Anda di halaman 1dari 2

----------------------- Page 1-----------------------

A. Diabetes Mellitus
Diabetes merupakan salah satu penyakit yang penanganannya
membutuhkan
kerjasama baik tenaga kesehatan, keluarga, maupun para pemangku kebijakan
setempat.
Pasien yang terdiagnosa dengan diabetes sekitar 49000 orang, akan tetapi yang
dikelola
atau ikut dalam kegiatan prolanis hanya 7000. Tolak ukur pasien DM
terkontrol dilihat
dari A1C, tekanan darah, dan profil lemak. 33-49% pasien tidak dapat
memenuhi target
terkontrolnya, hanya 14% yang memenuhi target terkontrol. Strategi penanganan
pasien
diabetes terdapat 3 kunci, yaitu peningkatan pelayanan oleh tim
medis, dukungan dari
keluarga pasien, perubahan dari sistem pelayanan.
Klasifikasi dari diabetes sendiri terdapat diabetes tipe 1 (
kerusakan dari cell
beta), diabetes tipe 2 (kerusakan dari organ sekresi insulin), diabetes
Gestasional, dan tipe
lainnya seperti karena obat atau penyakit cystic fibrosis. Kriteria
terdiagnosa diabetes
yaitu GDP ≥ 126mg/dL atau GD2PP≥200mg/dL atau A1C≥6.5% atau symptomps klasik
diabetes dengan GDS ≥ 200mg/dL.
Saat ini pre diabetes menjadi sorotan, skrinning GDP, GD2PP, ataupun
A1C tiap
3 tahun sekali untuk memastikan tidak terserang diabetes. Diusahakan
BMI ≤25kg/m2
untuk mengurangi risiko diabetes. Kriteria prediabetes yaitu GDP 100-
125 mg/dL atau
GD2PP 140-199 mg/dL atau A1C 5.7-6.4%.
Pada pasien dengan diabetes tipe 2 sebaiknya di skrining GDP, GD2PP,
dan A1C
secara berkala, pasien dengan diabetes harus diidentifikasi dengan
benar akan risiko
terjadinya kelaianan vaskularisasi. Pada anak dan remaja yang
Kelebihan berat badan
atau obesitas harus di skrining ke arah diabetes.
Penyakit yang memperberat diabetes diantaranya autoimun,
kanker, fatty liver,
fraktur, HIV, dan lain-lain. Terapi awal yang dapat diberikan di
klinik yaitu dengan
metformin 3 x 500mg. Apabila tidak terkontrol harus dirujuk ke Rumah Sakit
agar gula
darah stabil dan menghindari faktor risiko lainnya. Edukasi untuk pasien
Diabetes yaitu
sadarkanlah pasien bahwa mereka terdiagnosa diabetes yang mearuskan mereka
minum
obat secara rutin, kendalikan faktor risiko bisa berasal dari nutrisi (hindari
gula, gurih yg
bersantan, serta gluten seperti tepung dan beras), tunjuk satu orang
sanggota keluarga
sebagai pengawas minum obat.

B. Hipertensi
Salah satu faktor risiko dari penyakit kardiovaskular yaitu
hipertensi. Sudah ada
1.1 milyar orang terdiagnosa hipertensidan berakhir ke arah serangan jantung
dan stroke.
Berdasarkan penelitian, tahun 2008 diketahui prevalensi pasien dengan
hipertensi rentang
usia 55-59 tahun. Akan tetapi tahun 2015 rentang usia pasien yang
terkena hipertensi
sejak usia 15-59 tahun. Dari data yang ada diketahui bahwa
laki-laki terbanyak
mengalami hipertensi dibandingkan wanita.

----------------------- Page 2-----------------------

Pengurangan tekanan darah 10mmHg akan memperbaiki risiko


terjadinya
penyakit kardiovaskular. Risiko terjadinya hipertensi yang dapat
dimodifikasi yaitu
perokok aktif dan perokok pasif, penderita diabetes mellitus, dislipidemi,
overweight atau
obes, diet tidak sehat. Sedangkan faktor risiko relatif dari hipertensi
yaitu gagal ginjal,
riwayat keluarga, peningkatan usia, laki-laki, OSAS, stres psikososial.
Target dari tekanan darah terkontrol yaitu optimal (<120/80).

Anda mungkin juga menyukai