Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NAMA : HANIFAH
NIM : P1337420919081
A. Latar Belakang
Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia
penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Menurut Yayasan
Stroke merupakan urutan kedua penyakit mematikan setelah penyakit jantung.
Serangan stroke lebih banyak dipicu karena hipertensi yang disebut silent
killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan alliran darah ke otak.
Angka kejadian stroke didunia kira-kira 200 per 100.000 penduduk dalam
setahun. Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk
terkena serangan stroke dan sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal
sedangkan sisanya mengalami cacat ringan bahkan bisa menjadi cacat berat
(Pudiastuti, 2011). Stroke Indonesia, terdapat kecenderungan meningkatnya
jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir
(Medicastore, 2011). Menurut data Riskesdas (2013), prevalensi stroke di
Indonesia 12,1 per pembuluh darah di otak 1.000 penduduk.
Seseorang yang menderita stroke akan memiliki keterbatasan gerak
sehingga akan kesulitan untuk pemenuhan ADL. Hal ini menjadi masalah
keperawatan yang membutuhkan penangganan yaitu adanya hambatan
mobilitas fisik. Pada penderita stroke yang mengalami kelumpuhan atau
kelemahan anggota gerak berdampak pada aktivitas sehari-hari. Oleh karena
itu, untuk mencegah terjadinya kekakuan otot dan mempertahankan fungsi
anggota gerak maka perlu dilakukan mobilisasi. Mobilisasi diperlukan untuk
meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat
proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi diri
(harga diri dan citra tubuh) (Sari dkk,2015).Latihan mobilisasi atau rehabilitasi
pada pasien stroke bertujuan untuk memperbaiki fungsi neurologis melalui
terapi fisik dan tekhnik-tekhnik lain.
B. Web of Cautions (WOC)
(Terlampir)
2
BAB II
LAPORAN KASUS KELOLAAN
A. BIODATA
1. Biodata Pasien
a. Nama : Tn. S
b. Umur : 57 tahun
c. Alamat : Karangawen
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Petani
f. Tanggal Masuk : 4 Agustus 2019 pukul 16.00 WIB
g. Diagnosa Medis : ICH
2. Biodata Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. D
b. Umur : 35 th
c. Alamat : Karangawen
d. Hubungan dg klien : Anak
B. KELUHAN UTAMA
Kelemahan anggota gerak sebelah kanan.
3
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Hari sabtu sore tanggal 2 Agustus 2019 tiba-tiba pasien mengalami
kelemahan anggota gerak bagian kanan, pelo, dan juga mulut merot.
Kemudian keluarga membawa klien ke rumah sakit terdekat dan akhirnya
dirujuk ke RS Kariadi dan masuk ke IGD untuk mendapatkan perawatan.
Setelah dari ruang IGD, tanggal 4 Agustus 2019 pukul 16.00 klien
dipindahkan ke ruang HCU Rajawali 1A karena kondisinya yang memburuk
dengan kondisi lemas, lemah anggota gerak sebelah kanan TD : 150/90
mmHg, RR : 20, N : 68 x/menit, dan T : 36,60C. Klien terpasang nasal kanul
3 liter/menit, terpasang kateter urin dan infus sebelah kanan.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya karena stroke.
Klien juga tidak memiliki riwayat darah tinggi maupun DM. Pasien riwayat
merokok sejak muda, sehari habis 2 bungkus.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis ataupun penyakit yang diturunkan, seperti DM dan
hipertensi.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Radiologi
Foto thorax (3 Agustus 2019) : cardiomegaly
CT Scan (3 Agustus 2019) : ICH ganglia basalis dan korona radiata sinistra
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 4 Agustus 2019
Glukosa puasa 153 mg/dL, nilai normal 110-126 mg/dL
Glukosa Sewaktu 215 mg/dL, nilai normal 80-160 mg/dL
Glukosa PP 2jam 203 mg/dL, nilai normal 80-180 mg/dL
Natrium 131 mEq/L, nilai normal 135-145 mEq/L
G. PROGRAM TERAPI
1. Infus RL 20tpm
2. Manitol 125 cc/6 jam IV
3. Injeksi As. Tranexamat 1 gr/8 jam IV
4. Injeksi Ranitidine 50 mg/12 jam IV
8
5. Tablet Amlodipin 10 mg/24 jam P.O
6. Vitamin B16R 1 tablet/8 jam P.O
7. NaCl kapsul 0,5 gr/8 jam P.O
8. Candesartan 16 mg/24 jam P.O
9. O2 nasal kanul 3 liter/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular.
DAFTAR MASALAH
No. Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah
/ jam Keperawatan
1. 5/8/2019 DS : Klien mengatakan Neuromuskular Hambatan
badannya terasa lemah, tangan mobilitas fisik
kanan dan kaki kanan lemas.
DO :
Ekstremitas atas dan bawah
bagian kanan tidak dapat
digerakkan, bicara pelo (tidak
jelas)
KU : klien sadar,
GCS : E4V5M6
TD : 145/95 mmHg
Nadi : 68 x/menit
Kekuatan Otot
1 4
1 4
Indeks Barthel
Total 18 (Ketergantungan total)
9
Hasil pemeriksaan
CT Scan : ICH ganglia basalis
dan corona radiata sinistra.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasionalisasi TTD
Keperawatan
1. Hambatan Setelah melakukan 1. Lakukan 1. Memperlancar
mobilitas fisik tindakan 3x 24 jam tirah baring peredaran darah
b.d gangguan diharapkan klien dengan tiap 2 jam. dan mengurangi
neuromuskular hambatan mobilitas fisik 2. Lakukan resiko decubitus.
dapat teratasi dengan latihan 2. Mengurangi
kriteria hasil: aktif resiko terjadinya
1. Klien mengerti tujuan maupun kontraktur
dan peningkatan pasif dan maupun atrofi.
mobilitas tingkatkan 3. Mengurangi
2. Tidak terjadi kontraktur, latihan resiko munculnya
atrofi, dan foot drop peregangan luka baru karena
3. Tidak terjadi dekubitus 3. Awasi adanya tekanan
4. Mempertahankan bagian pada kulit yang
mobilitas optimal yang kulit yang menonjol.
dapat di toleransi serta menonjol 4. Memenuhi
terjadi peningkatan 4. Berikan kebutuhan dasar
kekuatan otot bantuan klien.
perawatan
diri
10
IMPLEMENTASI
Tanggal/
Dx. Tindakan Keperawatan Respon TTD
jam
5/8/2019 1 1. Melakukan tirah baring tiap DS : Klien tertidur
2 jam. DO :
- KU : lemah
- TD : 145/89 mmHg
- Nadi : 73 x/menit
- RR : 20 x/menit
- SpO2 100 % dengan nasal kanul
3lpm
4. Memberikan bantuan DS : -
perawatan diri (oral DO :
hygiene, makan minum) - Klien kooperatif, mau dibersihkan
mulutnya
11
- Klien disuapi makan habis satu
porsi.
12
4. Memberikan bantuan DS : -
perawatan diri (mandi, DO :
makan minum) - Klien kooperatif ketika
dimandikan
- Klien mampu menyuap sendiri
namun dengan tangan kiri dan
perlu bantuan untuk
mengambilkan
makanan/minuman
13
3. Mengawasi bagian kulit DS : -
yang menonjol DO :
- Tidak terdapat luka baru akibat
kulit yang menonjol
4. Memberikan bantuan DS : -
perawatan diri (mandi, DO :
makan minum) - Klien kooperatif ketika
dimandikan
- Klien mampu menyuap sendiri
namun dengan tangan kiri dan
perlu bantuan untuk
mengambilkan
makanan/minuman
- Klien menghabiskan buah dan
makannya.
14
EVALUASI
Tanggal / Evaluasi
Dx. TTD
jam (SOAP)
7/8/2019 1 S : klien berbicara tidak jelas sehingga sulit
20.00 dipahami
O:
- KU : composmentis
- GCS E4V5M6
- TD : 112/78 mmHg, N : 78 x/menit, RR : 20
x/menit, SpO2 100% dengan nasal kanul 3 lpm
- Terlihat lebih baik
- Tidak terdapat luka tekan
- Tidak terjadi kontraktur, footdrop, atrofi
A : Masalah keperawatan hambatan mobilitas
fisik teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
15
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Klien Tn. S dengan usia 57 tahun didiagnosa medis menderita ICH.
Keluhan klien yaitu kelemahan anggota gerak bagian kanan. Menurut cerita
kronoligis dari keluarga, pada Sabtu sore (3 Agustus 2019) klien tiba-tiba
lemas anggota gerak bagian kanan tidak bisa digerakkan, mulut miring (merot)
ke kiri, serta tidak dapat berbicara jelas (pelo). Keluarga mengatakan, klien
sebelumnya belum pernah mengalami hal tersebut. Klien tidak memiliki
riwayat hipertensi, tidak memiliki riwayat DM, karena memang klien tidak
pernah memeriksakan dirinya. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata hasil
pengukuran tekanan darah pada saat pengkajian dilakukan yaitu 145/95 mmHg
dan hasil GDS yaitu 215 gr/dL.
Berdasarkan hasil pemeriksaan CT Scan yang dilakukan tanggal 4
Agustus 2019, menggambarkan hasil adanya hematoma di bagian ganglia
basalis dan corona radiata bagian kiri. Hal tersebut mengakibatkan kerusakan
pada cerebrum yang dapat menyebabkan gangguan kotralateraal sehingga
terjadi kelemahan pada anggota gerak bagian kanan dan juga mengakibatkan
gangguan pada kranial yang mengatur gerakan lidah sehingga klien berbicara
tidak jelas (pelo).
Berdasarkan kondisi klien yang mengalami kelemahan anggota gerak
bagian kanan, maka dari itu diagnose keperawatan yang diambil yaitu
hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular.
Dengan implementasi yang diberikan yaitu antara lain dengan melakukan tirah
baring tiap 2 jam untuk melancarkan sirkulasi sehingga mengurangi resiko
decubitus, melatih ROM aktif dan pasif untuk mencegah terjadinya kontraktur,
mengawasi bagian kulit yang menonjol, serta memberikan bantuan untuk
pemenuhan kebutuhan pasien seperti memandikan pasien, makan/minum,
berpakaian, dan lain-lain. Setelah dilakukan selama 3 hari, evaluasinya yaitu
16
tidak terdapat kontraktur, tidak terdapat decubitus (luka tekan), dan mampu
menunjukkan peningkatan kekuatan otot.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang sudah dijelaskan di atas,
dapat disimpulkan bahwa penatalaksanaan penulis untuk pasien stroke yang
mengalami hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuscular yang menyebabkan kelemahan pada anggota gerak bagian
kanan yaitu dengan dilakukan tirah baring tiap 2 jam, latihan ROM aktif
pasif, dan bantuan pemenuhan ADL. Tindakan tirah baring dan latihan
ROM tersebut terbukti dapat mencegah terjadinya kekakuan otot dan sendi
pada pasien stroke.
B. Saran
Diharapkan untuk tenaga medis dapat melakukan beberapa tindakan di atas
untuk mencegah terjadinya kekakuan otot pada pasien stroke sehingga
pasien mampu mempertahankan dan meningkatkan fungsi otot.
18
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Sudarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 3. Jakarta: EGC
Depkes, 2013, Riset Kesehatan Dasar, Diakses Pada 08 Agustus 2019;
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesd
as%202013.pdf
Lumbantobing, S.M. 2013. Stroke Bencana Peredaran Darah, Jakarta: Badan
Penerbit FKUI.
Medicastore., 2011, Stroke Pembunuh No.3 di Indonesia, Diakses Pada 08
Agustus 2019;
http://medicastore.com/stroke/Stroke_Pembunuh_No_3_di_Indonesia.php
Pudiastuti, D.R. 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta : Muha Medika.
Sari. S. H., Agianto, & Abdurahman. W. (2015). Batasan Karakteristik dan
Faktor yang Berhubungan (Etiologi) Diagnosa Keperawatan: Hambatann
Mobilitas Fisik pada Pasien Stroke. Jurnal Universitas Lambung
Mangkurat : DK Vol.3/No.1 Satya Negara.
19