Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KOPERASI PERIKANAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Koperasi Perikanan Dosen
Pembimbing: Mariyana Sari S.Pi.

Disusun oleh:
Kelas M1
Dea Yeniar Prakasiwi 125080107111006
Poppy Nur Oktavia 125080107111014
Gita Ayu Pratiwi 135080100111001
Muhamad Ali Dofir 135080100111004
Anggi Novalina 135080101111007
Dewi Mangshuroh 135080101111010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Koperasi Perikanan
yang ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Koperasi Perikanan,
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dan Bapak Dosen mata kuliah
kuliah Koperasi Perikanan Kelas M1 Manajemen Sumberdaya Perairan yang telah
membimbing kami dengan pemberian materi dalam kelas, serta terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyiapkan, memberikan masukan dalam
penyusunan makalah ini.
Akhirnya dalam segala keterbatasan serta pengetahuan, kami menyadari bahwa
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan komentar yang dapat dijadikan masukan dalam
menyempurnakan kekurangan kami di masa datang dan semoga dapat bermanfaat
dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Malang, 23 November 2015

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. 2
BAB I........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 4
1.2 Tujuan dan manfaat Penelitian ............................................................................. 5
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................................. 5
BAB II ...................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 6
2.1 Permasalahan yang dihadapi para nelayan masyarakat Sendang Biru ............ 6
2.2 Peran Koperasi Unit Desa (KUD) bagi para nelayan Sendang Biru.................. 7
2.3 Upaya KUD Mina Jaya untuk mengatasi kendala masyarakat Sendang Biru . 8
2.3.1 Wujud dan Hasil Pemberdayaan Istri oleh KUD ............................................... 8
2.3.2 Kendala yang dialami KUD Mina Jaya dalam Pemberdayaan Istri Nelayan . 9
BAB III .................................................................................................................................. 12
KESIMPULAN ..................................................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia berbagai program telah diupayakan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat baik oleh pemerintah, maupun oleh organisasi non
pemerintah. Program-program tersebut bertujuan untuk memperbaiki perekonomian
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu program tersebut adalah
koperasi. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuh kembangkan sebagai badan
usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir. Koperasi menurut ketentuan yang
termaksud dalam pasal 1 ayat (1) undang-undang tentang perekonomian UU No. 25
tahun 1992 Lembaran Negara RI tahun 1992 No 116 adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi menurut ketentuan yang termaksud
dalam pasal 1 ayat (1) UU RI No 17 tahun 2012 adalah badan hukum yang didirikan
oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan
para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip Koperasi. Salah satu unit usaha yang diharapkan mampu menggerakkan
ekonomi pedesaan adalah koperasi unit desa (KUD). Dalam makalah ini akan
dijelaskan peran KUD Mina Jaya Sendang Biru Kecamatan Sumbermanjing Wetan,
Kabupaten Malang dalam membantu menunjang pembangunan masyarakat nelayan di
desa tersebut. Terbentuknya koperasi unit desa (KUD) ini diharapkan dapat mengatasi
kendala-kendala yang dihadapi para nelayan di daerah tersebut. Koperasi Unit Desa
(KUD) Mina Jaya diharapkan dapat menjadi lembaga alternatif bagi masyarakat
nelayan di Sendang Biru untuk memperoleh akses modal, teknologi penangkapan
maupun barang kebutuhan sehari-hari.

4
1.2 Tujuan dan manfaat Penelitian
 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pembuata makalah ini adalah:
 Untuk mengetahui peran KUD Mina Jaya berkaitan dengan pengembangan
ekonomi masyarakat Sendang Biru Kecamatan Sumbermanjing Wetan,
Kabupaten Malang.
 Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Koperasi Unit Desa Mina Bahari
untuk mengatasi kendala yang ada dalam pengembangan ekonomi masyarakat
Sendang Biru Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
 Manfaat penelitian
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
 Manfaat secara teoritis, sebagai tambahan referensi untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang pemberdayaan ekonomi lokal
melalui koperasi.
 Manfaat secara praktis, yaitu bagi seluruh masyarakat sebagai bahan masukan
agar lebih memanfaatkan jasa-jasa koperasi.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini yaitu:
1. Apakah permasalahan yang dihadapi para nelayan masyarakat Sendang Biru
Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang?
2. Bagaimana peran KUD Mina Jaya dalam kaitannya dengan pengembangan
ekonomi masyarakat Sendang Biru Kecamatan Sumbermanjing Wetan,
Kabupaten Malang?
3. Bagaimana upaya KUD Mina Jaya untuk mengatasi kendala yang ada dalam
pengembangan ekonomi masyarakat Sendang Biru Kecamatan Sumbermanjing
Wetan, Kabupaten Malang?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan yang dihadapi para nelayan masyarakat Sendang Biru


Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir khususnya masyarakat nelayan ini
sering dikategorikan sebagai masyarakat yang biasa bergelut dengan kemiskinan dan
keterbelakangan. Permasalahan pokok yang ada pada masyarakat nelayan yang
bermukim di wilayah pesisir adalah masih rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan
kelautan, pemilikan modal serta manajemen usaha perikanan yang dimiliki. Masalah
sosial ini dapat mengurangi arus proses pembangunan nasional nantinya. Untuk itu
diperlukan program pemberdayaan yang dapat diwujudkan melalui kemandirian
masyarakat nelayan sehingga ketika nelayan tidak melaut, setidaknya mereka masih
memiliki keahlian atau skill lain yang bisa dipergunakan untuk pekerjaan sampingan.
Kemudian persoalan yang dihadapi mereka dalam hal peningkatan kesejahteraan,
tentunya tidak terlepas dari interaksi mereka dengan sumberdaya laut. Nelayan sangat
berhubungan erat dengan intensitas mereka di laut dan hasil tangkapan. Produktifitas
berkaitan erat dengan sarana melaut dan kondisi laut itu sendiri. Pada saat cuaca buruk,
nelayan yang masih belum banyak menggunakan kapal canggih, tentu tidak bisa
melaut. Hal ini berpengaruh langsung pada pendapatan. Belum lagi nelayan harus
memperhitungkan ongkos produksi saat melaut seperti kebutuhan Bahan Bakar
Minyak (BBM), persaingan dengan industri perikanan besar, biaya hidup keluarganya.
Nilai tambah yang diperoleh dari hasil melaut selama ini belum optimal. Masyarakat
nelayan yang ada di Desa Sendang Biru pada umumnya hanya merasakan pendidikan
setara dengan sekolah dasar, sehingga mereka tidak mempunyai pandangan yang luas
mengenai cara dalam mengembangkan usahanya, mereka hanya mengandalkan hasil
tangkapan ikan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya. Keadaan ini menjadi
bertambah lemah dengan fasilitas alat tangkap yang sangat terbatas baik jenis maupun
ukurannya serta sebagian besar masih bersifat tradisional, maka dari itu masyarakat
nelayan Desa Sendang Biru perlu adanya campur tangan pemerintah melalui koperasi
untuk mengembangkan ekonomi mereka.

6
2.2 Peran Koperasi Unit Desa (KUD) bagi para nelayan Sendang Biru
Sampai dengan bulan Desember 2014, jumlah koperasi di seluruh Indonesia
tercatat sebanyak 209,488 unit, 147,249 dengan kondisi aktif dan 62,239 tidak aktif
dengan jumlah anggota 36,443,953. Data tersebut didapat dari situs resmi kementrian
koperasi dan usaha kecil dan menengah Republik Indonesia. Kemudian dari semua
koperasi yang ada di Indonesia, banyak sekali mengenai macam-macam koperasi, salah
satunya yaitu Koperasi Unit Desa. Usaha Koperasi Unit Desa dibentuk berdasarkan
kebutuhan pelayanan kepada anggota seperti usaha simpan pinjam, sarana-sarana
pertanian atau perikanan, memasarkan produksi anggota dan lain-lainnya. Masyarakat
pesisir contohnya yang sangat membutuhkan pelayanan dari KUD agar dapat
mencukupi kebutuhannya, mereka terdiri dari nelayan pemilik, buruh nelayan,
pembudidaya ikan dan organisme laut lainnya, pedagang ikan, pengolah ikan, penjual
sarana produksi perikanan. Dalam bidang non perikanan, masyarakat pesisir bisa terdiri
dari penjual jasa transportasi dan lain-lain. Nelayan menjadi contoh konkret dari
masyarakat pesisir. KUD sebagai wadah pusat pelayanan kegiatan perekonomian
pedesaan harus didirikan serta dikembangkan dengan perhitungan dan perkembangan
ekonomi yang membutuhkan pemikiran yang jauh kemasa depan. Sedangkan telah kita
sadari, bahwa tingkat pendidikan mayarakat di pedesaan kususnya masyarakat nelayan
masih sangat rendah dan rakyat dipedesaan masih sangat kuat terikat oleh kehidupan
dan alam pikir yang tradisional. Sehingga prioritas utama yang harus dipikirkan dan
diusahakan adalah menyadarkan masyarakat tentang arti penting mengenai koperasi
bagi mereka. Nelayan di Desa Sendang Biru sendiri merupakan masyarakat yang
sangat membutuhkan pelayanan dari KUD karena dapat menyediakan fasilitas-fasilitas
yang dibutuhkan Nelayan menyediakan berbagai fasilitas-fasilitasnya melalui unit
usaha yang mereka buat. Pengembangan ekonomi masyarakat nelayan dapat dilakukan
dari sisi kelembagaan dan pola-pola usaha perikanan yang mampu meningkatkan
pendapatan nelayan. Komponen pengembangan masyarakat dan ekonomi yaitu
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, menciptakan
lapangan kerja melalui pengembangan mata pencarian tambahan dan alternatif.

7
2.3 Upaya KUD Mina Jaya untuk mengatasi kendala masyarakat Sendang Biru
KUD Mina Jaya merupakan satu-satunya koperasi yang ada di Dusun Sendang
Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang
sehingga keberadaan KUD Mina Jaya sangat penting bagi kegiatan ekonomi serta
kelangsungan hidup masyarakat nelayan di wilayah Kabupaten Malang, khususnya di
wilayah Sendang Biru.
Menurut Anoraga (1993), bahwa KUD harus mampu berfungsi sebagai pusat
pelayanan dalam kegiatan perekonomian pedesaan. Program pemberdayaan tersebut
dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk pem-bangunan, karena pembangunan juga
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manusia.
Menurut Suryono (2004), mendefinisikan pembangunan sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan manusia dalam mempengaruhi masa depannya. Dengan
adanya program pemberdayaan terhadap istri nelayan, diharapkan dapat menambah
keahlian yang dimiliki oleh istri nelayan, sehingga kualitas SDM nelayan semakin baik
dan kesejahteraannya ikut meningkat.
2.3.1 Wujud dan Hasil Pemberdayaan Istri oleh KUD
Wujud dan hasil pemberdayaan istri nelayan Sendang biru adalah abon ikan
tuna. Para pembuat abon yakni istri-istri nelayan tersebut membuat abon ikan tuna,
kemudian dipasarkan di pasar lokal maupun luar kota, contohnya ke Surabaya, Bali,
atau dipandu oleh DKP Kabupaten Malang. Harga abon ikan tuna tersebut cukup
terjangkau, bisa dibeli oleh semua kalangan. Namun sangat disayangkan karena hanya
dua kelompok yang sanggup bertahan hingga saat ini. Dari hal tersebut dapat dilihat
bahwa masyarakat nelayan di wilayah Sendang biru belum dapat diberdayakan dengan
baik, karena sebagian dari mereka tidak mampu untuk melanjutkan program
pemberdayaan ini.
Menurut Widayati (2008), indikator kualitatif yang menandai suatu masyarakat
nelayan memiliki keberdayaan, yaitu tercapainya kesejahteraan sosial-ekonomi baik
dalam individu itu sendiri, rumah tangga maupun dalam masyarakat, yang ditandai
dengan kemandirian ekonomi berkembang dan orientasi kewirausahaan meningkat.

8
2.3.2 Kendala yang dialami KUD Mina Jaya dalam Pemberdayaan Istri Nelayan
a) Dana
Dana yang pertama kali dipergunakan dalam pelaksanaan program
pemberdayaan pembuatan abon ikan tuna berasal dari Dana Dinas Kelautan dan
Perikanan serta Dana dari KUD Mina Jaya. Dana tersebut digabung kemudian
dibagikan kepada Lima kelompok istri nelayan yang ikut dalam program
pemberdayaan. Namun Dana tersebut tidak dapat mencukupi untuk kegiatan produksi
abon ikan tuna, sehingga pihak KUD Mina Jaya menggunakan Dana internal dari kas
koperasi untuk mendukung kegiatan pelatihan pembuatan abon ikan tuna. Maka dari
itu Dana yang dipakai terbatas.
Menurut Anhakim (2008), bahwa faktor yang menjadi kendala dalam upaya
pemberdayaan salah satunya adalah modal bantuan program pemberdayaan yang
diberikan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga formal umumnya terbatas dan
dibatasi. Akibatnya, kebutuhan yang harus dipenuhi dalam meningkatkan usaha atau
mengembangkan usaha kurang mencukupi.
b) SDM (Sumber Daya Manusia) dalam KUD
Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja di KUD Mina Jaya rata-rata lulusan
SMA/sederajat dan Sarjana (S1). Namun saat ini, pegawai dirasa masih kurang
memadai dalam pengembangan KUD. Dalam kenyataannya, para pegawai KUD
memang mendukung kegiatan pemberdayaan istri nelayan, namun dukungan tersebut
kurang memberikan kontribusi yang jelas terhadap program pemberdayaan ini, terlihat
dengan semakin berkurangnya anggota kelompok ibu-ibu yang bergabung untuk
memproduksi abon ikan tuna.
c) Dukungan Dinas Terkait
Sesuai dengan data pengamatan lapangan, dapat diketahui bahwa peran Dinas
Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Malang kurang menunjang proses
pemberdayaan istri nelayan di Sendang Biru karena DKP Kabupaten Malang belum
melakukan pemberdayaan istri nelayan secara maksimal. Program pemberdayaan ini
memang sudah seharusnya dilakukan secara bertahap karena dalam hal ini istri nelayan

9
mendapatkan pengetahuan baru sehingga membutuhkan proses yang bertahap agar
mereka dapat memahami kegiatan pemberdayaan tersebut.
Menurut Sulistiyani (2007), bahwasanya pemberdayaan merupakan proses
belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan berlangsung bertahap. DKP
sebagai pihak yang berkewajiban untuk memberdayakan istri nelayan seharusnya dapat
terus mendampingi para istri nelayan sampai mereka mampu untuk mandiri dan
mengembangkan potensinya agar kesejahteraan ekonominya dapat tercapai.
Sumodiningrat dalam Sulistiyani (2007), bahwasanya suatu pemberdayaan
dalam masyarakat tidak akan bersifat selamanya, melainkan pemberdayaan tersebut
berlangsung sampai masyarakat dirasa mampu untuk hidup mandiri namun tetap
dipantau dari kejauhan agar bisa tetap stabil dan tidak terjatuh lagi. Namun kegiatan
pelatihan tersebut hanya dilakukan sekali saja, tidak dilakukan secara berkelanjutan.
Seiring berjalannya waktu para anggota kelompok mulai tidak mampu untuk
melanjutkan usaha untuk memproduksi abon ikan tuna tersebut, hal ini terbukti dengan
adanya beberapa kelompok yang memutuskan untuk berhenti memproduksi abon ikan
tuna karena mereka tidak mampu untuk mengembangkan modalnya dengan baik,
sehingga pada saat ini hanya tersisa dua kelompok saja yang bertahan dalam produksi
abon ikan tuna tersebut. Agar program pemberdayaan tersebut dapat berhasil,
seharusnya pemerintah daerah setempat dan pihak-pihak yang terkait dapat lebih
melaksanakan tahap-tahap pemberdayaan secara serius dengan menekankan pada
proses pemberdayaan yang terdiri dari beberapa tahap.
Menurut Wrihatnolo (2007), dengan menekankan pada proses, maka
pemberdayaan masyarakat memiliki tahap-tahap yang terdiri dari penyadaran yang
dilakukan dengan mengadakan sosialisasi terhadap komunitas agar mereka mengerti
bahwa kegiatan pemberdayaan ini penting bagi peningkatan kualitas hidup mereka dan
dilakukan secara mandiri, yang kedua adalah pengkapasitasan yang sering disebut
sebagai capacity building, yang terdiri atas pengkapasitasan manusia, organisasi, dan
sistem nilai, serta yang ketiga pendayaan yaitu masyarakat diberikan daya, kekuasaan,
dan peluang sesuai dengan kecakapan yang sudah diperolehnya.

10
d) Sikap Istri Nelayan (Dukungan Anggota KUD)
Dukungan dari para istri nelayan sangat penting bagi keberhasilan program
pemberdayaan ini namun dalam kenyataannya sebagian besar nelayan menganggap hal
itu tidak penting sehingga mereka melarang istri mereka untuk mengikuti pelatihan.
Tingkat pendidikan yang rendah sangat berpengaruh pada pola pikir masyarakat
nelayan. Selain itu modal yang dimiliki juga terbatas sehingga proses produksi abon
tuna menjadi terhambat bahkan dapat terhenti karena modal produksi yang kurang.
Menurut Anhakim (2008), bahwa faktor yang menjadi kendala dalam upaya
pemberdayaan salah satunya adalah masyarakat nelayan yang menjadi sasaran
pemberdayaan umumnya merupakan nelayan tradisional yang tergolong masyarakat
berpendidikan dan berpenghasilan rendah. Padahal dukungan atau partisipasi dari
masyarakat dalam suatu pemberdayaan sangat penting, karena masyarakat merupakan
subyek dari pemberdayaan itu sendiri, selain itu yang menentukan keberhasilan
pemberdayaan adalah adanya partisipasi masyarakat.
Menurut Widayati (2008), bahwa indikator yang menandai bahwa masyarakat
memiliki keberdayaan salah satunya adalah meningkatnya partisipasi masyarakat dan
tumbuhnya kesadaran warga terhadap persoalan-persoalan pembangunan yang ada di
kawasan pesisir.

11
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
KUD Mina Jaya memiliki fungsi yakni mengatur sistem pendapatan hasil tangkap
nelayan Pantai Sendang Biru. Peran lainnya ialah memberdayakan masyarakat nelayan
dengan membantu nelayan beserta istrinya agar memiliki kemampuan untuk mengolah
ikan tuna hasil tangkapan menjadi produk makanan yang memiliki nilai jual sehingga
dapat menambah penghasilan serta meningkatkan kesejahteraan mereka di kala tidak
musim melaut. Adanya dua kelompok produsen abon ikan tuna merupakan wujud dan
hasil pemberdayaan istri nelayan oleh KUD Mina Jaya. Kendala yang dialami dalam
proses pemberdayaan istri nelayan tersebut diantaranya adalah dana yang diberikan
sebagai modal awal produksi oleh KUD Mina Jaya dan Dinas Kelautan dan Perikanan
(DKP) Kabupaten Malang jumlahnya terbatas, sosialisasi dan pelatihan oleh Dinas
Kelautan dan Perikanan (DKP) bagi istri nelayan hanya dilakukan satu kali dan tidak
berkelanjutan, kemampuan KUD yang masih terbatas tidak disertai dengan dukungan
yang baik dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Malang sehingga
program pemberdayaan istri nelayan di kawasan Sendang Biru berjalan kurang
maksimal, serta istri nelayan yang merupakan subyek utama dalam program
pemberdayaan nyatanya kurang memahami maksud dari KUD Mina Jaya, sebab
dengan rendahnya sumber daya manusia (SDM) yang mereka miliki membuat pola
pikir menjadi sempit dan menganggap program tersebut sebagai sesuatu yang terlalu
rumit dan menghabiskan banyak tenaga juga waktu.
3.2 Saran
Setelah mendapat mata kuliah koperasi perikanan ini diharapkan makasiswa juga
dapat berperan aktif dalam memajukan dan menghidupkan kembali koperasi-koperasi
di Indonesia sebagai pilar perekonomian masyarakat. Dengan adanya peran aktif
masyarakat terhadap koperasi dapat membantu koperasi mampu bersaing dan dapat
terus berkembang mengikuti perkembangan jaman.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anhakim. 2008. Sebuah Tinjauan: Beberapa Kendala Pemberdayaan Masyarakat


Perikanan, (online), (http://Anhakim.wordpress.com/2008/01/08/sebuah-
tinjauan-beberapa-kendala-pemberdayaan-masyarakat-perikanan/, diakses 12
Oktober 2012.
Anoraga, Pandji & Widiyanti, N. 1993. Dinamika Koperasi. Jakarta, Rineka Cipta.
Sulistiyani & Ambar, T. 2007. Konseptual Model Pemberdayaan LSM sebagai
Fasilitator Pembangunan. Jurnal Kebijakan Administrasi Publik, 11 (2): 139-
157.
Suryono, A. 2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang, UM Press.
Widayati, Tri. 2008. Analisis Efisiensi Teknis Tempat Pelelangan Ikan dan Tingkat
Keberdayaan Pengelola Tempat Pelelangan Ikan serta Strategi
Pemberdayaannya di Wilayah Pantai Utara Jawa Tengah, (Online),
http://www.google.com, diakses 28 September 2012.
Wrihatnolo, Randy, R dan Riant Nugroho. 2007. Manajemen Pemberdayaan, Sebuah
Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta, Gramedia.
Soero, P. M. H. P., Dwi, S & Ainul, H. 2012. Pemberdayaan Istri Nelayan Melalui
Koperasi Unit Desa (KUD) (Studi Pada Kud Mina Jaya Sendang Biru
Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi
Publik. 2 (1): 41-46.

13

Anda mungkin juga menyukai