Disusun Oleh :
1
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan karunian-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum kasus ini dengan baik dan selesai pada
waktunya.Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, meskipun kami juga menyadari segala kekurangan yang ada di dalam makalah
ini.
Laporan ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami peroleh dan
praktikum yang sudah kami laksanakan. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan
bahasa yang sederhana dan mudah di mengerti. Selain kami memperoleh sumber dari beberapa
buku pilihan, kami juga memperoleh informasi tambahan dari internet.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan semuanya yang telah
memberikan sumbang sarannya untuk penyelesaian laporan ini. Kami menyadari bahwa
laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang positif
dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan pada tugas laporan - laporan
berikutnya.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
3
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 ASSESSMENT …………………………………………………….…..…5
2.2 CASTING ……………………………………………………..…….……11
2.3 RECTIFIKASI PADA NEGATIF CAST……….………….…..12
2.4 PENGECORAN……………………………………………………….….13
2.5 RECTIFICASI POSITIF GIPS…………………………………………..13
2.6 LAMINASI………………………………………………………………15
2.7 ALIGNMENT ……………………………………………..…...16
2.8 FITTING……………………………………………………………….....18
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ASSESSMENT
Proses assessment dibagi menjadi dua yaitu assessment subjektif dan assessment objektif.
A. Assessment Subjektif
Adalah pengambilan informasi tentang data diri pasien. Assessment subjektif dilakukan dengan
cara melakukan tanya jawab kepada pasien secara langsun atau dengan keluarga pasien
Alat dan bahan :
Blanko assessment
Alat tulis
Hasil Assessment Subjektif :
Nama : Anton
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tawangsari, Sukoharjo
Pekerjaan : Penjahit
No telp : 085643578031
Sisi yang diamputasi : Kiri
Kondisi lingkungan : Flat
Sebab
amputasi :Kecelakaan
B. Assessment Objektif
Adalah proses pengambilan data tentang kondisi kesehatan stump pasien.
Terdiri dari pemeriksaan-pemeriksaan, yaitu LGS (Luas Gerak Sendi), MMT (Manual Muscle
Testing), kondisi stump.
Langkah-langkah :
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Lakukan pemeriksaan stump
Apakah terdapat :
Abrasion
Bone spurs, dll.
3. Lakukan pemeriksaan LGS dan MMT:
a. Testing hip abduction
Caranya:
1. Pasien diminta untuk terlentang
2. Pasien diminta untuk mengabduksikan stumpnya
3. Mengukur berapa besar derajat abduksinya menggunakan goniometer, dengan axis di SIAS
( tangkai static goniometer selevel dengan SIAS sound leg ). Selama pengukuran jaga level
pelvis.
4. Hasilnya catat dan bandingkan dengan keadaan normalnya (45o-50o)
Setelah itu kita juga bisa sekaligus melakukan MMT dengan cara : beri tahanan yang
berlawanan dengan arah abduksi stumpnya, lalu beri nilai dan catat kekuatan ototnya (0-5).
7
Setelah itu kita juga bisa sekaligus melakukan MMT dengan cara : beri tahanan yang
berlawanan dengan arah adduksi stumpnya, lalu beri nilai dan catat kekuatan ototnya (0-5).
c. Testing Hip Flexion
Caranya:
1. Pasien diminta untuk berbaring miring kearah sound legnya
2. Pasien diminta untuk memfleksikan stumpnya
3. Megukur berapa besar derajat fleksinya menggunakan goniometer, dengan axis di trokantor
major ( tangkai static goniometer selevel dengan trunk / batang tubuh ). Selama pengukuran
jaga level pelvis
4. Hasilnya catat dan bandingkan dengan keadaan normalnya (130o)
Setelah itu kita juga bisa sekaligus melakukan MMT dengan cara : beri tahanan yang
berlawanan dengan arah fleksi stumpnya, lalu beri nilai dan catat kekuatan ototnya (0-5).
d. Testing Hip Extension
Caranya:
1. Pasien diminta untuk berbaring miring kearah sound legnya
2. Pasien diminta untuk mengekstensikan stumpnya
3. Mengukur berapa besar derajat ekstensi menggunakan goniometer, dengan axis di trokantor
major ( tangkai static goniometer selevel dengan trunk / batang tubuh ). Selama pengukuran
jaga level pelvis
4. Hasilnya catat dan bandingkan dengan keadaan normalnya (30o)
Setelah itu kita juga bisa sekaligus melakukan MMT dengan cara : beri tahanan yang
berlawanan dengan arah ekstensi stumpnya, lalu beri nilai dan catat kekuatan ototnya (0-5).
1. MEASUREMENT
Adalah proses pengukuran stump.
Alat dan bahan:
Stockinet
Spidol
Midline
Penggaris
Blanko ukur
Alat tulis
Jangka bengkok
Proses:
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Ukur panjang stump (distance)
5cm dibawah perineum sampai end of stump : 29 cm
Supracondylar sampai end of stump : 8,5 cm
Bulbous terbesar sampai end of stump : 4,3 cm
End of stump sampai floor : 48,6
Interval 5cm
9
5. Ukur panjang (distance) sound leg
MTP – floor : 41,5cm
Circumference terbesar – Floor : 27,8 cm
Circumference terkecil – floor : 11,6 cm
2.2 CASTING
Alat dan bahan :
POP
Air
Plastik tube
Casting stand
Plumb line
Alas casting
Gunting gips
Cutter
Plastik wrap
Kain bersih
Stockinet
Pensil air
Langkah –langkah :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memasangkan plastik wrap, berguna agar mudah saat pelepasan negatif cast
3. Memasan stockinet
4. Masukkan plastik tube ke dalam stockinet.
5. Menandai pada daerah :
Trochanter mayor
Adductor lonus tendon
Femoral condylus dan epicondylus
Tendon hamstring
Intercondylar fossa
Area-area sensitif
. PROSEDUR CASTING SLAB :
6. POP di potongmenjadi 3 ukuran per ukuran 3 lapis
10
Lapisan untuk bagian adductor tendon di potong ditengah selebar 2 cm
8. Memassage stump
9. Menekan pada bagian segitiga scarpa menggunakan jempol, ischial tuberosity, dan adductor
tendon
10. Sebelum negative cast dilepas, memastikan garis aligment di bagian anterior agar tumpuan
jatuhke vertical, dan dibagian lateral memastikan derajat adduksi
11. Melepaskan negative cast dengan menggunting pada bagian sound side, kemudian
dilepaskanke bawah tanpa mengubah bentuk negative cast
Posisi penandaan
AP-ML diameter
Lingkar terbesar
Langakah-langkah
Setelah cast dilepas, tangan dipastikan pada posisi yang benar
Membentuk bentuk seat sampai sama dengan derajat adduksi pada waktu assessment pasien
Memebentuk medial wall mengikuti derajat fleksi dan mengikuti bentuk stump dan tidak
merubah posisi ischial seat
11
2.4 PENGECORAN
Alat dan bahan :
Powder gips
Tangkai besi
Air sabun
Air
Ember
Pasir
Penjepit tangkai besi
Langkah –langkah :
1. Beri air sabun pada negative cast sampai semua permukaan dalam rata.
2. Membuat adonan powder gips dan air secukupnya.
3. Tempatkan posisi negative cast pada bak pasir sesuai dengan alignmentnya.
4. Tuang adonan powder gips ke dalam negative cast.
5. Tempatkan tangkai besi pada posisi alignment.
6. Jepit tangkai besi agar tidak ada perubahan pada tangkai besi.
7. Biarkan mengeras.
8. Setelah mengeras lalu buka pengecoran
12
Langkah –langkah :
Membersihkan dan merapikan cast, mengurangi beberapa bagian yang tidak beraturan,
tetapitidakmerubahbentukcast
Proksimal cast area harus di rektif diawal. Membentuk flat medial wall dari proksimal cast,
jadi sejajar dengan LOP, kemudian memastikan berapa banyak yang harus dikurangi, ini
sangat penting untuk melihat posisi ichial tuberosity, adductor longus tendon dan penurunan
pada anterior femoral triangle.
Lateral wall proximal area dibuat flat untuk mengikuti bentuk trohantor dan dengan
mengikuti bentuk proximal pada pelvis region
Pada anterior wall harus mengikuti bentuk dan trimline yang benar. Point paling dalam di
femoral triangle harus selevel dengan ischial tuberosity dan 1/3 medial wall
Trimline pada anterior wall 5 cm lebih tinggi dari pada level ischial seat, umumnya
horizontal tetapi turun kebawah untuk bertemu medial wall
Pada posterior wall, posterior seat harus flat dan horizontal, sudut di samping posterior wall
harus 97 – 100’
Menyesuaikan ukuran lingkar agar diameter cast benar dan medial-lateral wall harus flat
Jika lingkar terbesar terlalu kecil, maka di tambah pada lateral corners posterior di
quadriceps
2.6 LAMINASI
Alat dan Bahan :
Resin
Catalyst
Plastik PVC
Serat Fiberr
13
Stockinet
Kain untuk meratakan resin
Setrika
Tinner
bedak bayi
gelas aqua
corong aqua
Benang nylon
Pengaduk
Lakban
Langkah-langkah :
• Menyiapkan alat dan bahan
• Letakkan positif gips pada ragum
• Memasang lapisan plastik pertama yang sudah di rendam tiner. Ini dilakukan agar nanti
permukaan dalam soket rata/halus
• Melapisi positif gips dengan stoking 2 lapis
• Memberi lapisan serat fiber secara menyeluruh dan rata pada positif gips. Kemudian mengikat/
mengunci serat fiber dengan menggunakan benang.
• Memasang stokinet ke 2 sebanyak 2 lapis .
• Dan yang terakhir memasang plastik pvc yang telah dibentuk dan yang sudah di rendam tineer.
• Meletekkan corong pada ujung plastik dengan lakban,
• Nyalakan mesin vacum dan cek semua bagian positif gips, apakah semua bagian sudah fix
sesuai bentuknya
• Mempersiapkan resin dan kemudian mencampur resin 600 ml : dengan katalis 4 ml pada
suatu wadah.
• Menuangkan campuran resin tersebut ke positip gips yang sudah siap tadi
• Bila resin sudah masuk semua kemudian ratakan resin ke seluruh bagian positif gips dengan
menggunakan kain perca.
• Pastikan semua bagian terkena resin secara merata dan meresap sampai lapisan dalam.
14
2.7 Alignment
Alignment berarti posisi dari bagian prostesis dalam kaitannya antara satu dengan yang lain.
Alat-alat untuk alignment :
• Plump line
• Midline
• Penggaris
• Kunci L
• Goniometer
Bench Alignment
Bench Alignment adalah proses penyambungan komponen prostesis satu sama lain.Untuk
ampute knee disarticulation, beberapa faktor seperti panjang stump, kekuatan otot dan jenis
komponen akan mempengaruhi hubungan antara komponen.
15
Check stabilitas knee pada saat pasienberjalan diantara paralel bar
Periksa apakah tube sudah vertical. Jika belum maka foot belum datar terhadap
lantai
Periksa jika terdapat medial or lateral whips.
Cek jika ada rotasi pada foot
Pesriksa jika mengalami kesulitan dalam “roll over” selama stand phase
Check for drop-off at the end of stance phase.
Check for too much heel rise.
Membiarkan pasien untuk berjalan selama 30 menit
Periksa bagian proksimal trim lines saat duduk
Tanya pada pasien apa sudah nyaman dengan prostesisnya
Menyuruh pasien untuk memakai dan melepas prosthesis tanpa bantuan
Memeriksa kondisi stump setelah selesai
Catat semua informasi yang dibutuhkan
2.8 FITTING
Alat dan Bahan:
Stockinet
Bedak
Plumb Line
Spidol
Penggaris Besi
Kunci L
Pararel Bar
Gunting
Blanko Fitting
Blok Plastik PE
Prosedur Fitting:
Pakakikan stockinet pada pasien
Pakaikan prosthesis pada stump pasien.
Pasien di minta berdiri, lalu kita mengecek bagian A-P dan M-L pada pasien apakah sudah
fit atau belum.
Selanjutnya cek ketinggian prosthesis dengan memeriksa SIAS pada pasien.
Pasien di minta untuk berjalan dan selanjutnya kita cek pola jalan pasien.
16
Problem Fitting:
1. Rotation of heel strike
2. Terminal swing impact
3. Piston action
4. Suspesnsi longgar
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maka dari itu, kita dapat menyimpulkan bahwa knee disarticulation merupakan salah
satu jenis prostesis yang digunakan untuk menanggantikan pada anggota gerak tubuh yang
hilang pada tepat sendi tungkai knee. Kehilangan anggota gerak tubuh sangat berpengaruh
pada kehidupan seseorang. Namun dengan adanya prostesis yang mana akan membantu
pasien untuk dapat mengembalikan fungsi yang semestinya.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip biomekanik maka prostesis tersebut diharapkan
lebih nyaman dan stabil ketika digunakan.
B. Saran
Salah satu solusi bagi pasien yang mengalami kehilangan anggota gerak tubuh pada
bagian tungkai kaki tepat sendi knee yaitu dengan menggunakan Knee Disarticulation Prostesis
yang telah di desain sebagaimana mestinya untuk kenyamanan pasien dalam melakukan
kegiatannya.
18
LAMPIRAN
19
20
21
22
23
24
25
26
27