ABSTRAK
Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu pekerjaan teknik sipil,
karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban yang bekerja diatasnya yaitu beban
konstruksi atas. Penggunaan pondasi bored pile pada Proyek Jalan Layang Kereta Api oleh
Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang berada di tengah kota yang padat merupakan pilihan tepat,
karena dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan di sekitarnya jika menggunakan tiang pancang
serta desain diameter pile yang dibutuhkan relatif besar. Penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai
daya dukung aksial perencanaan pondasi bored pile berdasarkan data SPT, menggunakan metode
Reese and Wright, Metode Elemen Hingga dengan Software Plaxis. Daya dukung lateral
menggunakan metode Broms, serta dihitung penurunan elastik bored pile yang terjadi. Perhitungan
daya dukung aksial tiang bor menggunakan data SPT dengan metode Reese & Wright yaitu sebesar
1466,05 Ton pada kedalaman 33 m. Dari hasil PDA test juga didapat daya dukung ultimit pada
kedalaman 33 m adalah 822,90 ton, tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan dengan software
plaxis sebesar 851,16 ton pada kedalaman 33 m. Daya dukung lateral berdasarkan Metode Broms
pada Bore Hole - 20 secara analitis sebesar 157,50 Ton dan secara grafis sebesar 128,53 Ton.
Penurunan elastis tunggal yang dihasilkan sebesar 20,38 mm. Penurunan dengan software plaxis
adalah sebesar 8,46 mm. Dari keseluruhan metode perhitungan daya dukung serta penurunan yang
terjadi akibat beban kerja, pondasi bored pile masih dalam kategori aman.
Kata Kunci : Kapasitas Daya Dukung, SPT, PDA, Plaxis, Penurunan Elastis
ABSTRACT
Foundation is a very important work in civil engineering because a foundation carries and
holds a load that works on it, which is the upper construction load. The use of bored pile foundation
in the Overpass Railway Project by the Directorate General of Railways in the middle of a crowded
city is the right choice because it can cause damage to the surrounding buildings if using piles and
the required pile diameter design is relatively large. This study aims to find the axial bearing
capacity of bored pile foundation planning based on SPT data, using the Reese and Wright method,
Finite Element Method with Plaxis Software. The lateral bearing capacity uses the Broms method,
and the settlement of elastic bored pile occurred is calculated. The calculation of axial bearing
capacity of the bored pile uses SPT data with the Reese & Wright method which is equal to 1466.05
ton at 33 m depth. From the results of PDA test, it is also found that the ultimate bearing capacity
at a depth of 33 m is 822.90 ton, not much different from the results of calculations with plaxis
software of 851.16 ton at a depth of 33 m. Lateral bearing capacity based on the Broms Method in
the Bore Hole - 20 analytically is 157.50 tons and graphically is 128.53 tons. The results of a single
elastic settlement is 20.38 mm. The settlement with plaxis software is 8.46 mm. From the overall
method of calculating bearing capacity and settlement occurred due to workload, the bored pile
foundation is still in the safe category
Keywords: Bearing Capacityl, SPT, PDA, Plaxis, Elastic Settlement
.
1. Pendahuluan lubang bor dengan memasukkan tabung sampel
Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang yang berdiameter 35 mm sedalam 305 mm,
sangat penting dalam suatu pekerjaan teknik kedalam tanah pada dasar lubang bor dengan
sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan memakai suatu beban penumbuk dengan berat
menahan suatu beban yang bekerja diatasnya 140 lb (63 kg) yang dijatuhkan dari ketinggian 30
yaitu beban konstruksi atas. in (75 cm). Setelah memasuki kedalam tanah 6 in
(15 cm) jumlah pukulan ditentukan untuk
Pondasi bored pile adalah pondasi tiang memasukkannya kedalam sedalam 12 in (30cm)
yang pemasangannya dilakukan dengan berikutnya. Jumlah pukulan ini disebut nilai N (N
mengebor tanah pada awal pengerjaannya, baru value) atau Number of blows.
kemudian diisi dengan tulangan dan di cor 2.3 Pondasi Dalam (Deep Foundation)
dengan beton. Apabila kekuatan tanah tidak Merupakan pondasi yang dipergunakan
mampu memikul beban pondasi, maka untuk meneruskan beban ke lapisan tanah yang
penurunan yang berlebihan atau keruntuhan mampu memikulnya dan letaknya cukup dalam.
dari tanah akan terjadi, kedua hal tersebut Menurut “Bowles (1997)”, sebuah pondasi
menyebabkan kerusakan konstruksi yang harus mampu memenuhi beberapa persyaratan
berada di atas pondasi tadi. Dalam stabilitas dan deformasi, seperti :
perencanaannya, sangatlah penting dilakukan
Pondasi dalam sering juga di sebut
analisis mengenai daya dukung pondasi.
dengan pondasi tiang, dari segi pelaksanaannya
Tujuan dari tugas akhir ini untuk menghitung
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
daya dukung tiang dari hasil standar penetrasi
a. Pondasi tiang pancang beton bertulang
test (SPT), dari data PDA test, serta
membandingkan hasil daya dukung tiang dari pracetak (precast reinforced concrete pile).
beberapa penyelidikan yang dilakukan pada b. Pondasi tiang cor di tempat (cast in place),
tiang kelompok berdasarkan nilai efisiensi. sering disebut dengan tiang bored pile.
2.4 Pile Driving Analyzer (PDA)
2. Tinjauan Pustaka Uji pembebanan dinamis yang mulai
2.1 Tinjauan Umum berkembang adalah uji Pile Driving Analyzer
Pondasi ialah bagian dari suatu sistem (PDA) yang dikembangkan di Case Institute
rekayasa yang meneruskan beban yang of Technology, Ohio (Goble, 1970). PDA
ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri adalah suatu sistem yang terdiri dari suatu
kepada dan ke dalam tanah dan batuan yang perangkat elektronik komputer dan
terletak di bawahnya (Bowles, 1997). Suatu dilengkapi dengan sensor accelerometer dan
perencanaan pondasi dikatakan benar apabila strain transducer.
beban yang diteruskan oleh pondasi ke tanah 2.5.1 Prosedur Pengujian Dinamik PDA
tidak melampaui kekuatan tanah yang Test
bersangkutan (Das, 1995). Metode pengujian dinamik pada tiang
pancang mengacu pada ASTM-D4945. Proses
pengujian diringkas adalah sebagai berikut:
2.2 Penyelidikan Tanah (Soil Investigation) a. Menyiapkan benda uji, yaitu tiang pancang
Penyelidikan tanah (Soil Investigation) beton bertulang yang sudah cukup umur
adalah proses pengambilan contoh (sample) untuk menahan pukulan hammer.
tanah yang bertujuan untuk menyelidiki Permukaan benda uji harus bersih dan rata
karakteristik tanah tersebut. Dalam mendesain untuk menjaga kualitas hasil pengujian.
pondasi, penting bagi para engineer untuk b. Memasang sensor (Strain transducer dan
mengetahui sifat setiap lapisan tanah (seperti accelerometer) pada jarak minimal 2kali
berat isi tanah, daya dukung, ataupun daya diameter tiang pancang dari tepi atas tiang
rembes) dan juga ketinggian muka air tanah. pancang.
Oleh sebab itu soil investigation adalah c. Memasukan data-data umum proyek
pekerjaan awal yang harus dilakukan sebelum penelitian tiang,dan instrumen pengujian
memutuskan akan menggunakan jenis pondasi pada alat PAX
dangkal dan dalam. d. Memukul tiang dengan cara menjatuhkan
2.2.1 Standard Penetration Test (SPT) hammer yang beratnya dianggap dapat
Standard Penetration Test (SPT) sering memobilisasi daya dukung ultimit tiang.
digunakan untuk mendapatkan daya dukung Dengan tinggi jatuh sekitar 1 meter, berat
tanah secara langsung di lokasi. Pengujian palu umunya diambil 1-2% dari daya
langsung dilapangan dengan metode Standard dukung ultimit tiang. Untuk kasus ini
Penetration Test (SPT) dilakukan dalam satu digunakan hammer seberat 12 ton.
2.6 Kapasitas Daya Dukung Tiang Bor (Bored
Pile)
Yang dimaksud dengan kapasitas
dukung tiang adalah kemampuan atau
kapasitas tiang dalam mendukung beban.
Jika satuan yang digunakan dalam kapasitas
dukung pondasi dangkal adalah satuan
tekanan (kPa), maka dalam kapasitas
dukung tiang satuannya adalah satuan gaya
(kN). Dalam beberapa literatur digunakan
istilah pile capacity atau pile carrying
capacity.
2.6.1 Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Bor Gambar 1 Daya dukung ujung bored pile
Daya dukung ultimate pondasi tiang bor pada tanah pasir (Reese and Wright, 1977)
(bored pile) dapat dihitung berdasarkan data
hasil uji lapangan maupun berdasarkan data untuk N < 60 makaqp = 7 N (Ton/m2) < 400
parameter tanah hasil pengujian di (Ton/m2).
laboratorium dengan mengikuti rumus untuk N > 60 maka qp = 400 (Ton/m2). N =
umum yang diperoleh dari penjumlahan Nilai rata-rata SPT.
tahanan ujung dan tahanan selimut tiang. b. Daya dukung selimut Bored Pile (skin
2.6.1.1 Daya Dukung Berdasarkan Data friction)
Standard Penetration Test Qs = fs.L.P…………………...……......(4)
metode untuk menghitung daya dukung Qs = Daya dukung ultimate selimut tiang
berdasarkan data SPT adalah sebagai (Ton).
berikut: fs = Gesekan selimut tiang per satuan luas
Metode Reese and Wright (1977) (α x Cu). (Ton/m2).
a. Daya dukung ujung pondasi bored pile L = Panjang tiang (m).
(end bearing) P = Keliling penampang tiang (m).
Qp = qp.Ap …….……………………. …(1) Bila bored pile terletak pada tanah yang
dimana: berlapis, maka formula tersebut dapat
Qp = Daya dukung ultimate ujung tiang dimodifikasi sebagai berikut :
(Ton). Qs = ∑ 𝑓 . 𝐿. 𝑝………….……………...…(5)
qp = Tahanan ujung per satuan luas Dimana:
(Ton/m2). Qs = Daya dukung ultimate selimut tiang
Ap = Luas penampang pondasi tiang bor (Ton).
(m2). fs = Gesekan selimut tiang per satuan luas (α
x Cu). (Ton/m2).
Untuk tanah Kohesif L = Tebal lapisan tanah yang bergesekan
qp = 9 . Cu……………………………….(2) (m).
dimana: P = Keliling penampang tiang (m).
Cu = Kohesi tanah, (Ton/m2) Gesekan selimut tiang per satuan luas
= . N . 10 ……………………... (3) dipengaruhi oleh jenis tanah dan parameter
kuat geser tanah. Untuk tanah kohesif dan
non kohesif dapat dihitung dengan formula:
Untuk tanah non Kohesif Untuk Tanah Kohesif
Reese and Wright (1977) mengusulkan fs = α.Cu ………………………………...(6)
korelasi antara qp dan N-SPT seperti terlihat Dimana:
pada Gambar 1. α = Faktor adhesi.
Berdasarkan penelitian Reese and Wright
(1977) α = 0,55
Cu= Kohesi tanah (ton/m2).
Untuk Tanah non Kohesif
Dimana untuk N < 53 maka fs = 0,32 N-SPT
(Ton/m2).
Untuk 53 < N < 100 maka fs diperoleh dari
korelasi langsung dengan NSPT (Reese dan
Wright, 1977) mengenai tahanan geser (1956) ditunjukkan dalam Tabel 1. Nilai-nilai
seperti pada Gambar 2. nh yang lain, ditunjukkan dalam Tabel 2.
Gambar 2 Tahanan geser selimut bored pile Tabel 2 Nilai-nilai nh untuk tanah kohesif
pasiran (Reese dan Wright, 1977) (Hardiyatmo, 2011)
4.3 Daya Dukung Kelompok Tiang Gambar 5 Hasil kalkulasi dan besar nilai
Berdasarkan Gambar 4, struktur kelompok MSF pada phase 4
bored pile pada Pier - 50 dapat dibuat sketsa
seperti di bawah ini: Nilai Σ-MSF (setelah konsolidasi) sebesar
5,862. Maka Qu titik Bore Hole - 20 adalah :
Qu = Σ Msf x 145,200 ton
= 851,16 ton
Hasil perhitungan berdasarkan SPT, Plaxis
dan PDA diperoleh nilai daya dukung ultimate
untuk diameter 1,200 m pada Bore Hole – 20
seperti tampak pada Tabel 4.