Anda di halaman 1dari 6

Penanganan Diabetes

Mellitus Tipe 1
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas dr. Nitta Kurniati
Garuda NIP. 19720428 200604 2 009
1. Pengertian 1. Penanganan diabetes mellitus tipe 1 adalah langkah-
langkah yang dilakukan petugas dalam melakukan
penatalaksanaan kasus diabetes mellitus tipe 1.
2. Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang
dapat disebabkan berbagai macam etiologi, disertai
dengan adanya hiperglikemia kronis akibat gangguan
sekresi insulin atau gangguan kerja dari insulin, atau
keduanya. Sedangkan Diabetes Mellitus tipe 1 lebih
diakibatkan oleh karena berkurangnya sekresi insulin
akibat kerusakan sel β-pankreas yang didasari proses
autoimun.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan
penatalaksaan kasus diabetes mellitus tipe 1 UPT Puskemas
Garuda
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor Tahun
tentang Pelayanan Klinis.
4. Referensi PMK NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.
5. Prosedur / 1. Petugas melakukan anamnesis.
Langkah – a. Keluhan yang dirasakan pasien adalah:
langkah - Polidipsi, poliuria, polifagia, berat badan turun

- Hiperglikemia (≥ 200 mg/dl), ketonemia, glukosuria

- Anak dengan DM tipe 1 cepat sekali menjurus ke


dalam ketoasidosis diabetik yang disertai atau
tanpa koma dengan prognosis yang kurang baik
bila tidak diterapi dengan baik. Oleh karena itu,
pada dugaan DM tipe 1, penderita harus segera
dirawat inap.

b. Faktor Risiko:
- Keluarga dengan riwayat DM
- Kelainan kongenital
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
a. Tanda ketoasidosis
b. Tanda penurunan kesadaran e.c hipoglikemia
c. Fruity odor

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl dan 2 jam
setelah makan > 200 mg/dl
b. Ketonemia, ketonuria.
c. Glukosuria
d. Bila hasil meragukan atau asimtomatis, perlu
dilakukan uji toleransi glukosa oral (oral glucosa
tolerance test)
e. Kadar C-peptide

4. Petugas menegakkan diagnosis.


a. Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis melalui hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
b. Diagnosis Banding
1.DM tipe II: resistensi insulin dan atau defek
sekresi insulin
2. DM tipe lain :
- penyakit dari pankreas eksokrin (al.pankreatitis)
- endokrinopati (al. acromegaly, cushing syndrome)
- induksi obat atau zat kimia dan lain2
- DM Gestasional

c. Komplikasi:
Komplikasi jangka pendek (akut) yang sering terjadi:
hipoglikemia dan ketoasidosis. Komplikasi jangka
panjang biasanya terjadi setelah tahun ke-5, berupa:
nefropati, neuropati, dan retinopati.
Nefropati diabetik dijumpai pada 1 diantara 3
penderita DM tipe 1.

5. Petugas memberikan terapi


a. Penatalaksanaan Umum
- Pada dugaan DM tipe-1 penderita harus segera
rawat inap

- Insulin

Dosis total insulin adalah 0,5 - 1 UI/kg BB/hari.

Selama pemberian perlu dilakukan pemantauan


glukosa darah atau reduksi air kemih.

Gejala hipoglikemia dapat timbul karena kebutuhan


insulin menurun selama fase ”honeymoon”. Pada
keadaan ini, dosis insulin harus diturunkan bahkan
sampai kurang dari 0,5 UI/kg BB/hari, tetapi
sebaiknya tidak dihentikan sama sekali.

b. Penatalaksanaan khusus abortus inkomplit


- Lakukan konseling
- Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
- Evaluasi tanda-tanda syok hipoglikemik:
a. Stadium Permulaan (sadar)
- Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan)
atau sirop/permen gula murni (bukan pemanis
pengganti gula atau gula diet/gula diabetes) dan
makanan yang mengandung karbohidrat)
- Hentikan obat hipoglikemik sementara
- Pantau glukosa darah sewaktu
- Pertahankan kadar Gula Darah diatas 100 mg/dL
(bila sebelumnya tidak sadar)
- Cari penyebab
b. Stadium Lanjut (koma hipoglikemia atau tidak
sadar dan curiga hipoglikemia)
- Diberikan larutan Dekstrosa 40% sebanyak 2
flakon (= 50 mL) bolus intravena
- Diberikan cairan Dekstrosa 10% per infus, 8 jam
kolf bila tanpa penyulit lain
Periksa Gula Darah Sewaktu (GDs), kalau
memungkinkan dengan glukometer:
- Bila GDs <50 mg/dL → + bolus Dekstrosa 40% 50
mL IV
- Bila GDs <100 mg/dL → + bolus Dekstrosa 40% 25
mL IV
Periksa GDs setiap 15 menit setelah pemberian
Dekstrosa 40%:
- Bila GDs <50 mg/dL → + bolus Desktrosa 40% mL
IV
- Bila GDs <100 mg/dL → + bolus Dekstrosa 40% 25
mL IV
- Bila GDs 100-200 mg/dL → tanpa bolus Dekstrosa
40%
- Bila GDs >200 mg/dL → pertimbangkan
menurunkan kecepatan drip Dekstrosa 10%
- Bila GDs >100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-
turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 2 jam,
dengan protokol sesuai di atas. Bila GDs >200
mg/dL → pertimbangkan mengganti infus dengan
Dekstrosa 5% atau NaCl 0,9%.
- Bila GDS >100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-
turut masing-masing selang 2 jam, pemantauan
GDS dilakukan setiap 4 jam, dengan protokol
sesuai di atas. Bila GDs >200 mg/dL →
pertimbangkan mengganti infus dengan Dekstrosa
5% atau NaCI 0,9%.
- Bila GDs >100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-
turut masing-masing selang 4 jam, pemeriksaan
GDS dapat diperpanjang sesuai kebutuhan sampai
efek obat penyebab hipoglikemia diperkirakan
sudah habis dan pasien sudah dapat makan
seperti biasa.
c. Bila hipoglikemia belum teratasi, dipertimbangkan
pemberian antagonis insulin, seperti: glukagon
0,5-1 mg IV/IM atau kotison, adrenal
d. Bila pasien belum sadar, sementara hipoglikemia
sudah teratasi, maka cari penyebab lain atau
pertimbangkan sudah terjadi brain damage akibat
hipoglikemia berkepanjangan.
e. Rujuk pasien ke SpPD untuk mendapatkan
tatalaksana komprehensif.

6. Petugas memberikan edukasi dan konseling


a. Melakukan konseling untuk memberikan dukungan
emosional
b. Keluarga diberikan penjelasan mengenai: cara
penyuntikan insulin yang tepat, waktu penyuntikan
insulin, jenis insulin yang digunakan, pola diet yang
benar, risiko hipoglikemia

7. Petugas menuliskan ke dalam status rekam medis semua


hasil pemeriksaan dan terapi.

8. Petugas menulis ke dalam buku register


6. Bagan Alir
Pemeriksaan
Anamnesa Fisik

Pemeriksaan
Penunjang

Diagnosis

Penatalaksanaan

Pencatatan Edukasi

7. Hal-hal yang Kriteria Rujukan :


perlu Syok hipoglikemik yang belum teratasi, ketoacidosis, tanda-
diperhatikan tanda infeksi atau sepsis, penurunan kesadaran dengan
penyebab yang tidak diketahui.
8. Unit terkait 1. Ruang Perawatan Pasca Persalinan
2. Ruang Gawat Darurat PONED
3. Ruang KIA, KB, Imunisasi, dan MTBM
9. Dokumen 1. Rekam Medis
terkait
10. Rekaman
historis
perubahan

Tanggal
No Yang Diubah Isi Perubahan Mulai
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai