Sebelum mengetahui manfaat dari energi angin, kita akan membahas terlebih
dahulu mengenai sejarah energi angin itu sendiri. Tahukah Anda bahwa energi angin
telah dimanfaatkan banyak orang sejak awal sejarah. Pada awal 5000 SM sudah
banyak orang yang memanfaatkan energi angin untuk mendorong perahu di
sepanjang Sungai Nill.Tak hanya itu saja, pada 200 SM China sudah memanfaatkan
kincir angin sederhana untuk memompa air. sedangkan kincir angin sumbu vertikal
dengan latar buluh tenun digunakan untuk menggiling biji-bijian di Persia dan juga
Timur Tengah.
Di akhir Abad 19 teknologi alternatif ini sudah mulai dimanfaatkan untuk memompa
air di peternakan, pertanian serta menghasilkan energi listrik untuk rumah-rumah
dan industri. Di akhir tahun 1920, Amerika menggunakan kincir angin kecil untuk
menghasilkan listrik di daerah pedesaan yang belum menikmati layakan listrik. Akan
tetapi semenjak layanan listrik sudah sampai di pedesaan, penggunaan kincir angin
sudah mulai ditinggalkan.Namun pada tahun 1970-an kincir angin kembali dilirik dan
digunakan kembali karena kekurangan asokan minyak. Tentunya hal ini membuka
jalan untuk menghasilkan pembangkit listrik tenaga angin sebagai sumber energi
alernatif. Salah satu keuntungan dari pemanfaatkan energi angin adalah angin
merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang ekonomis di banyak negara.
Tak hanya itu saja, kekhawatiran mengenai emisi dari bahan bakar fosil, harga
bahan bakar fosil yang tinggi serta dukungan pemerintah mengenai pemanfaatan
energi angin membuat energi alternatif yang satu ini digunakan oleh berbagai
negara untuk menghasilkan energi listrik dan lainnya.
Manfaat Energi Angin dalam Kehidupan Sehari-hari
Bentuk-bentuk dari Manfaat Energi Angin . Pemanfaatan dari energi angin muncul
karena energi angin ini tersedia secara alami di alam tanpa ada batas habisnya.
Karena itulah, tentunya energi angin ini pasti memiliki manfaat seperti eneri alam
lainnya, seperti energi panas bumi, batubara, fosil bahkan energi nuklir. Dengan
memanfaatkan energi dari alam ini, tentunya penggunaannya tidak akan merusak
alam karena terjadinya pergerakan angin terjadi secara alamiah.
Sekarang ini, ada banyak manfaat dari energi angin dalam kehidupan sehari-hari
telah banyk terasa. Bahkan, pada abad 17 sebelum masehi, energi angin telah
dimanfaatkan untuk proses irigasi pertanian oleh masyarakat Babilonia kuno. Pada
bidang kelautan, energi angin digunakan sejak ribuan tahun lalu sebagai penggerak
pada layar kapal. Di bagian belahan dunia lainnya, energi angin ini telah lama
digunakan sebagai penggerak kincir angin untuk keperluan penggilingan gandum
atau tepung.
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit
Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan
menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi
angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator
dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi
Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Secara sederhana sketsa kincir angin adalah sebagai berikut :
Indonesia merupakan negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan
dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun
sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis, disaat
Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global di Nusa
Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun pembangkit
listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1 pemanasan
global.
Syarat – syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi
listrik dapat dilihat pada tabel berikut.
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum
energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Pemanfaatan tenaga angin sebagai sumber energi di Indonesia bukan tidak mungkin
dikembangkan lebih lanjut. Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir
Indonesia, total kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini
kurang dari 800 kilowatt.
"Kecepatan angin di wilayah Indonesia umumnya di bawah 5,9 meter per detik yang
secara ekonomi kurang layak untuk membangun pembangkit listrik. Namun, bukan
berarti hal itu tidak bermanfaat," kata Kepala Penelitian dan Pengembangan
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Nenny Sri Utami,
membacakan pidato Menteri ESDM saat membuka seminar Teknologi dan
Pemanfaatan Energi Angin sebagai Peluang Usaha Baru di Bogor, Rabu (28/3).
Salah satu program yang harus dilakukan sebelum mengembangkan PLTB adalah
pemetaan potensi energi angin di Indonesia. Hingga sekarang, Indonesia belum
memiliki peta komprehensif, karena pengembangannya butuh biaya miliaran rupiah.
Potensi energi angin di Indonesia umumnya berkecepatan lebih dari 5 meter per
detik (m/detik). Hasil pemetaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(Lapan) pada 120 lokasi menunjukkan, beberapa wilayah memiliki kecepatan angin
di atas 5 m/detik, masing-masing Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat,
Sulawesi Selatan, dan Pantai Selatan Jawa.
"Agar lebih bermanfaat dan tepat sasaran, harus ada data potensi energi angin yang
kontinu dan akurat di lokasi terpilih dengan lama pengukuran minimal satu tahun,"
kata Soeripno Martosaputro dari Lapan.
Beberapa tahun belakangan ini manfaat energi angin lebih diperhatikan untuk
alternatif energi dalam berbagai bidang. Mulai untuk energi tenaga pembangkit
listrik, penggerak peralatan industri, hingga aplikasi pada aspek lainnya. Di berbagai
negara, manfaat dari adanya energi angin ini sangat membantu di bidang energi
pembangkit tenaga listrik.
Meskipun pada awalnya, tenaga pembangkit listrik dengan tenaga angin ini
menghabiskan banyak biaya operasional, semakin canggihnya perkembangan
teknologi terkini membuat penggunaan energi angin untuk pembangkit tenaga listrik
menjadi lebih semakin efisien sehingga menurunkan biaya operasional yang
dibutuhkan. Tidak heran, jika energi angin untuk pembangkit tenaga listrik ini menjadi
salah satu pasokan listrik untuk beberapa negara, termasuk Indonesia.
Banyakanya manfaat angin sejak bertahun-tahun silam, juga telah banyak digunakan di
Indonesia. Para nelayan di Indonesia juga pernah menggerakkan kapal mereka dengan
bantuan energi angin laut yang menerpa layar kapal. Pemanfaatan energi angin di
Indonesia lainnya juga terlihat dari didirikannya kincir angin raksasa di beberapa tempat
di nusantara sebagai media pembangkit tenaga listrik tenaga angin.
Tapi, tidak sembarang angin yang digunakan untuk dapat menadi pembangkit
tenaga listrik. Hany angin dengan kecepatan diatas 12km/jam hingga 20km/jam lah
yang digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Tidak heran, jika pembangkit
listrik tenaga angin ini biasanya dibangun pada kawasan pantai atau pegunungan
dengan intensitas angin yang tergolong kelas 3 keatas.
Bentuk relief Indonesia yang terdiri dari kawasan dataran rendah hingga dataran
tinggi, sebenarnya menyimpan potensi energi alam yang luar biasa. Salah satunya
datang dari pemanfaatan energi angin. Tapi, penelitian dan pembangunan yang
memusatkan untuk pemberdayaan energi alam di Indonesia masih kurang
berkembang. Sehingga, manfaat dari energi angin di Indonesia belum berjalan
sepenuhnya.
Energi Angin merupakan salah satu energi terbarukan yang utama di Dunia saat ini.
Di Eropa, harga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga angin menjadi
paling murah dibandingkan pembangkit lainnya. Pada tahun 2016, 55 GW
pembangkit listrik tenaga angin dibangun, sehingga jumlah total di Dunia mencapai
487 GW. Asia menyumbang setengah dari total kapasitas yang terpasang, dan
sisanya disumbangkan oleh Amerika dan Eropa.
Indonesia memiliki target rasio elektrifikasi sebesar 97% pada tahun 2019 dengan
perencanaan kapasitas terpasang pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT)
16.996 MW dari 11.755 MW di tahun 2015. Energi baru dan terbarukan ditargetkan
memiliki persentase paling sedikit 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050
selama keekonomiannya terpenuhi. Indonesia berada di daerah tropis dengan
kecepatan angin pada umumnya di bawah 5.9 m/s yang secara ekonomi kurang
layak untuk dibangun pembangkit listrik, namun ternyata kondisi ini masih bisa
dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik.
Pada tahun 2017, Indonesia – Denmark melakukan kerjasama untuk membuat peta
potensi angin di Indonesia, sebagai salah satu langkah mendukung pemanfaatan
angin menjadi energi di Indonesia. Kerjasama ini juga sudah terbangun dalam
mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Jeneponto 65 MW dan
Sidrap 70 MW yang keduanya berada di Sulawesi Selatan.
Kesimpulan
Kekhawatiran mengenai emisi dari bahan bakar fosil, harga bahan bakar fosil yang
tinggi serta dukungan pemerintah mengenai pemanfaatan energi angin membuat
energi alternatif yang satu ini digunakan oleh berbagai negara untuk menghasilkan
energi listrik dan lainnya. energi angin telah dimanfaatkan banyak orang sejak awal
sejarah. Kecepatan angin di wilayah Indonesia umumnya di bawah 5,9 meter per
detik yang secara ekonomi kurang layak untuk membangun pembangkit listrik.
Namun, bukan berarti hal itu tidak bermanfaat. Hanya angin dengan kecepatan
diatas 12km/jam hingga 20km/jam lah yang digunakan sebagai pembangkit tenaga
listrik.
Referensi:
http://yusufptm13.blogspot.com/2015/11/dataenergi-angin-di-beberapa-lokasi-di.html
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1177294977&1
https://benergi.com/manfaat-energi-angin-sebagai-energi-alternatif
https://nugrohoadi.wordpress.com/2008/05/03/pembangkit-listrik-tenaga-angin-di-
indonesia/
http://alpensteel.com/article/116-103-energi-angin--wind-turbine--wind-mill/2286--
pemanfaatan-energi-angin-di-indonesia
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/16/090100826/melihat-pltb-sidrap-
pembangkit-tenaga-angin-pertama-di-indonesia