ABSTRACT
12 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014
Riyan Arip Wibowo et al Pengaruh Penambahan Sari Buah
kali. Data dianalisis dengan sidik ragam gula 37,5 g bahan dalam setiap satuan
dan bila terdapat perbedaan dilanjutkan percobaan.Tahapan proses persiapan buah
dengan uji BNT pada taraf 5%. disajikan pada Gambar 1.
Pelaksanaan Penelitian Pembuatan Bubur Buah
Pembuatan minuman sari buah Proses pembuatan bubur tomat dan
tomat dengan sari buah pencampur terdiri bubur buah pencampur dilakukan dengan
dari persiapan daging buah tomat dan buah mencampur dan menghancurkan masing-
pencampur, pembuatan puree buah tomat masing buah yang siap diolah dengan air.
dan buah pencampur, dan pembuatan Hal ini dilakukan untuk mengekstrak sari
minuman sari buah tomat dengan sari yang terkandung di dalam bahan baku
buah pencampur. secara optimal. Setelah itu dilakukan
penyaringan untuk bubur buah pencampur
Persiapan Buah
untuk memisahkan serat-serat (Pratiwi,
Persiapan buah terdiri dari dua tahap 2009). Pembuatan puree tomat dan puree
yaitu persiapan buah tomat dan persiapan buah pencampur dilakukan melalui tahap-
buah pencampur (jambu, nanas, markisa, tahap proses seperti pada Gambar 2 dan
sirsak, jeruk, dan mangga). Persiapan buah Gambar 3.
tomat dilakukan beberapa tahap, yaitu
sortasi untuk memilih buah yang baik, Pembuatan Sari Tomat dengan Buah
trimming untuk membuang bagian-bagian Pencampur
yang tidak ikut diolah, pencucian untuk Pembuatan sari buah diawali dengan
menghilangkan kotoran, pengupasan kulit pencampuran puree tomat dengan puree
dilakukan dengan perlakuan panas pada buah pencampur, dan diblender. Tahap
suhu 850C selama 5 detik, sehingga berikutnya adalah pasteurisasi dengan
membuat kulit menjadi lunak dan mudah suhu 750C selama 15 menit yang bertujuan
dikupas, dan pemisahan daging buah dari untuk memperpanjang umur simpan,
biji maupun lendir yang diduga membunuh mikroorganisme pembusuk
mengandung beberapa senyawa-senyawa seperti khamir dan kapang serta
valotil yang menyebabkan aroma tengik menginaktivasi enzim yang terdapat dalam
pada produk akhir. bahan pangan tersebut, kemudian
Persiapan buah pencampur ditambahkan gula pasir sebanyak 15%, hot
dibedakan menjadi dua, yaitu persiapan filling, dan yang terakhir adalah
buah pencampur jambu biji, nanas, pendinginan atau cooling sehingga spora
mangga, dan sirsak serta persiapan buah mikroba tahan panas tidak bergerminasi
jeruk dan markisa. Untuk jambu biji, dan produk tetap aman untuk dikonsumsi.
nanas, mangga, dan sirsak, persiapan buah Minuman sari tomat campuran di uji
meliputi sortasi, trimming , pencucian, dan sensori dengan 50 panelis yaitu mahasiswa
blansing. Sedangkan buah pencampur THP yang semi terlatih, dengan uji
jeruk dan markisa terdiri dari sortas, hedonik untuk mendapatkan minuman sari
trimming, pemerasan/pengepresan untuk tomat campuran yang paling disukai.
mengambil sari buahnya, dan blansing Pembuatan minuman sari tomat campuran
(Pratiwi, 2009). Proporsi buah tomat dan melalui tahap-tahap proses seperti pada
buah pencampur yaitu 60%:40% untuk Gambar 4.
250 g (buah siap diolah), air 500 ml, dan
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014 13
Pengaruh Penambahan Sari Buah Riyan Arip Wibowo et al
Bahan baku
Sortasi
Trimming
Pemisahan kulit
Sari jeruk &
markisa siap Buah jambu,
diolah Pemisahan biji & lendir
mangga,
nanas, & sirsak
siap diolah
Buah tomat
siap diolah
Buah tomat
Puree Tomat
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014 14
Riyan Arip Wibowo et al Pengaruh Penambahan Sari Buah
Buah Pencampur
diblender
Disaring Sari jeruk & markisa
Blender
Pasteurisasi 75oC
Hot Filling
Pengemasan
Penilaian untuk seluruh parameter (rasa, aroma, warna, dan penerimaan keseluruhan):
: Sangat tidak suka
: Tidak suka
: Agak Suka
: Suka
: Sangat suka
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014 16
Riyan Arip Wibowo et al Pengaruh Penambahan Sari Buah
(c) Total Padatan Terlarut
Refraktometer dibersihkan bagian (d) Vitamin C
Pengujian kadar vitamin C minuman
kacanya dengan cara meneteskan alkohol
sari tomat campuran dilakukan
hingga merata dan melapnya dengan tisue
berdasarkan metode Jacobs dalam
hingga permukaan kaca refraktometer
Sudarmadji (1984), yaitu ditentukan
kering. Sebanyak 2-3 tetes sampel produk
dengan cara titrasi iod. Sebanyak 30 gram
jadi diteteskan pada kaca bagian depan
sampel dilarutkan dengan aquades dalam
refraktometer dan dilakukan pembacaan
labu takar 100 ml kemudian disaring.
skala. Kemudian bersihkan kembali
Diambil sebanyak 10 ml larutan sampel,
sampel pada kaca dengan tisue dan
ditetesi indikator pati 4-5 tetes, dan
lakukan prosedur awal untuk menghitung
dititrasi menggunakan larutan iod 0.01N.
kembali TPT. Total padatan terlarut
Titik akhir titrasi ditandai dengan
dinyatakan dalam oBrix (Apriyantono et
perubahan warna larutan menjadi biru.
al., 1989).
Kadar vitamin C dihitung dengan rumus :
Vitamin C (mg/100 gram bahan) = V x N x 0.88 x FP x 100%
0.01 x W
Keterangan :
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014 17
Pengaruh Penambahan Sari Buah Riyan Arip Wibowo et al
buahan disimpan selama 2 jam. Jika garis buah-buahan dinyatakan sebagai indeks
pemisahan teramati, maka ketinggiannya pemisahan. Jika garis pemisahan tidak
diukur dan dihitung sebagai rasio antara teramati maka nilai indeks pemisahan
tinggi garis pemisah terhadap tinggi gelas adalah 1.
yang terisi minuman sari tomat dengan
Stabilitas Visual : a a
a+b
b
keterangan :
a = ketinggian antara batas pemisahan sampai dengan permukaan
b = ketinggian antara batas dasar tabung sampai dengan batas pemisah
Tabel 2. Hasil uji BNT tingkat kesukaan terhadap skor warna minuman sari tomat
campuran.
Formulasi Warna
(T1) Tomat : Jambu Biji 3,625a
(T6) Tomat : Mangga 3,190ab
(T5) Tomat : Jeruk 3,180ab
(T2) Tomat : Nanas 3,170b
(T3) Tomat : Markisa 2,885b
(T4) Tomat : Sirsak 2,705c
BNT (0,05) 0,446
Keterangan skor :
1 : sangat tidak suka 2 : tidak suka 3 : agak suka
4 : suka 5 :sangat suka
Hasil uji BNT pada taraf 5% (dominan merah). Sari buah tomat pada
menunjukkan bahwa T1 (tomat:jambu dasarnya memiliki warna merah dan
biji) tidak berbeda nyata dengan formulasi setelah ditambahkan sari buah pencampur
T6 (tomat:mangga), dan T5 (tomat:jeruk), akan mengalami perubahan warna
tetapi berbeda dengan T2 (tomat:nanas), tergantung warna buah pencampur yang
T3 (tomat:markisa), dan T4 (tomat:sirsak). ditambahkan. Warna merah pada sari buah
Warna yang dihasilkan pada formulasi T1 tomat disebabkan karena buah tomat
(tomat:jambu biji) yaitu cerah/tajam mengandung likopen yaitu pigmen yang
18 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014
Riyan Arip Wibowo et al Pengaruh Penambahan Sari Buah
menyebabkan warna merah pada buah- Aroma
buahan. Jambu biji juga memiliki warna Hasil analisis ragam menunjukkan
merah yang berasal dari senyawa likopen bahwa formulasi minuman sari tomat
sehingga setelah ditambahkan sari buah campuran berpengaruh nyata pada tingkat
tomat menghasilkan warna yang merah kesukaan panelis terhadap aroma. Skor
cerah/tajam. Sari buah sirsak memiliki rata-rata kesukaan aroma sari tomat
warna putih yang berasal dari senyawa campuran berkisar antara 2,690-3,565
anthoxanthins yaitu pigmen yang (agak suka–suka). Hasil uji lanjut BNT
menyebabkan warna putih pada buah pada taraf 5% penerimaan panelis
sehingga setelah ditambahkan pada sari terhadap aroma disajikan pada Tabel 3.
buah tomat mengasilkan warna merah
pucat (Thomas, 1992).
Tabel 3. Hasil uji BNT tingkat kesukaan terhadap skor aroma minuman sari tomat
campuran.
Formulasi Aroma
(T2) Tomat : Nanas 3,565a
(T1) Tomat : Jambu Biji 3,510a
(T5) Tomat : Jeruk 3,280ab
(T4) Tomat : Sirsak 2,970bc
(T3) Tomat : Markisa 2,700c
(T6) Tomat : Mangga 2,690c
BNT (0,05) 0,519
Keterangan skor :
1 : sangat tidak suka 2 : tidak suka 3 : agak suka
4 : suka 5 :sangat suka
Hasil uji (BNT) pada taraf nyata 5% Aroma khas yang disukai dari
menunjukkan bahwa T2 (tomat:nanas) formulasi T2 (tomat:nanas), T1
tidak berbeda nyata dengan formulasi T1 (tomat:jambu biji), dan T5 (tomat:jeruk)
(tomat:jambu biji), dan T5 (tomat:jeruk), diduga karena pada masing-masing sari
tetapi berbada dengan T4 (tomat:markisa), buah pencampur memiliki senyawa volatil
T3 (tomat:markisa), dan T6 yang kuat dan ketika ditambahkan pada
(tomat:mangga). Aroma yang dihasilkan minuman sari tomat menghasilkan
dari semua perlakuan memiliki tingkat minuman sari tomat campuran yang
kesukaan yang berbeda. Hal ini diduga disukai. Pada sari buah jambu biji terdapat
karena penerimaan panelis yang berbeda sinamil asetat yang merupakan salah satu
terhadap aroma sesuai dengan jenis buah senyawa volatil utama yang menyebabkan
pencampur yang ditambahkan. Menurut aroma khas jambu biji, dan senyawa-
Buttery etal. (1987), kandungan senyawa senyawa volatil lainya (metil sinamat,
valotil memiliki peranan yang sangat metil benzoat, dan hexanol) (Idstein dan
penting dalam membedakan karakteristik Schreier, 1985). Menurut Elss et al.
produk sari buah yang dihasilkan. (2005), pada sari buah nanas komponen
volatil yang paling utama yang
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014 19
Pengaruh Penambahan Sari Buah Riyan Arip Wibowo et al
menghasilkan aroma khas pada nanas Rasa
adalah etil dan metil ester. Setelah
Hasil analisis ragam menunjukkan
dilakukan pencampuran sari buah tomat
bahwa formulasi minuman sari tomat
dengan sari buah jambu (T1), nanas (T2),
campuran berpengaruh nyata pada
dan jeruk (T5) didapatkan sari buah tomat
kesukaan panelis terhadap rasa. Skor
campuran yang beraroma disukai oleh
kesukaan rasa pada sari buah tomat
panelis. Hal tersebut diduga karena aroma
campuran berkisar 2,430-3,350 (agak
khas pada sari buah jambu, nanas, dan
suka-suka). Hasil uji lanjut (BNT) pada
jeruk lebih tajam dibandingkan aroma
taraf nyata 5% penerimaan panelis
khas tomat dan menghasilkan aroma
terhadap rasa disajikan pada Tabel 4.
minuman sari buah tomat campuran yang
disukai panelis.
Tabel 4. Hasil uji BNT tingkat kesukaan terhadap skor rasa minuman sari tomat campuran.
Formulasi Rasa
(T2) Tomat : Nanas 3,350a
(T1) Tomat : Jambu Biji 3,280ab
(T4) Tomat : Sirsak 3,020ab
(T5) Tomat : Jeruk 2,820abc
(T3) Tomat : Markisa 2,790bc
(T6) Tomat : Mangga 2,430c
BNT (0,05) 0,552
Keterangan skor :
1 : sangat tidak suka 2 : tidak suka 3 : agak suka
4 : suka 5 :sangat suka
Hasil uji BNT pada taraf 5% asam malat, asam oksalat dan komponen
menunjukkan bahwa T2 (tomat:nanas) tidak gula, seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa,
berbeda nyata dengan T1 (tomat:jambu biji), sedangkan pada sirsak berasal dari asam
T4 (tomat:sirsak), dan T5 (tomat:jeruk), organik non volatil terutama asam malat,
tetapi berbeda dengan T3 (tomat:markisa) asam sitrat, dan asam isositrat (Flath, 1980
dan T6 (tomat:mangga). Hal ini diduga dalam Pratiwi, 2009).
karena rasa asam dan manis pada nanas, Sari tomat sendiri memiliki rasa
jambu biji, dan sirsak meningkatkan yang agak manis dan agak getir khas
kesukaan sensori terhadap rasa sari tomat. tomat. Penambahan jeruk, markisa, dan
Menurut Bangun (2004), rasa dari suatu mangga menghasilkan rasa yang tidak
bahan berasal dari bahan pangan itu sendiri, berbeda tingkat kesukaannya dan lebih
namun jika telah mengalami atau rendah dibandingkan dengan nanas, jambu
mendapatkan perlakuan pengolahan maka biji dan sirsak. Rasa yang kurang kuat
rasa tersebut akan dipengaruhi oleh bahan- pada buah pencampur sehingga kurang
bahan yang ditambahkan dalam bisa menutupi rasa getir khas tomat
pembuatannya yang menambahkan tingkat (Rukmana, 2003).
kesukaan konsumen. Rasa asam pada nanas
mengandung asam sitrat, asam askorbat,
20 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014
Riyan Arip Wibowo et al Pengaruh Penambahan Sari Buah
Penerimaan Keseluruhan buah tomat campuran berkisar 2,765-3,575
(agak suka-suka). Hasil uji lanjut (BNT)
Hasil analisis ragam menunjukkan
pada taraf nyata 5% penerimaan panelis
bahwa formulasi minuman sari tomat
terhadap penerimaan keseluruhan
campuran berpengaruh nyata pada tigkat
disajikan pada Tabel 5.
kesukaan panelis terhadap penerimaan
keseluruhan. Skor kesukaan rasa pada sari
Tabel 5. Hasil uji BNT tingkat kesukaan terhadap skor penerimaan keseluruhan minuman
sari tomat campuran.
Formulasi Penerimaan Keseluruhan
(T1) Tomat : Jambu Biji 3,575 a
(T2) Tomat : Nanas 3,405 ab
(T5) Tomat : Jeruk 3,040 bc
(T4) Tomat : Sirsak 2,935 c
(T3) Tomat : Markisa 2,770 c
(T6) Tomat : Mangga 2,765 c
BNT (0,05) 0,445
Keterangan skor :
1 : sangat tidak suka 2 : tidak suka 3 : agak suka
4 : suka 5 :sangat suka
Hasil penelitian menunjukkan aroma yang terdapat pada jambu biji dapat
bahwa T1 (tomat:jambu biji) tidak berbeda menutupi rasa getir dan aroma khas tomat
nyata dengan T2 (tomat:nanas), tetapi yang kurang disukai serta menghasilkan
berbeda dengan perlakuan lainya. warna sari buah yang disukai.
Penerimaan keseluruhan dari minuman
Nilai pH
sari buah tomat campuran dipengaruhi
oleh rasa, aroma dan warnanya. Hasil Hasil analisis ragam menunjukkan
penelitian menunjukkan bahwa tingkat bahwa formulasi minuman sari tomat
kesukaan terhadap rasa, aroma, dan warna campuran berpengaruh nyata terhadap pH.
sangat dipengaruhi oleh jenis buah Skor kadar pH minuman sari tomat
pencampur yang ditambahkan. Jambu biji campuran berkisar 4,410-4,743 (asam).
memiliki nilai yang lebih tinggi dan Hasil uji lanjut (BNT) pada taraf nyata 5%
disukai dari formulasi minuman sari buah pH sari buah disajikan pada Tabel 6.
lainya. Hal ini diduga warna, rasa, dan
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014 22
Riyan Arip Wibowo et al Pengaruh Penambahan Sari Buah
Tabel 8.Hasil uji BNT vitamin C minuman sari tomat campuran.
Formulasi Vitamin Cmg/100g
(T4) Tomat : Sirsak 94,2a
(T1) Tomat : Jambu Biji 60,4b
(T5) Tomat : Jeruk 51,9c
(T3) Tomat : Markisa 46,9d
(T2) Tomat : Nanas 43,3e
(T6) Tomat : Mangga 41,9e
bnt (0,05) = 0,021
Hasil uji BNT pada taraf 5% tomat dengan sari buah-buahan terjadi
menunjukkan kadar vitamin C pada perubahan kadar vitamin C. Menurut
formulasi T4 (tomat:sirsak) paling tinggi Winarno, (1997) stabilitas vitamin C
dibandingkan dengan formulasi T1 dalam produk dapat dipengaruhi oleh
(tomat:jambu biji), T5 (tomat:jeruk), T3 berbagai macam faktor. Di samping sangat
(tomat:markisa), T2 (tomat:nanas), dan T6 larut air, vitamin C mudah teroksidasi dan
(tomat:mangga). Hal ini diduga karena proses tersebut dipercepat oleh panas,
kadar vitamin C pada sari buah pencampur sinar, alkali, dan enzim.
berbeda-beda seperti pada sari buah tomat Uji Stabilitas
56,94 mg/100g, sirsak 155,47 mg/100g, Hasil analisis keragam menunjukkan
jambu biji 87,47 mg/100g, jeruk 84,88 bahwa formulasi minuman sari tomat
mg/100g, markisa 35,66 mg/100g, nanas campuran berpengaruh nyata pada
24,96 mg/100g, mangga 23,53 mg/100g stabilitas minuman. Hasil uji lanjut (BNT)
(data ini tidak dipublikasi), sehingga pada taraf nyata 5% terhadap stabilitas
setelah terjadi pencampuran sari buah disajikan pada Tabel 9.
Perlakuan Stabilitas
Hasil uji BNT pada taraf 5% pembuatan sari buah seperti pektin.
menunjukkan bahwa formulasi T6 Menurut Joshi et al. (2011), pada
(tomat:mangga) berbeda nyata dengan prinsipnya semua buah mengandung
formulasi lainya. Hal diduga sedikitnya pektin dan enzim pektinase, pektinase
bahan yang mampu mengikat partikel- akan mendepolimerisasi pektin menjadi
partikel yang ikut tersuspensi pada saat asam galakturonat membentuk endapan.
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014 23
Pengaruh Penambahan Sari Buah Riyan Arip Wibowo et al
Jika pektin tidak terdegradasi/rusak maka Aktivitas Antioksidan
partikel-partikel akan tetap membentuk
Antioksidan merupakan zat yang
koloid dalam sistem, sehingga sari buah
didapat atau ditambahkan dalam makanan
terlihat keruh dan membentuk endapan.
atau tubuh yang secara nyata
Akan tetapi jika enzim pektinase tidak
memperlambat atau mencegah oksidasi.
terinaktivasi selama pemanasan, maka
Menurut Shahidi, (1997), sumber
akan tetap bekerja merusak pekin sehingga
antioksidan alami dapat diisolasi dari
membentuk endapan (sari buah tidak
tumbuhan, senyawa tersebut yaitu
setabil). Masing-masing enzim pektinase
terpenoid seperti karatenoid, vitamin (A,
pada masing-masing buah berbeda-beda
C, dan E), flavonoid, fenol/polivenol.
sifatnya, sehingga ketahanan terhadap
Namun sebagian besar yang tersebar pada
proses pemanasan berbeda. Hal ini yang
tumbuhan adalah karatenoid. Karatenoid
menyebabkan perbedaan tingkat
tersebar di beberapa bagian tanaman, yaitu
kesetabilan jus/sari buah. Kestabilan untuk
pada kayu, kulit, akar, daun, buah, bunga,
sari buah dianjurkan minimal 50% (SNI,
biji, dan sebuk sari. Hasil uji aktivitas
1995). Hasil yang didapat dari semua
antioksidan pada minuman sari buah tomat
perlakuan masih memenuhi standar mutu.
dengan saei buah pencampur di analisis
Skor stabilitas minuman sari tomat dengan
secara deskriptif menggunakan Tabel 10.
sari buah-buahan berkisar 53%-100%
yang berarti masih memenuhi standar
minuman.
Tabel 10.Hasil uji aktivitas antioksi dan minuman sari tomat campuran.
24 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014
Riyan Arip Wibowo et al Pengaruh Penambahan Sari Buah
dan vitamin C (Tabel 8) diduga menjadi yang diharapkan adalah tidak tercium
faktor penting dalam hasil uji aktivitas aroma langu tomat yang tertutup dengan
antioksidan minuman sari buah. aroma buah pencampur. Parameter warna
Menurut Dewanto et al. (2001), tidak memiliki standar khusus karena
likopen yang banyak terkandung dalam bergantung pada jenis bahan baku
buah yang berwarna merah seperti tomat pencampur yang digunakan. Rekapitulasi
dan jambu biji ini dikenal secara khusus hasil uji sensori minuman sari tomat
relatif lebih efisien sebagai penangkap campuran dapat dilihat pada Tabel 11.
singlet oksigen daripada karotenoid Tabel 11 menunjukkan bahwa
lainnya (lebih tinggi daripada β-karoten formulasi T1(tomat:jambu biji)
dan α-tokoferol). Kekuatan antioksidan mempunyai skor tingkat kesukaan
likopen sebagai penangkap radikal bebas terhadap warna, rasa, aroma, dan
adalah dua kali lipat dari β-karoten dan penerimaan keseluruhan, serta aktivitas
sepuluh kali lipat dari α-tokoferol. antioksidan tertinggi. Untuk vitamin C
kadar tertinggi terdapat pada formulasi T4
Penentuan Perlakuan Terbaik (tomat:sirsak), sedangkan T1
(tomat:jambu biji) memiliki kadar
Penentuan perlakuan terbaik
tertinggi ke-2. Namun demikian penentuan
ditetapkan berdasarkan nilai rata-rata hasil
perlakuan terbaik lebih diprioritaskan pada
uji sensori (rasa, aroma, warna, dan
sifat sensorinya, karena berkaitan dengan
penerimaan keseluruhan), kandungan
penerimaan konsumen terhadap suatu
vitamin C, dan aktivitas antioksidan
produk.
minuman sari tomat campuran. Aroma
Tabel 11. Rekapitulasi hasil penilaian rata-rata parameter dari setiap perlakuan Minuman
sari tomat campuran berdasarkan uji BNT.
Parameter Perlakuan
T1 T2 T3 T4 T5 T6
Warna 3,625 a* 3,170 b 2,885 bc 2,705 c 3,180 ab* 3,190 ab*
Aroma 3,510 a* 3,565 a* 2,700 c 2,970 bc 3,280 ab* 2,690 c
Rasa 3,280 ab* 3,350 a* 2,790 bc 3,020 ab* 2,820 2,430 c
abc*
PK 3,575 a* 3,405 ab* 2,770 c 2,935 c 3,040 bc 2,765 c
Vit.C 60,40 b 43,30 e 46,90 d 94,20 a* 51,90 c 41,90 e
A. Antioksidan 87,727* 80,606 50,000 78,128 68,485 67,879
Keterangan :
T1 : Tomat 60% : Jambu Biji 40% T4 : Tomat 60% : Sirsak 40%
T2 : Tomat 60% : Nanas 40% T5 : Tomat 60% : Jeruk 40%
T3 : Tomat 60% : Markisa 40% T6 : Tomat 60% : mangga 40%
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menyatakan bahwa perlakuan minuman
sari tomat dengan buah-buahan tidak berbeda nyata pada taraf 5%.
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014 25
Siti Nurdjanah et al Sifat Sensori dan Fungsional Beras Analog
Tabel 12. Rekapitulasi perangkingan hasil penilaian rata-rata parameter dari setiap
perlakuan minuman sari tomat campuran berdasarkan uji BNT.
Parameter Perlakuan
T1 T2 T3 T4 T5 T6
Warna 6 3 2 1 4,5 4,5
Aroma 5,5 5,5 1,5 3 4 1,5
Rasa 4,5 6 2 4,5 3 1
PK 6 5 2 2 4 2
Vit.C 5 1,5 3 6 4 1,5
A Antioksidan 6 5 1 4 3 2
Jumlah Nilai 33 26 11,5 20,5 22,5 12,5
Urutan 1* 2 6 4 3 5
Keterangan :
Tabel 12 adalah tabel penunjang Minuman sari tomat dengan sari jambu
untuk pertimbangan pemilihan perlakuan biji memiliki skor aroma (suka), rasa
terbaik minuman sari tomat campuran (suka), warna (suka), dan penerimaan
yang dilakukan dengan perangkingan tiap keseluruhan(suka). Sari tomat dengan sari
perlakuan. Tabel 12 menunjukkan jambu biji memiliki kadar pH 4,4, tingkat
perlakuan dengan jumlah nilai terbanyak kestabilan 0,53, total padatan terlarut 6,90
terdapat pada perlakuan T1 (tomat:jambu Brix, kandungan antioksidan 87,7% dan
biji) yang memiliki rengking tertinggi vitamin C 60,4mg.
pada parameter warma, penerimaan
keseluruhan, dan aktivitas antioksidan DAFTAR PUSTAKA
(6, 6, dan 6) serta memiliki rangking
tertinggi kedua pada parameter aroma, Apriyani, M. 2004. Pengaruh konsentrasi
Na2EDTA dan pH terhadap
rasa, dan vitamin C (5,5; 4,5; dan 5)
stabilitas minuman cincau hijau
dengan jumlah nilai keseluruhan 33 yang (Cyclea Barbata L. Miers).
artinya lebih besar dari perlakuan lainya. (Disertasi). Program Studi Ilmu
Pangan. IPB. Bogor.
KESIMPULAN Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L.
Puspitasari, Sedarnawati, and S.
Pencampuran sari buah tomat Budiyanto. 1989. Analisis Pangan.
IPB Press. Bogor. 229 hlm.
dengan sari buah tertentu berpengaruh Bangun. 2004. Mengatasi Problema
nyata pada warna, aroma, rasa, Pencernaan Dengan Terapi Jus.
penerimaan keseluruhan, pH, total padatan Agromedia Pustaka. Jakarta. 54 hlm.
terlarut, vitamin C, dan stabilitas minuman Buttery, R. G., R. Teranishi, and L. C.
sari tomat campuran. Jenis buah Ling. 1987. Fresh tomato aroma
pencampur yang terbaik adalah jambu biji. volatiles: a quantitative study.
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014 26
Riyan Arip Wibowo et al Pengaruh Penambahan Sari Buah
Journal Agriculture Food Kuswurj, R. 2012. Pengertian, pol, brix
Chemistry. 35: 540–544. dan HK (hasil bagi kemurnian)
Chanwitheesuk, A., A. dalam analisa gula.
Teerawutgulrag,and N. http://www.risvank.com/2011/12/21
Rakariyatham. 2005. Screening of /pengertian-pol-brix-dan-hk-dalam-
antioxidant activity and antioxidant analisa-gula/. Diakses 1 April 2013.
compounds of some edible plants of Meilgaard, M., G.V. Civille, and B.T.
Thailand. Food Chemistry. 92: 491- Carr. 1999. Sensory Evaluation
497. Technique. 3rd Edition. Washington
Dewanto, V., X. Wu, K. K. Adom, and R. DC: CRC Press.
H. Lui. 2001. Thermal processing Mikkelsen, R.L. 2005. Tomato flavor and
enhances the nutritional value of plant nutrition : A Brief Review.
tomatoes by increasing total Better Crops. 89 (2): 15.
antioxidant activity. Department of Molyneux, P. 2004. The use of the stable
Food Science.Institute of free radical diphenylpicrylhydrazyl
Comparative and Environmental (DPPH) for estimating antioxidant
Toxicology. Cornel University. New activity. Songklanakarin. J. Sci.
York. Technol. 26(2): 211-219.
Elss, S., C. Preston, C. Hertzig, F. Heckel, Pratiwi. 2009. Formulasi, Uji Kecukupan
E. Richling, and P. Schreier. 2005. Panas, dan Pendugaan Umur
Aroma profiles of pineapple fruit Simpan Minuman Sari Wornas
(Ananas comosus (L) Merr) and (Wortel-Nanas). (Skripsi). Institut
pineapple products. J. L.W.T. 38: Pertanian Bogor. Bogor.
263-274. Rukmana, R. 2003. Usaha TaniMarkisa.
Idstein, H.,and P. Schreier. 1985. Volatile Kanisius. Jogyakarta. 56 hlm.
constituents from guava (Psidium Shahidi, F. 1997. Natural
guajava L) fruits. Journal of Antioxidants:Chemistry, Health
Agriculture and Food Chemistry. Effects and Applications.
33: 138-143. Departement of Biochemistry.
Joshi, V. K., M. Parmar, and N. Rana. Memorial University of
2011. Purification and Newfoundland. Canada. p 414.
characterization of pectinase Standar Nasional Indonesia. 1995. SNI
produced from apple pomace and Minuman Sirup Buah. Dewan
evaluatioan of its efficacy in fruit Standardisasi Nasional. Jakarta. 25
juice extraction and clarification. hlm.
Indian Journal of Natural Products Sudarmaji, S., B. Haryono,and Suhardi.
and Resources. 2 (2): 189-197. 1984. Prosedur Analisis Untuk
Krisnayunita, P. 2002. Formulasi, Bahan Makanan dan Pertanian
karakterisasi kimia dan uji aktivitas Edisi Ketiga. Liberty. Yogyakarta.
antioksidan produk minuman 138 hlm.
fungsional tradisional campuran sari Thomas, A. N. S. 1992. Tanaman Obat
asam jawa (Tamarindus Indica L.) Tradisional 2. Cetakan ke-15.
dan sari temulawak (Curcuma Kanisius. Yogyakarta. 123 hlm.
Xanthorrhiza Roxb.).(Skripsi). IPB. Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan
Bogor. Gizi. PT. Gramedia. Jakarta.
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014 27