Anda di halaman 1dari 21

Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

DAFTAR ISI
Halaman

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
BAB II METODE DASAR DARI UJI TAK RUSAK............................................5
A. Uji Visual.................................................................................................5
B. Uji Penetran Cair.....................................................................................6
1. Prinsip Dasar.......................................................................................6
2. Prosedur Umum..................................................................................6
3. Aplikasi Uji Liquid Penetran..............................................................10
C. Uji Partikel Magnetik...............................................................................11
1. Prinsip Dasar......................................................................................11
2. Metode Magnetisasi............................................................................12
3. Prosedur Umum..................................................................................15
4. Aplikasi Uji Partikel Magnetik..............................................................18
D. Uji Eddy Current....................................................................................20
1. Prinsip Dasar.......................................................................................20
2. Prosedur Uji.........................................................................................21
3. Aplikasi Pengujian Arus Eddy.............................................................22
E. Uji Ultrasonik...........................................................................................23
1. Prinsip Dasar.......................................................................................23
2. Aplikasi Uji Ultrasonik..........................................................................26
F. Uji Kebocoran..........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28

Zaenal ABIDIN i
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

BAB I
PENDAHULUAN

Seorang pekerja perusahaan kereta api seringkali terlihat sedang memeriksa


kondisi rel kereta api, roda kereta api atau bagian–bagian lain baik tanpa alat
bantu maupun dengan alat bantu. Ketika seorang ibu ingin memeriksa kondisi
kandungan, dokter biasanya menggunakan alat USG “Ultrasonography” untuk
memeriksa kondisi sang janin. Kedua hal tersebut merupakan contoh dari
penerapan metode uji tak rusak pada bidang yang berbeda, yaitu industri dan
kesehatan.

Uji tak rusak atau yang lebih dikenal dengan istilah NDT “Non-Destructive
Test“ merupakan suatu cara untuk menguji mutu atau kondisi suatu objek,
barang atau produk tanpa merusak objek. Pada industri, pengujian suatu
objek biasanya bertujuan untuk mendeteksi adanya diskontinuitas atau cacat
pada permukaan, sub-permukaan atau bagian dalam objek. Diskontinuitas
dapat menyebabkan penurunan kualitas produk dan kondisi objek yang pada
akhirnya dapat mengancam keselamatan. Pada saat ini banyak sekali
metode uji tak rusak yang telah dan sedang dikembangkan untuk tujuan
tersebut. Uji visual, uji partikel magnetik, uji penetran dan uji eddy current
merupakan beberapa metode uji tak rusak yang biasanya digunakan untuk
mendeteksi kondisi permukaan dan sub-permukaan suatu objek, sedangkan
kondisi di dalam objek dapat dideteksi dengan menggunakan uji radiografi
atau uji ultrasonik.

Uji visual merupakan metode uji tak rusak yang paling sederhana dan mudah.
Metode ini juga merupakan bagian dari metode uji lain. Pada uji radiografi,
metode visual sangat diperlukan ketika ingin menginterpretasi film hasil
radiografi. Uji visual dapat diterapkan untuk semua jenis benda uji dan hanya
digunakan untuk mendeteksi diskontinuitas yang relatip besar di permukaan.
Metode ini meskipun sederhana tetapi sangat penting. Kondisi penglihatan
operator memegang peranan dalam menentukan kondisi benda uji.

Zaenal ABIDIN 1
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

Selain itu uji rusak dapat pula digunakan untuk mengetahui sifat mekanik
material seperti sifat kekerasan “hardness”, butiran struktur material, atau
untuk mengukur tebal material “thickness”. Uji tak rusak secara luas telah
telah digunakan pada industri perhubungan, elektronika, minyak dan gas dan
lain-lain.

Penerapan Uji Tak Rusak


Uji tak rusak merupakan bagian dari mata rantai suatu proses inspeksi.
Inspeksi terhadap suatu produk biasanya dilakukan mulai pada proses
pembuatan bahan baku dan atau produk jadi (fabrikasi/manufacturing) atau
pada produk yang sedang digunakan atau kondisi operasi (in-service )

Contoh produk fabrikasi adalah produk cetakan (casting), produk tempa


(forging) dan produk lasan (welding). Inspeksi dilakukan untuk memastikan
kesesuaian produk dengan standar atau spesifikasi yang ditentukan. Pada
kasus ini uji tak rusak digunakan sebagai alat pengontrol mutu barang atau
sebagai alat “quality control”. Inspeksi pada kondisi operasi dilakukan
mengetahui apakah objek tersebut dapat digunakan dengan aman pada
suatu periode tertentu hingga inspeksi berikutnya, dan dapat digunakan untuk
mengevaluasi sisa umur objek tersebut.

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu menerangkan
prinsip dasar uji tak rusak

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu
1. Menyebutkan definisi Uji Tak Rusak
2. Menerangkan karakteristik teknologi Uji Tak Rusak
3. Membandingkan perbedaan jenis Uji Tak Rusak dalam penggunaannya
4. Menyebutkan Kelebihan dan Kelemahan setiap Teknik Uji Tak Rusak

2 zaenal ABIDIN
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

BAB II
METODE DASAR DARI UJI TAK RUSAK

Pada bab ini akan dijelaskan beberapa metode uji tak rusak yang sering
digunakan di industri, seperti uji visual, uji penetran, uji partikel magnetik, uji
eddy current, uji ultrasonik dan uji kebocoran, kecuali uji radiografi.

A. Uji Penetran Cair

1. Prinsip Dasar

Metode ini digunakan untuk mendeteksi diskontinuitas terbuka dari bahan


baik logam mapun bukan logam yang tidak berpori (non porous). Pada uji
ini, cairan penetran disemprotkan pada permukaan bahan dalam waktu
tertentu untuk menjamin cairan penetran masuk ke bagian permukaan yang
retak secara sempurna . Setelah itu penetran yang tersisa pada permukaan
bahan dihilangkan dari permukaan. Pada proses selanjutnya, permukaan
bahan diberi developer untuk menarik penetran keluar dari celah (prinsip
kapilaritas), sehingga ukuran, bentuk dan lokasi diskontinuitas dapat diketahui

2. Prosedur Umum

a. Pembersihan Awal Benda Uji atau Pre-Cleaning


Permukaan benda uji biasanya terkontaminasi oleh berbagai jenis kotoran
atau kontaminan seperti debu, minyak, oli, debu logam, cat dan sebagainya.
Pembersihan permukaan benda uji harus dilakukan agar tidak menghalangi
masuknya cairan penetran ke dalam celah permukaan pada proses
pemberian cairan penetran. Pembersihan dapat dilakukan baik secara
mekanik mapun menggunakan cairan kimia. Pembersihan secara mekanik
dapat dilakukan dengan menggunakan gelombang ultrasonik, air bertekanan
tinggi, sikat kawat halus atau sand blasting . Pembersihan dengan
menggunakan bahan kimia dapat dilakukan baik menggunakan cairan kimia
baik yang bersifat asam maupun basa, seperti air, larutan emulsi atau solvent.

Zaenal ABIDIN 3
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

Pemilihan metode pembersihan atau bahan pembersih bergantung pada


kontaminan kotoran. Pre-cleaning merupakan salah satu unsur keberhasilan
metode uji ini.

Gambar II.1. Tahap dari proses Uji penetran

b. Aplikasi Penetran
Pemberian cairan penetran pada bahan uji dapat dilakukan dengan
menggunakan kuas (brushing), disemprotkan (spraying) atau mencelupkan
benda uji ke wadah yang berisi penetran (dipping). Waktu yang diperlukan
cairan penetran masuk ke celah atau retak secara sempurna dikenal dengan
istilah penetration time atau penetrant dwell. Besarnya dwell time bergantung
pada jenis dan ukuran diskontinuitas, jenis dan bahan benda uji, jenis
penetran dan sensitivitas yang diinginkan.

Berdasarkan jenis larutan kimia, warna dan cara pembersihannnya, penetran


dapat dilihat dikelompokan menjadi 6 (enam) jenis yaitu :
1. Water-washable Penetrant Fluorescent
2. Post Emulsiafiable Penetrant Fluorescent
3. Solvent Remoaveable Penetrant Fluorescent

4 zaenal ABIDIN
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

4. Water-washable Penetrant Visible


5. Post Emulsiafiable Penetrant Visible
6. Solvent Removeable Penetrant Visible

c. Pembersihan Sisa Penetran


Pembersihan penetran berlebih yang tidak masuk ke bagian yang retak
dilakukan setelah dwell time dipenuhi. Hal ini dilakukan untuk selain
mencegah kesalahan indikasi juga untuk mendapatkan kontras optimum.
Proses menghilangkan sisa penetran pada permukaan benda uji hanya
dilakukan sebatas permukaan saja dan harus dihindari perlakuan yang dapat
mengakibatkan hilangnya penetran ada di dalam celah.

Pembersihan dapat dilakukan dengan air, solven atau cairan emulsi,


bergantung pada jenis penetran yang digunakan. Pembersihan penetran
water washable dapat dilakukan dengan cara dilap dengan kain basah air
atau direndam sambil digetarkan dalam waktu tertentu. Pembersihan
penetran jenis solvent-removeable dilakukan dengan cara dilap dengan kain
yang dibasahi solvent. Pembersihan penetran jenis Post-Emulsiafiable
dilakukan secara bertahap pertama dilap dengan kain basah, dibilas atau
disemprot, kemudian benda uji direndam dalam larutan emulsi atau dioleh
dengan kuas, terakhir dibilas dengan air. Pelaksanaan pembersihan sisa
penetran sebaiknya dilakukan di bawah lampu black-light untuk “fluorescent
penetrant” dan lampu white-light untuk “visible penetrant” dengan intensitas
cukup, untuk menghindari terlalu bersih atau kurang bersih.

Setelah pembersihan penetran maka permukaan objek perlu dikeringkan,


terutama jika menggunakan developer bubuk kering tetapi pengeringan yang
berebihan juga harus dihindari. Pengeringan dapat dilakukan secara alami,
dilap dengankain bersih dan kering atau menggunakan blower.

d. Aplikasi Developer

Zaenal ABIDIN 5
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

Pemberian developer pada permukaan bahan uji dilakukan setelah


permukaan benda uji kering. Developer terdiri dari dua jenis yaitu developer
jenis kering (bubuk atau powder) dan developer basah/ cairan. Pada
umumnya developer berwarna putih dan terlihat kontras terhadap warna
penetran . Pemberian developer dapat dilakukan dengan cara mencelupkan
benda uji ke wadah yang berisi bubuk, menggunakan kuas, atau dengan
meniupkan bubuk developer ke permukaan bahan uji tersebut. Perbedaan
warna yang kontras antara developer dan penetran memungkinkan suatu
diskontinuitas atau cacat permukaan akan terlihat dengan jelas.

Developer cair terdiri dari bahan bubuk yang dilarutkan pada cairan khusus
seperti air atau solven. Developer jenis kering umumnya digunakan dengan
penetran jenis "fluorescent". Developer ini digunakan setelah proses
pembersihan permukaan bahan uji tetapi sebelum dilakukan pengeringan.
Developer basah jenis solven biasanya dipakai pada penetran jenis "visible
dye penetrant".

Setelah digunakan developer terhadap suatu bahan uji maka diperlukan


periode waktu tertentu untuk melihat munculnya indikasi atau dikenal dengan
development time yang lamanya sekitar satu setengah kali waktu tunggu..

e. Inspeksi
Interpretasi terhadap indikasi yang muncul harus dilakukan segera setelah
terlihat adanya indikasi di permukaan benda uji. Hal ini untuk mencegah
supaya jangan sampai bentuk indikasi yang terjadi sampai berubah bentuk
akibat perembesan cairan penetran yang tergantung pada dimensi cacat.
Kemampuan visual operator dan fasilitas lampu mempengaruhi hasil
interpretasi. Lampu ultraviolet (black light) digunakan pada penetran jenis
fluoresent.

6 zaenal ABIDIN
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

f. Pembersihan Akhir Benda Uji atau Post-Cleaning


Setelah dilakukan inspeksi maka lapisan developer yang terdapat pada
permukaan bahan uji dibersihkan dengan air dengan cara disemprotkan atau
dibilas dengan kuas.

3. Aplikasi Uji Liquid Penetran

Uji Penetran cair dapat digunakan untuk menginspeksi semua jenis bahan
baik logam maupun non-logam yang tidak berepori. Pada bahan logam dapat
digunakan untuk memeriksa terjadinya retak pada coran, tempaan atau lasan.

C. Uji Partikel Magnetik

1. Prinsip Dasar

Uji partikel magnetik digunakan untuk pengujian terhadap logam yang mudah
dimagnetkan (ferromagnetik), seperti baja atau besi. Metoda ini dapat
mendeteksi retak terbuka ke permukaan atau diskontinuitas lain di dekat
permukaan suatu bahan (sub surface)

Prinsip pengujian pada metoda ini adalah dengan pemberian medan magnet
pada benda uji baik dengan menggunakan magnet permanen atau magnet
buatan (mengalirkan arus listrik). Medan magnet yang terjadi pada benda uji
adalah berupa garis gaya magnet, seperti terlihat pada gambar II.2

Bilamana pada benda uji terdapat suatu diskontinuitas maka garis


gaya magnet akan terputusnya. Beberapa dari garis gaya magnet ini masih
ada dan masuk kembali ke dalam benda uji. Bila partikel-partikel magnet
disebar di permukaan atau disemprotkan pada permukaan benda uji maka
partikel magnet yang terdapat di permukaan benda uji akan ditarik oleh
kutub-kutub dan membentuk suatu pola indikasi yang dapat dilihat sesuai
dengan ukuran dan bentuk diskontinuitas.

Zaenal ABIDIN 7
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

Gambar II.2. Prinsip Uji Magnetik Partikel

2. Metode Magnetisasi

Arus listrik digunakan untuk menghasilkan atau menginduksi medan magnet


pada bahan magnet. Ada beberapa jenis magnetisasi yang dipakai untuk
uji ini; yaitu magnetisasi dengan menggunakan arus searah (DC), arus yang
disearahkan atau arus bolak-balik (AC). Arus DC mempunyai daya
penembusan medan magnet, sedangkan arus bolak balik digunakan untuk
pendeteksian cacat retak permukaan seperti keretakan karena kelelahan
"fatigue cracks". Beberapa metoda magnetisasi yang banyak digunakan
pada benda uji dengan konfigurasi berbeda diberikan contoh sebagai
berikut ini

a. Magnetisasi Circular

Arus listrik dialirkan melalui konduktor yang lurus seperti kawat, balok dan
medan magnet yang timbul adalah melingkari konduktor tersebut.

Gambar II.3 Magnetisasi Circular

8 zaenal ABIDIN
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

Metode magnetisasi melingkar digunakan untuk pemeriksaan retak searah


dengan sumbu pada bahan yang masif atau berongga. Untuk bahan yang
masif, arus listrik dialirkan melalui benda uji dan medan magnet yang
timbul terjadi pada bagian dalam dan luar benda uji dengan bentuk
melingkari benda. Untuk pengujian yang dilakukan terhadap benda uji
yang bentuknya berongga atau tabung maka dapat men'ggunakan
konduktor sentral yang berfungsi sebagai pembawa arusi. Konduktor sentral
selalu terbuat dari tembaga (copper rod). Konduktor sentral diletakkan
di dalam rongga dari benda uji yang akan diperiksa dan kemudian pada
konduktor sentral dialirkan arus listrik

b. Magnetisasi Longitudinal

Bahan-bahan dapat dimagnetisasi secara memanjang (longitudinal) seperti


pada gambar II.4. Jika arus listrik mengalir melalui beberapa gulungan
kawat (coil), maka terjadi medan magnet di sepanjang kumparan (ke arah
panjang kumparan atau longitudinal dalam kumparan). Bentuk dan arah
medan magnet adalah hasil dari medan magnet yang terjadi di sekeliling
konduktor. Retak yang tegak lurus atau menyinggung medan ini akan
terlihat sebagai indikasi. Magnetisasi Longitudinal dapat juga dilakukan
dengan cara melingkarkan "kumparan-kumparan berbentuk helik" di sekeling
benda uji dan mengalirkan arus listrik pada kumparan tersebut.

Gambar II.4. Magnetisasi Longitudinal

Zaenal ABIDIN 9
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

c. Magnetisasi pada bahan dengan bentuk tidak beraturan


Untuk pengujian terhadap bahan-bahan dengan bentuk yang tidak beraturan
maka dapat menggunakan magnetisasi setempat dengan menggunakan
prods pada bagian yang diuji. Bentuk medan magnet yang terjadi adalah
melingkar dan setiap diskontinyuitas yang terletak di dalam daerah medan
gaya magnet tersebut dapat terdeteksi. Untuk menginspeksi benda uji dengan
bentuk tidak beraturan maka pengujian harus beberapa kali meliputi seluruh
luasan daerah pemeriksaan.

3. Prosedur Umum

Langkah dan urutan pada pengujian dengan partikel magnetic testing


adalah sebagai berikut :

a. Persiapan Pengujian Benda Uji


Kotoran seperti karat dan kerak harus dihilangkan dari benda uji dan untuk
benda uji yang masih mengandung medan magnet harus dilakukan
demagnetisasi untuk menghilangkan magnet yang masih tersisa yang bisa
mengakibatkan salah indikasi.

b. Magnetisasi Pada Benda Uji


Magnetisasi merupakan proses pemberian medan magnet pada benda uji.
Metode magnetisasi tergantung pada bentuk dan konfigurasi benda uji.
Beberapa komponen mungkin mempunyai bentuk geometri yang tidak
sederhana tetapi dapat dipandang sebagai kombinasi dari komponen
'yang bentuknya sederhana. Dalam hal ini maka lebih dari satu teknik
magnetisasi yang diperlukan untuk dapat dipakai pada pengetesan
komponen /benda uji tersebut.

c. Penggunaan Serbuk Magnet


Partikel magnet selain tersedia dengan beberapa warna (merah, hitam)
juga tersedia dengan jenis fluorescent. Partikel magnet yang digunakan ada

10 zaenal ABIDIN
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

dua jenis yaitu dengan bentuk kering dan basah.

Penggunaan partikel magnet jenis basah keuntungannya adalah dapat


digunakan selama terjadinya magnetisasi dan untuk penggunaan partikel
magnet jenis basah ini dapat dilakukan dengan menggunakan kuas

Penggunaan partikel magnet dapat juga dengan cara mencelupkan benda uji
ke dalam larutan partikel. Pengujian yang menggunakan partikel magnet
jenis basah umumnya lebih sensitif dibandingkan dengan menggunakan
partikel magnet jenis kering. Metoda basah lebih sensitif untuk mendeteksi
cacat permukaan yang halus.

d. Pengamatan dan Pencatatan Indikasi


Pengamatan dilakukan terhadap seluruh daerah pengujian yang dilakukan.
Pengamatan untuk daerah permukaan sebelah bawah dapat menggunakan
kaca dan penerangan yang cukup. Beberapa indikasi yang ditemukan pada
pengujian dapat ditandai dengan menggunakan pensil. Seringkali diinginkan
pencatatan tidak hanya bentuk dan diskontinuitas tetapi juga lokasi dan
diskontinuitas terdapat pada bahan terebut. Untuk pencatatan yang
permanen terhadap diskontinuitas yang ada dapat dipindahkan ke kertas
putih dengan memakai "adhesive tape".

e. Demagnetisasi
Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menyisipkan benda uji ke dalam
medan arus bolak-balik dan kumparan dan menarik dan medan secara
bertahap. Benda uji yang besar dimagnetisasi dengan cara memberi medan
arus bolak balik yang secara berangsur dikurangi intensitasnya dengan cara
mengatur arus. Bila benda uji adalah baja atau besi yang bermassa besar,
maka arus bolak balik tidak mampu melakukan demagnetisasi menembus
seluruh benda uji. Dalam hal ini digunakan arus .searah. Demagnetisasi
dapat juga dilakukan dengan cara memukul-mukul atau memutar test

Zaenal ABIDIN 11
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

benda uji.

4. Aplikasi Uji Partikel Magnetik

Uji partikel magnetik adalah suatu metoda untuk menemukan cacat-cacat


yang terdapat di permukaan dan dekat permukaan dari suatu bahan seperti
besi atau baja yang mempunyai sifat dapat dimagnetisasi. Yang penting jejak
flux melintasi cacat dan idealnya membentuk sudut tegak lurus dengan
penampang cacat. Uji partikel magnet banyak digunakan untuk memeriksa
komponen fabrikasi atau lasan besi dan baja. Pada pemeriksaan lasan, uji
ini untuk mendeteksi diskontinyuitas seperti porosity, slag inclusions, cracks,
incomplete penetration dan incomplete fusion.

Untuk menjamin kesempurnaan dan tes yang dilakukan, maka faktor-


faktor yang diperlukan untuk dipertimbangkan adalah bentuk dan komponen,
ukuran dan komponen, sifat permeabilitas, kemagnetan, keadaan
permukaan komponen, cacat yang mungkin dan arah dan cacat yang ada
pada suatu komponen, arah dan "strength" dan fluks yang cocok dan
pengujian yanc cocok dilakukan sesuai dengan tahap proses manufaktur.

D. Uji Eddy Current

1. Prinsip Dasar

Prinsip metoda ini adalah menggunakan kumparan arus bolak balik dengan
frekuensi tertentu di dekat benda uji. Arus listrik ini akan membangkitkan
medan magnet yang dikenal sebagai medan perangsang dan membangkitkan
arus induksi pada benda uji yang dikenal dengan nama "Eddy Current" sesuai
dengan hukum Faraday. Eddy Current ini akan membangkitkan medan
magnet induksi yang berlawanan dengan medan perangsang yang
mengakibatkan perubahan nilai impedansi kumparan. Metoda Eddy Current
disebut juga metoda induksi elektromagnetik. Sistem pengujian Eddy Current
terdiri dari generator AC, kumparan uji dan suatu indikator. Generator

12 zaenal ABIDIN
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

menghasilkan arus listrik bolak-balik (AC) yang akan mengalir melalui


kumparan primer. Arus ini membangkitkan medan magnetik bolak balik
sekeliling kumparan.

Dengan mendekatkan benda uji ke medan maka flux bolak balik


menginduksikan ke dalam benda uji Eddy Current yang membangkitkan flux
magnet bolak balik dengan arah yang berlawanan. Akibatnya arus dalam
kumparan sekunder turun. Untuk kondisi tertentu penurunan arus akan sama
untuk semua benda uji yang identik yang diletakkan pada posisi relatif
sama terhadap kumparan. Setiap terlihat ada perubahan nilai penurunan arus
menunjukkan adanya cacat perubahan dimensi atau variasi daya hantar
listrik atau permeabilitas magnet dalam benda uji, mungkin perubahan dalam
struktur fisika seperti gambar II.5.

Gambar II-5 Prinsip Dasar uji Eddy Current

2. Prosedur Uji

Komponen utama peralatan Eddy Current adalah coil/kumparan yang berada


di dalam probe. Terdapat tiga jenis probe utama, yaitu Surface Coil
(eksterna), Encircling Coil dan Internal Coil.

Susunan kumparan utama yang terdapat dalam probe, secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga kategori tergantung pada metode pengukuran
metode absolut, metode perbandingan dan metode perbandingan auto.

Zaenal ABIDIN 13
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

Pada pengukuran absolut kumparan primer dan sekunder diatur sedemikian


hingga bila tak ada benda uji tegangan kerja menjadi sama tetapi
berlawanan. Bila benda uji disisipkan ke dalam medan maka akan
mengakibatkan perubahan tegangan akibat perubahan impedansi..

Pada metoda perbandingan dilaksanakan menggunakan standar benda uji


yang bebas cacat diletakkan pada salah satu kumparan dan benda yang akan
diuji pada kumparan yang lain. Metode ini menggunakan dua kumparan yang
identik. Jadi pada metode ini diperbandingkan karakteristik antara benda uji
standar dengan benda yang akan diperiksa dan indikasi yang timbul dan
perbedaannya dicatat. Dalam metode perbandingan auto dua bagian yang
berbeda dan benda uji yang sama dibandingkan yanq satu dengan lainnya.

3. Aplikasi Pengujian Arus Eddy

Penggunaan utama uji Eddy Current yaitu mendeteksi dan mengukur


berbagai diskontinuitas seperti crack, porosity, blow hole, inklusi, everlap,
sringkage pada bermacam jenis benda uji berbentuk silinder masif, silinder
berlubang atau dalam bentu kompleks lainnya. Pada industri, metode Eddy
Current sering digunakan untuk memeriksa kondisi pipa (tubing) yang terbuat
dari tembaga pada sistem penukar panas (heat exchanger) pembangkit listrik
atau memeriksa kondisi paku keling (rivet) pada pesawat terbang Korosi
dan retak yang disebabkan olfeh tekanan korosi juga dapat dideteksi.
Perubahan konduktivitas, permeabilitas listrik dapat diukur, dimana hal ini
dapat menyebabkan perubahan sifat-sifat bahan seperti kekerasan,
homogenitas, tinkat perlakuan panas, adanya stress internal, dekarbonisas,
difusi, komposisi paduan, adanya ketidak murnian dan lain-lain.

Uji Eddy Current dapat dilakukan pada benda uji yang dapat menghantar
listrik (konduktor), baik pada bahan feromagnetik maupun nonferomagnetik.
Metoda ini mempunyai keuntungan dimana kontak probe dengan benda uji
tidak perlu diperhatikan sehingga tidak memerlukan couplant.

14 zaenal ABIDIN
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

Kumparan dapat dibuat sampai diameter yang sangat kecil sehingga


mampu mendeteksi cacat yang sangat kecil. Kawat, pipa-pipa, besi
batangan yang panjang dapat diuji dengan memasukkannya ke dalam
kumparan uji dengan kecepatan yang konstan. Keterbatasan dan teknik ini
adalah karena adanya Skin Effect dan penetrasi kedalaman Eddy Current
sangat terbatas, maka dan itu sangat terbatas untuk memeriksa cacat
permukaan dan cacat yang dekat permukaan. Untuk pengujian manual
dengan teknik ini sangat diperlukan operator yang terlatih baik,
berkualifikasi dan berpengalaman.

E. Uji Ultrasonik

1. Prinsip Dasar

Gelombang suara bergerak secara mekanik melalui getaran atau vibrasi dari
atom-atom atau molekul-molekul medium yang dilalui. Jika arah rambat
gelombang sejajar dengan arah getaran maka disebut gelombang longitudinal
(longitudinal wave), sedangkan bila arah getaran tegak lurus arah rambat
disebut gelombang transversal (transversal wave). Kedua jenis gelombang
tersebut dapat merambat kedalam bahan. Secara khusus, gelombang
transversal yang hanya merambat di permukaan bahan dikenal dengan
gelombang permukaan (shear wave atau Raleigh wave). Kecepatan
gelombang bergantung pada sifat-sifat mekanik mediumnya, secara umum
kecepatan gelombang antara 300 - 6000 m/detik. Kecepatan gelombang
longitudinal tidak sama dengan kecepatan gelombang transversal meskipun
merambat pada medium yang sama. Gelombang akan mengalami redaman
atau hamburan jika menemukan adanya diskontinuitas pada saat
perambatan.

Gelombang suara yang masih dapat didengar oleh telinga manusia (audible)
merupakan gelombang mekanik yang mempunyai frekuensi di bawah 20.000

Zaenal ABIDIN 15
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

Hz atau 20 KHz, sedangkan gelombang mekanik yang mempunyai frekuensi


lebih besar dari 20 KHz dikenal dengan gelombang ultrasonik. Uji tak rusak
dengan metode pengujian ultrasonik merupakan uji tak rusak yang
menggunakan gelombang ultrasonik untuk mengetahui kualitas suatu
material. Gelombang ultrasonik yang digunakan biasanya mempunyai
frekuensi antara 100 KHz - 20 MHz, yang dihasilkan oleh suatu "transducer"
atau probe.

a. Probe
Probe dapat juga berfungsi sebagai penerima gelombang ultrasonik yang
dipantulkan. Probe yang digunakan untuk mengirimkan gelombang
longitudinal dikenal dengan istilah probe normal, sedangkan probe yang
digunakan untuk mengirimkan gelombang transversal dikenal dengan probe
sudut, seperti terlihat pada gambar II-6.

Gambar II-6. Probe Normal dan Probe Sudut

Transducer terbuat dari kristal alam atau buatan tertentu yang


menunjukkan efek piezoelektrik yaitu bahan yang menghasilkan muatan
listrik bila mengalami stress mekanik dan sebaliknya. Kristal memproduksi

16 zaenal ABIDIN
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

pulsa ultrasonik bila dirangsang dengan pulsa listrik yang frekuensinya


sesuai. Ultrasonik yang terjadi merupakan getaran mekanik. Kristal yang
paling banyak digunakan untuk pembuatan transducer adalah Quartz,
Lithium, Sulphate, Barium Titanate Dan Lead Meta Niobate

b. Couplant
Gelombang ultrasonik yang dikirim oleh probe dapat ditransmisikan ke dalam
benda uji jika permukaan benda uji diberikan suatu cairan atau fluida yang
disebut Couplant, seperti oli, minyak, gliserin atau air.

c. Balok Kalibrasi
Proses kalibrasi harus dilakukan setiap kali akan menggunakan alat uji
ultrasonik, baik dengan probe normal maupun probe sudut. Kalibrasi
dilakukan dengan menggunakan balok kalibrasi standar yang terdiri dari balok
kalibrasi jenis V1, balok kalibrasi jenis V2 dan balok kalibrasi jenis undakan
(step wedge). Kalibrasi bertujuan untuk menyesuaikan skala pada layar CRT
dengan jangkauan gelombang ultrasonik pada benda uji sehingga indikasi
diskontinuitas pada benda uji dapat terlihat dengan jelas pada layar CRT.

Gambar II-7. Pulsa pada CRT

Zaenal ABIDIN 17
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

Prinsip dasar pengujian ultrasonik adalah mentransmisikan gelombang


ultrasonik ke benda uji, yang kemudian gelombang merambat kedalam
bahan. Pada proses perambatan, gelombang tersebut akan mengalami
proses pemantulan oleh diskontinuitas seperti porosity atau slag inclusion,
atau oleh dinding benda uji. Selanjutnya, gelombang yang dipantulkan
tersebut diterima oleh probe dan akan terlihat pada layar CRT atau
oscilloscope dalam bentuk pulsa atau echo.

Pemeriksaan karakteristik benda uji dengan ultrasonik biasanya


menggunakan teknik transmisi, teknik gema (echo) atau teknik resonansi.
Teknik transmisi memerlukan 2 buah probe yang masing-masing berfungsi
sebagai pengirim (transmitter) dan penerima (receiver). Kedua probe
diletakkan pada kedua permukaan benda uji yang berlawanan. Teknik ini
dapat digunakan untuk memeriksa benda uji yang dapat dicapai dari dua sisi
yang berlawanan, dan umumnya benda uji yang tebal. Teknik gema hanya
menggunakan sebuah probe yang berfungsi sebagai pengirim sekaligus
penerima. Teknik ini dapat diterapkan jika benda uji yang diperiksa hanya
dapat dicapai dari satu sisi. Teknik resonansi menerapkan fenomena fisika
yang disebut resonansi dimana gelombang yang dipantulkan bertemu dengan
gelombang yang dikirim dengan phase yang sama sehingga terbentuk apa
yang dinamakan gelombang berdiri (standing wave). Teknik ini biasanya
digunakan secara khusus untuk menenetukan tebal benda uji.

2. Aplikasi Uji Ultrasonik

Uji ultrasonik dapat digunakan untuk menguji karakteristik atau kualitas


bahan, seperti mendeteksi diskontinuitas, pengukuran tebal bahan
(thickness), penentuan struktur bahan, dan lain-lain. Uji ultrasonik mempunyai
beberapa keunggulan dibanding uji tak rusak yang lain diantaranya dapat
digunakan untuk menguji semua material baik logam maupun non logam
pada berbagai ketebalan, indikasi yang diinginkan dapat langsung terlihat
(instantaneous). Tetapi uji ini dapat diterapkan pada permukaan benda uji

18 zaenal ABIDIN
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

yang datar.

F. Uji Kebocoran

Prinsip dasar metode uji kebocoran (leak test) adalah mendeteksi udara atau
cairan yang keluar melalui lubang halus atau retak, akibat perbedaan tekanan
udara pada dinding benda uji.

Pengujian kebocoran pada sambungan las suatu konstruksi bejana tekan


dapat dilakukan dengan memberi tekanan udara atau air ke dalam bejana,
kemudian bagian dinding luar dilumuri busa sabun. Pengamatan dilakukan
pada manometer yang terpasang untuk mengetahui tingkat penurunan
tekanan. Bila ditemukan adanya gelembung-gelembung busa yang semakin
besar atau terjadinya penurunan tekanan dalam manomater yang
menandakan adanya kebocoran.

Sedangkan untuk memeriksa tangki penimbun yang tidak bertekanan dapat


dilakukan dengan mengisi tangki dengan air yang sudah dicampur dengan zat
fluoresen. Kemudian bagian luar dinding tangki diamati dengan sinar
ultraviolet, jika ada zat fluroesen yang tampak di bawah sinar ultraviolet
menandakan adanya kebocoran. Pengujian yang lebih akurat menggunakan
gas halida organi dan gas helium sebagai tracer dimana kebocoran dapat
dideteksi dengan detektor gas helium. Metode uji kebocoran dapat dilakukan
dengan dengan mudah dan cepat untuk suatu tabung dengan volume yang
besar, tetapi membutuhkan air atau udara dengan volume yang besar.

Zaenal ABIDIN 19
Pengetahuan Umum Uji Tak Rusak

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, Training Course Series No. 3, Industrial Radiography, Manual for


Syllabi Contained in IAEA-TEC DOC – 628 “ Training Guidelines in Non-
Destructive Testing Techniques”, IAEA, Vienna, 1992.

2. Cartz Louis, Nondestructive Testing, ASM International, USA, 1995

20 zaenal ABIDIN

Anda mungkin juga menyukai