DISUSUN OLEH
FERNANDA UMBU KABALU, S.Pd.
NOMOR PESERTA : 19241209710134
A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal.
Dengan akalnya manusia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman
dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan
akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu
memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat
manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup
besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, demikian
juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu
menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas
manusia. Dengan kata lain, kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar
telah diakui dan dirasakan memberi banyak kemudahan dan kenyamanan bagi
kehidupan umat manusia.
Salah satu pemanfaatan IPTEK dapat kita lihat dalam dunia navigasi. Bernavigasi
adalah merupakan bagian dari kegiatan melayarkan kapal dari suatu tempat ketempat
lain. Pengetahuan tentang alat-alat navigasi sangat penting untuk membantu seorang
pelaut dalam melayarkan kapalnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi peralatan navigasi
sangat membantu akurasi penentuan posisi kapal di permukaan bumi, sehingga dapat
menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis. Sistem navigasi di laut mencakup
beberapa kegiatan pokok, antara lain: 1) Menentukan tempat kedudukan (posisi) dimana
kapal berada di permukaan bumi, 2) mempelajari serta menentukan rute/jalan yang
harus ditempuh agar kapal dengan aman, cepat, selamat, dan efisien sampai ke tujuan,
3) menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang diketahui sehingga
jauhnya/jaraknya dapat ditentukan dan 4) menentukan tempat tiba bilamana titik tolak
haluan dan jauh diketahui.
Salah satu alat yang digunakan dalam navigasi adalah radar. Dalam dunia navigasi
radar digunakan untuk menentukan jarak kapal dari daratan , kapal lain , atau benda
terapung di laut . Pemanfaatan radar dalah tidak hanya digunakan dalam dunia navigasi
tetapi juga dalam beberapa bidang lain. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang
pengertian, prinsip kerja dan fungsi radar, maka penulis membuat makalah yang berjudul
“RADAR”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian radar
2. Mengetahui sejarah radar.
3. Mengetahui pengertian antena, pemancar sinyal dan penerima sinyal.
4. Mengetahui prinsip kerja radar.
5. Mengetahui pengertian Doppler Radar, Bistatic Radar, Radar presipitasi (PR :
Precipitation Radar) dan Equatorial Atmosphere Radar (EAR).
6. Mengetahui manfaat radar dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Pengertian Radar
Radar Merupakan salah satu Peralatan Navigasi Elektronik, radar singkatan
dari “Radio Detection and Ranging” adalah peralatan navigasi elektronik terpenting
dalam pelayaran. Pada dasarnya radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur
jarak suatu obyek di sekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya
kapal, pelampung, kedudukan pantai dan obyek lain disekeliling kapal, alat ini juga
dapat memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek tersebut.
Kelebihan utama dari radar dibanding dengan peralatan navigasi yang lain
adalah dalam pengoperasiannya radar tidak memerlukan stasion-stasion pemamcar.
Radar bekerja dengan menggunakan gelombang radio yang dipantukan dari
permukaan objek. Radar menghasilkan sinyal energi elektromagnetik yang
difokuskan oleh antenna dan ditransmisikan ke atmosfer. Benda yang berada dalam
alur sinyal elektromagnetik ini yang disebut objek, menyebarkan energi
elektromagnetik tersebut. Sebagian dari energi elektromagnetik tersebut disebarkan
kembali ke arah radar. Antena penerima yang biasanya juga antenna pemancar
menangkap sebaran balik tersebut dan memasukkannya ke alat yang disebut
receiver.Sedangkan alat pendeteksi konvensional, radar atau kepanjangannya Radio
Detection and Ranging, menggunakan gelombang radio untuk pendeteksian. Jika
gelombang yang dipancarkan mengenai benda (dalam hal ini adalah pesawat) akan
berbalik arah, dan waktu yang diperlukan untuk kembali lewat alat penerima dapat
mengetahui informasi jarak, kecepatan, arah, dan ketinggian.
E. Jenis-jenis Radar
Adapun jenis-jenis radar adalah sebagai berikut:
1. Doppler Radar
Jenis radar ini menggunakan efek Doppler untuk mengukur kecepatan radial dari
sebuah objek yang masuk ke daerah tangkapan. Efek Doppler adalah perubahan
frekuensi atau panjang gelombang dari sebuah gelombang yang diterima
pengamat. Adapun kecepatan radial ialah kecepatan suatu benda dalam arah
segaris dengan pandangan (menjauhi atau mendekati pengamat). Contoh
Doppler Radar ialah radar cuaca yang digunakan mengetahui seluruh fenomena
yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lain.
2. Bistatic Radar
Sistem radar ini terdiri dari komponen penerima sinyal (receiver) dan pemancar
sinyal (transmitter). Dengan dua komponen tersebut, target dapat dideteksi
melalui sinyal yang dipantulkan ke pusat antena. Sistem radar itu berfungsi
melacak keberadaan target melalui proses refleksi dari sumber pencahayaan
yang ada. Radar ini selanjutnya biasa digunakan untuk sinyal komunikasi dan
sistem penyiaran. frans ekodhanto
3. Radar presipitasi (PR : Precipitation Radar)
Radar presipitasi (PR : Precipitation Radar) adalah sensor pengindera presipitasi
(curah hujan) pertama yang berada di antariksa, dan dibawa oleh satelit TRMM
(Tropical Rainfall Measuring Mission). Sensor PR satelit TRMM ini berupa radar
pengamatan secara elektronik (electronically scanning radar) terhadap curah
hujan dari antariksa, beroperasi pada frekuensi 13,8 GHz, memiliki resolusi
horisontal di permukaan sekitar 3,1 mile (5 km) dan lebar sapuan (swath width)
154 mile (247 km). Kegunaan utama dari sensor PR satelit TRMM ini adalah
untuk pemantauan/pengukuran secara 3-D (tiga dimensi) distribusi curah hujan
yang terjadi, baik di atas daratan maupun di atas lautan, serta untuk pengukuran
kedalaman lapisan curah hujan di atmosfer itu sendiri. Secara lebih rinci, sensor
PR satelit TRMM ini dapat digunakan untuk pemantauan/pengukuran profil
(vertikal) curah hujan dan salju dari permukaan sampai ketinggian sekitar 12 mile
(20 km), dengan resolusi vertikal setiap 250 m, dan sensitivitas sinyal minimum
yang mampu di deteksi senor PR satelit TRMM ini lebih kurang 20 dBz atau
setara dengan kecepatan curah hujan (rain rate) sekitar 0,7 mm / jam. (Fu dan
Liu, 2001). Sensor PR satelit TRMM ini didisain oleh NASDA (National Space
Development Agency) Jepang, yang sekarang dikenal sebagai JAXA (Japan
Aerospace Exploration Agency) Jepang dalam rangka kerjasama dengan NASA
(National Aeronautics and Space Administration) Amerika Serikat untuk
memantau dan studi curah hujan di daerah tropis. Ilustrasi artistik satelit TRMM
berikut 5 sensor utamanya (PR, TMI, VIRS, LIS dan CERES)
4. Equatorial Atmosphere Radar (EAR)
EAR adalah radar doppler yang dibangun untuk observasi di daerah ekuator,
radar ini selesai diinstal sejak bulan Maret 2001. EAR beroperasi pada 47 MHz
dengan maksimum peak dan kekuatan transmisi rata-rata 100 kW dan 5 kW.
EAR diinstal pada area pengunungan di bagian barat Sumatra yang berlokasi
pada 0.20º S, 100º E di Bukittinggi.
Prinsip pengukuran angin dengan radar memancarkan dan menerima pulsa
radiasi gelombang mikro dengan antenanya. Antena memfokuskan radiasi
menjadi beam sempit, sehingga sinyal yang ditransmisikan berjalan pada arah
yang spesifik. Sinyal yang diterima dipantulkan dari target yang terletak di arah
beam, dan jarak antar radar dengan target bisa ditentukan secara akurat dari
selang waktu sinyal yang dipancarkan sampai sinyal yang diterima. Di stasiun ini
dibangun Radar Atmosfer Khatulistiwa (Equatorial Atmospheric Radar) untuk
memantau kondisi atmosfer hingga ketinggian lebih dari 100 kilometer. Dengan
instrumen ini diukur angin dalam tiga dimensi. Selain itu diperoleh data suhu
virtual dengan menggunakan gelombang suara untuk kemudian dikonversikan
guna memperoleh gambaran besarnya kandungan uap air di atas atmosfer
Sumatera Barat.
5. Boundary Layer Radar (BLR)
BLR merupakan L-band Doppler radar yang disebutkan sebagai radar profil angin
yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan angin pada suatu tempat
sebagai fungsi dari ketinggian. Boundary Layer atmosfer sendiri didefinisikan
sebagai bagian dari troposfer yang secara langsung dipengaruhi oleh permukaan
bumi dan bereaksi dengan gaya permukaan dalam skala waktu kurang dari satu
jam. Gaya ini termasuk evaporasi, transpirasi, transfer panas dan emisi polutan.
Sistem perangkat BLR terdiri dari unit antena, unit transmitter, unit penerima, unit
akusisi data dan unit pemroses sinyal. Pada pengamatan dengan BLR sinyal
frekuensi radio yang diperkuat dalam unit transmitter, dipancarkan dari antena
parabola. Sinyal lemah yang dipantulkan turbulensi atmosfer, dikumpulkan
antena dan ditransfer ke unit penerima. Sinyal yang diterima akan diperkuat,
dideteksi dan diubah ke sinyal video dalam unit penerima kemudian sinyal video
dikirim ke unit pemroses data. BLR memiliki daya sebesar 1 kW dengan resolusi
spasial 100 m dan resolusi temporal 1 menit. Kisaran ketinggian BLR sekitar 1-5
km. BLR menggunakan tiga buah antena parabola dengan diameter masing-
masing 2 m. Antena-antena diarahkan ke tiga titik berbeda yaitu satu beam tepat
kearah vertikal, dua beam lainnya kearah timur dan utara dengan sudut zenith
maksimum 30º. Untuk mendapatkan tiga komponen angin, BLR harus beroperasi
dengan menggunakan frekuensi tinggi. Sebagai konsekuensi penggunaan
frekuensi tinggi ini, pemantulan volume radar dari turbulensi atmosfer akan lebih
kecil bila dibandingkan butir hujan. Akibatnya BLR tidak dapat mengukur
pergerakan atmosfer secara langsung pada saat awan hujan atau mendung.
6. X-band Radar (XDR)
X-band merupakan radar doppler yang dapat mendeteksi awan sampai pada
jarak 83 km. X-band beroperasi pada 9.445 GHz dan kekuatan transmisi
puncaknya 40 kW dengan resolusi waktu 4 menit dan resolusi spasial 250 m.
Pada tanggal 10 April-9 Mei 2004, X-band dipasang pada sebuah volume
pengamatan dengan 17 sudut zenith dari 0.7º-40.0º. Untuk melihat aktivitas awan
di Kototabng, X-band dipasang dengan jarak 20 km dari arah tenggara EAR dan
dapat mengamati awan pada ketinggian lebih dari 14 km.
http://helvynadzifah.blogspot.com/2017/09/makalah-radar-pengertian-komponen.html
http://www.maritimeworld.web.id/2014/07/apa-yang-dimaksud-dengan-radar-dan-fungsi-
radar-kapal.html
https://kumparan.com/potongan-nostalgia/penemuan-radar-kemajuan-dunia-militer-
1538057383031545637
https://id.wikipedia.org/wiki/Radar
http://planetcopas.blogspot.com/2013/09/prinsip-kerja-sistem-radar.html
http://oktaferizallubis.blogspot.com/2012/11/macam-macam-radar.html