PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kejang demam adalah kejang yang terkait dengan gejala demam dan
otak. Demam adalah kenaikan suhu tubuh lebih dari 38⁰C rektal atau lebih
37,8⁰C aksila. Kejang demam merupakan kejang yang sering terjadi pada
anak berusia antara 3 bulan sampai dengan 5 tahun (Fuadi, Bahtera &
terbanyak adalah pada usia 17-23 bulan ( Yunita, Afdal & Syarif, 2012).
dari 5 tahun terjadi tiap tahun di Amerika, hampir sebanyak 1,5 juta dan
sebagian besar lebih sering terjadi pada anak berusia 6 hingga 36 bulan (2
diberbagai negara. Daerah Eropa Barat dan Amerika tercatat 2-4% angka
21,65 juta penderita kejang demam dan lebih dari 216 ribu diantaranya
meninggal.
1
2
dengan kejang demam di Rumah Sakit berjumlah 2.220 untuk umur 0-1
tahun, sedangkan berjumlah 5.696 untuk umur 1-4 tahun (Muti’ah, 2016).
2017 sebanyak 83 kasus dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 116 kasus
Faktor pemicu kejang demam yang utama adalah demam itu sendiri.
Demam yang dapat menimbulkan kejang bisa demam karena infeksi apa
saluran kemih, otitis media akut, infeksi virus, dan demam setelah imunisasi
(Fauzia, 2012).
primer yang berlangsung kurang dari 15 menit dan tidak kambuh dalam 24
jam. Ini adalah jenis kejang yang paling umum, terjadi pada 70%-75% anak
menit), dan atau berulang dalam 24 jam. Sekitar 20-25% kejang demam
demam pertama akan meningkat jika terdapat faktor risiko seperti kejang
pertama pada usia kurang dari 12 bulan, terdapat riwayat dengan kejang
demam, dan jika kejang pertama pada suhu <40⁰C, atau terdapat kejang
demam kompleks.
kurang dari 40⁰C saat kejang pertama, kejang terjadi kurang dari 1 jam
setelah onset demam (Seinfeld & Pellock, 2013). Beberapa studi kohort
kekambuhan, dan 75% dari ini terjadi dalam satu tahun. Anak dengan semua
faktor risiko ini memiliki peluang hingga 80% untuk mengalami episode
lebih lanjut (Nikhil, Dipak, Nina, Leena, Richard & Martin, 2015)
kulit, dan bronkus. Pada otot dan kulit mengalami kontraksi otot karena
yang bisa timbul akibat kejang adalah cerebral palsy atau lumpuh otak,
lambat motorik atau gerak ), speech delay (lamban bicara) dan cognitive
menjaga agar jalan nafas tetap terbuka. Pakaian dilonggarkan, posisi anak
sendiri tetapi dapat juga berlangsung terus atau berulang. Pengisapan lendir
pilihan utama untuk kejang demam fase akut, karena diazepam mempunyai
Sikap panik hanya akan membuat kita tidak tahu harus berbuat apa yang
orangtua adalah kurang tepat dalam menangani kejang demam itu sendiri
metabolik, gagal ginjal, dan koma. Terapi asetaminophen dan ibu profen
dapat dikenali dan demam menghilang pada masa pendek (Nelson, 2009).
diatas 38⁰C, aksila 37,5⁰C dan diatas 38,2⁰C dengan pengukuran membran
tympani sedangkan demam tinggi bila suhu tubuh diatas 39,5⁰C dan
hiperpireksia bila suhu >41⁰C (Kania, 2010). Ada hal-hal yang harus
dilakukan tindakan yang tepat (Lusia, 2015). Penelitian Fuadi, Bahtera dan
mengalami demam dengan suhu lebih dari 39⁰C. Hasil uji statistik
dibandingkan dengan orang dewasa (hanya 15%) oleh karena itu, kenaikan
suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan membran sel neuron dan dalam
waktu singkat terjadi difusi dari ion kalium natrium melalui membran
pada anak mengalami kenaikan suhu, yaitu dengan farmakologi dan non
mengganti pakaian anak dengan pakaian yang tipis dan menyerap keringat,
dengan tindakan mandiri perawat, sehingga menjadi dasar yang ilmiah dan
suhu tubuh, terutama pada anak-anak (Keliobas, Supratman & Nur, 2016).
handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada
7
untuk menurunkan panas adalah water tepid sponge yaitu suatu prosedur
dengan teknik seka. Pada proses pemberian kompres water tapid sponge ini
sehingga proses perpindahan panas yang diperoleh dari kompres water tapid
sponge ini berlangsung melalui dua proses yaitu konduksi dan evaporasi
dimana proses perpindahan panas melalui proses konduksi ini dimulai dari
diperoleh dari adanya seka pada tubuh saat pengusapan yang dilakukan
kompres air biasa atau air dingin menjadi kebiasaan para ibu saat anaknya
demam. Namun kompres dengan air biasa atau air dingin sudah tidak
kompres air hangat. Hal ini disebabkan adanya seka tubuh pada teknik
tubuh sehingga evaporasi panas dari kulit kelingkungan sekitar akan lebih
cepat dibandingkan hasil yang diberikan oleh kompres air hangat yang
Adimayanti & Astuti, 2018). Suhu air yang digunakan untuk tepid sponge
organ tubuh dan pada dasarnya tidak ada obat yang tidak berisiko
Ruang Rawat Inap RS PMI Bogor dengan metode wawancara terhadap ibu
atau keluarga pasien dan hasil observasi yang dilakukan peneliti kepada
9
perawat didapatkan hasil 3 dari 5 ibu dengan anak menderita kejang demam
dengan air hangat atau dingin yang disimpan di dahi dan juga pemberian
yang terjadi hingga berulang dikarenakan adanya demam yang tinggi dan
terhadap suhu tubuh pada balita yang mengalami kejang demam di Ruang
Angka kejadian kejang demam meningkat dari tahun ke tahun. demam yang
memiliki 2 jenis yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam komplek
10
cepat. Terjadi penurunan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif
2. Manfaat Teoritis
3. Manfaat Metodologis