3. MATERI
1. Pengertian DBD
2. Penyebab DBD
3. Tanda dan gejala DBD
4. Cara penularan
5. Cara perawatan pada DBD di rumah sebelum di bawa ke rumah sakit
6. Kapan harus di bawa ke rumah sakit
1
2
4. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
5. MEDIA
1. Leaflet DBD
6. KEGIATAN PENYULUHAN
Memperhatikan
3. Evaluasi : Menanyakan kepada warga Menjawab pertanyaan 10 menit
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada warga yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. Terminasi : Mengakhiri pertemuan & Mendengarkan 5 menit
mengucapkan terimakasih atas
partisipasi Orang tua klien Menjawab salam
(anak).
Mengucapkan salam penutup
3
7. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan materi
2) Kesiapan SAP
3) Kesiapan media : leaflet
4) Warga hadir ditempat penyuluhan
5) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Balai RW 11 Kelurahan Kedongdoro
Surabaya
6) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
1) Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
2) Warga antusias terhadap materi penyuluhan
3) Warga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
4) Suasana penyuluhan tertib
5) Tidak ada warga yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Warga dapat :
1) Menjelaskan pengertian DBD
2) Menjelaskan penyebab DBD
3) Menjelaskan tanda dan gejala DBD
4) Menjelaskan cara penularan
5) Menjelaskan cara perawatan DBD di rumah sebelum di bawa ke rumah sakit
6) Menjelaskan kapan harus di bawa ke rumah sakit
7) Menjelaskan cara pencegahan DBD di rumah
8. PENGORGANISASIAN
Pembawa Acara : Benediktus Sosimus Laka Belek W
Pembicara : Elly Tjitra Wardianny, S.Kep
Fasilitator : Elisabet Linda Loni Dasura
Observer : Ekania Handryanti Tani
4
9. DAFTAR PUSTAKA
Efendy,Christantie (1995). Perawatan Pasien DBD. Jakarta: EGC
Engram, Barbara (1994). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Alih
bahasa: Suharyati Samba. Jakarta: EGC.
Hendarwanto (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1..Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Ismoedijanto, Et all., (2006). Kapita Selekta Ilmu Kesehatan Anak VI. Surabaya: Bagian
Ilmu Kesehatan Anak FK Unair.
Mansjoer, Arif dan Suprohaita (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius.
Soeparman (2004). Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Shepherd, Suzanne Moore (2007). Dengue Fever. www.emedicine.com
WHO.(1999).Demam Berdarah Dengue, Aplikasi, Pengobatan, Pencegahan dan
pengendalian.Alih bahasa:Monica Ester.Jakarta:EGC
5
1. Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegepty (Christantie Efendy,1995 ).
Demam Berdarah Dengue(DBD) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejala utama deman, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa
ruam DBD sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegepty (betina) (Seoparman , 1990).
2. Etiologi
Penyebab DBD adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes
( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ), (Hendarwanto 1999:417). Penyebab dari DBD
adalah Virus Dengue yg tergolong arbovirus, yaitu serotipe 1-4 virus dengue (DENV-1,
DENV-2, DENV-3, DENV-4). Dengue ditransmisikan ke tubuh manusia oleh nyamuk dari
genus Aedes yang terinfeksi virus, di mana nyamuk ini tersebar luas di daerah subtropis dan
tropis. Dua vektor yang kompeten untuk menyebarkan virus dengue adalah Aedes aegypti dan
Aedes albopictus (Mansjoer dan Suprohaita, 2000: 419).
3. Tanda dan gejala :
Menurut Hendarwanto (1999:421)
1) Meningkatnya suhu tubuh
2) Nyeri pada otot seluruh tubuh
3) Nyeri kepala menyeluruh atau berpusat pada supra orbita, retroorbita
4) Suara serak
5) Batuk
6) Epistaksis
7) Disuria
8) Nafsu makan menurun
9) Muntah
10) Ptechie
11) Ekimosis
12) Perdarahan gusi
6
(2) Derajat II
b. Perdarahan spontan selain manifestasi pasien pada derajat 1, biasanya pada bentuk
perdaraha kulit atau perdarahan lain.
(3) Derajat III
c. Kegagalan sirkulasi darah dimanifestasikan dengan nadi cepat dan lemah serta
penurunan tekanan darah atau hipotensi dan adanya kulit dingin dan lembab serta gelisah
(4) Derajat IV
d. Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi
2) Menurut Hendarwanto (1999:423)
(1) Derajat I (ringan)
a. Demam medadak 2-7 hari disertai gejala klinis lain dengan manifestasi perdarahan
teringan yaitu uji torniquet positif
(2) Derajat II (sedang)
a. Ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi perdarahan lain
(3) Derajat III
a. Ditemukan tanda-tanda dini perdarahan
(4) Derajat IV
a. Ditemukan DSS dengan tensi dan nadi yang tak terukur
6. Pemeriksaan Diagnostik
1) Laboratory Test (Shepherd, 2007)
(1). CBC (complete blood cells count):
a. Leukopenia.
b. Peningkatan hematocrit lebih dari 20%.
c. Thrombositopenia, platelet count kurang dari 100.000/L.
(2). Panel metabolik dasar (pada DBD dan DSS umumnya dijumpai):
a. Hiponatremia.
b. Peningkatan BUN.
c. Asidosis metabolik: perlu dilaksanakan analisa gas darah.
(3). LFT (liver function test):
a. Transaminase kadang meningkat ringan.
b. Hipoalbuminemia yang merupakan tanda hemokonsentrasi.
(4). Coagulation test:
8
menit). Dan jika terjadi koagulopati mungkin dapat diberikan fresh frozen plasma
(Shepherd, 2007)
8. Perencanaan Pulang
Perencanaan pulang dapat dipersiapkan jika dijumpai kriteria (Shepherd, 2007):
1) 24 jam tidak panas tanpa pemberian antipiretik.
2) Nafsu makan pasien baik/normal dan terjadi peningkatan kondisi klinis.
3) Produksi urine adekuat.
4) Hematokrit stabil.
5) Tidak ada distress nafas.
6) Sedikitnya setelah 48 jam sejak pulih dari shock.
7) Platelet count lebih dari 50.000/L
9. Pencegahan
12