Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTESIS PROTEIN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein merupakan bahan yang sangat penting bagi struktur dan fungsi sel-sel makhluk hidup.
Contohnya, protein struktural digunakan sebagai penyusun membran sel, sedangkan protein
fungsional (misalnya, enzim) digunakan sebagai biokatalisator untuk berbagai proses sintesis
dari sel. Protein tersusun atas satu atau lebih rantai polinukleotida. Polinukleotida tersusun atas
beberapa peptide. Adapun peptida tersusun atas banyak asam amino.
Sintesis protein menggunakan kombinasi berbagai jenis asam amino untuk menghasilkan
beragam jenis protein yang berbeda. Diperlukan bahan dasar berupa 20 macam asam amino,
pelaksana berupa mRNA, tRNA, dan rRNA; sumber energi berupa ATP; dikatalis oleh enzim
polimerase.
Ada banyak tahapan antara ekspresi genotip ke fenotip.Gen-gen tidak dapat langsung begitu saja
menghasilkan fenotip-fenotip tertentu misalnya warna hijau, bentuk biji yang lonjong, atau celah
pada dagu.fenotip suatu individu ditentukan oleh aktivitas enzim.enzim yang berbeda akan
menimbulkan fenotip yang berbeda.Perbedaan satu enzim dengan enzim lainnya ditentukan oleh
jumlah jenis dan susuna asam amino penyusu protein enzim. Pembentukan asam amino tersebut
ditntukan oleh gen atau DNA.
Ekspresi gen merupakan proses di mana informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan
menjadi urutan asam amino selama sintesis protein.Ekspresi gen merupakan sintesis protein yang
terdiri dari dua tahap.tahap pertama, urutan rantai nukleotida template ( cetakan) dari suatu DNA
untai molekul RNA. Proses ini disebut transkripsi dan berlangsung dalam inti sel. Tahap kedua,
merupakan sintesis polipeptida dengan urutan spesifik berdasarkan rantai RNA yang di buat pada
tahapan pertama.Proses ini disebut translasi.Proses tersebut membutuhkan pengikat dan
pergerakan ribosom di sitoplasma pada sepanjang rantai RNA untuk menterjemah urutan
nukleotida rantai RNA tersebut menjadi urutan asam amino untuk membentuk rantai polipeptida.
Pada proses ini digunakan istilah penerjemah karena bahasa pada nukleotida RNA diterjemahkan
menjadi bahasa baru, yaitu bahasa asam amino suatu protein. Maka dalam makalah ini akan
dijelaskan secara lebih terperinci lagi tentang sintesis protein.
1.2 Rumusan Masalah
Sintesis protein menggunakan kombinasi berbagai jenis asam amino untuk menghasilkan
beragam jenis protein yang berbeda. Dalam sinteisi protein terdapat 3 tahapan sebelum
menghasilkan rantai polipeptida. Bagaimana Proses berjalannya tahapan tersebut ?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan Sintesis Protein, Tahapannya,
dan hasil dari sintesis protein tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sintesis protein


Sintesis protein merupakan reaksi yang menghubungkan fungsi DNA dengan penyusunan
molekul tubuh, yaitu protein. Protein yang dibentuk melalui sintesis protein akan mengalami
banyak modifikasi, ada yang menjadi protein struktur, proteksi, dan enzim (biokatalisator).
Kita tahu bahwa semua proses atau reaksi dalam tubuh kita hampir tidak terjadi tanpa adanya
enzim. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya enzim dalam tubuh kita, dan proses dasar atau
awal pembuatan enzim yang berasal dari proses sintesis protein.
Sintesis protein terjadi di ribosom, yang mana bisa berada melekat pada retikulum endoplasma
kasar ataupun berada bebas pada sitoplasma. Setelah selesai disintesis, protein pertama kali
mengalami modifikasi pada organel badan golgi. Proses pemindahan protein dari RE ke badan
golgi melalui suatu struktur gelembung atau sering dinamakan sebagai vesikula.
Vesikula yang membawa protein dari RE merupakan hasil pelepasan membran pada RE dan bisa
melalukan fusi atau penggabungan membran dengan badan golgi. Oleh karena itu, struktur
membran pada RE dan badan golgi memiliki persamaan. Selain itu, secara garis besar, badan
golgi dan RE memiliki persamaan model, yaitu membran yang berlipat-lipat.
Sintesis protein secara singkat dapat didefinisikan sebagai proses penerjemahan informasi yang
ada pada DNA (sumber materi genetik) yang mengkode asam-asam amino sehingga menjadi
rantai peptida (rantai protein). Akan tetapi, pengertian yang semacam bisa didapati berbeda,
tergantung dari sumber yang digunakan sebagai acuan meskipun isinya sebenarnya sama saja.
Dalam Sintesis Protein terdapat beberapa komponenKomponen yang berperan dalam sintesis
protein adalah inti sel, RE kasar, Ribosom (rRNA), mRNA, tRNA, RNA polimerase.
a. Inti sel
Inti sel merupakan lokasi dimana sumber informasi genetik berada, yaitu DNA. Jadi, informasi
yang akan diterjemahkan pada sintesis protein berasal dari inti sel.
b. RE Kasar & Ribosom (rRNA)
RE kasar merupakan lokasi dimana ribosom melekat. Selain itu, rRNA atau Ribosomal RNA
merupakan tempat terjadinya sintesis protein.
c. tRNA (RNA transfer)
tRNA merupakan salah satu jenis RNA yang bertugas untuk mengikat asam amino dari
sitoplasma dan menggabungkannya dengan asam amino lain pada tahapan sintesis protein.
d. RNA polymerase
e. RNA polimerase merupakan enzim yang berperan dalam proses perangkaian molekul RNA
dari molekul DNA.

Sintesis proteinmerupakan penyusunan amino pada rantai polipeptida. Dalam proses tersebut
melibatkan DNA (Timin”T”,Adenine”A”,Sitosin”C”,Guanin”G”) dan RNA
(Urasil”U”,Adenin”A”,Sitosin”C”,Guanin”G”) . DNA berfungsi sebagai bahan genetic untuk
sel baik prokariot maupun eukariot, karena prokariot tidak memiliki system internal, DNA tidak
terpisahkan dari inti sel lainnya. Pada Eukariot DNA terletak di inti dipisahkan dari sitoplasma
oleh selubung inti. Proses sintesis protein terbagi atas transkripsi dan translasi. Seperti kita
ketahui DNA sebagai media untuk proses transkripsi suatu gen berada di kromosom dan terikat
oleh protein histon. Saat menjelang proses transkripsi berjalan, biasanya didahului signal dari
luar akan kebutuhan suatu protein atau molekul lain yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan,
perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun jaringan.
Kemudian RNA polymerase II akan mendatangi daerah regulator element dari gen yang akan
ditranskripsi. Kemudian RNA polymerase ini akan menempel (binding) di daerah promoter
spesifik dari gene yang akan disintesis proteinnya, daerah promoter ini merupakan daerah
consesus sequences, pada urutan -10 dan -35 dari titik inisiasi (+1) yang mengandung urutan
TATA-Box sebagai basal promoter. Setelah itu,polimerase ini akan membuka titik inisiasi
(kodon ATG) dari gene tersebut dan mengkopi semua informasi secara utuh baik daerah exon
maupun intron, dalam bentuk molekul immature mRNA (messenger RNA).
Kemudian immature mRNA ini diolah pada proses splicing dengan
menggunakan smallnuclearRNA (snRNA) complex yang akan memotong hanya daerah
intron, dan semua exon akan disambungkan menjadi satu urutan gen utuh tanpa non-coding
area dan disebut sebagai mature mRNA. Pada tahap berikutnya, mRNA ini diproses lebih
lanjut pada proses translasi di dalam ribosom, dalam tiga tahapan pokok yaitu inisiasi sebagai
mengawali sintesis polipeptida dari kodon AUG yang ditranslasi sebagai asam amino metionin.
Pertumbuhan karakter menempuh reaksi-reaksi kimia yang kompleks. Reaksi
kimia selalu dilancarkan oleh enzim dimana enzim adalah protein. Oleh karena itu sintesa
protein menentukan karakter. RNA diperlukan dalam proses sintesa protein
untuk membawa informasi yang dibawa oleh gen ke tempat sintesis protein dalam
sitoplasma.
Replikasi DNA terjadi di dalam sel saat persiapan untuk proses pembelahan sel, baik mitosis
maupun miosis. Tanpa replikasi, sel-sel anak tidak akan menerima kumpulan informasi yang
dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan. Proses transkripsi membentuk rantai RNA, yaitu
salinan dari segmen DNA yang terbentuk.
Sebagian molekul RNA yang terbentuk terlibat dalam beragam proses biokimia, sisanya
digunakan dalam translasi informasi RNA menjadi protein.
Tahapan sintesis protein adalah :
1. Pencetakan RNA-m melalui proses transkripsi.
2. Penterjemahan informasi genetis berupa urutan asam amino melalui proses
translasi. prosesnya :
· replikasi : yang terjadi seperti pada sel membelah waktu mitosis
· transkripsi :informasi genetic pada DNA, di salin oleh mRNA
· translasi : mRNA ke sitoplasma ke reticulum

2.2 Tahapan Sintesis Protein


Sebelum sel membelah, DNA harus direplikasi dalam fase S dari siklus sel. Proses replikasi
melibatkan enzim polymerase. Proses ini melibatkan pembukaan utas ganda DNA, sehingga
memungkinkan terjadinya perpasangan basa untuk membentuk utas baru. Pembentukan utas
komplementer terjadi melalui perpasangan basa antara A dengan T dan G dengan C. Dalam
replikasi DNA, setiap utas DNA lama berperan sebagai cetakan untuk membentuk DNA baru.
Proses penyalinan urutan basa-basa nukleotida purin dan pirimidin dalam untai ganda DNA
inang ke sel turunan (replikasi semikonservatif : setengah untai asli setengah sintesis baru).
Diawali dari pelepasan untai ganda oleh enzim DNA gyrase Terbentuk garpu repliakasi
(replication fork) Garpu bergerak dalam 2 arah berlawanan sampai kedua ujung bertemu
menghasilkan DNA baru Masing untai DNA induk berperan sebagai cetakan Untai baru dijamin
komplementer dengan untai lama oleh DNA polymerase Untai baru memiliki polaritas
berlawanan dengan untai induk
Model DNA Watson dan Crick menyatakan bahwa saat double heliks bereplikasi, masing-masing
dari kedua molekul anak akan mempunyai satu untai lama yang erasal dari satu molekul induk
dan satu untai yang baru. Model replikasi ini disebut model semikonservatif. Model lainnya
adalah model konservatif dimana molekul induk tetap dan molekul baru disintesis sejak
awal. Model ketiga disebut model dispersif yaitu bahwa keempat untai DNA, setelah replikasi
double heliks, mempunyai campuran anatara DNA baru dan DNA lama. Pengujian yang
dilakukan oleh Meselson dan Stahlmenunjukkan bahwa replikasi DNA terjadi secara
semikonservatif. Daerah penggandaan bergerak sepanjang DNA induk membentuk replication
fork. Pada daerah ini, kedua utas DNA yang baru, disintesis dengan bantuan sekelompok enzim,
salah satunya adalah DNA polimerase.
Sintesis DNA tidaklah berjalan secara kontinu pada kedua utas cetakan. Hal ini karena kedua
utas DNA tersusun sejajar berlawanan arah atau antiparalel. Maka utas DNA baru akan tumbuh
dari 5′ - 3′ sedang yang lainnya dari 3′ - 5′ pada cetakan. Sintesis dari 3′ - 5′ tidak mungkin
dilakukan karena tidak ada DNA polymerase untuk arah 3′ - 5′. Replikasi DNA pada cetakan 3′ -
5′ terjadi seutas demi seutas dengan arah 5′ - 3′ yang berarti replikasi berjalan meninggalkan
replication fork. Utas-utas pendek tersebut kemudian dihubungkan oleh enzim ligase DNA.
Dalam replikasi DNA terdapat utas DNA yang disintesis secara kontinu yang terjadi pada
cetakan 5′ - 3′. Utas DNA yang disintesis secara kontinu ini disebut utas utama atau leading
strand. Sedangkan utas DNA baru yang disintesis pendek-pendek seutas-demi seutas disebut
utas lambat atau lagging strand. Utas-utas pendek atau fragmen-fragmen pendek yang terbentuk
disebut fragmen Okazaki. Sintesis padaleading strand memerlukan molekul primer pada
permulaan replikasi Setelah replication fork terbentuk, polymerase akan bekerja secara kontinu
sampai utas DNA baru selesai direplikasi.
Pada sintesis lagging strand, diperlukan enzim lain primase DNA. Setelah utas DNA terbuka
untuk melakukan replikasi, dan setelah terbuka pada lagging strand, utas harus dijaga agar tetap
terbuka. Jadi dalam proses replikasi DNA melibatkan beberapa protein baik berupa enzim
maupun non-enzim yaitu :
a. Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotida-nukleotida
b. Ligase DNA: enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging
c. Primase DNA: enzim yang digunakan untuk memulai polimerisasi DNA pada lagging
strand.
d. Helikase DNA: enzim yang berfungsi membuka jalinan DNA double helix
e. Single strand DNA-binding protein : mestabilkan DNA induk yang terbuka
Replication fork berasal dari struktur yang disebut replication bubble yaitu daerah
menggelembung tempat pilinan DNA induk terpisah untuk berfungsi sebagi cetakan pada
sintesis DNA. Hubungan antara DNA (Gen) dengan Protein (Enzim) adalah :
• DNA berada di inti sel (nukleus) dan tidak dijumpai di sitoplasma
• Protein yang berperan dalam metabolisme ada di sitoplasma dan tidak ada di inti.
Perlu adanya penghubung antara DNA dengan Protein, yaitu molekul yang dijumpai di inti
maupun di sitoplasma

a. Tahap Transkripsi
Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetic yang ada pada urutan DNA menjadi
molekul RNA. Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi sifat-sifat genetic yang
nantinya akan muncul sebagai fenotipe. Urutan nukleotida pada salah satu untaian molekul DNA
digunakan sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul RNA yang komplementer. Molekul
RNA yang disintesis dalam proses transkripsi pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok molekul RNA,yaitu :
1. mRNA (messenger RNA)
2. tRNA (transfer RNA)
3. rRNA (ribosomal RNA)
Molekul mrna adalah RNA yang merupakan salinan kode-kode genetic pada DNA yang dalam
proses selanjutnya (yaitu proses translasi) akan diterjemahkan menjadi urutan asam-asam amino
yang menyusun suatu polipeptida atau protein tertentu. Molekul trna adalah RNA yang berperan
membawa asam-asam amino spesifik yang akan digabungkan dalam proses sintesa protein
(translasi).
Molekul rRNA dan RNA yang digunakan untuk menyusun ribosom, yaitu suatu partikel di
dalam sel yang digunakan sebagai tempat sintesis protein. Molekul tRNA dan rRNA tidak
pernah ditranslasi karena molekul yang digunakan adalah RNA-nya itu sendiri.
Salah satu pita DNA tunggal mencetak mRNA. Pita tersebut dinamakanpita sense, sedangkan
pita yang tidak mencetak mRNA disebut pita antisense. mRNA yang telah dicetak kemudian
keluar dari inti sel melalui pori-pori nukleus masuk ke dalam sitoplasma ,Susunan tiga basa
mRNA komplementer dengan susunan tiga buah pita sense DNA.
Sintesis RNA ini selalu terjadi menurut arah 5’ ke 3’. Transkripsi akan berakhir jika RNA
polimerase mentranskripsi urutan DNA terminator yang berfungsi sebagai sinyal terminasi.
Dalam proses transkripsi, beberapa komponen utama yang terlibat adalah :
1. urutan DNA yang akan ditranskripsi (cetakan/template)
2. enzim RNA polymerase
3. factor-faktor transkripsi
4. precursor untuk sintesis RNA
Urutan DNA yang ditranskripsi adalah gen yang diekspresikan. Secara garis besar gen dapat
diberi batasan sebagai suatu urutan DNA yang mengkode urutan lengkap asam amino suatu
polipeptida atau molekul RNA tertentu. Gen yang lengkap terdiri atas tiga bagian utama, yaitu
(1) daerah pengendali (regulatory region) yang secara umum disebut promoter,
(2) bagian structural, dan
(3) terminator. promoter adalah bagian gen yang berperanan dalam mengendalikan proses
transkripsi dan terletak pada ujung.
b. Tahap Translasi
Translasi merupakan pemindahan informasi genetik dari RNA dan membentuk protein yang
sesuai. Pada proses ini terjadi penerjemahan informasi genetik yang berupa serangkaian kodon di
sepanjang molekul mRNA oleh tRNA menjadi asam amino. Setiap molekul tRNA
menghubungkan kodon tRNA tertentu dengan asam amino tertentu. tRNA akan terus datang
membawa asam amino ke ribosom dan menyatukan asam aminonya sehingga terbentuk
polipeptida yang makin panjang. Setiap molekul tRNA akan dilepaskan dari ribosom setelah
memberikan asam aminonya.
Peristiwa ini berlanjut hingga kodon “stop” mencapai ribosom. Kodon“stop” berfungsi sebagai
sinyal untuk menghentikan translasi. Selanjutnya protein dan ribosom akan pisah dari
mRNA. Perlu dipahami bahwa hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan
tRNA tidak di translasi. Molekul mRNA merupakan transkripsi (salinan) urutan DNA yang
menyusun suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame=kerangka baca terbuka). Molekul
rRNA adalah salah satu molekul penyusun ribosom, yakni organel tempat berlangsungnya
sintesis protein, sedangkan tRNA adalah pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan
menjadi rantai polipeptida. Suatu ORF dicirikan oleh :
1. Kodon inisiasi translasi, yaitu urutan ATG (pada DNA) atau AUG (pada mRNA)
2. Serangkaian urutan nukleotida yang menyusun banyak kodon
3. Kodon terminasi translasi, yaitu TAA (UAA pada mRNA), TAG (UAG pada mRNA), atau
TGA (UGA pada mRNA).
Translasi berlangsung di dalam ribosom. Ribosom disusun oleh molekul-molekul rRNA dan
beberapa macam protein. Ribosom tersusun atas dua subunit, yaitu subunit kecil dan subunit
besar. Pada jasad prokaryot, subunit kecil mempunyai koofisien sedimentasi sebesar 30S (unit
Svedberg) sedangkan subunit besar berukuran 50S, tetapi pada saat kedua unit tersebut
bergabung, koofisien sedimentasinya adalah 70S.pada jasad eukaryote, subunit kecil berukuran
40S, sedangkan subunit besar berukuran 60S, tetapi sebagai suatu kesatuan, ribosom eukaryote
mempinyai koofisien sedimentasi sebesar 80S.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sintesis protein merupakan reaksi yang menghubungkan fungsi DNA dengan penyusunan
molekul tubuh, yaitu protein. Protein yang dibentuk melalui sintesis protein akan mengalami
banyak modifikasi, ada yang menjadi protein struktur, proteksi, dan enzim
(biokatalisator).Secara garis besar dikenal empat tipe habitat utama yakni:
daratan,perairantawar,perairan payau,dan estuaria serta perairan bahari/laut.Berdasarkan variasi
habitat menurut waktu, Berdasarkan variasi kondisi habitat menurut ruang.
Sintesis protein terjadi di ribosom, yang mana bisa berada melekat pada retikulum endoplasma
kasar ataupun berada bebas pada sitoplasma. Setelah selesai disintesis, protein pertama kali
mengalami modifikasi pada organel badan golgi. Proses pemindahan protein dari RE ke badan
golgi melalui suatu struktur gelembung atau sering dinamakan sebagai vesikula.
Tahapan Sintesis Protein adalah Replikasi, Transkripsi, Dan Translasi.Replikasiadalah Proses
Penggandaan DNA yang terjadi sebelum sel membelah waktu mitosis. Transkripsi adalah
pencetakan mRNA (kode) oleh DNA (DNA template/ DNA sense) dengan menggunakan
enzim RNA polimerase. Kode pada mRNA akan terbaca oleh ribosom dengan dibantu oleh
tRNA yang terdapat di dalam sitoplasma.
Hasil dari proses sintesis protein adalah rantai primer protein (rantai polipeptida) yang masih
belum fungsional. Untuk menjadi fungsional, protein harus dimodifikasi di badan golgi sesuai
kebutuhan sel.

3.2 Saran
Sebaiknya pembelajaran tentang Proses Sintesis Protein lebih diperdalam dengan cara kuliah
interaktif agar semua mahasiswa paham mengenai proses sintesis protein.
DAFTAR PUSTAKA

Albert, B., D. Bray, J. lewis, M. Raff, K. Roberts, J.D. Watson., 1994. Molecular Biology of the
cell. Garland Publishing, Inc, New York.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G., 2010. Biologi Jilid I. Alih bahasa lestari, R. et al.
safitri, A., Simarmata, L., Hardani, H.W. (eds). Erlangga, Jakarta.
Reksoatmodjo, S.M.I., 1993. Biologi Sel. Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Pendidikan Tinggi.
Watson, J.D., T.A. Baker, S.P. Bell, A. Gann, M. Levine, R. Losick., 2008. Molecular Biology of
The Gene. Pearson Education, Inc, San Francisco.
Wicelle, V., 2009. Cell Performance. Genetics Journal Vol. 1 No. 1 December 2009 Pages 28.

Anda mungkin juga menyukai