Anda di halaman 1dari 8

Wibowo, et al. / Perancangan Standard Operating Procedure Preventive Maintenance / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 2, Juli 2016, pp.

13-20

Perancangan Standard Operating Procedure untuk Preventive


Maintenance di Departemen Engineering : Studi Kasus

Christoforus Adhiatma W.1, Togar W.S. Panjaitan2

Abstract: Java Paragon Hotel and Residences is a hotel and apartment which located at Sura-
baya. This project focused on designing of SOP and check sheet for preventive maintenance pro-
gram. Background of this problem is the occurrence of multitasking and large number of staff
that haven’t been trained well, so it needs a standard in doing preventive maintenance. Multi-
tasking and the new employees occurred because of high turnover of ME Engineering. This pro-
ject uses direct observation in the field and Q&A against the staff of Engineering Department.
The results of the observations then organized into a SOP in the form of tables and is divided
into 4 major activities, which are Checking, Cleaning, Lubrication, and Troubleshooting. Based
on the existing SOP then it leads check sheet as a monitoring tools. Monitoring performed with
purpose overseeing the implementation of preventive maintenance and the alignment with the
existing SOP.

Keywords: standard operating procedure, check sheet, preventive maintenance

Pendahuluan jemen agar perawatan aset tetap terjaga dengan


baik, namun implementasinya pun juga masih
Java Paragon Hotel and Residences adalah sebuah lemah. Pihak manajemen sudah melakukan tin-
hotel berbintang empat dan apartemen yang dakan lanjutan yaitu rekrutmen karyawan baru.
terletak di Kota Surabaya. Java Paragon Hotel and Staff yang baru masuk meskipun sudah berpenga-
Residences ini mempunyai total 231 kamar dan 63 laman tetap membutuhkan waktu yang tidak sing-
unit apartemen untuk disewakan. Java Paragon kat untuk menjadi tenaga terampil. Oleh karena itu,
Hotel and Residences sendiri mempunyai beberapa disusunlah panduan perawatan yaitu Standard
departmen untuk mendukung penyediaan jasa pela- Operating Procedure (SOP) maupun check sheet
yanan yang maksimal untuk menjaga kepusaan yang sesuai dengan objek perawatan di Java Para-
tamu yang ada dan bisa bersaing dengan hotel-hotel gon Hotel and Residences.
setara yang banyak bermunculan di Surabaya.
Salah satu departemen yang mendukung opera- Metode Penelitian
sional antara lain adalah Engineering Departement.
Engineering Department mempunyai 2 sub depar- Standarisasi
temen yaitu Civil Engineering dan Mechanical Elec-
trical (ME) Engineering. Tugas dari Engineering Standarisasi dapat didefinisikan juga sebagai stan-
Department adalah melakukan perawatan gedung dard operating procedure (SOP). Atmoko (2010)
dan fasilitas-fasilitas didalamnya. Engineering De- mengatakan bahwa Standard Operating Procedure
partment sudah memiliki sistem perawatan, namun (SOP) mempunyai definsi yaitu pedoman atau acu-
dalam pelaksanaannya sistem tersebut sering tidak an untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
terlaksana sebagaimana mestinya. Kurangnya jum- ketentuan dari instansi terkait yang meliputi tata
lah karyawan yang disebabkan karena turnover kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja. SOP biasa
yang tinggi dan kurangnya skill sumber daya manu- digunakan memastikan bahwa kegiatan operasional
sia di bagian ME Engineering menjadi penyebab do- dalam suatu organisasi atau perusahaan berjalan
minan timbulnya masalah tersebut. Turnover kar- dengan lancar dan sesuai dengan prosedur yang
yawan yang tinggi di bagian Engineering merupa- ada.
kan salah satu penyebab terjadinya multitasking
oleh Civil Engineering. Multitasking merupakan
Maintenance
upaya pertama dari mana
Maintenance atau perawatan adalah suatu tindakan
Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri,
1,2 dimana dilakukan untuk menjaga suatu mesin/alat,
Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya atau memperbaikinya sampai pada kondisi yang da-
60236. Email: chris.adhiatma@gmail.com, togar@petra.ac.id pat diterima (Corder, 1992). Seeley (1987) mende-

13
Wibowo, et al. / Perancangan Standard Operating Procedure Preventive Maintenance / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 2, Juli 2016, pp. 13-20

finisikan maintenance adalah kombinasi dari semua Hasil dan Pembahasan


hal teknis dan diasosiasikan dengan pekerjaan ad-
ministrasi yang bertujuan untuk menjaga dan mem- Hasil pengamatan
perbaiki suatu barang atau item. Dalam kata lain
hal tersebut dilakukan agar fungsi-fungsi yang di- Pengamatan yang dilakukan di Java Paragon Hotel
butuhkan dapat bekerja dengan maksimal. Tujuan and Residences ini menunjukan bahwa masih terda-
maintenance antara lain: pat beberapa permasalahan pada Engineering De-
 Menjamin kesiapan operasional dari peralatan partment, antara lain adalah permasalahan sumber
 Menjamin K3 personil yang menggunakan pera- daya manusia yang kurang memadai dalam menja-
latan lankan maintenance khususnya preventive main-
 Menjamin ketersediaan optimal dari peralatan tenance. Permasalahan yang dimaksud ini yaitu
 Memperpanjang usia aset. perbandingan jumlah staff Mechanical Electrical
Engineering (ME) dengan banyaknya jumlah mesin
Preventive maintenance yang harus ditangani tidak seimbang. Ketidak-
seimbangnya tersebut juga terlihat dari jumlah Civil
Preventive maintenance merupakan program pera- Engineering yang lebih banyak dibanding jumlah
watan yang berfungsi untuk mengeliminasi atau ME Engineering. Hal ini menyebabkan dalam bebe-
melakukan tindakan pencegahan terhadap program rapa kasus maintenance khususnya preventive
perawatan korektif dan breakdown. Program pera- maintenance mesin-mesin pada Java Paragon Hotel
watan pencegahan atau preventif yang baik yaitu and Residences tidak tertangani dengan baik. Seha-
dapat mendeteksi dan mencegah penurunan fungsi rusnya preventive maintenance tetap dilakukan se-
dari suatu mesin, peralatan, dan sistem. Program suai jadwal yang sudah dibuat sebelumnya.
perawatan preventif juga meliputi pembuatan jad-
wal perawatan terjadwal (Higgins, et al. 2008). Hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan me-
Pengertian lain mengenai preventive maintenance nunjukkan bahwa seluruh staf Engineering Depart-
yaitu perawatan yang dilakukan berdasarkan ment secara tidak langsung diharuskan untuk
interval atau menurut kriteria tertentu. Hal ini mengerti dan memahami job description sub depar-
dilakukan untuk mengurangi probabilitas dari temen lain. Misalnya adalah Civil Engineering diha-
kegagalan atau penurunan fungsi kerja dari suatu ruskan juga mengerti pekerjaan dari ME Engi-
barang atau item. (Seeley, 1987). Program preventive neering begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikare-
maintenance biasanya didukung juga dengan pem- nakan tidak seimbangnya jumlah staf yang pada
buatan jadwal (schedule) maintenance. Pembuatan masing-masing sub departemen. Dalam temuan di
jadwal ini ditujukan agar program preventive main- lapangan, kenyataannya tidak seluruh staf Civil
tenance dapat tertata dan rapi dan tidak menggangu
Engineering mengerti dan paham tentang pekerjaan
jalannya proses produksi ataupun kegiatan lainnya.
dari ME Engineering khususnya untuk penanganan
Dalam pelaksanaan kegiatan preventive main-
preventive maintenance. Oleh karena itu dibutuhkan
tenance diperlukan juga beberapa alat bantu untuk
mengawasi jalannya kegiatan tersebut. sebuah modul atau panduan mengenai cara pena-
nganan mesin-mesin yang beroperasi di area Java
Check sheet Paragon Hotel and Residences.

Alat bantu yang dapat dipergunakan dalam pelak- Modul panduan ini meliputi 10 mesin mekanikal
sanaan preventive maintenance antara lain adalah elektrikal yaitu genset, chiller, cooling tower, AHU,
check sheet. Check sheet atau lembar pemeriksaan AC split, FCU, washer, tumbler, genroll/ironer,
adalah alat untuk mengumpulkan data yang disaji- utility press. Modul panduan ini disertai langkah-
kan dalam bentuk tabel. Tujuan digunakannya langkah dalam melakukan preventive maintenance.
check sheet adalah untuk memudahkan pengum- Hal tersebut mencakup 4 kegiatan besar yaitu
pulan data hasil pengamatan di lapangan, serta Checking, Cleaning, Lubricating, atau penanganan
memudahkan dalam melakukan analisis data. Da- Troubleshooting. Langkah-langkah yang terdapat
lam pelaksanaanya, check sheet berisi frekuensi dalam modul ini mempunyai makna yang sama de-
terjadinya suatu kegiatan atau aktifitas tertentu. ngan standarisasi atau Standart Operating Proce-
Manfaat dari dibuatnya check sheet adalah antara dure (SOP).
lain:
Hasil pengamatan selanjutnya adalah dalam pelak-
 Mempermudah pengumpulan data.
saan preventive maintenance di perusahaan harus
 Memisahkan opini dan fakta.
 Mengetahui jenis dan penyebab dari suatu ada sebuah pengawasan agar seluruh pekerjaan
masalah yang terjadi. yang dilakukan dapat dikontrol dengan baik. Penga-

14
Wibowo, et al. / Perancangan Standard Operating Procedure Preventive Maintenance / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 2, Juli 2016, pp. 13-20

wasan yang dilakukan dapat berupa pembuatan saat dibutuhkan. Pengecekan-pengecekan diatas di-
checkslist atau check sheet. lakukan setiap 1 bulan sekali dan aktivitas running
genset cukup dilakukan selama 10-15 menit saja se-
Standarisasi tiap 1 minggu sekali.

Standarisasi kerja atau biasa disebut standart Tahap selanjutnya adalah cleaning, yaitu komponen
operating procedure (SOP) adalah suatu panduan mesin-mesin genset akan dibersihkan agar tidak
bekerja dalam suatu organisai atau kelompok kerja tertutup oleh debu dan kotoran-kotoran lain yang
sehingga didapat hasil yang sesuai standart. Fungsi dapat mengganggu kinerja mesin. Cleaning mesin
penerapan SOP adalah antara lain memperlancar genset hanya dilakukan untuk membersihkan ba-
tugas dari anggota organisasi, sebagai dasar hukum gian radiator nya saja, khusunya bagian sirip-sirip
bila terjadi pelanggaran, mengetahui hambatan- radiator nya juga. Tahap selanjutnya adalah lubri-
hambatan yang terjadi dalam proses operasional, cation, yang berarti pelumasan poros-poros mesin
dan sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerja- genset. Lubrication ini dilakukan dengan menam-
an rutin. Secara ringkas tujuan umum dari penggu- bah oli mesin dan melumasi bearing-bearing yang
naan SOP ini adalah memuat ketentuan umum terdapat di dalam mesin genset. Lubrikasi dila-
yang berlaku di perusahaan, sedangkan tujuan khu- kukan setiap 3 bulan sekali dan memakan waktu
susnya adalah untuk mengontrol kinerja anggota kurang lebih 20 menit.
organisasi.
Tahap terakhir adalah penanganan troubleshooting.
Java Paragon Hotel and Residences ini dalam pene- Tahap ini merupakan tahap perbaikan komponen
rapananya sudah memiliki SOP operasional pada mesin jika pada saat pengecekan ditemukan
Engineering Department. Namun dalam hal ini SOP masalah atau mesin genset tiba-tiba mengalami
operasional tidak mencakup juga tentang SOP pe- breakdown. Khusus untuk penanganan trouble-
laksanaan preventive maintenance, sehingga dirasa shooting mesin genset banyak dilakukan oleh pihak
perlu adanya suatu SOP untuk pelaksanaan ketiga atau vendor dari luar Engineering Depart-
preventive maintenance. Perancangan SOP ini sen- ment. Hal ini dilakukan karena keterbatasan penga-
diri meliputi antara lain SOP maintenance mesin- laman dan pengetahuan mengenai genset oleh Engi-
mesin laundry, mesin genset, Air Conditioner (AC) neering Department.
split, FCU, AHU, chiller, dan cooling tower. SOP
yang telah dibuat ini berdasarkan pengamatan lapa- Perancangan SOP chiller
ngan dan ikut serta dalam proses preventive main-
tenance dan penanganan permasalahan yang terjadi Tahap pertama adalah checking, dimana terdapat 2
(troubleshooting). SOP yang telah dibuat ini juga di- jenis pemeriksaan yaitu cek pressure atau tekanan
dapat dari diskusi bersama dengan Supervisor Engi- dan cek suhu inlet water evaporator. Pemeriksaan
neering Department Java Paragon Hotel and ini dilakukan setiap hari dengan durasi sebanyak 5
Residences. menit untuk masing-masing pemerikasaan. Penge-
cekan tekanan dapat dilihat pada pressure gauge
Dalam rangka melakukan perawatan yang pada masing-masing pipa inlet dan outlet konden-
terjadwal maka dibutuhkan standar dalam pelaksa- sor. Pengecekan suhu inlet water kondensor dilaku-
naannya. Hal tersebut mempunyai tujuan agar kan dengan melihat pada panel chiller dimana suhu
dapat dilakukan monitoring pekerjaan sehingga ter- akan tertera disana. Cara lain adalah dengan meli-
jadi peningkatan kualitas kerja dan menghindari hat termometer yang terpasang pada pipa inlet.
kesalahpahaman antara satu staf dengan staf lain-
nya.
Tahap kedua yaitu adalah cleaning. Tahap cleaning
dilakukan dengan cara membersihkan steriner pipa
Perancangan SOP genset
sirkulasi dari cooling tower. Streiner dibersihkan
Tahap checking berisi 6 jenis proses pengecekan menggunakan sikat baja. Bagian saringan streiner
untuk mesin genset. Kelima pengecekan tersebut a- juga dibersihkan agar tidak menghambat laju air
dalah cek oil level, cek accu, cek radiator, cek sele- sirkulasi. Cleaning pada streiner ini memakan wak-
noid solar, cek fanbelt radiator dan motor, serta me- tu kurang lebih 1 jam dan dilakukan secara berkala
lakukan running genset. Pengecekan-pengecekan setiap 1 bulan.
yang dilakukan diatas tersebut dilakukan dengan
tujuan yaitu untuk mengetahui performa mesin gen- Tahap ketiga yaitu penanganan troubleshooting. Pe-
set. Pengecekan yang dilakukan kemudian juga di- nanganan troubleshooting ini mempunyai 2 jenis
tambah dengan running genset yang bertujuang un- masalah utama yang sering terjadi yaitu streiner
tuk menjaga performa genset agar tetap optimal buntu dan penggantian fanbelt. Streiner yang buntu

15
Wibowo, et al. / Perancangan Standard Operating Procedure Preventive Maintenance / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 2, Juli 2016, pp. 13-20

dapat di cleaning sesuai dengan prosedur diatas. nanganan troubleshooting. Tahap pertama adalah
Penggantian fanbelt motor pompa chiller dilakukan checking. Tahap checking mempunyai 2 jenis penge-
karena umur pakai fanbelt tersebut sudah habis. cekan yaitu cek Fanbelt motor Fan dan cek motor
Fan/blower itu sendiri. Pengecekan Fanbelt dilaku-
Perancangan SOP cooling tower kan untuk mengetahui apakah Fanbelt masih layak
dipakai atau sudah harus diganti baru. Pengecekan
Proses pertama yaitu checking. Checking yang motor Fan/blower digunakan untuk mengecek apa-
dilakukan yaitu mengecek sirkulasi air, kadar pH, kah putaran motor Fan sudah melemah atau masih
dan level air. Pengecekan kadar pH dilakukan oleh baik digunakan.
pihak ketiga atau vendor supplier chemical cooling
tower sebagai pihak penyedia chemical. Sirkulasi air Tahap selanjutnya adalah tahap cleaning. Tahap
dicek dengan melihat apakah bak cooling tower su- cleaning FCU terbagi menjadi 4 pekerjaan yaitu
dah banjir karena tertutup oleh kerak dan lumut. flushing, cleaning filter, cleaning centrifugal Fan,
Pengecekan level air dilakukan dengan melihat pe- dan cleaning evaporator. Keempat pekerjaan ter-
lampung apakah masih berfungsi dengan baik atau sebut dilakukan setiap 3 bulan sekali. Flushing
tidak. Jika pelampung tidak dapat berfungsi dengan merupakan aktivitas pembersihan pipa saluran air
baik maka harus dilakukan perbaikan atau meng- dingin untuk FCU. Cleaning filter, centrifugal Fan,
ganti pelampung tersebut. dan evaporator dilakukan untuk membersihkan ko-
toran dan debu yang menempel pada masing-ma-
Proses cleaning cooling tower terbagi menjadi 3 jenis
sing komponen.
yaitu cleaning lumut atau kerak, cleaning Fan, dan
cleaning sirip-sirip cooling tower. Cleaning lumut
Proses ketiga adalah lubrikasi yaitu proses pelu-
atau kerak dilakukan dengan menggunakan sapu
ijuk, kapi, atau sapu lidi. Caranya adalah dengan masan bearing motor Fan/blower FCU. Pelumasan
menyikat atau menyapu seluruh kotoran dan lumut dilakukan dengan cara melepas bearing kemudian
yang menempel di bagian atas dan dalam bak diberi Hi-Temp Grease. Pelumasan ini bertujuan
cooling tower. Cleaning Fan dilakukan dengan cara untuk menjaga kondisi bearing agar tidak rusak dan
menyapu kotoran-kotoran yang menempel pada tidak merusak komponen motor Fan/blower lainnya.
Fan. Cleaning sirip-sirip cooling tower dilakukan de-
ngan menyemprot air ke sirip-sirip tersebut hingga Tahap terakhir yaitu penanganan troubleshooting
kotoran yang menempel dapat terlepas dari sirip-si- yaitu cara-cara penanganan ketika masalah atau
rip tersebut. kendala yang terjadi pada FCU. Beberapa contoh
kasus yang pernah terjadi yaitu AC tidak dingin dan
Proses lubrikasi bearing dilakukan dengan melu- Fanbelt sudah aus. AC tidak dingin dapat disebab-
masi bearing motor Fan. Pelumas yang digunakan kan oleh 3 faktor utama yaitu motorized gagal be-
yaitu Hi-Temp Grease agar tahan terhadap suhu kerja karena umur pakai sudah habis, Kipas sering
tinggi. Pelumasan ini bertujuan untuk menjaga kon- mati karena kapasitor putus, kipas mengeluarkan
disi bearing agar tidak cepat rusak dan motor Fan bunyi berisik karena bearing rusak. Penyebab ter-
dapat bekerja secara maksimal. akhir yaitu drain FCU buntu karena tersumbat ko-
toran. Solusi yang dapat dilakukan adalah peng-
Proses penanganan troubleshooting dilakukan un-
gantian motorized, penggantian kapasitor baru
tuk mengatasi saat cooling tower terjadi masalah
sesuai dengan spesifikasi kapasitor yang lama,
atau tidak dapat bekerja secara maksimal. Pena-
penggantian bearing baru yang sesuai dengan uku-
nganan yang pertama yaitu saat cooling tower banjir
maka yang harus dilakukan adalah membersihkan ran bearing sebelumnya, dan cleaning drain sehing-
kerak dan lumut serta menggunakan chemical khu- ga tidak buntu. Kendala kedua yaitu Fanbelt sudah
sus dari supplier. Selanjutnya yaitu Fan dan motor termakan usia sehingga motor tidak dapat bekerja
Fan cooling tower mati. Fan cooling tower mati da- maksimal. Solusi yang dapat diambil yaitu Fanbelt
pat disebabkan karena Fanbelt putus. Kerusakan harus diganti yang baru.
motor Fan dapat disebabkan juga karena motor
short (korsleting), kabel putus, gulungan terbakar, Perancangan SOP AHU
dan lain-lain. Permasalahan terakhir yaitu peng-
gantian fanbelt yang baru dikarenakan sudah aus. AHU merupakan alat yang digunakan untuk menu-
kar udara panas yang berasal dari return air dengan
Perancangan SOP FCU udara sejuk dan kemudian didinginkan melalui coil
pendingin di AHU. AHU dan FCU mempunyai ke-
SOP pemeliharaan FCU terbagi mejadi 4 jenis kegi- samaan yaitu sama-sama menukar udara panas de-
atan besar yaitu checking, cleaning, lubrication, pe- ngan udara dingin, namun FCU berukuran lebih ke-

16
Wibowo, et al. / Perancangan Standard Operating Procedure Preventive Maintenance / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 2, Juli 2016, pp. 13-20

cil daripada AHU. AHU merupakan salah satu ba- Tahap selanjutnya adalah cleaning. Cleaning yang
gian dalam bagian pendingin ruangan sentral se- dilakukan yaitu cleaning filter dan keseluruhan unit
perti yang sudah dijelaskan sebelumnya. AC indoor. Cara cleaning filter yaitu dengan mele-
pas filter dan kemudian dicuci bersih untuk melepas
Tahap pertama yang dilakukan dalam penerapan kotoran-kotoran dan debu yang menempel. Cara
SOP PM AHU adalah checking. Tahap ini dibagi cleaning unit indoor secara keseluruhan yaitu sebe-
menjadi 3 bagian yaitu cek motor fan dan cek fanbelt lumnya sirkuit kelistrikan (PCB) ditutup oleh
motor fan. Cek motor fan dilakukan untuk mengeta- trashbag atau penutup lainnya agar air tidak me-
hui kecepatan putaran blower. Caranya adalah de- ngenai sirkuit. Langkah selanjutnya adalah me-
ngan melihat secara visual. Cek fanbelt motor fan nyemprotkan air ke dalam AC indoor hingga selu-
juga dilakukan jika fanbelt sudah getas, aus atau ru- ruh kotoran bersih dan tidak menempel. Alat yang
sak. Waktu yang ditentukan yaitu setiap 1 tahun. digunakan adalah katcher yaitu alat penyemprot air
bertekanan tinggi.
Tahap kedua yaitu cleaning. Cleaning yang dilaku-
kan yaitu hampir sama dengan cleaning FCU. Pro- Tahap-tahap preventive maintenance untuk AC out-
ses yang dilakukan ada 3 yaitu cleaning filter, door memiliki beberapa perbedaan. Salah satunya
centrifugal fan, dan evaporator. Proses cleaning filter adalah pada AC outdoor memiliki evaporator yang
dilakukan dengan menggunakan vacuum cleaner harus dibersihkan namun tidak memiliki filter se-
untuk menyedot debu-debu yang menempel. Proses perti pada AC indoor.
cleaning centrifugal fan dilakukan dengan mem-
bersihkan sirip-sirip fan menggunakan sapu atau Tahap pertama adalah checking. Checking yang di-
lap kering. Proses cleaning evaporator dilakukan de- lakukan ada 3 jenis yaitu pengecekan kompresor,
pengecekan besaran ampere, dan pengecekan freon.
ngan menyemprot kisi-kisi evaporator meng-
Seluruh pengecekan tersebut memakan waktu ku-
gunakan katcher yaitu alat penyemprot air berteka-
rang lebih 20 menit dan dilakukan setiap 3 bulan se-
nan tinggi. Periode dilakukan cleaning yaitu setiap 1
kali atau jika ada kerusakan. Pengecekan kompre-
tahun sekali. sor dilakukan untuk melihat kompresor tersebut
menyala atau tidak. Pengecekan besaran ampere di-
Tahap ketiga yaitu lubrication. Tahap ini merupa- lakukan untuk melihat apakah besaran ampere unit
kan tahap pelumasan poros-poros mesin berserta outdoor melebihi dari spesifikasi yang sudah diten-
bantalan poros tersebut. Proses yang dilakukan ada- tukan atau tidak. Pengecekan ketiga yaitu pengece-
lah melumasi bearing motor fan AHU mengguna- kan freon untuk melihat apakah freon yang ada di
kan Hi-Temp Grease. Tahap selanjutnya dan meru- dalam unit outdoor sudah mencukupi atau kurang
pakan tahap terakhir yaitu cara penanganan atau bahkan melebihi dari ketentuan yang sudah
troubleshooting. Kendala yang pernah terjadi kemu- tertera di masing-masing unit.
dian dikumpulkan dan dibuat solusi penanganan-
nya. Kendala pertama yang dihadapi yaitu jika Tahap selanjutnya adalah cleaning. Cleaning yang
AHU gagal bekerja disebabkan karena motorized dilakukan hanya satu yaitu pembersihan seluruh
yang rusak atau sudah habis masa pakai nya. Solusi unit outdoor, namun pada bagian sirkuit kelis-
yang diambil yaitu motorized yang lama diganti de- trikannya harus ditutupi oleh plastik atau trashbag
ngan yang baru. Kendala kedua yaitu penggantian agar tidak basah. Selanjutnya adalah menyemprot
fanbelt jika sudah habis masa pakainya. Solusi yang kisi-kisi kondensor dan Fan outdoor menggunakan
diambil yaitu penggantian dengan fanbelt yang katcher sampai seluruh kotoran dan debu tidak me-
baru. nempel lagi.

Kendala-kendala atau permasalahan yang timbul


Perancangan SOP AC split
setelah adanya pengecekan kemudian dibawa me-
nuju ke penanganan trobleshooting. Penanganan
Proses checking terdiri dari 2 jenis pengecekan yaitu
troubleshooting ini dibagi menjadi beberapa masalah
cek flow dan suhu output AC. Cek flow bertujuan
besar yaitu antara lain AC tidak dingin, AC unit in-
untuk mengetahui kecepatan aliran udara yang di-
door tidak menyala dan AC unit outdoor tidak me-
hasilkan oleh indoor Fan. Alat untuk penge- nyala. Masalah AC tidak dingin dapat disebabkan
cekannya menggunakan flowmeter. Cek suhu out- oleh beberapa faktor antara lain:
put AC bertujuan untuk mengetahui suhu udara  Kekurangan freon
yang keluar dari AC. Alat pengecekannya menggu-  Kisi-kisi kondensor yaitu pada unit outdoor
nakan termometer tembak yang kemudian langsung sudah kotor
diketahui hasil pengukurannya.

17
Wibowo, et al. / Perancangan Standard Operating Procedure Preventive Maintenance / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 2, Juli 2016, pp. 13-20

Faktor-faktor tersebut kemudian dapat diatas de- dan bantalan poros. Lubrikasi yang dilakukan yaitu
ngan yang pertama adalah mengisi freon hingga ba- melumasi bearing menggunakan Hi-Temp Grease
tas yang ditentukan oleh pabrik pembuat. Misal un- untuk menjaga agar bearing tidak cepat pecah dan
tuk AC split 1 pk, freon harus yang ada di dalam AC poros/as motor tidak rusak. Tahap terakhir yaitu pe-
tersebut adalah kurang lebih 40-50 psi. Faktor ke- nanganan troubleshooting yang terjadi. Kendala
dua dapat ditangani dengan cara melakukan clean- yang paling sering dihadapi pada mesin washer ini
ing unit outdoor. Permasalahan yang kedua yaitu yaitu Negative Temperature Coefficient (NTC) ber-
AC outdoor tidak menyala. Hal ini dapat disebabkan masalah. Penyebabnya adalah umur pakai sudah
oleh faktor yang bermacam-macam, antara lain: habis. Solusi yang dilakukan adalah mengganti
 Kompresor tidak berfungsi NTC dengan NTC yang baru. Kendala kedua yaitu
 Overload kompresor putus penggantian fanbelt. Penggantian fanbelt ini dikare-
 Kapasitor putus nakan umur pakai yang sudah habis. Fanbelt yang
 Fan unit outdoor tidak bekerja lama kemudian diganti dengan fanbelt yang baru.

Faktor-faktor diatas dapat ditangani dengan pen- Perancangan SOP tumbler


ggantian komponen seperti mengganti kapasitor ba-
ru dan overload baru. Jika masih tidak berfungsi, Tahap pertama dari preventive maintenance mesin
kompresor harus dibongkar total dan diganti dengan tumbler yaitu checking kondisi komponen mesin.
kompresor lain. Fan unit yang tidak berfungsi dapat Checking terdiri dari 8 pengecekan yaitu cek filter,
disebabkan karena salah dalam pemasangan kapa- cek exhaust fan, dan lain-lain. Proses checking ini
sitor atau sambungan antar kabel tidak kencang. sendiri memakan waktu total 30 menit dan dilaku-
Permasalahan ketiga adalah AC unit indoor tidak kan secara berkala yaitu sebulan sekali.
menyala. Faktor-faktor yang mempengaruhinya an-
tara lain: Tahap kedua yaitu cleaning. Cleaning disini dilaku-
 Fan tidak berfungsi kan secara berkala juga yaitu sebulan sekali dengan
 Kapasitor putus durasi masing-masing proses adalah 20 menit. Ta-
hap ini ada 5 jenis pengerjaan yaitu antara lain
Fan tidak berfungsi dapat disebabkan oleh kapasitor cleaning fanbelt, filter, exhaust fan, motor fan, dan
putus, pemasangan kapasitor terbalik, sambungan tabung bagian luar. Setelah cleaning, tahap yang di-
kabel tidak kencang, atau kabel ada yang putus. Ka- lakukan adalah lubrication yaitu tahap pemberian
pasitor yang putus harus diganti dengan kapasitor pelumas pada bearing-bearing dan poros engkol pa-
baru sesuai spesifikasinya dengan kapasitor yang la- da motor fan Tumbler.
ma.
Tahap terakhir adalah penanganan troubleshooting.
Perancangan SOP washer Kendala-kendala yang sering muncul ada 3 jenis
yaitu overheating karena pembuangan panas tidak
Tahap pertama yaitu checking. Checking dibagi baik dan aliran panas tidak masuk ke Tumbler.
menjadi 8 proses yaitu cek fanbelt, cek drain valve, Pembuangan panas tidak lancar dikarenakan pada
cek selenoid, cek filter, cek probe, cek pengendapan saat pemasangan motor fan, gulungan dinamonya
sabun, dan mencatat hasil statistik penggunaan terbalik sehingga menyebabkan panas tidak terse-
washer. Pengecekan tersebut dilakukan setiap 1 bu- dot keluar melainkan masuk lagi ke dalam motor.
lan sekali dan berdurasi total 45 menit. Penyebab kedua yaitu filter tertutup kotoran sehing-
ga panas tidak keluar. Tindakan yang dapat dilaku-
Tahap kedua yaitu cleaning komponen washer. kan adalah melakukan cleaning filter. Kendala se-
Cleaning ini bertujuan untuk membersihkan koto- lanjutnya yaitu aliran panas tidak masuk ke tum-
ran dan debu yang menempel pada komponen ter- bler karena ignitor atau pemantik gas bergeser. So-
sebut. Cleaning pada washer ini dibagi menjadi 4 lusi yang dilakukan yaitu mengembalikan ignitor ke
proses yaitu cleaning fanbelt, drain valve, selenoid, posisi settingan pabrik awal. Ignitor jika bergeser se-
dan filter. Cleaning fanbelt dilakukan dengan meng- banyak 1 cm pun dapat menyebabkan ruang pemba-
gunakan kuas atau kain lap. Cleaning drain valve karan tidak mau menyala. Kendala terakhir yaitu
dilakukan dengan membersihkan kerak dan koto- penggantian fanbelt karena sudah aus. Solusi yang
ran yang menempel. Cleaning selenoid dan filter ju- dilakukan adalah fanbelt yang lama diganti dengan
ga dilakukan menggunakan kuas atau kain lap un- fanbelt yang baru
tuk membersihkan kotoran dan debu yang menem-
pel. Perancangan SOP genroll/ironer

Tahap ketiga yaitu lubrication. Lubrication yaitu Proses checking pada mesin genroll ini hampir sama
memberi pelumas pada komponen yang berputar dengan pengecekan mesin washer dan tumbler. Per-

18
Wibowo, et al. / Perancangan Standard Operating Procedure Preventive Maintenance / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 2, Juli 2016, pp. 13-20

bedaan yang ada yaitu adanya pengecekan rantai dala kondisi yang baik atau sudah aus sehingga ti-
sebagai penggerak gir dan gearbox. Proses checking dak dapat memutar motor fan.
ini ada 5 jenis pemeriksaan yaitu cek feeding belt,
bearing, rantai, ignitor, dan exhaust fan. Pengece- Tahap kedua dalam SOP preventive maintenance
kan ini kemudian berlanjut ke proses cleaning. Pro- utility press yaitu cleaning. Cleaning yang dilakukan
ses cleaning terbagi menjadi 5 aktivitas besar yaitu ada 2 yaitu cleaning kompresor dan boiler. Cleaning
cleaning filter udara pembuangan panas, cleaning kompresor dilakukan dengan membersihkan bagian
box mesin bagian kanan dan kiri, cleaning exhaust luar kompresor dan membersihkan fanbelt kompre-
fan, dan cleaning heater. Proses cleaning tersebut sor dengan fanbelt dressing. Cleaning boiler dilaku-
hanya membutuhkan lap kering, kuas, atau sapu kan dengan membersihkan bagian dalam boiler un-
dalam pelaksanaannya. Cleaning dilakukan setiap 1 tuk menghilangkan kerak-kerak yang menempel.
bulan sekali dengan durasi total 1 jam. Proses cleaning tersebut memakan waktu selama 30
menit dan dilakukan setiap 1 bulan sekali.
Proses selanjutnya adalah lubrication yaitu proses
pelumasan komponen mesin genroll. Lubrikasi yang Tahap ketiga yaitu proses lubrication. Proses ini me-
dilakukan adalah pelumasan bearing, poros motor, rupakan proses pemberian pelumas pada komponen
gir, gearbox, dan rantai. Pelumasan untuk rantai, mesin. Lubrikasi yang dilakukan adalah memberi
gir, dan gearbox dilakukan dengan menyemprotkan pelumas berupa Hi-Temp Grease untuk bearing.
chain lube ke seluruh bagian. Proses terakhir yaitu Bearing diberi pelumas tersebut dengan tujuan agar
penanganan troubleshooting yang terjadi pada me- tidak mudah rusak dan motor dapat berputar de-
sin genroll. ngan baik.

Permasalahan yang pernah terjadi kemudian dijadi- Tahap terakhir yaitu cara penanganan
kan bahan untuk penanganan jika terjadi trouble- troubleshooting yang terjadi. Troubleshooting yang
shooting. Permasalahan-permasalahan tersebut an- pernah terjadi yaitu heater sering trouble, pneumatic
tara lain: sering macet dan penggantian fanbelt. Heater sering
 Gas sering tidak masuk trouble dikarenakan kerak yang menutupi heater
 Aliran listrik tidak masuk ke dalam genroll tersebut. Jika kerak dibersihkan dan kemudian
 Penggantian fanbelt heater masih dapat dipakai maka akan dipakai kem-
bali dan jika tidak dapat berfungsi maka harus di-
Permasalahan pertama yaitu gas sering tidak ma- ganti dengan heater baru. Kedua yaitu pneumatic
suk disebabkan karena ignitor bergeser dari tempat yang sering macet disebabkan karena air masuk ke
semula. Solusi yang dilakukan adalah mengembali- dalam hidrolis yang seharusnya hanya diisi oleh te-
kan ignitor ke settingan semula/ settingan pabrik. kanan angin. Penanganannya adalah dengan mem-
Permasalahan kedua yaitu aliran listrik tidak ma- bersihkan air yang menempel. Ketiga yaitu peng-
suk karena relay rusak. Tindakan yang diambil ada- gantian fanbelt dikarenakan sudah aus atau habis
lah mereset relay dan kemudian dinyalakan kem- masa pakainya. Penggantian fanbelt dilakukan de-
bali. Permasalahan terakhir yaitu penggantian fan- ngan mengganti fanbelt yang lama dengan fanbelt
belt, dimana fanbelt yang sudah aus diganti dengan baru.
fanbelt yang baru. Fanbelt yang baru juga harus me-
Check sheet sebagai langkah monitoring
miliki ukuran yang sama dengan fanbelt yang lama.
Tabel check sheet yang dibuat berisikan periode pe-
Perancangan SOP utility press
laksanaan preventive maintenance, kegiatan yang
dilakukan, kolom waktu pelaksanaan, kondisi mesin
Tahap pertama yang dilakukan adalah checking.
tersebut, dan dilakukan oleh siapa. Tabel diatas ju-
Checking yang dilakukan mencakup 3 bagian yaitu
ga dibedakan berdasarkan periode pelaksanaan pre-
cek boiler, cek pneumatic, cek fanbelt kompresor. Ke- ventive maintenance nya. Tabel tersebut berguna ju-
tiga pengecekan tersebut dilakukan dalam periode ga untuk memberikan informasi kapan harus dila-
setiap 1 bulan sekali dan berdurasi 20 menit. Penge- kukan preventive maintenance kembali sesuai pe-
cekan boiler dilakukan untuk mengetahui apakah riode yang ditentukan masing-masing, serta waktu
heater boiler masih berfungsi dengan baik atau tidak kapan harus dilakukannya preventive maintenance
dan mengecek kondisi kerak di boiler tersebut. Pe- kembali.
ngecekan pneumatic dilakukan untuk mengecek
kondisi hidrolis. Hidrolis yang dipakai harus dicek Kegiatan yang dimasukkan ke dalam check sheet
apakah dapat berfungsi untuk membuka dan menu- tersebut harus meliputi keempat tahapan yang su-
tup mesin press dengan baik. Pengecekan selanjut- dah tercantum di dalam SOP. Keempat kegiatan
nya adalah cek fanbelt kompresor apakah masih tersebut yaitu checking, cleaning, lubrication, dan

19
Wibowo, et al. / Perancangan Standard Operating Procedure Preventive Maintenance / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 2, Juli 2016, pp. 13-20

penanganan troubleshooting. Aktivitas-aktivitas kerja. Alat dipakai sebagai monitoring SOP adalah
yang ada di dalamnya kemudian dibagi berdasarkan check sheet. Pembuatan Check sheet dibedakan ber-
periode preventive maintenance (PM). dasarkan periode waktu pelaksanaan preventive
maintenance, misalnya check sheet periode weekly
Simpulan akan dibedakan dengan check sheet periode montly,
3-monthly, dan seterusnya. Hal itu bertujuan untuk
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini mempermudah pengawasan dan mencegah terle-
adalah membuat SOP preventive maintenance untuk watkannya jadwal preventive maintenance.
10 jenis mesin mekanikal elektrikal. Mesin-mesin
tersebut yaitu: genset, fan controlling unit (FCU), air
handling unit (AHU), chiller, cooling tower, AC split,
Daftar Pustaka
washer, tumbler, genroll/ironer, utility press. SOP
tersebut dibuat agar kegiatan secara keseluruhan 1. Atmoko, T. (2010). Standart Operasional
dapat terstruktur dengan baik dan sesuai standar Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas Kinerja
baku. Isi dari SOP dibagi menjadi 4 tahapan besar Instansi Pemerintah. Jakarta.
yaitu checking, cleaning, lubrication, dan trouble- 2. Corder, A. S. (1992). Teknik Manajemen
shooting. Pengambilan data untuk SOP ini dila- Pemeliharaan = Maintenance Management
kukan dengan metode pengamatan langsung dan ta- Techniques. Erlangga.
nya jawab terhadap staf Engineering. Hasil dari pe- 3. Seeley, I. H. (1987). Building Maintenance (2nd
ngamatan kemudian diolah dan dibuat dalam ben- ed.). Palgrave Macmillan.
tuk tabel. 4. Higgins, L. R., Mobley, R. K., & Wikoff, D. (2008).
Maintenance Engineering Handbook (7th ed.).
Perancangan SOP ini diikuti juga dengan moni-
New York: Hills Companies, Inc.
toring yang dilakukan sebagai langkah pengawasan

20

Anda mungkin juga menyukai