Tugas Akhir Modul 3
Tugas Akhir Modul 3
OLEH
Kategori pertama dari ergosistema adalah ergosistema 1 atau sistem kerja primer.
Ergosistema ini, memiliki 3 sistem tubuh yaitu sistem neurvorum (saraf), muscular
(otot) dan skeletal (tulang dan sendi).
Fungsi dasar dari ergosistema ini adalah sebagai penghantar rangsang, kontraksi otot
dan pergerakan sendi. Komponen kondisi fisik yang terkandung di dalamnya adalah
kelentukan, kekuatan dan koordinasi.
Pada saat kita mengawali sebuah gerakan, maka ergosistema inilah yang menjadi
motor utama sebagai penggerak dengan bantuan energi yang tersimpan yang sudah
tersimpan di dalam otot kita. Ergosistema 1 atau sistem kerja primer ini berkaitan
dengan jenis olahraga anaerobik, yang energinya tidak membutuhkan pemecahan dari
oksigen terlebih dahulu karena sudah siap pakai di dalam otot. Energi tersebut tidak
berlangsung lama dan cepat habis, sekitar 10 detik penggunaan energi anaerobik
berupa ATP-PC.
2) Ergosistema 2 atau sistem kerja sekunder
Supaya ergosistema 1 atau sistem kerja primer bisa berlangsung lama untuk
melakukan olahraga, maka didukung oleh ergorsistema 2 atau sistem kerja sekunder.
Ergosistema ini memiliki 3 sistem tubuh yang terlibat yaitu: sistem hemo-hidro-
limpatik (darah dan cairan getah bening), respirasi (pernapasan), dan kardiovaskuler
(jantung dan pembuluh darah).
Fungsi dasar dari ergosistema 2 ini adalah sebagai transport O2, CO2, Nutrisi, dan
kandungan zat lainnya yang dibutuhkan otot ketika melakukan olahraga. Komponen
kondisi fisik yang terlibat adalah daya tahan umum (endurance).
Setelah kita mengawali sebuah gerakan melalui ergosistema 1, maka ergosistema 2
menjadi sarana transportasi zat-zat yang dibutuhkan oleh otot yang sedang bekerja.
Sehingga proses pembentukan energi di dalam otot akan bisa terus berlangsung jika
kualitas ergosistema 2 sebagai alat transportasi bisa bekerja secara terus menerus.
Keberlangsungan sebuah olahraga atau latihan fisik ditentukan juga oleh ergosistema
2 ini karena berkaitan juga dengan kemampuan daya tahan (endurance). Selain itu,
ergosistema 2 juga berkaitan dengan jenis olahraga aerobik yang memiliki
karakteristik waktu melakukannya lama minimal 20 menit untuk menggunakan energi
dari pemecahan glikogen oleh oksigen.
Seperti contoh diawal artikel ini, analoginya seperti mesin motor atau mesin
smarthpone. Supaya mesin motor atau smartphone tersebut bisa bertahan lama untuk
bekerja maka dibutuhkan suplai energi terus menerus tanpa adanya sumbatan pada
saluran transportasi energinya. Begitu juga manusia, keberlangsungan tubuhnya untuk
berolahraga ditentukan oleh sistem transportasi zat-zat yang bagus untuk mensuplai
zat yang dibutuhkan dalam pembentukan energi.
3) Ergosistema 3 atau sistem kerja sekunder
Ergosistema yang terakhir ini, memiliki fungsi sebagai pemasok bahan baku (kecuali
O2) pembentukan energi dan pembuangan zat sampah sisa metabolisme energi.
Sistem tubuh yang terlibat di dalam ergosistema 3 ini adalah sistem digestivus
(pencernaan), sistem sensoris, sistem eksresi (pembuangan), sistem endoktrin, sistem
reproduksi.
Ketika kita berolahraga, maka tubuh membutuhkan pasokan bahan baku energi yang
berasal dari makanan yang kita konsumsi beberapa jam sebelum berolahraga yang
telah diproses menjadi nutrisi oleh sistem pencernaan. Sehingga faktor asupan
makanan juga menentukan tubuh kita bisa berolahraga dengan waktu lama atau tidak.
Keterkaitan antara ergosistema 1, 2 dan 3 atau sistem kerja primer, sekunder dan
tersier seperti halnya sebuah mekanisme yang berjalan secara runtut dan sistematis.
a) Saraf pusat.
Saraf pusat terdiri dari otak (pusat berpikir & yang terlibat pada gerak sadar)
dan sum-sum tulang belakang (saraf pusat yang bertanggung jawab atas gerak
reffleks).
b) Saraf tepi (saraf perifer).
Saraf tepi secara sederhana adalah saraf-saraf yang berada di tepian saraf pusat.
Saraf tepi yang berada di sekitar kepala (otak) dinamakan kranial, sedangkan
saraf tepi yang berada di sekitar sum-sum tulang belakang disebut spinal.
3. Efektor. Efektor adalah bagian tubuh yang melaksanakan respon terhadap rangsangan.
Contoh saat kita melihat harimau, kemudian setelah reseptor (mata) menyampaikan
informasinya kepada saraf pusat ada harimau, kaki kita tergerak untuk lari secepat
mungkin. Dalam contoh ini , efektornya adalah otot kaki kita.
4. Neuron. Secara sederhana adalah seperti pekerja. Keseluruhan proses gerak, mulai dari
diterimanya rangsangan oleh reseptor, lalu diteruskan ke saraf pusat, sampai kepada
efektor, pasti melibatkan hal ini. Neuron merupakan penghubung kesegalaan proses-
proses tersebut. Neuron ada 3 macam:
a) Neuron sensorik, yaitu sel-sel yang bertanggung jawab atas diterimanya suatu
rangsangan. Neuron ini tersebar keseluruh penjuru indera-indera tubuh.
Tugasnya adalah menerima rangsangan dan meneruskan rangsangan itu ke saraf
pusat atau ke neuron konektor.
b) Neuron motorik, yaitu sel yang bertanggung jawab atas respon dari suatu
rangsangan, atau lebih sederhananya lagi, bahwa neuron motorik adalah neuron
yang bertugas untuk menggerakkan efektor. Saat melihat harimau, neuron
sensorik di mata memberikan informasi pada saraf pusat di otak, kemudian
pusat saraf mengirimkan perintah untuk berlari pada otot kaki melalui neuron
motorik ini.
c) Neuron konektor, yaitu neuron yang bertugas sebagai jembatan atau
penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorik pada gerak reffleks
(gerak yang tidak melibatkan saraf pusat). Secara sederhana, neuron konektor
adalah pengganti saraf pusat dan neuron ini bekerja hanya pada gerak reffleks.
Untuk gerak sadar, neuron ini tidak berfungsi, karena pada gerak sadar, pusat
saraf ikut terlibat, sehingga neuron konektor yang hakikatnya hanyalah
penggantinya tidak diperlukan.
Terjadinya Gerak
Pada dasarnya, gerak ada 2 macam. Yaitu gerak sadar dan gerak tidak sadar.
Pertama, Gerak Sadar.
Gerak sadar adalah gerak yang secara sadar kita ingin lakukan. Seperti contoh: duduk,
berdiri, dan lain sebagainya. Saraf yang bertanggung jawab atas gerak ini adalah saraf
somatik (biasa juga disebut saraf sadar). Proses terjadinya gerak ini adalah:
1. Rangsangan diterima oleh reseptor, atau secara kompleknya diterima oleh
neuron sensorik.
2. Setelah rangsangan diterima oleh neuron sensorik, maka olehnya rangsangan
itu dikirimkan kepada saraf pusat dalam bentuk impuls saraf.
3. Oleh saraf pusat informasi itu diolah dan dicerna menghasilkan suatu
keputusan yaitu berupa respon yang akan dilakukan terhadap rangsangan itu.
Kemudian, hasil cerna itu dikirimkan kepada neuron motorik atau efektor.
4. Perintah dari saraf pusat diterima oleh neuron motorik, dan olehnya efektor
bekerja sesuai perintah.
Kedua, Gerak Reffleks.
Gerak refleks yaitu gerak yang secara spontan terjadi karena suatu rangsangan tanpa
perlu berpikir terlebih dahulu. Contoh gerak reffleks, adalah saat kaki kita tidak sengaja
menginjak bara api, maka secara spontan kaki kita akan segera terloncat. Proses
terjadinya gerak ini:
1. Rangsangan diterima oleh reseptor, atau secara kompleknya diterima oleh neuron
sensorik.
2. Setelah rangsangan diterima oleh neuron sensorik, maka olehnya rangsangan itu
dikirimkan langsung kepada saraf motorik dan efektor melalui neuron konektor
tanpa ikut campur saraf pusat.
Gaya geser dapat dialikasikan ke dalam olah raga seperti olah raga bola basket.
Di dalam olah raga bola basket sangat diperlukan kecepatan gerak kaki dan tangan. Ketika
mendrible bola dan melempar bola pada teman diperlukan keseimbangan yang tepat agar
bola benar-benar tepat sampai di tangan teman. Kemungkinan dari pergerakan kaki yang
ideal adalah tergelincir karena sepatu pemain yang licin ketika bersentuhan dengan lantai.
Hal ini bisa diminimalisir dengan menerpakan gaya gesr pada olah raga basket,
diantaranya pemain dapat mengganti bahan sol spatu dengan sol karet yang tidak licin dan
sedikit diperlebar agar gaya geser yang dihasilkan dari gaya yang menekan permukaan
sepatu dengan gaya yang menekan permukaan lantai dapat diminamilir sehingga tidak
terjadi gaya geser yang cukup besar yang dapat menyebabkan pemain tergelincir.
TUMBUKAN
Tumbukan terjadi pada olah raga tenis lapangan diantaranya adalah oleh raga
tenis lapangan. Arah gerak pukul bola pada tenis lapangan sangat tergantung dari sudut
penekanan yang dibentuk anatara tangan dan juga raket. Ketika pemain memukul bola
dengan raket maka yang terjadi adalah tumbukan antara raket dengan tenis yang
menghasilkan arah gerak pukulan. Sehingga ketika atlet menginginkan gerak pukulan
yang baik maka ia harus mengkoordinasikan tumbukan yang terjadi antara bola dengan
raket tenis lapangan.
Terima Kasih