KEBUTUHAN SEKSUALITAS
I. Konsep Kebutuhan
1.1 Definisi
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi
perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai,
memerhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan
timbal balik antara dua individu tersebut.
Seksualitas dan seks merupakan hal yang berbeda :
Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka
dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut
kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti
sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat
gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk
pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.
Seks adalah menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan
fisiologi pada laki-laki dan perempuan, hubungan fisik antar
individu (aktivitas seksual genital).
Kesehatan seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek
somatik, emosional, intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual,
dengan cara yang positif yang memperkaya dan meningkatkan
kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975).
1.2 Fisiologi
Perkembangan seksual di awali dari masa pre natal dan bayi, kanak-
kanak, masa pubertas, masa dewasa muda dan pertengahan umur,
serta dewasa.
1.2.1 Masa prenatal dan bayi
Pada masa ini komponen fisik atau biologis sudah mulai
berkembang. Berkembangnya organ seksual mampu merespon
rangsangan, seperti adanya ereksi penis pada laki-laki dan
adanya pelumas vagina pada wanita. Perilaku ini terjadi ketika
mandi, bayi merasakan adanya perasaan senang. Menurut
Sigmund Freud, tahap perkembangan psikoseksual pada masa
ini adalah :
1.2.1.1 Tahap Oral
terjadi pada umur 0-1 tahun. Kepuasan, kesenangan
atau kenikmatan dapat dicapai dengan cara menghisap,
menggigit, mengunyah, atau bersuara. Anak memiliki
ketergantungan yang sangat tinggi dan selalu minta
dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah
yang di peroleh pada masa ini adalah masalah menyapih
dan makan.
1.2.1.2 Tahap Anal,
Terjadi pada umur 1-3 tahun. Kepuasan pada tahap ini
terjadi pada saat pengeluaran feses. Anak mulai
menunjukan keakuannya, sikapnya sangat narsistik
(cinta terhadap diri sendiri), dan egois. Anak juga mulai
mempelajari struktur tubuhnya. Pada tahap ini anak
sudah dapat di latih dalam hal kebersihan.
1.2.2 Masa Kanak-kanak
Masa ini di bagi dalam usia prasekolah, dan sekolah.
Perkembangan seksual pada masa ini di awali secara biologis
atau fisik, sedangkan perkembangan psikoseksual pada masa ini
adalah :
1.2.2.1 Tahap oedipal/phalik, terjadi pada umur 3-5 tahun.
Kepuasan anak terletak pada rangsangan otoerotis, yaitu
meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa
erogennya. Anak juga mulai menyukai lain jenis. Anak
laki-laki cenderung lebih suka sama ibunya dari pada
ayahnya, sebaliknya anak perempuan lebih suka
ayahnya. Anak mulai dapat mengidentifikasi jenis
kelamin dirinya, apakah laki-laki atau perempuan,
belajar melalui interaksi dengan figur orang tua, serta
mulai mengembangkan peran sesuai dengan jenis
kelaminnya.
1.2.2.2 Tahap Laten, terjadi pada umur 5-12 tahun. Kepuasan
anak mulai terintegrasi, mereka memasuki masa pubertas
dan berhadapan langsung pada tuntutan sosial, seperti
suka berhubungan dengan kelompoknya atau teman
sebaya, dorongan libido mulai berbeda. Pada masa
sekolah ini, anak sudah banyak bertanya tentang hal
seksual melalui interaksi dengan orang dewasa,
membaca atau berfantasi.
1.2.3 Masa Pubertas / Remaja
Pada masa ini sudah terjadi kematangan fisik dari aspek seksual
dan akan terjadi kematangan secara psikososial. Terjadinya
perubahan secara psikologis ini ditandai dengan adanya
perubahan dalam citra tubuh (body image) , perhatian yang
cukup besar terhadap fungsi tubuh, pembelajaran tentang
perilaku, kondisi sosial, dan perubahan lain, seperti perubahan
berat badan, tinggi badan, perkembangan otot, bulu di pubis,
buah dada atau mentruasi bagi wanita. Tahap yang di sebut oleh
Freud sebagai tahap genital ini terjadi pada umur 12 - 18 tahun.
Kepuasan anak pada tahap ini akan kembali bangkit dan
mengarah pada perasaan cinta yang matang terhadap lawan jenis.
2.3Perencanaan
Diagnosa 1: Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan fungsi
tubuh(missal kehamilan, pelahiran baru-baru ini, obat, pembedahan,
anomaly, proses penyakit, trauma, radiasi)
2.3.1 Tujuan : Klien dapatmnerima perubahan struktur tubuh
terutama pada fungsi seksual yang dialaminya, dengan
kriterria hasil:
Mengekspresikan kenyamanan
Mengekpresikan kepercayaan diri
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional
Bantu pasien untuk mengekspresikan perubahan fungsi
tubuh termasuk organ seksual seiring dengan
bertambahnya usia
R: mengetahui sejauh mana pasien menyadari
perubahan fungsi yang dialaminya
Berikan pendidikan kesehatan tentang penurunan fungsi
seksual
R: pasien menjadi mengetahui penyebab dari penurunan
fungsi seksual pada keadaan pasien saat ini
Motivasi pasien untuk mengonsumsi makanan yang
rendah lemak, rendah kolesterol, dan berupa diet
vegetarian
R: membantu mengembalikan fungsi seksual pasien
Anjurkan klien untuk menggunakan krim vagina atau gel
R: menjaga fungsi seksual pasien
(...........................................) (............................................)