Herkutanto
DR, Sp.FM(K), SH, LL.M, FACLM
NORMA
• Patokan / Ukuran / Pedoman / Standar untuk
berperilaku bagi seseorang
1 • Jenis Norma
– Norma Kepercayaan
MENGENAL ANATOMI HUKUM DAN CARA BEKERJANYA – Norma Kesusilaan
– Norma Kesopanan
– Norma Hukum
Hukum Kedokteran 2019
PERBEDAAN
ETIKA PROFESI vs DISIPLIN PROFESI vs. HUKUM
HUKUM DISIPLIN HUKUM
ETIKA • Standar Profesi /
• Masalah Moral Perilaku-Pelayanan • Norma Hukum
• Seperangkat norma yang tujuannya untuk – Baik - Buruk
•
•
Pelanggaran Standar
profesi (Benar – Salah)
Kualitas Profesi
• Pelanggaran
Norma Hukum (
menjaga kedamaian hidup bersama • Dilemma Norma
(Pelayanan-Perilaku)
•
Benar – Salah)
Kedamaian
Internal (etika • KONSIL – Joint
– Agar tidak “homo homini lupus” profesi)
Commission (mencegah –
mengatasi konflik)
– Anggota Profesi
• Masyarakat sepakat untuk membuat norma yang • Kehormatan Profesi – Masyarakat
– Pemerintah
– Perdata -
Pidana
– Kualitas Moral
diterapkan di masyarakat • MKEK – Org.Profesi
• Lingkup - sasaran:
– Pasien / Klien
• PENGADILAN
• Underskil
• Penegakan hukum oleh negara, harus dipaksakan – Anggota led – Hakim
– Penggugat/Ja
• Communi
bagi yang melanggar Profesi cation ksa
Problems – Tergugat /
• Suatu instrumen bagi “civil society” • Lingkup - sasaran:
• Sexual
harrashm
terdakwa
ent • Lingkup -
7/16/2019 – Diri sendiri Herkutanto, 2001 sasaran: 18
– Dokter
PARADIGMA HUKUM
PELAYANAN KESEHATAN
• ORANG
• SUBYEK HUKUM • BADAN HUKUM
• OBYEK HUKUM
•
•
•
•
PELAYANAN KESEHATAN
PENUNJANG & OBAT
PEMBIAYAAN
KONTRAK TERAPETIK
2
• HUBUNGAN HUKUM • RUMAH SAKIT – DOKTER
• LAIN-LAIN
• PERISTIWA HUKUM • KELALAIAN PELAYANAN KES. MENGENAL POSISI HUKUM PRAKTISI KEDOKTERAN
• WANPRESTASI LAIN
• AKIBAT HUKUM
• TANGGUNGGUGAT DOKTER
• TANGGUNGGUGAT RS
MISPERSEPSI PROFESSIONALISME
Profesionalisme BUKAN:
• Telah menjalani pendidikan tertentu yang
dibuktikan dengan suatu sertifikat
PROFESSIONALISME
……..? • Kompeten karena telah berpengalaman
• Memperoleh privilege dari masyarakat karena
secara historis “pekerjaan” ini dikenal
keluhurannya sehingga timbul “trust” dari
masyarakat
Hukum Kedokteran 2019 Hukum Kedokteran 2019
Masyarakat / Pasien
Konsil Kedokteran Indonesia 2019 Konsil Kedokteran Indonesia 2019
16/07/2019
MELALUI MEKANISME KREDENSIAL Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi mempunyai wewenang
melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki, yang
Proteksi Masyarakat (protecting the people) terdiri atas :
a. mewawancarai pasien;
• Akuisisi yurisdiksi oleh otoritas b. memeriksa fisik dan mental pasien;
– UU Praktik Kedokteran, Medical Bylaws c. menentukan pemeriksaan penunjang;
• Entering to the Profession d. menegakkan diagnosis;
– Registration: who is safe to provide services e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;
f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;
• Expelling from the Profession g. menulis resep obat dan alat kesehatan;
– Disciplinary Measures: unsafe practitioners h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;
i. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan
The profession …..? j. j. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktik di daerah terpencil
Hukum Kedokteran 2019 yang tidak ada apotek. Hukum Kedokteran 2019
16/07/2019
MELURUSKAN MISPERSEPSI
MELURUSKAN MISPERSEPSI PRIVILEGE
CLINICAL PRIVILEGE
Privilege: Clinical Privilege:
• Pengecualian atas larangan untuk memasuki • Pengecualian atas larangan untuk melakukan aktifitas
wilayah / untuk beraktifitas pada yurisdiksi klinis pada yurisdiksi tertentu (yang dapat dicabut lagi)
(wilayah) tertentu • Pengecualian atas larangan (=clinical privilege=)
• Pengecualian atas larangan (=privilege=) diberikan diberikan oleh Otoritas yurisdiksi tersebut (Negara /
oleh Otoritas yurisdiksi tersebut KKI, Rumah Sakit, Fasyankes)
• Dengan Kompetensi saja tidak serta merta
• Dengan memperoleh privilege, seseorang memperoleh seorang praktisi dapat memperoleh
memperoleh (hak khusus, yang dapat dicabut privilege melakukan aktifitas klinis pada yurisdiksi
kembali) untuk melakukan aktifitas dalam tertentu
yurisdiksi tertentu Hukum Kedokteran 2019
Hukum Kedokteran 2019
CLINICAL PRIVILEGE
COMPETENCE PRIVILEGE (AUTHORITY ) Cricothyrotomy
pelayanan
• Kemampuan yang dimiliki • Kewenangan yang diberikan Endotracheal (Nasal/Oral)
seorang dokter untuk melakukan oleh “penguasa” kepada pelayanan
tindakan medis dokter untuk melakukan Neuromuscular blockade
tindakan medis ditempat (RS)
pelayanan
• Karakteristik yang melekat pada tertentu Mechanical ventilation
pribadi seseorang
pelayanan
• Dapat dicabut (dilarang Percutaneous
• Diperoleh secara pribadi melalui melakukan pelayanan transtracheal ventilation pelayanan
pendidikan, pelatihan, tersebut dalam jurisdiksi
pengalaman kerja tertentu) oleh pemberi Therapeutic decompression pelayanan
kewenangan (“penguasa”)
CREDENTIALING
Status Professional Dokter / Gigi
CLINICAL PRIVILEGE
Cricothyrotomy
risk Ditentukan oleh ada / tidaknya clinical privilege
Endotracheal (Nasal/Oral)
risk
(yang diberikan KKI / FASYANKES)
Neuromuscular blockade
risk PRAKTIK KEDOKTERAN / GIGI
Mechanical ventilation
risk
Percutaneous
BUKAN HAK, TETAPI PRIVILEGE
transtracheal ventilation risk
Therapeutic decompression risk Bagaimana Caranya Memperoleh Clinical Privilege ?
– HUKUM PIDANA (3) Ketentuan mengenai tata cara pengajuan tuntutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Polisi – Jaksa – Sanksi Pidana
Hukum Kedokteran 2019 Hukum Kedokteran 2019
• KKI menerbitkan putusan pemberlakuan kembali STR 1. memperoleh perlindungan hukum sepanjang
• Dengan berlakunya kembali STR maka SIP disemua tempat melaksanakan tugas sesuai dengan standar
praktik dokter / dokter gigi akan berlaku kembali profesi dan standar prosedur operasional;
• Dinas Kesehatan / PTSP melakukan eksekusi atas SIP ybs
2. memberikan pelayanan medis menurut standar
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RS, dll) mengaktifkan
profesi dan standar prosedur operasional;
kembali pelayanan kesehatan oleh ybs
• Organisasi Profesi menyampaikan hasil pembinaan 3. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur
anggotanya kepada KKI dari pasien atau keluarganya; dan
Hukum Kedokteran 2019 4. menerima imbalan jasa.
REKAM MEDIK
Pasal 53 UU Praktik Kedokteran
Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban :
UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46
1. memberikan informasi yang lengkap dan jujur (1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib
Penjelasan Pasal 46
Ayat (3) Yang dimaksud dengan “petugas”
tentang masalah kesehatannya; membuat rekam medis.
adalah dokter atau dokter gigi atau
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud
2. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau pada ayat (1) harus segera dilengkapi
tenaga kesehatan lain yang memberikan
pelayanan langsung kepada pasien.
dokter gigi; setelah pasien selesai menerima
pelayanan kesehatan. Apabila dalam pencatatan rekam
3. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana (3) Setiap catatan rekam medis medis menggunakan teknologi
informasi elektronik, kewajiban
pelayanan kesehatan; dan harus dibubuhi nama, waktu,
membubuhi tanda tangan dapat
dan tanda tangan petugas
4. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang yang memberikan pelayanan
diganti dengan menggunakan
nomor identitas pribadi (personal
diterima. atau tindakan. identification number).
7/16/2019
Setiap pasien mempunyai hak: j. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
a. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, UU No 44/2009 Tentang Rumah Sakit
yang berlaku di Rumah Sakit; risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
b. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien; terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan;
c. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
k. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
diskriminasi;
d. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya;
• Ps 32k.
dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional;
e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
l. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
m. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
– Pasien Berhak: memberikan persetujuan atau
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;
f. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang n. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
perawatan di Rumah Sakit;
didapatkan;
g. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan o. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
terhadap dirinya;
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
h. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya p. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan dideritanya;
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik agama dan kepercayaan yang dianutnya;
(SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit; q. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
i. mendapatkan mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
yang diderita termasuk data-data medisnya; standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
r. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Herkutanto 2009
16/07/2019
KESIMPULAN
1. Tugas Regulasi Kedokteran adalah menjamin perlindungan
bagi pasien / masyarakat melalui
Mekanisme registrasi untuk menapis kompentesi dr / drg
Mekanisme Disiplin Profesi dr / drg bersama para pemangku
kepentingan secara sinergi
2. Praktik kedokteran bukanlah Hak tetapi Privilege
Kompetensi harus dibedakan dengan Privilege