-masing soal bernilai 15

N. LKS + N. Tes Akhir


Nilai Hasil = ------------------------------
2

N. Proses + N.Hasil
Nilai Akhir = --------------------------
2

67
Lampiran 8

PENILAIAN HASIL SIKLUS I

No. Nama Siswa Nilai LKS Nilai Tes Akhir Nilai Hasil

1. AN 70 55 63
2. CR 75 60 68
3. DV 70 70 70
4. DT 75 75 75
5. DN 70 90 80
6. DY 70 65 68
7. HM 70 70 70
8. IC 75 95 85
9. IT 70 75 73
10. M. A 75 70 73
11. M. Y 75 70 73
12. NV 70 85 78
13. NL 75 65 70
14. RK 70 65 68
15. RL 70 75 73
16. SL 70 75 73
17. YS 70 80 75
18. M.M 70 70 70
Jumlah 1945 1910 1928
Rata-Rata 72 71 71

N. LKS + N. Tes Akhir


Nilai Hasil = ------------------------------
2

68
Lampiran 9

HASIL BELAJARSISWA SIKLUS I

No. Nama Siswa Nilai Proses Nilai Hasil Nilai Akhir

1. AN 42 63 52
2. CR 42 68 55
3. DV 67 70 68
4. DT 67 75 71
5. DN 67 80 73
6. DY 67 68 67
7. HM 42 70 56
8. IC 67 85 76
9. IT 67 73 70
10. M. A 67 73 70
11. M. Y 67 73 70
12. NV 67 78 72
13. NL 50 70 60
14. RK 75 68 71
15. RL 67 73 70
16. SL 58 73 65
17. YS 58 75 67
18. M.M 42 70 56
Jumlah 1642 1928 1785
Rata-Rata 61 71 66

N. Proses + N.Hasil
Nilai Akhir = --------------------------
2

69
Lampiran 6 : RPP Siklus II Pertemuan 1 dan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS 2 PERTEMUAN 1 DAN 2

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar

Mata Pelajaran : PKn

Kelas/Semester : V/2

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

STANDAR KOMPETENSI

3. Memahami kebebasan berorganisasi.

KOMPETENSI DASAR

3.2 Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.

INDIKATOR

 Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah

 Menjelaskan contoh organisasi di lingkungan sekolah

 Menyebutkan tata cara pemilihan pengurus kelas

II. PENGEMBANGAN INDIKATOR/TUJUAN PEMBELAJARAN

 Melalui diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat menyebutkan dan

menjelaskan contoh organisasi di lingkungan masyarakat

III. MATERI POKOK

 Organisasi

70
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

1. PERTEMUAN 1

a. Kegiatan Awal (±5 menit)

 Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa, mengkondisikan siswa

untuk siap belajar, serta menyiapkan media dan sumber belajar.

 Apersepsi:

”Anak-anak, siapa yang tau organisasi yang terdekat dengan kita?”

”Apa saja contoh-contoh organisasi di sekolah yang kalian ketahui?”

 Informasi Materi:

Pada pembelajaran hari ini, kita akan mempelajari tentang contoh-contoh

organisasi di lingkungan sekolah.

 Informasi Tujuan:

Dengan pembelajaran ini diharapkan kalian dapat memberikan contoh dan

menjelaskan organisasi yang ada di sekolah.

b. Kegiatan Inti ( ± 45 menit)

Eksplorasi

 Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen, tiap kelompok terdiri

dari 4-5 siswa.

 Siswa memperhatikan media gambar.

 Siswa dibagikan teks ilustrasi terkait dengan gambar dan diberi kesempatan

untuk membaca ilustrasi tersebut.

 Tanya jawab untuk mengidentifikasi dan mengkaji ilustrasi cerita yang telah

dibaca oleh siswa.

71
 Tiap kelompok dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan memahami

petunjuk mengerjakan LKS.

Elaborasi

 Siswa mendiskusikan LKS berupa beberapa pertanyaan terkait permasalahan

yang ada dalam ilustrasi.

 Siswa dengan bimbingan guru berdiskusi tentang permasalahan yang ada, dan

memberikan alasan memilih jawaban setuju atau tidak setuju kemudian

menuliskannya pada lembar jawaban kerja kelompok.

Konfirmasi

 Perwakilan masing-masing kelompok mengkomunikasikan argumentasi

kelompoknya.

 Siswa dan guru berdialog dan dengan bimbingan guru siswa diarahkan untuk

mengajukan argumentasi yang logis sebagai konsistensi dalam

mempertahankan sikap.

 Siswa dengan bimbingan guru diminta untuk mengkaji ulang hasil

pemecahan masalah.

 Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan kelompoknya lagi

untuk menentukan ulang sikap yang diambilnya, apakah bertahan setuju atau

tidak setuju dan meminta alasan siswa mengambil sikap tersebut.

 Guru memberikan penjelasan dan mengulas hal yang baru dan berbeda pada

tiap kelompok.

 Guru menguji kebenaran sikap yang diambil siswa dan memberikan

penguatan terhadap pernyataan sikap yang diambil siswa.

72
c. Kegiatan Akhir( ± 20 menit)

 Siswa menanyakan materi yang belum dimengerti kepada guru.

 Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

 Siswa mengerjakan tes akhir.

 Refleksi

Siswa mengungkapkan kesan-kesan dalam pembelajaran serta saran

perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya.

 Tindak Lanjut :

Guru memberikan pesan moral pada siswa terkait pembelajaran hari ini.

Salam penutup.

2. PERTEMUAN 2

a. Kegiatan Awal (±5 menit)

 Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa, mengkondisikan siswa

untuk siap belajar, serta menyiapkan media dan sumber belajar.

 Apersepsi:

”Anak-anak, siapa yang tau organisasi yang terdekat dengan kita?”

”Apa saja contoh-contoh organisasi di sekolah yang kalian ketahui?”

 Informasi Materi:

Pada pembelajaran hari ini, kita akan mempelajari tentang contoh-contoh

organisasi di lingkungan sekolah.

 Informasi Tujuan:

Dengan pembelajaran ini diharapkan kalian dapat memberikan contoh dan

menjelaskan organisasi yang ada di sekolah.

73
b. Kegiatan Inti ( ± 45 menit)

Eksplorasi

 Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen, tiap kelompok terdiri

dari 4-5 siswa.

 Siswa memperhatikan media gambar.

 Siswa dibagikan teks ilustrasi terkait dengan gambar dan diberi kesempatan

untuk membaca ilustrasi tersebut.

 Tanya jawab untuk mengidentifikasi dan mengkaji ilustrasi cerita yang telah

dibaca oleh siswa.

 Tiap kelompok dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan memahami

petunjuk mengerjakan LKS.

Elaborasi

 Siswa mendiskusikan LKS berupa beberapa pertanyaan terkait permasalahan

yang ada dalam ilustrasi.

 Siswa dengan bimbingan guru berdiskusi tentang permasalahan yang ada, dan

memberikan alasan memilih jawaban setuju atau tidak setuju kemudian

menuliskannya pada lembar jawaban kerja kelompok.

Konfirmasi

 Perwakilan masing-masing kelompok mengkomunikasikan argumentasi

kelompoknya.

 Siswa dan guru berdialog dan dengan bimbingan guru siswa diarahkan untuk

mengajukan argumentasi yang logis sebagai konsistensi dalam

mempertahankan sikap.

74
 Siswa dengan bimbingan guru diminta untuk mengkaji ulang hasil

pemecahan masalah.

 Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan kelompoknya lagi

untuk menentukan ulang sikap yang diambilnya, apakah bertahan setuju atau

tidak setuju dan meminta alasan siswa mengambil sikap tersebut.

 Guru memberikan penjelasan dan mengulas hal yang baru dan berbeda pada

tiap kelompok.

 Guru menguji kebenaran sikap yang diambil siswa dan memberikan

penguatan terhadap pernyataan sikap yang diambil siswa.

c. Kegiatan Akhir( ± 20 menit)

 Siswa menanyakan materi yang belum dimengerti kepada guru.

 Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

 Siswa mengerjakan tes akhir.

 Refleksi

Siswa mengungkapkan kesan-kesan dalam pembelajaran serta saran

perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya.

 Tindak Lanjut :

Guru memberikan pesan moral pada siswa terkait pembelajaran hari ini.

Salam penutup.

V. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN

 Metode Pembelajaran

- Diskusi Kelas

- Diskusi Kelompok

75
 Model Pembelajaran

- PBL

VI. MEDIA/ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN

 Media Pembelajaran

Gambar, Teks cerita berupa kasus.

 Sumber Pembelajaran

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, mata pelajaran PKn Kelas


VSulhan, Najib. 2008. Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
: untuk SD/MI kelas V. Jakarta : Pusat PerbukuanDepartemen
Pendidikan Nasional
Darmono, Ikhwal Sapto dan Sudarsih. 2008. Pendidikan
Kewarganegaraan 5: untuk SD/MI kelas V. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Widihastuti, Setiati dan Fajar Rahayuningsih. 2008. Pendidikan
Kewarganegaraan; SD/MI kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan
DepartemenPendidikan Nasional.

VII. PENILAIAN

1) Prosedur Penilaian

Penilaian Proses dan Penilaian Hasil

2) Bentuk Penilaian

Penilaian Proses : kegiatan siswa selama pembelajaran

Penilaian Hasil : LKS dan tes akhir

76
VIII. LAMPIRAN-LAMPIRAN

1) Rangkuman Materi

2) Media Pembelajaran

3) Lembar Kerja Siswa (LKS)

4) Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS)

5) Tes Akhir

6) Kunci Jawaban Tes Akhir

7) Lembar Pengamatan Penilaian Proses

8) Lembar Penilaian Hasil LKS

9) Lembar Penilaian Tes Akhir

77
Lampiran 1

RANGKUMAN MATERI

 Kebebasan berorganisasi berarti hak asasi seseorang untuk memilih atau

bergabung dengan suatu organisasi sesuai dengan hati nuraninya.

 Macam-macam organisasi sekolah:

1) Pengurus Kelas

2) Pramuka

3) UKS

4) Komite Sekolah

5) PMR

6) Koperasi Sekolah

 Cara-cara Pemilihan Pengurus Kelas.

1) Pemungutan Suara

Ketua kelas dan pengurus kelas lainnya dapat dipilih secara langsung.

Pemilihan pengurus kelas dilakukan oleh seluruh anggota kelas.

Langkah pertama adalah pengajuan calon ketua kelas.Setiap anggota kelas

dapatmengajukan calonnya untukmenjadi calon ketua kelas.

Langkah kedua, para calon dipilih oleh semua anggota kelas. Pemilihan dapat

dilakukan dengan cara menuliskan nama calon di kertas. Kertas tersebut biasa

disebut dengan kertas suara.

Langkah ketiga, penghitungan suara. Kertas dikumpulkan dan dihitung.

78
Nama calon yang paling banyak dipilih oleh anggota kelas menjadi ketua

kelas.

Langkah keempat, ketua kelas menunjuk para pembantunya. Mereka

meliputi wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Seksi-seksi yang

ditunjuk disesuaikan dengan kebutuhan kelas. Misalnya seksi kebersihan,

seksi perlengkapan, dan lain-lain. Dengan demikian, pengurus kelas telah

terbentuk dengan cara pemilihan langsung.

2) Aklamasi

Aklamasi adalah pernyataan setuju secara lisan dari seluruh anggota

kelas. Pernyataan setuju ini dilakukan untuk memilih ketua kelas. Pernyataan

setuju dilakukan tanpa melalui pemungutan suara. Siswa yang disetujui

olehseluruh anggota kelas menjadi ketua kelas. Selanjutnya, ketua kelas

terpilih menunjuk para pembantunya.

3) Penunjukkan Langsung

Selain kedua cara di atas, memilih pengurus kelas juga dapat dilakukan

dengan cara ditunjuk langsung. Pengurus kelas dapat ditunjuk oleh wali kelas

kalian. Beliau dapat menunjuk salah satu dari kalian untuk menjadi ketua

kelas, wakil, bendahara, dan sebagainya. Beliau menunjuk siswa dilihat dari

kemampuannya.

79
Lampiran 2

MEDIA

Media berupa artikel yang berhubungan dengan organisasi di lingkungan sekolah.

80
Lampiran 3

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)


Siklus II
Mata Pelajaran : PKn
Kelas/Semester : V/2
Waktu : 20 menit
Bacalah cerita berikut ini dengan seksama!

Hari ini ibu guru mengumumkan tentang diadakannya kegiatan


ekstrakurikuler yang dilaksanakan tiap hari Sabtu di sekolah. Kegiatan
tersebut diantaranya Pramuka, UKS, Karate, dan lain-lain. Semua siswa wajib
mengikuti salah satu kegiatan tersebut.

Bagas salah satu dari siswa kelas V memiliki minat mengikuti kegiatan
ekstra Pramuka karena dia menyukai kegiatan-kegiatan yang ada dalam
ekstra Pramuka. Sementara itu, Bima salah seorang teman Bagas memiliki
minat pada ekstra UKS karena menurutnya dalam kegiatan UKS ia dapat
belajar banyak tentang kesehatan dan kepedulian terhadap sesama.

Sehubungan dengan pengumuman ibu guru tentang kewajiban siswa


mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler Bagas dan Bima membicarakan
keinginan masing-masing tentang kegiatan ekstrakuri-kuler yang akan
mereka pilih untuk diikuti. Bima memberikan pendapatnya mengenai
kelebihan mengikuti ekstrakurikuler UKS karena itu ia menghendaki ikut
ekstrakurikuler tersebut dan mengajak Bagas untuk ikut serta. Akhirnya
Bagas mengikuti ekstrakurikuler UKS karena tertarik dengan ajakan dan
gambaran kelebihan ekstrakurikuler UKS yang disampaikan oleh Bima.

81
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Siklus II

Mata Pelajaran : PKn

Kelas/Semester : V/2

Waktu : 20 menit

Nama Kelompok
Petunjuk Umum!
1. ………….........
1) Tulis nama anggota kelompokmu 2. ………….........
3. ………….........
di tempat yang telah disediakan!
4. …………..........
2) Baca dan lakukanlah perintah 5. …………..........

pada setiap kegiatan!

3) Jika belum mengerti,

tanyakan pada gurumu!

KEGIATAN 1

Bacalah tekscerita yang dibagikan oleh gurumu! Kemudian diskusikan

dengan kelompokmu untuk menjawab pertanyaan berikut ini!

1. Setujukah kalian dengan sikap yang diambil oleh Bagas?

Jawab:

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

82
2. Kemukakan alasan mengapa kalian setuju/tidak setuju dengan sikap

Bagas!

Jawab:

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

3. Bagaimana sikapmu jika seandainya kamu menjadi Bagas?

Jawab:

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

83
KEGIATAN 2

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Sebutkan contoh-contoh organisasi yang ada di lingkungan sekolah!

Jawab:

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

2. Jelaskan masing-masing organisasi yang telah kamu sebutkan pada

nomor 4!

Jawab:

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

84
Lampiran 4

KUNCI JAWABAN

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

PERTEMUAN 1

1. Kebijaksanaan guru

2. Kebijaksanaan guru

3. Kebijaksanaan guru

4. Pengurus Kelas, PMR, Pramuka, UKS, OSIS, Komite Sekolah

5. Kebijaksanaan guru

85
Lampiran 5

Nama : .........................
TES AKHIR
No. Absen : ..................
Siklus 2

Mata Pelajaran : PKn

Kelas/Semester : V/2

Waktu : 15 menit

A. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang kamu anggap benar!

1. Berikut ini yang bukan merupakan contoh organisasi di lingkungan sekolah

adalah...

a. karang taruna

b. koperasi sekolah

c. gugus depan pramuka

d. tim sepak bola sekolah

2. Anggota organisasi OSIS terdiri dari para ….

a. siswa

b. guru

c. penjaga

d. kepala sekolah

3. Organisasi di sekolah yang kegiatannya dalam bidang kesehatan adalah ….

a. OSIS

b. LKMD

c. UKS

86
d. Pramuka

4. Kegiatan yang dilakukan di luar jam sekolah biasa dinamakan kegiatan ….

a. Kurikuler

b. Latihan

c. Intrakurikuler

d. Ekstrakurikuler

5. Bendahara dalam suatu organisasi bertugas mengurus masalah ….

a. Keanggotaan

b. Keuangan

c. Kepengurusan

d. Administrasi

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Sebutkan tugas-tugas seorang ketua organisasi!

2. Organisasi sekolah yang kegiatannya dalam bidang kesehatan yaitu ….

3. Dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler bisa memilih sendiri sesuai dengan

… dan ….

4. Penggunaan kebebasan disertai dengan ….

5. Buatlah bagan struktur organisasi sekolahmu!

87
Lampiran 6

KUNCI JAWABAN TES AKHIR

PERTEMUAN 1

A. Objektif

1. A

2. A

3. C

4. D

5. B

B. Subjektif

1. Mengurus organisasi, bertanggung jawab ke luar dan ke dalam organisasi,

memimpin rapat, mengadakan hubungan dengan pihak luar, membuat rencana

kerja.

2. PMR.

3. Bakat , minat dan kemauan.

4. Tanggung jawab.

5. Kebijaksanaan guru.

88
Lampiran 7

LEMBAR PENILAIAN

1. Penilaian Proses
Guru mengadakan penilaian proses saat kegiatan pembelajaran PKn berlangsung.
PENILAIAN PROSES SIKLUS II PERTEMUAN 1
Aspek yang dinilai
Ketrampil
Keberania Kerjasam
No. Nama Siswa Keaktifan an dan Skor Nilai
n a
Ketepatan
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. AN √ √ √ √ 7 58
2. CR √ √ √ √ 7 58
3. DV √ √ √ √ 9 75
4. DT √ √ √ √ 10 83
5. DN √ √ √ √ 11 92
6. DY √ √ √ √ 10 83
7. HM √ √ √ √ 7 58
8. IC √ √ √ √ 10 83
9. IT √ √ √ √ 10 83
10. M. A √ √ √ √ 8 67
11. M. Y √ √ √ √ 9 75
12. NV √ √ √ √ 9 75
13. NL √ √ √ √ 7 58
14. RK √ √ √ √ 8 67
15. RL √ √ √ √ 10 83
16. SL √ √ √ √ 8 67
17. YS √ √ √ √ 8 67
18. M.M √ √ √ √ 7 58
Jumlah 1958
Rata-rata 73

Keterangan :
Keaktifan
3 : Jika siswa aktif menanggapi permasalahan dengan tepat tanpa diminta
oleh guru
2 : Jika siswa aktif menanggapi permasalahan dengan tepat setelah diminta
oleh guru
1 : Jika siswa tidak menanggapi permasalahan
Keberanian
3 : Jika siswa berani mengungkapkan pendapatnya tanpa diminta.
2 : Jika siswa berani mengungkapkan pendapatnya setelah diminta.
1 : Jika siswa tidak berani mengungkapkan pendapatnya
Kualitas gagasan
3 : Jika siswa terampil dan tepat dalam menjawab pertanyaan
2 : Jika siswa terampil menjawab tetapi jawabannya tidak tepat
1 : Jika siswa tidak menjawab pertanyaan

89
Kerjasama
3 : Jika siswa ikut serta menyampaikan pendapat ketika membahas LKS
2 : Jika siswa ikut serta dalam kelompok tanpa menyampaikan pendapat
1 : Jika siswa tidak ikut serta dalam kelompok.

Skor yang diperoleh


Nilai Proses = ------------------------------- x 100
Skor Maksimal (12)

2. Penilaian Hasil
c) Penilaian LKS
Skor total 100
d) Penilaian Tes Akhir
Jumlah soal obyektif 5, jika benar masing masing soal bernilai 5
Jumlah soal subyektif 5, jika benar masing-masing soal bernilai 15

N. LKS + N. Tes Akhir N. Proses + N.Hasil


Nilai Hasil = ------------------------------ Nilai Akhir = --------------------------
2 2

90
Lampiran 8

PENILAIAN HASIL SIKLUS II

No Nilai Tes
Nama Siswa Nilai LKS Nilai Hasil
. Akhir
1. AN 75 65 70
2. CR 75 70 73
3. DV 80 90 85
4. DT 75 85 80
5. DN 80 95 88
6. DY 80 80 80
7. HM 75 75 75
8. IC 80 95 88
9. IT 75 90 83
10. M. A 80 80 80
11. M. Y 75 85 80
12. NV 80 95 88
13. NL 80 75 78
14. RK 80 85 83
15. RL 80 80 80
16. SL 75 70 73
17. YS 80 90 85
18. M.M 75 80 78
Jumlah 2100 2135 2150
Rata-Rata 78 81 80

N. LKS + N. Tes Akhir


Nilai Hasil = ------------------------------
2

91
Lampiran 9

HASIL BELAJARSISWA SIKLUS II

No. Nama Siswa Nilai Proses Nilai Hasil Nilai Akhir

1. AN 58 70 64
2. CR 58 73 65
3. DV 75 85 80
4. DT 83 80 82
5. DN 92 88 90
6. DY 83 80 82
7. HM 58 75 66
8. IC 83 88 85
9. IT 83 83 83
10. M. A 67 80 73
11. M. Y 75 80 78
12. NV 75 88 81
13. NL 58 78 68
14. RK 67 83 75
15. RL 83 80 82
16. SL 67 73 70
17. YS 67 85 76
18. M.M 58 78 68
Jumlah 1958 2150 2054
Rata-Rata 73 80 76

N. Proses + N.Hasil
Nilai Akhir = --------------------------
2

92
Lampiran 7 : Penilaian Proses

PENILAIAN PROSES SIKLUS I

Aspek yang Dinilai


Ketrampil
Keberania Kerjasam
No. Nama Siswa Keaktifan an dan Skor Nilai
n a
Ketepatan
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. AN √ √ √ √ 5 42
2. CR √ √ √ √ 5 42
3. DV √ √ √ √ 8 67
4. DT √ √ √ √ 8 67
5. DN √ √ √ √ 8 67
6. DY √ √ √ √ 8 67
7. HM √ √ √ √ 5 42
8. IC √ √ √ √ 8 67
9. IT √ √ √ √ 8 67
10. M. A √ √ √ √ 8 67
11. M. Y √ √ √ √ 8 67
12. NV √ √ √ √ 8 67
13. NL √ √ √ √ 6 50
14. RK √ √ √ √ 9 75
15. RL √ √ √ √ 8 67
16. SL √ √ √ √ 7 58
17. YS √ √ √ √ 7 58
18. M.M √ √ √ √ 5 42
Jumlah 1642
Rata-rata 61

Keterangan:
Keaktifan
3 : Jika siswa aktif menanggapi permasalahan dengan tepat tanpa diminta oleh guru
2 : Jika siswa aktif menanggapi permasalahan dengan tepat setelah diminta oleh guru
1 : Jika siswa tidak menanggapi permasalahan
Keberanian
3 : Jika siswa berani mengungkapkan pendapatnya tanpa diminta.
2 : Jika siswa berani mengungkapkan pendapatnya setelah diminta.
1 : Jika siswa tidak berani mengungkapkan pendapatnya

Kualitas gagasan
3 : Jika siswa terampil dan tepat dalam menjawab pertanyaan
2 : Jika siswa terampil menjawab tetapi jawabannya tidak tepat
1 : Jika siswa tidak menjawab pertanyaan
Kerjasama
3 : Jika siswa ikut serta menyampaikan pendapat ketika membahas LKS
2 : Jika siswa ikut serta dalam kelompok tanpa menyampaikan pendapat
1 : Jika siswa tidak ikut serta dalam kelompok.

93
PENILAIAN PROSES SIKLUS II
Aspek yang dinilai
Ketrampil
Keberania Kerjasam
No. Nama Siswa Keaktifan an dan Skor Nilai
n a
Ketepatan
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. AN √ √ √ √ 7 58
2. CR √ √ √ √ 7 58
3. DV √ √ √ √ 9 75
4. DT √ √ √ √ 10 83
5. DN √ √ √ √ 11 92
6. DY √ √ √ √ 10 83
7. HM √ √ √ √ 7 58
8. IC √ √ √ √ 10 83
9. IT √ √ √ √ 10 83
10. M. A √ √ √ √ 8 67
11. M. Y √ √ √ √ 9 75
12. NV √ √ √ √ 9 75
13. NL √ √ √ √ 7 58
14. RK √ √ √ √ 8 67
15. RL √ √ √ √ 10 83
16. SL √ √ √ √ 8 67
17. YS √ √ √ √ 8 67
18. M.M √ √ √ √ 7 58
Jumlah 1958
Rata-rata 73

Keterangan :
Keaktifan
3 : Jika siswa aktif menanggapi permasalahan dengan tepat tanpa diminta
oleh guru
2 : Jika siswa aktif menanggapi permasalahan dengan tepat setelah diminta
oleh guru
1 : Jika siswa tidak menanggapi permasalahan
Keberanian
3 : Jika siswa berani mengungkapkan pendapatnya tanpa diminta.
2 : Jika siswa berani mengungkapkan pendapatnya setelah diminta.
1 : Jika siswa tidak berani mengungkapkan pendapatnya
Kualitas gagasan
3 : Jika siswa terampil dan tepat dalam menjawab pertanyaan
2 : Jika siswa terampil menjawab tetapi jawabannya tidak tepat
1 : Jika siswa tidak menjawab pertanyaan
Kerjasama
3 : Jika siswa ikut serta menyampaikan pendapat ketika membahas LKS
2 : Jika siswa ikut serta dalam kelompok tanpa menyampaikan pendapat
1 : Jika siswa tidak ikut serta dalam kelompok.

94
Lampiran 8 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG


SD NEGERI WONOREJO 02
KEC. PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG
Jl. Simpar Wonorejo Poncokusumo

SURAT KETERANGAN
Nomor : ………………………..

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dra MUNDIKARTI, M.M.Pd


NIP : 19600503 198010 2 005
Jabatan : Kepala Sekolah
Alamat Sekolah : SD Negeri Wonorejo 02

MENERANGKAN

Nama : Dra MUNDIKARTI, M.M.Pd


NIP : 19600503 198010 2 005
Jabatan : Guru Kelas/Kepala Sekolah
Alamat Sekolah : SD Negeri Wonorejo 02

Telah melakukan penelitian di SD Negeri Wonorejo 02 dalam penyusunan Karya


Tulis Ilmiah Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
PKn melalui Model Pembelajaran Simulasi Sosial pada Siswa Kelas VI SD
Negeri Wonorejo 02 Kabupaten Malang”.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 15 Mei 2016

Mengetahui,

Kepala Sekolah
SD Negeri Wonorejo 02

Dra MUNDIKARTI, M.M.Pd


NIP. 19600503 198010 2 005

95
Lampiran 9 : FOTO KEGIATAN SISWA

96
Lampiran 10 : FOTO SEMINAR LAPORAN HASIL PENELITIAN

97
BERITA ACARA SEMINAR
LAPORAN HASIL PENELITIAN

OLEH
Dra MUNDIKARTI, M.M.Pd
NIP. 19600722 197907 2 004

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG


SD NEGERI WONOREJO 02
2017

98
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG
SD NEGERI WONOREJO 02
KEC. PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG
Jl. Simpar Wonorejo Poncokusumo

BERITA ACARA
SEMINAR LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada hari ini Senin tanggal 12 bulan Januari tahun 2017 Telah diselenggarakan
Seminar Laporan Hasil Penelitian dari pukul 08.00 sampai pukul 09.00
 Pada sekolah : SD Negeri Wonorejo 02
 Ruang : Perpustakaan
 Alamat : SD Negeri Wonorejo 02 Kecamatan Poncokusumo,
Kabupaten Malang
 Jumlah peserta : 15 Orang Guru
 Catatan Notulen : Penulisan KTI Hasil Penelitian sudah disusun sesuai
aturan penulisan peremenegpan No. 16 tahun 2009. Latar belakang sudah
disesuaikan dengan menambah kajian teori model atau metode pembelajaran
yang dipilih. Kajian pustaka sudah dilengkapi dengan teknik merujuk yang
benar. Lampiran sudah dilengkapi dengan RPP dan lembar publikasi ilmiah
di perpustakaan sekolah dan seminar.Pembahasan sudah disusun dengan alur
fakta yang ditemukan di instrument penelitian dan ditambah dengan kajian
teori yang mendukung atau menolak serta ditambah dengan tanggapan
penulis mengenai kesenjangan atau kesesuaian kajian teori dengan fakta di
instrument penelitian

Berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya.

Malang, 12 Januari 2017

Ketua Panitia Seminar Kepala Sekolah


Kec. Poncokusumo Kab. Malang SD Negeri Wonorejo 02

Drs. MISTONO, M.M.Pd Dra MUNDIKARTI, M.M.Pd


NIP. 19610805 198303 1 017 NIP. 19600503 198010 2 005

99
DAFTAR HADIR PESERTA SEMINAR
LAPORAN HASIL PENELITIAN
NO NAMA UNIT KERJA TTD
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

100

Anda mungkin juga menyukai