Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN ELASTIK PONDASI

TIANG BOR (BORED PILE) DENGAN MENGGUNAKAN METODE


ANALITIS DAN SOFTWARE PLAXIS V.8.6
(STUDI KASUS PROYEK JALAN LAYANG KERETA API MEDAN -
BANDAR KHALIPAH KM 0+600)

Muhammad Fahmi Siregar1, Roesyanto2


1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1
Kampus USU Medan
Email : fahmisiregar152@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.
Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email :roesyanto@usu.ac.id

ABSTRAK
Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu pekerjaan teknik sipil,
karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban yang bekerja diatasnya yaitu beban
konstruksi atas. Penggunaan pondasi bored pile pada Proyek Jalan Layang Kereta Api oleh
Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang berada di tengah kota yang padat merupakan pilihan tepat,
karena dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan di sekitarnya jika menggunakan tiang pancang
serta desain diameter pile yang dibutuhkan relatif besar. Penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai
daya dukung aksial perencanaan pondasi bored pile berdasarkan data SPT, menggunakan metode
Reese and Wright, Metode Elemen Hingga dengan Software Plaxis. Daya dukung lateral
menggunakan metode Broms, serta dihitung penurunan elastik bored pile yang terjadi. Perhitungan
daya dukung aksial tiang bor menggunakan data SPT dengan metode Reese & Wright yaitu sebesar
1466,05 Ton pada kedalaman 33 m. Dari hasil PDA test juga didapat daya dukung ultimit pada
kedalaman 33 m adalah 822,90 ton, tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan dengan software
plaxis sebesar 851,16 ton pada kedalaman 33 m. Daya dukung lateral berdasarkan Metode Broms
pada Bore Hole - 20 secara analitis sebesar 157,50 Ton dan secara grafis sebesar 128,53 Ton.
Penurunan elastis tunggal yang dihasilkan sebesar 20,38 mm. Penurunan dengan software plaxis
adalah sebesar 8,46 mm. Dari keseluruhan metode perhitungan daya dukung serta penurunan yang
terjadi akibat beban kerja, pondasi bored pile masih dalam kategori aman.

Kata Kunci : Kapasitas Daya Dukung, SPT, PDA, Plaxis, Penurunan Elastis

ABSTRACT
Foundation is a very important work in civil engineering because a foundation carries and
holds a load that works on it, which is the upper construction load. The use of bored pile foundation
in the Overpass Railway Project by the Directorate General of Railways in the middle of a crowded
city is the right choice because it can cause damage to the surrounding buildings if using piles and
the required pile diameter design is relatively large. This study aims to find the axial bearing
capacity of bored pile foundation planning based on SPT data, using the Reese and Wright method,
Finite Element Method with Plaxis Software. The lateral bearing capacity uses the Broms method,
and the settlement of elastic bored pile occurred is calculated. The calculation of axial bearing
capacity of the bored pile uses SPT data with the Reese & Wright method which is equal to 1466.05
ton at 33 m depth. From the results of PDA test, it is also found that the ultimate bearing capacity
at a depth of 33 m is 822.90 ton, not much different from the results of calculations with plaxis
software of 851.16 ton at a depth of 33 m. Lateral bearing capacity based on the Broms Method in
the Bore Hole - 20 analytically is 157.50 tons and graphically is 128.53 tons. The results of a single
elastic settlement is 20.38 mm. The settlement with plaxis software is 8.46 mm. From the overall
method of calculating bearing capacity and settlement occurred due to workload, the bored pile
foundation is still in the safe category
Keywords: Bearing Capacityl, SPT, PDA, Plaxis, Elastic Settlement

.
1. Pendahuluan lubang bor dengan memasukkan tabung sampel
Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang yang berdiameter 35 mm sedalam 305 mm,
sangat penting dalam suatu pekerjaan teknik kedalam tanah pada dasar lubang bor dengan
sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan memakai suatu beban penumbuk dengan berat
menahan suatu beban yang bekerja diatasnya 140 lb (63 kg) yang dijatuhkan dari ketinggian 30
yaitu beban konstruksi atas. in (75 cm). Setelah memasuki kedalam tanah 6 in
(15 cm) jumlah pukulan ditentukan untuk
Pondasi bored pile adalah pondasi tiang memasukkannya kedalam sedalam 12 in (30cm)
yang pemasangannya dilakukan dengan berikutnya. Jumlah pukulan ini disebut nilai N (N
mengebor tanah pada awal pengerjaannya, baru value) atau Number of blows.
kemudian diisi dengan tulangan dan di cor 2.3 Pondasi Dalam (Deep Foundation)
dengan beton. Apabila kekuatan tanah tidak Merupakan pondasi yang dipergunakan
mampu memikul beban pondasi, maka untuk meneruskan beban ke lapisan tanah yang
penurunan yang berlebihan atau keruntuhan mampu memikulnya dan letaknya cukup dalam.
dari tanah akan terjadi, kedua hal tersebut Menurut “Bowles (1997)”, sebuah pondasi
menyebabkan kerusakan konstruksi yang harus mampu memenuhi beberapa persyaratan
berada di atas pondasi tadi. Dalam stabilitas dan deformasi, seperti :
perencanaannya, sangatlah penting dilakukan
Pondasi dalam sering juga di sebut
analisis mengenai daya dukung pondasi.
dengan pondasi tiang, dari segi pelaksanaannya
Tujuan dari tugas akhir ini untuk menghitung
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
daya dukung tiang dari hasil standar penetrasi
a. Pondasi tiang pancang beton bertulang
test (SPT), dari data PDA test, serta
membandingkan hasil daya dukung tiang dari pracetak (precast reinforced concrete pile).
beberapa penyelidikan yang dilakukan pada b. Pondasi tiang cor di tempat (cast in place),
tiang kelompok berdasarkan nilai efisiensi. sering disebut dengan tiang bored pile.
2.4 Pile Driving Analyzer (PDA)
2. Tinjauan Pustaka Uji pembebanan dinamis yang mulai
2.1 Tinjauan Umum berkembang adalah uji Pile Driving Analyzer
Pondasi ialah bagian dari suatu sistem (PDA) yang dikembangkan di Case Institute
rekayasa yang meneruskan beban yang of Technology, Ohio (Goble, 1970). PDA
ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri adalah suatu sistem yang terdiri dari suatu
kepada dan ke dalam tanah dan batuan yang perangkat elektronik komputer dan
terletak di bawahnya (Bowles, 1997). Suatu dilengkapi dengan sensor accelerometer dan
perencanaan pondasi dikatakan benar apabila strain transducer.
beban yang diteruskan oleh pondasi ke tanah 2.5.1 Prosedur Pengujian Dinamik PDA
tidak melampaui kekuatan tanah yang Test
bersangkutan (Das, 1995). Metode pengujian dinamik pada tiang
pancang mengacu pada ASTM-D4945. Proses
pengujian diringkas adalah sebagai berikut:
2.2 Penyelidikan Tanah (Soil Investigation) a. Menyiapkan benda uji, yaitu tiang pancang
Penyelidikan tanah (Soil Investigation) beton bertulang yang sudah cukup umur
adalah proses pengambilan contoh (sample) untuk menahan pukulan hammer.
tanah yang bertujuan untuk menyelidiki Permukaan benda uji harus bersih dan rata
karakteristik tanah tersebut. Dalam mendesain untuk menjaga kualitas hasil pengujian.
pondasi, penting bagi para engineer untuk b. Memasang sensor (Strain transducer dan
mengetahui sifat setiap lapisan tanah (seperti accelerometer) pada jarak minimal 2kali
berat isi tanah, daya dukung, ataupun daya diameter tiang pancang dari tepi atas tiang
rembes) dan juga ketinggian muka air tanah. pancang.
Oleh sebab itu soil investigation adalah c. Memasukan data-data umum proyek
pekerjaan awal yang harus dilakukan sebelum penelitian tiang,dan instrumen pengujian
memutuskan akan menggunakan jenis pondasi pada alat PAX
dangkal dan dalam. d. Memukul tiang dengan cara menjatuhkan
2.2.1 Standard Penetration Test (SPT) hammer yang beratnya dianggap dapat
Standard Penetration Test (SPT) sering memobilisasi daya dukung ultimit tiang.
digunakan untuk mendapatkan daya dukung Dengan tinggi jatuh sekitar 1 meter, berat
tanah secara langsung di lokasi. Pengujian palu umunya diambil 1-2% dari daya
langsung dilapangan dengan metode Standard dukung ultimit tiang. Untuk kasus ini
Penetration Test (SPT) dilakukan dalam satu digunakan hammer seberat 12 ton.
2.6 Kapasitas Daya Dukung Tiang Bor (Bored
Pile)
Yang dimaksud dengan kapasitas
dukung tiang adalah kemampuan atau
kapasitas tiang dalam mendukung beban.
Jika satuan yang digunakan dalam kapasitas
dukung pondasi dangkal adalah satuan
tekanan (kPa), maka dalam kapasitas
dukung tiang satuannya adalah satuan gaya
(kN). Dalam beberapa literatur digunakan
istilah pile capacity atau pile carrying
capacity.
2.6.1 Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Bor Gambar 1 Daya dukung ujung bored pile
Daya dukung ultimate pondasi tiang bor pada tanah pasir (Reese and Wright, 1977)
(bored pile) dapat dihitung berdasarkan data
hasil uji lapangan maupun berdasarkan data untuk N < 60 makaqp = 7 N (Ton/m2) < 400
parameter tanah hasil pengujian di (Ton/m2).
laboratorium dengan mengikuti rumus untuk N > 60 maka qp = 400 (Ton/m2). N =
umum yang diperoleh dari penjumlahan Nilai rata-rata SPT.
tahanan ujung dan tahanan selimut tiang. b. Daya dukung selimut Bored Pile (skin
2.6.1.1 Daya Dukung Berdasarkan Data friction)
Standard Penetration Test Qs = fs.L.P…………………...……......(4)
metode untuk menghitung daya dukung Qs = Daya dukung ultimate selimut tiang
berdasarkan data SPT adalah sebagai (Ton).
berikut: fs = Gesekan selimut tiang per satuan luas
Metode Reese and Wright (1977) (α x Cu). (Ton/m2).
a. Daya dukung ujung pondasi bored pile L = Panjang tiang (m).
(end bearing) P = Keliling penampang tiang (m).
Qp = qp.Ap …….……………………. …(1) Bila bored pile terletak pada tanah yang
dimana: berlapis, maka formula tersebut dapat
Qp = Daya dukung ultimate ujung tiang dimodifikasi sebagai berikut :
(Ton). Qs = ∑ 𝑓 . 𝐿. 𝑝………….……………...…(5)
qp = Tahanan ujung per satuan luas Dimana:
(Ton/m2). Qs = Daya dukung ultimate selimut tiang
Ap = Luas penampang pondasi tiang bor (Ton).
(m2). fs = Gesekan selimut tiang per satuan luas (α
x Cu). (Ton/m2).
Untuk tanah Kohesif L = Tebal lapisan tanah yang bergesekan
qp = 9 . Cu……………………………….(2) (m).
dimana: P = Keliling penampang tiang (m).
Cu = Kohesi tanah, (Ton/m2) Gesekan selimut tiang per satuan luas
= . N . 10 ……………………... (3) dipengaruhi oleh jenis tanah dan parameter
kuat geser tanah. Untuk tanah kohesif dan
non kohesif dapat dihitung dengan formula:
Untuk tanah non Kohesif Untuk Tanah Kohesif
Reese and Wright (1977) mengusulkan fs = α.Cu ………………………………...(6)
korelasi antara qp dan N-SPT seperti terlihat Dimana:
pada Gambar 1. α = Faktor adhesi.
Berdasarkan penelitian Reese and Wright
(1977) α = 0,55
Cu= Kohesi tanah (ton/m2).
Untuk Tanah non Kohesif
Dimana untuk N < 53 maka fs = 0,32 N-SPT
(Ton/m2).
Untuk 53 < N < 100 maka fs diperoleh dari
korelasi langsung dengan NSPT (Reese dan
Wright, 1977) mengenai tahanan geser (1956) ditunjukkan dalam Tabel 1. Nilai-nilai
seperti pada Gambar 2. nh yang lain, ditunjukkan dalam Tabel 2.

Tabel 1 Nilai-nilai nh untuk tanah granular (c = 0)


(Tomlinson, 1977)

Gambar 2 Tahanan geser selimut bored pile Tabel 2 Nilai-nilai nh untuk tanah kohesif
pasiran (Reese dan Wright, 1977) (Hardiyatmo, 2011)

2.8.2 Kapasitas Daya Dukung Lateral Tiang


Bored Pile
Dalam analisis gaya lateral, tiang-tiang
perlu dibedakan menurut model ikatannya
dengan pelat penutup tiang. Model ikatan
tersebut sangat mempengaruhi kelakuan
tiang dalam mendukung beban lateral.
Tiang-tiang dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
• Tiang ujung jepit (fixed end pile)
Definisi tiang ujung jepit (fixed end
pile) menurut McNulty adalah tiang yang
ujung atasnya terjepit (tertanam) dalam 2.8.2.1 Metode Broms
pelat penutup kepala tiang paling sedikit Metode perhitungan ini menggunakan teori
sedalam 60 cm (24 inch). tekanan tanah yang disederhanakan dengan
• Tiang ujung bebas (free end pile) menganggap bahwa sepanjang kedalaman tiang,
Tiang ujung bebas adalah tiang yang tanah mencapai nilai ultimit.
bagian atasnya tidak terjepit atau terjepit  Tiang Ujung Bebas
kedalam pelat penutup kepala tiang tetapi Untuk tiang pendek, tiang dianggap berotasi
kurang dari 60 cm. di dekat ujung bawah tiang. Tekanan yang
Untuk menentukan tiang termasuk terjadi ditempat ini dianggap dapat digantikan
tiang panjang atau tiang pendek perlu oleh gaya terpusat yang bekerja pada ujung
diketahui faktor kekakuan tiang. Faktor bawah tiang.
kekakuan tiang dapat diketahui dengan Hu =
,
…………………………...….(9)
menghitung factor faktor kekakuan R dan
T. Momen maksimum terjadi pada jarak f di
Faktor kekakuan untuk modulus tanah lempung bawah permukaan tanah, dimana:
(R) dinyatakan oleh Persamaan berikut : Hu=1,5γdKpf2……………………………...(10)
Lokasi momen maksimum:
𝑅= ……………..……………... (7)
f = 0,85 ……………………..……..(11)
.
Faktor kekakuan untuk modulus tanah granular
dinyatakan oleh Persamaan : Sehingga momen maksimum diperoleh
dengan persamaan berikut :
𝑇= …………...………………..(8) Mmaks = Hu (e + 1,5f) …....................……(12)
Koefisien variasi modulus (nh) diperoleh  Tiang Ujung Jepit (Fixed-end Piles)
Terzhagi secara langsung uji beban tiang dalam Model keruntuhan untuk tiang-tiang pendek
tanah pasir yang terendam air. Nilai-nilai nh (kaku). keruntuhan tiang berupa translasi, beban
yang disarankan oleh Terzaghi dan Reese dkk lateral ultimit dinyatakan oleh :
Hu = 1,5 d γ 𝐿 Kp ………………………(13) Pemodelan Mohr – Coulomb
Sedangkan untuk tiang ujung jepit yang mengasumsikan bahwa perilaku tanah bersifat
tidak kaku (tiang panjang), dimana momen plastis sempurna (Linear Elastic Perfect Plastic
maksimum mencapai My di dua lokasi (Mu+ Model), dengan menetapkan suatu nilai
=Mu-) maka Hu dapat diperoleh dari persamaan tegangan batas dimana pada titik tersebut
berikut: tegangan tidak lagi dipengaruhi oleh regangan.
𝐻 = ……………………………...….(14) Input parameter meliputi lima buah parameter
yaitu :
Dan nilai f dapat dicari dengan Persamaan (11), • modulus Young ( E ), rasio Poisson ( υ )
kemudian disubstitusikan ke Persamaan (14), yang memodelkan keelastisitasan tanah
sehingga nilai Hu menjadi: • kohesi ( c ), sudut geser ( ϕ ) memodelkan
𝐻 = ...………….………...….(15) perilaku plastis dari tanah
, • dan sudut dilantasi ( ψ ) memodelkan
Dimana: perilaku dilantansi tanah
Hu = beban lateral (kN)  Model Tanah Lunak (Soft Soil)
Kp = koefisien tekanan tanah pasif Seperti pada pemodelan Mohr – Coulomb,
= tan2(45o+ϕ/2) batas kekuatan tanah dimodelkan. dengan
My = momen ultimate (kN-m) parameter kohesi (c), sudut geser dalam tanah
d = diameter tiang (m) (ϕ), dan sudut dilantasi (ψ). Sedangkan untuk
f = jarak momen maksimum dari permukaan kekakuan tanah dimodelkn menggunakan
tanah (m) parameter λ* dan k*, yang merupakan
γ = berat isi tanah (kN/m3) parameter kekakuan yang didapatkan dari uji
e = jarak beban lateral dari permukaan tanah triaksial maupun oedometer.
(m) = 0 2.10 Efisiensi Pondasi Bored Pile
Kapasitas lateral tiang (Hu) juga dapat Kapasitas ultimate kelompok tiang dengan
diperoleh secara grafis. Hu diperoleh dari memperlihatkan faktor efisiensi tiang
Gambar 3. Nilai Hu yang diperoleh dari grafik dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
tersebut harus mendekati nilai Hu yang dihitung Qg = Eg . n. Qa …………………..…………(16)
secara manual pada Persamaan (14) dan dimana :
Persamaan (15). Qg = Beban maksimum kelompok tiang yang
mengakibatkan keruntuhan (kg)
Eg = Efisiensi kelompok tiang (%)
n = Jumlah tiang dalam kelompok
Qa = Beban maksimum tiang tunggal (kg)
Persamaan untuk menghitung efisiensi
kelompok tiang adalah sebagai berikut :
 Metode Converse-Labarre
( ). ( ).
𝐸 =1 − 𝜃 …….…...…..(17)
. .
 Metode Los Angeles Group
𝐸 =1 − [𝑚(𝑛 − 1) + 𝑛(𝑚 − 1) +
. . .
Gambar 3 Kapasitas beban lateral pada tanah √2(𝑛 − 1)(𝑚 − 1) .……………...….(18)
granular; (a) tiang pendek, (b) tiang panjang  Seiler – Keeney Formula
(Tomlinson, 1977) 𝐸 = 1 − +
,
……(19)
( )

2.9 Perhitungan Menggunakan Bantuan Dimana :


Program Plaxis Eg = Effisiensi kelompok tiang
Dalam menggunakan program Plaxis, m = Jumlah baris tiang
pengguna harus mengetahui terlebih dahulu n = Jumlah tiang dalam satu baris
konsep pemodelan yang akan dipilih. Sebelum 𝜃 = Arc tg D/S, dalam derajat
melakukan perhitungan secara numerik, maka s = Jarak pusat ke pusat antara tiang (cm)
terlebih dahulu dibuat model dari pondasi tiang d = Diameter tiang (cm)
pancang yang akan dianalisis. 2.11 Penurunan Elastik Pondasi Bored Pile
Di dalam program Plaxis ada beberapa Penurunan segera atau penurunan elastis
jenis permodelan tanah antara lain model tanah adalah penurunan pondasi yang terletak pada
Mohr – Coulomb dan model Soft Soil. tanah berbutir halus yang jenuh dan dapat dibagi
 Model Mohr-Coulumb menjadi tiga komponen. Penurunan total adalah
jumlah dari ketiga komponen tersebut, yang perlu dan secara garis besar diuraikan sebagai
ditunjukkan pada Persamaan di bawah ini: berikut:
S = Se(1) + Se(2) + Se(3) ………..........…...…..(20) 1. Tahapan pertama adalah melakukan review
Dengan: dan studi kepustakaan terhadap text book
S = Penurunan Total dan jurnal-jurnal yang terkait dengan
Se(1) = Penurunan elastis dari tiang pondasi tiang, permasalahan pada pondasi
Se(2) = Penurunan tiang yang disebabkan oleh tiang serta desain dan pelaksanaan
beban di ujung tiang pemboran tiang.
Se(3) = Penurunan tiang yang disebabkan oleh 2. Tahapan kedua adalah peninjauan
beban di sepanjang batang tiang langsung ke lokasi proyek dan menentukan
ξ . lokasi pengambilan data yang tersedia.
Se(1) = ……...……..……….(21) 3. Tahap ke tiga mengumpulkan data-data
.
. dari pihak konsultan dan pelaksana
Se(2) = ………………………..…...(22)
. lapangan.Data yang diperoleh adalah:
Se(3) =
.
…………………….........…(23) a) Data hasil SPT
. b) Daya dukung tiang dari hasil pengujian
Dimana: Pile Driving Analyzer (PDA)
Qwp = Daya dukung yang bekerja pada ujung c) Struktur Organisasi Proyek dan detail
tiang dikurangi daya dukung friction pondasi
(kN) 4. Tahap ke empat adalah menganalisis data
Qws = Daya dukung friction (kN) dengan menggunakan data-data di atas
Ap = Luas penampang tiang (m2) berdasarkan formula yang ada.
L = Panjang tiang (m) 5. Tahap ke lima menganalisis terhadap hasil
Ep = Modulus elastisitas dari bahan tiang perhitungan yang dilakukan dan membuat
(kN/m2) kesimpulan.
ξ = Koefisien dari skin friction, = 0,67
d = Diameter Tiang (m) 4. Hasil dan Pembahasan
qp = Daya dukung Ultimate(kN) 4.1 Pendahuluan
Cp = Koefisien empiris (Tabel 3) Pada bab ini, penulis akan mengaplikasikan
Cs = Konstanta empiris metode perhitungan daya dukung yang telah
disampaikan pada Bab II. Daya dukung tiang
Cs = 𝐿
0,93 + 0,16 𝑑 . 𝐶 ……...…(24) akan dihitung dengan menggunakan data
Standard Penetration Test (SPT) yaitu jumlah
pukulan palu (N-Value), hasil perhitungan,Plaxis
Tabel 3 Nilai koefisien empiris (Cp) (Das, 1995)
dan hasil pengujian PileDriving Analizer (PDA).
4.2 Menghitung Kapasitas Daya Dukung
Bored Pile
4.2.1 Menghitung Kapasitas Daya Dukung
Bored Pile dari Data SPT
Untuk menghitung kapasitas daya
2.12 Perhitungan Desain Pondasi Bored Pile dukung ultimit pondasi bored pile
Untuk desain pondasi dengan tulangan, menggunakan data SPT (Standard Penetration
kebanyakan menggunakan desain dengan Test) dilakukan perlapisan tanah menggunakan
kekuatan beton (fc) yang merupakan fc’/4 (Das, metode Reese and Wright (1977).
1995). Diameter yang digunakan dapat dihitung Dari persamaan (1) dan (5) diperoleh
dengan persamaan: Qp dan Qs untuk tanah pasir pada kedalaman
fc = 0,25 ; 𝑓 𝑐 = = …………….(25) pondasi bored pile 33 m:
Qp = 474,60 ton
𝐷 = = 2,257 …………..(26) Qs = 991,45 ton
. , Qu = Qp + Qs
=1466,05 ton
3. Metodologi Penelitian 4.2.2 Daya Dukung Bored Pile dengan
Diagram alir dalam penulisan tugas Data PDA
akhir ini : Hasil Tes PDA pada bored pile Pier-50 didapat
Untuk mencapai maksud dan tujuan studi ini, besar daya dukung tiang 822,90 ton.
dilakukan beberapa tahapan yang dianggap
4.2.3 Daya Dukung Lateral Pondasi Bored Maka kapasitas daya dukung ultimate kelompok
Pile tiang :
Dengan menggunakan Persamaan (8) dapat di Qg = Eg . n. Qa
hitung faktor kekakuan modulus tanah yang tidak = 4588,49 ton
konstan yaitu:
T = 2,376 m 4.4 Daya Dukung dan Penurunan Bored Pile
L ≥ 4T dengan Software Plaxis
33 m ≥ 9,504 m (tiang panjang) Buat pemodelan cluster tanah seperti kondisi
Koefisien tekanan tanah pasif di lapangan, kemudian masukkan parameter-
Kp = 𝑡𝑎𝑛 (45 + )
∅ parameter tanah untuk setiap jenis tanah yang ada
di lapangan.
= 4,997
Kemudian bentuk mesh dan tentukan nilai
Maka, dengan menggunakan Persamaan (13)
tekanan air pori serta tegangan efektifnya. Lalu
didapat:
modelkan langkah perhitungan serta tentukan
Hu = 212554,091 kNm > 1525 kNm
titik tinjauan dan mulai program untuk
Mmax> My, maka tanah tidak akan runtuh
melakukan perhitungan.
sehingga gaya horizontal untimit (Hu) ditentukan
Setelah perhitungan berjalan dan selesai,
oleh kekuatan bahan tiang dalam menahan beban
maka akan diperoleh besar nilai Σ-MSF pada tab
momen.
Multipliers, seperti pada Gambar 5 berikut:
Cek nilai Hu yang terjadi dengan Persamaan (15),
Hu = 1607,14 kN = 157,499 ton
Cek terhadap grafik
Tahanan momen lentur: = 6,782
. .
Setelah diplot ke dalam Gambar 3 b didapat nilai
ultimate lateral resistance sebesar 7. Lalu
masukkan ke dalam Persamaan yang ada di
grafik.
Hu = 7 x Kp x γ x d3 = 128,53 ton

4.3 Daya Dukung Kelompok Tiang Gambar 5 Hasil kalkulasi dan besar nilai
Berdasarkan Gambar 4, struktur kelompok MSF pada phase 4
bored pile pada Pier - 50 dapat dibuat sketsa
seperti di bawah ini: Nilai Σ-MSF (setelah konsolidasi) sebesar
5,862. Maka Qu titik Bore Hole - 20 adalah :
Qu = Σ Msf x 145,200 ton
= 851,16 ton
Hasil perhitungan berdasarkan SPT, Plaxis
dan PDA diperoleh nilai daya dukung ultimate
untuk diameter 1,200 m pada Bore Hole – 20
seperti tampak pada Tabel 4.

Tabel 4 Perbandingan hasil nilai Qu


Gambar 4 Struktur kelompok bored pile P-50

Dengan menggunakan Persamaan (17), (18), dan


(19)
 Metode Converse – Labarre
Eg = 0,697
= 69,7%
 Metode Los Angeles Group Penurunan pondasi dapat ditinjau dalam dua
𝐸 = 0,773 keadaan yakni sebelum dan sesudah konsolidasi.
= 77,3 % dari hasil perhitungan dengan program Plaxis
 Metode Seiler - Keeney didapat hasil penurunan seperti pada Tabel 5.
𝐸 = 0,838
=83,8 %
Tabel 5 Penurunan tanah dengan program Plaxis Tabel 6 Perbandingan Nilai Tekanan Air Pori

Dapat dilihat bahwa tidak terjadi penurunan


Dari nilai tersebut dapat dilihat bahwa besar
lagi setelah proses konstruksi selesai. Pada
tekanan air pori ekses sebelum konsolidasi dan
umumnya saat tiang baru selesai dicor maka akan
sesudah konsolidasi berkurang sehingga daya
terjadi penurunan yang belum stabil, penurunan
dukung tanah meningkat.
akan terus berlangsung selama proses
Perbandingan nilai tekanan air pori ekses
konsolidasi.
sebelum dan setelah konsolidasi dapat dilihat
Perbandingan penurunan sebelum dan setelah
pada Gambar 8 dan 9.
konsolidasi dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.

Gambar 8 Excess pore pressure sebelum konsolidasi


Gambar 6 Penurunan tanah sebelum konsolidasi

Gambar 9 Excess pore pressure setelah konsolidasi


Gambar 7 Penurunan tanah setelah konsolidasi
4.5 Penurunan Elastik Bored Pile
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa
Berdasarkan Persamaan (21),(22),(23)
besar nilai tekanan air pori ekses dari Program
Se(1) = 0,006511 m
Plaxis memberikan hasil yang berbeda antara
Se(2) = 0,012428 m
keadaan plastis dan konsolidasi.
Se(3) = 0,001440 m
Sehingga didapat nilai total penurunan elastik
dengan Persamaan (20)
S =Se(1) + Se(2) + Se(3) 6. Lamanya waktu proses konsolidasi yang
= 20,38 mm berlangsung dengan Program Metode
4.6 Evaluasi Diameter Pondasi Bored Pile Elemen Hingga adalah 0,55 hari
Diameter pondasi bored pile yang dibutuhkan 7. Dari hasil perhitungan di atas, nilai daya
untuk memikul beban yang terjadi diatasnya dukung tanah berdasarkan hasil SPT cukup
signifikan namun pengujian PDA test, dan
menggunakan persamaan (26) dan (27)
Plaxis tidak jauh berbeda. Sehingga dapat
SF = 2 digunakan sebagai pembanding.
Qu = 411,45 ton 8. Dari hasil evaluasi diameter pondasi bored
f’c = k-350 = 3500 ton/m2 pile, didapat Daktual ≥ Dperlu, maka diameter
Ds = 77 cm yang digunakan dapat dikatakan memenuhi
Didapat diameter 77 cm diameter yang diperlukan.
Sehingga digunakan bored pile ϕ120 cm
5.2 Saran
5. Kesimpulan dan Saran 1. Untuk pengujian di lapangan, pengujian
5.1 Kesimpulan dengan PDA lebih baik diiringi dengan
Berdasarkan hasil perhitungan pada melakukan loading test untuk hasil yang
proyek pembangunan Jalan Layang Kereta Api lebih akurat.
Medan-Bandar Khalipah, maka dapat diambil 2. Dalam pemodelan beban lateral, program
kesimpulan sebagai berikut: Plaxis tidak dapat menentukan apakah tiang
1. Hasil perhitungan daya dukung ultimit merupakan tiang panjang (elastic pile) atau
untuk diameter 1,20 m dan Panjang tiang 33 tiang pendek (short rigid pile), maka dari itu
m pada Bore Hole – 20 dari data SPT sebaiknya perhitungan menggunakan
didapat Qu= 1466,05 ton dengan metode analitis dimana pada penelitian ini
perbandingan sebesar 178,16% terhadap digunakan metode Broms.
data PDA, dari program Plaxis setelah 3. Dalam pemodelan program Plaxis,pada
konsolidasi didapat Qu= 851,16 ton dengan proses perhitungan parameter kohesi tanah
perbandingan sebesar 103,43% terhadap sebaiknya dibuat kecil (≠0) agar proses
data PDA, dimana Qu hasil pengujian PDA perhitungan berjalan lebih mudah.
=822,90 ton 4. Dalam perhitungan daya dukung kelompok
2. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung tiang sebaiknya digunakan nilai terkecil
ultimit lateral bored pile dengan metode dimana pada penelitian ini digunakan
Broms pada diameter 1,20 secara analitis efisiensi dari hasil perhitungan
didapat Qu= 157,50 ton dan secara grafis menggunakan metode Converse – Labarre
didapat Qu= 128,53 ton. Hasil pengujian dimana didapat nilai efisiensi sebesar 0,69.
dengan Plaxis tidak digunakan dikarenakan
Plaxis tidak dapat menentukan apakah tiang
DAFTAR PUSTAKA
termasuk tiang panjang atau tiang pendek
Akbar, A., Khilji, S., Khan S. B., Qureshi,
sehingga keakuratannya rendah.
3. Hasil penurunan bored pile yang diperoleh M. S., dan Sattar, M., 2008. Shaft
dengan Metode Penurunan Elastis = 20,38 Friction of Bored Piles in Hard
mm, dengan program Plaxis = 8,46 mm, dan Clay, Pak. J. Engg. & Appl. Sci.
dari pengujian PDA = 1,00 mm Vol. 3 Jul 2008 (p.54 – 60).
4. Hasil Perhitungan nilai efisiensi kelompok
tiang (Eg) dengan Metode Converse- Andi, Y., dan Fahriani, F., 2014, Analisis
Labarre = 69,70%, Metode Los Angeles = Daya Dukung Pondasi Tiang
77,30% dan Metode Seiler – Keeney = Pancang Diverivikasi Dengan
83,80%. Maka efisiensi kelompok tiang Hasil Uji Pile Driving Analysis
(Eg) diambil sebesar 69,70% (Metode dan Capwap (Studi Kasus Proyek
Converse-Labarre). Maka hasil
perhitungan nilai daya dukung kelompok Pembangunan Gedung Kantor
(Qg) sebesar 4588,49 ton. Bank Sumsel Babel di
5. Nilai tekanan air pori pada Bore Hole-20 Pangkalpinang), Jurnal Fropil Vol
menggunakan program Plaxis Sebelum 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014.
Konsolidasi = 5,71 kN/m2 dan Setelah
Konsolidasi = 5,44 kN/m2 Bowles, J. E., 1984, Foundation Analysis and
Design, Terjemahan oleh Pantur
Silaban. Jilid II, Penerbit Erlangga, Jusi, U., 2015. Analisa Kuat Dukung Pondasi
Jakarta. Bored Pile berdasarkan Data
Pengujian Lapangan (Cone dan N-
Darma, S., dan Roesyanto., 2015, Analisis daya
Standard Penetration Test), Jurnal
dukung pondasi bored pile tunggal
Teknik Sipil Sekolah Tinggi
diameter 100 cm pada proyek
Teknologi Pekanbaru.
pembangunan Hotel Grandhika,
Medan. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Karya, A. W., 2015. Perbandingan Analisa
Teknik Universitas Sumatera Utara. Besar Daya Dukung Pondasi Bore
Das, B. M., Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Pile menggunakan Elemen Hingga
Rekayasa Geoteknis) 1, Jakarta : terhadap Metode Analitik dan Metode
Erlangga 1995 Loading Test (Studi Kasus Proyek
Pembangunan Manhattan Mall dan
Das, B. M., Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Condominium), Jurusan Teknik Sipil,
Rekayasa Geoteknis) 2, Jakarta : Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Erlangga 1995. Utara.

Das, B. M., 2011, Principles of Foundation Manual PLAXIS Version 8.6.


Engineering, SI Seventh Edition
(repaired by Utan), Cengage Pradira, I. T., 2018, Analisa Daya Dukung dan
Learning, Stamford. Penurunan Elastik Pondasi Tiang
Bor (Bore Pile) dengan menggunakan
Hardiyatmo, H. C., 2002, Teknik Fondasi 1, Edisi
kedua jilid 2, Yogyakarta : Beta Metode Analitis dan Metode Elemen
Offset. Hingga (Studi Kasus Proyek Jalan
Layang Kereta Api Medan-Bandar
Harstanto, C., dkk., 2015, Analisa Daya Dukung Khalipah KM 2+600), Jurusan
Tiang Bor (Bored Pile) pada Struktur Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Pylon Jembatan Soekarno dengan Universitas Sumatera Utara.
Plaxis 3D, Jurnal Ilmiah Media
Engineering. Simanjuntak, I. T. H., 2015, Analisis Daya
Dukung Pondasi Tiang Bor Kelompok
Hulu, H. B., 2015. Analisa Daya Dukung pada Proyek Pembangunan Gedung
Pondasi Bored Pile dengan Pendidikan Fak. MIPA Universitas
Menggunakan Metode Analitis (Studi Negeri Medan (UNIMED), Jurusan
Kasus Proyek Pembangunan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Manhattan Mall dan Condominium), Universitas Sumatera Utara.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.

Ibrahim, A. M., Malik, I., and Omar, O. A.,


2012, Assessment of load-carrying
capacity of bored pile in clay soil
using different methods, International
Journal of Engineering Research and
Applications (IJERA) ISSN: 2248-
9622.

Ivšić, T., Bačić, M., and Librić, L., 2013,


Estimation of bored pile capacity and
settlement in soft soil, Građevinar 65
(2013) 10, 901-918. UDK
624.154.001.2:624.044/.46

Anda mungkin juga menyukai