PENDAHULUAN
Ibu adalah sosok perempuan yang paling berjasa dalam kehidupan seorang anak
termasuk kita. Dari merekalah lahir generasi-generasi penerus bangsa. Tidak ada
perumpamaan seindah apapun yang sebanding dengan realita kasih sayang yang ibu
berikan dengan tulus kepada kita anak-anaknya. Ibu merupakan salah satu anggota
keluarga lainnya baik pendidikan anak dan kesehatan seluruh anggota keluarga.
angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang perlu dalam
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa
nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per
atau partus lama merupakan bagian yang paling mempengaruhi kejadian AKI.
Indonesia sebesar 9%. Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat
1
2010). Salah satu negara berkembang yang dimaksud adalah Indonesia. Dari hasil
survei (SKRT 2012) diketahui bahwa partus lama merupakan komplikasi penyebab
data Kemenkes (2017) terjadi 1.712 kasus kematian ibu saat proses persalinan.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke
dalam jalan lahir sehingga terjadi kelahiran. Kelahiran adalah suatu proses dimana
janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Saifudin, 2006). Persalinan
dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala,
rasa nyeri (Mander, 2006). Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang
tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Judha,
dkk, 2012). Secara umum nyeri digambarkan sebagai keadaan yang tidak nyaman,
akibat dari ruda paksa pada jaringan, terdapat pula yang menggambarkan nyeri
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau menggambar suatu
pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus,
2
dilatasi dan penipisan serviks serta penurunan janin selama persalinan (Rompas,
dkk, 2015). Penyebab nyeri pada persalinan meliputi faktor fisiologis dan faktor
psikologis. Respon fisiologis yang tidak teratasi dengan baik akan menimbulkan
aliran darah ibu ke janin menurun, janin akan mengalami hipoksia sedangkan ibu
akan mengalami persalinan lama dan dapat meningkatkan tekanan sistolik dan
Saat yang paling melelahkan dan terasa berat, kebanyakan ibu mulai merasakan
nyeri pada saat persalinan adalah pada kala I fase aktif (Danuatmaja dan Meiliasari,
2008). Saat berada di fase ini, nyeri yang dirasakan semakin hebat karena kegiatan
rahim lebih aktif dan kontraksi semakin lama, semakin kuat dan semakin sering.
Sheoran dan Panchal (2015) menyebutkan dari 100 ibu yang bersalin 23%
diantaranya mengalami nyeri hebat. Nyeri hebat yang dirasakan oleh ibu saat
persalinan merupakan hal yang wajar. Namun, jika tidak ditangani maka akan
menyebabkan ibu berada dalam keadaan letih dan lemas sehingga tidak kuat lagi
dalam melalui tahapan persalinan normal bahkan menyerah dan memilih untuk
dilakukan sectio caesaria. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan sangatlah
penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian
proses persalinan berlangsung dengan aman dan baik bagi ibu maupun bagi bayi
yang berlangsung tanpa rasa nyeri menyebabkan berbagai cara dilakukan untuk
3
menurunkan nyeri pada persalinan. Ada beberapa metode yang ditawarkan untuk
obat analgetik, yang dianggap lebih efektif dalam mengurangi nyeri persalinan,
selain lebih mahal juga beresiko mempunyai efek samping bagi ibu maupun
farmakologis lebih banyak dipilih dan digunakan oleh masyarakat terutama ibu dan
keluarga untuk mengurangi nyeri saat persalinan karena praktis dan mudah
dilakukan. Beberapa metode non farmakologis yang dapat digunakan, antara lain
Salah satu metode non farmakologis yang bisa digunakan adalah effleurage
massage. Effleurage massage adalah pijat lambat pada bagian perut, panggul atau
bagian tubuh lainnya selama kontraksi (Murray dan Huelsman, 2013). Effleurage
massage tidak hanya dilakukan untuk manajemen nyeri pada persalinan saja,
namun juga bisa digunakan untuk manajemen nyeri lainnya seperti nyeri post
operasi, kecemasan dan low back pain (beckett, dkk, 2010). Effleurage massage ini
pada tahun 2015, menunjukkan bahwa ada pengurangan tingkat nyeri yang
4
massage rata-rata 3,78 dengan nyeri berat yang sudah diberikan effleurage massage
2,96 dengan nyeri sedang. Hasil penelitian Sri dan Endang di Klaten pada tahun
effleurage massage adalah 5,11 dengan tingkat nyeri sedang dan rata-rata nyeri
ringan.
adalah dengan wawancara pada bidan dan ibu-ibu dengan persalinan kala I di VK
RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto. Dari wawancara tersebut didapatkan hasil, nyeri
yang dirasakan ibu semakin meningkat saat mendekati persalinan. Dan untuk
petugas di RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto karena sesuai penjelasan yang ada
petugas yang bertugas belum pernah mendapatkan informasi tentang tindakan non
farmakologis tersebut.
5
1.2 Identifikasi Masalah
1.2.1 Berdasarkan data Kemenkes (2017) terjadi 1.712 kasus kematian ibu saat
proses persalinan
1.2.2 Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan
1.2.3 Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo terdapat Angka Kematian Ibu (AKI)
1.2.4 Persalinan kala I fase aktif nyeri dirasakan sangat hebat karena kegiatan
1.2.5 Petugas hanya memberikan usapan untuk membantu mengurangi nyeri yang
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut, peneliti juga ingin
nyeri pada ibu dengan persalinan kala I di VK RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto?”
pada ibu dengan persalinan kala I di VK RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto.
6
1.4.2.2 Mengidentifikasi tingkat nyeri setelah dilakukan effleurage massage
nyeri
1.5.1.1 Data ilmiah yang diperoleh dalam penelitian diharapkan dapat memberikan
persalinan kala I.
penelitian selanjutnya.
terhadap penurunan tingkat nyeri pada ibu dengan persalinan kala I merupakan
7
1.5.2.3 Bagi Profesi
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Persalinan
2.1.1.1 Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup ke dunia luar dari rahim maupun di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan /
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetapdemikian selama
proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada
usia kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi
persalinan buatan dengan bantuan, persalinan anjuran bila persalinan terjadi tidak
dengan sendirinya tapi dengan pacuan. Persalinan dikatakan normal bila tidak ada
9
2.1.1.2 Teori Penyebab Persalinan
1. Teori Prostaglandin
prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil
4. Teori Keregangan
Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat mulai.
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim,
10
sehingga mengganggu sirkulai utero plasenter dan mengakibatkan degenerasi
(Manuaba, 2010).
pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera
1. Kala I
antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien (pasien) masih dapat
berjalan seperti biasa (Oktarina, 2016). Kala I terjadi pada waktu serviks membuka
karena his : kontraksi uterus yang teratur makin lama, makin kuat, makin sering,
makin terasa nyeri disertai pengeluaran darah dan lendir yang tidak lebih banyak
dari darah haid. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada
pemeriksaan dalam, bibir porsio serviks tidak dapat teraba lagi). Selaput ketuban
Proses pembukaan serviks sebagai akibat dari his dibagi menjadi 2 fase yaitu:
a. Fase Laten
adanya kontraksi teratur. Selama fase ini, orientasi kontraksi uterus berlangsung
11
bersamaan dengan pelunakan dan penipisan serviks. Fase laten disertai pembukaan
serviks yang progresif, walaupun lambat, dan berakhir pada pembukaan antara 3-
5cm. Karakteristik nyeri pada kala I fase laten yaitu memiliki integritas ego senang
dan cemas, nyeri kontraksi sekitar 10-30 detik selama 5-30 menit (Pane, 2014).
Lamanya pembukaan pada fase laten ini sekitar 8 jam (Achidat, 2008). Kontraksi
menjadi lebih stabil selama fase laten sering dengan peningkatan frekuensi, durasi
dan intensitas. Dari mulai terjadi setiap 10-20 menit, berlangsung 15-20 detik,
dengan intensitas ringan hingga kontraksi dengan intensitas sedang yang terjadi
Bagi ibu primipara, fase laten tentu akan menjadi fase menyakitkan dan mebuat
emosi ibu menjadi tidak stabil. Tidak berbeda jauh dengan ibu multigravida bahwa
sebenarnya sudah merasakan hal yang sama ketika melahirkan anak pertama, kedua
merasakan hal yang sama ketika melahirkan karena pengalaman masa lalu dan
b. Fase Aktif
Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan hingga
pembukaan menjadi komplet dan mencakup fase transisi. Pada fase ini, integritas
ego lebih serius dan terhanyut pada proses persalinan (Pane, 2014). Kontraksi
selama fase aktif menjadi lebih sering, dengan durasi yang lebih panjang dan
intensitas lebih kuat (Varney, 2008). Ketika persalinan menjadi semakin kuat,
12
serviks akan terus membuka dan kontraksi menjadi lebih kuat dan semakin nyeri,
Fase-fase tersebut terjadi pada primigravida. Pada multigravida terjadi hal yang
sama, namun fase-fase tersebut terjadi dalam jangka waktu yang lebih pendek.
Pada primigravida ostium uteri internum akan mebuka lebih dahulu, sehingga
serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian ostium uteri eksternum
membuka. Pada multigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium
uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi pada
saat yang sama. Kala I selesai apabila pembukaan serviks telah lengkap. Pada
2. Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran. Gejala utama dari kala II
adalah:
a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit dengan durasi 50-100
detik
13
d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga
berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka serta kepala
seluruhnya
e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian
f. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan
jalan:
1) Kepala dipegang pada occiput dan dibawah dagu, ditarik cunam kebawah
2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi
3. Kala III
sekitar 5-10 menit. Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasenta pada
lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya plasenta sudah
c. Terjadi perdarahan
14
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan pada fundus uteri.
Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir (Manuaba,
2010).
4. Kala IV
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan
1. Terjadi Lightening
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan: kontraksi
gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah. Sesak di bagian bawah, terjadinya
yang lebih sering sebagi his palsu. Sifat his palsu antara lain: rasa nyeri ringan
bagian bawah, datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan pada serviks atau
15
(show), kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya, dilatasi dan
kanalis servikalis yang semula panjang 1-2cm menjadi hilang sama sekali,
yaitu:
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan lahir tanpa adanya rintangan maka jalan lahir tersebut harus
normal.
2. Power
Power merupakan kekuatan atau tenaga untu melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dengan tenaga mengedan dari ibu. Power merupakan
tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan
reaksi otot-otot rahim. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri
dari:
16
a. His (Kontraksi Otot Uterus)
Menurut Manuaba (2010) his adalah kontraksi otot uterus ksrens otot-otot
polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot-otot
rahim menguncup sehingga menjadi teal dan lebih pendek, kavum uteri lebih
kecil serta mendorong janin dan kantung amnion ke arah segmen bawah rahim
dan serviks.
3. Passanger
a. Janin
Bagian paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin, posisi dan besar
b. Sikap (habitual)
kepala, tulang punggung, dan kaki, dalam keadaan fleksi serta lengan bersilang
c. Letak Janin
sumbu ibu, misalnya letak lintang dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu
panjang ibu, bisa letak kepala atau letak sungsang (Winkjosastro, 2012).
17
d. Presentasi
bawah rahim yang dapat dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan dalam.
(Winkjosastro, 2012).
e. Posisi
apakah sebelah kiri, kanan depan atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal
f. Plasenta
Plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang
4. Psikis (Psikologi)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itu benar-benar
terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan
sentuhan, penanganan nyeri non farmakologi dan berada di sisi ibu yang
melahirkan. Upaya ini akan membuat persalinan menjadi lebih mudah (Ilmi,
2015).
18
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin akan terjadi pada ibu dan janin. Proses ini
1. Engagement
dikatakan telah menancap (engaged) pada pintu atas panggul. Pada kebanyakan
wanita primipara, hal ini terjadi sebelum persalinan aktif dimulai karena otot-
2. Penurunan
terjadi akibat tiga kekuatan, yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan langsung
kontraksi fundus pada janin, dan kontraksi diafragma dan otot-otot abdomen ibu
pada tahap ke dua persalinan. Efek ketiga kekuatan itu dimodifikasi oleh ukuran
dan bentuk bidang panggul ibu dan kapasitas kepala janin untuk bermolase
(Hidayat, 2010).
19
penurunan berlangsung lambat, tetapi kecepatannya sama. Pada kehamilan
presentasi dapat diketahui melalui palpasi abdomen (prasat leopold) dan periksa
3. Fleksi
Segera setalah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul,
atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan k
kecil (9,5 cm) dapat masuk ke dalam pintu bawah panggul (Hidayat, 2010).
Pintu atas panggul ibu memiliki bidang paling luas pada diameter
transversanya. Dengan demikian, kepala janin melalui pintu atas dan masuk ke
dalam panggul sejati dengan posisi oksipitotranversa. Akan tetapi, bidang pintu
bawah panggul yang terluas ialah diameter anteroposterior. Supaya dapat keluar,
kepala janin harus berotasi (berputar pada sumbunya). Putaran paksi dalam
dimulai pada bidang tinggi spina iskiadika, tetapi putaran ini belumselesai
berputar ke arah anterior, wajah berputar ke arah posterior. Setiap kali terjadi
kontraksi, kepala janin diarahkan oleh tulang panggul dan otot-otot dasar
Kepala hampir selalu berputar saat mencapai dasar panggul. Baik muskulus
20
levator ani maupun tulang panggul penting untuk putaran anterior (Hidayat,
2010).
5. Ekstensi
Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior
Setelah kepala lahir, bayi berputar sehingga mencapai posisi yang sama
dengan saat ia memasuki pintu atas. Gerakan ini dikenal sebagai restitusi.
Putaran 45 derajat membuat kepala janin kembali sejajar dengan punggung dan
bahunya. Dengan demikian, kepala dapat terlihat berputar lebih lanjut. Putaran
paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan yang mirip
dengan gerakan kepala. Seperti telah diketahui, bahu anterior turun terlebih
dahulu. Ketika ia mencapai pintu bawah, bahu berputar ke arah garis tengah dan
7. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu
dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis pubis.
Ketika seluruh tubuh bayi keluar, persalinan bayi selesai. Ini merupakan akhir
21
tahap kedua persalinan dan waktu saat tubuh bayi keluar seluruhnya, dicatat
2.1.2.1 Pengertian
Nyeri adalah sensasi yang tidak menyenangkan dan sangat individual yang
tidak dapat diungkapkan kepada orang lain (Berman, dkk, 2011). Menurut Bare
disamping itu nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan
muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau menunjukkan
adanya.
Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri diartikan sebagai sebuah “sinyal”
proses persalinan. Rasa nyeri yang dialami selama proses persalinan bersifat
unik pada setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain budaya,
(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada
22
pinggang, daerah perut dan menjalar ke paha. Kontraksi ini menyebabkan
ini maka akan terjadi persalinan (Judha, dkk, 2012). Nyeri persalinan merupakan
pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus,
dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Respon
pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot (Arifin et al., 2015).
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I dibagi 2 fase,
yaitu: fase laten dan fase aktif. Fase laten persalinan dimulai sejak awal kontraksi
jam. Fase aktif persalinan merupakan frekuensi dan lama kontraksi uterus
kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau
lebih per jam hingga pembukaan lengap (10 cm), terjadi penurunan bagian
terbawah janin.
23
memiliki kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi (Hidayat, 2010).
Intensitas nyeri selama kala ini diakibatkan oleh kekuatan kontraksi dan tekanan
yang dibangkitkan. Nyeri ini dialihkan ke dermatom yang disuplai oleh segmen
medulla spinalis yang sama dengan segmen yang menerima input nosiseptif dari
uterus dan serviks. Dermatom adalah daerah tubuh yang dipersarafi oleh spinalis
Nyeri dirasakan sebagai nyeri tumpul yang lama pada awal kala I dan terbatas
persalinan, nyeri pada dermatom T11 dan 12 menjadi lebih berat, tajam dan
menyebar ke dermatom T10 dan L1. Penurunan kepala janin memasuki pelvis
pada akhir kala I menyebabkan distensi struktur pelvis dan tekanan pada radis
ke bawah. Akhirnya nyeri dirasakan pada L2, bagian bawah punggung dan juga
pada paha dan tungkai. Nyeri juga dapat disebarkan dari pelvis ke area umbilikus
Pada kala II persalinan, misalnya pada perineum dan tekanan pada otot
superficial dan digambarkan sebagai nyeri yang tajam dan terlokalisasi, terutama
pada daerah yang disuplai oleh saraf pudendus. Beberapa wanita dapat
mengalami nyeri pada paha dan tungkai mereka, digambarkan sebagai nyeri
tumpul yang lama, terbakar atau kram. Hal ini dapat diakibatkan oleh rangsangan
struktur pada pelvis yang sensitif nyeri dan menyebabkan nyeri ringan yang
24
2.1.2.3 Respon Tubuh
sejumlah sistem tubuh yang selalu menyebabkan respons stres fisiologis yang
1. Internal
a. Pengalaman nyeri
b. Usia
Kondisi psikologis yang masih cenderung naik dan turun saat usia muda
bisa memicu terjadinya kecemasan yang tinggi dan nyeri yang dirasakan lebih
berat. Usia merupakan salah satu faktor menentukan toleransi terhadap nyeri,
c. Persiapan persalinan
cemas akan nyeri yang dirasakan saat persalinan, sehingga ibu yang akan
25
bersalin dapat memilih metode atau teknik latihan yang dapat mengurangi
d. Emosi
dapat menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit
(Sondakh, 2013).
2. Eksternal
a. Agama
terhadap nyeri semakin baik karena berkaitan dengan kondisi psikologis yang
b. Budaya
individu. Budaya mempengaruhi sikap ibu pada saat bersalin (Pilliteri, 2003
Walaupun klien tetap merasakan nyeri, tetap akan mengurangi rasa kesepian dan
d. Sosial Ekonomi
26
Tersedianya sarana dan lingkungan yang baik dapat membantu mengatasi
rangsang nyeri yang dialami. Keadaan ekonomi yang kurang, pendidikan yang
rendah, informasi yang minimal dan kurang sarana kesehatan yang memadai
dialami dan masalah ekonomi berkaitan dengan biaya dan persiapan persalinan
dkk, 2012).
e. Komunikasi
mengatasi dan apakah hal ini wajar akan memberikan dampak yang positif
terhadap manajemen nyeri. Komunikasi yang kurang akan menyebabkan ibu dan
keluarga tidak tahu bagaimana yang harus dilakukan jika mengalami nyeri saat
dipersepsikan oleh ibu saat proses persalinan. Menurut Brunner dan Suddarth
(2008), individu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya dan
tingkatan intensitas atau merujuk pada skala nyeri (Judha, dkk, 2012).
27
a. Skala Deskripsi Intensitas Nyeri Sederhana
Skala ini, nyeri dideskripsikan dari ‘tidak nyeri’ sampai ‘nyeri yang tidak
nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsian verbal pada setiap
ujungnya.
28
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri Nyeri sedang Nyeri paling hebat
Gambar 2.3 Skala nyeri numerik
Sumber : (Judha, dkk, 2012)
0 : tidak nyeri
pendeskripsian kata. Klien menilai nyeri dari skala 0-10. Skala intensitas nyeri
ini paling efektif digunakan untuk mengkaji nyeri sebelum dan sesudah
intervensi diberikan.
29
Menghirup aroma minyak esensial bisa mengurangi ketegangan, terutama
pada persalinan tahap awal. Bau-bauan yang menyenangkan dapat membuat ibu
merasa nyaman serta relaksasi pada tubuh dan fikiran ibu akan mereduksi nyeri
2.1.3.2 Relaksasi
1. Relaksasi Progresif
dan progresif dan satu ujung bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya.
2. Relaksasi Terkendali
30
3. Mengambil dan mengeluarkan nafas
Teknik ini dilakukan pada saat ibu berdiri dan mengambil nafas dalam dan
kontaksi selesai.
2.1.3.3. Massage
Massage adalah penekanan oleh tangan pada otot atau ligamen tanpa
massage ini berdasarkan teori gate control yang dikatakan oleh Melzak dan Wall
bahwa sinaps bekerja seperti pintu masuk untuk mengijinkan impuls masuk ke otak,
disini terjadi peningkatan aktifitas substania gelatinosa akibat rangsangan dari akar
Massage adalah salah satu metode non farmakologi yang dapat dilakukan
untuk mengurangi nyeri dalam persalinan. Pijatan atau usapan yang lembut dapat
membuat ibu merasa nyaman dan rileks selama persalinan yang disebabkan karena
tubuh melepaskan hormon endorphin juga sebagai pereda sakit yang alami
(Danuatmadja, 2004 dalam Pane, 2014). Beberapa macam massage yang dapat
31
1. Effleurage Massage
a. Definisi
bagian tubuh yang digosok. Sedangkan menurut Murray dan Huelsman (2013)
effleurage adalah pijatan lambat perut atau bagian tubuh lain selama kontraksi
berlangsung.
relaksasi fisik (Jurnal Occupational and Environment Medicine, 2008 dalam Pane
2014).
3) Sentuhan ringan pada abdomen, panggul ataupun bagian tubuh lainnya dapat
32
c. Posisi Ibu dan Lokasi dilakukan Effleurage Massage
duduk atau supine, lalu letakkan kedua telapak tangan pada perut dan secara
menggunakan satu telapak tangan dengan gerakan melingkar atau satu arah
maupun bagian tubuh lainnya. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi, dengan
menggunakan usapan lembut dan ringan tanpa tekanan kuat, melibatkan interaksi
yang kuat antara pikiran, tubuh dan jiwa (van der Riet, 2011). Effleurage massage
dapat dikaitkan dengan teori gate control, dimana teori ini mengatakan bahwa
sentuhan dan nyeri jika dirangsang bersamaan, sensasi sentuhan akan berjalan ke
otak dan menutup pintu gerbang pada otak, sehingga ada pembatasan persepsi pada
nyeri. Sentuhan ringan ini juga mempunyai efek distraksi dan meningkatkan
hormon edorphin sehingga ibu yang mengalami nyeri pada persalinan merasakan
kenyamanan karena adanya relaksasi otot (Monsdragon, 2004 dalam Pane, 2014).
jari yang tidak putus-putus dari permukaan kulit, usapan dilakukan dengan ringan
dan tanpa tekanan yang kuat. Seorang pendamping persalinan yang melakukan
dengan gerak arah membentuk pola gerakan seperti kupu-kupu pada abdomen
33
2. Deep Back Massage
Deep back massage adalah penekanan pada daerah sacrum dengan sedikit
menekan daerah sacrum secara mantap dengan telapak tangan, lepaskan lagi dan
memperlakukan pasien dalam kondisi duduk kemudian bidan atau keluarga pasien
menekan sacrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan secara mantap
34
2.1.4 Kerangka Berpikir
35
2.1.4.2 Kerangka Konsep
Massage Nyeri
Keterangan :
: Variabel Independen
: Yang Mempengaruhi
: Variabel Dependen
2.1.5 Hipotesis
terhadap penurunan tingkat nyeri pada ibu dengan persalinan kala I di VK RSUD
36
BAB III
METODE PENELITIAN
yaitu rancangan pada suatu kelompok yang telah dilakukan observasi pertama
namun tidak ada kelompok pembanding (kontrol), pada kelompok ini dilakukan
(Notoatmodjo, 2012).
01 X 02
37
3.3 Variabel Penelitian
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
1. Variabel independen
2017). Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah effleurage massage.
2. Variabel dependen
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017). Adapun
Definisi operasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah yang akan
38
2. Variabel Nyeri yang Lembar Mengukur Skala Ordinal
dependen dirasakan Observa skala nyeri nyeri :
tingkat ibu saat si Skala klien setelah 0 (tidak
nyeri persalinan Nyeri dilakukan nyeri)
kala I Numeri massage
k 1-3 (nyeri
ringan)
4-6 (nyeri
sedang)
7-9 (nyeri
berat)
10 (nyeri
sangat
berat)
3.5.1 Populasi
menjadi kuantitas dan karakter tertentu yang telah ditentukan peneliti untuk ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dengan
3.5.2 Sampel
sampling dengan pendekatan Accidental Sampling. Dimana pada teknik ini sampel
2016).
Dalam penelitian ini ibu dengan persalinan kala I yang memenuhi kriteria
yang ditemukan peneliti di VK RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto dijadikan sampel
39
utama. Adapun kriteria yang digunakan yaitu karakteristik calon sampel yang layak
untuk diteliti adalah ibu bersalin yang berada pada fase aktif dengan pembukaan 4
sampai 10 cm, partus spontan, kehamilan dan persalinan tanpa penyulit serta
pengambilan data awal rata-rata ibu bersalin di RSUD Dr. M.M. Dunda limboto.
Setelah itu peneliti akan mengirimkan surat permohonan untuk dapat melakukan
penelitian di RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto. Setelah mendapatkan izin kemudian
memperkenalkan diri dan menjelaskan SOP tindakan pada calon responden dan
penelitian ini yang akan melakukan tindakan effleurage massage ke pasien adalah
tenaga bidan yang bertugas di tempat itu dengan kualifikasi pendidikan D-III
Peneliti akan melihat keadaan ibu bersalin yang sudah memasuki fase aktif
memperkenalkan diri pada calon responden dan menjelaskan tujuan dan manfaat
dari effleurage massage serta meminta kesediaan ibu untuk menjadi responden. Jika
ibu bersedia peneliti akan langsung menunjukkan skala nyeri sekaligus menjelaskan
keterangan dari masing-masing skala tersebut dan meminta ibu untuk menunjukkan
di skala nyeri berapa yang dirasakan. Tindakan effleurage massage ini masih bisa
dilakukan saat ibu merasakan nyeri pada skala 7-9 (nyeri berat).
40
Pada saat ibu mengalami kontraksi bidan akan melakukan tindakan
effleurage massage berkisar 3-5 menit dan akan dilakukan berulang-ulang selama
fase aktif berlangsung kurang lebih 20-30 menit. Setelah dilakukan tindakan
peneliti akan kembali melakukan penilaian skala nyeri pada ibu tersebut.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil
primer dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari hasil
2. Data sekunder
penelitian ini yaitu data dari RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto
penelitian (Ntoatmodjo, 2018). Ada beberapa jenis alat ukur seperti kuesioner,
angket, wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
lembar observasi skala nyeri numerik menurut Perry & Potter (2015) dengan 0 =
tidak nyeri, 1-3 = nyeri ringan, 4-6 = nyeri sedang, 7-9 = nyeri berat, 10 = nyeri
sangat berat.
41
3.6.1 Teknik Pengolahan Data
SPSS (Software Product and Service Solution) agar uji statistik yang diperoleh
lebih akurat.
memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam tujuan
1. Analisis univariat
jenis datanya. Dalam penelitian ini yang menjadi analisis univariate adalah
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkolerasi. Analisa bivariat dalam penelitian ini yaitu
persalinan kala I.
42
3.7 Alur Penelitian
Studi Pendahuluan
(Pengambilan data awal)
Ujian Proposal
Informed Consent
Kerahasiaan
Dilakukan tindakan
effleurage massage
43
3.8 Etika Penelitian
pribadinya. Oleh karena itu peneliti harus memperhatikan waktu responden saat
melakukan wawancara.
mengolahnya maka bentuknya bukan informasi individual dari orang per orang
dengan nama tertentu, tetapi dalam bentuk agregat atau kelompok responden.
Maka, nama responden pun tidak perlu dicantumkan, cukup dengan kode-kode
terterntu saja.
atau keselamatan bagi dirinya atau keluarganya maka peneliti harus bertanggung
44