PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak sekali ayat yang tegas dan muhkam dalam Kitabullah yang mulia,
memberikan anjuran untuk puasa sebagai sarana untuk taqarrub (mendekatkan diri)
kepada Allah 'Azza wa Jalla dan juga menjelaskan keutamaan-keutamaannya, seperti
firman Allah (yang artinya): “Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kaum
mukminin dan mukminat, kaum pria yang patuh dan kaum wanita yang patuh, dan
kaum pria serta wanita yang benar (imannya) dan kaum pria serta kaum wanita yang
sabar (ketaatannya), dan kaum pria serta wanita yang khusyu', dan kaum pria serta
wanita yang bersedekah, dan kaum pria serta wanita yang berpuasa, dan kaum pria
dan wanita yang menjaga kehormatannya (kemaluannya), dan kaum pria serta wanita
yang banyak mengingat Allah; Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala
yang besar" [A-Ahzab : 35]
Jadi secara singkat kita telah dapat menyimpulkan bahwa betapa penting dan
bermanfaatnya puasa itu bagi kita. Baik yang berhubungan dengan ibadah kepada
Allah, kesehatan, dan hubunan sesama manusia. Dalam makalah ini akan
diberikan uraian singkat seputar puasa Ramadhan.
B. Tujuan
A. Definisi Puasa
Secara bahasa Puasa adalah menahan diri dari sesuatu Sedangkan secara
terminology/syariat Puasa ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan
puasa (seperti makan, minum, hubungan kelamin, dan sebagainya) semenjak terbit
fajar sampai terbenamnya matahari,dengan disertai niat ibadah kepada Allah, karena
mengharapkan redho-Nya dan menyiapkan diri guna meningkatkan Taqwa kepada-
Nya. Puasa Ramadhan wajib dilakukan, adakalanya karena telah melihat hitungan
Sya’ban telah sempurna 30 hari penuh atau dengan melihat bulan pada malam tanggal
30 Sya’ban. Sesuai dengan hadits Nabi SAW, Yang Artinya:
Berpuasalah dengan karena kamu telah melihat bulan (ru’yat), dan
berbukalah dengan berdasar ru’yat pula. Jika bulan tertutup mendung, maka
genapkanlah Sya’ban menjadi 30 hari.
B. Bentuk Puasa
Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh kaum
muslimin di seluruh dunia. Allah SWT telah mewajibkannya kepada kaum yang
beriman, sebagaimana telah diwajibkan atas kaum sebelum Muhammad SAW. Puasa
merupakan amal ibadah klasik yang telah diwajibkan atas setiap umat-umat
terdahulu.
Ada empat bentuk puasa yang telah dilakukan oleh umat terdahulu, yaitu :
1. Puasanya orang-orang sufi, yakni praktek puasa setiap hari dengan maksud
menambah pahala. Misalnya puasanya para pendeta.
2. Puasa bicara, yakni praktek puasa kaum Yahudi. Sebagaimana yang telah
dikisahkan dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 26, yang artinya :
Jika kamu (Maryam) melihat seorang manusia, maka katakanlah, sesungguhnya
aku bernadzar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan
berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (Q.S. Maryam : 26)
3. Puasa dari seluruh atau sebagian perbuatan (bertapa), seperti puasa yang
dilakukan oleh pemeluk agama Budha dan sebagian Yahudi. Dan puasa-puasa
lainnya yang mempunyai cara dan kriteria yang telah ditentukan oleh masing-
masing kaum tersebut.
4. Sedang kewajiban puasa dalam Islam, orang akan tahu bahwa ia mempunyai
aturan yang tengah-tengah yang berbeda dari puasa kaum sebelumnya baik
C. Hikmah Puasa
Diwajibkannya puasa atas umat Islam mempunyai hikmah yang dalam. Yakni
merealisasikan ketaqwaan kepada Allah SWT. sebagaimana yang terkandung dalam
surat Al-Baqarah ayat 183 :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kalian
bertaqwa (QS Al-Baqarah: 183).
Tiada diragukan kita dapati jihad nafsi, menyelamatkan kita dari segala aroma
keduniaan dalam menahan hawa nafsu. Seperti yang dikatakan Rasulullah SAW :
Artinya : Wahai pemuda/i, barang siapa yang telah memenuhi bekal,
bersegeralah kawin, sesungguhnya itu dapat menahan dari penglihatan
dan menjaga kemaluan. Dan barang siapa belum memenuhi maka
berpuasalah, sesungguhnya itu adalah penangkalnya.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa puasa mempunyai manfaat-
manfaat yang tidak bisa kita ukur. Karenanya bersyukurlah orang-orang yang dapat
mengerjakan puasa. Sebagaimana Kamal bin Hamman berkata, “Puasa adalah rukun
Islam yang ketiga setelah syahadat dan salat, disyariatkan Allah SWT karena
keistimewaan dan manfaatnya seperti : ketenangan jiwa dari menahan hawa nafsu,
menolong dan menimbulkan sifat menyayangi orang miskin, persamaan derajat baik
itu fakir atau kaya”.
Penentuan bulan Ramadhan dengan cara melihat hilal dapat ditetapkan dengan
persaksian seorang Muslim yang adil sebagaimana yang dikatakan Ibnu Umar :
Manusia sedang mencari hilal, lalu aku khabarkan Nabi S.a.w bahawa aku telah
melihatnya maka beliau berpuasa dan memerintahkan manuasia untuk berpuasa.
(Riwayat Abu Dawud, ad-Darimy, Ibnu Hibban, al-Hakim, dan al- Baihaqy).
2. Waktu Puasa
Adapun waktu puasa dimulai dari terbit fajar subuh sampai terbenam matahari
dengan dalil firman Allah, Dan makan dan minumlah kalian sampai jelas bagi kalian
putihnya siang dan hitamnya malam dari fajar.(Al-Baqarah, 2:186).
Dan perlu diketahui bahawa Rasulullah telah menjelaskan bahawa fajar ada
dua:
a. Fajar kazib (fajar awal). dalam waktu ini belum boleh dilakukan solat subuh dan
dibolehkan untuk makan dan minum bagi yang berpuasa.
3. Sahur
a. Hikmahnya
Setelah mewajibkan berpuasa dengan waktu dan hukum yang sama dengan yang
berlaku bagi orang-orang sebelum mereka, maka Allah mensyariatkan sahur atas
kaum muslimin dalam rangka membedakan puasa mereka dengan puasa orang-
orang sebelum mereka, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah dalam hadits
Abu Sa’id al-Khudriy:
ِ صيَ ِام أ َ ْه ِل ْال ِكتَا
ب أ َ َكلَةُ السَّحْ ِر ِ امنَا َو ِ َص ُل َما بَيْن
ِ َصي ْ ََ
Pembeda antara puasa kami dan puasa ahlul kitab adalah makan sahur.
b. Keutamaannya
Keutamaan sahur antara lain:
1) Sahur adalah berkah sebagaimana sabda Rasulullah:
c. Sunnah Mengakhirkannya
Disunnahkan memperlambat sahur sampai mendekati subuh (fajar)
sebagaimana yang dilakukan Rasulullah di dalam hadits Ibnu Abbas dari Zaid bin
Tsabit, beliau berkata, Kami bersahur bersama Rasulullah , kemudian beliau pergi
untuk solat. Aku (Ibnu Abbas) bertanya, Berapa lama antara azan dan sahur? Beliau
menjawab, Sekitar 50 ayat. (Riwayat al-Bukhariy dan Muslim).
d. Hukumnya
Sahur merupakan sunnah yang muakkad dengan dalil:
1) Perintah dari Rasulullah untuk itu sebagaimana hadits yang terdahulu dan juga
sabda beliauyang artinya: Bersahurlah kerana dalam sahur terdapat berkah.
(Riwayat al-Bukhariy dan Muslim).
2) Larangan beliau dari meninggalkannya sebagaimana hadits Abu Sa’id yang
terdahulu. Oleh kerana itu, al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fath al-Bary (3/139)
menukilkan ijmak atas kesunahannya.
7. Berbuka Puasa
a. Waktu berbuka
Berbuka puasa dilakukan pada waktu terbenam matahari dan telah lalu
penjelasannya pada pembahasan waktu puasa.
b. Mempercepat Buka Puasa
c. Termasuk dalam sunnah puasa adalah mempercepat waktu berbuka dalam rangka
mengikuti contoh Rasulullah e dan para sahabatnya sebagaimana yang dikatakan
oleh Amr bin Maimun al-Audy bahawa sahabat-sahabat Muhammad saw adalah
orang-orang yang paling cepat berbuka dan paling lambat sahurnya.
(Diriwayatkan oleh Abdurrazaq dalam al-Musannaf nomor 7591 dengan sanad
yang disahihkan Ibnu Hajar dalam Fath al-Bary 4/199).
Buka puasa dilakukan sebelum solat maghrib kerana itu merupakan akhlak
para nabi. Sedangkan Rasulullah memotivasi kita untuk berbuka dengan kurma dan
kalau tidak ada kurma, maka memakai air. Ini merupakan kesempurnaan kasih sayang
dan perhatian beliau e terhadap umatnya.
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa puasa mempunyai manfaat-
manfaat yang tidak bisa kita ukur. Karenanya bersyukurlah orang-orang yang dapat
mengerjakan puasa. Sebagaimana Kamal bin Hamman berkata, “Puasa adalah rukun
Islam yang ketiga setelah syahadat dan salat, disyariatkan Allah SWT karena
keistimewaan dan manfaatnya seperti : ketenangan jiwa dari menahan hawa nafsu,
menolong dan menimbulkan sifat menyayangi orang miskin, persamaan derajat baik
itu fakir atau kaya”.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentu terdapat berbagai kekeliruan dan
kekurangan sebagaimana fitrah kami sebagai manusia, tempat salah dan lupa. Oleh
karena itu, dengan setulus hati kami mengharapkan apresiasi pembaca sekalian untuk
menyampaikan saran dan kritik demi perbaikan di masa mendatang.
Abu Asma’ Kholid bin Syamhudi Shifat shaum Nabi Oleh Salim Al Hilaly dan Ali
Hasanhttp://downloads.ziddu.com/downloadfile/4230110/MakalahPuasaRamadhan.d
oc.html
http://www.docs-finder.com/makalah-masalah-Puasa.Ramadan-Piqih-doc~3.html
http://salafiyunpad.wordpress.com/2010/08/10/panduan-puasa-ramadhan-di-bawah-
naungan-al-quran-dan-as-sunnah/