Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

INDICATOR PENGUKURAN KINERJA DALAM EKONOMI PUBLIK


Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah Ekonomi Sektor Publik

Oleh:
15423042 Alif Ramadani
15423137 Rio Mimbar Maulana L
15423158 M. Habieb Muzaki

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2018

DAFTAR ISI
MAKALAH..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Teori..............................................................................................................2
B. Implementasi.................................................................................................4
BAB III PENUTUP.................................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................................6
B. Saran..............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................7

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Republik Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat
krisis ekonomi yang berkepanjangan. Seluruh pihak termasuk pemerintah
sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan reformasi di segala
bidang. Salah satu usaha memulihkan kondisi ekonomi, sosial dan politik
adalah dengan mengembalikan kepercayaan rakyat kepada pemerintah dengan
mencoba mewujudkan suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa atau
yang dikenal dengan istilah good governance.
Memasuki era reformasi, masyarakat di sebagian besar wilayah
Indonesia, baik di propinsi, kota maupun kabupaten mulai membahas laporan
pertanggungjawaban kepala daerah masing-masing dengan lebih seksama.
Beberapa kali terjadi pernyataan ketidakpuasan atas kepemimpinan kepala
daerah dalam melakukan manajemen pelayanan publik maupun penggunaan
anggaran belanja daerah. Melihat pengalaman di negara-negara maju, ternyata
dalam pelaksanaannya, keingintahuan masyarakat tentang akuntabilitas
pemerintahan tidak dapat dipenuhi hanya oleh informasi keuangan saja.
Masyarakat ingin tahu lebih jauh apakah pemerintah yang dipilihnya telah
beroperasi dengan ekonomis, efisien dan efektif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi indicator kinerja dalam ekonomi public?
2. Apa yang dimaksud dengan efisien dalam layanan publik ?
3. Apa yang dimaksud dengan efektifitas ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui indikato-
indikator dalam kinerja ekonomi public dan untuk mengetahui bagai mana
kinerja pemerintah agar kinerjanya efektif dan efisien.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori

1. Indicator pengukuran kinerja


Pengukuran kinerja organisasi pemerintah di mulai sejak tahun 1966 di
Amerika, Ide evaluasi kinerja ini timbul atas kesadaran adanya kondisi di mana
struktur organisasi pemerintahan semakin besar dan kompleks, mengiringi
kebutuhan publik yang juga semakin kompleks. Kompleksitas dan ukuran
organisasi yang besar semakin menyulitkan para pimpinan puncak organisasi
pemerintahan pada waktu itu untuk melakukan kendali atas kinerja organisasi
mereka sendiri. Para pimpinan puncak tidak banyak mengetahui tentang berapa
sumber daya yang digunakan dan untuk apa, serta sejauh mana dipergunakan.
Perkembangan organisasi pemerintahan tersebut telah memunculkan beberapa
akibat pula seperti tidak transparannya kegiatan pemerintahan baik untuk
pimpinan puncak organisasi maupun masyarakat yang bermuara pada masalah
akuntabilitas, karena begitu banyaknya organisasi pemerintahan yang bekerja,
baik di sektor pelayanan publik (operating) maupun penunjang (supproting,
technostructure, dan Middle line) [ CITATION suw09 \l 1033 ].

2. Efisiensi
Dalam penyediaan layanan publik perlu adanya efisiensi. Maksud dari
efisiensi layanan publik tersebut adalah bagaimana suatu pemerintah daerah
tersebut dapat menggunakan keuangan daerah secara akurat dan optimal untuk
menghasilkan sejumlah output atau layanan publik. Disediakannnya sektor publik
yaitu dengan tujuan untuk menghasilkan pelayanan terbaik kepada masyarakat
dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Kinerja sektor publik sendiri
dilihat dengan tolak ukur berapa banyak pelayanan yang diberikan dan disediakan
untuk masyarakat serta bagaimana kualitas dari pelayanan yang disediakan
[ CITATION sai14 \l 1033 ].

2
Teori pertumbuhan baru menekankan pentingnya peranan pemerintah
terutama dalam meningkatkan pembangunan modal manusia (human capital) dan
mendorong penelitian serta pengembangan untuk meningkatkan produktivitas
manusia. Kenyataannya dapat dilihat dengan melakukan investasi pendidikan
akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diperlihatkan
dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan seseorang. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, maka pengetahuan dan keahlian juga akan
meningkat sehingga akan mendorong peningkatan produktivitas kerjanya.
Rendahnya produktivitas tingkat kemiskinan dapat disebabkan oleh rendahnya
akses mereka untuk memperoleh pendidikan efisien dalam pengeluarna belanja
pemerintah didefinisikan suatu kondisi ketika tidak mungkin lagi relokasi
sumberdaya yang dilakukan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
[ CITATION Ahm06 \l 1033 ].

3. Efektifitas
Organisasi sektor publik dituntut untuk memperhatikan value for money
dalam menjalankan aktifitasnya. Tujuan yang dikehendaki masyarakat mencakup
pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan value for money, yaitu ekonomis
dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien dalam penggunaan sumber
daya dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan, serta
efektif dalam arti mencapai tujuandan sasaran. efisiensi berhubungan erat dengan
konsep produktifitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara ouput yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost
of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efektif apabila suatu
produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya
dan dana yang serendah – rendahnya (spending well). Indikator efisiensi
menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu unit
organisasi (misalnya: staf, upah, biaya administratif) dan keluaran yang dihasilkan
[ CITATION Ari12 \l 1033 ].

3
D. Implementasi
Perkembangan pembangunan di Indonesia saat ini sangat cepat
dikarenakan Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat.
Upaya pemerintah dilakukan berdasarkan pola umum pembangunan jangka
panjang yang telah mencapai kemajuan yang cukup memuaskan, terutama dalam
meningkatkan kesejahteraan umum masyarakat. Namun setelah krisis moneter
yang terjadi pada tahun 1998, kondisi perekonomian kita menurun dengan drastis.
Hal ini membawa dampak yang buruk bagi kondisi di Indonesia sehingga
menimbulkan gejolak ekonomi yang berkepanjangan dan kecemburuan sosial.
Keefesiensi dan keefektifan di segala bidang kehidupan bernegara dan
bermasyarakat, telah memunculkan aspirasi dan tuntutan baru masyarakat untuk
berperan aktif dan terlibat dalam mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat
yang lebih baik. Dalam konteks pembangunan daerah, keinginan untuk
meningkatkan peran serta masyarakat daerah ditunjukan dengan adanya keinginan
pergeseran dari peranan pemerintah pusat ke pemerintah daerah dalam rangka
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah untuk menciptakan
kemandirian daerah yang lebih besar, serta keinginan untuk diberikan keadilan
pembagian keuangan antara pemerintah pusat dan daerah sehingga good
governance menjadi kunci utama sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja
Melihat kasus di Provinsi Jawa Timur yang berdampak pada masyarakat
dalam mengakses informasi pada instansi perkantoran yang ada, sehinggah perlu
ditindak tegas agar hal-hal tersebut tidak berlarut-larut. Beberapa realitas
pelayanan publik yang lamban dan buruk menimbulkan kejenuhan masyarakat.

Seharusnya pelayanan kepada masyarakat


1. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan
diselenggarakan secara mudah,cepat, tidak berbelit-belit.
2. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi
tujuan dan sasaran dari visi-misi kepala daerah.

4
3. Kejelasan dan kepastian, mengenai tata cara, rincian biaya layanan dan
tata cara pembayaran serta jadwal waktu penyelesaian layanan
tersebut.
4. Keterbukaan, masyarakat bisa mengetahui seluruh informasi yang
mereka butuhkan secara mudah dan gamblang meliputi informasi
mengenai tata cara, persyaratan, waktu penyelesaian dan lain-lain.
5. Efisien, persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal yang
berkaitan langsung dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara
persyaratan dan produk pelayanan.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Maksud dari efisiensi layanan publik tersebut adalah bagaimana suatu
pemerintah daerah tersebut dapat menggunakan keuangan daerah secara akurat
dan optimal untuk menghasilkan sejumlah output atau layanan public serta efektif
yang berarti terjadi suatu pencapaian target atau tujuan dalam waktu batas yang
sudah ditentukan tanpa harus memperdulikan semua biaya yang telah dikeluarkan.
E. Saran
Pelatihan secara khusus kepada birokrat yang menjalankan tugasnya
sebagai pelayan publik. Sehingga tidak lagi terjadi keluhan dari masyarakat
terhadap instansi yang melaksanakan pelayanan publik, dan nantinya
terwujud suatu tatanan pemerintahan yang baik dalam proses pencapaian
tujuan dari birokrasi dalam hal pelayanan yang efektif dan efesien baik pusat
maupun daerah. Ini adalah sedikit curahan untuk Pemerintah Kabupaten
Nunukan agar bisa menjadi lebih baik dan maju dalam hal pelayanan publik.

6
DAFTAR PUSTAKA

Chusnah, s. (2014). Efisiensi sektor publik dan kinerja ekonomi daerah (studi
kasus kabupaten/kota di jawa timur). Jurnal ilmiah.

Kurni, a. S. (2006). Model pengukuran kinerja dan efisiensi sektor publik metode
free disposable (fdh). Jurnal ekonomi pembangunan, 1-20.

Shumenge, a. S. (2012). Analisis efektifitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran


belanja badan perencanaan pembangunan daerah (bappeda) minahasa
selatan. Jurnal riset ekonomi.

Suwatin. (2009). Indikator kinerja dan reformasi birokrasi : tinjauan terhadap


indikator kinerja dalam instrumen pengukuran kinerja.

Anda mungkin juga menyukai