Anda di halaman 1dari 4

Edisi 098

16 Dzulqa'dah 1440 H/
19 Juli 2019 M

TETAPLAH ISTIQAMAH,
JANGAN MUDAH GOYAH

T
etap istiqamah buruk. Tawaran kekuasaan sudah saling bergandengan
d a l a m dan jabatan. Pujian, tangan.
memperjuangkan sanjungan, rayuan dan Siapapun bisa
ke b e n a r a n d a n ke a d i l a n berbagai jebakan. Semua itu menilai. Semua itu bukan
memang tidak mudah. pun sering membuat banyak berangkat dari sebuah
A p a l a g i d a l a m ke t a a t a n orang tak bisa senantiasa ketulusan, tetapi semata-
kepada Allah SWT dan dalam istiqamah. Mereka bisa mata karena kepentingan.
pe r juang an meneg ak k an goyah. Lalu menyerah. Hingga Mereka hakikatnya sedang
syariah-Nya. akhirnya menjadi pecundang. mempr ak tik k an adag iu m
E j e k a n . Te k a n a n . Itulah realitas yang terjadi politik sekular yang kotor,
Hingga berbagai ancaman. dala m poli t ik de m ok r asi ”Tidak ada kawan atau
Baik psikis (seper ti teror) sekular saat ini, yang jauh dari m u s u h a b a d i . Ya n g a d a
maupun fisik (penangkapan, norma dan aturan Islam. hanyalah kepentingan abadi.”
pemenjaraan, penyiksaan, Lihatlah para elit Demi kepentingan
d s b) . S e m u a i t u s e r i n g politik kita. Hari ini bicara kekuasaan, apapun
membuat banyak orang tak A. Besok bicara B. Isuk dele dilakukan. Tak ada lagi rasa
selalu bisa istiqamah. Mereka sore tempe (pagi kedelai malu dan sungkan. Tak ada
bisa goyah. Lalu menyerah. sore tempe). Demikian kata lagi rasa bersalah dan takut
Kalah. Bahkan banyak yang orang Jawa. Tidak aneh jika
akhirnya berbalik arah. kemudian ada yang hari ini Waktu Zhuhur
Demikian pula menjelek-jelekkan tokoh A. 16 Dzulqa'dah 1440 H/
sebaliknya. Bisikan hawa Esoknya sudah memuji-muji 19 Juli 2019 M
untuk Jakarta & Sekitarnya
nafsu. Godaan setan. yang bersangkutan. Hari ini
12.01 WIB
Pengaruh lingkungan yang be r sebe r ang an . E sok ny a

Tidak dibaca saat khatib sedang khutbah


Halaman 2

dosa. Halal-haram tak lagi meminta amanah jabatan/ Di dalam Hasyiyah as-
menjadi ukuran. Syariah tak kekuasaan. Saat itu Nabi Sindi alâ Sunan Ibn Mâjah
lagi dipandang relevan. s aw. m e n o la k s a m b i l disebutkan bahwa istiqamah
Demikianlah kalau memberi nasihat, “Jabatan/ adalah mengikuti kebenaran
manusia sudah diharu- kekuasaan itu adalah amanah dan menegakkan keadilan
biru hawa nafsu. Diperdaya serta bisa menjadi kerugian ser ta menetapi manhaj
harta. Diperbudak syahwat dan penyesalan pada Hari yang lurus. Tentu dengan
kekuasaan. Semua itu Kiamat, kecuali bagi orang melaksanakan semua yang
berpangkal pada kecintaan ya n g m e n ga m bil a m a n a h Allah SWT perintahkan dan
manusia ter hadap dunia. kekuasaan itu dengan benar menjauhi semua yang Dia
Padahal sabda Nabi saw., dan menunaikan kewajibannya larang.
“Andai dunia ini sebanding di dalamnya.” (HR Muslim). Karena itu istiqamah
harganya dengan sayap Karena tak pernah hukumnya wajib. Allah SWT
seekor lalat saja, niscaya Allah berambisi atas kekuasaan, berfirman:
SWT tidak akan membiarkan t idak aneh j ik a gene r asi َ ‫اس َتق ْم َك َما أُم ِْر‬
ْ َ
salafush-shalih adalah
﴾ ...‫ت‬ ِ ‫﴿ف‬
s e o ra n g ka f i r p u n u ntu k
meminum air dari dunia ini generasi yang tak pernah Karena itu beristiqamahlah
barang seteguk pun.” (HR at- pl i n - pla n . Me r e k a s e la lu sebagaimana kamu diperintah
Tirmidzi dan Ibn Majah). istiqamah. Apalagi dalam … (TQS Hud [11]: 112).
m e n y a t a k a n ke b e n a r a n .
Para elit politik,
Sebabnya, mereka memang Rasul saw. pun pernah
termasuk para tokoh Islam,
tak pernah terbebani oleh bersabda kepada Sufyan bin
seolah tidak pernah belajar
kekhawatiran akan r isiko Abdullah ats-Tsaqafi ra.:
meneladani generasi salafush-
hilang kesempatan meraih ُ
» ‫ ث َّم استَ ِق ْم‬،‫هلل‬ ُ َْ ُْ
shalih yang tak pernah silau ِ ‫ آمنت بِا‬:‫« قل‬
jabatan atau kekuasaan.
oleh gemerlap dunia, harta
K a t a k a n , “A k u b e r i m a n
dan kekuasaan. Jangankan
Wajib Istiqamah kepada Allah .” Lalu
ber mimpi untuk menjadi
beristiqamahlah! (HR Ahmad
peng uas a a t au be r na f su Istiqâmah adalah
dan Muslim)
mengejar kekuasaan. Bahkan mashdar dar i istaqâma —
ditawari jabatan pun sering yastaqîmu — istiqâmah.
tak mereka hiraukan. Secara bahasa artinya adalah Agar Tetap Istiqamah
Semua itu mereka itid â l ( l u r u s) . Is t i q a m a h P a r a u l a m a
lakukan bukan karena a d a la h law a n d a r i iwijâj menjelaskan, agar bisa
kekuasaan itu haram, (bengkok). tetap istiqamah, setidaknya
tetapi semata-mata karena I m a m a n - Naw aw i d i ada beberapa hal yang
mereka khawatir akan Hari dalam Riyâdh ash-Shâlihîn harus dilakukan. Pertama:
Per tanggungjawaban. mengatakan, “Para ulama Beriman secara benar dan
Mereka sangat memahami berkata, istiqamah adalah lurus. Menyatu antara
s abda Nabi s aw. kepada luzûm ath-thâah (konsisten keyak inan, ucapan dan
Abu Dzar ra. yang pernah dalam ketaatan).” tindakan (Lihat: QS Ibrahim

Tidak dibaca saat khatib sedang khutbah


Halaman 3

[14] : 27) . Ke i s t i q a m a h a n Keempat: Teman dan as. ketika dilemparkan ke


akan berbanding lurus lingkungan yang salih. dalam kobaran api adalah,
dengan benar dan lurusnya Allah SW T menyatakan ‘HasbiyalLâhu wa ni’ma al-
keimanan. Karena itu dalam al- Quran bahwa Wakîl (Cukuplah Allah sebagai
paham dan keyakinan s a la h s a t u s e b a b u t a m a Penolong dan sebaik-baik
yang menyimpang dari yang menguatkan para Tempat bersandar).’” (HR al-
Islam seperti materialisme Sahabat adalah keberadaan Bukhari). Akhirnya, Ibrahim
(ateisme) dan sekularisme— Rasulullah saw. di tengah- as. pun selamat.
yang memisahkan keyakinan tengah mereka. Allah
Oleh karena itu, para
Islam dari kehidupan—harus SW T juga memerintahkan
salafush-shalih sangat senang
dibuang jauh-jauh. Keduanya agar k ita selalu ber sama
sekali mempelajar i kisah-
bisa menjadi penyebab dengan orang-orang
kisah orang shalih terdahulu
utama iman seseorang tidak y ang ba i k (L i ha t : QS a t-
untuk diambil sebagai
benar dan tidak lurus. Taubah [9]: 119). Di sinilah
teladan. Basyr bin al-Harits
pentingnya berjamaah. Para
Kedua: Menjaga al-Hafi mengatakan, “Betapa
ulama memperingatkan
ke i k h l a s a n s e m a t a - m a t a banyak orang-orang shalih
bahwa setan lebih mudah
karena Allah SWT dan selalu yang telah wafat membuat hati
memperdaya or ang yang
ber usaha ter ikat dengan menjadi hidup saat mengingat
sendirian dan jauh dari orang
s y a r i a h (Q S a l - B a y y i n a h mereka.” (Ibn al-Jauzi, Shifat
yang berjamaah.
[89]: 5). Selama seseorang ash-Shafwah, II /333).
Kelima: Mengkaji dan
beramal dan berjuang ikhlas K e e n a m :
menghayati kisah-kisah orang
semata-mata karena Allah Memperbanyak doa kepada
shalih terdahulu sehingga
SWT dan demi meraih ridha- Allah SW T agar diberi
bisa dijadikan teladan dalam
Nya, bukan karena orientasi keistiqamahan. Allah SW T
beristiqamah. Dalam al-Quran
d u n i a w i (s e p e r t i h a r t a , memuji orang-orang yang
banyak diceritakan kisah-
kekuasaan, jabatan, dll), ia beriman yang selalu berdoa
kisah para nabi, rasul dan
akan tetap bisa istiqamah. orang-orang yang beriman kepada-Nya untuk meminta
Sebabnya, setan tidak akan yang terdahulu. Kisah- keteguhan iman ketika
bisa menggoda hamba-Nya kisah ini Allah jadikan untuk menghadapi ujian (Lihat: QS
yang ikhlas (QS al-Hijr [15: 39- meneguhkan hati Rasulullah Ali ‘Imran [3]: 146-148; QS al-
40) s a w. d a n k a u m Mu k m i n Baqarah [2]: 250; QS Ali Imran
Ketiga: Mengk aji, (Lihat: QS Hud [11]: 11). [3]: 8). Doa yang paling sering
menghayati dan Nabi saw. panjatkan adalah,
Con tohnya k it a bis a
mengamalkan selur uh isi “Ya Muqallib al-qulûb, tsabbit
mengambil kisah tentang
al-Quran (Lihat: QS an-Nahl qalbî ‘alâ dînik (Duhai Zat
sikap istiqamah Nabi
[16]: 102; QS al-Furqan [25]: Yang membolak-balikkan hati,
Ibr ahim as. saat dibak ar
32). Sebabnya, seseorang oleh par a penent ang nya teguhkanlah hatiku di atas
tidak mungkin berlaku (QS al-Anbiya’ [21]: 68-70). agama-Mu).” (HR at-Tirmidzi).
lurus tanpa memahami dan Ibnu ‘A bbas r a. ber k at a, Imam Hasan al-
mengamalkan isi al-Quran. “Akhir perkataan Ibrahim Bashri juga mengajari kita

Tidak dibaca saat khatib sedang khutbah


Halaman 4

u n t u k b a ny a k m e m o h o n p e m i k i r a n d i lu a r Isla m . Untuk itu pengemban


keistiqamahan kepada Pemikiran tentang syariah, dakwah dan pejuang
Allah SW T dengan doa, sistem pemerintahan Islam wajib selalu ter ikat
“AlLâhumma Anta Rabbunâ, Islam (Khilafah), jihad dll d e n g a n I s l a m . Te r i k a t
farzuqnâ al-istiqâmah har us diambil, diamalkan d e n g a n i d e ( f ik rah) d a n
(Ya Allah, Engkau adalah dan diperjuangkan. m e t o d e (t h a r i q a h) - n y a
Tuhan kami, ber ilah kami Sebaliknya pemikiran tanpa ada pemisahan.
keistiqamahan).” (Ibn Rajab seperti sekularisme, In i lah y a ng d icon toh k a n
al-Hanbali, Jâmi’ al-‘Ulûm wa demokrasi, HAM, pluralisme, o l e h R a su l u l la h s aw.
al-Hikam, hlm. 245). liberalisme, feminisme dll Beliau, misalnya, menolak
mesti dicampakkan. perjanjian dengan penguasa
Istiqamah dalam Perjuangan Quar isy yang didasar k an
Kedua, lurus dalam sikap
Dakwah pada “toler ansi” dengan
dan tindakan. Pengemban
peraturan-peraturan yang
Para pengemban dakwah dan para pejuang
rusak. Beliau pun menolak
dakwah tentu wajib Islam, misalnya, tidak boleh
“rekonsiliasi”dengan pihak
selalu is tiqamah di jalan dipengaruhi oleh penerimaan
lawan jika dengan itu harus
p e r j u a n g a n d a k w a h (Q S ataupun penolakan manusia.
meninggalkan permusuhan
asy-Syura [42]: 15). Selain Tidak dipengaruhi oleh
dan peperangan terhadap
keenam perkara di atas, agar panjang at au pendek nya
kebatilan.
istiqamah di jalan perjuangan masa perjuangan. Juga tidak
dakwah, para pejuang dipengaruhi oleh keuntungan Ketiga, lebih mencintai
da n p e nge m ba n da k w ah dan kerugian yang menimpa ak hir at ke timbang dunia
harus: Pertama, lurus dalam perjuangan dakwah. Akan karena ia yakin bahwa akhirat
pemikiran. Caranya dengan tetapi, semua perkara harus (surga) lebih baik daripada
hanya mengambil dan selalu dihubungkan dengan dunia dan seisinya (QS adh-
mengikuti pemikiran Islam surga dan neraka; dengan Dhuha [93]: 4).
seraya mencampakkan ridha dan murka Allah SWT. WalLahu a’lam. []

Hikmah
Rasulullah saw. bersabda:
ُُ َ ‫يم قَلْبُ ُه َح َّت ي َ ْستَق‬
» ‫يم ل ِ َسانه‬
َ َ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َ َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ ْ َ َ
ُ ‫ال ي َ ْستَق‬ ‫« ال يست ِقيم ِإيمان عب ٍد حت يست ِقيم قلبه و‬
ِ ِ
Tidaklah lurus keimanan seorang hamba sehingga lurus hatinya dan tidaklah lurus hatinya
sehingga lurus lisannya. (HR Ahmad dan al-Baihaqi). []

Buletin Dakwah KAFFAH, terbit setiap Jum'at. Penerbit: Lembaga Kajian Islam Kaffah. Alamat:
Wisma NH Lt-1, Jl. Raya Pasar Minggu Kav. 2 B-C Pancoran Jakarta Selatan 12780. Marketing:
Infaq Rp.
Mursyid Aziz 08787-444-1924 (WA/SMS only). Infaq Pemesanan
300/eks. Rp. 300/eks.minimal 100 eks
Pemesanan minimal 100 eks

Simpan baik-baik lembaran ini, di dalamnya ada ayat-ayat al-Quran

Anda mungkin juga menyukai