Anda di halaman 1dari 27

ELEKTRONIKA KOMUNIKASI

FREQUNCY SYNTHESIZER MENGGUNAKAN


PHASE LOCKED LOOP ( PLL ) DIGITAL

I. TUJUAN
1. Mempelajari dan memahami prinsip kerja dari PLL dan frequency
synthesizer
2. Mempelajari dan memahami parameter-parameter dari PLL dan frequency
synthesizer.
3. Mengetahui dan memahami pengukuran komponen-komponen pembentuk
PLL dan frequency synthesizer

II. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1. Kit praktikum
2. Oscilloscope
3. Frequency Counter
4. Audio generator/Generator sinyal
5. Jumper
III. DASAR TEORI
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
V. PENGOLAHAN DATA

Period of master signal 2 KHz Digital output


480 µs

Figure 4
Analisa :
Modul Master Signal Digital 2KHz menghasilkan sinyal digital PLL
1
dengan frekuensi = 480 µs, perioda T = 480 ● 10−6 = 2,083 KHz.

Period of master signal 2 KHz Digital output


95.59 µs
Figure 5
Analisa :
Gain dan frekuensi dari modul VCO diatur sedemikian rupa agar
dihasilkan sinyal digital (PLL digital).

Figure 6
Analisa :
Pada percobaan ini diharapkan frekuensi sinyal dari VCO sama dengan
frekuensi sinyal dari Master Signal 2KHz yaitu 2,083 KHz tapi dari sinyal yang
tampak dilayar terlihat bahwa frekuensi sinyal VCO adalah 2,5 kali lebih besar
dari frekuensi sinyal Master Signal 2KHz.
Hal ini disebabkan karena RC LPF tidak terhubung ke VCO.

Figure 8
Analisa :
Pada rangkaian ini RC LPF terhubung ke VCO dan menghasilkan sinyal error
sperti tampak pada kanal 2.

Figure 10
Analisa :
Dihasilkan sinyal digital yang stabil.

Figure 12
Analisa :
Sinyal digital PLL yang diperoleh dari percobaan sebelumnya digunakan untuk
membangkitkan sinyal Frequency synthesizer dengan cara menambahkan
digital divider setelah VCO, sehingga dihasilkan sinyal DC yang tidak stabil,
sperti terlihat pada kanal 2.

Figure 14
Analisa :
Dengan mengatur frekuensi VCO diperoleh sinyal digital yang stabil yang
frekuensinya 2,3 kali lebih besar dari frekuensi sinyal referensi.
VI. TUGAS AKHIR

1. Jelaskan prinsip kerja PLL dan block diagram

Bahas :
 Bila tidak ada sinyal masukan (Vin) dari osilator referensi pada PLL,
VCO hanya mendapat tegangan masukan 𝑉2 dari loop filter, sehingga
hanya menghasilkan frekuensi keluaran sebesar free running frekuensi
𝑓0 .
 Bila ada sinyal masukan (Vin) dari osilator referensi pada PLL. Detektor
phasa sakan membandingkan frekuensi sinyal masukan Fin (phasa-nya)
dari osilator refenesi dan frekuensi sinyal keluaran Fout (phasa-nya) dari
VCO. Tegangan keluaran detektor phasa sebanding dengan perbedaan
phasa sinyal masukan Φm dan pahsa sinyal keluaran VCO Φout.

2. Aplikasi PLL

Bahas :
1. Sering digunalan untuk demodulasi sinyal FM dan demodulasi AM
2. Kontrol radio pemancar dan penerima
3. Frekuensi Synthesizer
4. Kontrol kecepatan motor
3. Question 1
Mengapa tidak memungkin untuk mendapatkan tampilan yang stabil dari
kedua bentuk gelombang pada layar secara bersamaan ketika hampir
mempunyai frekuensi yang sama ?
jawaban : karena pada percobaan tidak memakai trigger, fungsi trigger
pada percobaan ini untuk mengontrol stabilitas bentuk sinyal dalam layar
4. Question 2
Mengapa untuk menyesuaikan output LPF modulrc dalam cara yang
dijelaskan pada langkah 16 membantu untuk mencapai“kunci” ?
jawaban : karena dikatakan kunci apabila frequensi sinyal masukan harus
sama dengan sinyal keluaran, makalah pada percobaan ini VCO frequensi
untuk mengatur frequensi sinyal keluaran agar sama dengan sinyal
masukan
5. Question 3
apa yang dapat Anda katakana sekarang tentang frekuensi dari dua sinyal
bahwa Anda tidak bisa mengatakan sebelum loop itu sempurna dan
mencapai “ kunci” ? tip :bandingkan periode bentuk gelombang
jawaban : periode harus sama antara sinyal masukan dan sinyal keluaran,
dikarenakan frekuensi dan periode saling berkaitan, jika untuk lock maka
periode harus sama
6. Question 4
apa yang dapat Anda katakana sekarang tentang hubungan fase dari dua
sinyal bahwa Anda tidak bisa mengatakan sebelum loop selesai dan kunci
dicapai ? Tip : bentuk gelombang kedua sekarang dapat stabil displayed
pada lingkup bersamaan
jawaban :
7. Question 5
apaistilah yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi dua sinyal
( bukan kondisi PLL ) ?
jawaban : error signal
8. Question 6
Apa hubungan antara modul VCO frekuensi output dan frekuensi referensi
?
jawaban : hubungannya antara VCO frekuensi dan frekuensi referensi
adalah modul VCO adalah mengatur frekuensi referensi
9. Question 7
Apa hubungan antara output frekuensi VCO modul dan frekuensi referensi
?
jawaban : hubungannya anatara output VCO modul untuk menagtur agar
sama, antara frekuensi sinyal reference dengan sinyal keluaran
10. Question 8
Apa nilai r dan n dalam PLL pecahan pada gambar 16 pada halaman
berikutnya akan menghasilkan frekuensi output VCO yang 1.67 kali lebih
besar dari frekuensi referensi ? Tip :salah satu faktor yang dapat Anda
gunakan adalah
jawaban :
VII. ANALISA

1. Dalam figure 4 menunjukkan gambar sinyal yang tidak terlalu mulus ( tidak
terlihat seperti sinyal digital umumnya ), sedangkan untuk gambar sinyal di
figure 5 mendeapatkan bentuk sinyal digital yang lebih mulus, hal ini
disebabkan karena pada figure 5 rangkaian berada pada bagian VCO, dimana
VCO dapat merubah nilai frekuensi sesuai yang kita inginkan.
2. Keluarnya sinyal pulsa seperti pada figure 6 menunjukkan adanya tegangan DC
atau error yang berarti frekuensi VCO telah terkunci, inilah yang disebut PLL (
phase locked loop ), dengan prinsip kerja PLL sendiri yaitu bila ada sinyal
masukan (Vin) dari osilator referensi pada PLL. Detektor phasa sakan
membandingkan frekuensi sinyal masukan Fin (phasa-nya) dari osilator refenesi
dan frekuensi sinyal keluaran Fout (phasa-nya) dari VCO. Tegangan keluaran
detektor phasa sebanding dengan perbedaan phasa sinyal masukan Φm dan
pahsa sinyal keluaran VCO Φout.
3. Untuk frekuensi synthesizer sinyal keluarannya tidak membentuk sinyal pulsa
seperti sinyal keluaran PLL di figure 6 atau 10, ini bisa terjadi karena di
rangkaian frekuensi synthesizer ini pada umpan baliknya diberi pembagi yang
dapat di program.

VIII. KESIMPULAN

1. Prinsip kerja untuk PLL diperlukan adanya tegangan input ( Vin ) pada detektor
phasa, LPF, dan VCO agar phasa dapat terkunci.
2. Prinsip kerja pada frekuensi synthesizer hampr sama dengan PLL, namun
umpan baliknya diberipembagi yang dapat di program.
3. PLL menghasilkan frekuensi output yang stabil dan sekaligus mudah diubah –
ubah (variabel).
4. PLL dapat diaplikasikan pada :
 Demodulasi sinyal FMdan demodulasi AM
 Kontrol radio pemancar dan penerima
 Decoder FSK
 Kontrol kecepatan motor
5. PLL (Phase locked loop) adalah suatu sistem kendali (servo) loop elektronika
yang berdasar pada prinsip penguncian loop oleh fasa untuk mendapatkan
kestabilan keluaran.
6. Bila ada sinyal masukan pada PLL (sinyal referensi), detektor fasa akan
membandingkan frekuensi sinyal referensi dengan frekuensi sinyal keluaran
dari VCO. Bila kedua sinyal tersebut berbeda frekuensi maka dihasilkan sinyal
akhir yang tidak stabil. Bila kedua sinyal tersebut frekuensinya sama maka
dihasilkan sinyal akhir yang stabil.
7. Apabila ditambahkan suatu pembagi frekuensi pada loop antara VCO dan
detektor fasa, maka PLL dapat diaplikasikan sebagai Frequency synthesizer.

Anda mungkin juga menyukai