Mekanika Batuan
Mekanika Batuan
PRAKTIKUM
MEKANIKA BATUAN (HTKK 429)
ACARA I
2. Jangka Sorong
3. Waterpas
PROSEDUR :
Langkah Kerja Catatan
1. Siapkan contoh batuan yang akan di uji dan formulir data
2. Pengkuran panjang :
➢ Ukur panjang contoh batuan berbentuk silinder sebanyak
tiga kali, yaitu pada bagian atas, tengah dan bagian
bawah
➢ Hitung rata rata panjang contoh tersebut
3. Pengukuran diameter :
➢ Ukur diameter contoh batuan sebanyak tiga kali pada
bagian yang mewakili diluasan permukaan contoh yang
berbentuk lingkaran
➢ Hitung rata rata panjang contoh tersebut
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru http://www.mining-unlam.ac.id e-mail : ltp@mining-unlam.ac.id
Tanggal :
Nama Teknisi :
ACARA II
PROSEDUR :
Langkah Kerja Catatan
4. Siapkan contoh batuan yang akan di uji dan formulir data
5. Penimbangan berat contoh batuan natural (Wn)
6. Kemudian contoh batuan dimasukan ke dalam desikator
7. Persiapan :
➢ Pastikan karet pada tutup desikator masih baik
➢ Isi desikator dengan air sampai batas yang ditentukan untuk
merendam contoh batuan
➢ Cek oli pompa vacuum pada batas normal dan tersambung ke
listrik 220 volt
➢ Lepaskan penutup asap pada pompa vacuum dan tutup lubang
udara
8. Tutup rapat desicator kemudian hidupkan pompa vacuum selama
±30 menit atau matikan pompa setelah gelembung udara tidak
keluar dari contoh batuan. (contoh sudah dianggap jenuh)
9. Buka tutup udara pada pompa vacuum sampai udara memenuhi
desicator, kemudian buka tutup desicator.
10. Penimbangan berat contoh batuan jenuh (Ws)
11. Penimbangan berat contoh batuan jenuh tergantung di dalam air
(Wg)
12. Penimbangan berat contoh batuan kering (Wd) setelah
memasukan contoh batuan kedalam oven selama 24 jam pada
temperature oven ± 90º
PERHITUNGAN
a) Natural density (ρn), gram/cm 3
Wn
(Ws Wg )
b) Dry density (ρd), gram/cm3
Wd
(Ws Wg )
c) Saturated density (ρs), gram/cm3
Ws
(Ws Wg )
d) Apparent specific gravity
Wd
per bobot isi air
(Ws Wg )
e) True specific gravity
Wd
per bobot isi air
(Wd Wg )
f) Natural water content (w), % W Wd
n 100 %
Wd
g) Degree of saturation (S), % W Wd
n 100 %
Ws Wd
h) Porositas (n) , % W Wd
s 100%
Ws Wg
i) Void ratio (e)
n
1 n
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru http://www.mining-unlam.ac.id e-mail : ltp@mining-unlam.ac.id
Tanggal :
Nama Contoh :
Nama Teknisi :
Pengujian ke
No Parameter
1 2 3 Rata-rata
1. Berat Asli (Wn), gr
ACARA III
TOPIK : Uji Kuat Tarik Tidak Langsung (Brazillian Test)
TUJUAN :
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari contoh batuan berbentuk
silinder secara tidak langsung
CAKUPAN :
Mengetahui nilai kuat Tarik (tensile strength) tidak langsung dari contoh yang di uji
PENANGGUNG JAWAB :
Kepala Laboratorium
PELAKSANA TEKNIS :
Instruktur / Asisten
PERALATAN :
ALAT GAMBAR
1. Mesin kuat tekan
2. Dial gauge
PROSEDUR :
Langkah Kerja Catatan
1. Gunakan safety glasses dan safety shoes
2. Siapkan formulir data
3. Siapkan contoh batuan dengan ukuran dimensi panjang = setengah
kali diameter (L = ½ D)
4. Lakukan persiapan mesin tekan. Letakan contoh batuan di pusat
antara plat atas dan plat bawah mesin tekan, dengan dinding
silinder contoh batuan menempel pada plat atas dan plat bawah.
5. Pasang dial gauge untuk mengukur deformasi aksial
6. Atur jarum gaya pada manometer dan pada dial gauge ke posisi
nol
7. Hidupkan masin tekan dengan menarik tuas pompa hidrolik secara
perlahan dan kontinu
8. Lakukan pembacaan gaya setiap interval 0.625 kN atau setiap
interval 1.25 kN dan catat proses pembebanan deforasi aksial
sampai contoh batuan pecah.
9. Buka tuas angin pada pompa hidraulik untuk menurunkan piston
alat tekan. Lakukan langkah 1 – 8 untuk contoh batuan yang lain.
PERHITUNGAN
Kuat Tarik (t)
2F
t
DT
Keterangan :
F = Gaya tekan (kN)
D = Diameter contoh batuan (mm)
T = Tebal contoh batuan (mm)
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru http://www.mining-unlam.ac.id e-mail : ltp@mining-unlam.ac.id
Tanggal :
Nama Contoh :
Nama Teknisi :
Kuat Tarik
Pengujian Gaya Kuat Tarik Kuat Tarik Deformasi aksial
Rata-rata
ke- (kN) (kN/mm2) (MPa) (mm)
(MPa)
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru http://www.mining-unlam.ac.id e-mail : ltp@mining-unlam.ac.id
ACARA IV
TOPIK : Uji Kuat Tekan Uniaksial (Unconfined Compressive Strength Test / UCS)
TUJUAN :
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tekan uniaksial (Unconfined Compressive Strength
Test / UCS) dari contoh batuan berbentuk silinder, Young’s Modulus dan Poison Ratio
CAKUPAN :
Mengetahui nilai UCS, Modulus Young (E) dan Poison Ratio (υ)
PENANGGUNG JAWAB :
Kepala Laboratorium
PELAKSANA TEKNIS :
Instruktur / Asisten
PERALATAN :
ALAT GAMBAR
1. Mesin kuat tekan
2. Dial gauge
PROSEDUR :
Langkah Kerja Catatan
1. Gunakan safety glasses dan safety shoes
2. Siapkan formulir data dan contoh batuan siap uji harus memenuhi
syarat ukuran dimensi ( L/D = 2 )
3. Lakukan persiapan alat mesin tekan, letakan contoh batuan di
pusat antara plat atas dan plat bawah mesin tekan. Contoh batuan
diletakan dengan permukaan diameter menempel pada plat.
4. Pada mesin tekan dipasang tiga buah dial gauge untuk mengukur
deformasi aksial, lateral 2 dan lateral 2.
5. Atur jarum gaya pada manometer dan pada dial gauge ke posisi
nol
6. Hidupkan masin tekan dengan menarik tuas pompa hidrolik secara
perlahan dan kontinu
7. Lakukan pembacaan gaya setiap interval 1.25 kN atau setiap
interval 2.5 kN dan catat proses pembebanan deforasi aksial
sampai contoh batuan pecah.
8. Alat pengukur gaya terdiri dari dua buah jarum penunjuk, yaitu
jarum hitam dan jarum merah. Jarum hitam nenunjukan gaya di
dalam contoh batuan, sedangkan jarum merah digerakan oleh
jarum hitam. Bila contoh batuan hancur (failure) gaya di dalam
contoh batuan berkurang, jarum hitam akan bergerak kembali ke
nol dan jarum merah tertinggal pada skala terakhir yang
ditunjukan jarum hitam. Maka gaya maksimum yang mampu
ditahan oleh contoh akan ditunjukan oleh jarum merah
9. Buka tuas angin pada pompa hidraulik untuk menurunkan piston
alat tekan. Lakukan langkah 1 – 8 untuk contoh batuan yang lain.
PERHITUNGAN
a) Kuat Tekan (c) F
c
b) Batas Elastik (E) A
c) Modulus Young (E) E
l
d) Poison’s ratio (υ) a
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru http://www.mining-unlam.ac.id e-mail : ltp@mining-unlam.ac.id
Tanggal :
Nama Contoh :
Nama Teknisi :
∆l ∆l Lateral
Gaya Tegangan Regangan
Aksial (0.01mm)
(kN) (kN/mm2)
(0.01mm) Lat 1 Lat 2 Total Aksial Lateral Volumetrik
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru http://www.mining-unlam.ac.id e-mail : ltp@mining-unlam.ac.id
Tanggal :
Nama Contoh :
Nama Teknisi :
ACARA V
TOPIK : Uji Poin Load
TUJUAN :
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari sampel batuan secara tidak langsung di
lapangan. Sampel batuan dapat berbentuk silinder atau tidak beraturan.
CAKUPAN :
Mencari nilai Point Load Index/Index Franklin (Is)
PENANGGUNG JAWAB :
Kepala Laboratorium
PELAKSANA TEKNIS :
Instruktur / Asisten
PERALATAN :
ALAT GAMBAR
1. Point Load Tester
2. Jangka sorong
PROSEDUR :
Langkah Kerja Catatan
1. Gunakan safety glasses dan safety shoes
2. Contoh batuan yang disarankan untuk pengujian ini adalah
berbentuk silinder dengan diameter = 50 mm.
3. Tempatkan contoh batuan di atas konus penekan.
4. Atur kedua konus dengan menggunakan pompa hidrolik sampai
contoh batuan dalam keadaan terjepit oleh kedua konus penekan.
5. Kalibrasi alat pengukur beban dalam keadaan nol, kemudian set
dalam keadaan peak.
6. Ukur jarak antara kedua konus penekan sebelum pengujian.
7. Tambah tekanan konus pada contoh batuan secara konstan sampai
batuan failure.
8. Catat beban maksimum saat contoh batuan failure dan ukur jarak
antar kedua konus penekan setelah pengujian.
PERHITUNGAN
1. Indeks Point Load
P
Is
De2
Keterangan:
Is = Point Load Strength Index (Index Franklin) dengan diameter
50 mm
P = Beban maksimum sampai contoh batuan failure
De = Jarak antar konus penekan
2. Kuat Tekan
c 18 23I s
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru http://www.mining-unlam.ac.id e-mail : ltp@mining-unlam.ac.id
Tanggal :
Nama Contoh :
Nama Teknisi :
ACARA VI
TOPIK : Uji Kuat Geser Langsung (Direct Shear Test)
TUJUAN :
- Mengetahui kuat geser puncak (batuan utuh) dan kuat geser sisa (bidang lemah)
- Menentukan c dan puncak dan sisa menurut kriteria Mohr-Coulomb
CAKUPAN :
Mengetahui nilai p, r, cp, p, c r, r,
PENANGGUNG JAWAB :
Kepala Laboratorium
PELAKSANA TEKNIS :
Instruktur / Asisten
PERALATAN :
ALAT dan GAMBAR
PROSEDUR :
No. Langkah Kerja Catatan
1 Mempersiapkan contoh yang akan diuji
2 Memasukkan contoh ke dalam kotak geser dengan mengangkat kotak
geser bagian atas kemudian menutupnya kembali dan memastikan bahwa
contoh terpasang dengan baik dalam kotak geser.
3 Memasang beban normal sesuai gaya normal yang telah ditetapkan yaitu
0.2 kN. Konversi untuk 0.2 kN pada dial gauge adalah 34 satuan.
4 Memasang dial gauge untuk perpindahan geser di bagian samping
berlawanan dengan arah gaya geser.
5 Memasang dial gauge untuk perpindahan normal pada bagian atas kotak
geser.
6 Meletakkan stopwatch di dekat kotak geser agar dapat memantau
perpindahan.
7 Mempersiapkan kamera dan lembar kertas pengujian.
8 Memastikan semua dial gauge dan proving ring geser dalam keadaan nol
sebelum dilakukan pengujian.
9 Memulai pengujian dengan memutar roda beban geser. Ketika roda sudah
diputar terbaca gaya geser pada proving ring sebelum terjadi pergeseran.
Dalam kondisi idealnya gaya geser terjadi setelah pergeseran. Oleh karena
itu gaya geser yang terbaca tersebut akan menjadi pengurang bagi
pembacaan gaya geser selanjutnya.
10 Menjaga laju perpindahan geser agar tetap konstan dengan
memperhatikan waktu dan perpindahan geser.
11 Mencatat gaya geser dan perpindahan normal pada setiap perpindahan
geser 20 satuan (0,5 mm)
12 Melakukan pencatatan sampai mencapai tegangan puncak (kondisi peak).
Setelah contoh patah, berikan gaya yang berlawanan arah dengan gaya
yang sebelumnya sampai tegangan gesernya mencapai puncak (posisi
residual).
13 Setelah selesai satu pengujian kemudian dilanjutkan untuk beban normal
0.4 kN = 68 satuan, 0.6 kN = 101 satuan, dan 0.8 kN = 134 satuan.
Tanggal :
Nama Contoh : Beban Normal (Fn) : .......... kN
Nama Teknisi : Diameter contoh (D) : .......... mm
ACARA VII
TOPIK : Uji Triaksial (Triaxial Compressive Strength Test)
TUJUAN :
- Mengetahui kuat tekan triaksial dari contoh batuan silinder
- Menentukan kohesi (c) dan sudut gesek dalam () menurut kriteria runtuh Mohr-Coulomb
- Memperoleh persamaan kriteria kekuatan Hoek-Brown
CAKUPAN :
Mengetahui nilai 1, c, c, , mi, c, ti
PENANGGUNG JAWAB :
Kepala Laboratorium
PELAKSANA TEKNIS :
Instruktur / Asisten
PERALATAN :
ALAT GAMBAR
1. Mesin kuat tekan
2. Dial gauge
3. Sel Triaksial
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru http://www.mining-unlam.ac.id e-mail : ltp@mining-unlam.ac.id
4. Pompa tekan
Posisi Contoh Batuan dalam Sel Triaksial dan Plat Penekan Alat Kuat Tekan
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru http://www.mining-unlam.ac.id e-mail : ltp@mining-unlam.ac.id
PROSEDUR :
No. Langkah Kerja Catatan
1 Sel triaksial diperiksa untuk memastikan tidak ada kebocoran dan pelat
dudukan dibersihkan dari kotoran dan debu.
2 Contoh dimasukkan ke dalam selubung karet (panjang 130% dari
panjang contoh) kemudian memberi bantalan silinder baja pada bagian
atas dan bawah contoh, untuk mengisi sisa panjang selubung karet.
Kemudian dikencangkan dengan pengikat.
3 Contoh yang telah terselubung dimasukkan ke dalam sel triaksial.
4 Sel dipasang pada dudukan dan baut-baut dikencangkan.
5 Piston silinder penekan dipasang dan disesuaikan hingga menyentuh
pelat bagian atas mesin tekan.
6 Sel triaksial diisi dengan oli hidrolik.
7 Katup tempat masuknya oli dan pompa tekan dihubungkan.
8 Sel triaksial diletakkan tepat di antara pelat tekan atas dan pelat tekan
bawah mesin tekan.
9 Dial gauge untuk mengukur perpindahan dipasang.
10 Mesin tekan dihidupkan sehingga sel triaksial menyentuh pelat bagian
atas. Kemudian mesin dimatikan.
11 Kabel transmitter PUNDIT dihubungkan dengan sel triaksial untuk
pengujian beton dan andesit.
12 Jarum penunjuk gaya tekan dan dial gauge diatur pada posisi nol.
13 Fiber pelindung pada mesin tekan dipasang, dan sel triaksial
diselubungi dengan busa.
14 Mesin tekan dihidupkan dan diatur laju penekanannya. Pada saat
bersamaan, oli dipompakan ke dalam sel triaksial (tekanan
pemampatan) dengan menggunakan pompa hidrolik. Stopwatch
dihidupkan pada awal pembebanan.
15 Besar tekanan pemampatan disesuaikan dengan gaya tekan aksial
secara bertahap sampai mencapai tekanan pemampatan yang
diinginkan. Besar tekanan pemampatan pada saat pemompaan bertahap
tidak boleh melewati besar tekanan aksial. Pengontrolan tekanan
hidrostatis ini dilakukan secara manual dengan terlebih dahulu
menyiapkan tabel hasil perhitungan peningkatan beban aksial dalam
satuan kN yang setara dengan penambahan tekanan pemampatan dari
pompa hidrolik dalam satuan MPa sebagai acuan pemberian gaya-gaya
selama pengujian.
16 Perpindahan aksial dicatat setiap jarum hitam alat pengukur gaya
menunjukkan kenaikan 2 kN.
17 Mesin tekan dimatikan pada saat contoh pecah yang ditandai dengan
jarum hitam yang bergerak kembali menuju titik nol. Pada saat
bersamaan, stopwatch dimatikan lalu dicatat perpindahan aksial dan
gaya tekan aksial maksimum yang bisa dicapai contoh.
18 Oli hidrolik yang mengisi sel triaksial dikeluarkan melalui katup
tempat pengeluaran oli dengan bantuan kompressor.
19 Sel triaksial dikeluarkan dari mesin tekan dan baut-baut dilonggarkan.
20 Sel triaksial yang sudah tidak terpasang diangkat menggunakan katrol.
21 Contoh batuan yang sudah pecah dikeluarkan dari dalam sel triaksial.
22 Pengujian diulangi untuk nilai tekanan pemampatan berbeda.
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru http://www.mining-unlam.ac.id e-mail : ltp@mining-unlam.ac.id
Kriteria Hoek-Brown
(’1 - ’3)
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru http://www.mining-unlam.ac.id e-mail : ltp@mining-unlam.ac.id
τ = σn tan 40.5o + 9
τ = 0.854 σn + 9
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru http://www.mining-unlam.ac.id e-mail : ltp@mining-unlam.ac.id
1. Setiap kegiatan praktikum, praktikan WAJIB menggunakan peralatan safety yang sudah
ditentukan untuk masing-masing praktikum.
2. Akan diadakan pretest, posttest pada saat pelaksanaan praktikum dengan materi yang akan
dipraktikkan, dan Ujian praktikum
3. Setiap praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian acara praktikum dengan jadwal yang telah
ditentukan
4. Praktikan wajib hadir 5 menit sebelum waktunya. Apabila praktikan terlambat maka
diperbolehkan mengikuti praktikum pada kelompok selanjutnya.
5. Praktikan yang tidak hadir tanpa keterangan dianggap mengundurkan diri (tidak lulus).
7. Praktikan DILARANG memakai sendal, dalam keadaan mabuk, narkoba serta merokok pada
waktu acara praktikum berlangsung.