ATAS
LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KOTA DEPOK
TAHUN ANGGARAN (TA) 2008
DI
DEPOK
Nomor : 23A/LHP/XVIII.BDG/05/2009
Tanggal : 20 Mei 2009
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… i
LAPORAN PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ............................... 1
LAPORAN KEUANGAN POKOK
1. Neraca Komparatif ..................................................................................................... 3
2. Laporan Realisasi Anggaran ...................................................................................... 5
3. Laporan Arus Kas ..................................................................................................... 7
4. Catatan atas Laporan Keuangan ................................................................................. 10
GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN
1. Dasar Hukum Pemeriksaan ........................................................................................ 35
2. Tujuan Pemeriksaan ................................................................................................... 35
3. Sasaran Pemeriksaan .................................................................................................. 35
4. Standar Pemeriksaan .................................................................................................. 36
5. Metode Pemeriksaan .................................................................................................. 36
6. Waktu Pemeriksaan . .................................................................................................. 38
7. Obyek Pemeriksaan ................................................................................................... 38
(Dalam Rupiah)
ASET
DANA CADANGAN -
Dana Cadangan
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan secara keseluruhan
1 PENDAPATAN
2 BELANJA
3 PEMBIAYAAN
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan secara keseluruhan
Jumlah 884.723.934.174,30
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan (233.906.936.903,57)
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan secara keseluruhan
1. PENDAHULUAN
a. Informasi Umum
Kota Administratif Depok, dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 43 Tahun
1981 yang peresmiannya diselenggarakan pada tanggal 18 Maret 1982.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya
Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Tingkat II Cilegon yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, Kota
Administratif Depok dihapus dan dibentuk menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Depok. Kotamadya Daerah
Tingkat II Depok diresmikan pada tanggal 27 April 1999 bersamaan dengan pelantikan Pejabat Walikotamadya
Kepala Daerah Tingkat II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal yang pada waktu itu menjabat
sebagai Walikota Kota Administratif Depok.
Sejak Juni 1999, sesuai dengan Pasal 121 dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah, sebutan “Kotamadya Daerah Tingkat II Depok” berubah menjadi “Kota Depok”.
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang dan
Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi dan
Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor;
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten
Daerah Tingkat II Bogor;
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten
Daerah Tingkat II Bogor.
a. Kecamatan Beji
b. Kecamatan Pancoran Mas
c. Kecamatan Sukmajaya
d. Kecamatan Limo
e. Kecamatan Cimanggis
f. Kecamatan Sawangan
2008 2007
Walikota DR. Ir. Nurmahmudi Isma’il, M.Sc DR. Ir. Nurmahmudi Isma’il, M.Sc
Wakil Walikota Drs. Yuyun Wira Saputra, MM Drs. Yuyun Wira Saputra, MM
Sekretaris Daerah Dra. Winwin Winantika, MM Dra. Winwin Winantika, MM
Asisten Pembangunan Ir. Abdul Haris, MPM Drs. Nana Sudjana, MM
Asisten Administrasi Drs. Iskandar Rais, M.Si Drs. Bambang Wahyudi, MM
Asisten Tata Praja Drs. Bambang Wahyudi, MM H. Kudsi Bambang, SH, MM
Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Ir. Khamid Wijaya Plt. Ir. Abdul Haris, MPM
Kepala Badan Pengawasan Daerah Drs. Mulyamto Plt. Drs. Mulyamto
Kepala Dinas Pendapatan Daerah Drs. Sayid Cholid Drs. Sayid Cholid
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ir. Herman Hidayat Plt. Ir. Herman Hidayat
Kepala Dinas Pertanian Drs. H. Rumanul Hidayat, SH,M.Si Ir. Khamid Wijaya
Kepala Dinas Kependudukan Drs. H. Dedi Setiadi, MM Plt. Jondra Putra, SP, M.Si
Kepala Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Ir. Walim Herwandi, M.Si Ir. Walim Herwandi, M.Si
Kepala Dinas Pendidikan Eti Suryahati, SE, M.Si Drs. Sriyamto, MM
Kepala Dinas Kesehatan dr. Mien Hartati dr. Rustono Pinangdjoyo, MM
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Sosial Drs. Moh. Ridwan, MM Drs. Moh. Ridwan, MM
Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Ir. Utuh Karang Topanesa, MM Drs. Rumanul Hidayat, MSc.
Kepala Dinas Lalu Lintas Angkutan
Jalan Drs. Dindin Djaenudin Eti Suryahati, SE
Kepala Dinas Pengelola Pasar Drs. Tutun Sufiyan Sulaiman, MM Drs. Tutun Sufiyan Sulaiman, MM
Kepala Dinas Tata Kota dan
Bangunan Ir. Rendra Fristoto, MM Ir. Utuh Karang Topanesa, MM
Kepala Kantor Pemadam Kebakaran H. Mumun M. Munir, SH, M.Si H. Mumun M. Munir, SH, M.Si
Kepala Kantor Polisi Pamong Praja Drs. Sariyo Sabani Drs. Sariyo Sabani
Kepala Kantor Pariwisata Drs. Gagah Sunu Sumantri, M.Pd Drs. Azwar Darmansyah, MM
Kepala Kantor Koperasi Drs. H. Achmad Soleh, MM Drs. Rahmat Subagyo, MM
Kepala Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Keluarga
Sejahtera Asep Roswanda, M.Pd Ir. Rendra Fristoto, MM
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa
Perlindungan Masyarakat Drs. Azwar Darmansyah, MM Drs. Atep Hikmat Rusdiana, MM
Komisi Pemilihan Umum Daerah
(KPUD) Drs. Ade Salam Drs. Kamil Sugandi
Camat Beji Drs. Taufan Abdul Fatah. MH Drs. Tatang Sudirman
Camat Pancoranmas Rd. Sudrajat S.Sos, M.Si Drs. Tedy Hasanudin
Camat Sukmajaya Drs. Muksit Hakim Nina Sujana, S.Sos, M.Si
Camat Cimanggis Agus Gunanto, SH, M.Si Lutfi Fauzi, SH
Camat Sawangan Drs. Usman Haliyana Drs. Usman Haliyana
Camat Limo Drs. Yayan Arianto, S.Sos, M.Si Drs. Yayan Arianto, S.Sos, M.Si
Jumlah anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Non PNS dari Kota Depok untuk tahun 2008 dan 2007
adalah sebagai berikut:
2008 2007
Anggota DPRD 44 45
PNS 7.110 6.828
Non-PNS 338 825
Jumlah 7.492 7.698
Konversi dilakukan dengan mengacu kepada Buletin Teknis No. 03 tentang “Penyajian Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan Konversi” yang diterbitkan oleh
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Konversi mencakup jenis laporan, basis akuntansi,
pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan pos-pos laporan keuangan, struktur APBD, klasifikasi anggaran,
aset, kewajiban, ekuitas, arus kas, serta catatan atas laporan keuangan.
Sejalan dengan pembagian kewenangan yang disebutkan diatas, maka pengaturan pembiayaan Daerah
dilakukan berdasarkan asas penyelenggaraan pemerintahan tersebut. Pembiayaan penyelenggaraan
pemerintahan berdasarkan asas desentralisasi dilakukan atas beban APBD, sedangkan pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelaksanaan asas dekonsentrasi dilakukan atas beban APBN
dan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka tugas pembantuan dibiayai atas beban
anggaran tingkat pemerintahan yang menugaskan.
Selanjutnya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayananan kepada masyarakat berdasarkan
asas desentralisasi, kepada Daerah diberikan kewenangan untuk memungut pajak dan retribusi (tax
assignment) dan pemberian bagi hasil penerimaan (revenue sharing) serta bantuan keuangan (grant) atau
dikenal sebagai Dana Perimbangan. Daerah juga diberikan kewenangan untuk melakukan pinjaman baik dari
dalam negeri maupun dari luar negeri. Pinjaman tersebut dapat berupa pinjaman jangka pendek untuk
membiayai kesulitan arus kas Daerah dan pinjaman jangka panjang untuk membiayai kebutuhan pengeluaran
untuk penyediaan sarana dan prasarana Daerah.
Sumber-sumber pembiayaan Daerah yang utama dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal meliputi :
Salah satu wujud dari pelaksanaan desentralisasi fiskal adalah pemberian sumber-sumber penerimaan
bagi Daerah yang dapat digali dan digunakan sendiri sesuai dengan potensinya masing-masing.
Kewenangan Daerah untuk memungut pajak dan retribusi diatur dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun
2000 yang merupakan penyempurnaan dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 dan ditindaklanjuti
dengan peraturan pelaksanaannya yaitu dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang
Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.
2) Dana Perimbangan.
Untuk mengurangi ketimpangan dalam kebutuhan pembiayaan dan penguasaan pajak antara Pusat
dan Daerah telah diatasi dengan adanya perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah (dengan
kebijakan bagi hasil dan DAU minimal sebesar 25% dari Penerimaan Dalam Negeri). Dengan
perimbangan tersebut, khususnya dari DAU akan memberikan kepastian bagi Daerah dalam
memperoleh sumber-sumber pembiayaan untuk membiayai kebutuhan pengeluaran yang menjadi
tanggungjawabnya.
Berdasarkan konsep fiscal gap, distribusi DAU daerah-daerah yang memiliki kemampuan relatif besar
akan lebih kecil dan sebaliknya daerah-daerah yang mempunyai kemampuan keuangan relatif kecil
akan memperoleh DAU yang relatif besar.
d. Entitas Akuntansi
Pemerintah Kota Depok memberikan wewenang kepada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah dan Bendahara
Umum Daerah untuk mengelola administrasi keuangan daerah beserta pelaporan keuangannya. Bagian
Keuangan Sekretariat Daerah dan Bendahara Umum Daerah selaku entitas pelaporan melakukan fungsi
penganggaran, fungsi verifikasi (aspek formal transaksi), fungsi perbendaharaan dan fungsi akuntansi sampai
dengan tanggal 31 Desember 2008.Namun dengan dilaksanakannya Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah mulai tahun 2009 maka penyusunan laporan keuangan TA. 2009
berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan
dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Depok.
Pendapatan Asli Daerah Kota Depok tahun 2008 tergolong masih relatif rendah yaitu sebesar 12,75 %
dari Total Pendapatan Daerah. Dengan demikian ketergantungan keuangan Pemerintah Daerah
kepada pemerintah pusat dirasakan masih cukup besar yaitu sebesar 87,25 %. Komposisi
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba Usaha Daerah
dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebagaimana yang tertera dalam tabel di atas. Dari
penerimaan Pendapatan Asli Daerah ini yang memberikan kontribusi terbesar adalah dari Pajak
Daerah yaitu sebesar 43,01 % sedangkan dari Retribusi Daerah sebesar 29,27 %.
Besarnya Dana Alokasi Umum Tahun Anggaran 2008 adalah Rp 427.136.387.000,00 dari jumlah
dana DAU ini dialokasikan untuk pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil sebesar 53,45 % dan
sebesar 46,55 % untuk pelayanan publik dan lainnya. Hal ini mengambarkan bahwa Pemerintah
Kota Depok masih belum dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal
disebabkan kebutuhan untuk gaji dan aparatur masih dominan.
Belanja operasi merupakan belanja yang terbesar dari seluruh komponen belanja yaitu sebesar 73,15 %.
Belanja operasi terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja bantuan
sosial, dengan komposisi belanja pegawai 58,16 %, belanja barang dan jasa 20,28 %, belanja hibah 6,00
%, belanja bantuan sosial sebesar 15,57 % dari jumlah belanja operasi.
Realisasi belanja tak terduga tahun 2008 hanya sebesar 0,35 % dari total belanja atau 9,00 % dari jumlah
yang dianggarkan.
Anggaran pembiayaan tidak seluruhnya terealisasi, khususnya realisasi Pembayaran Pokok Utang hanya
sebesar 97.49%, Secara keseluruhan realisasi pembiayaan neto adalah 100,16 % dari anggarannya.
Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang dianut Pemerintah Kota Depok mengacu kepada :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan perubahan dalam
kas dan setara kas dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi aset non keuangan, aktivitas pembiayaan dan
aktivitas non anggaran.
b. Prinsip-prinsip Penggabungan
Laporan keuangan merupakan penggabungan laporan keuangan seluruh Unit/Satuan Kerja Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang meliputi 31 (tiga puluh satu) Unit/Satuan Kerja yang terdiri dari Sekretariat, Dinas,
Badan, dan Kantor.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo yang material antar Unit/Satuan Kerja telah dieliminasi dalam
penyajian laporan keuangan gabungan.
Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian laporan keuangan gabungan telah diterapkan secara
konsisten oleh semua Unit/Satuan Kerja kecuali dinyatakan secara khusus.
Laporan keuangan Perusahaan Daerah yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah Kota
Depok, dan yang merupakan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, tidak dikonsolidasikan dalam laporan
keuangan ini.
Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan satu kesatuan yang terdiri dari
Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan. Semua pendapatan, belanja dan pembiayaan
dianggarkan dan dicatat berdasarkan azas bruto.
d. Pendapatan
Pendapatan adalah peningkatan aset dan/atau penurunan hutang yang berasal dari berbagai kegiatan dalam
satu Tahun Anggaran.
Pendapatan dicatat berdasarkan penerimaan bruto (azas bruto) sebelum dikompensasikan dengan
pengeluaran, dan diakui dalam Tahun Anggaran berjalan dan pada akhir Tahun Anggaran
Pengakuan pendapatan dalam Tahun Anggaran berjalan dicatat berdasarkan jumlah kas yang diterima. Pada
akhir Tahun Anggaran, pendapatan diakui berdasarkan jumlah pendapatan yang telah menjadi hak, yang
sampai dengan akhir Tahun Anggaran bersangkutan belum ada realisasi penerimaan kas dan dicatat di Neraca
sebagai penambahan Piutang dan Ekuitas Dana Lancar.
Pendapatan diakui setelah ada bukti setor ke Kas Daerah dan apabila sampai akhir tahun belum direalisasi ke
Kas Daerah maka dicatat di Neraca sebagai penambahan Kas dan Ekuitas Dana Lancar.
Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan pada periode
penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan yang
terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang
sama.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan yang
terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Ekuitas Dana Lancar pada periode
ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.
2. Pendapatan Transfer yaitu dana yang di transfer dari pemerintah pusat dan propinsi berupa bagian daerah
dari bagi hasil pajak (pajak bumi dan bangunan, dan bea perolehan hasil atas tanah dan bangunan), bagi
hasil bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, seperti hibah, dana darurat dan Lain-lain pendapatan yang
ditentukan pemerintah.
e. Belanja
Belanja adalah penurunan aset dan/atau kenaikan hutang yang digunakan untuk berbagai kegiatan dalam satu
Tahun Anggaran. Belanja adalah semua pengeluaran kas yang mengurangi Ekuitas Dana Lancar dalam periode
Tahun Anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Daerah.
Belanja diakui dalam Tahun Anggaran berjalan dan pada akhir Tahun Anggaran.
Pengakuan Belanja Non Modal/Investasi dalam Tahun Anggaran berjalan dicatat berdasarkan jumlah kas yang
dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan. Pada akhir Tahun Anggaran, Belanja Non Modal diakui berdasarkan
Belanja Modal diakui dalam periode berjalan pada saat aset yang dibeli telah diterima dan hak kepemilikannya
telah berpindah.
Koreksi atas Pengeluaran Belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi dalam Tahun Anggaran berjalan
dicatat sebagai pengurangan belanja. Apabila diterima pada Tahun Anggaran berikutnya, koreksi atas
pengeluaran belanja dicatat dalam Lain-lain Pendapatan Yang Sah.
f. Surplus/Defisit
Surplus/Defisit adalah selisih lebih/kurang antara Pendapatan dan Belanja dalam satu Tahun Anggaran.
g. Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan Pemerintah Daerah, baik penerimaan maupun
pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran Pemerintah Daerah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan Surplus Anggaran.
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan kas antara lain berasal dari Sisa Lebih Pembiayaaan
Anggaran Tahun Lalu, penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi Perusahaan
Daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi permanen
lainnya, dan pencairan dana cadangan.
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima dan dicatat berdasarkan azas bruto.
Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran kas antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga,
penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode Tahun Anggaran tertentu,
dan pembentukan dana cadangan. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan.
Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan
dalam periode Tahun Anggaran tertentu.
Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan
dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.
Piutang Retribusi merupakan piutang yang diakui atas Retribusi Daerah yang dicatat berdasarkan Surat
Ketetapan Retribusi Daerah yang telah dikeluarkan dalam tahun berjalan akan tetapi belum dilunasi oleh Wajib
Retribusi pada tanggal 31 Desember.
Piutang pajak dan retribusi dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih berdasarkan
Surat Keputusan Walikota dengan persetujuan DPRD.
k. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang diperoleh dengan maksud untuk
mendukung kegiatan operasional Pemerintah Kota Depok dan barang-barang, termasuk hewan ternak dan
tanaman, yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan diakui sebesar biaya perolehannya yang terakhir diperoleh, berdasarkan hasil inventarisasi fisik
yang dilakukan pada setiap akhir Tahun Anggaran.
Penyertaan modal yang kepemilikannya kurang dari 20% dan lebih dari 50%, masing-masing dicatat dengan
menggunakan metode biaya dan metode ekuitas.
Investasi dicatat dengan menggunakan metode biaya sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi
tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan
usaha/badan hukum yang terkait.
Pemerintah Daerah mencatat investasi dengan menggunakan metode ekuitas awal sebesar biaya perolehan
dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi Pemerintah Daerah setelah tanggal perolehan.
Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima Pemerintah Daerah akan mengurangi nilai
investasi Pemerintah Daerah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian terhadap nilai investasi
juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi Pemerintah Daerah, misalnya adanya perubahan
yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.
Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal Pemerintah Daerah yang
pencatatannya menggunakan metode biaya, dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila
menggunakan metode ekuitas, bagian laba yang diperoleh oleh Pemerintah Daerah akan dicatat mengurangi
nilai investasi Pemerintah Daerah dan tidak dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Kecuali untuk dividen
dalam bentuk saham yang diterima akan menambah nilai investasi Pemerintah Daerah dan Ekuitas Dana Yang
Diinvestasikan dengan jumlah yang sama.
Penyusutan atau depresiasi atas aset tetap, sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor: 903/1601/SJ
tertanggal 17 Juli 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan APBD, untuk sementara belum dilaksanakan.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai biaya pada saat biaya tersebut dibayar atau dikeluarkan.
Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset tetap atau yang memberikan tambahan manfaat
ekonomis berupa peningkatan kapasitas dikapitalisasi. Aset dalam penyelesaian atau kontruksi dalam
pangerjaan diakui sebesar harga perolehan. Akumulasi biaya tersebut direklasifikasi ke perkiraan aset tetap
pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai dan siap dipakai. Penerimaan dari hasil Penjualan Aset
Tetap Yang Tidak Terpakai, apabila ada, dicatat sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) di dalam
Pos Lain-lain PAD Yang Sah dan Aset Tetap yang bersangkutan dikeluarkan dari Daftar Inventaris Daerah.
n. Dana Cadangan
Dana Cadangan diakui pada akhir Tahun Anggaran berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan
transfer dari Dana Cadangan atau jumlah pembiayaan yang berupa pengeluaran transfer ke Dana Cadangan.
o. Ekuitas Dana
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Ekuitas dana terdiri
dari Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan.
Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana lancar antara
lain sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA), cadangan piutang, cadangan persediaan, dan dana yang harus
disediakan untuk pembayaran utang/kewajiban jangka pendek.
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan Pemerintah Daerah yang tertanam dalam investasi jangka
panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Cadangan
mencerminkan kekayaan Pemerintah Daerah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan-
peraturan perundang-undangan.
p. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum mengharuskan
Pemerintah Kota Depok untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban
kontinjen pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan belanja selama periode pelaporan. Hasil
yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Pajak Daerah :
Pajak Hotel 1.408.052.609,71 1.658.480.431,00 117,79 1.433.568.696,00
Pajak Restoran 15.342.644.475,72 17.746.763.032,00 115,67 15.129.339.253,00
Pajak Hiburan 1.889.094.773,16 2.464.074.076,00 130,44 1.887.301,264,00
Pajak Reklame 3.754.903.559,50 4.316.077.876,00 114,95 2.802.234.350,00
Pajak Penerangan Jalan 19.782.000.000,00 20.701.221.970,00 104,65 19.819.728,787,00
Pajak Parkir 1.361.639.818,83 1.569.834.601,00 115,29 1.323.587.111,00
Jumlah Pajak Daerah 43.538.335.236,92 48.456.451.986,00 104,83 42.395.759.461,00
Retribusi Daerah :
Pelayanan Kesehatan 3.863.017.500,00 4.224.351.650,00 109,35 1.664.013.000,00
Pelayanan Persampahan /Kebersihan 2.074.512.000,00 2.078.191.000,00 100,18 1.907.681.500,00
Penggantian Biaya Cetak KTP 1.500.000.000,00 1.832.178.000,00 122,15 1.524.792.500,00
Penggantian Biaya Cetak Akta Catatan Sipil 400.000.000,00 487.215.000,00 121,80 618.290.000,00
Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat 112.812.500,00 113.256.000,00 100,39 110.745.550,00
Parkir Tepi Jalan Umum 43.644.000,00 43.890.000,00 100,56 41.770.000,00
Pasar 2.892.330.000,00 2.893.531.500,00 100,04 2.842.007.000,00
Pengujian Kendaraan Bermotor 1.192.347.800,00 1.123.343.100,00 94,21 1.094.846.350,00
Pemakaian Kekayaan Daerah 330.274.000,00 391.363.730,00 118,50 790.325.910,00
Terminal 1.221.837.500,00 1.063.773.800,00 87,06 1.172.921.000,00
Penyedotan Kakus 308.160.000,00 3.09.190.000,00 100,33 312.982.000,00
Rumah Potong Hewan 170.500.000,00 170.519.00,00 100,01 156.056.500,00
Izin Mendirikan Bangunan 7.802.870.000,00 11.994.952.611,00 153,72 9.071.531.113,00
Izin Gangguan / HO 1.255.240.750,00 1.456.133,809,00 116,00 1.253.679.150,00
Izin Trayek 212.687.500,00 265.572,500,00 124,87 237.283.500,00
Jasa Usaha Pengolahan Limbah Cair 38.225.000,00 40.120.000,00 104,96 36.145.000,00
Izin Pemanfaatan Ruang (IPR) 2.370.375.000,00 3.971.863.863,00 167,56 2.737.080.066,00
Surat Izin Usaha Perdagangan 71.004.131,50 65.090.000,00 91,67 69.535.000,00
Wajib Daftar Perusahaan 55.627.982,50 54.860.000,00 98,62 56.135.000,00
Izin Usaha Bidang Industri 49.470.000,00 53.080.000,00 107,30 49.600.000,00
Izin Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Swasta
(IPPKS) 135.000.000,00 174.825.000,00 129,50 197.950.000,00
Izin Usaha Jasa Konstruksi 88.000.000,00 92.000.000,00 104,55 32.500.000,00
Izin Pariwisata 80.000.000,00 80.050.000,00 100,06 73.650.000,00
Jumlah Retribusi Daerah 26.267.935.664,00 32.979.350.563,00 125,55 26.051.519.089,00
*) Merupakan bagian dividen tahun buku 2007 yang merupakan hak Pemerintah Kota Depok atas kepemilikan
saham pada PT. Bank Jabar Banten sebesar Rp 14.895.492.110,00 (2008) (lihat catatan No. 16).
**) Merupakan bagian hasil laba usaha PDAM Kabupaten Bogor untuk laba tahun 2007 yang seharusnya diterima
oleh Pemerintah Daerah Kota Depok dalam Tahun Anggaran 2008 . Bagian laba yang merupakan hak
Pemerintah Kota Depok adalah sebesar 20% dari laba usaha PDAM Kabupaten Bogor akan tetapi dalam tahun
anggaran ini Pemerintah Kota Depok belum dapat menerima bagi hasil tersebut dikarenakan masa berlaku
Keputusan Bupati Bogor nomor 592.3/18/Kts/Huk/2002 tentang pembagian hasil laba usaha Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor kepada Pemerintah Kota Depok.Sesuai dengan Surat Keputusan
di atas, Pemerintah Kota Depok mendapatkan 20% dengan tidak mengikat selama 3 (tiga) tahun dan dapat
diperpanjang kembali atas dasar kesepakatan.
Pada saat laporan ini dibuat, masa berlaku keputusan pembagian hasil laba tersebut telah berakhir dan belum
diperpanjang kembali.
4. PENDAPATAN TRANSFER
Rincian Pendapatan Transfer untuk Tahun Anggaran 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut :
Rincian Lain-lain Pendapatan Yang Sah untuk Tahun Anggaran 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
Rincian Belanja Operasi untuk Tahun Anggaran 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
7. BELANJA MODAL
Rincian Belanja Modal untuk Tahun Anggaran 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
Belanja Tidak Terduga untuk Tahun Anggaran 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
9. PEMBIAYAAN
Rincian Pembiayaan untuk Tahun Anggaran 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut :
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Penggunaan SiLPA 190.556.945.785,53 190.556.945.785,53 100,00 147.143.204.988,29
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 744.372.000,00 - - 411.480.000,00
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah
Daerah Lainnya 9.210.546.245,00 9.210.546.245,00 100,00 8.433.209.980,00
Jumlah Penerimaan 200.511.864.030 199.767.492.030,00 100,00 155.987.894.968,29
Terdiri dari :
2008 2007
Kas di Kas Daerah :
Kas di Bendahara Pengeluaran 6.668.463.264,00 23.958.348.652,00
PT. Bank Jabar Banten 182.853.394.196,22 166.598.597.133,53
Jumlah Kas di Kas Daerah 189.521.857.460,22 190.556.945.785,53
Jumlah Kas Daerah di atas telah sesuai dengan hasil rekonsiliasi atas posisi saldo per 31 Desember 2008.
Terdiri dari :
2008 2007
Jumlah piutang pajak di atas adalah sebesar ketetapan pajak yang telah diterbitkan namun belum dilakukan
pembayarannya sampai dengan 31 Desember 2008.
Jumlah piutang di atas telah sesuai dengan hasil rekonsiliasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan
Pemerintah Kota Depok.
Merupakan pencairan SP2D Double dengan No. 07372/1.03.01/BL-LS/XII/2008 atas nama Ir. Hendrik P. Paulus (
CV. Putra Jaya Mukti) sebesar Rp. 480.589,- untuk kegiatan peningkatan jalan. Sedangkan piutang sebesar Rp.
1.485.000.000,00 pada tahun 2008 direklasifikasi pada pos Aset Lainnya, mengingat jumlah tersebut merupakan
15. PERSEDIAAN
2008 2007
Jumlah persediaan diatas merupakan realisasi dari pelaksanaan inventarisasi yang dilaporkan oleh masing-masing SKPD.
Saldo Penyertaan Modal Pemerintah Daerah, yang merupakan penyertaan modal Pemerintah Kota Depok per 31
Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut :
2008 2007
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyetaan Modal Daerah Kota Depok
kepada PT. Bank Jabar Banten, Pemerintah Kota Depok memberikan tambahan setoran Modal sebesar Rp.
1.000.000.000,00 Sehingga sampai dengan tahun 2008 jumlah modal disetor Pemerintah Kota Depok menjadi
sebesar Rp. 14.895.492110,00
PT. Pradas Depok (Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan), didirikan dan berkedudukan di Depok berdasarkan
akta notaris No. 56 dari Ny. Esther Mercia Sulaiman, SH, notaris di Jakarta, tanggal 24 September 2004, dan sesuai
Anggaran Dasar Perusahaan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor : C-34357 HT.01.01.TH.2004, tanggal 30 September 2004. PT.
Pradas Depok (Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan) adalah perseroan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota
Depok (90%) dan Pusat Koperasi Pegawai Kota Depok (10%). Sampai dengan 31 Desember 2008 realisasi
penyertaan oleh Koperasi Pegawai Kota Depok belum disetorkan.
Pada bulan Agustus 2005 uang muka setoran modal Pemerintah Kota Depok sebesar Rp 490.000.000,00 tersebut
ditarik kembali berdasarkan surat Walikota Depok, Nomor : 900/918a-Keu, tanggal 15 Agustus 2005.
Berdasarkan hasil audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry pada tahun
2008, jumlah penyertaan modal yang semula Rp. 540.000.000,00 saat ini tinggal Rp. 275.827.925,00 Berkurangnya
penyertaan modal tersebut dikarenakan adanya penggunaan modal untuk kegiatan operasi perusahaan serta proses
recruitment direksi dan staf diawal berdirinya perusahaan.
2008
Saldo Penambahan / Pengurangan / Saldo
Awal Koreksi Koreksi Akhir
Aset tetap terdiri dari aset tetap hasil penyerahan dari Kabupaten Bogor yang dicatat berdasarkan Berita Acara
No.011/300-BPKAD/No. 030/1159-Umum tanggal 3 Oktober 2001 tentang Serah Terima Aset Milik Pemerintah
Kabupaten Bogor Kepada Pemerintah Kota Depok (Tahap I) dan pembelian (penjualan/penghapusan) selama tahun
anggaran berjalan.
Adapun jumlah realisasi aset tetap merupakan hasil penambahan atau mutasi aset dari pembelian belanja modal
berdasarkan SP2D/ SPMU/ SPM. Penetapan saldo awal aset tetap telah ditampilkan pada neraca Laporan
Perhitungan APBD pada Tahun Anggaran 2002, dimana jumlah awal aset tetap adalah aset tetap hasil penyerahan
dari Kabupaten Bogor yang dicatat berdasarkan Berita Acara No.011/300-BPKAD/No. 030/1159-Umum ditambahkan
dengan hasil mapping realisasi belanja Modal dari Buku Perda Perhitungan APBD (Belanja Pembangunan).
Pencantuman nilai aset tetap belum berdasarkan inventarisasi aset/barang.
Penambahan nilai aset tetap ini belum termasuk penambahan dari Hadiah, Fasos Fasum, Hibah dari Tingkat Pusat/
Departemen atau Propinsi.
Beban bunga dalam rangka penyelesaian Konstruksi dalam pengerjaan dikapitalisasi sebagai biaya perolehan aset
tetap Konstruksi dalam pengerjaan yang bersangkutan, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pernyataan
No. 08 tentang “Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan”.
18. KEWAJIBAN
1. No. 602/01/BPAB/V/DPU/2006 tanggal 01 Mei 2006 kepada PT. Citraputra Ragilkencana selaku mitra usaha
pelaksana pekerjaan pengadaan dan pelaksanaan pipa retikulasi dan non retikulasi Kota Depok Tahap III -
Paket 1 Tahun 2006, dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender
terhitung sejak ditandatanganinya SPK terkait.
2. No. 602/02/BPAB/X/DPU/2006 tanggal 11 Oktober 2006 kepada PT. Citraputra Ragilkencana selaku mitra
usaha pelaksana pekerjaan pengadaan dan pelaksanaan pipa retikulasi dan non retikulasi Kota Depok Tahap
III - Paket 2 Tahun 2006, dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 60 (enam puluh) hari kalender
terhitung sejak ditandatanganinya SPK terkait.
3. No. 602/626/BPAB/VI/DPU/2007 tanggal 7 Juni 2007 kepada PT. Citraputra Ragilkencana selaku mitra usaha
pelaksana pekerjaan pengadaan dan pelaksanaan pipa retikulasi dan non retikulasi Kota Depok Tahap IV -
Paket 1 Tahun 2007, dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender
terhitung sejak ditandatanganinya SPK terkait.
4. No. 602/656/BPAB/DPU-CK/X/2007 tanggal 29 Oktober 2007 kepada PT. Citraputra Ragilkencana selaku mitra
usaha pelaksana pekerjaan pengadaan dan pelaksanaan pipa retikulasi dan non retikulasi Kota Depok Tahap
IV - Paket 2 Tahun 2007, dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 45 (empat puluh lima) hari
kalender terhitung sejak ditandatanganinya SPK terkait.
5. No. 602/153.2/BPAB/DPU-CK/VIII/2008 tanggal 1 Agustus 2008 kepada PT. Citraputra Ragilkencana selaku
mitra usaha pelaksana pekerjaan pengadaan dan pelaksanaan pipa retikulasi dan non retikulasi Kota Depok
Tahap V Tahun 2008, dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender
terhitung sejak ditandatanganinya SPK terkait.
Saldo utang kepada PT. Citraputra Ragilkencana per 31 Desember 2008 dan 2007 serta realisasi pembayarannya
adalah sebagai berikut :
Selain utang kepada PT. Citraputra Ragilkencana sebesar Rp. 6.763.343.279,83 , terdapat utang jangka pendek
lainnya berupa jaminan pemeliharaan dan pelaksanaan pekerjaan yang belum dibayarkan sebesar
Rp. 444.999.105,00 dengan rincian sebagai berikut :
Jumlah 444.999.105,00
2008 2007
Arus kas masuk selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 diperoleh dari :
2008 2007
884.723.934.174,30 766.799.925.799
Jumlah Arus Masuk Kas
Arus kas keluar selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 digunakan untuk :
2008 2007
648.771.953.247,04 549.158.928.534,45
Jumlah Arus Keluar Kas
Arus kas masuk selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 digunakan untuk :
2008 2007
Arus kas keluar selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 digunakan untuk :
2008 2007
Arus kas masuk selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 diperoleh dari :
2008 2007
Arus kas keluar selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 digunakan untuk :
2008 2007
Arus kas masuk selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 diperoleh dari :
2008 2007
Arus kas keluar selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 digunakan untuk :
2008 2007
Jumlah aktivitas Non Anggaran tersebut di atas merupakan potongan gaji PNS Tahun 2008 sebesar
Rp. 15.942.440.680,00 potongan Taperum sebesar Rp. 621.427.000,00, PPh pasal 21 sebesar Rp.
4.198.779.936,00 dan PPh pasal 28 sebesar Rp. 3.188.488.133,00.
2. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan LKPD TA 2008 adalah untuk memberikan opini atas tingkat kewajaran
informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria:
3. Sasaran Pemeriksaan
Pengujian atas Laporan Keuangan bertujuan untuk menguji semua pernyataan manajemen
(asersi manajemen) dalam informasi keuangan, efektifitas pengendalian intern dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang – undangan yang berlaku meliputi:
Bahwa seluruh aset dan kewajiban yang disajikan dalam Neraca per 31 Desember 2008
dan seluruh transaksi penerimaan, belanja dan pembiayaan anggaran yang disajikan dalam
b. Kelengkapan
Bahwa semua aset, kewajiban, dan ekuitas dana yang dimiliki telah dicatat dalam neraca
dan seluruh transaksi penerimaan daerah, belanja daerah dan pembiayaan yang terjadi
selama Tahun 2008 telah dicatat dalam LRA.
Bahwa seluruh aset yang tercatat dalam neraca benar-benar dimiliki atau hak dari
pemerintah daerah dan utang yang tercatat merupakan kewajiban pemerintah daerah pada
tanggal pelaporan.
Bahwa seluruh aset, utang, penerimaan dan belanja daerah, serta pembiayaan telah
disajikan dengan jumlah dan nilai semestinya; diklasifikasikan sesuai dengan standar/
ketentuan yang telah ditetapkan; dan merupakan alokasi biaya/anggaran TA 2008.
Bahwa seluruh komponen laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan ketentuan dan
telah diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
4. Standar Pemeriksaan
Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN).
5. Metode Pemeriksaan
Metodologi pemeriksaan atas LKPD Tahun 2008 meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan hasil pemeriksaan, yaitu sebagai berikut :
a. Perencanaan Pemeriksaan
Pemahaman atas entitas dan sistem pengendalian intern dapat diperoleh dari laporan
hasil pemeriksaan sebelumnya, laporan hasil pemeriksaan interim, catatan atas laporan
keuangan yang diperiksa, pemantauan tindak lanjut, dan database yang telah dimiliki
serta peraturan atau kebijakan tertulis/formal kepala daerah terkait.
a) Tingkat risiko
Jika hasil pengujian SPI disimpulkan pengendalian intern suatu akun lemah, maka
sampel untuk pengujian substantif atas akun tersebut harus lebih besar. Jika akun-
akun tertentu mempunyai risiko bawaan (inheren risk) yang lebih tinggi dari
akun-akun lainnya, maka sampel untuk pengujian substantif untuk akun-akun
tersebut harus lebih besar.
b) Tingkat materialitas yang telah ditentukan. Jika tingkat materialitas kecil, maka
sampel yang diambil harus lebih besar dan begitu juga sebaliknya.
c) Jumlah sampel tidak hanya didasarkan pada nilai saldo akun, tetapi
memperhatikan transaksi-transaksi yang membentuk saldo tersebut. Saldo akun
yang kecil bisa dibentuk dari transaksi-transaksi positif dan negatif yang besar.
d) Cost and benefit, manfaat uji petik atas suatu transaksi atau saldo akun harus lebih
besar dari biaya pengujian tersebut.
b. Pelaksanaan Pemeriksaan
1) Pengujian Analitis
4) Penyelesaian Penugasan
Hal-hal yang terkait dengan pekerjaan dalam penyelesaian penugasan beserta form-
form pelaporan pemeriksaan (Daftar Koreksi, Form Risalah Pembahasan TP, Form
TP, Form Tanggapan, Form Nota Dinas Progress Report, Form Analisis Progress
Report).
c. Pelaporan
6. Waktu Pemeriksaan
Jangka waktu pemeriksaan selama 30 hari kalender (dari tanggal 16 April s.d. tanggal 20 Mei
2009)
7. Objek Pemeriksaan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Depok TA 2008 yang terdiri dari
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca, dan Catatan Atas
Laporan Keuangan.
ATAS
DI
DEPOK
Nomor : 23C/LHP/XVIII.BDG/05/2009
Tanggal : 20 Mei 2009
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….................... i
RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN….……………………………………...... 1
BAB I GAMBARAN UMUM……………………………………………………... 3
1. Struktur Organisasi............................................................................... 3
2. Kebijakan………………..……............................................................ 3
3. Perencanaan ……................................................................................. 4
4. Personalia………………..…............................................................... 4
5. Prosedur………………………... ……................................................ 4
6. Pencatatan/Pembukuan......................................................................... 4
7. Pelaporan……………………………………………..….................... 5
8. Pengawasan ……................................................................................. 5
BAB II HASIL PEMERIKSAAN……..…………………….................................... 7
1. Nilai Aset Tetap Yang Disajikan Dalam Neraca Kota Depok Per 31
Desember 2008 Tidak Dapat Diyakini Kewajarannya………………. 7
2. Penatausahaan Kas Daerah Kota Depok Kurang Memadai…………. 10
3. Penatausahaan Barang Persediaan (ATK dan Barang Cetakan) Pada
Pemerintah Kota Depok Belum Dilakukan Secara Memadai……….. 11
4. Neraca Masing-Masing SKPD Kota Depok Tahun 2008 Belum
Menggambarkan Kekayaan Sewajarnya…………………………….. 14
5. Penetapan Penyedia Jasa Untuk Seleksi Pengadaan Calon Pegawai
Negeri Sipil Daerah (CPNSD) Kota Depok Tidak Sesuai Ketentuan.. 15
6. Pemberian Bantuan Sosial Sebesar Rp1.066.750.000,00 Tidak
Sesuai Ketentuan…………………………………………………….. 17
LAMPIRAN………………………………………………………………………………….. 20
i
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
1
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Keuangan selaku BUD, tetapi dilakukan oleh Bank Jabar Banten Cabang Depok selaku
pemegang kas daerah;
3. Nilai aset dalam Neraca Konsolidasian bukan merupakan hasil kompilasi aset dari Neraca
seluruh SKPD.
Atas permasalahan tersebut, BPK RI menyarankan Walikota Depok agar memberikan teguran
tertulis, memberikan sanksi dan menginstruksikan kepada Sekretaris Daerah, Kepala Bagian
Keuangan dan Kepala SKPD untuk menginventarisasi dan melaporkan Barang Milik Daerah,
melakukan pengurusan kas secara tertib, dan menyusun laporan keuangan sesuai SAP.
Selain itu, BPK RI juga mencatat masalah-masalah tertentu yang tidak material berkaitan
dengan pengendalian intern dan operasinya, disertai rekomendasi yang dikemukakan pada
hasil pemeriksaan.
2
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PADA SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KOTA DEPOK TA 2008
Gambaran umum Sistem Pengendalian Intern pada Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Kota Depok TA 2008 adalah sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 16 Tahun 2003 tentang Pembentukan
dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Kota Depok pada Tahun
Anggaran (TA) 2008 belum membentuk Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD), sehubungan dengan hal tersebut maka sebagian dari tugas dan fungsi SKPKD
dilaksanakan oleh Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah selaku pelaksana fungsi
PPKD, yang mempunyai tugas dan wewenang antara lain:
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah.
b. Menyiapkan anggaran kas.
c. Melakukan pengujian atas SPM dan tanda–tanda bukti asli yang disampaikan oleh
pengguna anggaran dalam rangka penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
d. Menerbitkan SP2D.
e. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas
beban rekening kas umum daerah.
f. Melakukan penatausahaan keuangan.
g. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah.
h. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD, baik laporan semesteran maupun laporan pertanggungjawaban akhir tahun.
Dalam pelaksanaan masih terdapat kelemahan yang cukup signifikan karena Bagian
Keuangan Daerah Kota Depok tidak melaksanakan fungsi penatausahaan keuangan/
menyelenggarakan Buku Kas Umum (B-IX), pencatatan B-IX dilakukan oleh Bank Jabar
Banten cabang Depok sebagai Kas Daerah berdasarkan Keputusan Walikota Depok
Nomor 903/17/Kpts/Keu/Huk/2008 tanggal 23 Januari 2008 tentang Penunjukan BPD
Jabar Cabang Depok sebagai Kas Daerah Kota Depok TA 2008. Bank Jabar Banten
Cabang Depok berkewajiban membuat B-IX yang disampaikan setiap hari ke Bagian
Keuangan. Dari pemeriksaan diketahui Bank Jabar sebagai Pemegang Kas Daerah dan
Bagian Keuangan tidak membuat rekonsiliasi antara B-IX dengan rekening koran,
sehingga tidak ada kontrol dalam hal saldo di Rekening Kas Daerah dengan Saldo di
dalam Buku Besar/Buku Kas Umum (B-IX).
2. Kebijakan
Pemerintah Kota Depok telah menyusun Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 11 Tahun
2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, sedangkan pelaksanaannya
diatur dalam Surat Edaran Walikota Depok No. 900/256.a.Keu tanggal 29 Februari 2008
sebagai Pedoman Pelaksanaan APBD TA 2008, namun Pemerintah Kota Depok belum
3
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
memiliki peraturan tersendiri mengenai sistem dan prosedur pengelolaan keuangan
daerah.
3. Perencanaan
Dalam penyusunan APBD, Pemerintah Daerah bersama DPRD menyusun Kebijakan
Umum dan Arah APBD (KUA) dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) berdasarkan
RKPD. Penyusunan KUA dan PPAS berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam
Negeri tentang Pedoman Penyusunan APBD yang diterbitkan setiap tahun.
Berdasarkan KUA yang telah disepakati, Pemerintah Daerah dan DPRD membahas
prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). KUA dan PPAS yang telah dibahas
dan disepakati oleh Walikota bersama DPRD dituangkan dalam nota kesepakatan yang
ditandatangani bersama oleh Walikota dan Pimpinan DPRD menjadi KUA dan PPA,
berdasarkan KUA dan PPA tersebut, maka diterbitkan pedoman penyusunan RKA SKPD
sebagai pedoman kepala SKPD menyusun RKA-SKPD.
RKA SKPD yang telah dikaji oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan telah
disempurnakan oleh SKPD disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang kemudian dibahas bersama DPRD,
TAPD dan SKPD terkait. Hasil Pembahasan ditetapkan dalam APBD sebagai acuan
dalam pelaksanaan SKPD.
4. Personalia
Secara umum jumlah sumber daya cukup mendukung pelaksanaan operasional
Pemerintah Kota Depok, namun secara kualitas masih perlu ditingkatkan terutama
pemahaman arti penting pengelolaan aset baik pengamanan fisik maupun pencatatan dan
pelaporannya. Khusus untuk penyusunan Laporan Keuangan, sumber daya manusia
yang berlatar belakang akuntansi masih sangat kurang.
5. Prosedur
Prosedur pencairan anggaran belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan ketentuan,
khususnya belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, yaitu seleksi terhadap calon
penerima bantuan belum dailaksanakan secara cermat sehingga dapat mengakibatkan
efektivitas bantuan sosial tidak maksimal bahkan dapat menimbulkan kerugian keuangan
daerah.
Penetapan pelaksana pekerjaan belum dilaksanakan melalui prosedur pelelangan
khususnya dalam penetapan penyedia jasa konsultan untuk Seleksi Pengadaan Calon
Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) Kota Depok TA 2008.
6. Pencatatan/Pembukuan
Sistem pembukuan Pemerintah Kota Depok dilakukan dengan sistem double entry dengan
perbantuan sistem informasi komputer. Pembukuan yang dilakukan mengacu pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. Pada awal tahun anggaran Pemerintah Kota Depok melaksanakan
pembukuan yang belum terintegrasi melalui sistem informasi komputer. Implementasi
sistem berbasis komputerisasi dimulai pada bulan April dengan menggunakan aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) version 2.1. Penerapan
SIMDA ini berdasarkan Perjanjian Kerjasama Nomor 14 Tahun 2007/PRJ-
2722a/PW.10/3/2007 antara Pemerintah Kota Depok dengan Perwakilan Badan Pengawas
4
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Keuangan dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat tentang Asistensi Penatausahaan
Keuangan Daerah Pemerintah Kota Depok Tahun 2007. Sistem aplikasi ini diterapkan
oleh seluruh SKPD dan SKPKD. SIMDA menghasilkan laporan pada tingkat SKPD
berupa Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, LRA per periode, dan LRA semester
pertama dan prognosis. Sedangkan pada tingkat SKPKD menghasilkan laporan Neraca,
LRA, LRA per periode, LRA semester pertama dan prognosis dan LRA per Organisasi.
Dengan implementasi sistem komputerisasi ini pengendalian dalam input perlu menjadi
perhatian.
Hasil Pemeriksaan menunjukkan masih terdapat kelemahan yang menunjukan sistem
komputerisasi atas pembukuan dan pelaporan akuntansi belum menghasilkan output yang
memuaskan berbagai pihak antara lain:
a. Panatausahaan barang persediaan (ATK dan Barang Cetakan) pada Pemerintah Kota
Depok belum dilakukan secara memadai.
b. Penatausahaan kas daerah Pemerintah Kota Depok TA 2008 tidak memadai.
7. Pelaporan
Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kota Depok TA 2008 yang disusun oleh
Pemerintah Kota Depok dan disampaikan kepada BPK RI terdiri dari empat jenis laporan
keuangan sebagai berikut:
a. Laporan Realisasi Anggaran TA 2008.
b. Neraca per 31 Desember 2008.
c. Laporan Arus Kas TA 2008.
d. Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD pada tingkat SKPD meliputi Laporan
Realisasi Anggaran SKPD, Neraca SKPD dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Laporan
keuangan tahunan Pemerintah Daerah disusun dengan cara menggabungkan laporan
keuangan SKPD paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran berkenaan
untuk selanjutnya disampaikan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah selaku
Koordinator Pengelola Keuangan Daerah dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang dilampiri dengan surat pernyataan Walikota yang menyatakan
pengelolaan APBD yang menjadi tanggung jawabnya telah diselenggarakan berdasarkan
sistem pengendalian intern yang memadai dan standar akuntansi pemerintahan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Hasil Pemeriksaan menunjukkan bahwa Laporan Keuangan khususnya Neraca masing-
masing SKPD Kota Depok belum menggambarkan kekayaan yang sewajarnya sehingga
penyusunan laporan keuangan khususnya Neraca Pemerintah Kota Depok belum disusun
berdasarkan Neraca masing-masing SKPD.
8. Pengawasan
Pengawasan secara internal di masing-masing satuan kerja dilakukan oleh atasan
langsung/Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran/Barang, sedangkan pengawasan
fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Fungsional
Pemerintah (APFP) yaitu Inspektorat Daerah.
5
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Pengawasan secara internal terhadap satuan kerja dilakukan oleh Inspektorat Daerah
dengan melakukan pemeriksaan reguler. Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan khusus
terhadap kondisi-kondisi tertentu yang biasanya dilakukan atas dasar permintaan
Pemerintah Daerah.
6
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN
1. Nilai Aset Tetap Yang Disajikan Dalam Neraca Kota Depok Per 31 Desember 2008
Tidak Dapat Diyakini Kewajarannya
Pemerintah Kota Depok dalam Neraca TA 2008 menyajikan total aset tetap senilai
Rp2.609.426.374.673,40. Nilai aset tetap ini meningkat sebesar Rp259.707.122.662,40 atau
10,53% dibandingkan nilai aset TA 2007 senilai Rp2.349.719.252.011,00. Nilai aset
tetap yang dicatat dalam Neraca TA 2008 tersebut terdiri atas:
No Jenis Aset N i l a i (Rp)
1 Tanah 1.484.293.660.789,00
2 Gedung/Bangunan 447.230.820.380,00
3 Jalan, Jaringan , dan Irigasi 522.130.727.215,40
4 Peralatan dan mesin 150.635.874.739,00
5 Aset lainnya 1.413.018.000,00
6 Konstruksi Dalam pelaksanaan 3.722.273.550,00
Jumlah 2.609.426.374.673,40
Hasil pemeriksaan terhadap akun Aset Tetap diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Nilai aset tetap pada Neraca tahun 2007 merupakan hal yang dikecualikan dalam Opini
Hasil Pemeriksan Laporan Keuangan tahun 2007 namun Pemerintah Kota Depok pada
tahun 2008 belum melakukan perbaikan/perubahan dalam pencatatan/pembukuan aset
tetap.
b. Nilai aset tetap yang tercatat dalam Neraca tahun 2008 tidak didukung dengan data
rincian masing-masing jenis aset secara lengkap tetapi hanya didasarkan pada nilai aset
tahun lalu ditambah dengan mutasi aset tahun 2008.
c. Jika dibandingkan dengan nilai aset tetap berdasarkan Bagian Pengelola Barang
Inventaris dan Kekayaan Daerah yaitu Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kota
Depok terdapat perbedaan yaitu menurut data aset tetap Bagian Perlengkapan bahwa total
aset tetap per 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp1.965.222.741.457,00 dengan rincian
sebagai berikut:
No Kode Bidang Barang ASET
1 Kode 01 Tanah 898.091.995.000,00
Kode 01 Tanah Fasos- Fasum 212.484.457.000,00
2 Kode 02.01 Jalan 325.045.969.000,00
Kode 02.02 Jembatan 8.621.899.000,00
3 Kode 03 Bangunan Air 28.663.800.000,00
4 Kode 04 Instalasi 8.986.118.464,00
5 Kode 05 Jaringan (PJU) 3.931.623.000,00
6 Kode 06 Bangunan Gedung 215.938.031.000,00
7 Kode 07 Monumen 186.214.000,00
8 Kode 08 Alat-alat Berat 20.227.000.000,00
9 Kode 09 Alat-alat Angkutan 17.672.800.000,00
10 Kode 10 Alat-alat Bengkel 1.726.826.000,00
11 Kode 11 Alat-alat Pertanian 53.701.000,00
12 Kode 12 Alat-alat Kantor & Rumah tangga 44.401.173.000,00
13 Kode 13 Alat-alat Studio 22.081.000,00
14 Kode 14 Alat-alat Kedokteran 3.034.544.000,00
15 Kode 15 Alat-alat Laboratorium 1.418.914.000,00
7
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
No Kode Bidang Barang ASET
16 Kode 16 Buku Perpustakaan 517.603.000,00
17 Kode 17 Barang bercorak kesenian ,Kebudayaan 774.982.000,00
18 Kode 18 Hewan,Ternak dan Tanaman -
19 Kode 19 Alat-alat Persenjataan,keamanan 600.000,00
20 Kode 20 Barang habis pakai -
Total 1.791.800.330.464,00
Total BM TA 2006 150.321.477.729,00
Total BM TA 2007 19.491.027.874,00
Total BM TA 2008 3.609.905.390,00
Jumlah Total 1.965.222.741.457,00
sedangkan menurut data Bagian Keuangan dan yang tercatat dalam Neraca TA 2008
adalah sebesar Rp2.609.426.374.673,40. Dengan demikian terdapat perbedaan sebesar
Rp644.203.633.216,40.
d. Hasil konfirmasi dengan Bagian Keuangan dan Bagian Perlengkapan, bahwa perbedaan
ini terjadi karena nilai aset tetap menurut Neraca TA 2008 adalah nilai aset tetap tahun-
tahun sebelumnya ditambah dengan belanja modal dan kapitalisasi aset tahun
bersangkutan. Sedangkan nilai aset menurut Bagian Perlengkapan adalah nilai aset tetap
yang sudah di-appraissal pada tahun 2005 ditambah dengan belanja modal sampai
dengan tahun 2008. Namun penambahan aset tetap tahun 2008 yang tercatat pada Bagian
Perlengkapan hanya dari belanja modal delapan SKPD karena tidak seluruh SKPD
melaporkan aset yang berada dalam penguasaannya.
e. Selain hal tersebut di atas masih terdapat beberapa aset tetap yang belum diakui oleh
Bagian Keuangan yaitu tanah Tempat Pemakaman Umum milik pemerintah daerah seluas
125.207 M2 serta sarana dan prasarana fasilitas sosial dan fasilitas umum yang
diserahkan oleh 39 pengembang.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa tim tidak memperoleh data yang akurat untuk
dapat menilai kewajaran nilai aset yang tertuang dalam neraca dan tidak dapat menelusuri
keyakinan yang memadai atas asersi keberadaan dan kelengkapan aset tetap.
8
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
b) Metode penyusutan yang digunakan;
c) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
d) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah antara lain:
1) Pasal 3 ayat (1) yang menyatakan bahwa pengelolaan barang milik Negara/Daerah
dilaksanakan berdasarkan fungsional, kepastian hukum, transparasi dan keterbukaan,
efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai.
2) Pasal 5 ayat (4) yang menyatakan bahwa Sekretaris Daerah adalah pengelola Barang
Milik Daerah yang bertanggung jawab melakukan pengawasan dan pengendalian atas
pengelolaan barang milik daerah.
3) Pasal 8 ayat (2) yang menyatakan bahwa Kepala SKPD adalah pengguna barang
milik daerah, bertanggungjawab menyusun dan menyampaikan Laporan Barang
Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) yang
berada dalam penguasaannya kepada pengelola barang.
Hal tersebut mengakibatkan nilai aset yang disajikan dalam Neraca per 31 Desember
2008 tidak tidak dapat diyakini kewajarannya.
Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Depok menyatakan bahwa nilai
yang dicantumkan oleh Bagian Keuangan dalam Laporan Keuangan adalah saldo awal
ditambah belanja modal dari tahun ke tahun sedangkan laporan dari Bagian Perlengkapan
adalah hasil dari inventarisasi sesuai dengan kondisi aset yang ada.
3. Penatausahaan Barang Persediaan (ATK dan Barang Cetakan) Pada Pemerintah Kota
Depok Belum Dilakukan Secara Memadai
Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kota Depok (Neraca) per 31 Desember 2008
tercatat nilai jumlah persediaan sebesar Rp9.654.450.521,25, yang terdiri atas persediaan
obat-obatan sebesar Rp8.648.860.751,25, persediaan bahan bangunan sebesar
Rp142.467.500,00 dan persediaan Alat Tulis Kantor (ATK) serta barang cetakan sebesar
Rp863.122.270,00 yang menurut Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dinyatakan bahwa
nilai persediaan tersebut merupakan hasil dari stock opname dari seluruh SKPD.
Hasil pemeriksaan atas penatausahaan barang persediaan khususnya ATK dan Barang
Cetakan diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Realisasi belanja ATK dan Barang Cetakan Pemerintah Kota Depok Tahun Anggaran
2008 masing-masing sebesar Rp4.938.116.683,00 dan Rp5.163.634.633,00 yang tersebar
diseluruh SKPD dengan rincian sebagai berikut:
11
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
BELANJA CETAKAN &
NO SKPD BELANJA ATK
PENGGANDAAN
1 2 5
1 Dinas Pendidikan 174.285.800,00 177.407.000,00
Dinas Kesehatan_ 116.628.480,00 182.396.200,00
Dinas Pekerjaan Umum_ 101.363.900,00 94.304.850,00
4 Kantor Pemadam Kebakaran 41.220.200,00 40.326.000,00
5 Dinas Tata Kota dan Bangunan 217.854.700,00 180.770.000,00
6 Badan Perencanaan Daerah 67.897.350,00 44.147.000,00
7 Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 161.691.250,00 300.868.680,00
8 Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup 124.853.100,00 185.420.435,00
9 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 100.026.600,00 57.606.000,00
10 Dinas Tenaga Kerja dan Sosial 41.629.600,00 50.510.400,00
11 Kantor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 27.997.108,00 55.903.800,00
12 Kantor Kesatuan Bangsa & Perlindungan
Masyarakat 100.788.000,00 95.372.000,00
b. Atas pengadaan ATK dan Barang Cetakan oleh masing-masing SKPD tersebut tidak
dilakukan pencatatan/pembukuan oleh Bendahara Barang SKPD (Sub Bagian Umum) baik
mengenai saldo tahun lalu, penerimaan (sesuai pengadaan) maupun
pengeluaran/pemakaian ATK dan Barang cetakan dimaksud.
c. Pengujian lebih lanjut atas penatausahaan barang persediaan yang dilakukan secara
sampling pada Sekretariat Daerah diketahui bahwa terdapat jumlah persediaan beberapa
jenis ATK berdasarkan stock opname lebih besar senilai Rp30.782.000,00 dibandingkan
dengan persedian berdasarkan perhitungan rekapitulasi Berita Acara distribusi barang,
namun ditemukan juga jumlah persediaan beberapa jenis ATK lebih kecil senilai
Rp15.698.000,00 dibandingkan dengan persedian berdasarkan perhitungan rekapitulasi
Berita Acara distribusi barang. (rincian pada lampiran 1 dan 2)
12
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
d. Hasil konfirmasi dengan beberapa Bendahara Barang SKPD menyatakan memang tidak
melakukan pembukuan atas penerimaan dan pengeluaran barang persediaan, nilai
persediaan akhir tahun hanya didasarkan pada hasil pemeriksaaan secara cek fisik (stock
opname).
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa Pemerintah Kota Depok belum melakukan
penatausahaan barang persediaan secara tertib dan memadai.
Hal tersebut mengakibatkan nilai persediaan pada Neraca Pemerintah Daerah Kota
Depok per 31 Desember 2008 tidak dapat diyakini kewajarannya.
BPK RI menyarankan Walikota Depok menegur secara tertulis kepada para Kepala
SKPD untuk menyelenggarakan penatausahaan atas barang persediaan yang berada dalam
penguasaannya sehingga nilai persedian dapat diketahui secara pasti.
13
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Hal tersebut telah ditindaklanjuti sesuai dengan teguran Sekretariat Daerah kepada
Kepala OPD se-Kota Depok No.027/647-Aset tanggal 5 Juni 2009 tentang kewajiban
melaporkan persediaan barang habis pakai.
14
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Hal ini terjadi karena:
a. Kurangnya pemahaman PPK-SKPD dalam menyusun neraca SKPD.
b. Kepala SKPD tidak melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyusunan laporan
keuangan satuan kerja yang dipimpinnya.
Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Depok menyatakan bahwa aset
yang disajikan SKPD adalah yang diperoleh pada tahun 2007 dan 2008, sedangkan neraca
Pemerintah Kota Depok menggunakan nilai aset tahun 2007 ditambah belanja modal tahun
2007.
5. Penetapan Penyedia Jasa Untuk Seleksi Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah
(CPNSD) Kota Depok Tidak Sesuai Ketentuan
Dalam rangka memenuhi formasi pegawai untuk Tahun 2008, Pemerintah Kota
Depok melalui Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah telah melakukan kegiatan Seleksi
Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) dengan anggaran sebesar
Rp1.725.515.000,00 dan realisasi sebesar Rp854.165.000,00 (49,50%) diantaranya sebesar
Rp333.320.000,00 untuk jasa konsultan.
Jasa konsultan untuk melakukan kegiatan Seleksi Pengadaan Calon Pegawai Negeri
Sipil Daerah (CPNSD) yang dipakai oleh Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah adalah
Universitas Padjadjaran berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kota
Depok dengan Universitas Padjadjaran tentang Pengadaan Naskah Soal dan Pemeriksaan
Lembar Jawaban Ujian dalam rangka Pengadaan CPNSD Formasi Tahun 2008 Nomor
800/3188.a-Kepeg tanggal 4 November 2008 yang berlaku sejak 4 November 2008 sampai
dengan 31 Desember 2008 tanpa melalui proses pelelangan pekerjaan.
Penunjukan Universitas Padjadjaran sebagai penyedia jasa pelaksanaan seleksi
pengadaan CPNSD merupakan tindak lanjut atas Kesepakatan Bersama antara Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat tentang Pengadaan
Naskah Soal dan Pemeriksaan Lembar Jawaban Ujian dalam rangka Pengadaan CPNSD di
Jawa Barat Formasi Tahun 2008 Nomor 810/5161/PEG.1/2008 tanggal 3 November 2008,
yang ditandatangi oleh Gubernur Jawa Barat beserta 24 Bupati/Walikota se-Provinsi Jawa
Barat, dengan pertimbangan:
a. Universitas Padjadjaran telah berpengalaman dalam kegiatan pengolahan data, pembuatan
dan pengadaan naskah soal ujian, pendistribusian, pengamanan dalam pengiriman soal
15
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
ujian, pendampingan pelaksanaan ujian, pemeriksaan lembar jawaban komputer dan
penyerahan hasil pemeriksaan berupa soft copy dan hard copy.
b. Universitas Padjadjaran memiliki kredibilitas dalam menjaga kerahasiaan soal-soal ujian
CPNSD.
c. Universitas Padjadjaran memiliki bidang kajian ilmu administrasi/kepegawaian yang telah
diakui oleh Pemerintah.
Biaya yang diajukan oleh Universitas Padjadjaran sesuai dengan perjanjian kerjasama
adalah sebesar Rp52.000,00 per orang dan peserta yang mengikuti seleksi CPNSD untuk Kota
Depok tahun 2008 sebanyak 6410 (enam ribu empat ratus sepuluh) orang sehingga nilai
perjanjian kerjasama sebesar Rp333.320.000,00.
Pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan No. 04/BA-STB/KPA/CPNS/2008 tanggal 18 Desember 2008 serta telah dibayar
lunas berdasarkan SP2D No. 07868/1.20.03/BL-LS/XII/2008 tanggal 30 Desember 2008
sebesar Rp333.320.000,00.
Pembayaran ditransfer ke rekening atas nama Herijanto Bekti pada Bank BNI (bukan
rekening Unpad).
Keadaan diatas tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketujuh Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Pasal 17:
a. Ayat (1) menyatakan bahwa dalam pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa
lainnya prinsipnya dilakukan melalui metode pelelangan umum.
b. Ayat (3) dalam hal penyediaan barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas
yaitu untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat
dilakukan dengan metode pelelangan terbatas dan diumumkan secara luas melalui media
massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang
telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya
yang memenuhi kualifikasi.
16
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Depok menyatakan bahwa hanya
melaksanakan berdasarkan kesepakatan yang telah ditetapkan sesuai dengan jumlah peserta
seleksi CPNSD.
17
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
TA 2007 TA 2008
No Uraian No Jumlah No Jumlah
Tgl Ket Tgl Ket
BKU (Rp) BKU (Rp)
287 29-06-2007 15,000,000.00
409 29-06-2007 25,000,000.00
8 GOWD 1562 30-11-2007 5,000,000.00 Bansos 2829 31-12-2008 50,000,000.00 Bansos
9 KPPI 1986 28-12-2007 30,000,000.00 Bansos 2831 31-12-2008 25,000,000.00 Bansos
10 AMS 1771 18-12-2007 7,000,000.00 Bansos 2873 31-12-2008 15,000,000.00 Bansos
63 5/8/2007 1,500,000.00
11 BAZ 51 5/8/2007 10,000,000.00 Bansos 3181 31-12-2008 50,000,000.00 Bansos
182 05/06/2007 4,000,000.00
651 31-07-2007 20,000,000.00
689 08-08-2007 21,000,000.00
1122 10-10-2007 55,000,000.00
12 FKUB 1668 05-12-2007 6,000,000.00 Bansos 3191 31-12-2008 100,000,000.00 Bansos
2146 28-12-2007 165,000,000.00
619 31-07-2007 5,000,000.00
906 14-09-2007 2,500,000.00
908 14-09-2007 3,000,000.00
926 17-09-2007 2,500,000.00
13 DMI 996 20-09-2007 3,000,000.00 Bansos 3213 31-12-2008 15,000,000.00 Bansos
1146 22-10-2007 1,500,000.00
1743 18-12-2007 1,500,000.00
1938 19-12-2007 1,500,000.00
1949 19-12-2007 1,500,000.00
94 5/15/2007 1,500,000.00
100 5/9/2007 1,500,000.00
183 05/06/2007 1,500,000.00
593 31-07-2007 2,000,000.00
14 IPHI 2144 28-12-2007 10,000,000.00 Bansos 3235 31-12-2008 15,000,000.00 Bansos
359 29-06-2007 10,000,000.00
15 DKM Baitul Kamal 13 4/27/2007 30,000,000.00 Bansos 3241 31-12-2008 100,000,000.00 Bansos
631 31-07-2007 7,000,000.00
837 05-09-2007 7,000,000.00
1670 05-12-2007 7,000,000.00
TOTAL 1,891,000,000.00 1,066,750,000.00
Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 sebagaimana telah dirubah dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 45 ayat (2) yang mengatur bahwa
bantuan sosial diberikan secara selektif, tidak terus menerus/tidakmengikat serta memiliki
kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan
daerah dan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
18
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Hal tersebut mengakibatkan maksud dan tujuan pemberian bantuan sosial tidak
tercapai sepenuhnya.
19
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Lampiran 1
Persedian ATK berdasar stock opname per 31 Desember 2008 lebih besar daripada
persediaan ATK menurut Rekap Berita Acara distribusi sebesar Rp30.782.000,00
Sisa berdasar BA Sisa berdasar Lap. Harga
Distribusi Persediaan Jumlah
No Uraian Selisih Satuan
(Rp)
(Rp)
Jumlah Satuan Jumlah Satuan
20
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Sisa berdasar BA Sisa berdasar Lap. Harga
Distribusi Persediaan Jumlah
No Uraian Selisih Satuan
(Rp)
(Rp)
Jumlah Satuan Jumlah Satuan
30,782,000.00
21
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Lampiran 2
Persediaan ATK menurut stock opname per 31 Desember 2008 lebih kecil daripada
Persediaan ATK berdasarkan Rekap Berita Acara distribusi senilai Rp15.698.000,00
Sisa berdasar BA Sisa berdasar Lap. Harga
Jumlah
No Uraian Distribusi Persediaan Selisih Satuan
(Rp)
Jumlah Satuan Jumlah Satuan (Rp)
15,698,000.00
22
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
BUKU II
ATAS
DI
DEPOK
Nomor : 23B/LHP/XVIII.BDG/05/2009
Tanggal : 20 Mei 2009
DAFTAR ISI
HALAMAN
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..... i
RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN
TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TA 2008 ........................................... 1
HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN ............................................ 3
1. Terdapat Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Ganda oleh 3
Bagian Keuangan Kota Depok Sebesar
Rp425.402.400,00.......................................................................................
i
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
1
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
pejabat terkait serta menarik kelebihan pembayaran dan menyerahkan copy bukti setor kepada
BPK RI.
Selain itu, BPK RI juga mencatat masalah-masalah tertentu yang tidak material berkaitan
dengan kepatuhan terhadap perundang-undangan disertai rekomendasi yang dikemukakan
pada hasil pemeriksaan.
2
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN
1. Terdapat Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Ganda Oleh Bagian
Keuangan Kota Depok Sebesar Rp425.402.400,00
Bagian Keuangan Pemerintah Kota Depok merupakan Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah (PPKD) yang mempunyai tugas dan wewenang antara lain untuk melaksanakan fungsi
Bendahara Umum Daerah (BUD), melakukan pelaksanaan, pengendalian dan
pertanggungjawaban APBD. PPKD selaku BUD menunjuk Bagian Perbendaharaan sebagai
Kuasa Pengguna Anggaran yang mempunyai tugas antara lain untuk menerbitkan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D).
Hasil pemeriksaan atas dokumen penerbitan dan pencairan SP2D diketahui terdapat
penerbitan SP2D Nomor 07372/1.03.01/BL-LS/XII/2008 tanggal 24 Desember 2008 sebesar
Rp480.589.800,00 kepada Ir. Hendrik P. Paulus (selaku Direktur CV Putra Jaya Mukti) untuk
pembayaran pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonsiliasi Jembatan dan telah dicairkan oleh Bank
Jabar Banten Cabang Depok pada tanggal 24 Desember 2008 sebesar Rp425.402.400,00
(setelah dikurangi PPh 22 dan PPN sebesar Rp55.187.400,00). Pada tanggal 31 Desember
2008 terjadi pencairan kembali SP2D dengan Nomor, tanggal dan peruntukan yang sama
kepada Direktur CV Putra Jaya Mukti sehingga terjadilah pembayaran ganda atas pekerjaan
Rehabilitasi dan Rekonsiliasi Jembatan.
Kepala Bagian Keuangan, Kasubag. Perbendaharaan dan staf Bagian Perbendaharaan
yang menerbitkan SP2D menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena banyaknya SP2D
yang diterbitkan antara tanggal 24 sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, dengan batas
waktu yang pendek tersebut banyak kesalahan-kesalahan administrasi seperti kesalahan
penulisan kode rekening, nomor rekening pihak ketiga, nama serta besaran nilai SP2D
sehingga banyak dilakukan koreksi yang bisa juga menjadi penyebab adanya pencetakan
SP2D ganda tersebut. Hasil konfirmasi dengan Kepala Cabang Bank Jabar Banten Cabang
Depok mengenai SP2D ganda tersebut menyatakan mengakui terjadinya kelalaian tersebut
yang dikarenakan banyaknya jumlah permintaan pencairan SP2D menjelang tutup tahun
anggaran sehingga menyebabkan kurang kendali terhadap dokumen pencairan atas SP2D
tersebut.
Keadaan diatas tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 4:
a. Ayat (1) yang menyatakan bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
masyarakat.
b. Ayat (2) yang menyatakan bahwa secara tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah bahwa keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang
digunakan dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
3
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Hal ini terjadi karena :
a. Kasubag Perbendaharaan yang bertanggung jawab atas penerbitan SP2D lalai dalam
menjalankan kewajibannya.
b. Pengawasan dan pengendalian atasan langsung belum optimal.
Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Depok menyatakan telah
berkoordinasi dengan PT Bank Jabar Banten Cabang Depok dan Kepolisian Resort Metro
Depok serta menyampaikan surat panggilan kepada Direktur CV Putra Jaya Mukti dan
mendatangi pihak keluarga. SP2D dicatat sebagai piutang dan menunggu keputusan lebih
lanjut.
4
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Dengan demikian penyertaan modal pemerintah daerah Kota Depok senilai
Rp540.000.000,00 tersebut tidak mendatangkan manfaat ekonomis .
Keadaan diatas tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 1 point 65 yang menyatakan bahwa Investasi
adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis seperti bunga, deviden, royalty,
manfaat sosial dan/atau manfaat lainnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
3. Pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK) Pada Sekretariat Daerah Tidak Sesuai Ketentuan
dan Terdapat Kelebihan Pembayaran Sebesar Rp38.308.750,00
Pada TA 2008 Sekretariat Daerah Kota Depok melalui Bagian Perlengkapan telah
mengalokasikan anggaran untuk kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor (ATK) sebesar
Rp2.174.212.400,00 dan telah direalisir sebesar Rp2.084.077.500,00 (95,85%).
Hasil pemeriksaan atas dokumen pelaksanaan pengadaan ATK menunjukkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat Daerah diketahui bahwa
untuk kegiatan Penyediaan ATK direncanakan dilakukan pelelangan. Hal tersebut terlihat
dengan dialokasikannya anggaran untuk belanja-belanja kegiatan pelelangan sebagai
berikut:
5
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Kode Rekening Uraian Volume&Satuan Harga Jumlah
Satuan
521 Belanja Pegawai
5 2 1 01 Honorarium PNS
5 2 1 01 02 Honorarium Tim Pengadaan Barang&Jasa
Ketua 1 orang x 1 keg 1.000.000,00 1.000.000,00
Sekretaris 1 orang x 1 keg 950.000,00 950.000,00
Anggota 3 orang x 1 keg 900.000,00 2.700.000,00
522 Belanja Barang dan Jasa
5 2 2 01 Belanja Bahan Pakai Habis
5 2 2 01 02 Belanja dokumen/adm tender
Dokumen lelang/RKS 30 buku 5.000,00 150.000,00
Dokumen hasil lelang/kontrak 5 buku 35.000,00 175.000,00
5 2 2 03 Belanja Jasa Kantor
5 2 2 03 04 Belanja Jasa Pengumuman
Lelang/Pemenang Lelang
Pengumuman Lelang 1 kali 3.000.000,00 3.000.000,00
6
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
No Tanggal SPK Rekanan Nilai (Rp)
17 9-Jun-08 CV Eka Widhi Sarana 46,275,000.00
18 13-Jun-08 CV Ferdhy Firdha 45,760,500.00
19 16-Jun-08 CV Bintang Pratama 24,500,000.00
20 20-Jun-08 CV Dwi Syahrani 32,470,000.00
21 1-Jul-08 CV Nabila Saphira 24,540,000.00
22 7-Jul-08 CV Eka Cipta Prestasi 26,060,000.00
23 14-Jul-08 CV Bumi Surya Pertiwi 45,000,000.00
24 31-Jul-08 CV Prima Insan Mandiri 24,180,000.00
25 1 Agt 08 CV Makmur Trijaya Sakti 46,375,000.00
26 13 Agt 08 CV Triple "5" Jaya Sentosa 45,581,000.00
27 14 Agt 08 CV Plugon Widya Karya 46,742,500.00
28 15 Agt 08 CV Ellena Sukses Makmur 22,000,000.00
29 19 Agt 08 CV Kemuning 21,650,000.00
30 22 Agt 08 CV Wahana Cahaya Sakti 46,956,000.00
31 1-Sep-08 CV Citra Sarana Sakti 45,812,250.00
32 5-Sep-08 CV Mulya Jaya Abadi 46,150,000.00
33 8-Sep-08 CV Prima Insan Mandiri 46,630,000.00
34 12-Sep-08 CV Bintang Pratama 21,932,500.00
35 15-Sep-08 CV Persada Abadi Mandiri 31,339,000.00
36 16-Sep-08 CV Agung Jaya Makmur 27,877,500.00
37 6 Okt 08 CV Arwana Mitra Wijaksana 20,004,000.00
38 3 Nop 08 CV Cipta Vidya Nanda 33,520,000.00
39 7 Nop 08 CV Dwi Syahrani 32,475,000.00
40 10 Nop 08 CV Merindo Trimadistra 23,615,000.00
41 11 Nop 08 CV Karya Dua Cemerlang 47,645,000.00
42 14 Nop 08 CV Putri Sion 31,130,000.00
43 17 Nop 08 CV Glory Cipta Perdana 27,000,000.00
44 18 Nop 08 CV Alfian Lidia Sentosa 39,875,000.00
45 19 Nop 08 CV Lisa Lintas Pratama 31,000,000.00
46 20 Nop 08 CV Manoni Jaya 47,960,000.00
47 21 Nop 08 CV Matuari Bhakti Pertiwi 47,460,000.00
48 24 Nop 08 CV Karya Usaha Bersama 47,000,000.00
49 25 Nop 08 CV Wahana Cahaya Sakti 24,085,000.00
50 25 Nop 08 CV Tiga Sekawan 16,975,000.00
51 28 Nop 08 CV Almatin 47,175,000.00
52 27 Nop 08 CV Baja Perkasa 20,520,000.00
53 1 Des 08 CV Midas Utama Kasih 47,452,500.00
54 2 Des 08 CV Lira Cipta Agung 44,997,000.00
55 3 Des 08 CV Graha Cipta Karya 45,742,500.00
56 4 Des 08 CV Raih Jaya 45,657,500.00
57 5 Des 08 CV Selat Sunda 16,950,000.00
58 9 Des 08 CV Multi Media Karya 43,235,000.00
7
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
No Tanggal SPK Rekanan Nilai (Rp)
JUMLAH 2,077,757,500.00
Dari tabel di atas terlihat bahwa jangka waktu pelaksanaan pengadaan sangat berdekatan
sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan pelelangan secara bertahap.
d. Berdasarkan dokumen pertanggungjawaban belanja ATK diketahui terdapat 4 jenis ATK
yang harga satuan dalam SPK melebihi Standar Satuan Harga Walikota senilai
Rp33.658.750,00 dengan rincian:
No. Jenis ATK Nilai Kerugian (Rp)
Hal ini terjadi karena Sekretaris Daerah selaku Pengguna Anggaran dan PPTK tidak
mentaati ketentuan pengadaan barang/jasa.
8
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
melebihi Standar Satuan Harga Pemerintah Kota Depok akan dikembalikan sesuai dengan
ketentuan.
4. Pajak Reklame Pada Tiga Puluh Enam Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
Di Wilayah Kota Depok Pada TA 2008 Belum Dikenakan Minimal Sebesar
Rp36.656.400,00
Pada TA 2008 Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Pendapatan Daerah
menetapkan target pendapatan dari Pajak Reklame sebesar Rp3.754.903.559,50 yang telah
terealisasi sebesar Rp4.316.077.876,00 (114,95%).
Menurut data dari Dinas Perindustrian pada TA 2008 terdapat 40 SPBU yang telah
beroperasi dimana 4 SPBU telah melaksanakan kewajibannya sebagai wajib pajak reklame.
Hasil uji petik di lapangan tanggal 23 Mei 2009 dan konfirmasi kepada Dinas Pendapatan
Daerah dan Dinas Tata Kota dan Bangunan diketahui bahwa pajak reklame untuk TA 2008
atas 36 (tigapuluh enam) SPBU di wilayah Kota Depok belum dikenakan minimal sebesar
Rp36.656.400,00, dengan perhitungan sebagai berikut:
No Kecamatan Jenis Lokasi Ukuran Jumlah M2 Pajak
9
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
No Kecamatan Jenis Lokasi Ukuran Jumlah M2 Pajak
10
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
No Kecamatan Jenis Lokasi Ukuran Jumlah M2 Pajak
JUMLAH 36,656,400.00
Konfirmasi lebih lanjut ke Kepala Seksi Pendaftaran Dinas Pendapatan Daerah diketahui
bahwa intensifikasi pemungutan pajak reklame kepada para pemilik SPBU mulai
dilaksanakan pada bulan Agustus 2008, antara lain melalui sosialisasi tentang pajak reklame.
Selain itu kepada para pemilik SPBU yang belum melakukan kewajiban untuk membayar
pajak reklame, Dinas Pendapatan Daerah juga telah mengirimkan surat peringatan sebanyak 3
(tiga) kali, akan tetapi sampai dengan saat pemeriksaan baru 2 (dua) SPBU yang telah
membayar pajak atas reklame.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 02 Tahun
2002 tentang Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Restoran dan Pajak Parkir
pada:
a. Pasal 1 angka 27 yang menyatakan reklame adalah benda, alat perbuatan atau media yang
menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk
memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau seseorang
ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang
ditempatkan atau dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat umum kecuali yang
dilakukan Pemerintah;
b. Pasal 14 yang menyatakan bahwa dengan nama Pajak Reklame, dipungut pajak atas setiap
penyelenggaraan reklame;
c. Pasal 60 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap penyelenggaraan hotel, hiburan, reklame,
restoran dan parkir oleh orang pribadi atau badan, wajib memperoleh ijin tertulis dari
Walikota atau pejabat yang ditunjuk.
11
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Atas permasalahan tersebut, Kepala Bidang Pendapatan DPPK Kota Depok mengakui
potensi yang belum tergali atas reklame reklame tersebut.
5. Kekurangan Volume Pekerjaan Pada Enam Paket Pekerjaan Jalan Dinas Pekerjaan
Umum Kota Depok Sebesar Rp149.257.755,42
Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota Depok pada TA 2008 telah
melaksanakan kegiatan belanja modal pengadaan konstruksi jalan dengan nilai anggaran
setelah perubahan sebesar Rp97.914.705.660,00. Hasil pemeriksaan dilapangan yang
dilakukan secara uji petik terdapat kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp149.257.755,42
dengan rincian sebagai berikut:
1) Peningkatan Jalan Ridwan Rais sebesar Rp532.468.800,00 yang dilaksanakan oleh PT
Borisdo Jaya sesuai kontrak No. 602/326/XI/DPU/2008 tanggal 17 November 2008.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 30 hari kalender sejak mulai diterbitkannya
SPMK tanggal 17 November s.d 16 Desember 2008 dan pekerjaan telah selesai
dilaksanakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BASTP) No. 621/AS-2-
BA.PHO.PNJ/BM/XII/08 tanggal 16 Desember 2008 dan telah dibayar lunas (95%) sesuai
dengan SP2D No. 06844/1.03.01/BL-LS/XII/2008 dan No. 06845/1.03.01/BL-
LS/XII/2008. Hasil pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 1 Mei 2009 terdapat
kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp44.720.776,37 (lihat lampiran 2)
2) Peningkatan Jln limo Raya Segmen II sebesar Rp867.848.000,00 yang dilaksanakan oleh
CV Candra Utama sesuai kontrak No.602/346/XI/DPU/2008 tanggal 17 November 2008.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 38 hari kalender sejak mulai diterbitkannya
SPMK tanggal 17 November s.d 24 Desember 2008 dan pekerjaan telah selesai
dilaksankan sesuai dengan BASTP No. 621/760/BA.PHO.PNJ/BM/XII/2008 tanggal 24
Desember 2008. Hasil pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 6 Mei 2009 terdapat
kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp46.701.881,21 (lihat lampiran 2)
3) Peningkatan Jalan Limo Cinere sebesar Rp1.769.531.000,00 yang dilaksanakan oleh PT
Pastita Cahaya Jaya sesuai kontrak No.602/343/XI/DPU/2008 tanggal 17 November 2008.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 38 hari kalender sejak mulai diterbitkannya
SPMK tanggal 17 November s.d 24 Desember 2008 dan pekerjaan telah selesai
dilaksanakan sesuai dengan BASTP No. 621/762/BA.PHO.PNJ/BM/XII/2008 tanggal 24
Desember 2008. Hasil pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 7 Mei 2009 terdapat
kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp4.586.860,95 (lihat lampiran 2)
12
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
4) Peningkatan Jalan Parung Bingung Cinere sebesar Rp432.102.000,00 yang dilaksanakan
oleh CV Sembilan Sembilan sesuai kontrak No.602/225/IX/DPU/2008 tanggal 9
September 2008. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 hari kalender sejak mulai
diterbitkannya SPMK tanggal 9 September s.d 7 Desember 2008 dan pekerjaan telah
selesai dilaksanakan sesuai dengan BASTP No. 621/535/BA-PHO.PNJ/BM/XII/2008
tanggal 7 Desember 2008. Hasil pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 7 Mei 2009
terdapat kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp4.679.412,03 (lihat lampiran 2)
5) Peningkatan Jalan Pangkalan Jati II sebesar Rp1.331.455.000,00 yang dilaksanakan oleh
PT Karya Dunia Investama sesuai kontrak No. 602/383/XI/DPU/2008 tanggal 20
November 2008. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 38 hari kalender sejak mulai
diterbitkannya SPMK tanggal 20 November s.d 24 Desember 2008 dan pekerjaan telah
selesai dilaksanakan sesuai dengan BASTP No. 621/1075/BA.FHO/PNJ/BM/XII/2008
tanggal 18 Desember 2008 dan telah dibayar lunas (95%) sesuai dengan SP2D No.
07702/1.03.01/BL-LS/XII/2008 dan No. 07703/1.03.01/BL-LS/XII/2008. Hasil
pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 7 Mei 2009 terdapat kekurangan volume
pekerjaan sebesar Rp37.361.478,32 (lihat lampiran 2)
6) Peningkatan Jalan Leuwinanggung Kebayunan sebesar Rp358.183.000,00 yang
dilaksanakan oleh PT Arya Kemuning Selaras sesuai kontrak No.602/209/IX/DPU/2008
tanggal 9 September 2008. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 75 hari kalender
sejak mulai diterbitkannya SPMK tanggal 9 September s.d 22 November 2008 dan
pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan BASTP No.
621/474/BA.FHO.PNJ/BM/XI/2008 tanggal 5 Nopember 2008 dan telah dibayar lunas
(95%) sesuai dengan SP2D No.04830/1.03.01/BL-LS/XI/2008 dan No. 06161/1.03.01/BL-
LS/XII/2008. Hasil pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 2 Mei 2009 terdapat
kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp11.207.346,54 (lihat lampiran 2)
Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian Penjelasan Pasal 33 ayat
(2) bahwa khusus untuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan senilai
pekerjaan yang telah terpasang tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada di
lapangan.
13
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Bina Marga dan SDA Kota Depok
menyatakan akan menindaklanjuti sesuai dengan peraturan yang berlaku dan berusaha
mengoptimalkan pengawasan pelaksanaan kegiatan di masa yang akan datang.
BPK RI menyarankan Walikota Depok agar:
a. Memberikan teguran secara tertulis yang diikuti dengan sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku dibidang kepegawaian kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum,
PPTK dan pengawas lapangan untuk melaksanakan dan meningkatkan pengendalian
kegiatan dilingkungannya.
b. Memerintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk menarik kelebihan pembayaran
sebesar Rp149.257.755,42 kepada rekanan yang bersangkutan dan menyetorkan ke Kas
Daerah serta bukti setornya diserahkan ke BPK RI.
14
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
07461/1.01.01/BL-LS/XII/2008. Hasil pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 9 Mei
2009 terdapat kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp13.482.485,89.(lihat lampiran 3)
d. Rehabilitasi SDN Pasir Putih 2 sebesar Rp303.246.000,00 yang dilaksanakan oleh CV.
Dua Dua Juni sesuai kontrak No. 027/11.01/KPA/Kontrak/RehabSDN/Disdik/IX/ 2008
tanggal 8 September s.d 5 Desember 2008 dan penambahan pekerjaan No.
01/Add./X/DDJ/2008 dengan nilai sebesar Rp317.854.000,00 serta pekerjaan telah selesai
dilaksanakan sesuai dengan BASTP No. 027/BA/Rehab.SDN/XII/2008 tanggal 5
Desember 2008 dan telah dibayar lunas (100%) sesuai dengan SP2D No 07627/1.01/BL-
LS/XII/2008. Hasil pemeriksaan fisik di lapangan pada tanggal 10 Mei 2009 terdapat
kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp8.376.923,00.(lihat lampiran 3)
e. Pembangunan USB Dan Relokasi SDN Cisalak Pasar 2, 3 Dan Curug 1 sebesar
Rp903.570.000,00 yang dilaksanakan oleh CV. Dwi Murti sesuai kontrak No.
027/01.03/KPA/Kontrak/Pemb.Usb dan Relokasi SDN/ Disdik/IX/ 2008 tanggal 8
September s.d 25 Desember 2008 dan penambahan pekerjaan No.
027/Add.01.03/KPA/Kontrak/Pemb. USB & Relokasi SDN/Disdik/XI/2008 dengan nilai
sebesar Rp971.045.000,00 dan pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan BASTP
No. 027/KPA/Pemb.USB & Relokasi SDN/IX/2008 tanggal 15 Desember 2008 dan telah
dibayar lunas (100%) sesuai dengan SP2D No. 05852/1.01.01/BL-LS/XII/2008 dan No.
06884/01.01/BL-LS/XII/2008. Hasil pemeriksaan fisik di lapangan pada tanggal 9 Mei
2009 terdapat kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp22.294.809,95.(lihat lampiran 3)
f. Pembangunan SMKN 2 Sawangan sebesar Rp913.382.000,00 yang dilaksanakan oleh PT.
Gunung Pinapan sesuai kontrak No. 027/02.05/KPA/Kontrak/Pemb.SMKN 2 Sawangan/
Disdik/IX/2008 tanggal 8 September s.d 25 Desember 2008 dan penambahan pekerjaan
No. 027/Add.02.05/KPA/Kontrak/Pemb.SMKN/Disdik/XI/2008 dan pekerjaan telah
selesai dilaksanakan sesuai dengan BASTP No. 027/KPA/Pemb.USB & Relokasi
SDN/IX/2008 tanggal 25 Desember 2008 dan telah dibayar lunas sesuai dengan SP2D
No.07974/1.01.01/BL-LS/XII/2008 tanggal 30 Desember 2008 dengan nilai sebesar
Rp970.027.000,00. Hasil pemeriksaan fisik di lapangan pada tanggal 9 Mei 2009 terdapat
kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp3.590.091,00. (lihat lampiran 3)
Keadaan diatas tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian Penjelasan Pasal
33 ayat (2) bahwa khusus untuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan
senilai pekerjaan yang telah terpasang tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada di
lapangan.
Hal tersebut mengakibatkan terdapat pembayaran lebih kepada para penyedia jasa
sebesar Rp79.329.807,07 atas pekerjaan yang dilaksanakannya
15
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Hal ini terjadi karena :
a. PPTK lalai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Pengawas Lapangan tidak cermat dalam melakukan tugasnya
c. Kepala Dinas Pendidikan belum optimal dalam melaksanakan pengawasan dan
pengendalian atas pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
16
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Keadaan diatas tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian Penjelasan Pasal
33 ayat 2 bahwa khusus untuk pekerjaan konstruksi. pembayaran hanya dapat dilakukan
senilai pekerjaan yang telah terpasang tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada di
lapangan.
17
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Lampiran 1
SPK Standar Harga Satuan
No Tanggal SPK Rekanan Nilai (Rp) Uraian Melebihi
Banyaknya Satuan Harga Satuan Jumlah Harga Satuan Seharusnya
1 7-Apr-08 CV Prima Insan Mandiri 32,418,000.00 Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 10 Box 40,000.00 400,000.00 30,600.00 306,000.00 94,000.00
Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 5 Box 40,000.00 200,000.00 30,600.00 153,000.00 47,000.00
2 14-Jul-08 CV Bumi Surya Pertiwi 45,000,000.00 Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 15 Box 41,000.00 615,000.00 30,600.00 459,000.00 156,000.00
3 16-Sep-08 CV Agung Jaya Makmur 27,877,500.00 Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 29 Box 40,000.00 1,160,000.00 30,600.00 887,400.00 272,600.00
Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 48 Box 40,000.00 1,920,000.00 30,600.00 1,468,800.00 451,200.00
Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 5 Box 37,500.00 187,500.00 30,600.00 153,000.00 34,500.00
Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 10 Box 35,000.00 350,000.00 30,600.00 306,000.00 44,000.00
Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 5 Box 40,000.00 200,000.00 30,600.00 153,000.00 47,000.00
Jumlah a 1,146,300.00
1 3-Apr-08 CV Wahyu Gumilang 29,439,500.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 36 Box 57,000.00 2,052,000.00 51,960.00 1,870,560.00 181,440.00
2 19 Mei 08 CV Wijaya 29,989,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 5 Box 55,000.00 275,000.00 51,960.00 259,800.00 15,200.00
3 21 Mei 08 CV Persada Abadi Mandiri 46,998,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 34 Box 56,000.00 1,904,000.00 51,960.00 1,766,640.00 137,360.00
4 1-Jul-08 CV Nabila Saphira 24,540,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 30 Box 57,500.00 1,725,000.00 51,960.00 1,558,800.00 166,200.00
5 1 Agt 08 CV Makmur Trijaya Sakti 46,375,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 33 Box 56,000.00 1,848,000.00 51,960.00 1,714,680.00 133,320.00
Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 40 Box 57,500.00 2,300,000.00 51,960.00 2,078,400.00 221,600.00
Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 22 Box 57,000.00 1,254,000.00 51,960.00 1,143,120.00 110,880.00
6 11 Nop 08 CV Karya Dua Cemerlang 47,645,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 20 Box 55,000.00 1,100,000.00 51,960.00 1,039,200.00 60,800.00
7 20 Nop 08 CV Manoni Jaya 47,960,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 25 Box 55,000.00 1,375,000.00 51,960.00 1,299,000.00 76,000.00
8 25 Nop 08 CV Tiga Sekawan 16,975,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 10 Box 52,500.00 525,000.00 51,960.00 519,600.00 5,400.00
9 2 Des 08 CV Lira Cipta Agung 44,997,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 10 Box 57,000.00 570,000.00 51,960.00 519,600.00 50,400.00
Jumlah b 1,158,600.00
1 28-Apr-08 CV Baja Perkasa 25,903,250.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 30 Rim 45,000.00 1,350,000.00 40,200.00 1,206,000.00 144,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 35 Rim 47,000.00 1,645,000.00 40,200.00 1,407,000.00 238,000.00
2 30 Mei 08 CV Multi Media Karya 45,242,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 25 Rim 47,500.00 1,187,500.00 40,200.00 1,005,000.00 182,500.00
3 6-Jun-08 CV Sindaraya Karya Maju 38,012,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 25 Rim 47,500.00 1,187,500.00 40,200.00 1,005,000.00 182,500.00
4 16-Jun-08 CV Bintang Pratama 24,500,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 25 Rim 45,000.00 1,125,000.00 40,200.00 1,005,000.00 120,000.00
5 20-Jun-08 CV Dwi Syahrani 32,470,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 40 Rim 47,500.00 1,900,000.00 40,200.00 1,608,000.00 292,000.00
6 7-Jul-08 CV Eka Cipta Prestasi 26,060,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 30 Rim 45,000.00 1,350,000.00 40,200.00 1,206,000.00 144,000.00
7 14 Agt 08 CV Plugon Widya Karya 46,742,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 165 Rim 47,500.00 7,837,500.00 40,200.00 6,633,000.00 1,204,500.00
8 19 Agt 08 CV Kemuning 21,650,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 50 Rim 47,000.00 2,350,000.00 40,200.00 2,010,000.00 340,000.00
9 22 Agt 08 CV Wahana Cahaya Sakti 46,956,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 70 Rim 47,000.00 3,290,000.00 40,200.00 2,814,000.00 476,000.00
10 5-Sep-08 CV Mulya Jaya Abadi 46,150,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 200 Rim 49,000.00 9,800,000.00 40,200.00 8,040,000.00 1,760,000.00
11 8-Sep-08 CV Prima Insan Mandiri 46,630,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 200 Rim 47,500.00 9,500,000.00 40,200.00 8,040,000.00 1,460,000.00
12 12-Sep-08 CV Bintang Pratama 21,932,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 50 Rim 47,500.00 2,375,000.00 40,200.00 2,010,000.00 365,000.00
13 15-Sep-08 CV Persada Abadi Mandiri 31,339,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 110 Rim 47,000.00 5,170,000.00 40,200.00 4,422,000.00 748,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 150 Rim 47,500.00 7,125,000.00 40,200.00 6,030,000.00 1,095,000.00
14 6 Okt 08 CV Arwana Mitra Wijaksana 20,004,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 75 Rim 47,500.00 3,562,500.00 40,200.00 3,015,000.00 547,500.00
15 3 Nop 08 CV Cipta Vidya Nanda 33,520,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 50 Rim 43,000.00 2,150,000.00 40,200.00 2,010,000.00 140,000.00
16 7 Nop 08 CV Dwi Syahrani 32,475,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 25 Rim 45,000.00 1,125,000.00 40,200.00 1,005,000.00 120,000.00
17 10 Nop 08 CV Merindo Trimadistra 23,615,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 86 Rim 45,000.00 3,870,000.00 40,200.00 3,457,200.00 412,800.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 31 Rim 45,000.00 1,395,000.00 40,200.00 1,246,200.00 148,800.00
18 17 Nop 08 CV Glory Cipta Perdana 27,000,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 25 Rim 45,000.00 1,125,000.00 40,200.00 1,005,000.00 120,000.00
19 24 Nop 08 CV Karya Usaha Bersama 47,000,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 200 Rim 49,000.00 9,800,000.00 40,200.00 8,040,000.00 1,760,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 25 Rim 45,000.00 1,125,000.00 40,200.00 1,005,000.00 120,000.00
20 28 Nop 08 CV Almatin 47,175,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 150 Rim 49,000.00 7,350,000.00 40,200.00 6,030,000.00 1,320,000.00
21 27 Nop 08 CV Baja Perkasa 20,520,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 50 Rim 45,000.00 2,250,000.00 40,200.00 2,010,000.00 240,000.00
22 1 Des 08 CV Midas Utama Kasih 47,452,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 50 Rim 47,500.00 2,375,000.00 40,200.00 2,010,000.00 365,000.00
23 3 Des 08 CV Graha Cipta Karya 45,742,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 275 Rim 49,000.00 13,475,000.00 40,200.00 11,055,000.00 2,420,000.00
24 5 Des 08 CV Selat Sunda 16,950,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 35 Rim 45,000.00 1,575,000.00 40,200.00 1,407,000.00 168,000.00
25 9 Des 08 CV Multi Media Karya 43,235,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 65 Rim 45,000.00 2,925,000.00 40,200.00 2,613,000.00 312,000.00
Jumlah c 16,945,600.00
1 4-Apr-08 CV Citra Sarana Sakti 42,955,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 20 Rim 42,000.00 840,000.00 36,240.00 724,800.00 115,200.00
2 29-Apr-08 CV Baruta Fidiakarya 25,127,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 25 Rim 42,500.00 1,062,500.00 36,240.00 906,000.00 156,500.00
3 13 Mei 08 CV Tiara 22,480,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 25 Rim 42,500.00 1,062,500.00 36,240.00 906,000.00 156,500.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 15 Rim 42,000.00 630,000.00 36,240.00 543,600.00 86,400.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 25 Rim 42,500.00 1,062,500.00 36,240.00 906,000.00 156,500.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 25 Rim 42,500.00 1,062,500.00 36,240.00 906,000.00 156,500.00
4 13-Jun-08 CV Ferdhy Firdha 45,760,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 50 Rim 42,500.00 2,125,000.00 36,240.00 1,812,000.00 313,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 40 Rim 42,500.00 1,700,000.00 36,240.00 1,449,600.00 250,400.00
5 31-Jul-08 CV Prima Insan Mandiri 24,180,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 30 Rim 39,000.00 1,170,000.00 36,240.00 1,087,200.00 82,800.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 70 Rim 42,000.00 2,940,000.00 36,240.00 2,536,800.00 403,200.00
6 1-Sep-08 CV Citra Sarana Sakti 45,812,250.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 125 Rim 49,750.00 6,218,750.00 36,240.00 4,530,000.00 1,688,750.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 200 Rim 43,000.00 8,600,000.00 36,240.00 7,248,000.00 1,352,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 150 Rim 42,500.00 6,375,000.00 36,240.00 5,436,000.00 939,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 50 Rim 42,500.00 2,125,000.00 36,240.00 1,812,000.00 313,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 150 Rim 42,500.00 6,375,000.00 36,240.00 5,436,000.00 939,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 50 Rim 40,000.00 2,000,000.00 36,240.00 1,812,000.00 188,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 50 Rim 40,000.00 2,000,000.00 36,240.00 1,812,000.00 188,000.00
7 21 Nop 08 CV Matuari Bhakti Pertiwi 47,460,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 50 Rim 40,000.00 2,000,000.00 36,240.00 1,812,000.00 188,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 275 Rim 43,000.00 11,825,000.00 36,240.00 9,966,000.00 1,859,000.00
8 25 Nop 08 CV Wahana Cahaya Sakti 24,085,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 25 Rim 40,000.00 1,000,000.00 36,240.00 906,000.00 94,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 175 Rim 43,000.00 7,525,000.00 36,240.00 6,342,000.00 1,183,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 100 Rim 42,500.00 4,250,000.00 36,240.00 3,624,000.00 626,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 175 Rim 42,500.00 7,437,500.00 36,240.00 6,342,000.00 1,095,500.00
9 4 Des 08 CV Raih Jaya 45,657,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 300 Rim 42,500.00 12,750,000.00 36,240.00 10,872,000.00 1,878,000.00
Jumlah d 14,408,250.00
Jumlah a+b+c+d 33,658,750.00
Lampiran 2
Volume RAB Volume Fisik Total Vol
Lebar Rata2 Tebal Rata2 Tebal Rata2 Selisih Harga Satuan
No Nama Pekerjaan Panjang (m) Vol (m3) Panjang (m) Lebar Rata2 Vol (m3) Tambahan Vol Total Kerugian (Rp)
(m) (m) (m) (m3) (Rp)
1 Peningkatan Jalan Ridwan Rais 382.75 5.00 0.20 382.75 382.75 5.05 0.17 328.59 328.59 54.16 825,729.30 44,720,776.37
2 Peningkatan Jln Limo Raya Segmen II 537.00 6.00 0.20 644.40 536.00 5.85 0.19 589.49 589.49 54.91 850,560.24 46,701,881.21
3 Peningkatan Jln limo‐cinere 482.24 5.50 0.25 663.08 434.00 5.40 0.23 539.03 119.00 658.03 5.05 907,929.72 4,586,860.95
4 Peningkatan Jln parung bingung‐cinere 585.20 5.47 0.04 128.04 585.20 5.44 0.04 126.04 ‐ 126.04 2.00 2,341,100.00 4,679,412.03
5 Peningkatan Jln Pangkalan Jati 2 1,032.00 4.10 0.20 846.24 1,034.60 4.10 0.19 805.32 ‐ 805.32 40.92 913,134.47 37,361,478.32
6 Peningkatan Jln Leuwinanngung ‐ Kebayunan 244.00 5.00 0.20 244.00 241.80 5.03 0.19 231.39 ‐ 231.39 12.61 888,930.37 11,207,346.54
149,257,755.42
Lampiran 3
1. SDN Pasir Gunung Selatan 1
Jumlah 79,329,807.07