Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AKHIR

MODUL 2

OLEH

NAMA : MEKI MOABI BABIS,S.Pd

NUPTK : 3846 7596 6120 0042

NO. PESERTA PPG : 19240122010227

BIDANG STUDI : 220-PJOK

SEKOLAH ASAL : SD NEGERI TOBATAN,AMABI OEFETO,

KAB.KUPANG-NTT

1. Sejarah Perkembangan Olahraga Dari Masa Ke Masa


berdasarkan literatur yang saya baca dan dengan isi dari modul ini adalah sama.
Hanya saja mungkin pada literatur yang saya baca mengulas secara lengkap tentang
sejarah perkembangan olahraga dari masa ke masa, sedangkan pada modul ini adalah
intisari ataupun ringkasannya. Namun demikian baik dari sumber lain ataupun modul
ini sama-sama dapat memberikan informasi yang jelas.

2. Perkembangan Pendidikan Jasmani Dan Olahraga


Perkembangan pendidikan jasmnai dan olahraga masa ke masa sudah semakin baik.
Istilah Pendidikan jasmani di Indonesia telah dikenal sejak tahun 1950-an, cukup lama
menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an, tatkala istilah itu diganti
dengan istilah olahraga. Sempat berganti dari pendidikan jasmani menjadi olahraga,
dan kini berubah kembali menjadi pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
sehingga mambawa kebingungan pada masyarakat yang akhirnya menyamakan kedua
hal tersebut yang ternyata berbeda. Perkembangan pendidikan jasmani dan olahraga
dari dahulu hingga sekarang memang terdapat banya perubahan ke arah yang lebih
baik, salah satunya adalah misalnya, pada masa lalu pendidikan jasmani dan olahraga
kegiatan pembelajarannya terkesan otoriter, dimana guru merupakan pusat dan
sumber pengetahuan yang tak tergantikan. Namun pada masa sekarang guru mula
mengembangkan berbagai metode pembelajaran yang tentunya yang menunjang
ketercapaian dalam tujuan suatu pembelajaran.

3. Perbedaan Antara Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan :

Pendidikan Jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan
olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang
olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ? Paling
tidak fokusnya pada keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan
motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga
keterampilan emosional dan sosial. Karena itu, seluruh adegan pembelajaran dalam
mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari pada hasilnya.

Pendidikan Olahraga adalah pendidikan yang membina anak agar menguasai


cabang-cabang olahraga tertentu. Kepada murid diperkenalkan berbagai cabang
olahraga agar mereka menguasai keterampilan berolahraga. Yang ditekankan di sini
adalah ` hasil ' dari pembelajaran itu, sehingga metode pengajaran serta bagaimana
anak menjalani pembelajarannya didikte oleh tujuan yang ingin dicapai. Ciri¬ciri
pelatihan olahraga menyusup ke dalam proses pembelajaran. kemudian Pendidikan
kesehatan adalah usaha yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada
seseorang atau anak didik tentang kesehatan yang meliputi aspek pribadi (fisik,
mental, social) agar dapat berubah dan berkembang secara harmonis.

4. Ilmu Keolahragaan Menjadi Disiplin Ilmu Mandiri


dikarenakan syarat-syarat suatu ilmu yang berdiri sendiri telah dimiliki oleh ilmu
keolahragaan iu sendiri, diantaranya adalah bersifat teoritis. “Dasar-dasar teoritis”
menunjukkan konsep dasar, persoalan pokok, dan pembenaran umum Ilmu
Keolahragaan dengan bantuan prosedur teoritis. “Teori” atau “teoritis” berarti refleksi
mendalam yang dikembangkan secara baik dalam standar-standar ilmiah. Kemudian
ilmu keolahragaan dapat didukung dengan kajian ontologis, epistemologis, dan
aksiologis yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan, dan sudah mendapatkan
pengakuan yang luas.

5. Tujuan Pendidik
maksudnya adalah dalam olahraga tersebut dapat diajdikan media ataupun sarana
lama menyampaikan suatu materi pembelajaran, atau juga di dalam olahraga tersebut
terdapat pembelajaran yang bermanfaat bagi peserta didik. Tujuan pembentukan disini
maksudnya adalah untuk pembentukan karakter, dimana melalui berbagai aktivitas
olahraga dapat membentuk karakter dan kepribadian peserta didik. Tujuan rekreasi
adalah olahraga sebagai sarana rekreasi, artinya sebagai suatu alternatif dalam upaya
penurunan dan pencegahan tingkat stress, peningkatan kesehatan mental (karakter),
serta upaya pemeliharaan dan mempertahankan keseimbangan kualitas hidup.

6. Freeman (2001) Menyatakan Bahwa Olahraga Tidak Terlepas Dari Konsep


Bermain (Play), Games, Dan Sport.
Bermain (play) adalah bentuk kegiatan yang tidak produktif yang tujuannya adalah
memberikan kesenangan pada diri sendiri. Dimana bermain dibagi menjadi dua
kelompok yaitu bersifat spontanitas dan permainan yang diorganisir. Permainan yang
bersifat spontanitas disebut bermain (play), dan permainan yang diorganisir disebut
games. Games juga dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu games yang
dipertandingkan dan tidak dipertandingkan (contest). Permainan yang
dipertandingkan dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu bentuk yang
menggunakan aktivitas fisik dan bentuk yang menggunakan keterampilan fisik
(sport). Dengan demikian bahwa olahraga (sport) dapat dikatakan sebagai bentuk
aktivitas bermain yang diorganisasikan sedemikian rupa dengan seperangkat
peraturan dan pertandingan dengan menggunakan tolak ukur keterampilan fisik
pelakunya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa game merupakan
bagian dari play, dan sport merupakan bagian dari game. Mereka memang berbeda,
namun saling berkaitan.

7. Tawuran Pelajar Merupakan Salah Satu Bentuk Penyimpangan Dan Kenakalan


Remaja
Tawuran terjadi jika dikaitkan dengan pembelajaran PJOK, maka yang perlu
diperhatikan yang pertama adalah pendidik ataupun guru, dimana pada kegiatan
pembelajaran PJOK apakah sang guru sudah menanamkan nilai-nilai karakter, jika
sudah, apakah penanaman nya kepada peserta didik sudah maksimal. Selain itu juga
perhatian, apakah selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru memperhatikan
seluruh peserta didik satu per satu dan seksama, dan apakah guru sudah menjadi suri
tauladan yang baik bagi peserta didik. selain itu juga faktor lain yang juga
berpengaruh adalah kurangnya pembinaan terhadap setiap potensi olahraga yang ada,
sehingga peserta didik tidak dapat mengembangkan bakat dan potensi mereka dan
malah terlibat tawuran.

8. Olimpiade
Olimpiade adalah sebuah festival keagamaan untuk memuja dewa paling berkuasa
dari semua dewa Yunani, Zeus dari Gunung Olimpia (gunung tertinggi di Yunani
dengan ketinggian hampir mencapai 10.000 kaki). Awalnya, Olimpiade hanya
berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393 M Olimpiade kuno ini
dihentikan oleh Kaisar Romawi, Theodosius. Olimpiade kemudian dihidupkan
kembali oleh seorang bangsawan Perancis bernama Pierre Frèdy Baron de Coubertin
pada tahun 1896. Dalam kongres pada tahun 1894 yang diselenggarakan di Paris,
didirikanlah Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan ibu kota Yunani, Athena
dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern pertama tahun 1896. Selanjutnya, sejak
tahun 1896 sampai sekarang, setiap empat tahun sekali Olimpiade Musim Panas
senantiasa diadakan kecuali tahun-tahun pada masa Perang Dunia II. Edisi khusus
untuk olahraga musim dingin. Olimpiade Musim Dingin, mulai diadakan pada tahun
1924. Awalnya Olimpiade Musim Dingin diadakan pada tahun yang sama dengan
Olimpiade Musim Panas, namun sejak tahun 1994 Olimpiade Musim Dingin diadakan
setiap empat tahun sekali, dengan selang waktu dua tahun dari penyelenggaraan
Olimpiade Musim Panas. Hingga saat ini olimpiade terus digelar sebagai perhelatan
olahraga terbesar di dunia, sebagai wadah pembuktian seluruh negara, dan menjalin
hubungan yang baik antar bangsa melalui olahraga.

9. Olahraga Pendidikan
Olahraga Pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan
sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh
pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Olahraga
Pendidikan biasanya kita temukan disekolah-sekolah dengan implikasinya
(penerapannya), diharapkan dalam jangka yang pendek, paling tidak diarahkan para
siswa memiliki kebugaran jasmani, kesenangan melakukan aktifitas fisik dan olahraga
dan terbentuklah manusia yang sehat secara jasmani.

Olahraga Rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan


kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan
nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan.
Olahraga rekreasi dapat dilakukan di indoor maupun outdoor. Olahraga rekreasi ini
disesuaikan dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan kondisi nilai budaya masyarakat setempat. Tujuan program olahraga rekreasi
adalah untuk menginspirasi pertumbuhan pikiran, tubuh, dan jiwa melalui kebugaran,
masyarakat, dan fair play.

Olahraga Kesehatan adalah olahraga untuk memelihara dan atau meningkatkan


tingkat kesehatan dinamis maupun statis, tetapi juga sehat serta memiliki kemampuan
gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas sehari-hari yang bersifat rutin maupun
keperluan rekreasi dan mengatasi gawat darurat.

10. Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan


Pada jenjang pendidikan merupakan ujung tombak dalam usaha meningkatkan
prestasi olahraga suatu negara, menurut saya pada jenjang pendidikan sekolah lah
dalam hal ini mata pelajaran PJOK anak-anak menemukan jati diri mereka tentang
olahraga apa yang mereka gemari dan minati, kemudian mereka kembangkan, dibantu
dengan peran guru yang memfasilitasi dan menjadi wadah dalam mengembangkan
potensi yang siswa miliki. Kemudian siswa dibantu guru mengasah dan
mengembangkan kemampuannya melalui ekstrakurikuler dan klub yang pada
ujungnya untuk menyiapkan para generasi penerus atlet yang berprestasi.

11. Kemajuan Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Dari Masa Ke Masa


 Perkembangan Pendidikan Jasmani Pada Masa Primitif.
Pendidikan jasmani dan olahraga pada masa ini berkembang berdasarkan pengalaman
dan hasil pemikiran orang-orang pada masa primitif itu sendiri, dimana merupakan
hasil buah cipta dari pengamatan dan pengalaman mereka dalam bertahan hidup.
Misalnya berburu yang sudah menggunakan alat seperti tombak dan panah.
 Masa Penjajahan Belanda
Pada masa ini perkembangan pendidikan jasmani salah satunya oleh Dr. Mikema yang
ditempatkan di Malang. Di kota itu mengajar gymnastik kepada perwira bintara A.D.
dan guru-guru sekolah. Pada tahun 1920 ia dibantu oleh Classen yang berijazah guru
latihan jasmani untuk sekolah menengah. Sebelum Perang Dunia ke II di Surabaya
ada GIVIO, suatu Lembaga Pemerintah tempat mendidik guru-guru olahraga. Setelah
Perang Dunia ke II dan Bandung yang diduduki oleh tentara Belanda didirikan
Akademi Pendidikan Jasmani. Olahraga di sekolah berupa permainan, atletik dan
senam. Di luar jam-jam sekolah ada kesempatan untuk belajar renang dan latihan
atletik, sepakbola, basket dan sebagainya ( sekolah menengah).

 Pada Masa Penjajahan Jepang


Pada masa ini kemajuan pendidikan jasmani dan olahraga ditandai oleh sekolah-
sekolah suatu pelajaran olahraga diisi dengan senam pagi yang disebut Taisho, dan
dilakukan sebelum mulai belajar. Jam olahraga diisi secara bergiliran dengan baris-
baris, sumo (gulat cara Jepang), lari sambung membawa pasir dalam karung, rebutan
bendera yang dilaksanakan secara regu-regu yang terdiri dari dari tiga orang.
 Pada Masa Kemerdekaan
Kemajuan pendidikan jasmani dan olahraga mengalami perkembangan pada masa
kemerdekaan, terbukti dengan adanya sarana tertulis dari Panitia Penyelidik
Pengajaran (Desember 1945) mengenai pendidikan dan pengajaran, diantaranya
mengenai gerak badan. Panitia menyatakan bahwa pendidikan baru lengkap kalau ada
pendidikan jasmani (istilah baru bagi gerak badan), sehingga tercapai suatu harmoni
(keselarasan). Mereka juga menyarankan adanya latihan militer untuk murid-murid
SMT (SMA) dan pelajar puteri melaksanakan pendidikan jasmani perlu diperhatikan
nasehat dokter.
 Pada Masa Modern
Pada masa modern seperti sekarang ini, pendidikan jasmani mengalami
perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat, hal ini dibuktikan dengan kurikulum
yang terus dipelajari, diteliti, dan direvisi untuk membuat kurikulum sebagai acuan
suatu pendidikan menjadi yang terbaik. Selain itu juga penggunaan metode-metode
pembelajaran yang semakin bervariasi yang dapat digunakan guna semakin
meningkatkan hasil dari suatu pembelajaran.

12. Pengembangan Olahraga Di Indonesia


Pengembangan olahraga di Indonesia masih belum maksimal, terbukti dari
pencapaian prestasi Indonesia yang masih minim. Dalam tujuan pengembangan
olahraga bukanlah perkara mudah, dibutuhkan keseriusan dan peran serta seluruh
pihak terkait terutama pemerintah. Para atlet atau peserta didik, pelatih maupun guru
membutuhkan perhatian dan fasilitas yang baik agar konsentrasi latihan dapat
maksimal. Selain itu juga peran serta guru PJOK sebagai ujung tombak dalam
memantau setiap potensi peserta didik yang ada dan mengembangkannya. Dan
berdasarkan apa yang terjadi sekarang, analisis saya bahwa :
a. Perkembangan jasmani di sekolah akan semakin baik dan maju, mengingat
metode dan teknik dalam mengajar yang sudah semakin bervariasi dan terbukti
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Prestasi olahraga di daerah, nasional dan internasional akan meningkat jika
seluruh pihak bersinergi dan serius dalam upaya meningkatkan prestasi tersebut,
tidak egois dan mementingkan kepentingan pribadi di dalam upaya tersebut.
c. Potensi perkembangan karir dimasa mendatang akan terjamin jika pemerintah
memberikan perhatian dan tetap mensupport para atlet dengan imbalan yang
sesuai dengan jasa mereka yang telah berupaya mengharumkan nama bangsa
Indonesia.
d. Kedudukan lembaga pendidikan tinggi. Lembaga pendidikan tinggi adalah suatu
tempat institusi pendidikan yang menawarkan kegiatan dalam proses pendidikan,
baik itu pendidikan formal maupun non formal dari mulai tingkat pra sekolah
hingga ke jenjang pendidikan yang tinggi. Lembaga pendidikan tinggi dapat
berperan dengan memberikan pelatihan ataupun penyuluhan kepada guru maupun
siswa.

TERIMKASIH

Anda mungkin juga menyukai