BUDIMAN, S.H.
Kepala Biro Hukum Kemnaker
Mengakomodir perkembangan
ketenagakerjaan
03
KRONOLOGIS PERUBAHAN UU NO 13 TAHUN 2003
Telah dilakukan diseminasi di
beberapa wilayah dengan
Telah dilakukan Kajian oleh:
stakeholder terkait (Apindo,
• Akademisi Independen
SP/SB, Dinas)
(2006);
• LIPI (2010-2011).
4
Kabul
Seluruhnya
11
Permohonan
Dikabulkan
19
Permohonan 7
Telah diputus Kabul
Sebagian
8
2 Permohonan
Kabul Ditolak
22
Permohonan Penarikan
Kembali
1
Permohonan
(dalam proses)
11 PERMOHONAN YANG DIKABULKAN
• Nomor 37/PUU-IX/2011
KABUL
• Nomor 58/PUU-IX/2011
SELURUHNYA (4 • Nomor 100/PUU-X/2012
PERMOHONAN) • Nomor 7/PUU-XII/2014
• Nomor 12/PUU-I/2003
• Nomor 115/PUU-VII/2009
KABUL • Nomor 19/PUU-IX/2011
SEBAGIAN (7 • Nomor 27/PUU-IX/2011
PERMOHONAN) • Nomor 67/PUU-X/2012
• Nomor 72/PUU-XIII/2015
• Nomor 114/PUU-XIII/2015
KABUL SELURUHNYA (4 PERKARA)
Tindak Lanjut:
Permenaker Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengawasan
Ketenagakerjaan.
4. Permohonan Nomor 100/PUU-X/2012
Pasal 96
Bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat
Pasal 96:
“Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala
pembayaran yang timbul dari hubungan kerja menjadi kadaluarsa
setelah melampaui jangka waktu 2 (dua) tahun sejak timbulnya
hak.”
Tindak Lanjut:
SE Nomor 1/MEN/I/2015 tentang Putusan MK Nomor 100/PUU-
X/2012 Atas Pasal 96 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
KABUL SEBAGIAN (7 PERKARA)
Tindak Lanjut:
SE Menakertrans Nomor SE.13/MEN/SJ-HK/I/2005 tentang Putusan
MK Atas Hak Uji Materil Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan Terhadap UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
2. Permohonan Nomor 115/PUU-VII/2009
Pasal 120 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
- Ayat (1) dan ayat (2) tidak memiliki kekuatan hukum mengikat
- Ayat (3) tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang:
i. Frasa ”dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
atau ayat (2) tidak terpenuhi, maka ... “, tidak dihapuskan, dan
ii. Ketentuan tersebut tidak dimaknai, “dalam hal di satu perusahaan
terdapat lebih dari satu serikat pekerja/serikat buruh, jumlah serikat
pekerja/serikat buruh yang berhak mewakili dalam melakukan
perundingan dengan pengusaha dalam suatu perusahaan adalah
maksimal tiga serikat pekerja/serikat buruh atau gabungan serikat
pekerja/serikat buruh yang jumlah anggotanya minimal 10 %
(sepuluh perseratus) dari seluruh pekerja/buruh yang ada dalam
perusahaan.”
Tindak Lanjut:
Permenakertrans Nomor Per.16/Men/XI/2011 jo Permenaker Nomor 28 Tahun
2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan
Serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama
3.Permohonan Nomor 19/PUU-IX/2011
Pasal 164 ayat (3)
Frasa “perusahaan tutup” tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
tidak dimaknai “perusahaan tutup permanen atau perusahaan tutup tidak untuk
sementara waktu”
Tindak Lanjut:
Permenakertrans Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-Syarat Penyerahan
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain
5. Permohonan Nomor 67/PUU-XI/2013
Pasal 95 ayat (4)
Tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak
dimaknai “pembayaran upah pekerja/buruh yang terhutang
didahulukan atas semua jenis kreditur termasuk atas tagihan kreditur
separatis, tagihan hak negara, kantor lelang, dan badan umum yang
dibentuk Pemerintah, sedangkan pembayaran hak-hak pekerja/buruh
lainnya didahulukan atas semua tagihan hak negara, kantor lelang,
dan badan umum yang dibentuk Pemerintah, kecuali tagihan dari
kreditur separatis.”
Tindak Lanjut:
SE Menakertrans Nomor 7/MEN/IX/2014 Putusan MK Nomor
67/PUU-XI/2013 Atas Pasal 95 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
6. Permohonan Nomor 72/PUU-XIII/2015
Penjelasan Pasal 90 ayat (2)
“Penangguhan pelaksanaan upah minimum bagi perusahaan yang tidak
mampu dimaksudkan untuk membebaskan perusahaan yang bersangkutan
melaksanakan upah minimum yang berlaku dalam kurun waktu tertentu.
Apabila penangguhan tersebut berakhir maka perusahaan yang bersangkutan
wajib melaksanakan upah minimum yang berlaku pada saat itu tetapi tidak
wajib membayar pemenuhan ketentuan upah minimum yang berlaku pada
waktu diberikan penangguhan.”
Penjelasan Pasal 90 ayat (2) sepanjang frasa “tetapi tidak wajib membayar
pemenuhan ketentuan upah minimum yang berlaku pada waktu yang
diberikan penangguhan.” tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.
Tindak Lanjut:
Telah disampaikan kepada Presiden Ijin Prakarsa Nomor: B.183/MEN/SJ-
HK/XI/2016 tanggal 1 November 2016 terkait rencana perubahan atas
Kepmenakertrans Nomor KEP-231/MEN/2003 tentang Tata Cara
Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum
7. Permohonan Nomor 114/PUU-XIII/2015
Pasal 171
Bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan
hukum
Pasal 171
“Pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja tanpa
penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial
yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 ayat (1),
Pasal 160 ayat (3), dan Pasal 162, dan pekerja/buruh yang
bersangkutan tidak dapat menerima pemutusan hubungan kerja
tersebut, maka pekerja/buruh dapat mengajukan gugatan ke lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam waktu paling
lama 1 (satu) tahun sejak tanggal dilakukan pemutusan hubungan
kerjanya.”
USULAN PERUBAHAN BIDANG WASNAKER DAN K3
Hasil pembahasan NA bidang Pengawasan
(tgl 25-28 Juli 2017 di Bogor), antara lain:
a) Penajaman substansi Norma K3: b) Penajaman substansi perempuan anak:
▪ hak dan Kewajiban Pengusaha dan Pekerja; ▪ Pengaturan Hubungan Kerja terkait Fungsi
▪ upaya Peningkatan keselamatan dan Reproduksi;
kesehatan, pencegahan KK-PAK; ▪ Diskriminasi dan Kesetaraan Gender;
▪ penerapan sanksi pelanggaran norna K3; ▪ Syarat Kerja untuk Perlindungan Pekerja
▪ prosedur pencegahan potensi bahaya di Perempuan di Bidang IT.
tempat Kerja.