Anda di halaman 1dari 1

1.

Faktor resiko
b. Limfoma Maligna1,2,3
1) Usia. Sebagian besar Limfoma Hodgkin terjadi pada orang yang berusia 15-30
tahun dan usia di atas 55 tahun. Sedangkan Limfona Non-Hodgkin akan meningkat
seiring usia, khusunya pada orang berusia lanjut, yaitu usia diatas 60 tahun.
2) Faktor genetik. Resiko untuk terkena limfoma akan meningkat pada orang yang
memiliki anggota keluarga inti (ayah, ibu atau saudara kandung) yang menderita
jenis kanker yang sama.
3) Pernah tertular virus Epstein-Barr (EBV). EBV menyebabkan demam kelenjar.
Orang yang pernah mengalami demam kelenjar lebih beresiko mengalami
Limfoma Hodgkin.
4) Sistem kekebalan tubuh yang lemah. Kekebalan tubuh yang lemah dapat juga
menjadi faktor resiko limfoma, misalnya seseorang mengidap Human
Immunodeficiency Virus (HIV), penyakit imunodefisiensi herediter seperti ataxia
telangiectasia atau mengkonsumsi obat imunosupresan.
5) Jenis kelamin. Limfoma lebih banyak menyerang pada pria dibandingkan wanita.
6) Paparan kimia beracun. Pekerjaan petani atau pekerjaan dengan paparan terhadap
bahan toksik tertentu seperti peptisida, herbisida atau benzene. Pewarna rambut
juga dapat memicu Limfoma.
7) Diet dan Paparan Lainnya: risiko LNH meningkat pada orang yang mengkonsumsi
makanan tinggi lemak hewani, merokok. dan yang terkena paparan ultraviolet.

1. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Data dan Kondisi Penyakit Limfoma di Indonesia.
Pusat Data dan Informasi. Jakarta.
2. Anseli S, Andjamesarmitage. Non-HodgkinLymphoma: Diagnosis and Treatment. Mayo
Clin Proc. 2005;80(8):'l 087-97.
3. Setioyohadi, B. 2009. Limfona Non-Hodgkin. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 1251-1260.

Anda mungkin juga menyukai