PENDAHULUAN
diawali dengan pertemuan antara sel telur dan sel sperma di dalam indung telur
hasil konsepsi sampai cukup waktu (aterm) (Tim Naviri, 2011). Karena hal ini,
hamil merupakan kodrat dan tanggung jawab seorang wanita yang akan menjadi
ibu.
merupakan salah satu anggota keluarga yang berperan sangat penting mengatur
kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu penting untuk dilakukan pemantauan.
Hal tersebut dikarenakan angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa
1
nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per
panjang atau partus lama merupakan bagian yang paling mempengaruhi kejadian
AKI. Partus lama rata-rata di dunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8% dan di
Indonesia sebesar 9%. Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat
2010). Salah satu negara berkembang yang dimaksud adalah Indonesia. Dari hasil
Berdasarkan data Kemenkes (2017) terjadi 1.712 kasus kematian ibu saat proses
turun ke dalam jalan lahir sehingga terjadi kelahiran. Kelahiran adalah suatu
proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Saifudin,
2006). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Hidayat,
2010).
timbulnya rasa nyeri (Mander, 2006). Nyeri adalah pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan
2
potensial (Judha, dkk, 2012). Secara umum nyeri digambarkan sebagai keadaan
yang tidak nyaman, akibat dari ruda paksa pada jaringan, terdapat pula yang
kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks serta penurunan janin selama
persalinan (Rompas, dkk, 2015). Penyebab nyeri pada persalinan meliputi faktor
fisiologis dan faktor psikologis. Respon fisiologis yang tidak teratasi dengan baik
yang menyebabkan aliran darah ibu ke janin menurun, janin akan mengalami
hipoksia sedangkan ibu akan mengalami persalinan lama dan dapat meningkatkan
Saat yang paling melelahkan dan terasa berat, kebanyakan ibu mulai
merasakan nyeri pada saat persalinan adalah pada kala I fase aktif (Danuatmaja
dan Meiliasari, 2008). Saat berada di fase ini, nyeri yang dirasakan semakin hebat
karena kegiatan rahim lebih aktif dan kontraksi semakin lama, semakin kuat dan
semakin sering. Sheoran dan Panchal (2015) menyebutkan dari 100 ibu yang
bersalin 23% diantaranya mengalami nyeri hebat. Nyeri hebat yang dirasakan oleh
ibu saat persalinan merupakan hal yang wajar. Namun, jika tidak ditangani maka
akan menyebabkan ibu berada dalam keadaan letih dan lemas sehingga tidak kuat
3
lagi dalam melalui tahapan persalinan normal bahkan menyerah dan memilih
untuk dilakukan sectio caesaria. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan
sangatlah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar
seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman dan baik bagi ibu
dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan. Ada beberapa metode yang
medis berupa pemberian obat-obat analgetik, yang dianggap lebih efektif dalam
mengurangi nyeri persalinan, selain lebih mahal juga beresiko mempunyai efek
tersebut, metode non farmakologis lebih banyak dipilih dan digunakan oleh
masyarakat terutama ibu dan keluarga untuk mengurangi nyeri saat persalinan
karena praktis dan mudah dilakukan. Beberapa metode non farmakologis yang
dapat digunakan, antara lain homeopathy, imajinasi, umpan balik biologis, terapi
Salah satu metode non farmakologis yang bisa digunakan adalah effleurage
massage.
4
Effleurage massage adalah pijat lambat pada bagian perut, panggul atau
bagian tubuh lainnya selama kontraksi (Murray dan Huelsman, 2013). Effleurage
massage merupakan aplikasi gate control teory karena pada teknik ini dilakukan
stimulasi kulit dengan cara memijat permukaan tubuh yang hasilnya lebih
dan secara umum memberikan perasaan yang nyaman yang berhubungan dengan
keeratan hubungan manusia (Asrinah, 2010). Teknik ini tidak hanya dilakukan
untuk manajemen nyeri pada persalinan saja, namun juga bisa digunakan untuk
manajemen nyeri lainnya seperti nyeri post operasi, kecemasan dan low back pain
(beckett, dkk, 2010). Effleurage massage ini dapat menimbulkan efek relaksasi
pada ibu inpartu. Masase merangsang tubuh melepaskan senyawa endorfin yang
merupakan pereda sakit alami. Endorfin juga dapat menciptakan perasaan nyaman
Semarang pada tahun 2015, menunjukkan bahwa ada pengurangan tingkat nyeri
effleurage massage rata-rata 3,78 dengan nyeri berat yang sudah diberikan
effleurage massage 2,96 dengan nyeri sedang. Hasil penelitian Sri dan Endang di
5
sebelum dilakukan effleurage massage adalah 5,11 dengan tingkat nyeri sedang
peneliti adalah dengan wawancara pada bidan dan ibu-ibu dengan persalinan kala
I di RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto. Dari wawancara tersebut didapatkan hasil,
nyeri yang dirasakan ibu semakin meningkat saat mendekati persalinan. Dan
untuk membantu ibu mengontrol nyeri yang dirasakan, petugas kesehatan hanya
petugas karena sesuai penjelasan yang ada petugas yang bertugas belum pernah
1.2.1 Berdasarkan data Kemenkes (2017) terjadi 1.712 kasus kematian ibu saat
proses persalinan
1.2.2 Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah
2010)
1.2.3 Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo terdapat Angka Kematian Ibu (AKI)
6
1.2.4 Persalinan kala I fase aktif nyeri dirasakan sangat hebat karena kegiatan
tingkat nyeri pada ibu dengan persalinan kala I di RSUD Dr. M.M. Dunda
Limboto?”
pada ibu dengan persalinan kala I di RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto.
Nyeri pada ibu dengan persalinan kala I di RSUD Dr. M.M. Dunda
Limboto.
7
1.5 Manfaat Penelitian
2. Bagi Institusi
farmakologis.
3. Bagi Profesi
8
BAB II
2.1.1 Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup ke dunia luar dari rahim maupun di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan /
adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal
persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan
dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap dan
setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat. Beberapa
pengertian lain dari persalinan spontan dengan tenaga ibu, persalinan buatan
dengan bantuan, persalinan anjuran bila persalinan terjadi tidak dengan sendirinya
tapi dengan pacuan. Persalinan dikatakan normal bila tidak ada penyulit (Hidayat,
2010).
1. Teori Prostaglandin
prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil
9
2. Teori Rangsangan Estrogen
4. Teori Keregangan
Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat mulai.
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim,
(Manuaba, 2010).
pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan
10
2.1.1.2 Tahapan Persalinan
1. Kala I
his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien (pasien)
masih dapat berjalan seperti biasa (Oktarina, 2016). Kala I terjadi pada waktu
serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur makin lama, makin
kuat, makin sering, makin terasa nyeri disertai pengeluaran darah dan lendir yang
tidak lebih banyak dari darah haid. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah
lengkap (pada pemeriksaan dalam, bibir porsio serviks tidak dapat teraba lagi).
Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala (Manuaba, 2010).
Proses pembukaan serviks sebagai akibat dari his dibagi menjadi 2 fase
yaitu:
a. Fase Laten
merasakan adanya kontraksi teratur. Selama fase ini, orientasi kontraksi uterus
disertai pembukaan serviks yang progresif, walaupun lambat, dan berakhir pada
pembukaan antara 3-5cm. Karakteristik nyeri pada kala I fase laten yaitu memiliki
integritas ego senang dan cemas, nyeri kontraksi sekitar 10-30 detik selama 5-30
menit (Pane, 2014). Lamanya pembukaan pada fase laten ini sekitar 8 jam
(Achidat, 2008). Kontraksi menjadi lebih stabil selama fase laten sering dengan
peningkatan frekuensi, durasi dan intensitas. Dari mulai terjadi setiap 10-20
11
menit, berlangsung 15-20 detik, dengan intensitas ringan hingga kontraksi dengan
intensitas sedang yang terjadi setiap 5-7 menit dan berlangsung 30-40 detik.
Bagi ibu primipara, fase laten tentu akan menjadi fase menyakitkan dan
mebuat emosi ibu menjadi tidak stabil. Tidak berbeda jauh dengan ibu
kemungkinan ibu multigravida bisa merasakan hal yang sama ketika melahirkan
karena pengalaman masa lalu dan koping yang tidak baik (Varney, 2008).
b. Fase Aktif
Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan
hingga pembukaan menjadi komplet dan mencakup fase transisi. Pada fase ini,
integritas ego lebih serius dan terhanyut pada proses persalinan (Pane, 2014).
Kontraksi selama fase aktif menjadi lebih sering, dengan durasi yang lebih
panjang dan intensitas lebih kuat (Varney, 2008). Ketika persalinan menjadi
semakin kuat, serviks akan terus membuka dan kontraksi menjadi lebih kuat dan
hal yang sama, namun fase-fase tersebut terjadi dalam jangka waktu yang lebih
multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan mebuka lebih dahulu,
sehingga serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian ostium uteri
terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran
12
serviks terjadi pada saat yang sama. Kala I selesai apabila pembukaan serviks
2. Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran. Gejala utama dari kala II
diawali dengan his semakin kuat, dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50-100
detik. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran
frankenhauser. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka serta
kepala seluruhnya.
Setelah kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar yaitu
penyesuaian kepala dan punggung. Setelah putaran paksi luar berlangsung maka
3. Kala III
berhenti sekitar 5-10 menit. Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasenta
pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya plasenta sudah
13
c. Terjadi perdarahan
uteri. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir
(Manuaba, 2010).
4. Kala IV
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan
1. Terjadi Lightening
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan:
rotundum, gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah. Sesak di bagian bawah,
terjadinya kesulitan saat berjalan dan sering BAK (follaksuria) (Oktarina, 2016).
kontraksi yang lebih sering sebagi his palsu. Sifat his palsu antara lain: rasa nyeri
ringan bagian bawah, datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan pada serviks
14
effacement. Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur
servikalis yang semula panjang 1-2cm menjadi hilang sama sekali, sehingga
(2010), yaitu:
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan lahir tanpa adanya rintangan maka jalan lahir tersebut harus normal.
2. Power
Power merupakan kekuatan atau tenaga untu melahirkan yang terdiri dari
his atau kontraksi uterus dengan tenaga mengedan dari ibu. Power merupakan
tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan
reaksi otot-otot rahim. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari
his (kontraksi otot uterus), kontraksi dinding perut, kontraksi diafragma pelvis
ligamentum rotundum.
3. Passanger
Pada faktor ini terdapat beberapa bagian, yaitu janin yang merupakan
bagian paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin, posisi dan besar
15
(habitual) menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,
dimana kepala, tulang punggung, dan kaki, dalam keadaan fleksi serta lengan
terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang dimana sumbu janin sejajar dengan
sumbu panjang ibu, bisa letak kepala atau letak sungsang. Ada juga presentasi
yang digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim
yang dapat dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi
janin apakah sebelah kiri, kanan depan atau belakang terhadap sumbu ibu
(maternal pelvis) (Winkjosastro, 2012). Plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia
juga dianggap sebagai penumpang atau passanger yang menyertai pada persalinan
normal.
4. Psikis (Psikologi)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itu benar-
benar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga bisa
penanganan nyeri non farmakologi dan berada di sisi ibu yang melahirkan. Upaya
16
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin akan terjadi pada ibu dan janin. Proses ini
1. Engagement
dikatakan telah menancap (engaged) pada pintu atas panggul. Pada kebanyakan
wanita primipara, hal ini terjadi sebelum persalinan aktif dimulai karena otot-otot
(Hidayat, 2010)
2. Penurunan
Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan, yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan
langsung kontraksi fundus pada janin, dan kontraksi diafragma dan otot-otot
abdomen ibu pada tahap ke dua persalinan. Efek ketiga kekuatan itu dimodifikasi
oleh ukuran dan bentuk bidang panggul ibu dan kapasitas kepala janin untuk
17
presentasi dapat diketahui melalui palpasi abdomen (prasat leopold) dan periksa
3. Fleksi
Segera setalah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul,
atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan k
kecil (9,5 cm) dapat masuk ke dalam pintu bawah panggul (Hidayat, 2010).
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang tinggi spina iskiadika, tetapi
bawah. Ketika oksiput berputar ke arah anterior, wajah berputar ke arah posterior.
Setiap kali terjadi kontraksi, kepala janin diarahkan oleh tulang panggul dan otot-
otot dasar panggul. Akhirnya oksiput berada di garis tengah di bawah lengkung
pubis. Kepala hampir selalu berputar saat mencapai dasar panggul. Baik muskulus
levator ani maupun tulang panggul penting untuk putaran anterior (Hidayat,
2010).
5. Ekstensi
pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi: pertama oksiput, kemudian
18
6. Restitusi dan Putaran Paksi Luar
Putaran paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan
yang mirip dengan gerakan kepala. Seperti telah diketahui, bahu anterior turun
terlebih dahulu. Ketika ia mencapai pintu bawah, bahu berputar ke arah garis
tengah dan dilahirkan di bawah lengkung pubis. Bahu posterior diarahkan ke arah
7. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu
dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis pubis.
Ketika seluruh tubuh bayi keluar, persalinan bayi selesai. Ini merupakan akhir
tahap kedua persalinan dan waktu saat tubuh bayi keluar seluruhnya, dicatat
yang tidak dapat diungkapkan kepada orang lain (Berman, dkk, 2011). Menurut
Bare (2008) nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
disamping itu nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan
muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau menunjukkan
adanya.
19
Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri diartikan sebagai sebuah
tahapan proses persalinan. Rasa nyeri yang dialami selama proses persalinan
bersifat unik pada setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
persalinan dan dukungan (Perry dan Bobak, 2004 dalam Judha, dkk, 2012).
(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada
pinggang, daerah perut dan menjalar ke paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya
pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan serviks ini maka
pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus,
dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Respon
pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot (Arifin et al., 2015).
serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I dibagi 2
fase, yaitu: fase laten dan fase aktif. Fase laten persalinan dimulai sejak awal
jam. Fase aktif persalinan merupakan frekuensi dan lama kontraksi uterus
umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi tiga kali
20
atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih),
serviks membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per
jam hingga pembukaan lengap (10 cm), terjadi penurunan bagian terbawah janin.
yang menimbulkan nyeri pada tubuh. Kontraksi ini merupakan kontraksi yang
involunter karena berada dibawah pengaruh saraf intrinsik, wanita tidak memiliki
kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi (Hidayat, 2010). Intensitas nyeri
selama kala ini diakibatkan oleh kekuatan kontraksi dan tekanan yang
medulla spinalis yang sama dengan segmen yang menerima input nosiseptif dari
uterus dan serviks. Dermatom adalah daerah tubuh yang dipersarafi oleh spinalis
Nyeri dirasakan sebagai nyeri tumpul yang lama pada awal kala I dan terbatas
persalinan, nyeri pada dermatom T11 dan 12 menjadi lebih berat, tajam dan
menyebar ke dermatom T10 dan L1. Penurunan kepala janin memasuki pelvis
pada akhir kala I menyebabkan distensi struktur pelvis dan tekanan pada radis
ke bawah. Akhirnya nyeri dirasakan pada L2, bagian bawah punggung dan juga
pada paha dan tungkai. Nyeri juga dapat disebarkan dari pelvis ke area umbilikus
Pada kala II persalinan, misalnya pada perineum dan tekanan pada otot
21
superficial dan digambarkan sebagai nyeri yang tajam dan terlokalisasi, terutama
pada daerah yang disuplai oleh saraf pudendus. Beberapa wanita dapat mengalami
nyeri pada paha dan tungkai mereka, digambarkan sebagai nyeri tumpul yang
lama, terbakar atau kram. Hal ini dapat diakibatkan oleh rangsangan struktur pada
pelvis yang sensitif nyeri dan menyebabkan nyeri ringan yang dialihkan pada
fisiologis sejumlah sistem tubuh yang selalu menyebabkan respons stres fisiologis
1. Internal
a. Pengalaman nyeri
terhdapa nyeri. Ibu yang mempunyai pengalaman nyeri yang tidak menyenangkan
dan sangat menyakitkan serta sulit dalam persalinan sebelumnya, perasaan cemas
b. Usia
Kondisi psikologis yang masih cenderung naik dan turun saat usia muda
bisa memicu terjadinya kecemasan yang tinggi dan nyeri yang dirasakan lebih
berat. Usia merupakan salah satu faktor menentukan toleransi terhadap nyeri,
22
toleransi akan meningkat sering bertambahnya usia dan pemahaman terhadap
c. Persiapan persalinan
cemas akan nyeri yang dirasakan saat persalinan, sehingga ibu yang akan bersalin
dapat memilih metode atau teknik latihan yang dapat mengurangi kecemasan dan
d. Emosi
dapat menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit
(Sondakh, 2013).
2. Eksternal
a. Agama
terhadap nyeri semakin baik karena berkaitan dengan kondisi psikologis yang
b. Budaya
individu. Budaya mempengaruhi sikap ibu pada saat bersalin (Pilliteri, 2003
23
Walaupun klien tetap merasakan nyeri, tetap akan mengurangi rasa kesepian dan
d. Sosial Ekonomi
pendidikan yang rendah, informasi yang minimal dan kurang sarana kesehatan
nyeri yang dialami dan masalah ekonomi berkaitan dengan biaya dan persiapan
e. Komunikasi
mengatasi dan apakah hal ini wajar akan memberikan dampak yang positif
terhadap manajemen nyeri. Komunikasi yang kurang akan menyebabkan ibu dan
keluarga tidak tahu bagaimana yang harus dilakukan jika mengalami nyeri saat
dipersepsikan oleh ibu saat proses persalinan. Menurut Brunner dan Suddarth
(2008), individu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya dan
24
Intensitas rasa nyeri persalinan bisa ditentukan dengan cara menanyakan tingkatan
Skala ini, nyeri dideskripsikan dari ‘tidak nyeri’ sampai ‘nyeri yang tidak
intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsian verbal pada
setiap ujungnya.
25
c. Skala Intensitas Nyeri Numerik
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri Nyeri sedang Nyeri paling hebat
0 : tidak nyeri
pendeskripsian kata. Klien menilai nyeri dari skala 0-10. Skala intensitas nyeri ini
paling efektif digunakan untuk mengkaji nyeri sebelum dan sesudah intervensi
diberikan.
26
membuat ibu merasa nyaman serta relaksasi pada tubuh dan fikiran ibu akan
mereduksi nyeri dan cemas, sehingga nyeri akan berkurang (Judha, dkk, 2012).
2.1.3.2 Relaksasi
1. Relaksasi Progresif
2. Relaksasi Terkendali
Teknik ini dilakukan pada saat ibu berdiri dan mengambil nafas dalam
kontaksi selesai.
2.1.3.3. Massage
Massage adalah penekanan oleh tangan pada otot atau ligamen tanpa
massage ini berdasarkan teori gate control yang dikatakan oleh Melzak dan Wall
bahwa sinaps bekerja seperti pintu masuk untuk mengijinkan impuls masuk ke
27
otak, disini terjadi peningkatan aktifitas substania gelatinosa akibat rangsangan
dilakukan untuk mengurangi nyeri dalam persalinan. Pijatan atau usapan yang
lembut dapat membuat ibu merasa nyaman dan rileks selama persalinan yang
disebabkan karena tubuh melepaskan hormon endorphin juga sebagai pereda sakit
yang alami (Danuatmadja, 2004 dalam Pane, 2014). Beberapa macam massage
1. Definisi
bagian tubuh yang digosok. Sedangkan menurut Murray dan Huelsman (2013)
effleurage adalah pijatan lambat perut atau bagian tubuh lain selama kontraksi
berlangsung.
relaksasi fisik (Jurnal Occupational and Environment Medicine, 2008 dalam Pane
2014).
28
Adapun manfaat dari tindakan tersebut adalah
c. Sentuhan ringan pada abdomen, panggul ataupun bagian tubuh lainnya dapat
duduk atau supine, lalu letakkan kedua telapak tangan pada perut dan secara
menggunakan satu telapak tangan dengan gerakan melingkar atau satu arah
maupun bagian tubuh lainnya. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi, dengan
menggunakan usapan lembut dan ringan tanpa tekanan kuat, melibatkan interaksi
yang kuat antara pikiran, tubuh dan jiwa (van der Riet, 2011). Effleurage massage
dapat dikaitkan dengan teori gate control, dimana teori ini mengatakan bahwa
sentuhan dan nyeri jika dirangsang bersamaan, sensasi sentuhan akan berjalan ke
otak dan menutup pintu gerbang pada otak, sehingga ada pembatasan persepsi
pada nyeri. Sentuhan ringan ini juga mempunyai efek distraksi dan meningkatkan
29
hormon edorphin sehingga ibu yang mengalami nyeri pada persalinan merasakan
kenyamanan karena adanya relaksasi otot (Monsdragon, 2004 dalam Pane, 2014).
ujung jari yang tidak putus-putus dari permukaan kulit, usapan dilakukan dengan
ringan dan tanpa tekanan yang kuat. Seorang pendamping persalinan yang
telapak tangan dengan gerak arah membentuk pola gerakan seperti kupu-kupu
pada abdomen seiring dengan pernafasan abdomen (Potter & Perry, 2005).
berdasarkan pada konsep teori gate control yang mengatakan bahwa stimulasi
serabut taktil kulit dapat menghambat sinyal nyeri dari area tubuh yang sama atau
area lainya. Stimulasi serabut taktil kulit dapat dilakukan dengan teknik massage
(Erb et al., 2011). Selama kontraksi berlangsung, impuls nyeri berjalan dari uterus
sebaliknya dikirim lewat serabut saraf yang lebih besar (serabut A Delta). Serabut
30
A Delta akan menutup gerbang sehingga cortex cerebri tidak menerima pesan
nyeri karena sudah diblokir oleh stimulasi dengan effleurage massage sehingga
besar adalah serabut saraf yang berdiameter luas. Effleurage massage juga
Cashion, 2010), meningkatkan sirkulasi area yang sakit dan mencegah terjadinya
pasien menekan daerah sacrum secara mantap dengan telapak tangan, lepaskan
lagi dan tekan lagi, begitu seterusnya (Maemunah, 2009 dalam Pane, 2014).
memperlakukan pasien dalam kondisi duduk kemudian bidan atau keluarga pasien
menekan sacrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan secara mantap
31
2.2 KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN
control trial dengan single blind pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. Populasi dan sampel pada penelitian ini melibatkan 70 orang dan
terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan kala I fase aktif di BPM Ny. Yenie
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mengalami persalinan kala I fase
aktif pada 13 responden. Hasil peneltian ini adalah massage dengan teknik
32
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Tindakan
Farmakologis
Teori Penyebab
Persalinan Nyeri
Persalinan
Kala I
1. Teori Prostaglandin
2. Teori Rangsangan
Tindakan Non
Estrogen Farmakologis:
3. Teori Reseptor 1. Terapi Aroma
Oksitosin dan 2. Re;aksasi Penurunan
3. Massage Tingkat
Kontraksi Braxton
(Effleurage Nyeri
Hiks
Massage, Deep
4. Teori Keregangan Back Massage,
5. Teori berkurangnya dan Firm Counter
Nutrisi Pressure)
33
2.3.2 Kerangka Konsep
Massage Nyeri
Keterangan :
: Variabel Independen
: Yang Mempengaruhi
: Variabel Dependen
2.1.5 HIPOTESIS
terhadap penurunan tingkat nyeri pada ibu dengan persalinan kala I di Kabupaten
Gorontalo.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Posttest Design yaitu rancangan pada suatu kelompok yang telah dilakukan
01 X 02
35
3.3 Variabel Penelitian
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
1. Variabel independen
massage.
2. Variabel dependen
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017). Adapun
36
Definisi
N Alat Hasil
Variabel Operasion Cara Ukur Skala
o Ukur Ukur
al
2. Variabel Nyeri yang Lembar Mengukur Skala Interval
dependen dirasakan Observas skala nyeri nyeri :
tingkat ibu saat i Skala klien setelah 0 (tidak
nyeri persalinan Nyeri dilakukan nyeri)
kala I Numerik massage
1-3 (nyeri
ringan)
4-6 (nyeri
sedang)
7-9 (nyeri
berat)
10 (nyeri
sangat
berat)
3.5.1 Populasi
menjadi kuantitas dan karakter tertentu yang telah ditentukan peneliti untuk
ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
3.5.2 Sampel
(Donsu, 2016).
37
Dalam penelitian ini ibu dengan persalinan kala I yang ditemukan oleh
2. Ibu primipara
3. Ibu bersalin yang berada pada fase aktif dengan pembukaan 4 sampai 10 cm
4. Partus spontan
pengambilan data awal rata-rata ibu bersalin di RSUD Dr. M.M. Dunda limboto.
Setelah itu peneliti akan mengirimkan surat permohonan untuk dapat melakukan
menjelaskan SOP tindakan pada calon responden dan bidan pelaksana yang
bertugas, karena dalam penelitian ini yang akan melakukan tindakan effleurage
massage ke pasien adalah tenaga bidan yang bertugas di tempat itu dengan
Peneliti akan melihat keadaan ibu bersalin yang sudah memasuki fase
aktif dan ibu berada dalam pembukaan berapa. Selanjutnya peneliti akan
memperkenalkan diri pada calon responden dan menjelaskan tujuan dan manfaat
dari effleurage massage serta meminta kesediaan ibu untuk menjadi responden.
Jika ibu bersedia peneliti akan langsung menunjukkan skala nyeri sekaligus
38
menjelaskan keterangan dari masing-masing skala tersebut dan meminta ibu untuk
ini masih bisa dilakukan saat ibu merasakan nyeri pada skala 7-9 (nyeri berat).
effleurage massage berkisar 3-5 menit dan akan dilakukan berulang-ulang selama
fase aktif berlangsung kurang lebih 20-30 menit. Setelah dilakukan tindakan
peneliti akan kembali melakukan penilaian skala nyeri pada ibu tersebut.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil
pengukuran, pengamatan, survey dan lain-lain (Setiadi, 2013). Data primer dalam
penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan ibu-ibu yang
2. Data sekunder
secara rutin mengumpulkan data (Setiadi, 2013). Data sekunder dalam penelitian
ini yaitu data dari RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto dan Puskesmas Limboto
penelitian (Ntoatmodjo, 2018). Ada beberapa jenis alat ukur seperti kuesioner,
menggunakan lembar observasi skala nyeri numerik menurut Perry & Potter
39
(2015) dengan 0 = tidak nyeri, 1-3 = nyeri ringan, 4-6 = nyeri sedang, 7-9 = nyeri
SPSS (Software Product and Service Solution) agar uji statistik yang diperoleh
lebih akurat.
untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam
1. Analisis univariat
jenis datanya. Dalam penelitian ini yang menjadi analisis univariate adalah
2. Analisis bivariat
yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Analisa bivariat dalam penelitian ini
40
3.7 Alur Penelitian
Studi Pendahuluan
(Pengambilan data awal)
Ujian Proposal
Informed Consent
Kerahasiaan
Dilakukan tindakan
effleurage massage
41
3.8 Etika Penelitian
pribadinya. Oleh karena itu peneliti harus memperhatikan waktu responden saat
melakukan wawancara.
per orang dengan nama tertentu, tetapi dalam bentuk agregat atau kelompok
responden. Maka, nama responden pun tidak perlu dicantumkan, cukup dengan
keamanan atau keselamatan bagi dirinya atau keluarganya maka peneliti harus
menerima imbalan atau kompensasi dari pihak pengambil data atau informasi.
42