Malingering
Malingering
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Malingering adalah suatu upaya pembuatan gejala-gejala fisik atau psikologis
yang palsu atau dilebih-lebihkan yang dimotivasi oleh dorongan eksternal, seperti:
menghindari tugas militer, menghindari tanggung jawab pekerjaan, mendapatkan
kompensasi finansial, menghindari tuntutan hukum (kasus kriminal), atau
mendapatkan obat-obatan.1
Malingering dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat gejalanya dilebih-
lebihkan. Pure malingering muncul saat pasien menciptakan gejala baru seutuhnya.
Contoh, pasien tunawisma akan mengeluhkan nyeri dada untuk mendapat tempat
bermalam di unit gawat darurat, walaupun sindrom koronari disangkal. Partial
malingering merupakan suatu situasi pasien melebih-lebihkan gejala yang nyata.
Contohnya, seorang pasien dengan nyeri kronis akibat kecelakaan kerja akan
melebih-lebihkan derajat nyerinya untuk mendapatkan ganti rugi dalam jumlah
besar.4
2.2 EPIDEMIOLOGI
Prevalensi malingering sebesar 1% dijumpai pada pasien dengan gangguan
mental di praktek kesehatan sipil, dengan perkiraan peningkatan menuju 5% pada
populasi militer. Dalam konteks perkara, selama wawancara dengan terkdakwa
kriminal, perkiraan prevalensi malingering sangatlah tinggi (10-20%). Sekitar 50%
anak-anak yang mengidap kelainan perilaku digambarkan memiliki masalah yang
serius terkait kebohongan.2 Sementara itu, kasus lain seperti berpura-pura sakit
karena cacat untuk tujuan mendapatkan kompensasi cacat juga memiliki prevalensi
yang cukup tinggi, yaitu sebesar 45-59%.3
Walaupun tidak ada riwayat kelurga atau pola genetik yang dilaporkan dan tidak
ada bias jenis kelamin yang jelas atau usia saat serangan yang digambarkan,
malingering dijumpai dengan prevalensi yang tinggi pada populasi militer, tahanan,
masyarakat Barat, pria dari usia muda hingga paruh baya.2
3
4
2.3 ETIOLOGI
Pada malingering tidak dijumpai adanya predisposisi genetik, neurofisiologis,
neurokimia, ataupun neuroendokrin. Adapun hal-hal yang mendasari seseorang
melakukan malingering adalah sebagai berikut:2
penghindaran tanggungjawab pidana, pengadilan, dan hukuman
penghindaran tugas militer atau tanggungjawab yang berisiko
mendapatkan keuntungan finansial
penghindaran tanggungjawab kerja, sosial, dan konsekuensi sosial
mendapatkan fasilitas pemindahan dari penjara ke rumah sakit
mendapatkan izin masuk rumah sakit
mendapatkan obat-obatan
mendapatkan hak asuh anak
Malingering biasanya ditemukan berhubungan dengan gangguan kepribadian
antisosial. Sementara itu, kondisi yang paling memungkinkan untuk seseorang
berpura-pura, yaitu cedera kepala ringan, fibromyalgia, chronic fatigue syndrome,
dan nyeri kronik.6
2.5 DIAGNOSIS
Penilaian adalah proses beragam yang membutuhkan pengumpulan informasi
dari beberapa sumber, seperti: tinjauan rekam medik, riwayat perjalanan penyakit
yang diperoleh dalam anamnesis, observasi perilaku pasien, pencocokan informasi
dari alloinforman, pemeriksaan neuropsikologis, pemeriksaan validitas gejala (jika
tersedia), video pengamatan (jika tersedia).3
Malingering paling baik diidentifikasi melalui penilaian klinis yang
terinformasi dan menyeluruh. Tidak ada gold standard untuk mendiagnosis
malingering. Standar yang mungin dapat dinilai paling baik ialah pasien yang
mengaku sendiri tentang dirinya yang berpura-pura sakit (malingering). Beberapa
petunjuk untuk mengidentifikasi malingering dapat dilihat pada tabel berikut:4
2.7 TERAPI
Malingerer tidak ingin disembuhkan, karena mereka mengendalikan
keluhannya untuk mencari keuntungan pribadi. Hal yang mereka inginkan ialah
identifikasi akurat terhadap perilaku mereka dan intervensi yang sesuai.3 Sikap
yang tepat yang dapat dilakukan klinisi ialah bersikap netral.2
Tidak ada percobaan klinis dan sangat sedikit data perbandingan yang berbicara
tentang malingering. Berdasarkan literatur yang tersedia dan pengalaman klinis,
dibuatlah suatu pendekatan untuk membantu klinisi mengelola komplikasi
malingering dan mengikutsertakan pasien dalam pengobatan. Langkah pertama
untuk menangani malingering ialah mengevaluasi kecenderungan kemunculannya.
9
Mampu mengenali bahwa pasien sedang membuat gejala yang palsu atau melebih-
lebihkannya merupakan suatu prasyarat untuk mengenali komplikasi malingering,
seperti countertransference yang kuat dan kerjasama terapeutik dengan pasien yang
terganggu. Karena malingering dapat muncul bersamaan dengan gangguan psikiatri
lainnya. Proses identifikasi malingering tidak dapat berhenti, baik itu pemeriksaan
psikologi, psikiatri, dan morbiditas medis. 4
Harus disadari bahwa bagi pasien, malingering merupakan cara efektif untuk
mendapatkan perawatan medis, tempat tinggal, dan dukungan social. Gangguan
psikiatri yang tidak ditangani dapat menjadi suatu kendala untuk sebaliknya
memperoleh tujuan ini. Dengan demikian, pengobatan penyakit komorbid dapat
mengurangi kebutuhan pasien untuk berpura-pura sakit (malingering).4
Dalam konsultasi dan kondisi kegawatdaruratan, gejala berpura-pura sakit ini
dapat sulit diidentifikasi dalam satu kali pertemuan. Interaksi berulang dengan
pasien dapat membantu proses identifikasi dan menyediakan banyak kesempatan
untuk penatalaksanaan. Evaluasi berulang juga memberikan banyak waktu untuk
memahami keuntungan yang didapat pasien dari malingering. Psiakiater kemudian
dapat membantu pasien untuk meraih keuntungan tersebut melalui cara-cara
alternatif.4
2.8 PROGNOSIS
Malingering akan tetap ada selama malingerer meyakini perilakunya akan
memberikan keuntungan yang diharapkannya. Setelah keuntungan yang diharapkan
tidak lagi didapat, maka gejala berpura-pura pun menghilang.2
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11