Etika Baru
Etika Baru
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat di gunakan sebagai acuan bagi perlaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan tang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan
merupakan seuatu kewajiban dan tanggungjawab moral. (Mila Ismani, 2001)
Perawat professional tentu saja memahami kode etik atau aturan yang harus dilakukan,
sehingga dalam melakukan suatu tindakan keperawatan mampu berpikir kritis untuk memberikan
pelayanan asuhan keperawatan sesuai prosedur yang benar tanpa ada kelalaian.
1
Namun mengapa masih banyak terjadi berbagai bentuk kelalaian tanpa tanggung jawab dan
tanggung gugat? Hal ini dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan perawat dalam memahami kode
etik itu sendiri. Sehingga tindakan yang dilakukan adakalanya akan berdampak pada keselamatan
pasien. Oleh sebab itu, banyak perawat dimata masyarakat di anggap kurang berpotensi dalam
melakukan asuhan keperawatan yang pada akhirnya berdampak pada persepsi masyarakat pada
seluruh tenaga keperawatan. Oleh karena itu, sebagai calon perawat maupun para perawat harus
mampu memahami dengan baik dan benar tentang kode etik dan salah satu kuncinya yaitu banyak
membaca dan memahami pentingnya keselamatan pasien sehingga keinginan untuk mempelajari
kode etik sebagai landasan tindakan bisa lebih bermanfaat.
B. Tujuan Penulisan
C. Rumusan Masalah
2
BAB II
TINJUAN TEORI
Dengan demikian etika dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
adat istiadat, kebiasaan yang baik dan buruk secara moral serta motif atau dorongan
yang mempengaruhi perilaku manusia dalam berhubungan dengan orang lain yang
berdasarkan pada aturan-aturan serta prinsip yang mengandung tanggung jawab moral.
Etika berhubungan dengan hal yang baik dan tidak baik ,peraturan untuk perbuatan
atau tindakan yang mempunyai prinsip benar atau salah, prinsip moralitas karena etika
mempunyai tanggung jawab moral.
3
Sesuai dengan tujuan di atas, perawat ditantang untuk mengembangkan etika
profesi secara terus menerus agar dapat menampung keinginan dan masalah baru. Dan
agar perawat manjadi wasit untuk anggota profesi yang bertindak kurang professional
atau merusak keparcayaan masyarakat terhadap profesi keperawatan.
4
menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak memperhatikan
otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,padahal terdapat
gangguanatau penyimpangan
Implementasi dari Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan
baik dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat
menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara
umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko
serangan jantung.
3. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan . Nilai
ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan .
5
perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus
mengistrusikan pemberian transfuse darah. akhirnya transfuse darah ridak
diberikan karena prinsi beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi
penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.
5. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan
untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Implementasi dari prinsip veracity, Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh
perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk
menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti.
Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran
merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S
masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil,
suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu
bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada
perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat
tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan
intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik
kejujuran.
6. Fidelity (loyalty/ketaatan)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati
janji serta menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban
seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan itu
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa
tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
6
meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen
menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain.
7. Confidentiality (kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien
harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun
dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin kan oleh klien dengan
bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga
kesehatan lain harus dicegah.
8. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung
jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.
Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana tindakan seorang professional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
7
b. Pasal 28D ayat (1) UUD NKRI 1945 yang menyebutkan “setiap orang berhak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakukan yang sama di hadapan hukum”.
1) BAB 1 ketentuan umum, pasal 1 ayat 3
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
2) Pasal 1 ayat 4
Sarana kesehatan adalah tempat yang dipergunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
c. Pasal 34 ayat (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak
d. Pasal 28H ayat 1 menyatakan bahwa “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
e. Undang–Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pada
Pasal 9 ayat 3 berbunyi “Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat”
f. Undang-Undang Nomor. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 13
menyatakan :
1) Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di rumah sakit wajib
memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
2) Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di rumah sakit wajib memiliki izin
sesuai dengan ketentan peraturan perundang-undangan
3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien
g. UU Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan pasal 38.
h. UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan.
i. UU Kesehatan No. 14 tahun 1964 tentang Wajib Kerja Paramedis.
j. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peraturan Pemerintah
a. PP No.32/1996 Tentang tenaga kesehatan.
3. Permenkes
a. No. 148 tahun 2010 Izin penyelenggaraan praktik perawat.
8
b. No.262 tahun 1979 yang dimaksud dengan tenaga medis adalah lulusan
Fakultas Kedokteran atau Kedokteran Gigi dan "Pascasarajna" yang
memberikan pelayanan medik dan penunjang medik.
c. No.32 Tahun 1996 Tenaga Medik termasuk tenaga kesehatan. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan tersebut, yang dimaksud dengan tenaga medis meliputi
dokter dan dokter gigi. Tenaga medis adalah mereka yang profesinya dalam
bidang medis yaitu dokter, physician (dokter fisit) maupun dentist ( dokter
gigi ).
d. No. 1239 Tahun 2001 Tentang registrasi dan praktik keperawatan.
e. Salah satu upaya dalam memberikan perlindunganterhadap profesi perawat dan
masyarakat penerima jasa perawatan, ternyata belum mampu permasalahan
yang ada. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, nomor
HK.02.02/MENKES/1484/I/2010 tentang izin dan penyelenggaran praktik
perawat.
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
10
BAB IV
PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA
Hukor,Depkes. “Peraturan Perundang-Undangan”. Diakses pada 30 April 2018
http://www.hukor.depkes.go.id/ᄃ.
Gustinerz. 2015. Prinsip etika dalam keperawatan diakses pada tanggal 26 maret
2018. Pada laman https://gustinerz.com/
Muttaqin, dede jainal. 2013. Prinsip etika dalam keperawatan diakses pada
tanggal 26 maret 2018. Pada laman
https://sandaljepit32.blogspot.co.id/2013/08/makalah-prinsip-prinsip-
etika.html
12