Makalah Bindo

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PERUBAHAN POLA

PIKIR MANUSIA

Rajwaa Adiyat 9D
SMP NEGERI 41 JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah salah satu makhluk yang diciptakan Allah SWT yang memilki karakteristik
yang khas. Untuk memahami siapakah manusiai itu? Maka, manusia harus dikaji sebagai obyek
yang menyeluruh dan mendalam yaitu dengan memahami potensi kehidupan yang mempengaruhi
hidupnya. Sedangkan akal tidak termasuk dalam potensi kehidupan. Sebab manusia dapat hidup
meskipun akalnya hilang. Namun akal merupakan kelebihan yang diberikan kepada manusia. Dari
akal pikiran manusia timbulah rasa ingin tahu, rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk
mengenal, memahami, dan menjelaskan berbagai hal yang ada dan juga berusaha untuk
memecahkan persoalan yang dihadapinya. Semua ini menyebabkan manusia mendapatkan
pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas. Pada manusia kuno, untuk memuaskan
diri, mereka mencoba membuat jawaban sendiri. Dengan menggunakan logika, muncullah
pengetahuan yang berkuasa pada lautan, hutan, dan seterusnya. Pengetahuan baru yang
merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan disebut mitos. Dengan
demikian seiring perkembangan zaman pola pikir manusia akan terus-menurus berubah-ubah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pola pikir manusia?
2. Bagaimana proses lahirnya ilmu pengetahuan alam modern?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan pola pikir manusia
2. Untuk mengetahui proses lahirnya ilmu pengetahuan alam modern serta metode, sikap dan
langkah-langkah operasionalnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. POLA PIKIR MANUSIA
1. Rasa Ingin Tahu
Menurut ilmu alamiah bahwa manusia itu mempunyai ciri-ciri, yaitu jasmaniah komplek,
mengalami metabolisme atau pertukaran zat, bergerak, mudah terangsang oleh lingkungan,
mempunyai potensi untuk berkembang-biak, dan pada akhirnya akan mati. Dari ciri-ciri di atas
ternyata manusia itu sama dengan binatang atau makhluk lain.
Rasa ingin tahu yang dimiliki makhluk lain, seperti air dan udara atau benda mati lainnya,
bukanlah atas kehendaknya sendiri, melainkan akibat dari pengaruh ilmiah yang bersifat kekal.
Makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang rasa ingin tahunya dengan
cara pertumbuhan atau berpindah, namun pertumbuhan atau gerakan itu terbatas, yaitu untuk
mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap dan berlangsung sepanjang zaman.
Kehendak untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang dilakukan oleh binatang,
yaitu untuk mengetahui apakah di tempat itu ada cukup makanan untuknya sendiri atau bersama
yang lain? Apakah suatu tempat cukup aman untuk membuat sarang? dan sebagainya, merupakan
pengetahuan bagi binatang. Namun, pengetahuan itu tidak berubah dari zaman ke zaman (instink).
Bagaimana halnya dengan manusia? Manusia juga memiliki instinkseperti yang dimiliki oleh
hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tetapi, tidak tetap sepanjang zaman. Itulah perbedaan manusia
dengan makhluk lain dalam hal rasa ingin tahu.

2. Mitos
Proses perkembangan pola pikir manusia selanjutnya setelah rasa ingin tahu adalah mitos.

A. Pengertian Mitos
Mitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan pengalaman
dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan bahwa mitos adalah
pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan.
Dalam kajian ilmu filsafat, mitos ini dibuang jauh-jauh karena tidak sesuai dengan akal sehat atau
rasio manusia.

B. Sejarah Mitos
Bermula dari rasa ingin tahu yang tinggi yang merupakan ciri khas manusia, selanjutnya
berkembang apa yang dinamakan mitos. Masyarakat zaman pra Yunani Kuno sekitar tahun 15 – 7
SM. Percaya pada mitos dan itu merupakan salah satu jaaban yang dihubungkan dengan
pengalaman dan kepercayaan saat itu. Untuk itulah manusia mereka-reka sendiri jawban atau
keingintahuan itu. Sebagai contoh; apakah pelangi itu? Karena tidak dapat dijawab. Maka mereka-
reka jawban bahwa pelangi adalah selendang "bidadari", maka timbullah pengetahuan baru yaitu
"bidadari".
Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700 – 600 SM. Maka
pada zaman itu manusia ada yang pro dan ada juga yang kontra pada mitos

C. Timbulnya Mitos
Mitos timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indra manusia:
a. Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan pengetahuan ini disebabkan oleh keterbatasan penginderaan, baik langsung maupun
tidak langsung.
b. Keterbatasan penalaran
Yang dimaksud keterbatasan penalaran di sini adalah keterbatasan manusia dalam pemikirannya.
c. Ingin segera mendapat jawaban
Karena fenomena alam yang terjadi pada masa lalu mendesak manusia untuk mengemukakan
jawaban, maka timbullah mitos dan ini merupakan jawaban kenapa mitos diterima pada masa itu.

3. Mitos antara Pro dan Kontra


Masyarakat dahulu dapat menerima mitos karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan
pemikirannya, sedangkan hasrat ingin tahunya berkembang terus. Itulah
sebabnya mitos merupakan jawaban yang paling memuaskan pada zaman itu.
Puncak hasil pemikiran seperti di atas, terjadi pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700-
600 SM. Kita ambil salah satu contoh, di antaranyaHeroskop atau ramalan nasib manusia
berdasarkan perbintangan. Masyarakat waktu itu, bahkan mungkin masih ada pada masa sekarang,
dapat menerima karena pengetahuan yang mereka peroleh dari kenyataan pengamatan dan
pengalaman tidak dapat digunakan untuk memacahkan masalah hidup yang mereka hadapi, ini
merupakan contoh orang-orang yang pro akan mitos.
Kemampuan berpikir manusia semakin maju disertai perlengkapan pengamatan, misalnya
teropong bintang, maka mitos dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan dan beralih kepada
akal sehat. Inilah contoh dari orang-orang yang kontra akan mitos.

B. LAHIRNYA IPA MODERN


Pada mulanya manusia percaya mitos yang sekarang dinilai sebagai pengetahuan semu
(pseduo knowledge). Mengapa? Karena mitos tidak pernah memuaskan maka dicarilah
pengetahuan sesungguhnya (pure science). Objek utama yang dipikirkan manusia adalah alam
sehingga lahirlah pengetahuan alam (natural science). Untuk menemukan ilmu pengetahuan, harus
digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme, yang dikenal sebagai metode keilmuan
atau pendekatan ilmiah. Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau metode
keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara
sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat
menghasilkan suatu teori. Teori ini masih dapat menghasilkan suatu teori dan masih dapat diuji
konsistensi serta kemantapannya. Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan
perasaan dan prasangka pribadi. Jadi, suatu ilmu pengetahuan dapat digolongkan sebagai ilmu
pengetahuan bilamana cara memperolehnya menggunakan metode keilmuan, yaitu gabungan
rasionalisme dan emperisme. Secara lengkap dapat dikatakan bahwa suatu himpunan pengetahuan
dapat disebut IPA bilamana persyaratan berikut: objeknya pengalaman manusia yang berupa
gejala-gejala alam, yang dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai manfaat untuk
kesejahteraan manusia. Kapan ilmu pengetahuan (sains) lahir ? secara waktu mungkin sulit untuk
ditetapkan tetapi yang jelas sesuatu dinyatakan pengetahuan sains adalah apabila pendekatan
kebenaran tertumpu pada rational approach and empiric approach yakni kebenaran yang secara
rasional dapat dimengerti dan difahami serta dibuktikan secara fakta dan menggunakan peralatan
ilmiah.

1. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu pengetahuan yang
fungsional terhadap masalah tertentu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia; PN Balai Pustaka, 1989).
Pendekatan ilmiah wujudnya adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapat
lewat metode ilmiah.
Untuk mencapai kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan itu sendiri dengan
faktanya maka di butuhkan suatu metode atau cara yang tepat. Dan ini disebut dengan metode
ilmiah.
2. Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses
berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.
a. Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau
pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi,
atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan
masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan
demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari
pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.
b. Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak
zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga
terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-
langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.

c. Metode ilmiah didasarkan pada data empiris


Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa
masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang
diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan
salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji
tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.
d. Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol.
Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan
terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan
seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal
atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.

1. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat
melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
Sikap-sikap Ilmiah meliputi:
a. Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh
perasaan senang atau tidak senang.Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran
volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya
0,005m3.
b. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan
itu. Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai
paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya
panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
c. Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan
tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain
memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu
menolak temuannya sendiri.
d. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A
pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain
mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini
merupakan pendapat bukan fakta.
e. Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang
didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang
telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan
kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-
benar akurat.
f. Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal
yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk
diselidiki.apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha
mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan
menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan
gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
g. Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain
sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
h. Sikap tekun, Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang
hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai;
terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
4. Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah
Perumusan masalah : yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan
apa,mengapa, ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti;
Penyusunan hipotesis:yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang
menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang di tetapkan.
Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja di dukung oleh pengetahuan yang
ada. Hipotesis juga dapat di pandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus di
uji kebenarannya dalam suatu observasi atau ekperimentasi.
Pengujian hipotesis: yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang telah di ajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta
yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. fakta-fakta ini dapat di peroleh melalui pengamatan
langsung dengan mata atau teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau ekperimentasi. kemudian
fakta-fakta itu dikumpulkan melalui pengindraan.
kesimpulan : Penarikan kesimpilan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-
fakta. Untuk melihat untuk apakah hipotesis yang di ajukan itu di terima atau tidak. Hipotesis itu
dapat diterima apa bila fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-
fakta tidak mendukung maka hipotesis itu di tolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu
pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah dan merupkan bagian dari ilmu
pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut ilmu alamiah bahwa manusia itu mempunyai ciri-ciri yang kompleks,yang sama
dengan makhluk lainnya,akan tetapi manusia juga mempunyai perbedaan tersendiri dari makhluk
lainnya.Yang membedakan adalah manusia di karuniai oleh Allah SWT akal pikiran yang menjadi
kelebihan tersendiri dari makhluk Allah yang lain,karena dengan akal manusia jadi mempunyai
rasa ingin tau tentang apa yang dilihatnya.
Mitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan
pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan, Bermula dari rasa ingin tahu yang tinggi yang
merupakan ciri khas manusia.
Seiring berjalannya waktu,pengertian tentang mitos dan lain sebangainya pun hilang
dengan datangnya ilmu pengetahuan modern yang menggunakan pendekatan ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai