Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahn-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Evaluasi Pembelajaran”. Sholawat serta salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad Saw, keluarganya, sahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir
zaman.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran, dengan harapan berguna bagi penyusun dan bagi pembaca pada umumnya.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu
kritik dan saran yang positif dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini dan pembuatan makala berikutnya.
Dalam penulisan makalah ini saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini, khususnya kepada Bapak Dr. Edi Prio
Baskoro, M.Pd dan Ahmad Mabruri Wihaskoro, S.Pd.I selaku Dosen pembimbing mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan
bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses terakhir dalam kegiatan organisasi adalah penilaian atau evaluasi. evaluasi adalah
kegiatan penilaian dan pengukuran yang berupa kegiatan mengumpulkan dan mengolah
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil suatu keputusan untuk langkah berikutnya.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mempunyai tujuan, tujuan tersebut
dinyatakan dalam rumusan kemampuan atau perilaku yang diharapkan dimiliki siswa setelah
menyelesaikan kegiatan belajar. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran serta
kualitas proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, perlu dilakukan suatu usaha penilaian
atau evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Kegunaan evaluasi dalam proses pendidikan adalah
untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai tujuan pelajaran yang telah ditetapkan,
juga dapat mengetahui bagian-bagian mana dari program pengajaran yang masih lemah dan perlu
diperbaiki. Salah satu cara yang digunakan dalam evaluasi diantaranya dengan menggunakan
teknik pengumpulan data tes, melalui tes kita dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
dalam menerima pelajaran yang telah diberikan.
Tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan
desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan
interpretasi dan tindak lanjut. Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi
deskriptif dan/atau informasi judgemantal dapat berwujud tes maupun non-test. Tes dapat
berbentuk obyektif atau uraian; sedang non-tes dapat berbentuk lembar pengamatan atau
kuesioner. Tes obyektif dapat berbentuk jawaban singkat, benarsalah, menjodohkan dan pilihan
ganda dengan berbagai variasi : biasa, hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan
gambar tabel. Untuk tes uraia yang juga disebut dengan tes subyektif dapat berbentuk tes uraian
bebas, bebas terbatas, dan terstruktur. Selanjutnya untuk penyusunan instrumen tes atau nontes,
seorang guru harus mengacu pada pedoman penyusunan masing-masing jenis dan bentuk tes atau
non tes agar instrumen yang disusun memenuhi syarat instrumen. yang baik, minimal syarat
pokok instrumen yang baik, yaitu valid (sah) dan reliable (dapat dipercaya).
Seorang guru yang baik perlu memiliki keterampilan untuk mengembangkan berbagai
bentuk instrumen guna mengukur ketercapaian kopetensi siswa dalam makalah ini kami akan
memfokuskan pembahasan tentang “Pengembangan Instrumen Penilaian Tes Tulis” sehingga
kita bisa mengetahui dan membedakan berbagai instrumen penilaian tes tulis.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengembangan instrumen tes tulis ?
2. Kompenen atau kelengkapan beserta hal-hal apa saja yang harus dilakukan sebelum tes tulis
berlangsung?
3. Apakah tes tulis itu ?
4. Kompenen dan langkah-langkah apa saja dalam pembuatan kisi-kisi tes tulis ?
5. Sebutkan fungsi tes dan bagaimana cara penilaiannya ?
6. Bagaimana cara penyusunan bentuk tes tulis itu ?
7. Apa kelebihan dan kekurangan dari tes tulis ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan pembahasan makala ini adalah agar kita dapat mengetahui bagaimana pengembangan
dan penilaian dari tes tulis itu, sehingga kita dapat mengetahui berbagai aspek atau kelengkapan
dalam pembuatan soal dan cara penilaian dalam tes tulis. Dan diharapkan makala ini dapat
membantu dalam pembuatan soal tes tulis dan bagaimana cara menentukan penilaiannya untuk
kita sebagai calon pendidik. Dalam makala ini juga membahas tentang masing-masing kelebihan
dan kekurangan yang terdapat dalam tes tulis. Semoga malakah ini bisa bermanfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
B. TES TULIS
1. Pengartian Tes Tulis
Tes secara harfiah berasal dari bahasa perancis kuno “testum” artinya piring untuk
menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat
yang dimiliki seseorang atau kelompok.
Tes juga dapat didefinisikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau
pertanyaan yang harus dipilih dengan tujuan untuk mengukur aspek perilaku tertentu dari orang
yang dikenai tes.
Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk
menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai,
menggambar dan lain sebagainya. Tes tulis merupakan suatu tes yang menuntut siswa
memberikan jawaban secara tertulis.
Tes tertulis mempunyai dua macam yaitu yang pertama Tes obyektif (tes tertulis yang
menuntut siswa memilih jawaban yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkat dan
terbatas), yang kedua yaitu Tes Subjektif/Essai (tes tertulis yang meminta siswa memberikan
jawaban berupa uraian atau kalimat yang panjang-panjang. Panjang pendeknya tes essai adalah
relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes).
2. Komponen Kisi-Kisi Tes Tulis
Sebelum menulis soal tes tulis, salah satu hal yang harus dilakukan adalah menysun kisi-
kisi tes. Kisi-kisi tes atau blue print, table of specification, lay-out, plan, or frame work berfungsi
sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan tes.
Komponen kisi-kisi tes yaitu :
Jenis sekolah/kelas/semester
Mata pelajaran
Kurikulum yang diacu
Alokasi waktu
Jumlah soal
Bentuk soal
Bahan-bahan pengajaran yang akan diukur
Jenis kompetensi yang akan diukur (ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi)
Banyaknya soal yang akan disusun untuk masing-masing bahan pengajaran dan
kompetensi/aspel intelektual yang akan diukur.
Bentuk soal
Tingkat kesukaran masing-masing soal.
3. Langkah-Langkah Pembuatan Kisi-Kisi
Langkah-langkah pembuatan/pengisian kisi-kisi, yaitu :
Mendaftar pokok-pokok materi yang akan diteskan (berdasarkan silabus)
Memberikan imbangan bobot/presentase untuk masing-masing pokok materi (berdasarkan pada
luas dan tingkat kedalaman materi)
Merinci banyaknya butir soal (proporsi jumlah item) untuk tiap-tiap materi.
Menentukan proporsi/prosentase untuk setiap pokok aspek intelektual yang diukur bagi setiap
pokok-pokok materi (perhatikan homogenitas dan heterogenitas bahan).
Mengisi sel-sel dalam kisi-kisi
Pemberian nomor item.
C. FUNGSI TES DAN CARA PENILAIANNYA
Tes mempunyai dua fungsi yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif.
1. Tes Formatif
Tes formatif adalaah tes yang diberikan kepada murid-murid pada setiap akhir program
satuan pelajaran. Fungsinya yaitu untuk mengetahui sampai dimana pencapaian hasil belajar
murid dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan sesuai dengan tujuan
instruksional khusus yang telah dirumuskan di dalam satuan pelajaran.
Dalam penilaian formatif ini, jika tujuan-tujuan instruksional khusus telah dirumuskan
dengan tepat, distribusi tingkat kesukaran soal-soal (item tes) dan daya pembeda masing-masing
soal tidak begitu penting. Yang penting adalah bahwa setiap soal betul-betul mengukur tujuan
instruksional yang hendak dicapai yang telah dirumuskan di dalam progam satuan pelajaran.
Standar yang digunakan dalam mengolah hasil tersebut adalah standar mutlak. Dengan
menggunakan standar mutlak dimaksudkan bahwa tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan-tujuan instruksional khusus telah dicapai oleh siswa, dan bukan untuk mengetahui
status setiap siswa dibandingkan dengan siswa-siswa lainnya dalam kelas yang sama.
Ada dua jenis pengolahan yang diperlukan di dalam penilaian formatif ini, yaitu :
1) Pengolahan untuk mendapatkan angka presentase siswa yang gagal dalam setiap soal, misalnya :
Soal Nomer % siswa yang gagal
1 30 %
2 85 %
3 60 %
dan sebagainya dan seterusnya
Untuk soal bentuk uraian, pengertian “siswa yang gagal” di atas dapat pula diartikan sebagai
siswa yang jawabannya terhadap suatu soal dipandang kurang memuaskan..
2) Pengolahan untuk mendapatka hasil yang dicapai setipa siswa dalam tes secara keseluruhan
ditinjau dari presentase jawaban yang memuaskan, misalnya :
Hasil yang dicapai
Nama Siswa
( % jawaban yang memuaskan)
1. Iswa 90 %
2. Jamilah 60 %
3. Nurwiyatsih 75 %
dan seterusnya dan seterusnya
Sebagai contoh. Bila skor maksimum yang harus dicapai dalam suatu tes adalah 60, angka yang
dicapai Iswa dalam tes tersebut adalah :
Dengan kata lain, cara menilai tes formatif dilakukan dengan percentages correction (hasil yang
dicapai setiap siswa dihitung dari persentase jawaban yang benar).
Keteranagan :
S = niali yang diharapkan
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N = skor maksimum dari tes tersebut
Tes formatif mempunyai karakteristik sebagai berikut:
dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar
di lakukan secara periodik
mencakup semua mata pelajaran yang telah di ajarkan
bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar
dapat di gunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar.
2. Tes Sumatif
Tes sumatif biasanya diadakan tiap caturwulan sekali atau setiap semester (yang baik
adalah setip jangka waktu tertentu bila suatu unit atau bagian bahan pelajaran telah selesai
diajarkan melalui satuan-satuan pelajaran). Fungsi tes sumatif ialah untuk menilai prestasi siswa,
sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan selam jangka
waktu tertentu. Kegunaannya yaitu untuk mengisi rapor, penentuan kenaikan kelas, dan
penentuan lulus tidaknya siswa pada ujian akhir sekolah. Oleh karena itu pada umumnya jumlah
item atau soal-soal tes sumatif lebih banyak daripada item tes formatif, dan bentuk soalnya pun
dapat terdiri atas campuran beberapa bentuk item tes (seperti true-false, multiple, choice,
completion, matching, dan essay).
Cara pengolahan hasil tes sumatif yaitu yang relatif yang digunakan yaitu nilai-nilai
standar seperti nilai berskala 1-10, nilai Z (skor standar Z), atau persentile. Skor mentah yang
diperoleh seorang siswa dari suatu tes sumatif yang terdiri atas beberapa macam bentuk tes
merupakan jumlah skor dari tiap-tiap bentuk tes tersebut yang telah dihitung menurut rumus
masing-masing. Skor mentah inilah yang kemudian ditransformasikan kedalam nilai skala 1-10
dengan menyusun tabel distribusi frekuensi.
Tes sumatif mempunyai karakteristik sebagai berikut:
materi yang di ujikan meliputi seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran
dalam satu program tahunan atau semester
di lakukan pada akhir program dalam satu tahun atau semester
bertujuan untuk mengukur kebaerhasilan belajar peserta didik secara menyeluruh
hasil penilaian sumatuf di gunakan antara lain untuk menentukan kenaikan kelas, kelulusan
sekolah dan lain-lain.
2. Soal dengan mensuplai-jawaban. Seperti isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek,
dan soal uraian.
a. Bentuk Soal melengkapi
Soal melengkapi adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban atau
melengkapi tes berupa kata, frase, angka atau symbol.
Kaidah penulisan soal melengkapi :
Dalam membuat pertanyaan jangan terlalu banyak kata yang dihilangkan
Jawaban yang diinginkan benar-benar dibatasi
Jika pernyataan memerlukan jawaban berupa angka, nyatakan dalam satuan-satuan tertentu
Jangan mengambil langsung dari buku teks
Cara menskor bentuk soal melengkapi :
S=R
Contoh soal :
1. Piso Surit dan Sengko adalah lagu-lagu daerah dari propinsi mana?
…………..
2. Air akan membeku pada suhu ………. Derajat Fahrenheit
b. Bentuk Soal Tes Jawaban Singkat Atau Pendek
Soal bentuk jawaban singkat adalah soal yang jawabannya ditandai dengan adanya
tempat kosong yang disediakan bagi pembuat tes untuk menuliskan jawabannya sesuai dengan
petunjuk.
Kaidah Penulisan tes jawaban singkat
Soal harus sesuai dengan indicator
Jawaban yang benar hanya satu
Rumusan kalimat soal harus komunikatif
Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Tidak menggunakan bhasa local
S=R
Cara menskor tes jawaban singkat atau pendek :
S=R
Cara menskor :
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tes tulis merupakan bentuk instrumen penilaian yang biasa di lakukan di setiap kegiatan
penilaian. Penilaian tes tulis perlu di pelajari karena masing-masing bentuk penilaian tes tulis
mempunyai bentuk yang berbeda. Misalnya, seorang pendidik ingin menfadakan UTS, maka
pendidik dapat membuat soal dalam bentuk pilihan ganda karena bentuk instrumen ini mudah
dalam pengoreksiannya.
Macam-macam penilaian tes tulis (bentuk instrumen) meliputi:
tes benar salah
tes menjodohkan
tes pilihan ganda
tes melengkapi
uraian objektif dan non objektif (uraian bebas)
dan tes jawaban singkat.
Tes mempunyai dua fungsi yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Ciri-ciri tes yang
baik yaitu:
Validitas
Reliabilitas
Objektivitas
Praktikabilitas
Ekonomis
Dalaam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat digunakan tiga alat bantu
yaitu :
1. Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.
2. Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, disebut kunci skoring.
3. Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaan.
Dalam penulisan tes tulis, masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihannya.
Kekurangan-kekurangan dalam tes tulis dapat diminimalisir sedemikian mungkin agar kekurang-
kekurangan tersebut bisa sdikit teratasi.
Tabel Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen :
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
• Tes tertulis • Tes pilihan: pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan dll.
• Tes isian: isian singkat dan uraian
• Tes lisan • Daftar pertanyaan
• Tes praktik (tes kinerja) • Tes identifikasi
• Tes simulasi
• Tes uji petik kinerja
• Penugasan individual atau • Pekerjaan rumah
kelompok • Projek
• Penilaian portofolio • Lembar penilaian portofolio
• Jurnal • Buku cacatan jurnal
• Penilaian diri • Kuesioner/lembar penilaian diri
• Penilaian antarteman • Lembar penilaian antarteman
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Reverensi). Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2002.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (cetakan ke 7). Jakarta: PT Bumi
Aksara. 1991.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip Daan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2002.
Azwar, Saefuddin. Tes Prestasi. Yogyakarta: Percetakan Pustaka Pelajar Offset. 1996.
Departemen Pendidikan Nasional Direktor Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan
Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Perangkat Penilaiaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan KTSP SMA. 2008.
Yuriani, Asmi. Teknik Penilaian Dan Prosedur Pengembangan Tes.