PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum :
a. Sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan Radiologi diagnostik imaging
b. Untuk menerapkan mutu pelayanan Unit Radiologi Diagnostik Imaging
c. Untuk menerapkan konsep pelayaan Unit Radioologi Diagnostik Imaging
d. Untuk memperluas fungsi dan peran staff Unit Radiologi Diagnostik Imaging
e. Untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak professional
2. Tujuan Khusus :
a. Melangsungkan pelayanan Radiologi Diagnostik imaging optik baik dalam
keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat sesuai dengan keadaan
pasien maupun fasilitas yang tersedia
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan Radiologi Diagnostik Imaging yang
professional berdasarkan prosedur keamanan dan prinsip proteksi radiasi
c. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan Radioologi Diagnostik imanging dengan
unit lain yang menggunnakan modfalitas imagiing di Rumah Sakit berdasrkan
aspek teknis, meliputi : penyelenggaraan pemeriksaan radiodiagnostik
konvensional, USG, denah ruangan dan standar fasiilitas.
d. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan Radiologi Diagnostik Imanging yang
terintegrasi berdasarkan aspek manajerial, meliputi : analisa dan distribusi
tenaga kerja, prosedur pendaftaran, prosedur pembayaran, control mutu,
prosedur poteksi radiasi dan prosedur keselamatan kerja serta nosomial.
e. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan Radoilogi Diagnostik Imanging yang
terintegrasii brdasarkan aspek hukum, meliputi : landasan dasar hukum
penyelenggaraan pelayanan readiologi diagnostic
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
STANDAR KETENAGAAN
Unit radiologi merupakan salah satu unit penunjang medic yang bertujuan “
menjadikanUnit radiologi yang berkualitas (mampu melakukan tindakan radiologi secara
optimal dengan mengoptimalkan peralatan dan sumber daya manusia yang dimiliki),
mandiri ( semua tindakan radiologi dapat dilakukan dengan peralatan dan oleh sumber
daya manusia sendiri), efektif dan efisien dengan pengelolaan yang professional “.
Pelayanan radiologi di pimpin oleh manager penunjang medis dan di laksanakan oleh
petugas yang memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta
memperoleh/ memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang yang sudah
menjadi tugas atau tanggung jawabnya secara fungsional , pekerja Unit radiologi di bagi
dalam kelompok profesi .
Masing- masing tugas dan tanggung jawab :
B. Distribusi ketenagaan
Petugas Proteksi
3 Radiasi D3 Radiologi Pelatihan PPR 1
Penanggung * Pendidikan
1 Jawab memenuhi syarat 1 1
* Belum pelatihan
manajemen
* Pendidikan dan
Koordinator pengalamanmemenu
2 Radiologi hi syarat. 1 1
* Belum pelatihan
manajemen
C. Pengaturan Dines
Pengaturan dinas di radiologi terdiri atas pekerja shift untuk radiogrfer
Profesi Jenis Dinas Jumlah Pengaturan Dinas
Spesialis radiologi Harian 1 orang Dilakukan penjadwalan
praktek
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
1. Peralatan
NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH
1. USG Multipurpose transducer linier dan 1 unit
curve/ sektoral 2,5 – 10mHz
Monitor dan printer USG
.2. Mobile x-ray Punya 2 tuas tangkai tube agar 1 unit
pergerakan dapat leluasa
Kekuatan 30- 100 KV, minimal 100
Ma kelengkapan proteksi radiasi :
minimal 2 apron
Beroda, dengan atau tanpa bttery
4. Peralatan protektif Lead apron, tebal 0.25 – 0,5 mm 1 unit
radiasi Pb,Neck Pb, 0.25 – 0.5 mm Pb 1 unit
Kaca mata Pb, 1 mm Pb
Tabir mobile minimal 200 cm
(t)x100
cm (l) setara 2 mm Pb, ukuran kaca
sesuai kebutuhan, tebal 2 mm Pb
Tolok ukur:
System penyediaan listrik menggunakan saluran kabel langsung jenis NYY atau NYFGBY
(kabel tanah empat inti) dari panel induk utama rumah sakit ke panel gedung radiologi (panel
radiologi)
Catu daya listrik yang tersedia
1. Catu daya dari PLN sebagai suplai utama
2. Catu dari generator sebagai suplai cadangan apabila terjadi ganguang PLN dengan
selang waktu kurang lebih 1 menit
2. Pengamanan peralatan
Untuk mengamankan peralatan radiologi dari arus bocor, system pembumian
menggunakan kabel BC dengan diameter minimal 16m2 dan pada ujung kabel di pasang
elektroda
Kabel BC dan Elektroda dimasukkan ke dalam pipa galvanis yang terlebih dahulu disolder
dan kemudian dicor untuk mencegah korosi.Pastikan nilai tahanan sesuai dengan
ketentuan, dengan mengukur besaran nilai pembumian yang diijinkan.Resistensi antara alat
dan titik pembumian maksimum 0,12OHM, Sedangkan grounding untuk area panel ruang
radiologi 0.4OHM.Untuk mejamin nilai resistensi pembumian sesuai table/ketentuan, agar
pihak rumah sakit melaksanankan pengukuran nilai pembumian secara berkala setiap
setahun sekali.Untuk mencapai nilai resistensi tersebut, dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa elektroda apabila l(satu) buah elektroda tidak mencapai nilai yang
diinginkan
F. Sistem Penerangan
Pencahayaan ruangan untuk pelayanan radiodiagnosis dinyatakan dalam lux
Kreteria pencahayaan untuk masing-masing ruangan sebagai berikut:
TATALAKSANAPELAYANAN
1. Rumah Sakit menerapakan pelayanan Radiologi dan Diagnostik Imaging yang adequate
teratur dan nyaman untuk memenuhi kebutuhan pasien
2. Pelayanan Radiologi Rumah Sakit beroperasi non-stop selama 24 jam/hari dalam 7
minggu, termasuk pelayanan gawat darurat
3. Untuk pelayanan Diagnostik Imaging di luar Unit Radiologi, seperti pelayanan USG di
HCU dan poli kebidanan, pelayan diatur oleh unit yang bersangkutan ,sesuai kebijakan
masing-masing unit kerja
4. Pada hari dan jam kerja radiologi melayani semua pasien baik dari rawat inap, rawat
jalan/poliklinik,HCU,maupunrujukan dari luar
5. Setiap permintaan pemeriksaan Radiologi harus dengan rujukan dari dokter klinikus
termasuk dari HCU dengan meneantumkan nama pasien, no RM,Umur,nama Dokter
pengirim dan keluhan/ tanda-tanda klinis diagnose yang ditemukan serta pemeriksaan
radiologi yang diminta
6. Permintaan radiologi memakai suat pengantar radiologi dari dokter yang meminta
ronsen dan diagnose.
7. Untuk pemeriksaan radiologi yang memerlukan persiapan, sebaiknya dijadwalakn/pasien
membuat perjanjian
8. Khusus pemeriksaan radiologi yang memerlukan penyuntikan kontras media IV(intra Vena)
Pasien/keluarga pasien terlebih dahulu menandatangani inform consent/persetujuan
pemeriksaan yang diberikan oleh petugas dimana telah dijelaskan prosedur
pemeriksaannya
9. Pasien rawat jalan /poliklinik ataupun rujukan wajib menyelesaikan terlebih dahulu
pembayaran di kasir sebelum dilakukan pemeriksaan. Hal tersebut dibuktikan dengan
menyerahkan kuwintasi atau note oleh kasir kepada petugas radiologi
10. Bagi pasien rawat inap, pembebanan biaya pemeriksaan dilakukan langsung oleh petugas
radiologi melalui penulisan di pemakain rumah sakit.
11. Bagi pasien rawat inap, karena alasan tertentu maka dilakukan pemeriksaan radiologi di
tempat untuk pemeriksaan-pemeriksaan tertentu (foto thorax; USG;dll)
12. Kaidah-kaidah proteksi radiasi diterapkan pada setiap pemeriksaan radiologi
13. Pelayanan bagi pasien rawat jalan diberikan berdasarkan nomor unit kedatangan atau
pendaftaran, namaun dalam keadaan atau situasi tertentu yang dianggap mendesak
petugas radiologi boleh mendahuiikan pelayanan bagi pasien bayi,balita atau orang sakit
dengan sebelumnya memberi penjelasan kepada pasien lain yang sedang menunggu
giliran
14. Unit radiologi RSIA Bunda Sejati menjalankan kegiatan pemeriksaan secara manual.
15. Untuk pemeriksaan karena alasan dan pertimbangan tertentu belum atau tidak dapat
dilakuakn di radiologi, maka akan dirujuk ke radiologi atau Rumah Sakit atau Institusi lain
yang berkompeten melakuakn pemeriksaan tersebut
C. Persiapan pemeriksaan
Persiapan pemeriksaan diperlukan pada pasien yang akan dilakukan pemeriksaan
radiologi seperti:BNO polos dengan persiapan dan USG Abdomen,
D. Penyerahan Hasil
Penyerahan hasil foto adalah semua hasil film x-ray dan hasil expertise dari pasien yang
telah diperiksa dimasukan kedalam satu amplop yang sesuaidengan jenis
pemeriksaanya
1. Untuk pasien yang berasal dari poliklinik atau rujukan luar hasil pemeriksaan
radiologi akan di ambil oleh pasien/keluarga pasien diloket radiologi.petugas
melakukan pengecekan ulang (nama ,tanggal lahir/umur,No RM.,No X-ray ,tanggal
pemeriksaan,dokter pengirim jenis pemeriksaan) sebelum hasil diberikan kepada
pasien. Petugas mencatat pada system, nama dan nomor telepon yang mengambil
hasil
2. Untuk pasien yang berasal dari unit emergency, rawat inap, HCU, hasil
pemeriksaan radiologi diberikan melalui petugas unit yang bersangkutan,
radiographer mencatat nama petugas pada buku register.
menit
Kecuaii pada pemeriksaan USG Reguler dan CT dengan persiapan di perlukan
persiapan pasien puasa 6 jam
F. Penyimpanan Dokumen
Unit radiologi menyimpan dokumen-dokumen :
1. Surat permintaan
2. Hasil bacaan dan hasil pemeriksaan
3. Catatan dosis
4. Kartu kesehatan pekerja
Semua dokumen disimpan selama 5 tahun sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
LOGISTIK
A. Pengaturan
1. Unit radiologi menetapkan jumlah kebutuhan filmX Ray dan perbekalan penting untuk
menunjang proses pemeriksaan radiologi
2. Unit radiologi menjamin ketersediaan X Ray film dan pembekalan lainnya.
3. Persediaan X-Ray film ,kontras media dan kebutuhan lainnya diminta berdasarkan
jumlah persediaan yang telah mencapai batas minimal
4. Pastikan pengukur suhu tempat penyimpanan terjaga dengan baik, melalui
pengecekan.
5. Pastikan kartu stock tidak habis
6. Pastikan X-Ray film ,kontras media dan kebutuhan lainnya yang diterima dari bagian
gudang umum dan farmasi sesuai dengan surat pemesanan dan pengeluaran barang
(SPPB)
7. Penyimpanan harus sesuai FIFO (First In Frist Out) atau FEFO ( First Expired First
Out)
8. Setiap hari suhu dan kelembaban penyimpanan film X-ray dan kontras media di catat
9. Pemberian lebel untuk semua perbekalan dilakukan secara lengkap dan akurat.
B. Pemesanan
1. Tulis permintaan X-ray film, kebutuhan lainnya sesuai dengan stock minimal dan
maximal barang
2. Permintaan X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya harus dibuat staf
radiologi yang telah disetujui oleh kordinator radiologi
3. Permintaan yang telah disetujui diserahkan ke bagian farmasi yaitu kontras media.
Jika barangnya berupa film X-Ray , ATK ( alat tulis kantor ) surat permintaan
pengadaan barang ditujukkan ke bagian Gudang Umum
4. Jika X-ray film dan kebutuhan lainnya belum pernah diminta, maka harus diperoses
dahulu formulir permintaan barang atau alkes yang baru, yang dibuat oleh unit dan
disetujui.
5. Permitantaan obat, lat keshatan dan ATK bisa melalui SIM rs.Dan stok barang di
ruangan bisa di akses juga di sim rs yang sudat terintegrasi kebagian gudang umum
dan gudang apotik.
C. Penyimpanaan
1. X-ray film, dan kebutuhan lainnya yang diterima dari bagian farmasi atau gudang umum
harus diperiksa fisik, jumlah dan kemasannya sebelum ditandatangani bukti serah terima
barang.
2. Setelah dihitung X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya disimpanan dalam
lemari.
3. Penyimpanan X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainya dicatat di kartu stok
4. Penyimpanan harus sesuai FIFO (Frist In Frist Out) atau FEFO ( Frist Expired Frist Out)
5. Setiap hari suhu dan kelembabn penyimpanan film X-ray dan kontras Media di catat
6. Suhu untuk menyimpan film x-ray dan kontras media diatur dan dikontrol setiap hari sesuai
dengan prosedur
7. Setiap kali pengambilan x-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya harus dicatat di
kartu stok atau di sim rs sesuai pemakaian.
F. Evaluasi Logistik
Evaluasi dilakukan setiap bulan terhadap ketersediaan barang dan oabat sesuai
jumlah barang dan obat yang dipakai harus disesuaikan denga jumlah paisen yang
menggunakan barang dan obat tersebut.fisik dari barang dan oabt harus diperiksa apakah
ada yang rusak baik lebel merk dan isinya tanggal kadarluarsa di data dan diperiksa apakah
barang ada barang dan obat yang mendekatai tanggal kadrluarsa Jika barang atau obat
tersebut mendekati kadarluarsa minimal 6 bulan harus segera diserahkan ke unit Farmasi
untuk dikembalikan dan dibuat berita acara.
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien di Rumah Sakit adalah system pelayanan dalam suatu Rumah
Sakit yang memberikan asuhan pasien agar pasien menjadi lebih aman. Termasuk di
dalamnya: mengukur risiko, identifikasi dan pengolahan hal yang berhubungan dengan
risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden. kemampuan untuk belajar dan
menindaklanjuti insiden serta implementasi /menerapkan solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
B. Tujuan
C. Identifikasi Risiko
Risiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses kegiatan
saat sekarang atau kejadian di masa dating.
1. Risiko Keselamatan Pasien (Patient Safety)
a. Pasien Jatuh
b. Salah pemberian obat (dosis, rute,obat, pasien )
c. Resiko pemberian obat / kontras media ( alergi)
d. Terpapar Radiasi
e. Tindakan yang salah / dilakukan pada pasien yang salah
f. Penanganan terlamabat
D. ManajemenRisiko
Tata lakasana keselamatan pasien adalah proses teknis mengenai tata cara dan
upaya-upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan pelayanan yang dapat roengakibatkan
dampak negative dan merugikan bagi pasien , baik fisik maupun psikis yang di akibatkan
oleh ketidaksiapan teknis di lingkungan kerja unut atau akibat kecerobohan petugas,
sehingga diharpkan tidak terjadinya kecelakaan yang merugikan pasien selama
mendapatkan pelayanan di unit Radiologi Diagnostik Imaging terintegrasi.
F. Infection Control
Infeksi nosocomial adalah infeksi yang diperoleh ketika seseorang dirawat di rumah sakit,
infeksi nosocomial dapat terjadi setiap saat dan di setiap tempat di rumah sakit .untuk
mencegah dan mengurangi kejadian infeksi nosocomial serta menekan angka infeksi ke
tingkat serendah-rendahnya perlu adanya upaya pengendalian infeksi
nosocomial.pengendalian infeksi nosocomial bukan hanya tangung jawab pimpinan rumah
sakit atau dokter/ perawat saja tetapi tanggung jawab bersama dan melibatkan semua
unsur/profesi yang ada di rumah sakit.
Unit radiologi menerapkan kebijakan dan prosedur pencegahan dan
penegendalian infeksi sesuai dengan kebijakan rumah sakit. Dengan selalu
berkoordinasi dengan komite pencegahan dan penegndalian infeksi Rumah sakit
Meminta bantuan staff lainnya untuk memindah pasien dengan kondisi tidak
kooperatif dari tempat tidur ke meja pemeriksaan atau sebaliknya,terutama pasien
dengan kondisi fracture, post op, atau trauma kecelakaan lalu lintas. Lakukan
prosedur yang minimal pergerakan pasien dan minimal perpindahan pasien namun
tetap memperhatikan hasil diagnosa yang optimal.
A. Pengertian
Pedoman kesehatan dan keselamatan keija unit Radiologi Diagnostik Imaging
adalah upaya-upaya untuk mencegah teijadinya dampak negative dan merugikan
bagi kesehatan pekerja, baik fisik atau psikis akibat dari lingkungan kerja.pedoman
kesehatan dan keselamatan kerja antara lain ; K3 (kesehatan, keselamatan kerja )
Cairan limbah kimia dan K3 penanggulangan Kebakaran.
B. Tujuan
Bertujuan untuk mencegah jangan sampai terjadi dampak negative dan merugikan
bagi kesehatan pekerja di Unit, baik fisik atau psikis akibat dari lingkungan kerja.
C. Tata laksana
Tata laksana keselamatan kerja adalah proses teknis mengenai tata cara dan
upaya-upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan
dampak negative dan merugikan bagi kesehatan pekerja, baik fisik atau psikis.sehingga
diharapkan tidak terjadinya kecelakaan kerja yang merugikan petugas selama
memberikan pelayanan di Unit Radiologi.
Resiko kelamatan staff : karyawan jatuh,tertusuk jarum suntik atau benda tajam
lain,tepapar bahan kimia atau cairan tubuh pasien, tepapar radiasi, terpapar infeksi, low
back pain karena proses mengangkat yang tidak tepat dan akibat pemakaian apron.
1. Prosedur Keselamatan Kerja Unit Radiologi Diagnostik Imaging
2. Mencuci tangan
a. Tujuannya untuk mencegah penyebaran mikri-organisme yang dapat menyebabkan
penyaki
pada seseorang.
b. Tata cara Teknik cara mencuci tangan yang efektif dengan menggunakan sabun teknik
mencuci tangan sesuai dengan standar mencuci tangan
c. Memakai sarung tangan : mencuci tanagn lalu mengambil sarung tangan (handschoen)
sehinggalipatanjari terlepas. Memakaikan secara tepat jari-jari tangan.bila pemakaina
5. Kebersihan Ruangan
a. Tujuannya untuk menjaga agar ruangan selalu dalam keadaan bersih dan terjaga
sanitasinyasehingga memberi kenyamanan dan keamanan bagi pasien yang lainnya
b. Tata cara
Kebersihan ruangan adalah tanggung jawab masing-masing radiographer yang
dinasdiruangan tersebut
Ruangan yang kotor akibat adanya pemeriksaan pasien yang tingkat
kekotorannyamasih dapat diatasi oleh radiographer, terutama berkaitan
dengan tempat/ mejapemeriksaan dan juga penunjang lainnya dapat di kerjakan
sendiri.
Untuk tingkat kekotoran yang jauh di luar jangkauan kemampuan dan bukan
wewenangradiographer harus segera menghubungi petugas cleaning service
untuk segeradibersihkan.
8. Keselamatan Radiasi
a. Setiap sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayananradiodiagnostik
memenuhi keselamatanradiasi sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Kepala
BAPETENtentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar-
XRadiodiagnostik dan Radiologi Intervensional.
PROTEKSIRADIASI
A. Pengertian
Pedoman proteksi radiasi Unit Radiologi adalah suatu prosedur dan upaya-upaya
untuk mencegah terjadinya effek stokastik dan non stokastik akibat paparan radiasi
berlebih yang meragikan bagi kesehatan pekerja, pasien dan lingkungan
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
Lingkup program proteksi adalah mengatur tentang persyaratan kerja dengan sumber
radiasi, ketentuan keselamatan Unit sinar X diagnostic, system pembatasan dosis ,
kalibrasi, kesiapsiagaan dan penangulangan kecelakaan radiasi.
1. Struktur Organisasi
Pengusaha Unit
Pekerja Radiasi
2. Tanggung Jawab
Pengusahan Unit adalah pimpinan Unit atau orang lain yang ditunjuk untuk
mewakilinya. Dengan demikian segala tanggung jawab atas segala sesuatu yang
berhubungan dengan pemanfaatan tenaga nuklir tersebut adalah berada
ditangannya.
3. Pelatihan
PPR wajib memiliki Surat Izin Bekerja ( SIB ) yang dikeluarkan setelah
menempuh suatu ujian yang dilaksanakan oleh Instansi yang berwenang. Oleh karena itu
semua calon PPR harus mengikuti dan lulus kursus yang diadakan oleh lembaga
kursusyang telah diakreditasi oleh BAPETEN setalah itu baru bisa mengikuti ujian
PPR.
Selain PPR, para pekerja radiasi yang dipekerjakan dalam suatu Unit harus
dibekali dengan pedidikan dan pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap radiasi.
1. Deskripsi Fasilitas
Tempat, bangunan atau kompleks dengan kegiatan dalam bidang tenaga nuklir.
Adalah merupakan alat atau bahan yang dapat digunakan untuk membatasi terjadinya
penerimaan dosis radiasi yang berlebih. Seperti diketahui bahwa radiasi tidak dapat dilihat
dengan panca indera dan hanya dapat di ketahui dengan perlatan minimum untuk para
pekerja dalam persyaratan ini adalah monitor perorangan dan surveymeter.
Proses teknis mengenal tata cara dan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya efek
stokastik dan non stokastik akibat paparan radiasi yang dapat mengakibatkan efek negative
dan merugikan bagi kesehatan pekerja, pasien dan lingkungan Keselamtan kerja
terhadap akibat paparan radiasi antara lain meliputi:
1. Persiapan petugas sebelum melakukan pemeriksaan
2. Baca dengan teliti surat permintaan pemeriksaan radiologi ,cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan pemeriksaan, indentifikasi pasien,selanjutnya pastikan peralatan
radiologi .ruang pemeriksaan,imaging plate dan APD sesuai kebutuhan ,siap pakai
3. Konfirmasi ke ruangan perawatan tentang permintaan foto di tempat. Baca dengan teliti
surat permintaan pemeriksaan radiologi ,cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemeriksaan, indentifikasi pasien,selanjutnya pastikan peralatan mobile x-ray siap pakai,
imaging plate dan APD sesuai kebutuhan ,siap pakai
4. Prosedur Pengoprasian Peralatan Diagnostik
a. Panaskan Pesawat sinar X sebelum digunakan.
b. Atur besaaran dosis dan waktu penyinaran sesuai dengan jenis objek yang diperiksa
c. Lakukan pembatasan penyinaran hanya didaerah yang akan diperiksa dengan
mengantur lebar kolimasi.
PENGENDALIAN MUTU
A. PENGERTIAN
Pengendalian mutu di Unit Radiologi Diagnostik Imaging merupakan suatu upaya untuk
mengctahui kualitas pelayanan yang diberikan serta mengukur kepuasan peianggan
berdasarkan masukan melalui kuisioner, evaluasi dan analisis langsung secara teknis
maupun administrasi
B. TUJUAN
C. TATALAKSANA
1. Pelaksanaan Pengendalian Mutu
Pelaksanaan pengendalian mutu di Unit Radiologi Diagnostik Imaging di aplikasikan
dalam wujud pelaksanaan program-program sebagai berikut
6. Analisa Insiden
Setia insiden, terutama yang berhubungan dengan pelayanan pasien di unit
radiologi, baik yang terkait dengan profesi medik maupun keperawatan, kepuasan
pelanggan, maupun keselamtaan pasien / staff di kumpulkan dan di catat, kemudian
di lakukan analisa insiden .hasil analisa tersebut menghasilkan suatu kesimpulan /
rekomendasi untuk perbaikan system.
1. Analisa Prospektif
Apabial Unit Radiologi memiliki suatu program baru atau rencana perubahan alur
proses, maka dapat dilakukan analisa prospektif untuk alur proses yang akan
dibuat /diterapkan analisa prospektif dapat dilakukan dengan metode failure mode
& Effct Analysis (FMEA). FMEA juga dapat dilakukan untuk melakukan analisa
standar profesi atau clinical pathway secara prospektif
2. Program Kendali Mutu
Dalam menyediakan layanan yang bermutu dan professional , unit radiologi
menyusun suatu program kendali mutu yang merupakan suatu upaya yang dapat
menjamin prosespelayanan kepada pasien sesuai dengan standar fasilitas,
tata laksana pelayanan, keselamatan pasien, keselamatan kerja, proteksi
radiasi
Semua upaya menjaga mutu pelayanan (quality assurance) Unit
Radiologi, ditwerangkan lebih lanjut dalam program kendali mutu
PENUTUP