I. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Pembuatan Rancang Bangun Sentra Agribisnis Komoditas
Unggulan (SPAKU) Pepaya ini ditujukan untuk menyusun rencana
induk serta rencana operasional multi tahun atas pengembangan
sentra agribisnis komoditas unggulan pepaya, untuk memberi
kekuatan awal, memfasilitasi dan memandu masyarakat setempat,
hingga mampu menggerakkan agribisnis dengan kekuatan sendiri.
Rancang bangun ini merupakan acuan bagi seluruh pihak yang
harus berperan dalam pembangunan sentra tersebut.
1.3. Sasaran
Penyusunan rencana menyeluruh atas lokasi pengembangan
sentra komoditas unggulan pepaya di wilayah Kecamatan Wajak,
Kabupaten Malang ini menghasilkan dokumen rancang bangun yang
memerlukan dukungan dan kesepakatan dari instansi terkait, dan
memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Rancang Bangun atau Rancang Induk menyeluruh Sentra
Agribisnis Komoditas Unggulan Pepaya yang memuat output,
target grup, manfaat yang dihasilkan proyek, dilengkapi dengan
disain fisik dan indikator pengukurnya.
b. Rencana tahapan kegiatan hingga terwujudnya Sentra dimaksud,
memuat rencana kegiatan sinergis lintas sektor, subsektor,
program dan institusi, beserta volume fisik menurut tahapan per
tahun anggaran.
c. Rencana operasional rinci yang harus dilaksanakan oleh masing-
masing instansi terkait.
d. Mekanisme koordinasi perencanaan dan pengendalian di tingkat
lokasi, Dati II, Dati I yang mengait dengan Tingkat pusat.
1. Pengembangan Budidaya
Pengembangan budidaya pepaya dan tanaman komplemen-
ternya, diidentifikasi menurut volume fisik yang jelas. Garis besar
kegiatannya meliputi persiapan lahan dan penyiapan petani,
pelatihan usahatani, penyediaan agroinput & alat pertanian, dan
penyelenggaraan penyuluhan. Pembinaan teknis budidaya, cara
memanen dan cara untuk mempertahankan kualitas produk,
perlakuan pasca panen
4. Kegiatan Penunjang
d. Pelayanan Pembibitan
Penangkar bibit harus diarahkan untuk mengalokasikan
sebagian kegiatannya mendukung pengembangan komoditas
unggulan pepaya maupun komoditi penunjangnya (tanaman sela:
jagung, kedelai, kacang tanah; tanaman pagar: sengon, melinjo,
buah-buahan lain), pada wilayah sentra agribisnis. Kegiatan yang
diperlukan beragam dan dirinci menurut volume dan jenis. Aspek ini
mencakup pengadaan bibit, pengawasan dan sertifikasi bibit, serta
pembinaan petani penangkar bibit, khususnya untuk tanaman
unggulan serta komoditas penunjangnya.
e. Pembinaan Penyuluhan
BPP ditingkatkan kemampuannya agar dapat memberikan
kontribusi sesuai dengan fungsinya, sebagai tempat bertanya,
berlatih, berbagi pengalaman antar petani dan tempat pertemuan
antara petani, pedagang dan pengelola agroindustri. Untuk itu perlu
dipersiapkan sumberdaya manusia (SDM) serta perangkat keras
dan lunak yang memadai untuk menjalankan fungsi pusat pelayanan
agribisnis.
f. Pengairan
Sentra agribisnis memerlukan air untuk budidaya, pasca
panen, dan kegiatan penunjang lainnya. Kebutuhan air bersih akan
meningkat kalau telah terdapat kegiatan pengolahan, terutama
dalam bentuk industri pengolahan pangan. Program pengairan yang
dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum diminta untuk
mengalokasikan kegiatan penyediaan sumber air (sumur atau
embung) dan saluran pengairan untuk kawasan sentra ini.
Koordinasi dengan Pemda dan instansi terkait sangat penting untuk
mengarahkan kegiatan fisik yang tepat pada lokasi yang tepat pula.
g. Transportasi
Sarana transportasi sangat vital dalam membangun sentra
agribisnis, dengan demikian program pembangunan sarana
transportasi yang dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum dan
Departemen Perhubungan harus mampu menjamin tersedianya
prasarana jalan (jalan desa dan jalan kebun) serta fasilitas
transportasi yang memadai di kawasan sentra produksi, yang
7
h. Energi
Energi diperlukan antara lain dalam proses penanganan
pasca panen terutama untuk alat pengeringan, pengupasan, sortasi,
pengo-lahan, perlakuan pemanasan, pendinginan dan sebagainya.
Energi yang dibutuhkan dapat berupa listrik, bahan bakar minyak,
gas atau bahan bakar dari limbah tanaman seperti daun, kayu dan
ranting hasil pangkasan.
j. Lembaga Keuangan/Permodalan
Tersedianya lembaga keuangan dan permodalan sangat
penting bagi para pelaku usaha agribisnis, sehingga harus
diusahakan di lokasi sentra atau lokasi yang sangat mudah dicapai
dari kawasan sentra, dengan biaya transportasi dan biaya
administrasi yang minimum. Kerjasama antara Pemda dengan
instansi terkait diperlukan untuk menyediakan sumber modal yang
dapat diakses dengan prosedur yang cepat dan murah.
II. METODOLOGI
2.1.6. Agribisnis
Agribisnis merupakan suatu kegiatan penanganan komoditas
secara komprehensif mulai dari hulu sampai hilir (pengadaan dan
penyaluran agroinput, proses produksi, pengolahan dan
pemasaran).
2.3.2. Kelembagaan
Untuk memperlancar program pengembangan SPAKU yang
sudah terencana, setelah diketahuinya komoditas andalan yang
akan dekembangkan, diperlukan langkah-langkah yang harus dilak-
sanakan. Paket pengembangan program harus tersusun secara
sistematis sehingga tahapan pelaksanaan dapat berjalan dengan
baik, mulai dari persiapan sampai usaha tersebut menghasilkan
sesuatu.
(b). Penyuluhan
Mengingat tingkat pengetahuan petani lahan kering di wilayah
pedesaan miskin sangat terbatas, khususnya mengenai hal-hal yang
mesih dianggap baru, maka petani harus diperkenalkan dengan
teknologi budidaya tanaman tersebut. Pengenalan IPTEK baru ini
meliputi beberapa aspek baik teknis maupun non teknis. Hal-hal
yang bersifat teknis misalnya teknologi budidaya yang perlu
diperhatikan mulai dari penyediaan bibit atau bahan tanam,
pemupukan, pemeli haraan tanaman sampai kepada pasca
panennya. Hal yang bersifat noon teknis misalnya manfaat
tanaman bagi peningkatan pendapatan, prospek tanaman untuk
memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun peluangnya untuk ekspor
dan sebagainya. Dengan demikian petani akan terbuka
wawasannya dan mempunyai minat besar untuk mengembangkan
komoditas tersebut.
a. Data Biofisik
1. Sumberdaya Lahan: Kualitas dan karakteristik lahan yang
diperlukan untuk keperluan evaluasi kesesuaian lahan
2. Sumberdaya air: Curah hujan, aliran sungai, sumber air .
3. Agroklimat: temperatur udara, dan data-data meteorologi dari
stasiun terdekat.
4. Sumberdaya Biologi: flora dan fauna, termasuk tanaman
budidaya, dan ternak.
b. Data Ekonomi
1. Ekonomi wilayah: sumberdaya dan sektor ekonomi yang
potensial di tingkat kecamatan / desa; matapencaharian
penduduk dan sumber pendapatan rumahtangga
2. Usahatani tanaman dan ternak: Struktur dan perilaku usahatani
3. Kelembagaan ekonomi/finansial: koperasi/KUD, lembaga
keuangan pedesaan/pelayanan permodalan, pengolahan/
pemasaran hasil dan saprodi.
4. Data penunjang lainnya
d. Data agroteknologi:
1. Teknologi produksi tanaman dan ternak yang dikuasai petani
dan yang terdapat di pusat/lembaga inovasi terdekat.
2. Teknologi konservasi sumberdaya lahan dan air
3. Teknologi pengelolaan lingkungan hidup.
Potensi Produksi
Potensi riil komoditi buah-buahan penting di Jawa Timur
selama beberapa tahun terakhir terus meningkat (Tabel 3.4).
Komoditi buah yang terus berkembang yaitu mangga, pisang, nenas,
pepaya, apel, rambutan, dan salak. Walaupun demikian ternyata
masih harus terus ditingkatkan untuk memenuhi pasar domestik dan
ekspor.
Ekologi Tanaman
Kapabilitas sumberdaya lahan dan kondisi agroekologi di
suatu wilayah pengembangan sangat beragam, sehingga
memungkinkan aneka jenis tanaman buah-buahan untuk tumbuh
dan berproduksi. Oche (1975) telah berupaya mengelompokkan
kesesuaian komoditi buah- buahan berdasarkan kondisi agroekologi
wilayah menjadi empat, yaitu zone rendah kering, zone remdah
basah, zone tinggi kering, dan zone tinggi basah (Tabel 3.5).
Sedangkan Terra (1955) mengelompokkan kesesuaian komoditi
buah-buahan berdasarkan ketinggian tempat dan iklim (Tabel 3.6).
Hubungan antara kondisi sumberdaya lahan dengan respon
tanaman dalam upaya pengelolaan lahan akan menentukan tingkat
produktivitas lahan. Berbagai teknik telah dikembangkan untuk
memperkirakan tingkat produktivitas lahan melalui proses evaluasi
kesesuaian lahan. Hasil evaluasi ini sangat penting dalam rangka
perencanaan penggunaan dan pengelolaan sumberdaya lahan.
Suatu hal yang menarik dari aspek teknologi ini adalah pene
muan teknologi oleh pusat-pusat pengembangan IPTEK di Indonesia
dirasakan masih kurang dapat dimanfaatkan oleh petani. Sebagai
teladan adalah teknologi pembibitan, teknologi manipulasi tajuk dan
bunga untuk merangsang pembuahan, teknologi pengawetan dan
pengolahan buah . Keadaan yang lebih memprihatinkan dijumpai
pada komoditi pepaya walaupun mempunyai potensi ekonomi untuk
dikembangkan, tetapi penemuan dan penyebaran agro- teknologi
dan agro-industrinya masih sangat kurang.
3.2.1. Pendahuluan
Pepaya merupakan tanaman tropika yang dapat tumbuh
meluas di lahan pekarangan. Tanaman ini diperkirakan berasal dari
daerah tropika Amerika. Lazimnya tanaman ini ditanam ependuduk
di kebun, tegalan sempit- sempit atau sebagai tanaman individual di
pekarangan untuk konsumsi sendiri. Daging buahnya bernilai gizi
tinggi, mengnadung banyak vitamin A dan C. Tanaman ini mudah
beradaptasi secara lokal dan tersebar luas, ditanam di daerah
sekitar ekuator hingga daerah lintang sedang. Pertumbuhan
tanaman di daerah tropika lebih cepat dan akan berbunga setelah
umur 6 bulan dan menghasilkan buah yang masak pada umur 9
bulan. Pepaya akan mati kalau terkena frost. Di derah iklim
sangat basah ia mudah terserang penyakit busuk akar terutama
kalau drainase tanah buruk. Dataran tinggi hingga 1500 m dpl di
daerah tropika masih sesuai bagi pepaya asalkan tidak terlalu basah
dan berawan.
Tanah harus mempunyai drainase yang bagus, sehingga
tanah-tanah berpasir sangat sesuai. Tanah-tanah masam dengan
pH < 5 harus dikapur untuk memperkecil gangguan penyakit busuk
akar. Pepaya tidak boleh ditanam bertutur-turut pada tanah yang
sama tanpa adanya fumigasi.
Benih pepaya diperoleh dapat dari tanamannya sendiri. Pada
dasarnya ada dua cara untuk mendapatkan benih yang baik, yaitu:
(a). Biji diambil dari pohon yang menghasilkan banyak buah dan
tipe buahnya bagus; (b). Persilangan pohon-pohon yang hasilnya
tinggi juga dapat dilakukan. Karena pepaya sering mengalami
polinasi dari luar, maka hasil yang lebih baik dapat diperoleh
dengna menyialngkan pohon-pohon tertentu yang terpilih.
Penyilangan pohon betina yang buahnya banyak dengan tanaman
hermaprodite akan menghasilkan banyak biji yang akan tumbuh
menjadi pohon betina. Bibit ini sangat dibutuhkan untuk tanaman di
lapangan/kebun. Kalau diinginkan pepaya dengan tipe buah kecil,
pohon hermaprodit dapat disilangkan. Pollen diambiln dari bunga
hermaprodit dan disimpan dalam tabung reaksi yang disumbat
25
Kondisi Agroklimat
Tanaman pepaya dapat dijumpai pada hampir seluruh wilayah
Jawa Timur, dengan keanekaan jenis yang sangat besar dan ragam
produktivitas yang sangat tinggi. Tanaman ini mudah beradaptasi
secara lokal dan tersebar luas pada berbagai kondisi daerah.
Kondisi lingkungan tumbuh tanaman ternyata sangat
berpengaruh terhadap produktivitas buah dan ukuran individu buah.
Kualitas buah ini sangat tergantung pada fluktuasi musiman suhu
udara dan radiasi matahari (Hamilton, 1971). Preferensi buah
28
pepaya yang ukurannya kecil untuk ekspor, rataan sekitar 340 - 560
g, telah mendorong penanaman pepaya strain "Puna" atau
"Kapoho" di Hawaii. Manipulasi lingkungan tumbuh tanaman melalui
teknologi budidaya tanaman, terutama suplai air irigasi dan pupuk
juga berpengaruh terhadap ukuran buah. Di wilayah bebas salju di
Afrika Selatan, buah pepaya menunjukkan pola pertumbuhan
sigmoid dalam meningkatkan volumenya, tetapi bentuk kurvenya
sangat beragam tergantung pada bulan fruit-set dan klon tanaman
(Kuhne dan Allan, 1970). Suhu rataan mingguan sekitar 19oC
akan memperpanjang fase initial dan fase akhir dari pertumbuhan
yang relatif lambat. Fase pertengahan meningkat dengan cepat
volume buahnya dan paling kurang terpengaruhi oleh suhu udara
yang rendah. Laju pertumbuhan pada fase initial lebih cepat apabila
suhu udara lebih tinggi selama masa pra-anthesis dan fase initial
dari kurva eksponensial (log volume buah). Rataan suhu mingguan
(<15oC) selama fase ini menyebabkan penangguhan laju
pertumbuhan dan reduksi ukuran buah. Ukuran buah mencapai
puncaknya apabila fruitset terjadi pada musim panas dan kemudian
menurun dengan cepat.
Musim hujan yang berkepanjangan dan drainase tanah yang
jelek dapat mengakibatkan gugur daun (premature) pada bagian
bawah, menguningnya daun-daun muda, batang kurus dan tumbuh
memanjang, dan hasil buah sedikit. Dalam rangka untuk mengatasi
masalah ini biasanya petani membuat bedengan yang tinggi dengan
parit-parit yang lebar dan dalam.
Kondisi Tanah
Kondisi tanah yang ideal bagi tanaman pepaya dalah tanah
lempung berpasir yang ringan, namun dmeikian tanaman ini masih
mampu tumbuh dengan baik pada berbagai kondisi tanah yang
mampu menahan cukup banyak air tersedia dan drainasenya bagus.
kondisi air tergenang sangat berbahaya, dan drainase yang kurang
bagus akan mendorong gangguan penyakit busuk akar dan busuk
batang. Fumigasi tanah dapat mengurangi gangguan akibat penyakit
busuk akar Phytophthora dan Pythium. Syarat tumbuh lainnya untuk
mendapatkan hasil buah yang bagus ialah kondisi struktur tanah
yang baik dan mampu menyediakan unsur hara dalam jumlah yang
memadai. Pada kondisi iklim yang baik, dan suplai unsur hara
tersedia yang memadai, tanaman pepaya akan tumbuh pendek,
batangnya kuat dan dengan cepat menghasilkan bunga dan buah.
Tanah yang sangat masam harus dikapur hingga nilai pH-nya
mencapai 6.0 - 6.5.
Petani Produsen
Petani pepaya umumnya menanam beberapa pohon (15-50
pohon) di lahan pekarangan dan tegalan dicampur dengan tanaman
lainnya. Mereka ini umumnya tidak mengusahakan tanaman pepaya
secara intensif, pemeliharaan tanaman dilakukan secara sederhana
dan kalau tiba saatnya berbuah barulah petani memperhatikan
tanamannnya dari gangguan. Pada musim panen buah mereka
35
Pedagang Pengumpul.
Pedagang ini umumnya berdomisili di kota-kota besar, tetapi
melakukan kegiatannya sampai di desa/lokasi kebun pepaya.
Pedagang ini membeli buah pepaya dari para tengkulak I atau
tengkulak II. Penjualan dilakukan ke para pengecer di kota-kota
besar seperti Kediri, Malang, Surabaya, Bandung dan Jakarta.
Volume perdagangan dapat mencapai 20-25 ton buah pepaya per
bulan pada saat musim panen yang berlangsung sekitar tiga hingga
empat bulan. Alat transportasi yang digunakan dalam pengangkutan
barang dagangannya adalah truk colt-diesel yang berkapasitas 5-7.5
36
Pedagang Pengecer
Pengecer biasanya menjual pepaya dan buah- buahan
lainnya. Rata-rata setiap hari pedagang ini harus menanggung
biaya retribusi sebesar Rp 400 - Rp 500. Modal yang digunakan
dalam perdagangan pepaya sebesar Rp.250.000 - Rp 500.000.
banyak biji yang akan tumbuh menjadi pohon betina. Bibit ini
sangat dibutuhkan untuk tanaman di lapangan/kebun monokultur.
Kalau diinginkan pepaya dengan tipe buah kecil, pohon hermaprodit
dapat disilangkan.
(2). Pesemaian
Biji dikecambahkan pada petakan rata tanah berpasir yang
drainasenya bagus. Biji disusun dengan jarak 2 cm dan ditutup
dengan lapisan tanah halus setebal 1 cm. Biji akan berkecambah
dengan baik kalau mendapatkan cahaya pagi. Pengalaman empiris
petani menyatakan bahwa kecambah akan mati akibat penyakit mati
pucuk kalau diairi secara berlebihan, sehingga tanah harus diairi
sedikit-demi sedikit dua kali sehari. Kadangkala perlu menggunakan
tanah yang telah disterilkan atau difumigasi dengan bromo-methan.
Setelah umur seminggu bibit muda dapat dipindahkan ke kantong
plastik ukuran 15 cm x 20 cm, dan dipelihara selama 3-4 minggu
sebelum ditanam .
Pemupukan
Pupuk organik dan pupuk buatan keduanya dipakai oleh
petani monokultur untuk pepaya muda (umur kurang dari setahun)
dan tanaman dewasa (umur lebih dari setahun). Untuk mendapatkan
buah yang banyak diperlukan pupuk majemuk NPK (15-15-15)
dengan dosis 1.5 kg/tanaman/tahun. Rincian dosis pupuk yang
lazim menurut umur tanaman muda adalah:
Umur 0-3 bulan: 20 g/tanaman/bulan
Umur 4-6 bulan: 50 g/tanaman/bulan
Umur > 7 bulan: 100 g/tanaman/bulan
Kalau buah pepaya akan digunakan untuk konsumsi kalengan
maka dosis pupuk nitrogen harus dikurangi. Dosis N yang tinggi
akan menimbulkan kadar nitrat yang tinggi pada pepaya dan ini
membahayakan kaleng. Untuk pengalengan ternyata pupuk lengkap
NPK dengan rasio 1:2:2 harus digunakan dan dosisnya tidak boleh
lebih dari 50 g/tanaman/bulan.
Jenis pupuk yang diberikan pada tanaman pepaya dapat
berupa pupuk organik (pupuk kandang, pupuk hijau atau kompos)
dan pupuk anorganik. Pupuk organik dapat diberikan bersamaan
waktu tanam atau saat selanjutnya setelah tanam. Pupuk
anorganik diberikan selang bebe rapa waktu setelah tanam. Waktu
pemupukan yang paling tepat diberikan pada saat mulai turun
hujan. Dosis pemupukan untuk setiap tanaman berbeda tergantung
umur tanaman, keadaan tanah dan tanaman serta lingkungannya.
Tetapi secara umum dosis pupuk yang perlu diberikan
berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan terhadap daun yang terserang
penyakit yang diperkirakan sulit disembuhkan dan terhadap daun
yang kering atau mati; pemangkasan wiwilan dilakukan terhadap
tunas-tunas vegetatif yang tumbuh. Pemangkasan pemeliharaan
juga dilakukan pada tanaman yang terlalu rimbun. Di Ghana,
formula untuk mengestimasi luas daun pepaya telah diteliti
(Karikari, 1973). Formula ini menyediakan metode yang cepat dan
cukup akurat yang dapat digunakan pada daun yang masih utuh,
dan tampaknya formula ini juga dapat dipakai untuk mengestimasi
luas daun pepaya di negara lain.
Pembungaan
Pembungaan tanaman pepaya dapat terjadi sepanjang
tahun, namun demikian pembungaan lebat dapat terjadi pada awal
musim hujan. Selama periode pembungaan ini, peka sekali
terhadap tiupan angin yang kencang. Apabila terjadi tiupan angin
yang kencang, proses pembuahan akan gagal terjadi sehingga
produksi buahnya kelak akan merosot jumlahnya. Apabila sesudah
periode pembungaan terjadi periode kering yang berat, proses
pembuahan akan gagal terjadi dengan baik sehingga produksi
buah yang dihasilkan kelak menjadi gepeng. Bunga pepaya juga
tidak tahan terhadap hujan yang terlalu deras, karena menyebabkan
banyak bunga yang gugur dan gagal melakukan pembuahan.
Periode pembentukan buah pada pepaya dapat terjadi sepanjang
musim.
Pemeliharaan buah
Pemeliharaan buah pada waktu buah belum dipanen
merupakan hal yang penting untuk dikerjakan, karena
pemeliharaan ini akan menentukan kualitas buah, dan harga buah
bila kelak dipanen. Untuk konsumsi buah dalam bentuk segar,
kualitas buah menjadi faktor penting yang harus diperhatikan
yang meliputi ukuran buah, penampakan buah dan warna yang
menarik, tebal daging buah, aroma, rasa dan sebagainya.
Terdapat bebe rapa cara memelihara buah yang masih melekat di
pohonnya agar kualitas buah tetap terjaga dengan baik.
Buah pepaya dibungkus secara individual dengan kantong
poli-etilen berlubang-lubang atau kertas tissue dan dikemas dalam
kotak karton. Kemudian dikirim lewat udara dengan lama perjalanan
dua hari dalam suatu peti kemas yang terkendali tekanan dan
suhunya; atau dikirim lewat laun selama 21 hari dalam peti kemas
beku. Buah-buah yang dibungkus dengan kantong polietilena
ternyata masih menunjukkan kenampakan yang bagus. Pra-
42
a. Penyemprotan buah
Buah pepaya (milik petani kebun pepaya monokultur)
kadangkala disemprot dengan obat-obatan berupa insektisida
maupun fungisida untuk mencegah serangan hama
penyakitnya, karena seringkali diserang hama seperti lalat atau
lainnya apabila dibiarkan, sehingga akan merusak buah dan
kualitasnya. Pada buah yang sudah terserang hama/penyakit
yang berat sekali dan diperkirakan sulit diberantas, lebih
baik dipetik untuk mencegah penularannya.
Hama Tanaman
a. Kalong/Codot
Bagian tanaman yang diserang adalah buah. Buah pepaya
yang masak sangat digemari hewan ini, buah akan diambil
dan dimakan. Tak jarang buah pepaya berjatuhan akibat
serangan hama ini. Kalong/ codot kebanyakan menyerang
pada malam hari. Cara mengatasinya dengan cata gropyokan
yaitu menangkap hewan ini beramai-ramai, kemudian
membunuhnya.
b. Ulat daun
Bagian tanaman yang diserang adalah daun, terutama daun-
daun yang masih muda. Hama ini menyerang bunga dan tunas-
tunas muda. Pemberantasan kimiawi, dilakukan dengan
menggunakan insektisida Diazinon atau Basudin 0.2 - 0.5%.
c. Kumbang hijau
Serangannya ditandai dengan penggerekan terhadap batang
dan membuat liang panjang didalamnya. Pemberantasan
kimiawi dengan menggunakan Karbolineum plantarum .
d. Tungau atau mites
Hama ini umumnya menyerang tanaman dengan menghisap zat
cair organ tanaman/daun muda. Pada serangan berat daun
tampak mengering. Cara menanggulanginya dengan
menyemprotkan bubur California atau dengan penghembusan
tepung belerang.
Penyakit Tanaman
Faktor utama yang mendorong terjadinya gangguan penyakit
pada pepaya ialah kondisi tanah yang jelek, termasuk defisien
hara, kondisi iklim/cuaca buruk, teknik budidaya yang tidak
memadai, kontaminan atmosfer, dan kelainan pertumbuhan karena
faktor genetik (Barbosa, 1971).
Istilah "Mosaik" telah digunakan dalam penyakit virus pepaya
baik untuk mendeskripsikan gejala yang berhubungan dengan lebih
dari satu penyakit maupun sebagai nama umum untuk penyakit
tunggal yang disebabkan oleh suatu infeksi tertentu (Cook, 1972).
Dalam uji rumahkaca yang dilakukan di Hawaii, virus mosaik
papaya dan virus ringspot pepaya dapat dikenali melalui daya
infeksinya pada inang yang terpilih (Cook dan Milbrath, 1969).
Tanaman kacang buncis (Vicia faba), Ocium basilicum, dan Celosia
plumosa yang semula dianggap tidak peka ternayata dapat terinfeksi
virus mosaik pepaya. Daun-daun Chenopodium amaranticolor yang
diinokulasi dengan virus ringspot pepaya ternyata menumbuhkan
44
lesion lokal yang dapat dikenali dengan jelas berbeda dengan yang
disebabkan oleh virus mosaik pepaya. Penyakit mosaik pepaya di
Hawaii serupa dengan Mosaik Bombay di India, becak ringspot di
Florida, dan Mosaik pepaya di Puerto Rico.
Pengendalian gulma
Penyiangan secara manual dilakukan oleh petani dengan
sangat hati-hati supaya tidak merusak akar tanaman. Herbisida
Diuron dengan dosis 2 kg/ha dan paraquat 1 liter/ha memberikan
hasil yang baik kalau disemprotkan di lingkaran tajuk seputar
batang, asalkan tidak pada tanah berpasir. Paraquat dan diuron
lazim digunakan untuk mengendalikan gulma pada perkebunan
pepaya di Hawaii (Romanowski, 1972). Perlakuan yang dianjurkan
ialah Paraquat (+surfactant) pada dosis 0.56- 1.12 kg produk
komersial (c.p.)per hektar; dan Diuron dosis 2.8 - 5.6 kg c.p./ha.
Paraquat diaplikasikan sebagai basic-spray untuk gulam yang
berkecambah dengan dosis 750-950 l/ha. Surfactan non-ionik
seperti X-77 harus ditambahkan sekitar 230-460 g ke dalam 100
gallons (378 l) bahan semprotan. Bahan semprotan ini tidak boleh
kontak dengan batang dan daun pepaya yang berwarna hijau.
Diuron hanya boleh digunakan setelah kebun pepaya tumbuh baik
minimal umur 6 bulan. Veinal klorosis dapat terjadi pada daun-daun
tua. Tanaman tidak boleh ditanam selama dua tahun setelah aplikasi
Diuron terakhir. Kebun pepaya di Hawai berada pada tanah vulkanik
kasar memerlukan perlakukan khusus dalam budidayanya.
Frekuensi pemupukan harus lebih sering dibandingkan dengna
kebun pepaya pada tanah- tanah yang normal. Karena tanah yang
porus ternyata pengendalian gulma dengan herbisida juga menjadi
masalah. Dua bahan kimia yang digunakan ialah solven petroleum
150-375 l/ha dan paraquat 0.5-1.1 kg/ha dengan surfactan 2.5-5
l/ha. Diuron dengan dosis 2.2 kg/ha diberikan tidak lebih dari duakali
setahun (Ito, 1969).
1. Pupuk
Sesuai dengan agroekosistem/kondisi lahan ke lima
Kecamatan terpilih sebagai lokasi sentra agribisnis pepaya, maka
rencana pengadaan pupuk yang dibutuhkan untuk tanaman pepaya
mulai tanam sampai dengan pemeliharaan tanaman menjelang
panen adalah sebagaimana disajikan dalam Tabel 4.1.
46
2. Pestisida
Beberapa hama dan penyakit yang umumnya menyerang
tanaman pepaya adalah wereng pepaya atau sikada, penggerek
batang dan buah, lalat buah dan antrakaose. Untuk mencegah dan
memberantas hama penyakit yang mungkin dapat menyerang
tanaman pepaya, maka dalam kurun waktu berlangsungnya
pembangunan sentra (1000 Ha) diperlukan pengadaan pestisida
sebesar 125000 liter dengan rincian sebagaimana disajikan dalam
Tabel 4.2.
2. PELUANG PENGEMBANGAN
3. MODEL RANCANG-BANGUN
EVALUASI KELAYAKAN
7. JUSTIFIKASI KELEMBAGAAN
8. RANCANG-BANGUN SISTEM
9. STRATEGI IMPLEMENTASI
1. Sosial Ekonomi
a. Rataan pendapatan per kapita per tahun para pemilik pepaya
(petani lahan kering) di wilayah kecamatan Wajak, Kabupaten
Malang masih harus ditingkatkan untuk mencapai tingkat
kesejahteraan yang lebih baik
b. Fluktuasi pendapatan bersifat musiman dan sangat tergantung
pada dinamika pasar/harga pepaya di pasaran serta fluktuasi
pasar/harga saprodi, terutama pupuk dan pestisida;
c. Rataan anggota keluarga 4 - 5 orang, dengan 2 - 3 orang anak.
1. Kelayakan Teknis
Kebun monokultur digunakan secara khusus untuk
memproduksi buah-buah pepaya yang kualitasnya bagus dan
seragam; sedangkan pengelolaan kebun dapat mengikuti
rekomendasi yang ada. Tanaman selama selama lima tahun
pertama adalah kedelai atau jagung yang dikelola secara intensif.
2. Kelayakan Ekonomi
Sekala ekonomi minimum bagi rumah tangga petani adalah
0.5-1.0 ha dengan jumlah pohon produktif 500-1000 pohon.
Peningkatan produksi dan pendapatan usahatani pepaya
mulai tahun ke V diharapkan telah cukup tinggi untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarga secara memadai (telah melampaui batas
ambang kemiskinan); Fluktuasi pendapatan dan produksi hampir
merata dari tahun ke tahun tahun. Penyerapan tenaga kerja
memungkinkan mempekerjakan tenagakerja luar keluarga ; Secara
ekonomi layak;
Beberapa faktor penunjang kelayakan ekonomi tersebut
adalah :
a. Menambah sasaran produksi, yaitu grading buah-buah pepaya
untuk pasar lokal, regional dan kota-kota besar.
b. Meningkatkan hasil buah pepaya secara bertahap setiap tahun
hingga sasaran akhir tahun ke X dengan sekala usaha 500-1000
pohon produktif setiap rumahtangga yang memiliki lahan kering
0.5 -1.0 ha.
c. Mengurangi fluktuasi produksi dan pendapatan dengan jalan
disiplin usaha dan pemantauan/pemeliharaan tanaman produktif
secara intensif.
d. Menciptakan adanya pola usaha bersama (KUBA) secara
berkelompok dengan pangsa yang relatif sama.
3. Kelayakan Sosial
Usaha pemeliharaan pepaya secara berkelompok telah lazim
dilakukan dengan kerjasama yang serasi; dengan demikian proyek
SPAKU Pepaya ini tidak akan menimbulkan konflik sosial dan
mengganggu sistem kelompok yang telah serasi.
FORKA Investor
Pepaya Pemerintah
(Mis. Bank Jatim)
Konsultasi/investasi/Perkreditan
kredit
dengan Suasta/
( PTL dan PPL) sistem perwakilan
Tokoh bagi hasil Pedagang buah
Masyarakat Produsen Saprodi
kerjasama
Pemasaran
Penyuluhan Modal hasil buah
DIKLAT usaha & SAPRODI
KUBA PEPAYA
25-30 RTP
54
FORKA
PEPAYA
BPTP
PPL Pusat
tokoh masyarakat Penangkaran
bibit
Koperasi Suasta
Petani Pepaya
3. Pranata
a. Investor PEMERINTAH:
- Menyediakan fasilitas kredit bagi hasil dalam bentuk paket
agribisnis pepaya intensif untuk KUBA melalui koperasi petani
pepaya;
- Menjalin kerjasama kemitraan dalam permodalan dengan
koperasi petani dengan jalan menyediakan kemudahan-
kemudahan birokrasi dan administrasi;
- Menjalin kerjasama konsultatif dengan Koperasi petani pepaya,
khususnya dalam pelatihan manajemen permodalan bagi usaha
agribisnis pepaya.
55
e. Petani Pepaya
- Melaksanakan usaha agribisnis pepaya melalui KUBA
- Menjalin kerjasama kemitraan dengan instansi/ investor melalui
mekanisme "kerjasama yang saling menguntungkan";
- Mengikuti pelatihan teknologi sebelum/selama operasionalisasi
kegiatan;
- Memasarkan hasil produksinya kepada lembaga pemasaran
yang bermitra dengan KUBA
- Pengelolaan pemilikan alat produksi (jika kredit telah lunas),
tetap berusaha secara kongsi di bawah pengawasan dan
pembinaan KUBA dan Koperasi;
- Menjalin kerjasama dengan Koperasi Petani Pepaya melalui
program tabungan bebas sebagai dana untuk perawatan alat-alat
produksi.
1. Aspek Kelembagaan
56
2. Operasionalisasi Teknis
Rekapitulasi pengaturan teknis yang diperlukan untuk
menunjang keberhasilan kredit bagi hasil adalah sebagai berikut :
a. Jumlah Jumlah tanaman produktif yang dipelihara minimum 500
pohon setiap RTPLK ;
b. Jumlah RTPLK dalam usaha kelompok ± 25-30 RTPLK;
c. Ketentuan bagi hasil dalam pengembalian kredit dan perguliran
berdasarkan asas saling menguntungkan;
d. Nilai kredit/modal yang diinvestasikan disesuaikan dengan
kebutuhan.
57
3. Operasionalisasi Pengorganisasian.
Pengorganisasian yang perlu diakukan untuk menunjang
program ini adalah :
2. Pendanaan
Biaya pembangunan sentra produksi pepaya selama 5 - 10
tahun diusulkan untuk dapat dialokasikan tidak saja dari dana APBN
tetapi juga dari dana APBD Tk. I atau APBD Tk. II. Dengan
sistem/pola pendanaan :
- Pemeliharaan th. I = APBN
- P II - P III - P IV = APBD I dan II
4.7.2. Pelaksanaan
Pengembangan sentra agribisnis pepaya di Kabupaten
Malangini dilaksanakan oleh Unit Pelayanan Pengembangan (UPP)
sentra agribisnis pepaya yang berada di bawah tanggung jawab
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Tk. II Kabupaten Kediri.
4.7.3. Pengendalian
Pengendalian kegiatan pengembangan sentra agribisnis
pepaya (selama masa konstruksi proyek) di Kabupaten
Malangdilaksanakan oleh Tim Teknis Pembangunan Pertanian
Propinsi Jawa Timur. FORKA Pepaya (Forum Komunikasi Agribisnis
Pepaya) dibentuk dan diharapkan dapat berfungsi penuh selama
pasca proyek.
V. PENTAHAPAN KEGIATAN
VI. P E N U T U P
BAHAN BACAAN
Ayers, R.S. dan D.W. Westcot. 1976. Water Quality for Agriculture.
FAO Irrigation and Drainage Paper No 20. Rome.
Fisher, R.A. dan R.M. Hagan. 1965. Plant Water Relations, Irrigation
Management and Crop Yields. Exp. Agric. 1:161-177.
A. Pengaturan Tanaman
A* B* * * * * * * *
D* C* * * * * * * *
* * * * * * * * *
* * * * * * * * *
* * * * * * * * *
* * * * * * * * *
A* B* * * * * * * *
D* C* * * * * * * *
E* F* * * * * * * *
* * * * * * * * *
* * * * * * * * *
* * * * * * * * *
Panjang AB = BC = CD = AD, titik E terletak pada titik potong
diagonal. Cara ini sebenarnya sama dengan cara bujursangkar,
hanya pada titik potong diagonal diberi tanaman berumur pendek
yang kemudian hari tanaman tersebut dibongkar. Jarak tanam yang
dianjurkan 2 - 3 m.
jarak dari teras yang satu ke teras yang lain mungkin sulit
disamakan. Dalam hal ini perlu disesuaikan dengan keadaan.
B. Jarak Tanam
Jarak tanam pohon pepayatergantung beberapa faktor di
antaranya jenis tanah, berat ringannya tanah, kesuburan tanah, dan
varietas tanaman mangga. Pada tanah yang tandus, pertumbuhan
tanaman kurang subur sehingga dapat ditanam pada jarak yang
lebih dekat. Tanaman yang berasal dari biji pada umumnya lebih
besar daripada yang berasal dari semai atau cangkok, sehingga
ditanam dengan jarak yang lebih lebar. Jarak tanam pepayayang
baik adalah 8 m, sehingga pada waktu tanaman pepayasudah besar
tidak akan berdempetan dan akan mengurangi timbulnya penyakit .
D. Penanaman
Penanaman sebaiknya dilakukan sore hari pada musim hujan,
sehingga tidak perlu menyiram dan udara tidak terlalu panas pada
siang hari. Hal ini akan mengurangi kematian tanaman yang baru
ditanam. Sebelum bibit ditanam, lubang yang telah diisi tanah
dibiarkan beberapa hari sampai tanah betul- betul tidak turun lagi.
Kalau tanah masih turun di tambah tanah lagi yang telah dicampur
kompos, pupuk kandang dan superphosphat. Pemberian tanah
sedikit lebih tinggi dari tanah disekitarnya sehingga tidak tergenang
air hujan. Di tempat ajir, dibuat lubang yang sedikit lebih besar dari
keranjang bibit, kemudian ditaburi dengan furadan, curaterr, temik
atau mipzinon + 10 - 25 gram tiap lubang guna mencegah gangguan
rayap atau semut yang mungkin ada. Waktu penanaman sebaiknya
keranjang dilepas supaya tidak didatangi rayap. Pada waktu
menanam diusahakan leher akar tetap seperti pada waktu di
pesemaian dan tempat mata tempel atau sambung jangan sampai
tertimbun tanah. Setelah tanam segera disiram sampai betul-betul
basah lalu dibuat peneduh yang terbuat dari daun kelapa, alang-
70
E. Pemeliharaan Tanaman
E.1. Penyiraman
Bibit tanaman yang baru ditanam sebaiknya disiram secara
teratur setiap hari, lebih-lebih yang berasal dari cabutan.Disamping
itu juga diperlukan naungan untuk melindungi dari terik sinar
matahari sehingga daun dan batang tidak kering .
E.5. Pemangkasan
Pemangkasan daun tua sebagai pemeliharaan dapat
dilakukan sewaktu-waktu. Pemangkasan ini ditujukan untuk
membuang daun tua yang patah, rusak, yang mengganggu cabang
lain, atau cabang yang tidak dikehendaki. Sedangkan pemangkasan
peremajaan dilakukan dengan memangkas semua cabang yang
kecil-kecil, kecuali satu batang paling atas untuk memelihara
kelanjutan hidup tanaman. Tunas-tunas baru yang tumbuh disisakan
2 - 3 batang.
E.6. Pemupukan
Program pemupukan yang dianjurkan untuk kebun pepaya
adalah :
1.1. Pendahuluan
Tanaman bawang merah dapat tumbuh baik pada tanah-tanah
yang subur, banyak mengandung bahan organik, tidak tergenang air,
aerasinya cukup baik, dan pH 5.5-6.5. Jika pH tanah kurang dari 5.5
biasanya pertumbuhan tanaman kerdil akibat gangguan oleh Al-dd.
Sedangkan kalau pH tanah lebih dari 6.5, biasanya umbinya kecil-
kecil karena defisien Mn. Saat tanam yang baik adalah akhir musim
hujan (Maret/April) dan musim kemarau (Juni/Mei). Penanaman
pada musim penghujan menghendaki drainase tanah yang bagus
dan pengendalian hama dan penyakit yang intensif. Bawang merah
yang dikenal dengan nama "Brambang" adalah Allium
ascalonicum L. yang umumnya ditanam di dataran rendah pada
musim kemarau. Sedangkan "bawang Bombay" adalah Allium
cepa L, yang biasanya ditanam di dataran tinggi yang beriklim sejuk
(Doorenbos dan Kassam, 1978; SP2UK, 1992).
(2). Bertanam
Pengolahan tanah dilakukan sedalam 40 cm, diberi pupuk
kandang atau kompos sekitar 10-20 ton/ha. Bedengan dibuat
dengan lebar sekitar 60 cm dengan lebar parit 20-40 cm.
(4). Pemupukan
73
2.1. Pendahuluan
Pada kondisi normal tanaman ini membentuk umbi pada
musim pertumbuhan pertama dan berbunga pada musim ke dua.
Hasil umbi dikendalikan oleh panjang hari dan panjang hari yang
kritis berkisar antara 11 - 16 jam tergantung pada varietas tanaman.
Tanaman tumbuh baik pada kondisi iklim yang medium, tanpa kon-
disi ekstrim suhu dan tanpa hujan yang berlebihan. Untuk periode
pertumbuhan initialnya diperlukan cuaca dingin dan cukup air,
sedangkan selama fase pemasakan diperlukan cuara hangat dan
kering untuk mendapatkan hasil yang banyak dengan kualitas yang
baik. Rataan suhu harian yang optimum berkisar antara 15 dan 20
74
(e). Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan setiap hari hingga umur dua bulan;
penyiangan dilakukan pada umur 30, 45 dan 60 HST; parit
dibersihkan dan diperbaiki dengan cangkul.
3.1. Pendahuluan
Tanaman kubis diperkirakan berasal dari daerah pantai
selatan dan barat Eropa. Untuk produksi yang tinggi tanaman ini
mensyaratkan ilkim dingin dan humid. Total panjangnya musim
poertumbuhan beragam antara 90 hingga 200 hari, tergantung pada
kondisi iklim, varietas dan saat tanam, tetapi utnuk produksi yang
baik ternyata periode pertumbuhannya sekitar 120-140 hari.
Kebanyakan varietas kubis tahan terhadap kondisi dingin selama
waktu yang singkat, tetapi kondisi dingin pada waktu yang lama
sangat berbahaya. Tanaman dengan daun-daun yang lebih kecil
kurang dari 3 cm mampu bertahan pada kondisi suhu rendah dalam
waktu lama, tetapi kalau daun-daunnya besar 5-7 cm maka tanaman
akan mulai tumbuh generatif dan ini menghasilkan kualitas yang
78
jelek. Pertum buhan yang optimum dapat terjadi pada rataan suhu
harian sekitar 17oC dengan rataan suhu maksimum harian 24oC
dan rataan suhu minimum 10oC. Rataan lembab relatif udara
jharus dalam kisaran 60-90%. Umumnya tanah-tanah lempung atau
yang lebih berat sesuai bagi tanaman kubis. Pada kondisi curah
hujan yang tinggi, tanah- tanah lempung berpasir dan tanah-tanah
berpasir lebih sesuai karena drainagenya bagus. Kebutuhan
pupuk sangat tinggi: 100- 150 kg/ha N, 50-65 kg/ha P dan 100-130
kg/ha K.
Kubis agak peka terhadap salinitas tanah. Hasil tanaman
menurun pada berbagai tingkat salinitas tanah: penurunan 0% pada
ECe = 1.8; 10% pada ECe=2,8; 25% pada ECe=4.4; 50% pada
ECe=7.0 dan 100% pada ECe=12 mmhos/cm.
Jarak tanam tergantung pada ukuran kole yang diperlukan
untuk pasar, biasanya antara 0.3-0.5 m untuk ukuran kole 1-1.5 kg
dan 0.5-0.9 m untuk ukuran kole 3 kg. Produksi optimum dapat
dicapai dengan kepadatan tanaman 30 000 hingga 40 000
tanaman/ha. Penanaman dapat dilakukan dengan penaburan benih
secraa langsung dengan populasi 3 kg/ha, atau dengan
transplanting bibit dari pesemaian.
Kubis dicirikan oleh pertumbuhan yang lambat selama
separuh pertama periode pertumbuhannya, yang bisanya
memerlukan waktu 50 hari untuk jenis genjah dan 100 hariuntuk
varietas yang umurnya panjang. Selama periode pertumbuhan
selanjutnya (pembentukan hasil dan pemasakan) tanaman melipat-
duakan bobotnya selama periode 50 hari. Pada awal eperiode
pembentukan hasil( periode 3), pembentukan kole mulai terjadi yang
diikuti oleh penurunan peranan daun-daun. Kole yang masak penuh
dihasilkan selama periode pemasakan 10-20 hari (periode 4).
Tergantung pada varietasnya, kole dapat berbentuk bundar atau
meruncing, hijau atau kemerahan, halus atau bergelombang. Rotasi
tanaman disarankan tiga tahunan untuk mengendalikan gangguan
penyakit dari tanah.
4.1. Pendahuluan
Pertumbuhan dan produksi tanaman kentang sangat
dipengaruhi oleh suhu dan rataan suhu harian yang optimal adalah
18-21°C. Pada umumnya suhu malam harin di bawah 15°C
diperlukan untuk inisiasi umbi. Suhu tanah yang optimum untuk
pertumbuhan umbi yang normal adalah 15- 18°C. Pertumbuhan
umbi sangat terhambat kalau suhu tanah kurang dari 10°C dan di
atas 30°C. Varietas-varietas kentang dapat dikelompokkan menjadi
genjah (umur 90-120 hari), medium (120-150 hari), dan varietas
dalam (150-180 hari). Kondisi dingin pada sata tanam mengaki-
batkan lambatnya perkecambahan yang akibatnya adalah
memperpanjang musim pertumbuhan. Untuk daerah yang beriklim
tropis diperlukan varietas kentang yang tahan hari pendek.
Tanaman kentang memerlukan tanah yang drainasenya baik,
aerasinya bagus dan porus dengan pH 5-6. Kebutuhan pupuk relatif
tinggi dan untuk tanaman irigasi kebutuhan pupuk nya adalah antara
80-120 kg N/ha , 50-80 kg P/ha, dan 125-160 kg K/ha. Tanaman
ditanam pada guludan atau bedengan. Untuk sistem produksi tadah
hujan pada kondisi kering, penanaman dalam bedengan cenderung
memberikan hasil lebih tinggi karena pengaruh adanya konservasi
air tanah. Pada kondisi irigasi tanaman sebaiknya ditanam dengan
sistem guludan. Kedalaman penanaman umumnya adalah 5-10 cm,
sedangkan jarak tanamnya 0.75 x 0.3 m pada kondisi irigasi dan
1.0x 0.5 m pada kondisi tadah hujan. Kultivasi selama musaim
pertum buhan harus menghindarkan kerusakan akar dan umbi, dan
di daeran yang beriklim sedang (TEMPERATE) guludan senantiasa
dibumbun untuk menghindarkan "greening" umbi.
Tanaman ini cukup peka terhadap salinitas tanah, penurunan
hasil pada berbagai tingkat salinitas adalah: 0% pada Ece = 1.7;
10% pada ECe = 2.5; 25% pada ECe= 3.8; 50% pada ECe = 5.9 dan
100% pada ECe = 10 mmhos/cm (Doorenbos dan Kassam, 1978).
6.1. Pendahuluan
Tanaman ini menghendaki iklim panas selama musim
pertumbuhannya, namun masih dapat tumbuh di berbagai daerah di
Indonesia. Di daerah yang curah hujannya tinggi, problem seriusnya
adalah gangguan hama dan penyakit. Biasanya ditanam pada
musim kemarau. Tanaman dapat tumbuh pada berbagai tipe tanha,
namun tanah yang idela adalah tanah lempung yang kaya bahan
organik dan drainasenya bagus, pH tanah 5.8-6.5 (SP2UK, 1992).
86
6.3. Produksi
Tanda-tanda kacang hijau siap dipanen adalah kalau
polongnya telah berwarna coklat hingga hitam. Panen polong
kemudian dikeringkan dan bijinya dirontokkan, kemudian dijemur 2-3
hari. Biji kering matahatri yang mengandung air 12-14% dapat
disimpan.
Beberapa varitas unggul adalah Arta Ijo, Siwalik, Bhakti, dan
No. 129. Rataan varitas unggul dapat menbghasilkanbiji 10 kw/ha,
sedangkan varitas lokal sekitar 5 kw/ha.
7. LOMBOK
(Capsicum annum dan Capsicum frutescens)
7.1. Pendahuluan
Tanaman cabai (lombok) diperkirakan berasal dari daerah
tropika Amerika. Tanaman ini tumbuh baik pada kondisi iklim
dengan musim tumbuhnya mempunyai suhu 18-27oC selama siang
hari dan 15- 18oC selama malam hari. Suhu malam yang rendah
mengakibatkan lebih banyaknya percabangan dan lebih banyak
bunga; suhu malam yang hangat mempercepat pembungaan dan
efek ini lebih jelas kalau intensitas cahaya meningkat.
87
buah segar dan 20-25 ton/ha dapat diperoleh pada kondisi iklim
yang sesuai. Akan tetapi persentase hasil buah yang dapat
dipasarkan sangat beragam. Efisiensi penggunaan air (Ey) untuk
buah lombok segar yang mengandung 90% air beragam antara 1.5 -
3.0 kg/m3.
8.1. Pendahuluan
Bayam mengandung vitamin A, C dan sedikit vitamin B,
banyak kalsium, P, dan Fe. Tanaman dapat tumbuh sepanjang
tahun mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Pada tanah-
tanah yang pH nya kurang dari 6.0 biasanya pertumbuhannya kerdil,
sedangkan pada atanah yang pH nya lebih dari 7.0 akan terjadi
khlorosis. Saat tanam yang terbaik adalah awal musim hujan
(Oktober/Nopember) atau awal musim kemarau (Maret/April).
Dua jenis bayam yang lasim dibudidayakan adalah:
1. Bayam cabutan yang juga disebut bayam sekul (Amaranthus
tricolor L.). Jenis ini ada yang batangnya berwarna kemerahan
(bayam merah) dan ada yang hijau keputihan (bayam putih).
Bayam putih lebih enak.
2. Bayam tahun atau bayam sekop atau kakap (Amaranthus
hybridus L.) daunnya lebar-lebar. Dua varietas yang sangat
dikenal adalah A. paniculatus dan A. caudatus. Varietas caudatus
mempunyai daun agak panjang dengan ujungnya runcing dan
hijau atau merah tua. Bunganya dalam rangkaian panjang dan
terkumpul pada ujung batang. Varietas paniculatus daunnya lebih
lebar, hijau, dengan rangkaian bunga panjang dan lebih teratur,
bunganya tersebar di setiap ketiak daun atau cabang.
(2). Bertanam
Pengolahan tanah sedalam 20-30 cm, diberi pupuk kandang
atau kompos sebanyak 10 ton/ha atau 1 kg setiap meter persegi.
Bedengan dibuat dengan lebar satu meter. Biji ditaburkan menurut
barisan yang membujur dari tumur ke barat dengan jarak barisan 20
cm. Setiap bedengan memuat lima barisan tanaman dan setelah 3-
5 hari biji bayam mulai tumbuh.
Setelah berumur dua minggu setiap pagi tanaman digoyang
kekiri dan ke kanan dengan sapu lidi sampai tampak lemas. Dengan
cara ini tanaman tumbuh kuat dan cepat dan hama berlarian.
Setelah tanaman setinggi 15 cm (berumur sebulan) dapat
dijarangkan dengan mencabut tanaman yang sudah besar dan
terlalu rapat. Setelah umur 1.5 bulan dan tinggi tanaman 20 cm
dapat dicabut seluruhnya.
Pada lahan pekarangan biasanya ditanam A. hybridus,
penanaman dengan memindahkan tanaman muda yang tingginya
10 cm dari pesemaian ke tempat yang telah disiapkan dengan jarak
tanam 20 x 40 cm. Panen dilakukan dengan memetik daun atau
memotong ujung batang/cabang sebelum berbunga. Dengan cara
ini tanaman dapat bertahan hingga umur setahun.
(4). Pemeliharaan
Perawatan yang perlu diperhatikan adalah menggem burkan
tanah sekitar tanaman sambil membuang gulma. Pestisida tidak
harus digunakan untuk mengendalikan ulat daun.
(5). Produksi
Rataan tanaman bayam dapat menghasilkan 10-25 ku/ha
tergantung tingkat kesuburan tanah.
9.1. Pendahuluan
Tanaman ini banyak digemari masyarakat karena rasanya
enak, gurih, banyak mengandung vitamin A, B dan C. Syarat pokok
bagi pertumbuhannya ialah tanah gembur dan porus, cukup mampu
menahan air tersedia, pH 5.5-6.5, kaya bahan organik. Waktu
tanam yang sesuai adalah awal dan akhir musim hujan (SP2UK,
1992).
92
(1). Perbanyakan
Tanaman diperbanyak dengan biji dan ditanam langsung ke
lahan tanpa pesemaian.
(2). Bertanam
Pengolahan tanah dengan cangkul dan kemudian diratakan.
Lubang tanam dibuat dengan tugal pada jarak 30x 60 cm untuk
kacang lanjaran, 20 x 30 cm untuk kacang lainnya. Setiap
lubang diisi dua butir benih dan ditutup dengan tanah gembur .
Benih akan tumbuh dalam waktu lima hari. Setelah tinggi
tanaman 25 cm segera diberi lanjaran bambu setinggi dua
meter.
(3). Perlakuan benih
93
9.3. Produksi
Buah muda dapat dipanen setelah tanaman berumur dua
bulan, panen selanjutnay dilakukan setiap minggu berlangsung
hingga 3.5 atau 4 bulan. Kacang tunggak dan kacang uci dipanen
setelah buahnya kering. Kacang lanjaran dapat menghasilkan 30
kuintal buah muda setiap hektar, sedangkan kacang tunggak dan
kacang uci dapat menghasilkan 15 kuintal biji kering setiap hektar.
10.1. Pendahuluan
Kapri ditanam sebagai tanaman sayuran yang menghasilkan
polong segar atau biji kering.Varietasnya bermacam-macam, mulai
dari tipe yang batangnya merambat hingga tipe kerdil yang tumbuh
pendek dan genjah. Kapri merupakan tanaman iklim dingin dan
rataan suhu harian yang optimum adalah 17oC dengan kisaran 10 -
23oC. Perkecambahannya sangat dipengaruhi oleh suhu tanah,
pada 5oC perkecambahan berlangsung 30 hari atau lebih, pada
10oC sekitar 14 hari dan pada 20oC -30oC sekitar 6 hari. Di daerah
tropika sekitar katulistiwa, kapri ditanam pada ketinggian 1500 m
dpl. Musim tumbuhnya yang normal 65-100 hari untuk menghasil -
kan polong segar dan tambahan 20 hari untuk menghasilkan biji
kering.
Tanaman dapat tumbuh baik pada berbagai kondisi tanah
dengan drainage yang baik dan pH 5.5 - 6.5. Kebutuhan pupuk
sekitar 20-40 kg N/ha, 40-60 kg P/ha dan 80-160 kg K/ha. Kapri
mampu memfiksasi nitrogen dari udara, namun demikian dosis
starter 20- 40 kg N/ha diperlukan untuk mendapatkan pertumbuhan
awal yang bagus.
Jarak tanam tergantung pada varietas dan tipe tumbuh
tanaman, antara 0-6-0.9 x 0.05-0.1 m dengan jarak yang lebih lebar
lagi kalau ditanam dengan lanjaran. Kedalaman tanam benih 2-5
cm. Drainase dan rotasi tanaman diperlukan untuk mengendalikan
gangguan busuk akar.
94
-------------------------------
65-100 85-120
hari
11.1. Pendahuluan
Tanaman dapat tumbuh dengan baik pada tanah-tanah yang
subur, tidak tergenang air, pH 5-6, waktu tanam yang baik awal
musim kemarau (Maret/April) atau musim hujan
(Oktober/Nopember). Beberapa jenis terong yang sangat dikenal
masyarakat adalah:
a. Terong kopek, buahnya bulat panjang dan ujungnya tumpul,
warnanya ada yang ungu dan hijau keputihan.
b. Terong craigi, buahnya bulat panjang dan ujungnya meruncing,
ada yang lurus dan bengkok, warnanya ungu.
c. Terong Bogor atau terong kelapa, buahnya bundar besar, warna-
nya putih atau hijau keputihan dan rasanya renyah agak getir,
hanya untuk lalap mentah.
d. Terong glatik atau terong lalap, buahnya kecil-kecil, warnanya
ungu atau putih keunguan, rasanya langu, tetapi tidak getir,
digunakan sebagai lalapan mentah.
1. Perbanyakan
Terong dapat diperbanyak dengan biji dan disemaiakn lebih
dahulu.
2. Bertanam
Tata cara pesemaian serupa dengan tana,man tomat, biji
berkecambah dalam waktu 10 hari. Tanah diolah dengan bedengan
selebar 120-140 cm. Pada bedengan dibuatkan lubang-lubang
untuk bertanam dengan jarak 70x80 cm. Parit-parit antar bedengan
selebar 20 cm. Pada setiap lubang tanam diberi pupuk kandang
atau kompos yang telah masak 0.5 kg. Bibit yang berumur 1.5
bulan (berdaun empat lembar) dapat dipindahkan ke lubang tanam
di bedengan.
3. Perlakuan benih/bibit
97
4. Pemupukan
Tanaman umur dua minggu dipupuk dengan urea (1-2
kuintal/ha). Pemupukan lengkap ZA (Urea), TSP dan ZK dengan
perbandingan 1:2:2 sebanyak 10 g setiap lubang tanam sangat baik.
Pupuk ini diberikan di sekeliling tanaman (5 cm dari batang). pupuk
ini diberikan pada umur 2.5-3 bulan, setiap hektar memerlukan 1.5
ku ZA, 3 ku TSP dan 1.5 ku ZK.
6. Produksi
Buah pertama dapat dipetik setelah tanaman berumur empat
bulan. Panen jangan sampai terlambat supaya buahnya tidak liat
dan kurang enak rasanya.
12.1. Pendahuluan
Tanaman dapat ditanam di dataran rendah hingga dataran
tinggi, namun lebih sesuai dataran rendah. Syarat tumbuhnya ialah
tanah cukup mengandung air, tidak ada genangan air, tidak banyak
hujan, pH 6.0-7.0; tumbuh di tampat terbuka, banyak sinar matahari,
dan tidak tahan naungan.
Waktu tanam yang baik adalah akhir musim hujan
(MAret/April) atau musim kematrau asalkan cukup tersedia air.
Dua golongan ketimun yang sangat dikenal adalah:
a. Ketimun yanbg pada buahnya terdapat bintil-bintil seperti
jerawat, terutama pada pangkal buahnya:
a.1. Timun biasa yang disebut "ketimun", kulitnya tipis dan lunak.
Buah muda warnanya hijau keputihan dan setelah tua
berwarna coklat.
a.2. Timun watang, kulit buahnya tebal dan agak keras, buah
mudanya hijau keputihan dan buah tua kuning-tua.
a.3. Timun wuku, kulit buahnya agak tebal, buah mudanya agak
coklat.
b. Krai atau timun krai, buahnya halus tidak mempunyai bintuil-
bintil. Buahnya hijau kekuningan dan bergaris putih.
98
1. Perbanyakan
Tanaman diperbanyak dengan biji yang langsung ditanam di
lahan tanpa pesemaian.
2. Bertanam
Tanah diolah sedalam 30 cm, diratakan dan dibuat lubang
tanam dengan jarak 50x100 cm. Pada setiap lubang tanam diberi
pupuk kandang atau kompos sebanyak 1-2 kg. Setiap lubang
ditanami 2-3 biji dan ditutup dengan lapisan tanah gembur. Benih
akan tumbuh 3-5 hari kemudian. Penjarangan tanaman dilakukan
pada umur dua minggu.
4. Pemupukan
Pada umur sebulan dapat dipupuk urea dengan dosis 1-2
kuintal setiap hektar. Pupuk lengkap NPK 15-15-15 dapat digunakan
sebanyak 20 g setiap tanaman. Pupuk ditugalkan di sekitar tanaman
sejauh 15 cm dari batang. Pupuk dapat diberikan pada saat
mendangir tanah ketika tanaman berbunga pertama (bunga jantan).
2. Bertanam
Stek batang dapat alangsung ditanam pada lumpur kolam
atau sawah/rawa yang airnya dangkal dengan jarak tanam 30x20
cm. Setiuap meter persegi memerlukan sekitar 17 stek bibit.
Kangkung darat ditanam langsung pada bedengan-bedengan yang
telah disiapkan dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Pengolahan tanah
bedengan biasanya sedalam 30 cm,lebar bedengan sekitar 60-100
cm, kemudian ditugal dengan jarak 20x20 cm. Pupuk kandang atau
kompos dapat diberikan dengan dosis 5 ton/ha.
3. Perlakuan bibit/benih
Kebutuhan bibit kangkung air sekitar 150000-170000 stek
setiap hektar, sedangkan kangkung darat 2.5 kg biji setiap hektar.
4. Pemupukan
Dosis pemupukan yang dianjurkan adalah 1.2 kuintal ureas
setiap hektar.
5. Produksi tanaman
Setelah tanaman berumur tiga bulan mulai dapat dipangkas
ujungnya sepanjang 20 cm supaya bercabang banyak. Pangkasan
ini merupakan panen pertama, panen selanjutnya dengan
memangkas cabang-cabang setiap dua minggu sekali. Rata-rata
dapat menghasilkan 100-160 kuintal/ha dalam setahun. Biasanya
setelah berumur setahun pertumbuhannya mulai kerdil.