PEMBAHASAN
39
5.1.2. SOP (Standard Operating Procedure)
Tim safety telah membuat program safety talk yang dibuat sesuai
dengan SOP (Standard Operating Procedure) wajib proyek Taman
Anggrek Residences PT Pulauintan Bajaperkasa Konstruksi. Hal ini
sudah sesuai dengan teori Ramli (2010) bahwa untuk mengembangkan
program K3 yang baik diperlukan berbagai masukan salah satunya:
ketentuan perundangan yang berlaku bagi organisasi karena masing-
masing organisasi memiliki karakteristik tersendiri sehingga harus
mengacu peraturan yang terkait dengan aktivitasnya seperti jasa
konstruksi.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2011
tentang Standard Operasional Prosedur Di Lingkungan Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota, bahwa definisi Standar Operasional
Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah serangkaian petunjuk
tertulis yang dibakukan mengenai proses penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintah daerah. Definisi Format Standar Operasional Prosedur adalah
bentuk penuangan SOP berupa tulisan dan diagram alur dan definisi
uraian prosedur adalah langkag-langkah yang sistematis dalam
melaksanakan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil kerja tertentu.
Dalam hal ini berbeda dengan SOP wajib proyek Taman Anggrek
Residences yang tidak mendetail atau tidak menggambarkan langkah-
langkah yang sistematis dalam kegiatan wajib yang harus dilaksanakan
dalam proyek.
Sebaiknya PT PulauIntan Bajaperkasa Konstruksi dalam proyek
Taman Anggrek Residences harus mempunyai SOP yang mendetail
dalam program safety talk agar mempunyai standarisasi cara yang
dilakukan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
40
daya manusia yang mempunyai kualifikasi dan menyediakan prasarana
dan sarana yang memadai.
Pada PT Pulauintan Bajaperkasa Konstruksi telah menyediakan
area untuk melakukan kegiatan atau program safety talk menggunakan
pelataran site office di proyek Taman Anggrek Residences. Fasilitas
penunjang program safety talk yaitu menggunakan podium untuk
menyampaikan materi safety talk, lalu ada megafone atau yang lebih
sering disebut toa, megafone digunakan sebagai pengeras suara pada saat
menyampaikan materi safety talk kepada pekerja dan penggunaan tiang
papan yang bertujuan agar memudahkan para pekerja dalam berbaris
sesuai mandor masing-masing.
Berdasarkan hal diatas menunjakan sarana dan prasarana terkait
program safety talk di perusahaan ini dinilai sudah cukup memadai untuk
proses pelaksanaan safety talk, pemanfaatan secara maksimal akan
memudakan tim safety untuk melakukan safety talk. Tetapi terkadang
dalam peletakan atau penyimpanan megaphone tidak diletakan di
tempatnya. Untuk meningkatkan keberhasilan program safety talk
disarankan untuk melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan
prasarana agar terjaga dengan baik.
41
kerja, pekerjaan yang akan dilakukan dan bahaya yang ada disekitar
lingkungan kerja, prosedur kerja serta peralatan kerja yang digunakan
dan penggunaan APD. Dalam pengisian program safety talk orang yang
memberi topik safety talk sudah di rencanakan oleh tim safety. Kegiatan
ini dimulai dengan seluruh staff dan para pekerja menyanyikan lagu
Indonesia Raya setelah itu pengisian materi yang berhubungan dengan
K3 serta menjelaskan kondisi proyek lalu dilanjutkan dengan sharing
atau diskusi antara pekerja dengan petugas safety dan yang terakhir
melakukan doa bersama.
Hal tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 50
Tahun 2012 pasal 9 ayat 4 dimana pengusaha dalam menyusun rencana
K3 harus melibatkan Ahli K3, Panitia Pembina K3, wakil pekerja/buruh,
dan pihak lain yang terkait di perusahaan.
Berdasarkan hal diatas menunjukan dalam perencanaan program
safety talk sudah baik karena tim safety sudah membuat topik yang akan
disampaikan dalam safety talk dan juga telah membuat jadwal untuk
safety officer yang akan melakukan program safety talk.
42
ditentukan. Namun ada beberapa pekerja yang datang terlambat sehingga
tidak mengikuti safety talk dikarenakan kesiangan karena kecapean, dan
PT Pulauintan Bajaperkasa Konstruksi belum ada sanksi terhadap
keterlambatan para pekerja yang menyebabkan tidak ikut program safety
talk, PT Puluintan hanya menyuruh para pekerja menunggu di depan
gerbang proyek sampai safety talk selesai lalu diberikan teguran dan para
pekerja masuk lalu memulai pekerjaan. Sebaikanya tim safety
memberikan sanksi terhadap para pekerja yang tidak mengikuti kegiatan
safety talk, seperti untuk yang pertama diberikan teguran lalu jika
diulangi lagi ada pemotongan honor dan yang terakhir apabila sudah
sering tidak ikut program safety talk bisa diberhentikan.
Dalam pelaksanaan program safety talk tidak adanya evaluasi
khusus mengenai program safety talk. Sebaiknya PT Pulauintan
Bajaperkasa Konstruksi mengadakan evaluasi minimal satu tahun sekali
untuk mengetahui seberapa jauh program safety talk berjalan. Menurut
Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 menyatakan bahwa untuk
meningkatkan keefektifan dari suatu manajemen K3 harus dilaksanakan
peninjauan secara berkala, adapun peninjauan secara berkala dilakukan
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun.
Pelaksanaan program safety talk di PT Pulauintan Bajaperkasa
Konstruksi di proyek Taman Anggrek Residences merupakan salah satu
dari pelaksanaan K3. Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No 50 Tahun 2012 pasal 10 ayat 2 dimana pengusaha dalam
melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia dibidang
K3.
43
tertulis (absensi) dilakukan oleh chief safety officer atau safety officer.
Kegiatan pendokumentasian ini dilakukan untuk melihat atau memantau
apakah program safety talk sudah berjalan dengan baik atau tidak. Untuk
penyimpanan hasil dari pendokumentasian berada di bagian general
affair di simpan di dalam komputer sebagai bukti terlaksananya program
safety talk.
Berdasarkan hal diatas kegiatan ini telah dilakukan dengan baik
dan tersusun dengan rapi oleh tim safety PT Pulauintan Bajaperkasa
Konstruksi di proyek Taman Anggrek Residences. Dengan tujuan untuk
memudahkan dalam mencari dokumen jika diperlukan serta untuk
melihat atau memantau apakah program safety talk ini telah dilakukan
dengan baik atau tidak oleh setiap staff dan para pekerja di lingkungan
proyek Taman Anggrek Residences. Hal tersebut sudah sesuai dengan
teori ramli (2010) dimana dokumen perlu disimpan dengan baik, karena
diperlukan di masa depan untuk membuat analisa kecelakaan atau
menyusun program pencegahan kecelakaan.
44
Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja
pada Konstruksi Bangunan pasal 3 ayat 1 dimana pada setiap pekerjaan
konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan atau dikurangi
terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya.
45