GUBERNUR BANTEN,
dan
GUBERNUR BANTEN
-4-
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI
BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA
TATA RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN TAHUN
2010-2030.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2010 – 2030 (Lembaran
Daerah Provinsi Banten Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Banten Nomor 32) diubah sebagai berikut :
Pasal 1
satu kabupaten/kota.
16. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disingkat PKN adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
17. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disingkat PKW adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
provinsi atau beberapa kabupaten/kota.
18. Pusat Kegiatan Wilayah promosi yang selanjutnya disingkat PKWp
adalah pusat kegiatan yang dipromosikan untuk dikemudian hari dapat
ditetapkan sebagai PKW.
19. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disingkat PKL adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.
20. Wilayah Kerja Pembangunan yang selanjutnya disingkat WKP adalah
suatu strategi perangkaan perwilayahan dalam rangka mewujudkan
tujuan dan sasaran pembangunan daerah jangka panjang melalui
pengembangan potensi unggulan daerah secara menyeluruh, terarah,
dan terpadu, yang memungkinkan terjadinya penyebarluasan
pembangunan dan hasil-hasilnya keseluruh pelosok Daerah.
21. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional.
22. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
ruang untuk fungsi budidaya.
23. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
24. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
25. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan
struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan
penetapan rencana tata ruang.
26. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan
dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
27. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan
-7-
58. Hutan Adat adalah hutan yang berada dalam wilayah masyarakat
hukum adat.
59. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD
dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
Pasal 3
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Banten adalah Mewujudkan Ruang
Wilayah Banten sebagai Simpul Penyebaran Primer Nasional-Internasional
yang Strategis, Aman, Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan melalui
Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan yang mendukung Ketahanan
Sumber Daya Alam, Industri, dan Pariwisata.
Pasal 6
(1) Lingkup Wilayah RTRW Provinsi Banten merupakan wilayah Daerah
seluas 966.292,00 (sembilan ratus enam puluh enam ribu dua ratus
sembilan puluh dua nol nol) hektar yang terdiri atas :
a. WKP I meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota
Tangerang Selatan;
b. WKP II meliputi Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota Cilegon;
dan
c. WKP III meliputi Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.
(2) Arahan fungsi dan peranan WKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. WKP I diarahkan untuk pengembangan kegiatan industri, jasa,
perdagangan, pertanian, permukiman atau perumahan, dan
pendidikan;
b. WKP II diarahkan untuk pengembangan kegiatan pemerintahan,
pendidikan, kehutanan, pertanian, industri, pariwisata, jasa,
perdagangan, dan pertambangan; dan
c. WKP III diarahkan untuk pengembangan kegiatan kehutanan,
pertanian, pertambangan, pariwisata, kelautan, perikanan, industri
dan perkebunan.
- 11 -
(3) Batas wilayah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan Provinsi Jawa Barat;
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa; dan
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.
4. Ketentuan Pasal 7 ayat (1), ayat (2) diubah dan ayat (3) dihapus,
sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 7
(1) RTRW Provinsi Banten berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun, mulai
dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2030 dan dapat ditinjau kembali
1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(2) Peninjauan kembali rencana tata ruang dapat dilakukan lebih dari 1
(satu) kali dalam 5 (lima) tahun apabila:
a. Terjadi bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan;
b. Perubahan batas teritorial negara ditetapkan dengan undang-
undang; dan
c. Adanya perubahan batas wilayah daerah yang ditetapkan dengan
undang-undang.
(3) Dihapus.
5. Ketentuan Pasal 15 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dan ayat (4) diubah dan
diantara ayat (3) dan ayat (4) disisipkan 4 (empat) ayat yakni ayat (3a),
ayat (3b), ayat (3c), dan ayat (3d), sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 15
(1) Rencana sistem perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf
a didasarkan atas cakupan wilayah pelayanan.
(2) Rencana sistem perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. PKN;
b. PKW;
c. PKWp; dan
d. PKL.
- 12 -
Pasal 16
Rencana sistem prasarana utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
huruf b merupakan sistem jaringan transportasi meliputi :
a. rencana pengembangan sistem jaringan transportasi darat;
b. rencana pengembangan sistem jaringan transportasi laut;
c. rencana pengembangan sistem jaringan transportasi udara;
Pasal 17
Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi darat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf a meliputi:
a. Pengembangan jaringan jalan nasional;
b. Pengembangan jaringan jalan provinsi;
c. Pengembangan terminal;
d. Pengembangan jaringan kereta api;
e. Pengembangan jaringan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan;
dan
f. Pembangunan dan pengembangan jaringan penghubung daratan dengan
pulau dan/atau antar pulau.
Pasal 18
Pengembangan jaringan jalan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 ayat (1) meliputi jaringan jalan arteri primer, kolektor primer, dan jalan tol
melalui :
a. Pembangunan dan Peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan jalan
arteri primer di Daerah meliputi : Jln. Raya Merak (Cilegon), Jln. Raya
Cilegon (Cilegon), Jln. Raya Serang (Cilegon), Jln. Raya Cilegon (Serang),
Jln. Letnan Jidun (Serang), Jln. Tb. Suwandi (Serang), Jln. Abdul Hadi
(Serang), Jln Kh. Abdul Fatah Hasan (Serang), Jln. Sudirman (Serang),
Jln. Raya Serang (Tangerang), Jln. Otista (Tangerang), Jln. Ks. Tubun
(Tangerang), Jln. Daan Mogot (Tangerang - Bts. DKI)
b. Peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan jalan kolektor primer di
Daerah meliputi Jln. Raya Anyer (Cilegon), Pasauran – Labuhan, Jl. A.
Yani (Labuhan), Labuhan - Sp. Labuhan, Simp. Labuhan – Saketi,
Cigadung - Cipacung Jln. By Pass Rangkasbitung (Jln. Soekarno Hatta
Rangkasbitung), Jln. Raya Cipanas (Rangkasbitung) , Sp Labuan –
Cibaliung, Cibaliung - Cikeusik - Muara Binuangen, Muara Binuangeun
– Simpang, Simpang – Bayah, Bayah - Cibarenok - Bts. Prov. Jabar, Jln.
Raya Pandeglang (Serang) Jln. Raya Serang (Pandeglang), Bts.DKI
Banten - Gandaria/Bts.Depok/ Tangerang (Ciputat - Bogor), Jln.
- 14 -
Rambutan (Ciputat), Jln. Otista (Ciputat) Jln. Akses Tol Merak, Cikande
– Rangkasbitung, Jln. Raya Cikande (Jln. Otto Iskandardinata
Rangkasbitung), Cibaliung - Sumur, Citereup - Tanjung Lesung, Serdang
- Bojonegara – Merak.
c. Pembangunan dan Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan dalam
kota di Daerah meliputi:
1. Jakarta – Tangerang dan Jakarta – Tangerang II Elevated;
2. Prof. Dr. Sedyatmo dan Prof. Dr. Sedyatmo Elevated;
3. Pondok Aren – Serpong;
4. Pondok Aren – Ulujami;
5. Serpong – Balaraja;
6. Semanan – Sunter;
7. Sunter – Rawa Buaya – Batu Ceper;
8. Jakarta Outer Ring Road II yang meliputi Cengkareng – Batu Ceper
– Kunciran, Kunciran – Serpong, Serpong – Cinere; dan
9. Bojong Gede – Balaraja.
d. Pembangunan dan Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan antar
kota di Daerah meliputi:
1. Tangerang – Merak;
2. Cilegon – Bojonegara;
3. Serang – Panimbang;
4. Semanan – Rajeg – Balaraja; dan
5. Kamal – Teluk Naga – Rajeg.
e. Rencana Pengembangan jalan nasional Bayah – Cibarenok – Batas
Provinsi Jawa Barat, Teluknaga – Bandara Soekarno Hatta, Serang –
Pandeglang, Pangarangan – Bayah – batas Provinsi Jawa Barat,
Simpang 3 (tiga) Cilegon, Simpang 3 (tiga) Labuan, Simpang 3 (tiga)
Tarogong, Merak – Suralaya – Pulo Ampel Bojonegara – Cilegon,
Tangerang – Bandara Soekarno Hatta, Labuan – Saketi – Pandeglang –
Rangkasbitung – Cipanas – batas Provinsi Jawa Barat;
f. Rencana Pembangunan jalan nasional Cikande – Rangkasbitung, Jalan
Cikande – Serang – Cilegon, Cipanas - Warung banten- Bayah, Jalan
Tanjung Lesung – Sumur, dan jalan lintas selatan Banten
g. Pengawasan dan pengendalian jalan nasional berupa jembatan timbang
berlokasi di:
1. Cikande Kabupaten Serang; dan
2. Cimanuk Kabupaten Pandeglang.
- 15 -
Pasal 19
(1) Pengembangan jaringan jalan provinsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 huruf b meliputi:
a. Peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan jalan provinsi meliputi
: Pakupatan – Palima, Palima - Pasang Teneng, Ciruas - Petir -
Wr.Gunung, Lopang - Banten Lama, Jl. Akses Pelabuhan Karang
Hantu, Jl. Trip Jamaksari, Jl. Ayip Usman, Jl. A. Yani (Serang), Jl.
Veteran, Jl. KH. Syam'un, Jl. Mayor Safei (Serang), Jl. Raya Cilegon
(Serang), Jl. TB. A Katib (Serang), Jl. Yusuf Martadilaga (Serang),
Sempu - Dukuh Kawung, Simpang Taktakan - Gn. Sari, Gn. Sari -
Mancak – Anyer, Kramatwatu – Tonjong, Ciruas – Pontang, Parigi –
Sukamanah, Ciomas – Mandalawangi, Jalan Yasin Beji, Jalan Raya
Industri, Terate - Banten Lama, Banten Lama – Pontang, Pontang –
Kronjo, Kronjo – Mauk, Mauk - Teluk Naga, Teluk Naga – Dadap,
Citeras – Tigaraksa, Tigaraksa – Malangnengah, Sp. Bitung – Curug,
Curug - Legok - Parung Panjang, Cisauk – Jaha, Jl. Beringin Raya,
Jl. Raya By Pass Tangerang (Jl. Sudirman), Jl. M.H. Thamrin Kota
Tangerang, Jl. Raden Fatah (Ciledug), Jl.Raya Cipondoh (Jl. Hasyim
Ashari), Jl.Raya Ciledug (Jl. Hos Cokroaminoto), Jl. Serpong Raya,
Jl. Pahlawan Seribu, Jl. Serpong Parung, Jl. Aria Putra ( Ciputat),
Jl. Raya Jombang, Jl. Otto Iskandardinata (Ciputat), Jl. H. Usman
(Ciputat), Jl. Pajajaran (Ciputat), Jl. Siliwangi, Jl. Puspitek Raya, Jl.
Surya Kencana - Simpang Dr. Setiabudi, Jl. Cabe Raya - Cireundeu
Raya, Jl. Serang - Pandeglang (Pandeglang), Jl. A. Yani
(Pandeglang), Jl. Tb. Asnawi (Pandeglang), Jl. Abdul Rahim
(Pandeglang), Jl. Raya Labuan (Pandeglang), Jl. Widagdo
(Pandeglang), Jl. Pandeglang - Rangkasbitung (Pandeglang), Tanjung
Lesung – Sumur, Mengger - Mandalawangi-Caringin, Saketi –
Ciandur, Picung – Munjul, Munjul - Panimbang, Cisekeut - Sobang
- 16 -
10. Ketentuan Pasal 20 diubah menjadi 2 (dua) ayat, yakni ayat (1) dan ayat
(2) sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 20
(1) Pengembangan terminal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf c
meliputi terminal penumpang tipe A dan B dalam wilayah provinsi;
(2) Pengembangan terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan terminal penumpang
tipe A meliputi:
1. Terminal Merak yaitu Kawasan Terminal Terpadu Merak - Kota
Cilegon;
2. Terminal Pakupatan di Kota Serang;
3. Terminal Poris Plawad di Kota Tangerang;
- 17 -
11. Ketentuan Pasal 21 diubah menjadi 2 (dua) ayat, yakni ayat (1) dan ayat
(2) sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 21
(1) Pengembangan jaringan kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 huruf d meliputi jaringan jalur kereta api umum, jaringan jalur
kereta api khusus, serta stasiun kereta api.
(2) Pengembangan jaringan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. Pengembangan jaringan prasarana kereta api yang menghubungkan
kawasan-kawasan industri, simpul-simpul transportasi utama yaitu
pembangunan jaringan prasarana baru pada lintas:
1. Tonjong Baru – Pelabuhan Bojonegara;
2. Serpong – Tangerang – Bandara Soekarno Hatta;
3. Serang – Cikande – Cikupa – Serpong;
4. Manggarai – Bandara Soekarno Hatta;
- 18 -
Pasal 22
Pengembangan jaringan angkutan sungai, danau dan penyeberangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf e meliputi:
a. Rencana pengembangan pelayanan angkutan penyeberangan yang
- 20 -
Pasal 23
Rencana pengembangan sistem jaringan jalan nasional, pengembangan
sistem jaringan jalan Provinsi, dan pengembangan jaringan kereta api
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, b, c, d, e dan f tercantum
dalam Lampiran I Peta Rencana Struktur Ruang yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
14. Ketentuan Pasal 24 diubah menjadi 2 (dua) ayat, yakni ayat (1) dan ayat
(2) sehingga berbunyi sebagai berikut:
- 21 -
Pasal 24
(1) Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi laut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf b meliputi:
a. Rencana Pengembangan Pelabuhan Utama Banten/Ciwandan di
Kota Cilegon;
b. Rencana Pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Utama,
Pelabuhan Pengumpul dan Pelabuhan Peti Kemas Bojonegara di
Kabupaten Serang;
c. Rencana pengembangan Pelabuhan Merak Mas untuk
dikembangkan menjadi pelabuhan utama;
d. Rencana Pengembangan Pelabuhan Pengumpul yaitu Pelabuhan
Merak dan Pelabuhan Warnasari di Kota Cilegon;
e. Rencana Pengembangan Pelabuhan Karangantu sebagai Pelabuhan
Pengumpan Regional dan Pelabuhan Pengumpul;
f. Rencana Pengembangan Pelabuhan Pengumpan Regional yaitu
Pelabuhan Anyer Lor, dan Pelabuhan Labuan;
g. Rencana lokasi Pelabuhan Pengumpan Lokal antara lain Pelabuhan
Bayah, Muarabinuangeun, Panimbang, Genyang-Puloampel,
Pasauran, Pulopanjang-Puloampel, Tanjung Leneng, Terate,
Pulotunda-Tirtayasa, Lontar-Pontang, Muara Dadap;
h. Rencana Pengembangan Lokasi Wilayah Kerja Pelabuhan
Pengumpan Lokal di Cituis dan Kresek/Kronjo;
i. Rencana pengembangan Pelabuhan Cigading sebagai Terminal
Umum Multipurpose KBS Cigading dan sebagai pelabuhan
pengumpul di Kota Cilegon;
j. Rencana Pengembangan terminal khusus di Kabupaten Lebak,
Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang
untuk mendukung potensi industri, pariwisata, pertanian, dan
pertambangan;
k. Rencana Pengembangan pelayanan sarana dan prasarana
pelabuhan laut dan penyeberangan perintis yang melayani pulau-
pulau kecil dan terisolir;
l. Rencana pembangunan pelabuhan regional multifungsi di
Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak dan Kecamatan Panimbang
Kabupaten Pandeglang.
(2) Rencana Pelabuhan Provinsi Banten tercantum dalam Lampiran I Peta
Rencana Struktur Ruang yang merupakan bagian tidak terpisahkan
- 22 -
15. Ketentuan Pasal 25 diubah menjadi 2 (dua) ayat, yakni ayat (1) dan ayat
(2) sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 25
(1) Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi udara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c meliputi :
a. Rencana pembangunan terminal 3 dan pengembangan Bandara
Udara Soekarno Hatta sesuai dengan hierarkinya sebagai bandara
pengumpul primer;
b. Rencana pengembangan Bandara Udara Budiarto di Kabupaten
Tangerang sebagai bandar udara yang diperuntukan khusus
sebagai pusat pendidikan dan latihan penerbangan di Indonesia;
c. Rencana pengembangan kawasan Lapangan Terbang Pondok Cabe
di Kota Tangerang Selatan;
d. Rencana pengembangan Bandara Udara Gorda di Kabupaten
Serang sebagai bandar udara khusus untuk kepentingan
pertahanan dan sipil;
e. Rencana pembangunan Bandar Udara Banten Selatan di Kabupaten
Pandeglang sebagai bandara pengumpul tersier;
f. Rencana pengembangan bandara udara khusus untuk mendukung
pertumbuhan kebutuhan pelayanan angkutan barang ekspor impor;
g. Rencana pembangunan, pengembangan dan memantapkan jaringan
pelayanan angkutan udara pada rute-rute penerbangan domestik
dan internasional;
h. Rencana peningkatan pengawasan dan pengendalian kegiatan
pembangunan pada Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan;
dan
i. Rencana pembangunan Bandara Udara Panggarangan/Cihara dan
Maja di Kabupaten Lebak.
(2) Rencana bandar udara Provinsi Banten tercantum dalam Lampiran I
Peta Rencana Struktur Ruang yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini.
- 23 -
Pasal 26
Dihapus
17. Ketentuan Pasal 29 huruf a diubah huruf b, huruf c, huruf d dan huruf
e dihapus serta ditambah 9 (sembilan) huruf yakni huruf f, huruf g,
huruf h, huruf i, huruf j, huruf k, huruf l, huruf m, dan huruf n
sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 29
Rencana pengembangan pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 huruf a meliputi :
a. Rencana Pengembangan dan Pembangunan PLTU meliputi :
1. PLTU Labuan 1-2 di Kabupaten Pandeglang
2. PLTU Suralaya 1-8 di Kota Cilegon
3. PLTU Lontar 1-3 di Kabupaten Tangerang
4. PLTU Banten di Kabupaten Serang
5. PLTU Jawa-7 di Kramatwatu Kabupaten Serang
6. PLTU Lontar #4 di Kabupaten Tangerang
7. PLTU Jawa 9 di Kabupaten Serang
8. PLTU Jawa 6 atau indikasi lokasi di PLTU Suralaya #9,10
9. PLTU Jawa-5 di Kabupaten Tangerang
b. Dihapus.
c. Dihapus.
d. Dihapus.
e. Dihapus.
f. Rencana Pengembangan PLTM meliputi:
1. PLTM Cikotok di Kabupaten Lebak
2. PLTM Bojong Cisono di Kabupaten Lebak
3. PLTM Bulakan di Kabupaten Serang
4. PLTM Cisimeut di Kabupaten Lebak
5. PLTM Cidanau di Kabupaten Serang
6. PLTM Cikidang di Kabupaten Lebak
7. PLTM Cisungsang II di Kabupaten Lebak
8. PLTM Karang Ropong (Cibareno 1) di Kabupaten Lebak
- 24 -
Pasal 30
Rencana pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 huruf b meliputi rencana pembangunan jaringan
gas bumi untuk rumah tangga di Provinsi Banten, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
- 25 -
Pasal 31
Rencana pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf c di seluruh wilayah Provinsi
Banten meliputi :
a. Rencana pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT);
b. Rencana pengembangan sistem distribusi jaringan tegangan rendah;
c. Rencana pengembangan Gardu Induk dan Gardu Induk Tegangan
Ekstra Tinggi; dan
d. Rencana pengembangan Transmisi Interkoneksi Sumatera-Jawa
Pasal 34
Arahan rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33, yaitu pengembangan sistem jaringan
telekomunikasi hingga mencapai pelosok wilayah, yang meliputi:
a. Rencana Pembangunan serat optik antar kabupaten/kota; dan
b. Rencana Pengembangan transmisi penyiaran.
21. Ketentuan Pasal 35 diubah menjadi 2 (dua) ayat yakni ayat (1) dan ayat
(2) sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 35
(1) Selain rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, juga dilakukan pengendalian
pembangunan menara Base Transceiver Station untuk keterpaduan
penggunaan tower bersama;
(2) Pengendalian pembangunan menara Base Transceiver Station
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
22. Ketentuan Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, huruf
d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, huruf i, huruf j, huruf k, huruf l,
huruf m, huruf n, huruf o, dan huruf p diubah dan ditambah 6 (enam)
- 26 -
Pasal 36
(1) Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 huruf c diarahkan untuk mendukung air
baku dengan mengoptimalkan peruntukan sumber air permukaan dan
sumber air tanah.
(2) Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. Rencana pembangunan Bendungan Karian di Kabupaten Lebak;
b. Rencana pembangunan Bendungan Sindangheula di Kabupaten
Serang dan Kota Serang;
c. Rencana pengembangan Bendungan Cidanau di Kabupaten Serang;
d. Rencana pengembangan Bendungan Pasir Kopo di Kabupaten
Pandeglang;
e. Rencana pengembangan Bendung Ciliman di Kabupaten
Pandeglang;
f. Rencana pengembangan Bendung Cibaliung di Kabupaten
Pandeglang;
g. Rencana pengembangan Bendung Pamarayan di Kabupaten Serang;
h. Rencana pengembangan Bendung Ranca Sumur di Kabupaten
Tangerang;
i. Rencana pengembangan Bendung Pasar Baru di Kota Tangerang;
j. Rencana pengembangan Bendung Cisadane Pintu Sepuluh di Kota
Tangerang;
k. Rencana pemeliharaan CAT Rawa Danau di Serang-Pandeglang;
l. Rencana pemeliharaan CAT Serang-Tangerang;
m. Rencana pemeliharaan CAT Labuan di Kabupaten Pandeglang ;
n. Rencana pemeliharaan CAT Malingping di Kabupaten Lebak;
o. Rencana pemeliharaan CAT Jakarta di Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang dan Kota Tangerang selatan;
p. Rencana pengendalian pemanfaatan ruang situ, waduk, danau, dan
rawa yang terdapat di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang,
Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota
Tangerang Selatan, Kota Cilegon dan Kota Serang sebagai kolam
penyimpanan;
- 27 -
23. Ketentuan Pasal 37 ayat (1) diubah dan ayat (2) dihapus serta ditambah
4 (empat) ayat yakni ayat (3), ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) sehingga
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 37
(1) Pengelolaan daerah irigasi di Daerah diarahkan untuk kebutuhan
pertanian di wilayah Provinsi Banten;
(2) Dihapus.
(3) Rencana Pembangunan atau peningkatan Jaringan Irigasi yang dilintasi
Sungai Cisadane Ciliman dan Cibaliung;
(4) Rencana Peningkatan, Pemeliharaan dan Rehabilitasi jaringan Irigasi
Eks Teluk Lada di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang;
(5) Rehabilitasi Daerah Irigasi yang dilintasi Sungai Ciujung, Cisadane dan
Cidurian; dan
(6) Rencana Pembangunan Irigasi yang dilintasi Sungai Ciseukueut,
Cikaduan, Cipatujah Caringin.
Pasal 38
Pengelolaan sumberdaya air lintas batas administrasi Daerah dan
pemerintah kabupaten, meliputi:
a. Wilayah sungai lintas provinsi yang meliputi:
1. Cidanau – Ciujung – Cidurian; dan
2. Ciliwung – Cisadane;
- 28 -
25. Ketentuan Pasal 39 ayat (1), ayat (2) diubah, ayat (3), ayat (4), ayat (5)
ayat (6) dan ayat (7) dihapus ditambah 2 (dua) ayat yakni ayat (8) dan
ayat (9) sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 39
(1) Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya
meliputi :
a. Tempat pengolahan sisa hasil produksi yang ramah lingkungan
b. Rencana pembangunan Pusat Distribusi Provinsi/Regional
(2) Tempat pengolahan sisa hasil produksi yang ramah lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat dikembangkan
menjadi tempat pengolahan sisa hasil produksi yang ramah lingkungan,
yang berada di:
a. Kabupaten Tangerang untuk melayani WKP I;
b. Kabupaten Serang untuk melayani WKP II; dan
c. Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak untuk melayani WKP
III
(3) Dihapus;
(4) Dihapus;
(5) Dihapus;
(6) Dihapus;
(7) Dihapus;
(8) Pemerintah Kabupaten/Kota wajib menyediakan ruang untuk tempat
pengolahan sisa hasil produksi yang ramah lingkungan
(9) Rencana pembangunan Pusat Distribusi Provinsi/Regional di Kecamatan
Jayanti Kabupaten Tangerang, Kecamatan Petir Kabupaten Serang dan
Kecamatan Maja di Kabupaten Lebak.
Pasal 39A
(1) Pemerintah Daerah mendukung percepatan pelaksanaan proyek
- 29 -
Pasal 41
(1). Pola ruang kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40
huruf a seluas lebih kurang 200.208,45 (dua ratus ribu dua ratus
delapan empat lima) hektar meliputi:
a. kawasan hutan lindung;
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya;
c. kawasan perlindungan setempat;
d. kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan cagar budaya;
dan
e. kawasan rawan bencana.
(2). Rencana Pola Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40
digambarkan dalam Peta Rencana Pola Ruang dengan tingkat ketelitian
1:250.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 42
Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1)
huruf a seluas lebih kurang 10.387,29 (sepuluh ribu tiga ratus delapan
puluh tujuh dua sembilan ) hektar berada di Kabupaten Serang, Kabupaten
Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, dan Kota Cilegon.
29. Ketentuan ayat (2) Pasal 43 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 43
(1). Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf b
adalah kawasan resapan air.
- 30 -
(2). Kawasan resapan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada pada:
a. Kabupaten Serang;
b. Kabupaten Pandeglang; dan
c. Kabupaten Lebak.
30. Ketentuan ayat (1) ditambah 2 (dua) huruf yakni huruf e dan huruf f,
ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Pasal 44 diubah, serta ditambah 2 (dua)
ayat yakni ayat (6) dan ayat (7) sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 44
(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41
ayat (1) huruf c, meliputi:
a. Sempadan pantai;
b. Sempadan sungai;
c. Kawasan sekitar danau atau waduk;
d. Kawasan sekitar mata air;
e. Kawasan lindung geologi dan;
f. RTH Perkotaan
(2) Sempadan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a seluas
lebih kurang 3.326,36 (tiga ribu tiga ratus dua puluh enam tiga enam)
hektar berada di:
a. Kabupaten Serang;
b. Kota Serang;
c. Kabupaten Tangerang;
d. Kabupaten Pandeglang;
e. Kabupaten lebak; dan
f. Kota Cilegon.
(3) Sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, seluas
lebih kurang 27.504,48 (dua puluh tujuh ribu lima ratus empat empat
delapan) hektar dan kawasan hutan untuk DAS paling sedikit
ditetapkan 30 (tiga puluh) persen meliputi:
a. DAS Ciujung;
b. DAS Cidurian;
c. DAS Cilemer;
d. DAS Ciliman;
e. DAS Cibanten;
f. DAS Cidanau;
- 31 -
g. DAS Cimanceuri;
h. DAS Cisadane;
i. DAS Cibinuangeun;
j. DAS Cihara;
k. DAS Cimadur; dan
l. DAS Cibareno.
(4) Kawasan sekitar danau atau waduk sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c seluas lebih kurang 555,59 (lima ratus lima puluh lima lima
sembilan) hektar berada di:
a. Kabupaten Serang;
b. Kabupaten Tangerang;
c. Kota Tangerang;
d. Kota Tangerang Selatan;
e. Kabupaten Pandeglang;
f. Kabupaten Lebak; dan
g. Kota Cilegon.
(5) Kawasan sekitar mata air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
yang berada di:
a. Kabupaten Lebak;
b. Kabupaten Pandeglang; dan
c. Kabupaten Serang.
(6) Kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
seluas lebih kurang 1.961,49 (seribu sembilan ratus enam puluh satu
empat sembilan) hektar di Kabupaten Lebak.
(7) RTH Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f tersebar di
kabupaten atau kota.
31. Ketentuan Pasal 45 ayat (1) huruf d diubah, ayat (2), ayat (3), ayat (4),
ayat (5), dan ayat (6) huruf a diubah, huruf b dan huruf c dihapus serta
ayat (6) ditambah 5 huruf yakni huruf d, huruf e, huruf f, huruf g dan
huruf h, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 45
(1) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf d meliputi kawasan:
a. Cagar alam;
b. taman nasional;
- 32 -
32. Ketentuan Pasal 46 ayat (1) huruf a dan ayat (2) dihapus, ayat (1)
ditambah 4 (empat) huruf yakni huruf e, huruf f, huruf g dan huruf h,
ayat (3) dan ayat (5) diubah serta ditambah 7 (tujuh) ayat yakni ayat
(6), ayat (7), ayat (8), ayat (9), ayat (10) dan ayat (11), sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 46
(1) Kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1)
huruf e, meliputi:
a. dihapus;
b. Rawan banjir;
c. Rawan tsunami;
d. Rawan gempa bumi;
e. Rawan kebakaran hutan dan lahan;
f. Rawan Cuaca Ekstrim, Angin Topan dan Puting Beliung;
g. Rawan tanah longsor;
h. Rawan kekeringan; dan
i. Rawan gagal teknologi
(2) Dihapus.
(3) Kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
meliputi:
a. Kawasan sekitar DAS Cisadane, DAS Pasanggrahan, DAS Cirarab –
Kali Sabi, DAS Cimanceuri dan DAS Cidurian di Kabupaten
Tangerang;
b. Kawasan sekitar DAS Cisadane di Kota Tangerang;
c. Kawasan sekitar DAS Ciliman dan DAS Cilemer di Kabupaten
- 34 -
Pandeglang;
d. Kawasan sekitar DAS Ciujung dan DAS Cibinuangeun di
Kabupaten Lebak; dan
e. Kawasan sekitar DAS Ciujung di Kabupaten Serang.
(4) Kawasan rawan tsunami sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
terdapat di pesisir pantai, yang meliputi:
a. Pantai Utara (Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kabupaten
Tangerang);
b. Pantai Selatan (Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak);
c. Pantai Barat (Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Kota
Cilegon).
(5) Kawasan rawan gempa bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d, meliputi :
a. Kabupaten Pandeglang
b. Kabupaten Lebak;
c. Kabupaten Serang;
d. Kabupaten Tangerang; dan
e. Kota Serang.
(6) Kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e, meliputi:
a. Kabupaten Pandeglang;
b. Kabupaten Lebak;
c. Kabupaten Serang;
d. Kabupaten Tangerang;
e. Kota Serang; dan
f. Kota Cilegon.
(7) Kawasan rawan Cuaca Ekstrim, Angin Topan dan Puting Beliung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, meliputi:
a. Kabupaten Pandeglang;
b. Kabupaten Lebak;
c. Kabupaten Serang;
d. Kabupaten Tangerang;
e. Kota Serang;
f. Kota Cilegon;
g. Kota Tangerang; dan
h. Kota Tangerang Selatan.
- 35 -
(8) Kawasan rawan tanah longsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf g, meliputi:
a. Kabupaten Pandeglang
b. Kabupaten Lebak; dan
c. Kabupaten Serang
(9) Kawasan rawan bencana kekeringan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf h berada di seluruh wilayah Provinsi Banten;
(10) Kawasan rawan bencana gagal teknologi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf i, meliputi;
a. Kabupaten Serang;
b. Kabupaten Tangerang;
c. Kota Serang;
d. Kota Cilegon;
e. Kota Tangerang; dan
f. Kota Tangerang Selatan
(11) Rehabilitasi Buffer Zone rawan bencana melalui RTH sebesar 30%; dan
(12) Penetapan lokasi jalur evakuasi, shelter, Sistem Peringatan Dini
Bencana dan infastruktur kebencanaan yang terintergrasi diarahkan
tersebar di wilayah rawan bencana di Provinsi Banten.
Pasal 47
Pola ruang kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf
b dengan luas lebih kurang 779.800,93 (tujuh ratus tujuh puluh sembilan
ribu delapan ratus sembilan tiga) hektar, meliputi :
a. Kawasan peruntukan hutan produksi
b. Kawasan peruntukan pertanian;
c. Kawasan peruntukan perikanan
d. Kawasan peruntukan perkebunan;
e. Kawasan peruntukan pertambangan;
f. Kawasan peruntukan industri;
g. Kawasan peruntukan pariwisata;
h. Kawasan peruntukan permukiman; dan
i. Kawasan peruntukan lainnya.
- 36 -
34. Ketentuan Pasal 48 diubah menjadi 3 (tiga) ayat yakni ayat (1), ayat (2)
dan ayat (3) sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 48
(1) Pola ruang kawasan peruntukan hutan produksi seluas lebih kurang
84.217,45 (delapan puluh empat ribu dua ratus tujuh belas empat
empat lima) hektar
(2) Kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Hutan produksi terbatas seluas lebih kurang 39.008,40 (tiga puluh
sembilan ribu delapan empat nol) hektar; dan
b. Hutan produksi tetap seluas lebih kurang 45.209,04 (empat puluh
lima ribu dua ratus sembilan nol empat ) hektar .
(3) Kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diarahkan di wilayah:
a. Kabupaten Serang;
b. Kabupaten Pandeglang;
c. Kabupaten Lebak; dan
d. Kota Cilegon.
35. Ketentuan Pasal 49 diubah menjadi 7 (tujuh) ayat, yakni ayat (1), ayat
(2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6) dan ayat (7) sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 49
Pola ruang kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 ayat (1) huruf b meliputi;
(1). Kawasan peruntukan pertanian meliputi pertanian lahan basah dan
pertanian lahan kering seluas lebih kurang 196.000,10 (seratus
sembilan puluh enam ribu satu nol) hektar
a. Kawasan peruntukan pertanian lahan basah seluas lebih kurang
124.263,54 (seratus dua puluh empat ribu dua ratus enam puluh
tiga lima empat) hektar;
b. Kawasan budidaya pertanian lahan kering seluas lebih kurang
71.736,56 (tujuh puluh satu ribu tujuh ratus tiga puluh enam lima
enam) hektar;
- 37 -
Pasal 50
Kawasan peruntukan perkebunan seluas lebih kurang 191.065,09 (seratus
sembilan puluh satu ribu enam puluh lima nol sembilan) hektar yang
diarahkan di wilayah:
a. Kabupaten Serang;
b. Kota Serang;
c. Kabupaten Pandeglang; dan
d. Kabupaten Lebak;
- 38 -
37. Ketentuan Pasal 51 diubah menjadi 3 (tiga) ayat, yakni ayat (1). Ayat (2)
dan ayat (3), sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 51
(1) Pola ruang kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 47 ayat (1) huruf d diarahkan untuk pengembangan
perikanan tangkap, kawasan budidaya perikanan, dan kawasan
pengolahan ikan seluas lebih kurang 1.620,02 (seribu enam ratus dua
puluh nol dua) hektar seluruh wilayah Provinsi Banten.
(2) Mengembangkan kawasan minapolitan di wilayah:
a. Kabupaten Serang;
b. Kabupaten Tangerang;
c. Kabupaten Lebak;
d. Kabupaten Pandeglang; dan
e. Kota Serang.
(3) Prasarana Pelabuhan Perikanan meliputi:
a. Peningkatan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu sebagai
Pelabuhan Nusantara di Kota Serang.
b. Pangkalan Pendaratan Ikan Cilegon di Kota Cilegon;
c. Pangkalan Pendaratan Ikan Banyuasih, Carita, Cikeusik, Citerep,
Panimbang, Sidamukti, Sukanegara, Sumur, Tamanjaya di
Kabupaten Pandeglang;
d. Pangkalan Pendaratan Ikan Anyer, Domas, Kepuh, Lontar,
Pasauran, Pulau Panjang, Pulokali, Tengkurak, Terate, Wadas di
Kabupaten Serang;
e. Pangkalan Pendaratan Ikan Bayah, Binuangeun, Cibareno,
Panyaungan, Pulomanuk, Sawarna, Situreger, Sukahujan,
Tanjungpanto di Kabupaten Lebak;
f. Pangkalan Pendaratan Ikan Cituis, Dadap, Ketapang, Kronjo, Mauk
Barat, Tanjung Pasir di Kabupaten Tangerang;
g. Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan di Kabupaten Pandeglang;
h. Pelabuhan Perikanan Pantai Binuangeun di Kabupaten Lebak; dan
i. Rencana Pembangunan pelabuhan perikanan Citarate Kecamatan
Cilograng Kabupaten Lebak.
- 39 -
Pasal 52
Pola ruang kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 47 huruf e, meliputi:
a. Kawasan peruntukan pertambangan mineral;
b. Kawasan peruntukan pertambangan batubara;
c. Kawasan peruntukan pemanfaatan panas bumi; dan
d. Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi.
39. Ketentuan Pasal 53 diubah menjadi 3 (tiga) ayat, yakni ayat (1), ayat (2)
dan ayat (3), sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 53
(1) Pola ruang kawasan peruntukan pertambangan mineral sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 52 huruf a meliputi kawasan peruntukan
pertambangan mineral logam, mineral bukan logam dan batuan.
(2) Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam diatur dalam
peraturan dan perundangan yang berlaku dengan memperhatikan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/kota
(3) Kawasan peruntukan pertambangan mineral bukan logam dan batuan
diatur dalam peraturan dan perundangan yang berlaku dengan
memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan
Kabupaten/kota.
Pasal 54
Pola ruang kawasan peruntukan pertambangan batu bara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 52 huruf b, diatur dalam peraturan dan perundangan
yang berlaku dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
dan Kabupaten/kota.
Pasal 55
Pola ruang kawasan peruntukan pemanfaatan panas bumi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 52 huruf c, diatur dalam peraturan dan perundangan
yang berlaku dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
dan Kabupaten/kota.
Pasal 56
Pola ruang kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi
sebagaimana dimaksud Pasal 52 huruf d, diatur dalam peraturan dan
perundangan yang berlaku dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi dan Kabupaten/kota.
43. Ketentuan Pasal 57 diubah menjadi 2 (dua) ayat, yakni ayat (1) dan ayat
(2), sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 57
(1) Pola ruang kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 ayat (1) huruf f, seluas lebih kurang 54.459,93 (lima puluh
empat ribu empat ratus lima puluh sembilan sembilan tiga) hektar
tersebar di seluruh wilayah Provinsi Banten.
(2) Rencana Pembangunan Kawasan Industri Prioritas di Kawasan Industri
Wilmar Serang.
Pasal 58
Pola ruang kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 ayat (1) huruf g seluas lebih kurang 2.598,05 (dua ribu lima ratus
sembilan puluh delapan nol lima) hektar diarahkan di wilayah:
a. Kawasan pariwisata Pantai Barat dan KEK Tanjung Lesung:
b. Kawasan pariwisata Pantai Utara ;
c. Kawasan pariwisata Budaya Banten Lama;
d. Kawasan pariwisata Pantai Selatan;
e. Kawasan pariwisata Budaya Permukiman Baduy;
f. Kawasan pariwisata Alam Taman Nasional Ujung Kulon;
- 41 -
45. Ketentuan Pasal 59 diubah menjadi 4 (empat) ayat yakni ayat (1), ayat
(2), ayat (3) dan ayat (4), sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 59
(1). Pola ruang kawasan peruntukan permukiman di Daerah sebagaimana
dimaksud Pasal 47 ayat (1) huruf h seluas lebih kurang 249.840,27 (dua
ratus empat puluh sembilan ribu delapan ratus empat puluh dua tujuh)
hektar;
(2). Kawasan peruntukan permukiman perdesaan dan permukiman
perkotaan tersebar di seluruh wilayah Provinsi Banten;
(3). Rencana pengembangan Kota Baru Publik Maja; dan
(4). Rencana peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh di Provinsi
Banten.
46. Ketentuan Pasal 60 diubah menjadi 8 (delapan) ayat yakni ayat (1), ayat
(2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7) dan ayat (8), sehingga
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 60
(1). Kawasan peruntukan lainnya sebagaimana dimaksud Pasal 47 ayat (1)
huruf i meliputi kawasan andalan nasional, Pertahanan keamanan,
kawasan untuk pelayanan umum dan kawasan lainnya;
(2). Kawasan Andalan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. kawasan Bojonegara – Merak – Cilegon dengan sektor unggulan
industri, pariwisata, pertanian, perikanan pertambangan dan
panas bumi;
b. Kawasan Andalan Laut Krakatau dan sekitarnya dengan sektor
unggulan perikanan, pertambangan, dan pariwisata.
(3). Kawasan Pertahanan Keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di
wilayah Provinsi Banten dengan memperhatikan fungsi kawasan
meliputi :
- 42 -
47. Ketentuan Pasal 61 ayat (1) huruf d diubah, ayat (2) dihapus dan ayat
(3) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 61
(1) Kawasan strategis di wilayah provinsi ditetapkan berdasarkan
kepentingan:
a. pertahanan dan keamanan;
b. pertumbuhan ekonomi;
c. sosial dan budaya;
d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan
e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
(2) Dihapus.
(3) Penetapan kawasan strategis provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) digambarkan dalam Peta Kawasan Strategis sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
- 43 -
Pasal 62
Penetapan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan
keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) huruf a
merupakan kewenangan pemerintah pusat dan Kawasan Strategis Nasional
(KSN) Kawasan perbatasan Negara di laut lepas;
Pasal 63
Penetapan kawasan strategis berdasarkan kepentingan pertumbuhan
ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) huruf b diarahkan
di wilayah:
a. kawasan strategis nasional meliputi:
1. Kawasan Selat Sunda;
2. Kawasan perkotaan Jabodetabek-Punjur termasuk Kepulauan
Seribu.
b. Kawasan Strategis Provinsi meliputi:
1. Kawasan sekitar KP3B (Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi
Banten) di Kecamatan Curug, Kecamatan Cipocokjaya dan
Kecamatan Serang Kota Serang merupakan kawasan dengan
potensi permukiman, perdagangan dan jasa;
2. Kawasan Perkotaan Serang – Cilegon (Seragon) merupakan kawasan
dengan potensi permukiman dan infrastruktur wilayah;
3. Kawasan Serang Utara Terpadu terdiri dari Wilayah Utara Kota
Serang dan Kabupaten Serang dengan potensi perikanan,
pariwisata, pertanian dan industri;
4. Kawasan Pantai Selatan Terpadu meliputi Kecamatan Cikeusik
Kabupaten Pandeglang Kecamatan Bayah, Kecamatan Cibeber,
Kecamatan Cilograng, Kecamatan Panggarangan, Kecamatan
Malingping, Kecamatan Wanasalam, dan Kecamatan Cihara
Kabupaten Lebak kawasan dengan potensi perikanan,
pertambangan, pariwisata dan industri;
5. Kawasan perbatasan antar kabupaten/kota di Provinsi Banten
- 44 -
Pasal 64
Penetapan kawasan strategis berdasarkan kepentingan sosial dan budaya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) huruf c meliputi Kawasan
Strategis Provinsi yang diarahkan di wilayah Kawasan Situs Banten Lama di
Kota Serang dan Kabupaten Serang.
Pasal 65
Penetapan kawasan strategis berdasarkan kepentingan pendayagunaan
sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 61 ayat (1) huruf d meliputi Kawasan Strategis Provinsi yang diarahkan
pada Bendungan Karian di Kecamatan Sajira, Kecamatan Cimarga, dan
Kecamatan Kalanyar Kabupaten Lebak.
Pasal 66
Penetapan kawasan strategis berdasarkan kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1)
huruf e diarahkan di wilayah:
a. Kawasan Strategis Nasional meliputi sekitar Taman Nasional Ujung
Kulon di Kabupaten Pandeglang;
b. Kawasan Strategis Provinsi meliputi kawasan Penyangga Bandar Udara
Soekarno-Hatta.
Pasal 67
Dihapus
- 45 -
Pasal 68
Dihapus
55. Ketentuan Pasal 70 ayat (2) diubah dan ditambah 1 (satu) ayat yakni
ayat (3) sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 70
(1) Arahan pemanfaatan ruang Daerah disusun berdasarkan:
a. perwujudan rencana struktur ruang;
b. perwujudan rencana pola ruang;
c. perwujudan kawasan strategis.
(2) Penyusunan dan pelaksanaan program arahan pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Perangkat Daerah
berdasarkan indikasi program.
(3) Indikasi program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
56. Ketentuan Pasal 92 ayat (1) dan ayat (2) diubah, serta ayat (3) sampai
dengan ayat (12) dihapus, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 92
(1) Indikasi arahan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
91 huruf a berfungsi sebagai:
a. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang;
b. Penyeragaman arahan peraturan zonasi di seluruh wilayah Daerah
untuk peruntukan ruang yang sama;
c. Arahan peruntukan ruang yang diperbolehkan, diperbolehkan
dengan syarat, dan dilarang; dan
d. Arahan intensitas pemanfaatan ruang.
(2) Indikasi arahan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. indikasi arahan peraturan zonasi sistem perkotaan;
b. indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan transportasi;
c. indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan energi;
- 46 -
57. Di antara Pasal 92 dan Pasal 93 disisipkan 12 (dua belas) Pasal, yakni
Pasal 92 A, Pasal 92B, Pasal 92C, Pasal 92D, Pasal 92E, Pasal 92F,
Pasal 92G, Pasal 92H, Pasal 92I, Pasal 92J,Pasal 92K dan Pasal 92L,
sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 92A
Indikasi arahan peraturan zonasi sistem perkotaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 92 ayat (2) huruf a meliputi:
a. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk PKN terdiri atas:
1. pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi perkotaan berskala
nasional dan internasional yang didukung dengan fasilitas dan
infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang
dilayaninya;
2. pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat
permukiman dengan intensitas pemanfaatan ruang menengah
- 47 -
Pasal 92B
Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan transportasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 92 ayat (2) huruf b meliputi:
a. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk jaringan jalan meliputi:
1. diizinkan untuk mengembangkan prasarana pelengkap jalan
dengan syarat sesuai dengan kondisi dan kelas jalan;
2. larangan perubahan fungsi lahan yang berfungsi lindung di
sepanjang sisi jalan;
3. larangan pemanfaatan pada zona inti, kecuali untuk pergerakan
orang, barang, dan/atau kendaraan;
4. larangan aktivitas pengembangan budidaya yang melampaui batas
ruang pengawasan jalan sesuai dengan kelas dan hierarki jalan;
5. pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jalan dengan tingkat intensitas
menengah hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan
ruangnya dibatasi;
6. pembangunan prasarana transportasi darat sesuai standar
perencanaan;
7. penetapan garis sempadan bangunan di sisi jalan yang memenuhi
ketentuan ruang pengawasan jalan;
8. pembinaan dan pengawasan pembangunan prasarana transportasi
darat;
9. pembinaan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
10. diizinkan untuk kegiatan angkutan masal dengan pemanfaatan
ruang jalan dan keselamatan berdasarkan ketentuan, peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku; dan
11. diperbolehkan kegiatan pertambangan dengan memperhatikan
aspek keselamatan dan tidak mengubah dominasi fungsi utama
kawasan.
b. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk pengembangan terminal
meliputi:
1. diizinkan untuk mengembangkan prasarana terminal untuk
terminal penumpang dan barang pada kawasan-kawasan strategis;
2. memperhatikan aspek lingkungan; dan
3. memperhatikan aspek mitigasi bencana.
c. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk jaringan jalur kereta api
meliputi:
- 49 -
Pasal 92C
Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan energi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 92 ayat (2) huruf c meliputi:
a. diizinkan pengembangan pertanian dan RTH di luar zona inti;
b. diizinkan pengembangan perumahan, perdagangan, jasa, industri skala
kecil dan sedang, di luar zona penyangga;
c. larangan pemanfaatan pada zona inti;
d. penentuan radius utama zona inti sesuai dengan peraturan terkait;
e. pemanfaatan ruang di sekitar jaringan pipa minyak dan gas bumi
dengan memperhitungkan aspek keamanan dan keselamatan kawasan;
f. pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit listrik harus memperhatikan
jarak aman dari kegiatan lain;
g. pelarangan pemanfaatan ruang bebas di sepanjang jalur transmisi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
h. pembuatan zona penyangga disekitar Pembangkit Tenaga Listrik Termal
(PLTU/PLTG/PLTUG/PLTD/PLTP);
i. pengendalian emisi sumber bergerak dan tidak bergerak disekitar
Pembangkit Tenaga Listrik Termal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku;
j. konservasi hutan bakau di sekitar kawasan PLTU;
k. kemanfaatan pembinaan, dan pengendalian ruang kawasan Pembangkit
Tenaga Listrik;
l. diperbolehkan kegiatan pertambangan dengan memperhatikan aspek
keselamatan dan tidak mengubah dominasi fungsi utama kawasan; dan
Pasal 92D
Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan telekomunikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (2) huruf d meliputi:
a. diizinkan pengembangan pertanian dan RTH di luar zona inti;
b. diizinkan pengembangan perumahan, perdangangan, jasa, industri
skala kecil dan sedang di luar zona penyangga;
c. larangan pemanfaatan pada zona inti;
d. pemanfaatan ruang untuk penempatan stasiun bumi dan menara
pemancar telekomunikasi dengan memperhitungkan aspek keamanan
dan keselamatan kawasan;
e. pengaturan jarak aman saluran primer pada zona inti meliputi:
1. jalan dan rel kereta 15 m (lima belas meter);
2. bangunan 15 m (lima belas meter);
3. pohon 8,5 m (delapan koma lima meter);
4. RTH 10-11 m (sepuluh sampai dengan sebelas meter);
5. jaringan telekomunikasi lainnya dan jembatan besi 8,5 m (delapan
koma lima meter); dan
f. diperbolehkan kegiatan pertambangan dengan memperhatikan aspek
keselamatan dan tidak mengubah dominasi fungsi utama kawasan.
Pasal 92E
Indikasi arahan peraturan zonasi sistem sumber daya air sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 92 ayat (2) huruf e meliputi:
a. diizinkan pengembangan pertanian dan RTH di luar zona inti;
b. diizinkan pengembangan perumahan, perdangangan, jasa, industri
skala kecil dan sedang di luar zona penyangga;
c. larangan pemanfaatan pada zona inti;
d. perlindungan mata air;
e. pemanfaatan ruang pada kawasan di sekitar wilayah sungai dengan
tetap menjaga kelestarian lingkungan dan fungsi lindung kawasan;
f. pemanfaatan ruang di sekitar wilayah sungai lintas kabupaten/kota
harus selaras dengan pemanfaatan ruang pada wilayah sungai di
kabupaten/kota yang berbatasan;
g. penentuan radius utama zona inti sesuai dengan peraturan terkait;
- 53 -
Pasal 92F
Indikasi arahan peraturan zonasi Prasarana lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 92 ayat (2) huruf f meliputi:
a. diizinkan untuk kegiatan prasarana lainnya dengan memperhatikan
daya dukung dan daya tampung lingkungan;
b. diizinkan untuk kegiatan prasarana lainnya dengan memperhatikan
aspek lingkungan;
c. diizinkan untuk kegiatan prasarana lainnya dengan memperhatikan
aspek mitigasi bencana;
d. larangan kegiatan prasarana lainya yang dapat mengubah fungsi utama
kawasan; dan
e. diperbolehkan kegiatan pertambangan dengan memperhatikan aspek
keselamatan dan tidak mengubah dominasi fungsi utama kawasan.
Pasal 92G
Indikasi arahan peraturan zonasi Kawasan Lindung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 92 ayat (2) huruf g meliputi:
a. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk hutan lindung meliputi:
1. diizinkan untuk wisata alam, kegiatan pendidikan, dan penelitian
dengan syarat tidak mengubah bentang alam;
2. larangan kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan
hutan;
3. larangan kegiatan yang berpotensi mengganggu bentang alam,
kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora
dan fauna, dan kelestarian lingkungan hidup;
4. larangan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan dan
perusakan terhadap keutuhan kawasan dan ekosistemnya;
5. intensitas bangunan dengan tingkat kepadatan rendah;
6. pemanfaatan ruang untuk budidaya harus disertai pengawasan
ketat dari Pemerintah Daerah;
7. diperbolehkan kegiatan pertambangan dengan memperhatikan
- 54 -
Pasal 92H
Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan budidaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 92 ayat (2) huruf h meliputi:
a. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk hutan produksi meliputi:
1. diizinkan untuk aktivitas pengembangan hutan;
2. diizinkan untuk aktivitas reboisasi dan rehabilitasi hutan;
3. larangan aktivitas pengembangan budidaya yang mengurangi luas
hutan;
4. diizinkan untuk kegiatan pertambangan dengan memperhatikan
aspek keselamatan dan tidak mengubah dominasi fungsi utama
kawasan;
5. ketentuan kegiatan. penggunaan lahan dan intensitas pemanfaatan
ruang untuk klasifikasi kawasan pertahanan keamanan dalam
kawasan hutan produksi diatur sesuai dengan peraturan
perundangan terkait;
6. sempadan sungai yang berada di dalam kawasan hutan produksi
tidak mengubah fungsi kawasan hutan dan pengaturan pemanfaatan
ruangnya mengacu kepada peraturan perundang-undangan di bidang
kehutanan serta peraturan perundang undangan terkait sempadan
sungai; dan
7. sempadan pantai yang berada di dalam kawasan hutan produksi
tidak mengubah fungsi kawasan hutan dan pengaturan pemanfaatan
- 66 -
Kabupaten/kota;
16. ketentuan kegiatan penggunaan lahan dan intensitas pemanfaatan
ruang untuk klasifikasi kawasan pertahanan keamanan dalam
kawasan peruntukan permukiman diatur sesuai dengan peraturan
perundangan terkait;
17. diizinkan pemanfaatan ruang kegiatan permukiman pada kawasan
industri dengan syarat dan mengikuti ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku, dan
18. diizinkan pemanfaatan ruang kegiatan permukiman dengan syarat
tidak merupakan LP2B.
Pasal 92I
Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan strategis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 92 ayat (2) huruf i meliputi:
a. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk Kawasan Strategis Nasional
meliputi:
1. pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi perkotaan yang
berdaya saing, pertahanan, pusat promosi, investasi, dan
pemasaran, dan pintu gerbang internasional dengan fasilitas
kepabeanan, imigrasi, karantina, dan keamanan;
2. pemanfaatan untuk kegiatan kerjasama militer dengan negara lain
secara terbatas dengan memperhatikan kondisi fisik dan
lingkungan dan sosial budaya masyarakat; dan
3. diizinkan untuk kegiatan pertambangan dengan memperhatikan
aspek keselamatan dan tidak mengubah dominasi fungsi utama
kawasan.
b. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan strategis berdasarkan
kepentingan ekonomi meliputi:
1. diizinkan perubahan kawasan strategis ekonomi selain pada zona
inti, untuk perdagangan, jasa, dan industri, dengan tetap
mendukung fungsi utama kawasan sebagai penggerak ekonomi dan
tanpa merubah fungsi zona utama yang telah ditetapkan;
2. diizinkan perubahan atau penambahan fungsi ruang tertentu pada
ruang terbuka dengan ketentuan masih dalam batas ambang
penyediaan ruang terbuka, tetapi tidak boleh untuk RTH kawasan
perkotaan;
3. larangan perubahan zona yang dinilai penting agar tidakmengubah
- 73 -
fungsi dasarnya;
4. kawasan penunjang ekonomi dalam skala besar berupa kawasan
perkotaan, yang memiliki fungsiperumahan, perdagangan, jasa,
industri, transportasi, dan berbagai peruntukan lainnya yang
menunjang ekonomi wilayah;
5. kawasan strategis ekonomi harus diupayakan untuk
mengefisienkan perubahan fungsi ruang untuk kawasan terbangun
melalui arahan bangunan vertikal sesuai kondisi kawasan masing-
masing;
6. kawasan strategis ekonomi harus dialokasikan ruang atau zona
secara khusus untuk industri, perdagangan, jasa, dan jasa wisata
perkotaan sehingga secara keseluruhan menjadi kawasan yang
menarik;
7. kawasan yang telah ditetapkan sebagai permukiman bila
didekatnya akan diubah menjadi fungsi lain yang kemungkinan
akan mengganggu permukiman, harus disediakan fungsi penyangga
sehingga fungsi zona tidak boleh bertentangan secara langsung
pada zona yang berdekatan;
8. pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis
ekonomi;
9. pengendalian emisi sumber bergerak dan tidak bergerak;
10. pengendalian limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
11. pembuatan sumur resapan;
12. pembuatan lubang resapan bio pori;
13. Instalasi Pengolahan Air Limbah terpadu pada kawasan strategis;
14. penerapan Reuse, Reduce, and Recycle dan TPAS kawasan strategis;
15. pengelolaan sumber daya air pada kawasan strategis;
16. menjaga kenyamanan dan keamanan pergerakan maka pada
kawasan terbangun tidak boleh melakukan kegiatan pembangunan
diluar area yang telah ditetapkan sebagai bagian dari Ruas Milik
Jalan atau Ruas Pengawasan Jalan, termasuk melebihi ketinggian
bangunan yang telah ditetapkan;
17. membuat zona penyangga cagar alam Pulau Dua;
18. konservasi hutan bakau di Kabupaten Tangerang;
19. program restorasi ekosistem pesisir sebagai program alternative
apabila mitigasi dipenuhi;
20. pembinaan dan pengawasan pembangunan kawasan permukiman
- 74 -
6. zona inti pada kawasan harus dilindungi dan tidak boleh dilakukan
perubahan yang dapat mengganggu fungsi lindung;
7. kawasan pada zona inti dan/atau zona penunjang yang mengalami
kerusakan dan kawasan yang telah ditetapkan memiliki fungsi
lingkungan harus dilakukan pengembalian ke zona awal sehingga
kehidupan satwa langka dapat dilindungi;
8. percepatan rehabilitasi lahan dilakukan untuk menunjang
kelestarian dan mencegah kerusakan dalam jangka panjang;
9. pengalihfungsian zona lindung pada fuungsi awal bila telah terjadi
kesalahan dalam penggunaanya; dan
10. diizinkan untuk kegiatan pertambangan dengan memperhatikan
aspek keselamatan dan tidak mengubah dominasi fungsi utama
kawasan.
f. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan strategis berdasarkan
kepentingan pendayagunaan dan/atau teknologi tinggi meliputi:
1. diizinkan penambahan kegiatan yang menunjang kawasan
penunjang pendayagunaan dan/atau teknologi tinggi dengan syarat
tidak mengganggu fungsi utama secara keseluruhan;
2. kawasan strategis pada kawasan pendayagunaan dan/atau
teknologi tinggi harus mendapat sarana dan prasarana lingkungan
yang memadai;
3. kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan pendayagunaan
dan/atau teknologi tinggi bila didekatnya akan diubah fungsi yang
akan mengganggu kegiatan, harus disediakan fungsi penyangga
sehingga fungsi zona selaras dengan zona yang berdekatan;
4. pembuatan zona penyangga disekitar PLTU;
5. pengendalian emisi sumber bergerak dan tidak bergerak;
6. pemanfaatan,pembinaan, dan pengendalian ruang kawasan sekitar;
7. pengembangan DAS terpadu;
8. diizinkan untuk kegiatan pertambangan dengan memperhatikan
aspek keselamatan dan tidak mengubah dominasi fungsi utama
kawasan;
9. ketentuan kegiatan dalam kawasan rawan bencana tinggi harus
mengikuti persyaratan teknis yang adaptif sesuai dengan ketentuan
peraturan teknis yang berlaku; dan
10. ketentuan kegiatan penggunaan lahan dan intensitas pemanfaatan
ruang untuk klasifikasi kawasan pertahanan keamanan dalam
- 77 -
Pasal 92J
Indikasi arahan peraturan zonasi Kawasan perbatasan antar
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (2) huruf j
meliputi:
a. larangan pengembangan kegiatan budidaya yang mengganggu kegiatan
di wilayah yang berbatasan langsung;
b. pengembangan kegiatan budidaya pada kawasan perbatasan harus
memperhatikan pengembangan kegiatan di wilayah yang berbatasan
langsung;
c. pengembangan jenis-jenis kegiatan di kawasan perbatasan harus
didasari koordinasi dan keterpaduan perencanaan;
d. diizinkan untuk kegiatan pertambangan dengan memperhatikan aspek
keselamatan dan tidak mengubah dominasi fungsi utama kawasan; dan
e. diizinkan pemanfaatan ruang untuk hunian, industri, rekreasi,
perdagangan jasa dan kegiatan budidaya lainnya dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 92K
Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 92 ayat (2) huruf k meliputi:
a. diizinkan untuk mengembangkan kawasan untuk kepentingan
pertahanan, olah raga, pertambangan, dan telekomunikasi;
- 78 -
Pasal 92L
Indikasi arahan ketentuan umum peraturan zonasi yang dapat diterapkan
antara lain Pasal 92 ayat (2) huruf l meliputi:
a. pembagian zonasi;
b. ketentuan intensitas penggunaan lahan;
c. ketentuan aktivitas yang diijinkan, dilarang dan bersyarat; dan
d. ketentuan lebih lanjut mengenai Peraturan Zonasi diatur dengan
peraturan daerah.
58. Ketentuan Pasal 93 ayat (1) diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
- 79 -
Pasal 93
(1). Pemanfaatan kawasan untuk peruntukan lain selain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 92A sampai dengan Pasal 92J dapat
dilaksanakan apabila tidak mengganggu fungsi kawasan yang
bersangkutan dan tidak melanggar Arahan Peraturan Zonasi Pola Ruang
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini.
(2). Pemanfaatan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilaksanakan setelah adanya kajian komperehensif dan setelah
mendapatkan rekomendasi dari badan atau pejabat yang tugasnya
mengkoordinasikan penataan ruang di Daerah.
Pasal 94
Dihapus
60. Ketentuan Pasal 95 ayat (1) dan ayat (2) diubah dan ditambah 1 (satu)
ayat yakni ayat (3), sehingga berbunyi sebagai berikut
Pasal 95
(1) Setiap kegiatan pengembangan wilayah terkait pemanfaatan ruang pada
lintas kabupaten/kota dan Kawasan Strategis Provinsi harus
dikonsultasikan dengan Pemerintah Provinsi Banten yang menangani
penataan ruang.
(2) Arahan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan
dalam bentuk pertimbangan teknis tata ruang.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemanfaatan ruang lintas
kabupaten/kota dan kawasan strategis provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.
Pasal 120
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka:
a. Pelaksanaan peraturan daerah yang berkaitan dengan Penataan Ruang
Daerah yang telah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.
- 80 -
h. Pemanfaatan ruang yang izinnya sudah habis dan tidak sesuai dengan
Peraturan Daerah ini dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan
dalam rencana tata ruang dan peraturan zonasi yang ditetapkan
pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Daerah ini;
i. pemanfaatan ruang di daerah yang diselenggarakan tanpa izin ditentukan
sebagai berikut:
1. yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini,
pemenfaatan ruang yang bersangkutan ditertibkan dan disesuaikan
dengan fungsi kawasan dalam rencana tata ruang dan peraturan
zonasi yang ditetapkan pemerintah daerah berdasarkan Peraturan
Daerah ini;
2. yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, dipercepat untuk
mendapatkan izin yang diperlukan.
j. Masyarakat yang menguasai tanahnya berdasarkan hak adat dan/atau
hak-hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, yang karena rencana tata ruang Provinsi Banten ini
pemanfaatannya tidak sesuai lagi, maka penyelesaiannya diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
k. Semua kegiatan pengembangan wilayah terkait pemanfaatan ruang dapat
dilakukan sepanjang tidak bertentangan dengan RTRW dan ketentuan
peraturan perundangan lainnya.
62. Diantara Pasal 121 dan Pasal 122 disisipkan 1 (satu) Pasal yakni Pasal
121A sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 121 A
(1) Pemerintah Daerah harus menyusun Rencana Rinci Ruang yang
menjadi prioritas Daerah paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak
Peraturan Daerah ini diundangkan.
(2) Dalam hal kelengkapan dokumen Rencana Rinci Ruang sesuai pedoman
peraturan perundang-undangan, maka Pemerintah Daerah wajib
mengusulkan Rencana Rinci Ruang menjadi Peraturan Daerah
- 82 -
Pasal II
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Banten.
- 83 -
PENJELASAN
TENTANG
I. UMUM
Pasal 1
Cukup Jelas
- 85 -
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan Luas Wilayah Administrasi Provinsi Banten
adalah berdasarkan Permendagri No. 56 Tahun 2015 Tentang Kode
dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Dihapus.
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan PKN berdasarkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional.
Ayat (3b)
Cukup Jelas
Ayat (3c)
Cukup Jelas
Ayat (3d)
Cukup Jelas.
Ayat 4
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Huruf a
Cukup Jelas.
Huruf b
Cukup Jelas.
Huruf c
Cukup Jelas.
Huruf d
Cukup Jelas.
Huruf e
Cukup Jelas.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “pembangunan dan pengembangan jaringan
jembatan penghubung antar pulau” adalah Infrastruktur
penghubung atau jembatan antar pulau dan lainnya sesuai dengan
kajian dan peraturan yang berlaku.
Pasal 18
Huruf a
Yang dimaksud dengan peningkatan kapasitas dan kualitas
jaringan jalan arteri primer di Daerah yaitu berdasarkan SK
Menteri PUPR Nomor 290/KPTS/M/ 2015 Tentang Status Jalan
Nasional.
Huruf b
Yang dimaksud dengan peningkatan kapasitas dan kualitas
jaringan jalan kolektor primer di Daerah yaitu berdasarkan SK
Menteri PUPR Nomor 290/KPTS/M/ 2015 Tentang Status Jalan
Nasional.
Angka 3
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Angka 4
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Angka 5
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Huruf a
Yang dimaksud dengan Peningkatan kapasitas dan
kualitas jaringan jalan provinsi adalah berdasarkan
Keputusan Gubernur Banten Nomor 620/Kep.420-
Huk/2016 tentang Penetapan Status Ruas-Ruas Jalan
Sebagai Jalan Provinsi.
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Yang dimaksud dengan pengembangan angkutan
massal cepat terpadu berbasis jalan adalah
berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN
2015-2019
Huruf d
Yang dimaksud dengan pengembangan angkutan
massal cepat terpadu berbasis jalan adalah
berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN
2015-2019
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan pembangunan, peningkatan dan penetapan
status untuk menjadi jalan provinsi adalah pembangunan jalan
baru dan penambahan lajur pada ruas jalan provinsi berdasarkan
kajian dan mengikuti ketentuan, peraturan dan perundangan yang
berlaku .
Huruf g
Yang dimaksud dengan Pembangunan jalur ganda dan
elektrifikasi antara Maja – Rangkasbitung – Merak
berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN
2015-2019
Huruf h
Cukup Jelas
Huruf i
Yang dimaksud dengan Pembangunan infrastruktur kereta
api dalam kota yaitu Kereta Api Express SHIA jalur Soekarno
Hatta – Sudirman berdasarkan Perpres No. 58 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Perpres No. 3 Tahun 2016 Tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Huruf j
Cukup Jelas
Huruf k
Cukup Jelas
Huruf l
Cukup Jelas
Huruf m
Cukup Jelas
Huruf n
Cukup Jelas
Huruf o
Cukup Jelas
Huruf p
Yang dimaksud dengan pengaktifan kembali jalur kereta api
lintas Ciwandan – Anyer Kidul, Rangkasbitung – Saketi –
Labuan, Saketi – Malingping – Bayah berdasarkan Perpres
No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015-2019
Berdasarkan kajian pengaktifan kembali jalur kereta api
lintas Saketi – Malingping – Bayah di tambah trase sampai
dengan ke Sawarna dan Industri Bayah.
Huruf q
Berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN
2015-2019
- 94 -
Huruf r
Cukup Jelas
Huruf s
Cukup Jelas
Huruf t
Cukup Jelas
Huruf u
Cukup Jelas
Huruf v
Perpres Nomor 54 Tahun 2008 Tentang Penataan Ruang
Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak,
Cianjur yaitu pengembangan sistem jaringan transportasi
masal yang menghubungkan Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dengan pusat-pusat kegiatan di sekitarnya dan
pengembangan sistem transportasi masal cepat yang
terintegrasi dengan bus yang diprioritaskan, perkeretaapian
monorel, dan moda transportasi lainnya
Huruf w
Perpres Nomor 54 Tahun 2008 Tentang Penataan Ruang
Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak,
Cianjur (Jabodetabek-Punjur)
Huruf x
Cukup Jelas
Huruf y
Perpres Nomor 54 Tahun 2008 Tentang Penataan Ruang
Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak
Cianjur (Jabodetabek-Punjur)
Huruf z
Cukup Jelas
Pasal 22
Huruf a
Cukup Jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan pengembangan Dermaga Penyeberangan
Merak adalah Pengembangan Dermaga Penyeberangan Merak pada
Dermaga 4 dan Dermaga 7 berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015
Tentang RPJMN 2015-2019.
- 95 -
Pasal 25
Ayat (1)
Cukup Jelas
Huruf a
- Sesuai dengan Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang
RPJMN 2015-2019 yaitu Pembangunan Terminal 3
dan Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta
- Mengakomodir rencana pengembangan lainnya yang
mendukung Bandara Soekarno-Hatta.
Huruf b
Cukup Jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “Lapangan Terbang” adalah
lapangan udara kecil yang khusus digunakan untuk
melayani kepentingan sendiri dan menunjang kegiatan
usaha pokoknya
Pasal 29
Huruf a
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Pasal 35
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 36
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN
2015-2019.
Huruf g
Untuk memenuhi kebutuhan air baku di wilayah Kabupaten
Serang dan Kota Cilegon.
Huruf h
Cukup Jelas
Huruf i
Berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN
2015-2019.
Huruf j
Cukup Jelas.
Huruf k
Cukup Jelas.
Huruf l
Cukup Jelas.
Huruf m
Cukup Jelas.
Huruf n
Cukup Jelas.
Huruf o
Cukup Jelas.
Huruf p
Cukup Jelas.
Huruf q
Berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN
2015-2019.
Huruf r
Cukup Jelas.
Huruf s
Cukup Jelas
Huruf t
Berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN
2015-2019
Huruf u
- Rencana pembangunan infrastruktur pengendalian banjir
dimaksud adalah penanganan banjir yang diakibatkan
oleh luapan air sungai, abrasi pantai dan pasang air
- 105 -
laut/rob.
- Lokasi kegiatan berdasarkan hasil kajian dan di dukung
oleh ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
- Mengakomodir tanggul laut dan sistem polder.
- Ketentuan dan pemetaan tanggul laut diatur dalam
RZWP3K
Huruf v
Cukup Jelas
Pasal 37
Ayat (1)
Pengelolaan Daerah Irigasi di Daerah berdasarkan kepada
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2015
tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi, yang
meliputi :
1. Daerah Irigasi Cicinta di Kabupaten Serang dan Kabupaten
Lebak;
2. Daerah Irigasi Cibanten di Kota Serang;
3. Daerah Irigasi Cipari/Ciwuni di Kabupaten Serang;
4. Daerah Irigasi Cisangu Atas di Kabupaten Serang dan
Kabupaten Lebak;
5. Daerah Irigasi Cisangu Bawah di Kabupaten Serang;
6. Daerah Irigasi Ciwaka Bawah di Kabupaten Serang dan Kota
Serang;
7. Daerah Irigasi Cisata di Kabupaten Pandeglang;
8. Daerah Irigasi Pasir Eurih di Kabupaten Pandeglang;
9. Daerah Irigasi Cilemer di Kabupaten Pandeglang dan
Kabupaten Lebak;
10. Daerah Irigasi Cibinuangeun di Kabupaten Lebak;
11. Daerah Irigasi Cikoncang di Kabupaten Lebak;
12. Daerah Irigasi Cilangkahan I di Kabupaten Lebak;
13. Daerah Irigasi Kadugenep di Kabupaten Pandeglang dan
Kabupaten Serang;
14. Daerah Irigasi Cikarang Udik di Kabupaten Serang dan Kota
Serang;
15. Daerah Irigasi Cihara di Kabupaten Lebak;
16. Daerah Irigasi Cikamunding I di Kabupaten Lebak;
17. Daerah Irigasi Cikamunding II di Kabupaten Lebak;
- 106 -
Huruf a
Yang dimaksud tempat pengolahan sisa hasil produksi yang
ramah lingkungan atau TPST di WKP I adalah TPST
Jatiwaringin, Kronjo dan Kresek di Kabupaten Tangerang
Huruf b
Yang dimaksud tempat pengolahan sisa hasil produksi yang
ramah lingkungan atau TPST di WKP II adalah TPST Bojong
Menteng dan Anyer di Kabupaten Serang.
Huruf c
Yang dimaksud tempat pengolahan sisa hasil produksi yang
ramah lingkungan atau TPST di WKP III adalah TPST Cigeulis
Kabupaten Pandeglang dan Maja Kabupaten Lebak.
Ayat (3)
Dihapus
Ayat (4)
Dihapus.
Ayat (5)
Dihapus.
Ayat (6)
Dihapus.
Ayat (7)
Dihapus.
Ayat (8)
Cukup Jelas
Ayat (9)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem
Logistik Nasional. Pusat Distribusi Regional berfungsi sebagai
cadangan penyangga nasional dan Pusat Distribusi Propinsi pada
setiap Propinsi yang dapat digunakan sebagai penyangga pada
setiap propinsi untuk memperlancar logistik komoditas pokok dan
strategis. Pusat Distribusi Propinsi akan menjadi penyangga bagi
jaringan Distribusi Kabupaten/Kota
Pasal 39A
Ayat (1)
Cukup Jelas.
- 108 -
Ayat (2)
Berdasarkan Perpres No.58 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas
Perpres No. 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional.
Pasal 41
Ayat (1)
- Pola ruang kawasan lindung seluas lebih kurang 200.201,62
(dua ratus ribu dua ratus satu enam dua) hektar terdiri dari :
Pasal 42
Kawasan hutan lindung yang ada di Provinsi Banten mengacu pada
ketentuan, peraturan dan perundang-undangan di bidang kehutanan
Pasal 43
Ayat (1)
Kawasan resapan air merupakan daerah yang mempunyai
kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan, sehingga daerah
tersebut merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang
berguna sebagai sumber air.
Ayat (2)
Kabupaten Serang meliputi Kecamatan Cinangka, Kecamatan
Anyer, Kecamatan Waringinkurung, dan Rawa Danau;
Huruf c
Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk
tujuan koleksi tumbuhan atau satwa yang alami atau bukan
alami, jenis asli dan atau bukan jenis asli, yang dimanfaatkan
bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Huruf d
Taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam dengan
tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan
pariwisata dan rekreasi alam.
Huruf e
Kawasan cagar budaya adalah kawasan dimana terdapat
benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak, yang
berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagian atau
sisa sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun
atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya
sekurang-kurangnya 50 tahun, serta dianggap mempunyai
nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan; Benda alam yang dianggap mempunyai nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Huruf f
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) adalah
kawasan hutan dengan fungsinya diperuntukan sebagai
kawasan untuk pendidikan dan penelitian.
Ayat (2)
Huruf a
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
terkait Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung
Nasional.
Huruf b
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
terkait Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung
Nasional.
- 113 -
Huruf c
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
terkait Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung
Nasional
Ayat (3)
Huruf a
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
terkait Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung
Nasional
Huruf b
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
terkait Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung
Nasional
Ayat (4)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional terkait
Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung Nasional.
Ayat (5)
- Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional terkait
Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung Nasional
- Kawasan Taman Wisata Alam Pulau Sangiang, meliputi
Taman Wisata Alam Laut P. Sangiang 616,34 ha
Kawasan Taman Wisata Alam P. Sangiang 558,64 ha
Ayat (6)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Dihapus.
- 114 -
Huruf c
Dihapus.
Huruf d
Pelestarian bangunan gedung dan/atau lingkungan cagar
budaya, meliputi :
1. Masjid Agung Banten Lama;
2. Keraton Surosowan;
3. Keraton Kaibon;
4. Vihara Avalokittesvara;
5. Benteng Speelwijk;
6. Masjid Pecinan Tinggi;
7. Pelabuhan Karangantu;
8. Rumah Benjol;
9. Jembatan Rante;
10. Masjid Koja;
11. Gedong Ijo;
12. Tasik Kardi;
13. Pangindelan Emas;
14. Pangindelan Putih;
15. Pangindelan Abang
16. Kawasan ex Kantor dan Rumah Tinggal Residen Gubels;
Stasiun Cilegon, Makam KH. Wasid, Masjid Sumpah; dan
Makam Syeh Jamaludin
Huruf e
Cukup Jelas
Huruf f
Cukup Jelas
Huruf g
Cukup Jelas
Huruf h
Berdasarkan perhitungan GIS Kawasan Hutan Dengan
Tujuan Khusus (KHDTK) Carita seluas 1.505,65 Ha
Pasal 50
Cukup Jelas
Pasal 51
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor 35/Kepmen-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan
Minapolitan
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 52
Kawasan peruntukan pertambangan berdasarkan pada Peraturan
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral RI Nomor 37 Tahun 2013
Tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertambangan.
Pasal 53
Cukup Jelas.
Pasal 54
Cukup Jelas.
Pasal 55
Cukup Jelas.
Pasal 56
Cukup Jelas.
Pasal 57
Ayat (1)
- kawasan peruntukan industri di Preovinsi Banten meliputi:
Industri besar diarahkan di Kabupaten Serang, Kabupaten
Tangerang, Kota Cilegon, Kota Tangerang, Kabupaten Pandeglang
dan Kabupaten Lebak. Untuk industri menengah dan Industri
kecil diarahkan di seluruh wilayah Provinsi Banten.
- Kriteria industri diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2009, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun
2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri dan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.
- Pengembangan kawasan industri diarahkan dengan
memperhatikan lingkungan dan tidak alih fungsi lahan seperti
lahan pertanian dan kawasan lindung lainnya
- 120 -
Huruf e
Yang dimaksud dengan Kawasan pariwisata Budaya Permukiman
Baduy adalah kawasan di sekitar Kawasan Hak Ulayat Masyarakat
Baduy yang difungsikan untuk menunjang kegiatan pariwisata.
Pasal 59
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
- Berdasarkan dan mengikuti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 15/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi.
- Arahan pengelolaan kawasan permukiman perdesaan meliputi:
1. pengelompokan lokasi permukiman perdesaan yang sudah ada;
2. pengembangan permukiman perdesaan sedapat mungkin
menghindari terjadinya alih fungsi lahan produktif; dan
3. penataan kawasan permukiman perdesaan melalui konsolidasi
tanah.
- Arahan pengelolaan kawasan permukiman perkotaan meliputi:
1. pengaturan perkembangan pembangunan permukiman
perkotaan baru;
2. pengembangan permukiman perkotaan dengan
memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk,
sarana, dan prasarana yang dibutuhkan;
3. penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan dapat
dilakukan melalui pembangunan rumah susun; dan
4. penataan kawasan permukiman perkotaan melalui konsolidasi
tanah.
- Pembangunan dan Pengembangan SPAM di Provinsi Banten
Ayat (3)
Kawasan Kota Baru Publik Maja di Kecamatan Maja Kabupaten
Lebak, Kecamatan Cisoka, Kecamatan Solear, Kecamatan
Tigaraksa, dan Kecamatan Jambe di Kabupaten Tangerang, dengan
potensi permukiman, perdagangan dan jasa. Diarahkan untuk
perumahan dan permukiman sebagai penyangga pertumbuhan
wilayah sekitar Maja dan Jabodetabek.
Ayat (4)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman
Pasal 60
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
kawasan andalan nasional merupakan kawasan yang memiliki nilai
strategis nasional sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Ayat (3)
Wilayah Pertahanan dan Keamanan harus memperhatikan
pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan RTRW Provinsi,
kabupaten/kota.
Ayat (6)
- Rencana pembangunan dan pengembangan budidaya peternakan
yang dimaksud tersebar di seluruh wilayah Provinsi Banten dan
diatur lebih lanjut pada peraturan daerah RTRW
Kabupaten/Kota;
- Kawasan peternakan yang dimaksud dapat berupa pelestarian
fauna disesuaikan dengan habitatnya yang lokasinya tersebar di
seluruh wilayah Provinsi Banten.
Ayat (7)
Kawasan Cibaliung sebagai pusat pertumbuhan di wilayah selatan
Provinsi Banten diarahkan untuk mendorong percepatan
pertumbuhan ekonomi dengan potensi berbasisis pertanian dan
perkebunan sesuai Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN
2015-2019 yaitu peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah
Jawa-Bali diarahkan dengan memperkuat sedikitnya 4 pusat
pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) atau Pusat
Kegiatan Lokal (PKL), Kawasan ini mencakup kawasan agropolitan
dan minapolitan, serta kawasan pariwisata. Arah kebijakan dan
strategi peningkatan keterkaitan desa / kota di Wilayah Jawa-Bali.
Ayat (8)
- Rencana pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
diatur melalui peraturan tersendiri atau menjadi bagian Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
- Mengakomodir rencana reklamasi berdasarkan kajian dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan.
Pasal 61
Ayat (1)
Penetapan kawasan strategis provinsi ditetapkan berdasarkan
kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi dan
kesepakatan para pemangku kepentingan berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan.
Ayat (2)
Dihapus
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 62
Penetapan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan
- 125 -
Pasal 65
Cukup Jelas.
Pasal 66
Cukup Jelas.
Pasal 67
Dihapus
Pasal 68
Dihapus
Pasal 70
Cukup Jelas.
Pasal 92
Cukup Jelas.
Pasal 92A
Cukup Jelas.
Pasal 92B
Cukup Jelas.
Pasal 92C
Cukup Jelas.
Pasal 92D
Cukup Jelas.
Pasal 92E
Cukup Jelas.
Pasal 92F
Cukup Jelas.
Pasal 92G
Cukup Jelas.
Pasal 92H
Cukup Jelas.
Pasal 92I
Cukup Jelas.
Pasal 92J
Cukup Jelas.
Pasal 92K
Cukup Jelas.
Pasal 92L
Cukup Jelas.
- 129 -
Pasal 93
Ayat (1)
Pemanfaatan kawasan peruntukan lainnya misalnya pemanfaatan
kawasan untuk kepentingan pertahanan, olah raga, pertambangan,
dan telekomunikasi.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Pasal 94
Dihapus
Pasal 95
Cukup Jelas.
Pasal 120
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Jika terdapat perbedaan peruntukan pada suatu kawasan antara
Peraturan Daerah RTRW Kabupaten/Kota dengan Peraturan Daerah
RTRW Provinsi maka pemanfaatan ruang mengacu pada Peraturan
Daerah RTRW Provinsi selama Peraturan Daerah RTRW
Kabupaten/Kota belum disesuaikan
Huruf d
Cukup Jelas
Huruf e
Cukup Jelas
Huruf f
Cukup Jelas
Huruf g
Cukup Jelas
Huruf h
Cukup Jelas
Huruf i
Cukup Jelas
Huruf j
Cukup Jelas
- 130 -
Huruf k
Cukup Jelas
Pasal 121 A
Cukup Jelas.
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Cipanas APBD Pemda
Cikeruh Wetan APBD Pemda
2. Rencana Sistem Prasarana Utama
. 2..1 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Darat;
2.1.1 Pengembangan jaringan jalan nasional
a. Peningkatan kapasitas dan
kualitas jaringan jalan arteri
primer di Daerah
JLRaya Merak (Cilegon), APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. Raya Cilegon (Cilegon), APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. Raya Serang (Cilegon) APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. Raya Cilegon (Sereang), APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. Letnan Jidun (Serang), APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. TB. Suwandi (Serang), APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. Abdul Hadi (Serang), APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. KH. Abdul Fatah Hasan APBN Kementerian/ Lembaga
(Serang),
Jl. Sudirman (Serang), APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. Raya Serang APBN Kementerian/ Lembaga
((Tangerang),
Jl Otista ((Tangerang), APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. Ks. Tubun APBN Kementerian/ Lembaga
((Tangerang),
Jl. Daan Mogot (Tangerang APBN Kementerian/ Lembaga
– Batas DKI)
b. Peningkatan kapasitas dan
kualitas jaringan jalan kolektor
primer di Daerah
Jl Raya Anyer ((Cilegon), APBN Kementerian/ Lembaga
Pasauran - Labuhan, APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. A. Yani (Labuan), APBN Kementerian/ Lembaga
Labuhan - SP. Labuhan, APBN Kementerian/ Lembaga
Simp. Labuhan – Saketi, APBN Kementerian/ Lembaga
Cigadung - Cipacung, APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. By Pass Rangkasbitung APBN Kementerian/ Lembaga
(Jl. Soekarno Hatta
Rangkasbitung),
Jl. Raya Cipanas APBN Kementerian/ Lembaga
(Rangkasbitung),
SP. Labuan - Cibaliung, APBN Kementerian/ Lembaga
Cibaliung - Cikeusik - APBN Kementerian/ Lembaga
Muarabinuangeun,
Muarabinuangeun – APBN Kementerian/ Lembaga
Simpang,
Simpang – Bayah, APBN Kementerian/ Lembaga
Bayah – Cibarenok – Bts APBN Kementerian/ Lembaga
Prov. Jabar,
Jl. Raya Pandeglang APBN Kementerian/ Lembaga
(Serang),
Jl. Raya Serang APBN Kementerian/ Lembaga
- 136 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
(Pandeglang),
Bts DKI Banten- Gandaria APBN Kementerian/ Lembaga
Bts Depok/ Tangerang
(Ciputat – Bogor),
Jl. Rambutan (Ciputat)), APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. Otista (Ciputat), APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. Akses Tol Merak APBN Kementerian/ Lembaga
Cikande – Rangkasbitung, APBN Kementerian/ Lembaga
Jl. Raya Cikande (Jl APBN Kementerian/ Lembaga
Otosikandardinata
Rangkasbitung)
Cibaliung – Sumur, APBN Kementerian/ Lembaga
Citereup - Tanjung APBN Kementerian/ Lembaga
Lesung,
Serdang – Bojonegara – APBN Kementerian/ Lembaga
Merak
c. Pembangunan dan
Pengembangan jaringan jalan
bebas hambatan dalam kota di
Daerah
Jakarta – Tangerang APBN, Kementerian/ Lembaga
BUMNSwasta BUMN, Swasta
Jakarta – Tangerang APBN, Kementerian/ Lembaga
Elevated BUMNSwasta BUMN, Swasta
Prof. Dr. Sedyatmo APBN, Kementerian/ Lembaga
BUMNSwasta BUMN, Swasta
Prof. Dr. Sedyatmo APBN, Kementerian/ Lembaga
Elevated BUMNSwasta BUMN, Swasta
Pondok Aren – Serpong APBN, Kementerian/ Lembaga
BUMNSwasta BUMN, Swasta
Pondok Aren – Ulujami APBN, Kementerian/ Lembaga
BUMNSwasta BUMN, Swasta
Serpong – Balaraja APBN, Kementerian/ Lembaga
BUMNSwasta BUMN, Swasta
Semanan – Sunter APBN, Kementerian/ Lembaga
BUMNSwasta BUMN, Swasta
Sunter – Rawa Buaya – APBN, Kementerian/ Lembaga
Batu Ceper BUMNSwasta BUMN, Swasta
Jakarta Outer Ring Road II APBN, Kementerian/ Lembaga
(Cengkareng – Batu Ceper BUMNSwasta BUMN, Swasta
– Kunciran)
Jakarta Outer Ring Road II APBN, Kementerian/ Lembaga
(Kunciran – Serpong, BUMNSwasta BUMN, Swasta
serpong –Cinere)
Jakarta Outer Ring Road I I APBN, Kementerian/ Lembaga
(, Serpong –Cinere) BUMNSwasta BUMN, Swasta
Bojong Gede – Balaraja APBN, Kementerian/ Lembaga
BUMNSwasta BUMN, Swasta
d. Pembangunan dan
Pengembangan jaringan jalan
- 137 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
bebas hambatan antar kota di
Daerah
Tangerang – Merak APBN/APBD Kementerian/
BUMN, Lembaga. Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Cilegon – Bojonegara APBN/APBD Kementerian/
BUMN.Swasta Lembaga, Pemda,
BUMN, Swasta
Serang – Panimbang APBN/APBD Kementerian/
BUMN,Swasta Lembaga, Pemda,
BUMN, Swasta
Semanan – Rajeg – APBN/APBD Kementerian/
Balaraja BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Kamal – Teluk Naga – APBN/APBD Kementerian/
Rajeg BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
e. Rencana pengembangan jalan
nasional
Bayah – Cibarenok – Batas APBN Kementerian/ Lembaga
Provinsi Jawa Barat
Teluknaga – Bandara APBN Kementerian/ Lembaga
Soekarno Hatta
Serang – Pandeglang APBN Kementerian/ Lembaga
Pangarangan – Bayah – APBN Kementerian/ Lembaga
Batas Provinsi Jawa Barat,
Simpang 3 (tiga) Cilegon, APBN Kementerian/ Lembaga
Simpang 3 (tiga) Labuan, APBN Kementerian/ Lembaga
Simpang 3 (tiga) Tarogong, APBN Kementerian/ Lembaga
Merak – Suralaya – Pulo APBN Kementerian/ Lembaga
Ampel Bojonegara –
Cilegon,
Tangerang – Bandara APBN Kementerian/ Lembaga
Soekarno Hatta,
Labuan – Saketi – APBN Kementerian/ Lembaga
Pandeglang –
Rangkasbitung – Cipanas
– Batas Provinsi Jawa
Barat
f. Rencana pembangunan jalan
nasional
Jalan Cikande – Serang – APBN Kementerian/ Lembaga
Cilegon
Cipanas Warung Banten- APBN Kementerian/ Lembaga
Bayah
Jalan Tanjung Lesung - APBN Kementerian/Lembaga,
Sumur
Jalan lintas selatan APBN Kementerian/ Lembaga
Banten
g. Pengawasan dan pengendalian
jalan nasional berupa jembatan
timbang berlokasi di:
Cikande Kabupaten APBN Kementerian/ Lembaga
- 138 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Serang;
Cimanuk Kabupaten APBN Kementerian/ Lembaga
Pandeglang
h. Rencana Pengembangan sistem Provinsi Banten APBN, APBD, Kementerian/
jaringan transportasi angkutan BUMN, Lembaga, Pemda,
massal cepat terpadu berbasis Swasta BUMN, Swasta
jalan di seluruh Wilayah Provinsi
Banten
i. Rencana pengembangan sistem Provinsi Banten APBN, APBD, Kementerian/
jaringan transportasi angkutan BUMN, Lembaga, Pemda,
massal berbasis jalan dari dan Swasta BUMN, Swasta
menuju Bandara Soekarno-Hatta
j. Rencana pembangunan jalan Provinsi Banten APBN, APBD, Kementerian/
prospektif BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
2.1.2 Pengembangan jaringan jalan provinsi
2.1.2.1 Pengembangan jaringan
jalan provinsi
a. Peningkatan kapasitas
dan kualitas jaringan
jalan provinsi
Pakupatan – Palima, APBD Pemda
Palima - Pasang Teneng,
Ciruas - Petir - APBD/APBN Pemda, Kementerian/
Wr.Gunung, Lembaga
Lopang - Banten Lama, APBD Pemda
Jl. Akses Pelabuhan APBD Pemda
Karang Hantu,
Jl. Trip Jamaksari, APBD Pemda
Jl. Ayip Usman, APBD Pemda
Jl. A. Yani (Serang), APBD Pemda
Jl. Veteran, APBD Pemda
Jl. KH. Syam'un, APBD Pemda
Jl. Mayor Safei (Serang), APBD Pemda
Jl. Raya Cilegon (Serang), APBD Pemda
Jl. TB. A Katib (Serang), APBD Pemda
Jl. Yusuf Martadilaga APBD Pemda
(Serang),
Sempu - Dukuh Kawung, APBD Pemda
Simpang Taktakan - Gn. APBD Pemda
Sari,
Gn. Sari - Mancak – Anyer, APBD Pemda
Kramatwatu – Tonjong, APBD Pemda
Ciruas – Pontang, APBD Pemda
Parigi – Sukamanah, APBD Pemda
Ciomas – Mandalawangi, APBD Pemda
Jalan Yasin Beji, APBD Pemda
Jalan Raya Industri, APBD Pemda
Terate - Banten Lama APBD Pemda
Banten Lama – Pontang, APBD Pemda
Pontang – Kronjo APBD Pemda
Kronjo – Mauk APBD Pemda
- 139 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Mauk - Teluk Naga APBD Pemda
Teluk Naga – Dadap APBD Pemda
Citeras – Tigaraksa, APBD Pemda
Tigaraksa – APBD Pemda
Malangnengah,
Sp.Bitung – Curug, APBD Pemda
Curug - Legok - Parung APBD Pemda
Panjang,
Cisauk – Jaha, APBD Pemda
Jl.Beringin Raya APBD Pemda
Jl. Raya By Pass APBD Pemda
Tangerang (Jl. Sudirman),
Jl. M.H. Thamrin Kota APBD Pemda
Tangerang,
Jl. Raden Fatah (Ciledug), APBD Pemda
Jl.Raya Cipondoh (Jl. APBD Pemda
Hasyim Ashari),
Jl.Raya Ciledug (Jl. Hos APBD Pemda
Cokroaminoto),
Jl. Serpong Raya, APBD Pemda
Jl. Pahlawan Seribu, APBD Pemda
Jl. Serpong Parung, APBD Pemda
Jl. Aria Putra ( Ciputat), APBD Pemda
Jl. Raya Jombang APBD Pemda
Jl. Otto Iskandardinata APBD Pemda
(Ciputat),
Jl. H. Usman APBD Pemda
(Ciputat),
Jl. Pajajaran (Ciputat), APBD Pemda
Jl. Siliwangi, APBD Pemda
Jl. Puspitek Raya, APBD Pemda
Jl. Surya Kencana - APBD Pemda
Simpang Dr. Setiabudi,
Jl. Cabe Raya - Cireundeu APBD Pemda
Raya,
Jl. Serang - Pandeglang APBD Pemda
(Pandeglang),
Jl. A. Yani (Pandeglang), APBD Pemda
Jl. Tb. Asnawi APBD Pemda
(Pandeglang),
Jl. Abdul Rahim APBD Pemda
(Pandeglang),
Jl. Raya Labuan APBD Pemda
(Pandeglang),
Jl. Widagdo (Pandeglang), APBD Pemda
Jl. Pandeglang - APBD Pemda
Rangkasbitung
(Pandeglang),
Tanjung Lesung – Sumur APBD Pemda
Mengger-Mandalawangi- APBD Pemda
Caringin,
Saketi – Ciandur, APBD Pemda
- 140 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Picung – Munjul, APBD Pemda
Munjul - Panimbang , APBD Pemda
Cisekeut - Sobang – Tela, APBD Pemda
Munjul-Cikaludan- APBD Pemda
Cikeusik,
Jl. Sudirman (Labuan), APBD Pemda
Jl. Desa Teluk (Akses PPP APBD Pemda
Labuan),
Maja – Koleang, APBD Pemda
Saketi - Malingping - APBD Pemda
Simpang ,
Cipanas - Warung Banten, APBD Pemda
Bayah – Cikotok, APBD Pemda
Cikotok - Bts Jabar APBD Pemda
Gunung Madur - Pulau APBD Pemda
Manuk,
Jl. A. Yani APBD Pemda
(Rangkasbitung),
Jl. Sunan Kalijaga APBD Pemda
(Rangkasbitung),
Sp. Gading Serpong - APBD Pemda
Serenade - Kebon Nanas
b. Rencana Pembangunan Kota Serang APBN, APBD, Kementerian/ Lembaga
Jalan dari Gerbang Tol BUMN Swasta , Pemda, BUMN,
Serang Timur – Kawasan Swasta
Pusat Pemerintahan
c. Rencana pengembangan Provinsi Banten APBN, APBD, Kementerian/ Lembaga
sistem jaringan BUMN Swasta , Pemda, BUMN,
transportasi angkutan Swasta
massal berbasis jalan
dari dan menuju
Bandara Udara
Soekarno Hatta
d. Rencana pembangunan Provinsi Banten APBN, APBD, Kementerian/ Lembaga
sistem jaringan BUMN Swasta , Pemda, BUMN,
transportasi angkutan Swasta
massal cepat terpadu
berbasis jalan di
seluruh wilayah Provinsi
Banten
2.1.2.2 Pengembangan jaringan Provinsi Banten APBN, APBD, Kementerian/ Lembaga
jalan kolektor primer yang BUMN,Swasta , Pemda, BUMN,
menghubungkan antara Swasta
PKN dengan PKW dan antar
PKW;
2.1.2.3 Rencana Pembangunan Provinsi Banten APBN, APBD, Kementerian/ Lembaga
Akses tol/interchange, jalan BUMN,Swasta , Pemda, BUMN,
lingkar, simpang sebidang, Swasta
underpass, flyover, frontage
2.1.2.4 Pembangunan, peningkatan Jalan Kewenangan APBD Pemda
dan penetapan status Provinsi di Provinsi Banten
menjadi jalan provinsi
- 141 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
2.1.3 Pengembangan Terminal
a. Peningkatan kapasitas dan
kualitas pelayanan terminal
penumpang tipe A meliputi:
Terminal Merak yaitu APBN Kementerian/ Lembaga
Kawasan Terminal
Terpadu Merak - Kota
Cilegon;
Terminal Pakupatan di APBN Kementerian/ Lembaga
Kota Serang;
Terminal Poris Plawad di APBN Kementerian/ Lembaga
Kota Tangerang
Terminal Kadubanen di APBN Kementerian/ Lembaga
Kabupaten Pandeglang
Terminal Kadu Agung APBN Kementerian/ Lembaga
Mandala/Mandala di
Kabupaten Lebak;
Terminal Balaraja di APBN Kementerian/ Lembaga
Kabupaten Tangerang;
Terminal Pondok Cabe di APBN Kementerian/ Lembaga
Kota Tangerang Selatan;
Terminal Labuan di APBN Kementerian/ Lembaga
Kabupaten Pandeglang;
dan
Terminal Malingping di APBN Kementerian/ Lembaga
Kabupaten Lebak.
b. Rencana pembangunan terminal
tipe A
Terminal Cikande di APBN Kementerian/ Lembaga
Kabupaten Serang
Terminal Cikupa di APBN Kementerian/ Lembaga
Kabupaten Tangerang
c. Pengembangan terminal
penumpang tipe B untuk melayani
angkutan antar kota dalam
provinsi dan angkutan
kota/pedesaan
Terminal Pasar Badak APBD Pemda
Pandeglang di Kabupaten
Pandeglang
Terminal Pasar Badak APBD Pemda
Pandeglang di Kabupaten
Pandeglang;
Terminal Bayah di APBD Pemda
Kabupaten Lebak;
Terminal Ciputat di Kota APBD Pemda
Tangerang Selatan;
Terminal Cadas, APBD Pemda
Jatiuwung di Kota
Tangerang;
Terminal Ciledug di Kota APBD Pemda
Tangerang;
- 142 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Terminal Cibeber/Seruni APBD Pemda
di Kota Cilegon; dan
Terminal Tanara di APBD Pemda
Kabupaten Serang
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
api Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
e. Pengembangan trayek kereta api
khusus lintas
Lintas Tanah Abang – APBN, BUMN Kementerian/
Cilegon Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Tanah Abang – Cigading APBN, BUMN Kementerian/
Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Jaringan jalur kereta api APBN, BUMN Kementerian/
khusus pada kawasan Swasta Lembaga,
industri BUMN, Swasta
f. Pengembangan stasiun kereta api
terpadu pada
Kawasan Terminal Merak APBN, BUMN Kementerian/
Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Kawasan Bojonegara APBN, BUMN Kementerian/
Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
kawasan Bandara APBN, BUMN Kementerian/
Soekarno-Hatta Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Kawasan Bandar Udara APBN, BUMN Kementerian/
Banten Selatan Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Kawasan Bumi Serpong APBN, BUMN Kementerian/
Damai Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
g. Pembangunan jalur ganda dan Maja – Rangkasbitung – APBN, BUMN Kementerian/
elektrifikasi Merak Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
h. Pembangunan lintas baru Cilegon – Anyer Kidul – APBN, BUMN Kementerian/
Labuan – Panimbang Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
i. Pembangunan infrastruktur Kereta Api Express SHIA APBN, BUMN Kementerian/
kereta api dalam kota jalur Soekarno Hatta – Swasta Lembaga,
Sudirman BUMN, Swasta
j. Peningkatan akses jaringan Cilegon – Serang – APBN, BUMN Kementerian/
prasarana dan pelayanan di Pandeglang – Swasta Lembaga,
kawasan perkotaan Rangkasbitung BUMN, Swasta
k. Peningkatan kapasitas dan Merak – Cilegon – Serang – APBN, BUMN Kementerian/
kualitas jaringan prasarana Tangerang – Jakarta Swasta Lembaga,
kereta api pada lintas BUMN, Swasta
l. Peningkatan kapasitas dan
kualitas jaringan prasarana
kereta api yang padat melayani
transportasi perkotaan
Rangkasbitung – Serpong APBN, BUMN Kementerian/
– Tanah Abang Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Lintas Tangerang – Duri APBN, BUMN Kementerian/
- 144 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
m. Peningkatan aspek keselamatan Jalan Nasional, Jalan APBN, BUMN Kementerian/
transportas kereta api dengan Provinsi, Jalan Swasta Lembaga,
pengembangan penyediaan Kabupaten/Kota di BUMN, Swasta
sarana dan prasarana Provinsi Banten
keselamatan terutama
perlintasan sebidang pada ruas
jalan provinsi yang kepadatan
lalu lintas kendaraannya tinggi
n. Peningkatan pelayanan sarana
dan prasarana Stasiun
Stasiun Merak di Kota APBN, BUMN Kementerian/
Cilegon Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Stasiun Krenceng di Kota APBN, BUMN Kementerian/
Cilegon Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Stasiun Serang di Kota APBN, BUMN Kementerian/
Serang Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Stasiun Rangkasbitung di APBN, BUMN Kementerian/
Kabupaten Lebak Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Stasiun Pasar Anyar di APBN, BUMN Kementerian/
Kota Tangerang, Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Stasiun Serpong di Kota APBN, BUMN Kementerian/
Tangerang Selatan Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Stasiun Maja di APBN, BUMN Kementerian/
Kabupaten Lebak Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
o. Rencana pengembangan dan Provinsi Banten APBN, APBD, Kementerian/
pembangunan stasiun kereta api BUMN, Lembaga, Pemda,
diatur sesuai dengan ketentuan Swasta BUMN, Swasta
perundang-undangan yang
berlaku
p. Pengaktifan kembali jalur kereta
api lintas
Ciwandan – Anyer Kidul APBN, BUMN Kementerian/
Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Rangkasbitung – Saketi – APBN, BUMN Kementerian/
Labuan Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
Saketi – Malingping – APBN, BUMN Kementerian/
Bayah Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
q. Perbaikan jaringan kereta api
Rangkasbitung – Saketi – APBN, BUMN Kementerian/
Malimping – Bayah Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
- 145 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Saketi – Labuan APBN, BUMN Kementerian/
Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
r. Rencana Pengembangan Jalur KA lintasan Panimbang –
Cibaliung – Malingping;
s. Rencana Pembangunan Jalur KA Merak – Bandara APBN, BUMN Kementerian/
Soekarno Hatta Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
t. Rencana pembangunan Terminal Kecamatan Jambe APBN Kementerian/ Lembaga
Terpadu/Dryport Kabupaten Tangerang
u. Pengembangan angkutan massal Cilegon – Serang – APBN, APBD, Kementerian/
cepat terpadu berbasis rel Pandeglang – BUMN, Lembaga, Pemda,
Rangkasbitung Swasta BUMN, Swasta
v. Pembangunan angkutan massal Cikarang – Jakarta – APBN, APBD, Kementerian/
cepat terpadu berbasis rel dari Balaraja – Serang BUMN, Lembaga, Pemda,
wilayah timur ke wilayah barat Swasta BUMN, Swasta
w. Pengembangan transportasi cepat
terpadu berbasis rel perkotaan
Kota Tangerang APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Kota Tangerang Selatan APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
x. Rencana pembangunan Provinsi Banten APBN, APBD, Kementerian/
berorientasi angkutan masal BUMN, Lembaga, Pemda,
(Transit Oriented Development Swasta BUMN, Swasta
/TOD)
y. Rencana pengembangan Provinsi Banten APBN, APBD, Kementerian/
angkutan massal dari dan BUMN, Lembaga, Pemda,
menuju Bandara Udara Soekarno Swasta BUMN, Swasta
Hatta
z. Rencana pembangunan sistem Provinsi Banten APBN, APBD, Kementerian/
transportasi massal BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
2.1.5 Pengembangan jaringan angkutan sungai, danau dan penyeberangan
a. Rencana pengembangan
pelayanan angkutan
penyeberangan yang melayani
pulau-pulau berpenghuni
Cituis – Kepulauan Seribu APBD, APBN Pemda, Kementerian/
Lembaga, BUMN
Tanjungkait – Kepulauan APBD, APBN Pemda, Kementerian/
Seribu Lembaga, BUMN
Tanjungpasir – Kepulauan APBD, APBN Pemda, Kementerian/
Seribu Lembaga, BUMN
Dadap – Kepulauan Seribu APBD, APBN Pemda, Kementerian/
Lembaga, BUMN
Karangantu – Pulau Tunda APBD Pemda
Grenjang – Pulau Panjang APBD Pemda
Sumur – Pulau Panaitan APBD Pemda
Muarabinuangeun – Pulau APBD Pemda
Deli
- 146 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Labuan – Pulau Sangiang APBD Pemda
Merak – Kepulauan Anak APBD Pemda
Gunung Krakatau
b. Rencana Merak Kota Cilegon APBN Kementerian/
pembangunan/pengembangan Lembaga, BUMN
Dermaga Penyeberangan Merak
c. Rencana pengembangan Merak Kota Cilegon APBN Kementerian/
Pelabuhan Penyebrangan Merak Lembaga, BUMN
sebagai Pelabuhan Kelas I
d. Rencana pembangunan Kabupaten Serang APBN Kementerian/
Pelabuhan Penyebrangan Lembaga, BUMN
Margagiri sebagai Pelabuhan
Kelas I
e. Rencana Pengembangan Provinsi Banten APBN Kementerian/
angkutan sungai pada sungai- Lembaga, BUMN
sungai yang berpotensi dan
memenuhi persyaratan
f. Rencana Pengembangan Provinsi Banten APBN Kementerian/
angkutan danau/waduk pada Lembaga, BUMN
danau/waduk yang berpotensi
dan memenuhi persyaratan
g. Rencana pembangunan sarana Provinsi Banten APBN Kementerian/
dan prasarana penunjang Lembaga, BUMN
angkutan sungai, danau dan
penyeberangan.
h. Rencana pengembangan Provinsi Banten APBN Kementerian/
angkutan perintis pada daerah Lembaga, BUMN
terpencil dan atau terisolir
i. Rencana Pembangunan
Pelabuhan Sungai dan Danau
sebagai Pelabuhan Pengumpan
Pelabuhan Panimbang, APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Bojongmanik APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Pontang APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Tirtayasa APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Carenang, APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Kragilan, APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Cikande, APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Kasemen, APBN, APBD, Kementerian/
- 147 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Cihara, APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Pakuhaji APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Sepatan APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
2.2 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Laut
a. Pengembangan Pelabuhan Utama Kota Cilegon APBN, BUMN Kementerian/ Lembaga
Banten/Ciwandan Swasta BUMN, Swasta
b. Pengembangan dan pembangunan Bojonegara di Kabupaten APBN, BUMN Kementerian/ Lembaga
Pelabuhan Utama, Pelabuhan Serang Swasta BUMN, Swasta
Pengumpul dan Pelabuhan Peti Kemas
Bojonegara
c. Pengembangan Pelabuhan untuk
dikembangkan menjadi pelabuhan
utama
Merak Mas APBN, BUMN Kementerian/ Lembaga
Swasta BUMN, Swasta
d. Pengembangan Pelabuhan Pengumpul :
Pelabuhan Pengumpul APBN, BUMN Kementerian/ Lembaga
Merak Kota Cilegon Swasta BUMN, Swasta
Pelabuhan Pengumpul APBN, APBD Kementerian/
Warnasari Kota Cilegon BUMN, Lembaga, Pemda
Swasta BUMN, Swasta
e. Pengembangan Pelabuhan Pengumpan Karangantu APBN, APBD, Kementerian/
Regional dan Pelabuhan Pengumpul BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
f. Pengembangan Pelabuhan Pengumpan
Regional
Anyer Lor APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Labuan APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
g. Rencana lokasi Pelabuhan Pengumpan
Lokal
Pelabuhan Bayah APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Muarabinuangeun APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Panimbang APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Genyang-Puloampel APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
- 148 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Swasta BUMN, Swasta
Pasauran APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Pulopanjang-Puloampel APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Tanjung Leneng APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Terate APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Pulotunda-Tirtayasa APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Lontar-Pontang APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
h. Pengembangan Lokasi Wilayah Kerja
Pelabuhan Pengumpan Lokal
Cituis APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Kresek/Kronjo APBN, APBD, Kementerian/
BUMN, Lembaga, Pemda,
Swasta BUMN, Swasta
Rencana lokasi Pelabuhan Pengumpan Lokal Muara Dadap Kabupaten APBN, APBD, Kementerian/
dan Peningkatan dan pengembangan untuk Tangerang BUMN, Lembaga, Pemda,
menjadi Pelabuhan Pengumpan Regional Swasta BUMN, Swasta
i. Pengembangan Pelabuhan Cigading Kota Cilegon APBN, APBD, Kementerian/
sebagai Terminal Umum Multipurpose BUMN, Lembaga, Pemda,
KBS Cigading dan sebagai pelabuhan Swasta BUMN, Swasta
pengumpul
j. Pengembangan terminal khusus untuk
mendukung potensi industri, pariwisata,
pertanian, dan pertambangan
Kabupaten Lebak BUMN, BUMN, Swasta
Swasta
Kabupaten Pandeglang, BUMN, BUMN, Swasta
Swasta
Kabupaten Serang BUMN, BUMN, Swasta
Swasta
Kabupaten Tangerang BUMN, BUMN, Swasta
Swasta
k. Pengembangan pelayanan sarana dan Provinsi Banten APBD Pemda
prasarana pelabuhan laut dan
penyeberangan perintis yang melayani
pulau-pulau kecil dan terisolir
l. Rencana pembangunan pelabuhan
regional multifungsi
Kecamatan Bayah APBN, BUMN Kementerian/ Lembaga
Kabupaten Lebak Swasta BUMN, Swasta
- 149 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Panimbang Kabupaten APBN, BUMN Kementerian/ Lembaga
Pandeglang Swasta BUMN, Swasta
2.3 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Udara
a. Rencana pembangunan terminal 3 dan Bandara Udara Soekarno - APBN, BUMN Kementerian/
pengembangan Bandara Udara Soekarno Hatta Swasta Lembaga,
Hatta sesuai dengan hierarkinya sebagai BUMN, Swasta
bandara pengumpul primer
b. Pengembangan bandar udara yang Bandara Udara Budiarto APBN, BUMN Kementerian/
diperuntukan khusus sebagai pusat di Kabupaten Tangerang Swasta Lembaga,
pendidikan dan latihan penerbangan di BUMN, Swasta
Indonesia
c. Pengembangan kawasan Lapangan Lapangan Terbang Pondok APBN, BUMN Kementerian/
Terbang Cabe di Kota Tangerang Swasta Lembaga,
Selatan BUMN, Swasta
d. Pengembangan bandar udara khusus Bandara Udara Gorda di APBN, BUMN Kementerian/
untuk kepentingan pertahanan dan sipil; Kabupaten Serang Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
e. Pembangunan Bandar Udara Banten Kabupaten Pandeglang APBN, BUMN Kementerian/
Selatan sebagai pengumpul Swasta Lembaga,
sekuder/tersier; BUMN, Swasta
f. Pengembangan bandara udara khusus Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/
untuk mendukung pertumbuhan Swasta Lembaga,
kebutuhan pelayanan angkutan barang BUMN, Swasta
ekspor impor
g. Pembangunan, pengembangan dan Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/
memantapkan jaringan pelayanan Swasta Lembaga,
angkutan udara pada rute-rute BUMN, Swasta
penerbangan domestik dan internasional
h. Peningkatan pengawasan dan Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/
pengendalian kegiatan pembangunan Swasta Lembaga,
pada Kawasan Keselamatan Operasi BUMN, Swasta
Penerbangan
i. Rencana pembangunan Bandara Udara
Bandara Udara APBN, BUMN Kementerian/
Pangarangan/Cihara di Swasta Lembaga,
Kabupaten Lebak BUMN, Swasta
Bandara Udara Maja di APBN, BUMN Kementerian/
Kabupaten Lebak Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
3. Rencana Sistem Prasarana Lainnya
3.1 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi
3.1.1 Rencana pengembangan pembangkit
tenaga listrik
a. Rencana Pengembangan dan
Pembangunan PLTU meliputi
1) PLTU Labuan 1-2 Kabupaten Pandeglang; APBN, BUMN Kementerian/
Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
2) PLTU Suralaya 1-8 Kota Cilegon APBN, BUMN Kementerian/
Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
3) PLTU 1-3 Kabupaten Tangerang APBN, BUMN Kementerian/
Swasta Lembaga,
- 150 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
BUMN, Swasta
4) PLTU Banten Kabupaten Serang APBN, BUMN Kementerian/
Swasta Lembaga,
BUMN, Swasta
5) PLTU Jawa 7 Kramatwatu Kabupaten APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Serang Swasta BUMN, Swasta
6) PLTU Lontar #4 Kabupaten Tangerang APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Swasta BUMN, Swasta
7) PLTU Jawa 9 Kabupaten Serang APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Swasta BUMN, Swasta
8) PLTU Jawa 6 atau indikasi Kabupaten Serang, Kota APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
lokasi di PLTU Suralaya Cilegon Swasta BUMN, Swasta
#9,10
9) PLTU Jawa-5 Kabupaten Tangerang APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Swasta BUMN, Swasta
b. Rencana Pengembangan dan
Pembangunan PLTM meliputi
1) Cikotok Kabupaten Lebak ; APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
2) PLTM Bojong Cisono Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
3) PLTM Bulakan Kabupaten Serang APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
4) PLTM Cisimeut Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
5) PLTM Cidanau Kabupaten Serang APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
6) PLTM Cikidang Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
7) PLTM Cisungsang II Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
8) PLTM Karang Ropong Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
(Cibareno 1) BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
9) PLTM Cibareno Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
10) PLTM Pasundan Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
11) PLTM Cisiih Mandiri Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
12) PLTM Cisiih Leutik Kabupaten Lebak APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Swasta BUMN, Swasta
- 151 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
13) PLTM Nagajaya Kabupaten Lebak APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Swasta BUMN, Swasta
c. Rencana Pengembangan PLTB
meliputi :
1) PLTB Pandeglang Kabupaten Pandeglang APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Swasta BUMN, Swasta
2) PLTB Lebak Kabupaten Lebak APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Swasta BUMN, Swasta
d. Rencana Pengembangan PLTGU
meliputi :
1) PLTGU/MG Jawa-Bali 3 Kabupaten Serang APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Swasta BUMN, Swasta
2) PLTGU Jawa-4 Bojonegara Kabupaten Serang APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Swasta BUMN, Swasta
3) PLTGU Cilegon Kota Cilegon APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Swasta BUMN, Swasta
e. Rencana Pengembangan Kabupaten Serang APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Swasta BUMN, Swasta
(PLTD) dalam melayani
kebutuhan listrik bagi
masyarakat di daerah terpencil di
PLTD Pulau Panjang dan PLTD
Pulau Tunda
f. Rencana Pengembangan PLTP,
meliputi :
1) PLTP Rawa Danau Kabupaten Serang dan APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Kabupaten Pandeglang Swasta BUMN, Swasta
2) PLTP di G. Endut Kabupaten Lebak APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Swasta BUMN, Swasta
g. Rencana pengembangan Energi
Baru Terbarukan/EBT berupa
Energi Hidro dan Biomassa
Kabupaten Pandeglang, APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
Kabupaten Serang APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
BUMN, Pemda, BUMN, Swasta
Swasta
h. Rencana pembangunan Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Pembangkit Listrik Tenaga Swasta BUMN, Swasta
Sampah (PLTSa)
i. Rencana pembangunan tenaga Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
listrik tenaga matahari (PLTS) Swasta BUMN, Swasta
j. Rencana pembangunan dan Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
pengembangan pembangkit listrik Swasta BUMN, Swasta
lainnya diatur sesuai dengan
kebijakan pemerintah yang
ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan
- 152 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
3.1.2 Rencana pengembangan jaringan
pipa minyak dan gas bumi
Rencana pembangunan jaringan gas Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
bumi untuk rumah tangga Swasta BUMN, Swasta
3.1.3 Rencana pengembangan jaringan
transmisi tenaga listrik
a. Saluran Udara Tegangan Ekstra Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Tinggi (SUTET) dan Saluran Swasta BUMN, Swasta
Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
b. Sistem jaringan distribusi dan Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
jaringan tegangan rendah Swasta BUMN, Swasta
c. Pembangunan Gardu Induk Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Tegangan Ekstra Tinggi Swasta BUMN, Swasta
d. Pembangunan Transmisi Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Interkoneksi Sumatera - Jawa Swasta BUMN, Swasta
3.2 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi
3.2.1 Pembangunan serat optik antar Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
kabupaten/kota Swasta BUMN, Swasta
3.2.2 Pengembangan transmisi penyiaran Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Swasta BUMN, Swasta
3.2.3 Pengembangan , pengendalian dan Provinsi Banten APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
pembangunan menara Base Swasta BUMN, Swasta
Transceiver Station untuk
keterpaduan penggunaan tower
bersama.
3.3 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air
3.3.1 Rencana pengembangan sistem
jaringan sumber daya air :
a. Rencana pembangunan Kabupaten Lebak APBN, BUMN Kementerian/Lembaga,
Bendungan Karian BUMN
b. Rencana pembangunan Kabupaten Serang dan APBN,APBD, Kementerian/Lembaga,
Bendungan Sindangheula Kota Serang BUMN Pemda, BUMN
c. Pengembangan Bendungan Kabupaten Serang APBN, APBD, Kementerian/Lembaga,
Cidanau BUMN Pemda, BUMN
d. Pengembangan Bendungan Pasir Kabupaten Lebak APBN, BUMN Kementerian/Lembaga,
Kopo BUMN
e. Pengembangan Bendung Ciliman Kabupaten Lebak APBN, APBD, Kementerian/Lembaga,
BUMN Pemda, BUMN
f. Pengembangan Bendung Cibaliung di Kabupaten APBN, APBD, Kementerian/Lembaga,
Cibaliung Pandeglang BUMN Pemda, BUMN
g. Pen gembangan Bendung Pamarayan di Kabupaten APBN, APBD, Kementerian/Lembaga,
Pamarayan Serang BUMN Pemda, BUMN
h. Pengembangan Bendung Ranca Ranca Sumur di APBN, APBD, Kementerian/Lembaga,
Sumur Kabupaten Tangerang BUMN Pemda, BUMN
i. Pengembangan Bendung Pasar Pasar Baru di Kota APBN, APBD, Kementerian/Lembaga,
Baru Tangerang BUMN Pemda, BUMN
j. Pengembangan Bendung Cisadane Pintu Air APBN, APBD, Kementerian/Lembaga,
Cisadane Pintu air Sepuluh Sepuluh di Kota BUMN Pemda, BUMN
Tangerang
k. Pemeliharaan CAT Rawa Danau Rawa Danau di Serang – APBD Pemda
Pandeglang
l. Pemeliharaan CAT Serang- Serang – Tangerang APBD Pemda
Tangerang
- 153 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
m. Pemeliharaan CAT Labuhan Labuhan Kabupaten APBD Pemda
Pandeglang
n. Pemeliharaan CAT Malimping Malingping Kabupaten APBD Pemda
Lebak
o. Pemeliharaan CAT Jakarta Kabupaten Tangerang, APBD Pemda
Kota Tangerang dan Kota
Tangerang selatan
p. Pemeliharaan situ, waduk,
danau, dan rawa untuk kolam
penyimpanan
Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
Kabupaten Pandeglang APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
Kabupaten Serang APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
Kabupaten Tangerang APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
Kota Tangerang APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
Kota Tangerang Selatan APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
Kota Cilegon APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
Kota Serang APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
q. Pengembangan Bendungan eks Kabupaten Pandeglang APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Teluk Lada Pemda
r. Pengembangan Bendungan Kabupaten Pandeglang APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Citeluk Pemda
s. Pengembangan sumber air baku Provinsi Banten APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
dari aliran sungai di Daerah Pemda
dengan mempertimbangkan daya
dukung sumberdaya air
t. Pembangunan Saluran Pembawa Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Air Baku Waduk Karian Pemda
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Kota Serang,;
g. Daerah Irigasi Cisata Kabupaten Pandeglang; APBD Pemda
h. Daerah Irigasi Pasir Eurih Kabupaten Pandeglang; APBD Pemda
i. Daerah Irigasi Cilemer Kabupaten Pandeglang APBD Pemda
dan Kabupaten Lebak;
j. Daerah Irigasi Cibinuangeun Kabupaten Lebak APBD Pemda
k. Daerah Irigasi Cikoncang Kabupaten Lebak APBD Pemda
l. Daerah Irigasi Cilangkahan I Kabupaten Lebak; APBD Pemda
m. Daerah Irigasi Kadugenep Kabupaten Pandeglang APBD Pemda
dan Kabupaten Serang
n. Daerah Irigasi Cikarang Udik Kabupaten Serang dan APBD Pemda
Kota Serang,;
o. Daerah Irigasi Cihara Kabupaten Lebak APBD Pemda
p. Daerah Irigasi Cikamunding I Kabupaten Lebak; APBD Pemda
q. Daerah Irigasi Cikamunding II Kabupaten Lebak; APBD Pemda
r. Daerah Irigasi Cimanyangray Kabupaten Lebak; APBD Pemda
s. Daerah Irigasi Cipalabuh Kabupaten Lebak; APBD Pemda
t. Daerah Irigasi Cisiih di Kabupaten Lebak; APBD Pemda
Kabupaten Lebak;
u. Daerah Irigasi Cikalumpang Kabupaten Serang. APBD Pemda
3.3.3 Pembangunan atau peningkatan
jaringan Irigasi
D.I. Cisadane APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
DI .Cibaliung APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
DI Ciliman APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
3.3.4 Peningkatan dan Pemeliharaan Kabupaten Lebak dan APBN, APBD Kementerian/Lembaga,
Rehabilitasi jaringan Irigasi Eks Kabupaten Pandeglang Pemda
Teluk Lada
3.3.5 Rehabilitasi Daerah Irigasi
DI Ciujung APBN/APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
DI Cisadane APBN/APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
DI Cidurian APBN/APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
3.3.6 Pembangunan Irigasi
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Pemda
WS Ciliman – Cibungur APBN/APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
WS Cibaliung – Cisawarna APBN/APBD Kementerian/Lembaga,
Pemda
3.4 Perencanaan Dan Pembangunan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya
3.4.1 Pengembangan Tempat
pengolahan sisa hasil produksi
yang ramah lingkungan
Kabupaten Tangerang APBN/APBD Kementerian/Lembaga,
untuk melayani WKP I Pemda
Kabupaten Serang untuk APBN/APBD Kementerian/Lembaga,
melayani WKP II Pemda
Kabupaten Pandeglang APBN/APBD Kementerian/Lembaga,
dan Kabupaten Lebak Pemda
untuk melayani WKP III.
3.4.2 Rencana pembangunan Pusat Kecamatan Jayanti APBD Pemda
Distribusi Provinsi/Regional Kabupaten Tangerang
Kecamatan Petir APBD Pemda
Kabupaten Serang
- 156 - LAMPIRAN IV INDIKASI PROGRAM PEMANFAATAN
RUANG LIMA TAHUNAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN
NOMOR 5 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI
BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN
2. PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG 2010-2030
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun Ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
1 Rencana Pengendalian Kawasan Lindung
1.1 Rehabilitasi dan Perlindungan Kawasan Hutan Lindung
KabupatenSerang APBN Kementerian/Lembaga
KabupatenPandegl APBN Kementerian/Lembaga
ang
Kabupaten Lebak APBN Kementerian/Lembaga
Kabupaten APBN Kementerian/Lembaga
Tangerang
Kota Cilegon APBN Kementerian/Lembaga
1.2 Pengendalian Kawasan yang memberikan perlindungan t erhadap kawasan bawahannya
Rehabilitasi dan Perlindungan Kawasan resapan air
Kabupaten Serang APBN Kementerian/Lembaga
Kabupaten APBN Kementerian/Lembaga
Pandeglang
Kabupaten Lebak APBN Kementerian/Lembaga
1.3 Pengendalian Kawasan Perlindungan Setempat
1.3.1 Rehabilitasi dan Perlindungan Sempadan pantai
Kabupaten Serang APBN Kementerian/Lembaga
Kota Serang APBN Kementerian/Lembaga
Kabupaten APBN Kementerian/Lembaga
Tangerang
Kabupaten APBN Kementerian/Lembaga
Pandeglang
Kabupaten lebak APBN Kementerian/Lembaga
Kota Cilegon APBN Kementerian/Lembaga
1.3.2 Rehabilitasi dan Perlindungan Sempadan sungai
DAS Ciujung APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
DAS Cidurian APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
DAS Cilemer APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
DAS Ciliman APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
DAS Cibanten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
DAS Cidanau APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
DAS Cimanceuri APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
DAS Cisadane APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
DAS Cibinuangeun APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
- 157 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun Ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
DAS Cihara APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
DAS Cimadur APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
DAS Cibareno APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun Ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Khusus (KHDTK)
Kabupaten Serang; APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
Kabupaten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Pandeglang , Pemda
1.5 Pengendalian Kawasan Rawan Bencana Alam
1.5.1 Adaptasi dan Mitigasi Kawasan Rawan Bencana Banjir
Kawasan sekitar APBN, APBD Kementerian/Lembaga
DAS Cisadane, , Pemda
DAS
Pasanggrahan,
DAS Cirarab – Kali
Sabi, DAS
Cimanceuri dan
DAS Cidurian di
Kabupaten
Tangerang
Kawasan sekitar APBN, APBD Kementerian/Lembaga
DAS Cisadane di , Pemda
Kota Tangerang
Kawasan sekitar APBN, APBD Kementerian/Lembaga
DAS Ciliman dan , Pemda
DAS Cilemer di
Kabupaten
Pandeglang
Kawasan sekitar APBN, APBD Kementerian/Lembaga
DAS Ciujung dan , Pemda
DAS Cibinuangeun
di Kabupaten
Lebak
Kawasan sekitar APBN, APBD Kementerian/Lembaga
DAS Ciujung di , Pemda
Kabupaten Serang
1.5.2 Adaptasi dan Mitigasi Kawasan Rawan Bencana Tsunami
a. Pantai Utara
Kabupaten Serang APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
Kota Serang APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
Kabupaten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Tangerang , Pemda
b. Pantai Selatan
Kabupaten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Pandeglang , Pemda
Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
c. Pantai Barat
Kabupaten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Pandeglang , Pemda
Kabupaten Serang APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
Kota Cilegon APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
- 159 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun Ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
1.5.3 Adaptasi dan Mitigasi Kawasan Seluruh Provinsi APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Rawan Bencana Gempa Bumi Banten , Pemda
1.5.4 Adaptasi dan Mitigasi Kawasan Seluruh Provinsi APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Rawan Bencana Kebakaran Hutan Banten , Pemda
dan Lahan
1.5.5 Adaptasi dan Mitigasi Kawasan
Rawan Bencana Kebakaran Hutan
dan Lahan
Kabupaten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Pandeglang , Pemda
Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
Kabupaten Serang APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
Kabupaten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Tangerang , Pemda
Kota Serang APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
Kota Cilegon APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
1.5.6 Adaptasi dan Mitigasi Kawasan Provinsi Banten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Rawan Bencana Cuaca Ekstrim, , Pemda
Angin Topan dan Puting Beliung
1.5.7 Adaptasi dan Mitigasi Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor
Kabupaten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Pandeglang , Pemda
Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
Kabupaten Serang APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
1.5.8 Adaptasi dan Mitigasi Kawasan Provinsi Banten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Rawan Bencana Kekeringan , Pemda
1.5.9 Adaptasi dan Mitigasi Kawasan
Rawan Bencana Gagal Teknologi
Kabupaten Serang; APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
Kabupaten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Tangerang; , Pemda
Kota Serang; APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
Kota Cilegon; APBN, APBD Kementerian/Lembaga
, Pemda
Kota Tangerang; APBN, APBD Kementerian/Lembaga
dan , Pemda
Kota Tangerang APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Selatan , Pemda
1.5.10 Rehabilitasi Buffer Zone rawan Provinsi Banten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
bencana melalui RTH sebesar 30% , Pemda
1.5.11 Penetapan lokasi jalur evakuasi, Provinsi Banten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
shelter, Sistem Peringatan Dini , Pemda
Bencana dan infastruktur
kebencanaan yang terintergrasi
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun Ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
2.1 Pengembangan Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
2.1.1 Pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi
Kabupaten Serang APBN, APBD Kementerian/Lembaga
BUMN , Pemda, BUMN
Kabupaten APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Pandeglang BUMN , Pemda, BUMN
Kabupaten Lebak APBN, APBD Kementerian/Lembaga
BUMN , Pemda, BUMN
Kota Cilegon APBN, APBD Kementerian/Lembaga
BUMN , Pemda, BUMN
2.2 Pengembangan dan Perlindungan Kawasan Peruntukan Pertanian
2.2.1 Pengembangan Kawasan Budidaya Pertanian
Kawasan Budidaya Pertanian Lahan Basah Dan Lahan Kering
Kabupaten APBD, APBN Pemda,
Pandeglang Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
Kabupaten Serang APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
Kabupaten APBD, APBN Pemda,
Tangerang Kementerian/Lembaga
Kota Serang APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
Kota Cilegon APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
2.2.2 Pengembangan Kawasan Budidaya Hortikultura
Kabupaten Serang APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
Kabupaten APBD, APBN Pemda,
Tangerang Kementerian/Lembaga
Kabupaten APBD, APBN Pemda,
Pandeglang Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
Kota Tangerang APBD, APBN Pemda,
Selatan Kementerian/Lembaga
2.2.3 Pengembangan Kawasan Budidaya Peternakan
Kabupaten Serang APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
Kabupaten APBD, APBN Pemda,
Tangerang Kementerian/Lembaga
Kabupaten APBD, APBN Pemda,
Pandeglang Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
Kota Serang APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
2.2.4 Pengembangan dan Perlindungan Provinsi Banten APBD, APBN Pemda,
Kawasan Pertanian Pangan Kementerian/Lembaga
Berkelanjutan (P2B)
2.2.5 Pengembangan Kawasan Agropolitan
Kabupaten Serang APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
- 161 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun Ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Kabupaten APBD, APBN Pemda,
Pandeglang Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
KabupatenTangera APBD, APBN Pemda,
ng Kementerian/Lembaga
2.2.6 Pengembangan dan Perlindungan Kota Serang APBD, APBN Pemda,
Kawasan Lahan Pertanian Terpadu Kementerian/Lembaga
2.3 Pengembangan Kawasan Peruntukan Perkebunan
Kabupaten Serang APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
Kota Serang APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
Kabupaten APBD, APBN Pemda,
Pandeglang Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
2.4 Pengembangan Kawasan Peruntukan Perikanan
2.4.1 Pengembangan Kawasan Perikanan Provinsi Banten APBD, APBN Pemda,
Tangkap, Kawasan Budidaya Kementerian/Lembaga
Perikanan, dan Kawasan Pengolahan
Ikan
2.4.2 Pengembangan Kawasan Minapolitan
Kabupaten Serang APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
Kabupaten APBD, APBN Pemda,
Tangerang Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
Kabupaten APBD, APBN Pemda,
Pandeglang Kementerian/Lembaga
Kota Serang APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
2.4.3 Peningkatan dan Pemeliharaan Pelabuhan Perikanan
a. Pengembangan Pelabuhan Karangantu di Kota APBN, BUMN Kementerian/Lembaga
Perikanan Nusantara Serang Swasta , BUMN Swasta
b. Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan
Cilegon di Kota APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Cilegon , Pemda
Banyuasih di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Pandeglang
Carita di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Pandeglang
Cikeusik di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Pandeglang
Citerep di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Pandeglang
Panimbang di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
- 162 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun Ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Pandeglang
Sidamukti di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Pandeglang
Sukanegara di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Pandeglang
Sumur di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Pandeglang
Tamanjaya di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Pandeglang
Anyer di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Serang , Pemda
Domas di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Serang , Pemda
Kepuh di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Serang , Pemda
Lontar di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Serang , Pemda
Pasauran di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Serang , Pemda
Pulau Panjang di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Serang , Pemda
Pulokali di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Serang , Pemda
Tengkurak di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Serang , Pemda
Terate di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Serang , Pemda
Wadas di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Serang , Pemda
Bayah di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak , Pemda
Binuangeun di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak , Pemda
Cibareno di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak , Pemda
Panyaungan di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak , Pemda
Pulomanuk di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak , Pemda
Sawarna di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak , Pemda
Situreger di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak , Pemda
Sukahujan di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak , Pemda
Tanjungpanto di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak , Pemda
Cituis di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Tangerang
- 163 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun Ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Dadap di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Tangerang
Ketapang di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Tangerang
Kronjo di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Tangerang
Mauk Barat di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Tangerang
Tanjungpasir di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Tangerang
c. Pelabuhan Perikanan Pantai
Labuan di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten , Pemda
Pandeglang
Binuangeun di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
Kabupaten Lebak , Pemda
d. Rencana Pembangunan Citarate di APBN, APBD Kementerian/Lembaga
pelabuhan perikanan Pantai Kabupaten Lebak , Pemda
2.5 Pengendalian Kawasan Peruntukan Pertambangan
2.5.1 Pengendalian Pertambangan Mineral
a. Pertambangan Mineral Logam Provinsi Banten APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
b. Pertambangan Mineral Non Provinsi Banten APBD, APBN Pemda,
Logam Kementerian/Lembaga
c. Pertambangan Batuan Provinsi Banten APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
2.5.2 Pengendalian Pertambangan Provinsi Banten APBD, APBN Pemda,
Batubara Kementerian/Lembaga
2.5.3 Pengendalian Peruntukan Provinsi Banten APBD, APBN Pemda,
Pemanfaatan Pertambangan Panas Kementerian/Lembaga
Bumi
2.5.4 Pengendalian Peruntukan Provinsi Banten APBD, APBN Pemda,
Pemanfaatan Pertambangan Minyak Kementerian/Lembaga
dan Gas Bumi
2.6 Pengembangan dan Pengendalian Kawasan Peruntukan Industri
2.6.1 Pengembangan dan Pengendalian Provinsi Banten APBD, APBN Pemda, Swasta
Industri Swasta, BUMN, Kementerian/Lembaga
BUMD
2.6.2 Rencana Pembangunan Kawasan Kabupaten Serang APBN, Swasta, Swasta/Kementerian
Industri Prioritas di Kawasan BUMN, BUMD /Lembaga
Industri Wilmar Serang
2.7 Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata
2.7.1 Pengembangan Kawasan Pariwisata
Kawasan APBD, APBN Pemda,
Pariwisata Pantai Kementerian/Lembaga
Barat
KEK Tanjung APBD, APBN Pemda,
Lesung Kementerian/Lembaga
- 164 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun Ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
Kawasan APBD, APBN Pemda,
Pariwisata Pantai Kementerian/Lembaga
Utara
Kawasan APBD, APBN Pemda,
Pariwisata Budaya Kementerian/Lembaga
Banten Lama
Kawasan APBD, APBN Pemda,
Pariwisata Pantai Kementerian/Lembaga
Selatan
Kawasan APBD, APBN Pemda,
Pariwisata Budaya Kementerian/Lembaga
Permukiman
Baduy
Kawasan APBD, APBN Pemda,
Pariwisata Taman Kementerian/Lembaga
Nasional Ujung
Kulon
Kawasan APBD, APBN Pemda,
Pariwisata Taman Kementerian/Lembaga
Nasional Gunung
Halimun – Gunung
Salak;
Kawasan APBD, APBN Pemda,
Pariwisata Geopark Kementerian/Lembaga
Kawasan APBD, APBN Pemda,
Pariwisata Agro Kementerian/Lembaga
2.8 Pengembangan dan Pengendalian Kawasan Peruntukan Permukiman
2.8.1 Pengembangan Kawasan Provinsi Banten APBD, APBN, Pemda,
Peruntukan Permukiman Pedesaan Swasta, BUMN, SwastaKementerian
BUMD /Lembaga
2.8.2 Pengembangan Kawasan Provinsi Banten APBD, APBN, Pemda,
Peruntukan Permukiman Perkotaan Swasta, BUMN, SwastaKementerian
BUMD /Lembaga
2.8.3 Rencana pengembangan Kota Baru
Publik Maja
a. Kecamatan Maja Kabupaten Lebak APBD, APBN, Pemda,
Swasta, BUMN, SwastaKementerian
BUMD /Lembaga
b. Kecamatan Cisoka, Kecamatan Kabupaten APBD, APBN, Pemda,
Solear, Kecamatan Tigaraksa, Tangerang Swasta, BUMN, SwastaKementerian
Kecamatan Jambe BUMD /Lembaga
2.8.4 Rencana peningkatan kualitas Provinsi Banten APBD, APBN, Pemda,
terhadap permukiman kumuh Swasta, BUMN, SwastaKementerian
BUMD /Lembaga
2.9 Pengembangan dan Pengendalian Kawasan PeruntukanLainnya
2.9.1 Kawasan Andalan Nasional
a. sektor unggulan industri, kawasan APBD, APBN, Pemda,
pariwisata, pertanian, perikanan Bojonegara – Swasta, BUMN, SwastaKementerian
pertambangan dan panas bumi; Merak – Cilegon BUMD /Lembaga
b. sektor unggulan perikanan, Kawasan Andalan APBD, APBN, Pemda,
pertambangan, dan pariwisata Laut Krakatau dan Swasta, BUMN, SwastaKementerian
sekitarnya BUMD /Lembaga
2.9.2 Kawasan Pertahanan keamanan Provinsi Banten APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
- 165 -
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI 5 Tahun ke I 5 Tahun Ke II III IV
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
2.9.3 Kawasan untuk pelayanan umum Provinsi Banten APBD, APBN Pemda,
Kementerian/Lembaga
2.9.4 Rencana pengembangan kawasan Provinsi Banten APBD, APBN, Pemda,
pada sepanjang ruas tol dan Swasta, BUMN, SwastaKementerian
interchange Tol BUMD /Lembaga
2.9.5 Rencana pembangunan dan Provinsi Banten APBD, APBN, Pemda, Swasta
pengembangan budidaya peternakan Swasta, BUMN, Kementerian/Lembaga
BUMD
2.9.6 Rencana Pembangunan dan Kabupaten APBD, APBN, Pemda, Swasta
Pengembangan Kawasan Cibaliung Pandeglang Swasta, BUMN, Kementerian/Lembaga
dengan potensi pertanian dan BUMD
perkebunan
2.9.7 Rencana pengembangan kawasan Provinsi Banten APBD, APBN, Pemda, Swasta
pesisir dan pulau-pulau kecil Swasta, BUMN, Kementerian/Lembaga
BUMD
- 166 -
LAMPIRAN IV INDIKASI PROGRAM PEMANFAATAN
RUANG LIMA TAHUNAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN
NOMOR 5 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI
BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI
BANTEN 2010-2030
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER
USULAN PROGRAM UTAMA KAWASAN STRATEGIS LOKASI PELAKSANA 5 Tahun ke I 5 Tahun Ke II III IV
PENDANAAN
2021- 2026-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2025 2030
1. Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
1.1 Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi
1.1.1 Pengembangan dan Pengendalian KP3B (Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten)
a. Penyusunan Rencana Rinci Kawasan Kota Serang APBN, APBD Kementerian/Lembaga
(Kecamatan Curug, Pemda
b. Penyusunan Perda Rencana Rinci Cipocokjaya dan
Kawasan Kecamatan Serang)