Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Institusi Pendidikan diharuskan melaksanakan arah kebijakan

pembangunan di bidang pendidikan, mengingat pemenuhan tenaga kerja sangat

diperlukan dalam pembangunan. Selain itu, perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi di dunia saat ini semakin pesat sehingga metuntut mahasiswa

untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guna menjadi SDM yang

mampu memenuhi kebutuhan dunia industri. Ditinjau dari tujuan akhir

penyiapan SDM yang bersaing dan berkualitas tinggi untuk memenuhi

kebutuhan industri, maka diperlukan sesuatu pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan dan pengalaman mahasiswa di dunia industri,

pembelajaran dari kerja praktik mahasiswa di industri terkait disiplin ilmu yang

ditekuni.

Agar dihasilkan tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan luas,

pengalaman, ketrampilan dan keahlian, serta etos kerja yang tinggi, maka

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – Badan Tenaga Nuklir Nasional (STTN-

BATAN) mengadakan program berupa kerja praktik yang wajib ditempuh oleh

mahasiswa. Kerja praktik ini merupakan mata kuliah yang mempunyai bobot

3 satuan kredit studi (SKS) yang wajib ditempuh sebagai syarat kelulusan

mahasiswa program D-IV program studi Teknokimia Nuklir (TKN). Kerja

praktik ini diharapkan dapat selaras antara dunia akademis dan dunia kerja

yang menjadi sinkronisasi. Selain itu juga dijadikan sebagai media

1
pembelajaran, pelatihan dan penerapan ilmu serta pengalaman teknis, ilmu dan

wawasan ketika di lapangan bagi mahasiswa.

Realisasi tuntutan pemenuhan tenaga kerja yang berkualitas dan agar

terpenuhinya syarat wajib kelulusan, maka dipilih Pusat Teknologi Bahan

Bakar Nuklir – Badan Tenaga Nuklir Nasional (PTBBN-BATAN) sebagai

tempat pelaksanaan kerja praktik, karena penulis menilai instansi tersebut

sangat tepat dengan bidang yang ditekuni.

Penggunaan teknologi nuklir dalam bidang energi untuk pasokan listrik

dunia sudah bukan hal yang baru, hal ini dapat dilihat dari banyaknya negara

di dunia yang telah memanfaatkan teknologi ini untuk mensuplai pasokan

listrik negaranya. Data yang diperoleh dari International Atomic Energy

Agency (IAEA) menunjukkan bahwa sebanyak kurang lebih 31 negara tercatat

menggunakan tenaga nuklir sebagai pembangkit listrik. Sampai akhir tahun

2016, tercatat sekitar 450 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang

dioperasikan dan diikuti dengan pembangunan kurang lebih 60 PLTN. Urutan

pertama ditempati oleh negara Amerika Serikat sebagai negara pengguna

teknologi nuklir terbesar di dunia dengan hampir 100 PLTN terbangun di

negara tersebut, diikuti oleh Perancis dan Jepang di urutan dua dan tiga. Hingga

saat ini energi nuklir masih belum digunakan di Indonesia sebagai pembangkit

listrik. Suplai listrik untuk negara Indonesia masih didominasi oleh pembangkit

listrik tenaga uap.

Di dalam Outlook Energi Indonesia 2016 Dewan Energi Nasional,

kebutuhan energi Indonesia pada 2025 diprediksikan akan mencapai 238,8 juta

2
ton setara minyak (Tonne of Oil Equivalent/TOE) dengan skenario Business as

Usual (BaU). Jumlah tersebut akan meningkat menjadi 686 juta TOE pada

2050, dengan asumsi rata-rata pertumbuhan kebutuhan energi selama periode

2015-2050 sekitar 4,9 persen per tahun. Kebutuhan pada 2050 tersebut terdiri

dari energi batubara mencapai 86 juta TOE, gas 96 juta TOE, minyak 260 juta

TOE, Energi Baru Terbarukan (EBT) mencapai 48 juta TOE, dan energi listrik

sebesar 196 juta TOE. Perhitungan kebutuhan energi tersebut dilakukan

dengan asumsi bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) moderat

5,6 persen sepanjang 2015-2050 dan pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar

0,8 persen per tahun.

Kebutuhan listrik di Indonesia yang terus meningkat dengan semakin

menipisnya sumber daya alam yang digunakan sebagai bahan bakar

pembangkit listrik mengharuskan Indonesia perlu untuk menggunakan

alternatif energi baru. Salah satu energi baru tersebut adalah energi nuklir.

Seperti halnya negara-negara lain yang sudah menerapkannya, yang diperlukan

untuk pembangunan PLTN adalah kesiapan infrastruktur yang memadai dan

sumber daya manusia yang handal dalam bidangnya. Salah satunya adalah

bidang bahan bakar nuklir.

Kegiatan daur bahan bakar nuklir yang dikembangkan di Indonesia oleh

BATAN meliputi penambangan dan pengolahan mineral Uranium, pemurnian

kandungan Uranium, konversi dan fabrikasi menjadi perangkat bahan bakar,

penggunaan di reaktor untuk pembangkitan energi, dan penanganan bahan

bakar setelah tak terpakai lagi.

3
Tugas dan fungsi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) yang

merupakan bagian dari BATAN adalah melaksanakan kegiatan penelitian dan

pengembangan bahan bakar nuklir meliputi seluruh proses yang berkaitan

dengan pengadaan, pembuatan, penggunaan bahan bakar nuklir serta

penanganan bahan bakar bekas setelah digunakan.

Besar harapan dengan dilaksanakannya kerja praktik di PTBBN-

BATAN, ilmu pengetahuan dan teknologi baru dari instansi terkait dapat

dimanfaatkan dengan maksimal serta dijadikan pengalaman dalam

pengembangan wawasan dan etos kerja.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman kerja yang sesuai dengan dunia kerja yang akan

dimasuki oleh mahasiswa, membandingkan dan menerapkan pengetahuan

akademis yang telah didapatkan, serta memahami konsep-konsep non -

akademis dan non-teknis di dunia kerja nyata, sekaligus mengetahui dan

mempelajari teknologi baru dari instansi terkait.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Dipenuhinya syarat kelulusan Program Diploma-IV Program Studi TKN

Jurusan TKN STTN-BATAN Yogyakarta.

b. Diperolehnya pengalaman kerja dan diaplikasikannya pengetahuan

akademis yang telah didapatkan di bangku kuliah ke kondisi lapangan

kerja di PTBBN-BATAN.

4
c. Dipelajarinya manajemen instansi, struktur organisasi serta proses kerja

dalam instansi PTBBN BATAN.

d. Diperolehnya kemampuan untuk menyelidiki suatu kasus yang

ditemukan dalam pekerjaan dan mencari solusi terbaik.

e. Dipelajarinya penerapan teknologi nuklir yang ada di PTBBN-BATAN

khusunya di bidang pemurnian serta konversi bahan bakar nuklir.

f. Dibuatnya laporan kerja praktik agar terpenuhinya syarat wajib

penyelesaian kerja praktek.

1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan kerja praktik ini adalah :

1.3.1 Bagi Mahasiswa


a. Diperoleh pengetahuan yang nyata tentang kondisi suatu instansi baik

dari segi manajemen yang diterapkan, kondisi fisik, peralatan yang

digunakan, kondisi para karyawan, kegiatan pekerjaan yang dilakukan

dan sistem keselamatan kerja yang diterapkan pada suatu instansi.

b. Diperoleh pengalaman nyata yang berguna untuk meningkatkan

kemampuan, keterampilan, serta keteknikan yang relevan sesuai jurusan

yang diambil.

c. Diperolehnya pengetahuan terkait perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam dunia kenukliran.

d. Terbinanya hubungan baik dengan instansi sehingga dimungkinkan

untuk dapat bekerja di instansi tempat pelaksanaan kerja praktik setelah

lulus nanti.

5
1.3.2 Bagi Lembaga Pendidikan
a. Terjalinnya hubungan baik antara STTN-BATAN Yogyakarta dengan

PTBBN-BATAN sehingga memungkinkan kerjasama ketenagakerjaan

dan kerja sama lainnya.

b. Diperolehnya umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan

sehingga selalu sesuai dengan perkembangan teknologi kenukliran.

1.3.3 Bagi Instansi


a. Diperolehnya masukan-masukan baru dari lembaga pendidikan melalui

mahasiswa yang sedang melakukan kerja praktik.

b. Terjalinnya hubungan yang baik dengan lembaga pendidikan,

khususnya STTN-BATAN.

1.4 Tempat dan Waktu


Untuk menjaga agar pelaksanaan kerja praktik dan proses perkuliahan

dapat berjalan dengan baik dan tidak bersamaan, maka pelaksanaan kerja

praktik akan dilaksanakan pada :

mulai : 23 Juli 2018

selesai : 31 Agustus 2018

tempat : Kawasan Nuklir Serpong

Atau berdasarkan kesepakatan dengan PTBBN-BATAN.

6
1.5 Ruang Lingkup
Kurikulum Program Studi TKN dilaksanakan untuk dapat membentuk

atau menghasilkan mahasiswa dengan kompetensi yang mendukung profil

kerja sebagai :

a) Kompetensi Utama

1. Perekayasa proses kimia.

2. Peneliti/ pranata nuklir.

b) Kompetensi Pendukung

1. Supervisor laboratorium kimia baik radiasi maupun non radiasi.

2. Petugas keselamatan laboratorium kimia, dan petugas proteksi

radiasi.

Selaras dengan kompetensi yang ingin dicapai tersebut maka

diharapakan agar kerja praktik dilaksanakan dalam lingkup bidang keteknik

kimiaan ataupun kenukliran sesuai dengan kondisi yang berjalan di PTBBN-

BATAN khususnya di bidang pemurnian serta konversi bahan bakar nuklir.

1.6 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan dalam kerja praktek yakni :

a. Metode Wawancara

b. Metode Observasi Lapangan

c. Metode Studi Literatur

7
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN/INSTANSI

2.1. Sejarah Batan

Perkembangan teknologi nuklir di Indonesia diawali dengan pembentukan

Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitas pada tahun 1954. Panitia

tersebut ditugaskan untuk menyelidiki kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari

uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik

Didasarkan pada perkembangan pendayagunaan tenaga atom untuk

kesejahteraan masyarakat yang semakin pesat, maka pada tanggal 5 Desember

1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom (DTA) dan Lembaga Tenaga Atom (LTA)

melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958. Lembaga Tenaga Atom

kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN)

dengan mengacu pada UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Tenaga Atom.

Perkembangan Iptek nuklir di Indonesia kemudian dikembangkan dengan

mendirikan beberapa reaktor atom dan fasilitas litbang dalam bidang kenukliran.

Pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II)

di Bandung, dilanjutkan pada tahun 1966 dibangun fasilitas litbang Pusat Penelitian

Tenaga Atom Pasar Jumat, lalu pada tahun 1967 didirikan Pusat Penelitian Tenaga

Atom GAMA Yogyakarta, dan selanjutnya pada tahun 1987 dibangun Reaktor

Serbaguna GA. Siwabessy 30 MW beserta fasilitas pendukung seperti fabrikasi dan

8
penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktif, dan

fasilitas nuklir lainnya.

9
2.2. Struktur BATAN

Gambar 2.1. Struktur BATAN

10
2.3. Sejarah Instansi PTBBN
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) didirikan sebagai fasilitas

laboratorium penunjang Reaktor Serba Guna yang berada dalam kawasan

Puspiptek Serpong pada tanggal 10 Desember 1986. Pendirian fasilitas ini

didasarkan pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Nasional

Nomor 127/DJ/XII/1986 tentang Organisasi dan Tata kerja Badan Tenaga Atom

Nasional. Fasilitas penunjang tersebut kemudian ditetapkan sebagai salah satu

struktur organisasi setingkat eselon II yang berada di bawah Deputi Penelitian

Pengembangan Industri Nuklir bernama Pusat Elemen Bakar Nuklir (PEBN)

Pada tahun 2001 didasarkan pada SK Kepala BATAN Nomor

166/KA/IV/2001 tanggal 2 April 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan

Tenaga Nuklir Nasional, nama PEBN diubah menjadi Pusat Pengembangan

Teknologi Bahan Bakar Nuklir dan Daur Ulang (P2TBDU).

Pada tahun 2005 didasarkan pada SK Kepala BATAN Nomor

392/KA/IX/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir

Nasional, nama P2TBDU diubah menjadi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir

(PTBN) yang diamanahkan tugas untuk melaksanakan pengembangan teknologi

bahan bakar nuklir.

Perkembangan selanjutnya didasarkan pada Peraturan Kepala BATAN

Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir

Nasional, nama PTBN diubah menjadi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir

(PTBBN) yang diamanahkan untuk melaksanakan perumusan dan pengendalian

kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pembinaan dan bimbingan di bidang

11
pengembangan teknologi fabrikasi bahan bakar nuklir dan teknik uji

radiometalurgi. PTBBN berada di bawah Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir.

2.4. Struktur Organisasi PTBBN

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya PTBBN didukung oleh 5 (lima)

Unit kerja Eselon III dan 9 (sembilan) Unit kerja Eselon IV, dengan struktur

Organisasi sebagai berikut

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PTBBN

12
2.5. Visi Misi PTBBN
2.5.1. Visi

Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN)

unggul dan terdepan dalam inovasi litbangyasa

teknologi bahan bakar nuklir

2.5.2. Misi

1. Menghasilkan teknologi bahan bakar nuklir yang

bermutu, inovatif, dan berorientasi pada pelanggan

(demand driven dan stake-holder satisfaction).

2. Mewujudkan pilar-pilar Science and Technology

Base di bidang teknologi bahan bakar nuklir yang

handal, berdaya saing, dan berkelanjutan.

13

Anda mungkin juga menyukai