Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

DI HIGHT CARE UNIT RSUD KOTA SEMARANG

OLEH :

AGUS PRASETYO

0903002

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KARYA HUSADA SEMARANG

2012
Inisial klien : Tn. S

Diagnosa : AMI, CHF

No. Reg : 226003

Tanggal : 1 Juni 2012

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran

a. Diagnosa keperawatan
 Gangguan pola nafas tidak efektif b.d nyeri.

b. Dasar pemikiran

Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara
normal elemen ini iperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali
bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi system
respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan O2 ditandai
dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian
jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Klien dalam situasi demikian
mengharapkan kompetensi perawat dalaam mengenal keadaan hipoksemia dengan
segera untuk mengatasi masalah. Pemberian terapi O2 dalam asuhan keperawatan,
memerlukan dasar pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya
O2 dari atmosfir hingga sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses
respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus memahami indikasi pemberian
O2, metode pemberian O2 dan bahaya-bahaya pemberian O2.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan

 Kolaborasi pemberian terapi oksigen ( O2 )


Pemberian terapi O2 bertujuan Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada
jaringan, Untuk menurunkan kerja paru-paru, Untuk menurunkan kerja jantung.

3. Prinsip – prinsip tindakan

a. Menggunakan prinsip bersih


b. Menyediakan alat-alat yang dibutuhkan (nasal kanul, humedifer dengan cairan
steril).
c. Mengatur peralatan oksigen dan humidifier
d. Memutar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat dapat berfungsi.
e. Mengatur posisi klien yang dapat membantu melonggarkan jalan nafas.
d. Memasang alat pemberian oksigen yang sesuai dan jauh dari api.
f. Menjelaskan tujuan dan prosedur.
Prosedurnya :

1. Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi ( periksa kembali ) perintah


pengobatan.

2. Siapkan klien dan keluarga.

Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya jika petunjuk keamanan diperhatikan dan
akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dipsnea.

3. atur peralatan oksigen dan humidifier


4. putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat dapat berfungsi.
5. pasang alat pemberian oksigen yang sesuai.
6. kaji kondisi klien secara teratur
7. Inspeksi peralatan secara teratur
8. catat data yang relevan pada dekumentasi keperawatan.

4. Analisa tindakan keperawatan

Pemberian oksigen dimaksudkan untuk memberikan tambahan oksigen pada klien yang
mengalami sesak nafas akibat obstruksi jalan nafas yang disebabkan karena adanya
sumbatan.

5. Bahaya – bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya

 Kebakaran

Oksigen bukan zat pembakar tetapi oksigen dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh
karena itu pasien dengan terapi pemberian oksigen harus menghindari/mambuka alat listrik
dalam area sumber oksigen, menghindari penggunaan tanpa “Ground”.

 Depresi Ventilasi

Pemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada
pasien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi.

 Keracunan Oksigen

Dapat terjadi bila terapi oksigen yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu relatif
lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasi dan kerusakan
surfaktan. Akibatanya proses difusi di paru akan terganggu.

6. Hasil yang didapat dan maknanya

S : - Klien mengatakan sesak berkurang

- Klien tampak rileks


O : - klien tidur dengan kaki diluruskan

- TD : 140/ 60, N : 131 x/m, RR : 41 x/m, S : 36,5º c.


- Terpasang O2 kanul

7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan
diatas ( mandiri dan kolaboratif )

a. Mandiri
- Pengaturan posisi
b. kolaborasi
- Pemberian obat digoxin, ISDN
- Pemasangan infus

8. Evaluasi diri

Dalam pemberian terapi oksigen, saya dapat melakukan dengan mandiri karena sebelumnya
sudah sering memberikan terapi O2 di bangsal sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai